ABSTRAK
Tinjauan Keragaan Tanaman Aren (Arrenga pinnata Merr) Di Kabupaten Kutai Barat Swasembada
gula yang hingga saat ini masih belum mampu dipenuhi dinilai sangat riskan apabila melihat situasi
ketersediaan dan tingkat harga gula dunia yang fluktuatif. Timbulnya ketergantungan impor gula tersebut
sangat berisiko bagi kelangsungan industri gula nasional. Swasembada gula selain diupayakan melalui
pengembangan dari tebu sebagai bahan bakunya juga dikembangan melalui sumber bahan baku lain seperti
salah satunya adalah dari tanaman aren.
Penelitian dilakukan selama kurang lebih selama lima bulan di Kabupaten Kutai Barat, yaitu di Kecamatan
Mook Manoor Bulatn dan Kecamatan Damai. Penelitian ini merupakan perpaduan antara review literatur
dengan observasi langsung ke lapangan. Kinerja pengelolaan komoditas aren akan ditrace jejaknya melalui
data faktual yang dipraktikkan petani pada aspek-aspek sistem produksi, yaitu kultur teknis (pemilihan
sumber tanaman, persiapan lahan dan penanaman, pemeliharaan, dan panen), dan secara terbatas pada aspek
pasca panen (proses produksi gula aren). Keragaan kemudian ditinjau dari perspektif pemanfaatan lahan
terdegradasi yang ada di wilayah study.
Di Kabupaten Kutai Barat, luas tanaman aren mencapai 278,45 ha dengan produksi berupa gula aren 35,81
ton. Tanaman aren ini tersebar dan tubuh secara alami di banyak kecamatan yang memiliki topografi
dataran rendah hingga tinggi. Namun sentra pengembangan tanaman dan industri gula aren yang paling
menonjol berada di Kecamatan Mook Manaar Bulatn dan Kecamatan Damai.
Areal yang berpotensi sebagai pengembangan tanaman aren salah satunya adalah areal yang dalam statusnya
dengan kategori kritis atau terdegradasi, antara lain akibat dari kebakaran hutan dan lahan, perambahan,
pembalakan liar, dan perladangan yang tidak ramah lingkungan. Total lahan terdegradasi di Kutai Barat
(sangat kritis hingga potensial kritis) mencapai ±1.223.182,10 ha, dimana berada dalam kawasan hutan seluas
± 965.736 ha dan berada di luar kawasan hutan seluas ± 305.974 ha.
Pengusahaan tanaman aren, yang menjadi sumber bahan baku untuk membuat gula aren, di wilayah study
sebagian terbesar berasal dari tumbuhan alami. Dengan demikian, maka proses sistem produksi (pembibitan
dan penyiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan) masih banyak berpola pada kegiatan yang sifatnya tidak
membutuhkan dana.
Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pengelolaan usahatani tanaman aren di wilayah study antara
lain proses sistem produksi yang masih belum mendukung peningkatan tumbuh dan berkembangnya tanaman
aren, sehingga potensi produksi air nira yang menjadi bahan baku gula aren masih belum optimal. Untuk
aspek pasca panen, petani masih dihadapkan pada posisi penetapan harga yang lemah oleh para tengkulak
(pedagang pengumpul).
Kata kunci : aren, lahan terdegradasi, kabupaten Kutai Barat
ABSTRACT
Review the Performance of Sugar Palm (Arrenga pinnata Merr) In West Kutai (Perspective Overview
of Degraded Land Use in West Kutai Regency). Self-sufficiency, which until now still not able to be met
is considered very risky when looking at the situation the availability and level of world sugar prices are
fluctuating. The emergence of the sugar import dependency is very risky for the survival of the national
sugar industry. Self-sufficiency in addition to be pursued through the development of sugar cane as raw
material also be expanded through other sources of raw materials as one of them is from the sugar plant.
1
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
The study was conducted for about five months in West Kutai Regency (Sub Districts of Mook Manoor
Bulatn and Damai). This study is a combination of literature review by direct observation in the field.
Performance management sugar palm commodity will be traced through farmers practiced factual data on
aspects of the production system, namely technical culture and to some extent on the aspects of post-harvest.
The performance and then evaluated from the perspective of existing degraded land use in the study area.
