I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bahwa korosi tidak dapat dihindari tetapi lajunya dapat
diperlambat. Korosi adalah sebuah proses kerusakan material yang disebabkan
karena adanya interaksi dengan lingkungan. Untuk menghindari akibat serangan
berbagai jenis korosi yang sangat merugikan tersebut diperlukan langkah-langkah
pengendalian korosi diantaranya adalah pelapisan logam dengan metoda
elektroplating (pelapisan listrik). Pelapisan tembaga (Cu) merupakan lapisan dasar
sebelum logam dilapisi dengan logam lain yang lebih menarik dan tahan terhadap
gesekan, lapisan Cu sebagai lapisan dasar karena lapisan Cu mempunyai sifat daya
rekat kuat tetapi penampilan kurang menarik atau mudah berubah warna.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan mekanisme reaksi electroplating logam dengan tembaga
pada baja melalui proses listrik dengan pengamatan visual
2. Menghitung efisiensi arus listrik proses electroplating tembaga
Perbedaan utama antara kedua jenis larutan di atas adalah larutan asam tembaga
berisi ion-ion yang sederhana, sedangkan larutan sianida berisi ion-ion kompleks.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pelapisan dengan menggunakan
tembaga adalah sebagai berikut :
1. Sebelum dilapisi, benda harus dipoles hingga halus dan dibersihkan.
2. Benda dilakukan pencucian asam, lemak, dan soda.
3. Penghilangan lemak menggunakan NaOH, Na2CO3, dll.
4. Hindari tangan menyentuh langsung dengan logam.
Mekanisme Reaksi : CuSO4 Cu2+ + SO42-
Reaksi di anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4e
Cu Cu2+ + 2e
Reaksi di katoda : H2O + 2e H2 + 2OH-
Cu2+ + 2e Cu
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk
oksida tembaga (CuO)
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa,
menurut reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
RECTIFIER
Katoda Anoda
( kutub -) ( kutub +)
Z onax Brass
Katoda :
Cu2+ + 2e Cu
H2O + 2e H2 + 2OH-
Anoda :
Cu Cu2+ + 2e
H2O ½ O2 + 2H+ + 2e
2.3 Perhitungan Berat Menurut Hukum Farraday
Hukum Faraday menyatakan bahwa massa yang dihasilkan dalam suatu sistem
sel elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang mengalir dalam sel
tersebut. Besarnya muatan listrik yang terjadi dalam sel merupakan hasil kali antara
kuat arus yang dialirkan dengan lamanya waktu elektrolisisnya. Pernyataan ini
merupakan prinsip dasar Hukum Faraday yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dalam sel elektrokimia, massa zat yang diendapkan pada suatu elektrode
sebanding dengan besarnya muatan listrik (aliran elektron) yang terlibat di dalam
sel.
b. Massa ekuivalen zat yang diendapkan pada elektrode akan setara dengan muatan
listrik yang dialirkan ke dalam sel.
𝐴𝑟(𝑥) × 𝐼 × 𝑡
𝑊=
𝑛𝐹
Efisiensi plating pada umumnya dinyatakan sebagai efisiensi arus anoda maupun
katoda. Efisiensi katoda yaitu arus yang digunakan untuk pengendapan logam pada katoda
dibandingkan dengan total arus masuk. Arus yang tidak dipakai untuk pengendapan
digunakan untuk penguraian air membentuk gas hidrogen, hilang menjadi panas atau
pengendapan logam-logam lain sebagai impuritas yang tak diinginkan. Efisiensi anoda yaitu
perbandingan antara jumlah logam yang terlarut dalam elektrolit dibanding dengan jumlah
teoritis yang dapat larut menurut Hukum Faraday.Kondisi plating yang baik bila diperoleh
efisiensi katoda sama dengan efisiensi anoda, sehingga konsentrasi larutan bila
menggunakan anoda aktif akan selalu tetap.
Efisiensi arus katoda sering dipakai sebagai pedoman menilai apakah semua arus yang
masuk digunakan untuk mengendapkan ion logam pada katoda sehingga didapat efisisensi
plating sebesar 100 % ataukah lebih kecil. Adanya kebocoran arus listrik, larutan yang tidak
homogen dan elektrolisis air merupakan beberapa penyebab rendahnya efisiensi.
Elektrolisis air merupakan reaksi samping yang menghasilkan gas hidrogen pada katoda dan
gas oksigen pada anoda.Reaksi elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut :