Anda di halaman 1dari 14

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

TINJAUAN KERAGAAN TANAMAN AREN (Arrenga pinnata Merr)


DI KABUPATEN KUTAI BARAT
(Perspektif Tinjauan Pemanfaatan Lahan Terdegradasi di Kabupaten Kutai Barat)

Abdul Fatah1 dan Hery Sutejo2


1
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
E-Mail: fatahifau@yahoo.com

ABSTRAK

Tinjauan Keragaan Tanaman Aren (Arrenga pinnata Merr) Di Kabupaten Kutai Barat Swasembada
gula yang hingga saat ini masih belum mampu dipenuhi dinilai sangat riskan apabila melihat situasi
ketersediaan dan tingkat harga gula dunia yang fluktuatif. Timbulnya ketergantungan impor gula tersebut
sangat berisiko bagi kelangsungan industri gula nasional. Swasembada gula selain diupayakan melalui
pengembangan dari tebu sebagai bahan bakunya juga dikembangan melalui sumber bahan baku lain seperti
salah satunya adalah dari tanaman aren.
Penelitian dilakukan selama kurang lebih selama lima bulan di Kabupaten Kutai Barat, yaitu di Kecamatan
Mook Manoor Bulatn dan Kecamatan Damai. Penelitian ini merupakan perpaduan antara review literatur
dengan observasi langsung ke lapangan. Kinerja pengelolaan komoditas aren akan ditrace jejaknya melalui
data faktual yang dipraktikkan petani pada aspek-aspek sistem produksi, yaitu kultur teknis (pemilihan
sumber tanaman, persiapan lahan dan penanaman, pemeliharaan, dan panen), dan secara terbatas pada aspek
pasca panen (proses produksi gula aren). Keragaan kemudian ditinjau dari perspektif pemanfaatan lahan
terdegradasi yang ada di wilayah study.
Di Kabupaten Kutai Barat, luas tanaman aren mencapai 278,45 ha dengan produksi berupa gula aren 35,81
ton. Tanaman aren ini tersebar dan tubuh secara alami di banyak kecamatan yang memiliki topografi
dataran rendah hingga tinggi. Namun sentra pengembangan tanaman dan industri gula aren yang paling
menonjol berada di Kecamatan Mook Manaar Bulatn dan Kecamatan Damai.
Areal yang berpotensi sebagai pengembangan tanaman aren salah satunya adalah areal yang dalam statusnya
dengan kategori kritis atau terdegradasi, antara lain akibat dari kebakaran hutan dan lahan, perambahan,
pembalakan liar, dan perladangan yang tidak ramah lingkungan. Total lahan terdegradasi di Kutai Barat
(sangat kritis hingga potensial kritis) mencapai ±1.223.182,10 ha, dimana berada dalam kawasan hutan seluas
± 965.736 ha dan berada di luar kawasan hutan seluas ± 305.974 ha.
Pengusahaan tanaman aren, yang menjadi sumber bahan baku untuk membuat gula aren, di wilayah study
sebagian terbesar berasal dari tumbuhan alami. Dengan demikian, maka proses sistem produksi (pembibitan
dan penyiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan) masih banyak berpola pada kegiatan yang sifatnya tidak
membutuhkan dana.
Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pengelolaan usahatani tanaman aren di wilayah study antara
lain proses sistem produksi yang masih belum mendukung peningkatan tumbuh dan berkembangnya tanaman
aren, sehingga potensi produksi air nira yang menjadi bahan baku gula aren masih belum optimal. Untuk
aspek pasca panen, petani masih dihadapkan pada posisi penetapan harga yang lemah oleh para tengkulak
(pedagang pengumpul).
Kata kunci : aren, lahan terdegradasi, kabupaten Kutai Barat

ABSTRACT
Review the Performance of Sugar Palm (Arrenga pinnata Merr) In West Kutai (Perspective Overview
of Degraded Land Use in West Kutai Regency). Self-sufficiency, which until now still not able to be met
is considered very risky when looking at the situation the availability and level of world sugar prices are
fluctuating. The emergence of the sugar import dependency is very risky for the survival of the national
sugar industry. Self-sufficiency in addition to be pursued through the development of sugar cane as raw
material also be expanded through other sources of raw materials as one of them is from the sugar plant.

1
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

The study was conducted for about five months in West Kutai Regency (Sub Districts of Mook Manoor
Bulatn and Damai). This study is a combination of literature review by direct observation in the field.
Performance management sugar palm commodity will be traced through farmers practiced factual data on
aspects of the production system, namely technical culture and to some extent on the aspects of post-harvest.
The performance and then evaluated from the perspective of existing degraded land use in the study area.
In Kutai Barat, broad palm plants reached 278.45 ha with a production of 35.81 tons in the form of palm
sugar. This palm plant spread and the body naturally in many districts that have the lowlands to high
topography. However, development centers and industrial plants are the most prominent palm sugar in Sub
District of Mook Manaar Bulatn and Damai.
The area of potential as development of the sugar plant one of which is the area that is in critical status by
category or degraded, partly as a result of forest fires and land, encroachment, illegal logging, and farming
are not environmentally friendly. Total land degraded in Kutai Barat (very critical to the critical potential)
reaches ± 1,223,182.10 ha, which is in the forest area of ± 965 736 ha and is located outside the forest area of
± 305 974 ha.
Cultivation of sugar, which is the source of raw material for making palm sugar, in the study area most
derived from natural plants. Thus, the process of production systems (nurseries and land preparation,
planting, and maintenance) are still many patterned on activities that are not in need of funds.
Some of the problems found in farm management palm plants in the study area, among others, the production
system is still not support the increased growth and development of the sugar plant, so the potential for water
production sap into raw materials palm sugar is still not optimal. For post-harvest aspects, farmers are still
faced with weak pricing position by the middlemen.

Key words : Aren, degraded land, Kutai Barat

1. PENDAHULUAN sedangkan kebutuhan gula sebanyak


Sampai dengan saat ini, Indonesia 5,8 juta ton. Data kebutuhan terakhir,
dikenal sebagai salah satu negara untuk tahun 2014 mendatang, kebutuhan
produsen gula dunia. Menurut data gula nasional mencapai 5,70 juta ton
Deptan (2008), terdapat 58 pabrik gula (Anonim, 2013).
putih berbahan baku tebu yang didukung Kondisi swasembada gula yang
areal 380 ribu Ha dan 4 pabrik gula hingga saat ini masih belum mampu
rafinasi berbahan baku gula mentah memenuhi kebutuhan sendiri tersebut
impor. Meskipun berstatus sebagai dinilai sangat riskan apabila melihat
produsen gula, namun demikian, industri situasi ketersediaan dan tingkat harga
gula dalam negeri masih belum mampu gula dunia yang fluktuatif. Timbulnya
memenuhi kebutuhan dalam negerinya ketergantungan impor gula tersebut
sendiri. sangat berisiko bagi kelangsungan
Kebutuhan gula nasional dari waktu industri gula nasional.
ke waktu mengalami peningkatan. Tahun Pemerintah melalui Kementerian
2005, kebutuhannya sebesar 3,30 juta ton Pertanian memandang bahwa prospek
namun baru terpenuhi 67,88% (artinya pengembangan industri gula ke depan
sebanyak 2,24 juta ton dipenuhi dari cukup cerah terutama pasar dalam negeri
dalam negeri, selebihnya 1 juta ton lebih yang masih terbuka lebar. Oleh sebab
diimpor dalam bentuk gula putih, gula itu, kebijakan telah ditetapkan untuk
rafinasi dan gula mentah). Tahun 2009 merevitalisasi industri gula menuju
kebutuhan nasional sebesar 3,65 juta ton swasembada gula nasional dengan
dan terus meningkat dari tahun ke tahun. memperhatikan daya saing/efisiensi dan
Menurut Pangaribuan (2013) kesejahteraan petani/produsen.
produksi gula nasional turun pada Swasembada gula selain diupayakan
2013 hanya mencapai 2,50 juta ton, melalui pengembangan dari tebu sebagai

2
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

bahan bakunya juga dikembangan penanaman aren di wilayah Indonesia.