In Kutai Barat, broad palm plants reached 278.45 ha with a production of 35.81 tons in the form of palm
sugar. This palm plant spread and the body naturally in many districts that have the lowlands to high
topography. However, development centers and industrial plants are the most prominent palm sugar in Sub
District of Mook Manaar Bulatn and Damai.
The area of potential as development of the sugar plant one of which is the area that is in critical status by
category or degraded, partly as a result of forest fires and land, encroachment, illegal logging, and farming
are not environmentally friendly. Total land degraded in Kutai Barat (very critical to the critical potential)
reaches ± 1,223,182.10 ha, which is in the forest area of ± 965 736 ha and is located outside the forest area of
± 305 974 ha.
Cultivation of sugar, which is the source of raw material for making palm sugar, in the study area most
derived from natural plants. Thus, the process of production systems (nurseries and land preparation,
planting, and maintenance) are still many patterned on activities that are not in need of funds.
Some of the problems found in farm management palm plants in the study area, among others, the production
system is still not support the increased growth and development of the sugar plant, so the potential for water
production sap into raw materials palm sugar is still not optimal. For post-harvest aspects, farmers are still
faced with weak pricing position by the middlemen.
2
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885
3
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
4
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885
data skunder. Selain hal tersebut, juga produknya yang memiliki banyak
digali permasalahan pokok yang sering konsumen.
dihadapi oleh para pekebun tanaman Kesuburan tanah
aren. Kecamatan MMB didominasi
lahan/dataran rendah. Jenis
3. HASIL PENELITIAN DAN tanahnya didominasi oleh jenis
PEMBAHASAN Podsolik dan Alluvial dengan
tingkat kesuburan tanah sedang.
A. Deskripsi Ringkas Lokasi Beberapa kawasan cocok untuk
Penelitian pengembangan padi, tetapi pada
1. Kecamatan Mook Manaar bagian lainnya banyak tumbuh
Bulatn (MMB) tanaman aren secara alami. Di
Total luas wilayah Desa Gunung Rampah sistem
Kecamatan Mook Manaar Bulatn lahannya berjenis Teweh (TWH)
adalah 88.538 ha dengan jumlah dimana secara alami, sistem lahan
penduduk 8.960 jiwa tersebar di 15 ini memiliki kesuburan kimia lahan
desa. Desa Gunung Rampah di yang rendah, tetapi statusnya baik
Kecamatan ini merupakan salah untuk kesuburan biologi dan fisik
satu penghasil utama gula merah lahan, dan kesesuaian
dari tanaman aren. Desa ini pengembangan komoditas antara
memiliki luas wilayah 378 ha, lain kelapa sawit (termasuk aren),
dihuni oleh hanya 626 jiwa, dengan karet, kakao, dsb.
tingkat kepadatan penduduk 1,66
jiwa/ha. Sosial budaya
Potensi Kecamatan MMB Paling sedikit 76.11%
sebagai pengembang tanaman penduduk Gunung Rampah
aren merupakan petani. Selebihnya
Aksessibilitas bekerja sebagai buruh, pegawai
Aksesibilitas ini penting negeri, dan lainnya. Sejak tahun
terkait dengan pasar dan pasokan 1960an, penduduk MMB,
Saprodi, infrastruktur dan fasilitas khususnya di beberapa desa
penunjangnya. Kecamatan MMB termasuk desa Sakaq Tada, Sakak
dapat diakses melalui kapal atau Lotoq, Karangan, Gunung Rampah
mobil, baik dari Sendawar/Barong dan Gemuruh banyak yang
Tongkok, Melak atau bahkan dari mengusahakan tanaman aren dan
Tenggarong dan Samarinda. Jarak membuat gula aren. Pengalaman
dari Melak dan Barong Tongkok bertanam dan membuat gula aren
sekitar 10-32 km. Barong Tongkok tersebut merupakan tradisi turun
dan Melak merupakan kota temurun hingga sekarang ini.
niaga/pasar utama yang dekat Akses pasar
dengan MMB, dimana sebagian Pasar potensial di Kutai Barat
besar produk pertanian dipasarkan ataupun di luar kabuapten cukup
di dua kota tersebut. Sedangkan terbuka lebar. Pasar di Samarinda
Tenggarong, Samarinda dan dan kota-kota lain di Kalimantan
Balikpapan merupakan kota besar Timur masih sangat terbuka. Akses
dan penting lainnya terkait usaha dari MMB atau dari Desa Gunung
tanaman aren dan penjualan Rampah ke kota-kota tersebut
hanya membutuhkan waktu sekitar
5
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
delapan jam jalan darat atau sekitar dibandingkan tahun 2003 yang
15-18 jam melalui kapal dari hanya mengelola 1,47 ha).
Samarinda. Para petani atau Berkaitan dengan keadaan
pedagang sering mengirim hasil sosial, kondisi fasilitas kesehatan
gula aren melalui sungai ataupun Gunung Rampah relatif memadai.
jalan darat dengan mobil. Telah ada Puskesmas dengan
Dukungan pemerintah seorang dokter dan bidan, namun
Pemerintah Provinsi saat ini belum ada paramedisnya.
Kalimantan Timur telah Masyarakat juga telah memiliki
menetapkan Kabupaten Kutai Barat toilet sendiri (sebanyak 9 dari 15
sebagai salah satu kabupaten untuk desa di Kecamatan MMB masih
mengembangkan program menggunakan jamban bersama atau
ketahanan pangandi Kalimantan jamban umum.
Timur. Sementara itu, Pemerintah Di sektor pendidikan, telah
Kabupaten Kutai Barat telah ada Sekolah Dasar negeri, namun
menetapkan Kecamatan MMB tidak ada TK, SMP negeri juga
sebagai pusat pengembangan telah ada dengan jumlah murid 118
produksi gula aren di Kutai Barat. orang (hanya terdapat 3 SMP di
Dengan demikian, diperlukan Kecamatan MMB), dan tidak ada
upaya untuk integrasi dan SMA/SMK.
sinkronisasi program pemerintah Sementara itu, jumlah
tersebut dalam mengembangkan masyarakat miskin di Desa Gunung
tanaman Aren menjadi lebih baik Rampah relatif kecil, hanya 18
lagi. rumah tangga atau sekitar 6,27%
Kondisi Ekologi, Sosial Ekonomi, dan dari total masyarakt miskin di
Legalitas lahan Kecamatan MMB.
Ekologi Legalitas lahan
Di Kecamatan MMB terdapat Sebagian besar lahan di
tujuh desa/kampung (dari Kecamatan MMB telah digarap
keseluruhan 15 desa) yang pengelolaan arealnya kepada pihak
berlokasi di perbukitan atau ketiga, termasuk perusahaan
pinggiran sungai, sedangkan kehutanan. Total kawasan lahan
selebihnya di daerah dataran yang statusnya terdegradasi
rendah. Terdapat lima desa yang mencapai 39.608,9 ha, tidak
berlokasi di luar kawasan hutan, termasuk lahan degradasi dalam
dan sepuluh desa lainnya berada di areal hutan. Sekitar 30-40% areal
sekitar atau dekat dengan kawasan terdegradasi tersebut ‘dimiliki’ oleh
hutan. Pada umumnya, tutupan masyarakat setempat dan
lahan didominasi oleh hutan dimanfaatkan sebagai lahan
skunder dan semak belukar. Di perladangan atau perkebunan.
banyak tempat masih dijumpai 2. Kecamatan Damai
lembo atau ‘hutan’ desa dan ladang Kecamatan Damai, di
tanaman perkebunan. Kabupaten Kutai Barat, secara
Sosial dan Ekonomi geografis terletak di 115 015' 16" –
Rerata luas pengelolaan lahan 115 046' 54" Bujur Timur dan 00
per rumah tangga untuk pertanian 18'- 00 52 'Bujur Selatan. Luas
di kecamatan MMB adalah 2,65 ha Kecamatan ini adalah 1.750,43 Km²
(terjadi peningkatan 85,36% bila dan mencakup 16 desa/kampung
6
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885
7
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
8
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885
tersebut dicabut secara putaran. dan tidak ada pembuatan naungan atau
Pemindahan bibit biasanya ditanam peneduh.
langsung di lapangan. Masih belum Pemeliharaan: Tindakan pemeli-
banyak dijumpai dilakukan penyapihan haraan yang paling sering dilakukan
dengan memasukan anakan bibit tersebut adalah kegiatan yang tidak membutuhkan
ke dalam polybag atau bedengan dana, dengan demikian yang umumya
pembiitan. Juga belum dijumpai adanya dilakukan hanya pembersihan areal
petani yang membibitkan secara sengaja tanaman dari gulma dan pemangkasan
melalui pengadaan bibit dengan tanaman di sekitarnya yang sekiranya
persemaian secara khusus. menaungi tanaman aren. Kegiatan ini
Sebelum lahan dikerjakan dilakukan 2 sampai 3 kali setahun. Tidak
diadakan batas lahan sesuai luasan yang ada kegiatan khusus yang diarahkan
hendak digarap, kemudian diberi untuk pengendalian hama dan penyakit
pemasangan patok batas lahan yang atau pemupukan.
dimiliki, dilanjutkan pengerjaan land Kondisi tanaman aren yang tumbuh
clearing, yakni mulai dengan merintis alami, yang selama ini dideres niranya
tumbuhan seperti rumput-rumput dan untuk membuat gula aren, menunjukkan
belukar, umumnya dilakukan dengan tidak dijumpai adanya serangan hama
penebasan menggunakan parang dan arit, (seperti kumbang badak (Oryctes
penebangan tanaman-tanaman besar rhinoceros), kumbang sagu
dilanjutkan dengan pembakaran dan (Rhinochophorus ferrugineus), belalang
pembersihan sisa-sisa kayu, ranting dan (Sexava spp)) yang intensitas
rumput-rumput. serangannya serius. Sedangkan untuk
Penanaman: Penanaman aren penyakit tanaman aren di pertanaman
biasanya dilakukan pada lahan-lahan tidak dijumpai.
bekas ladang yang sedang ditumbuhi Terkait dengan pemupukan,
semak belukar, termasuk pada lahan pengamatan terhadap tanaman aren yang
ladang tanaman padi (umur 3-4 bulan). tumbuh alami (tidak ada upaya
Penanaman diawali dengan pembersihan pemupukan) menunjukkan keragaan
areal lubang tanam seperlunya. Pola pertumbuhan tanaman yang beragam.
tanamnya ada yang monokultur dan ada Tanaman yang tumbuh di dataran yang
pula dengan sistim agroforestri/ lebih rendah umumnya tumbuh lebih baik
tumpangsari dengan tanaman keras (lebih jagur, tinggi pohonnya, dan besar
lainnya. Bibit yang telah disiapkan diameter batangnya) dibandingkan yang
diangkut ke lokasi penanaman. tumbuh di bagian atas untuk blok tanah
Pembuatan lubang tanaman yang sama. Hal ini menunjukkan sebagai
biasanya secukupnya atau sesuai dengan fenomena ‘euthrofikasi’ dimana adanya
panjang akar bibit. Lubang tanam yang ‘pengaliran’ hara ke arah grafitasi bumi
dibuat tidak lebih dari 50x50x50 cm dan (yang lebih rendah). Kondisi ini yang
jarak antar lubang tidak terlalu nampaknya membuat para petani cukup
diperhatikan, umumnya antara 5 sampai 9 puas dengan keragaan tumbuhan arennya,
m. Tidak ada perlakukan khusus pada meskipun tanpa dipupuk dapat tumbuh
lubang tanam, setelah dibuat lubang maka baik, sehingga mereka tidak perlu harus
bibit langsung ditanam dan ditimbun mengeluarkan uang untuk memupuk
kembali. Jadi tidak ada aplikasi pupuk tanaman tersebut.
kandang atau pupuk anorganik lainnya,
tidak ada jeda pembiaran lubang tanam,
9
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
10
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885
11
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 2013. Dirjenbun: Kebutuhan [3] Anonim. 2011. Laporan Akhir
gula nasional mencapai 5,700 juta Penyusunan Master Plan
ton tahun 2014. Diakses online Pembangunan Infrastruktur dan
http://ditjenbun. deptan.go.id/ Pertanian dalam Arti Luas
setditjenbun/ berita-172- Kabupaten Kutai Barat.
dirjenbun-kebutuhan-gula- Kerjasama BAPEDA Kutai Barat
nasional-men-capai-5700-juta- dengan Pusat Pengkajian
ton-tahun-2014.html. Tanggal 4 Perencanaan dan Pengembangan
Desember 2013. Wilayah Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat
[2] Anonim, 2012. Menyadap Miliaran
IPB-2011.
Rupiah dari Pohon Aren.
Surabaya Post, 2 Desember 2010. [4] Anonim. 2010a. Varietas Unggul Aren
Genjah Kutim: Awal Kebangkitan
12
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885
13
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.
14