melalui sumber bahan baku lain seperti Luas area pohon aren yang diusahakan di
salah satunya adalah dari tanaman aren Indonesia adalah mencapai 62.120 ha
dan kelapa. Selama ini, gula aren yang dengan jumlah produksi 36.991 ton
telah dikenal masyarakat dalam proses dalam bentuk gula merah (BI, 2008).
pembuatannya, sangat berpotensi tinggi Menurut Statistik Perkebunan Tahun
dalam mendukung penyediaan bahan 2006, enam provinsi penghasil aren
baku industri gula. terbesar di Indonesia, yaitu: Jawa
Tanaman aren atau enau (Arenga Barat+Banten 13.878 Ha, Sulawesi Utara
pinnata Merr) dapat tumbuh tersebar 5.928 Ha, Sumatera Utara 4.708 Ha,
hampir di seluruh Indonesia yang berada Sulawesi Selatan 4.520 Ha, Jawa Tengah
di garis lintang iklim tropis. Gula aren 2.638 Ha, dan Bengkulu 3.388 Ha.
dikonsumsi sebagai bahan makanan dan Untuk di Kalimantan Timur, menurut
industri. Industri yang selama ini banyak Media Perkebunan (2012) sebaran
menggunakan aren antara lain untuk tanaman aren terdapat di sembilan
pembuatan kecap. Potensi aren yang kabupaten dengan luas 1.504 Ha.
cukup besar merupakan potensi ekonomi Sementara itu, di Kabupaten Kutai
yang dapat memberikan konstribusi Timur, aren ditanam di atas lahan seluas
dalam pembangunan, melalui upaya 312,50 Ha.
pemberdayaan masyarakat di pedesaan. Salah satu kegiatan strategis terkait
Aren mempunyai banyak nama dengan pertumbuhan hijau (green
daerah seperti: bakjuk/bakjok (Aceh), growth) yang belakangan ini marak
pola/paula (Karo), bagot (Toba), digalakkan oleh Pemerintah Daerah
agaton/bargat (Mandailing), anau/ adalah pemanfaatan lahan-lahan
neluluk/ nanggong (Jawa), aren/kawung terdegradasi secara berkelanjutan yang
(Sunda), hanau (Dayak, Kalimantan), sebarannya cukup luas di Kalimantan
Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa- Timur. Terdapat sejumlah kecil lahan
nawa (Ambon, Maluku). Pohon aren terdegradasi (antara 1 dan 500 hektar)
memiliki potensi ekonomi yang tinggi akibat dari pembukaan lahan untuk usaha
karena hampir semua bagiannya dapat sektor pertambangan, kebakaran hutan
memberikan keuntungan finansial. (seperti kebakaran besar tahun 1997-1998
Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang yang mencakup lebih dari 5 juta ha) dan
digemari oleh masyarakat Indonesia pada eksploitasi lahan yang berlebihan. Pada
umumnya. Daunnya dapat digunakan lahan tersebut berpeluang dapat
sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa menyediakan usaha agrobisnis bagi
juga sebagai atap, sedangkan akarnya masyarakat secara berkelanjutan dan akan
dapat dijadikan bahan obat-obatan. Dari menjadi bagian dari strategi pertumbuhan
batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi hijau Provinsi Kalimantan Timur.
yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, Tanaman aren atau enau adalah salah
batang usia muda dapat diambil sagunya, satu keluarga palma yang memiliki
sedangkan pada usia tua dapat dipakai potensi nilai ekonomi yang tinggi dan
sebagai bahan furnitur. Namun dari dapat tumbuh subur di wilayah tropis
semua produk aren, nira aren yang seperti Indonesia. Tanaman ini tumbuh
berasal dari lengan bunga jantan sebagai tersebar dan sebagian besar populasinya
bahan untuk produksi gula aren adalah masih merupakan tumbuhan liar yang
yang paling besar nilai ekonomisnya. hidup subur dan tersebar secara alami
Sejak tahun 2007, Presiden telah pada berbagai tipe hutan. Tanaman aren
mencanangkan program nasional dapat tumbuh pada segala macam kondisi

3
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

tanah, baik tanah berlempung, berkapur 2.2 Metode Penelitian


maupun berpasir. Namun pohon aren Penelitian ini merupakan perpaduan
tidak tahan pada tanah yang kadar antara review literatur dengan observasi
asamnya terlalu tinggi. Tanaman aren langsung ke lapangan yang menjadi
dapat tumbuh dan berproduksi secara obyek penelitian. Review literatur
optimal pada tanah yang memiliki difokuskan pada keragaan eksisting luas
ketinggian di atas 1.200 meter di atas areal dan produksi komoditas aren dalam
permukaan laut dengan suhu udara rata- perspektif waktu time series. Kemudian
rata 25o celcius. Di luar itu, pohon aren kinerja komoditas aren ditinjau dari
masih dapat tumbuh namun kurang aspek-aspek sistem produksi yang
optimal dalam berproduksi. berpengaruh, baik secara langsung
Berbagai produk yang dapat maupun tidak, terhadap produksi gula
dihasilkan dari tanaman aren antara lain: aren.
gula aren, bioetanol aren, cuka aren, ijuk Sedangkan kegiatan ke lapangan
aren, kayu aren, kolang-kaling, nata lebih difokuskan pada kegiatan
pinnata, nira, tepung aren, tuak, dan lain- pengumpulan data primer melalui
lain. Gula aren merupakan produk yang observasi dan wawancara. Potensi areal
paling dikenal oleh masyarakat luas. pada lahan terdegradasi diperoleh dari
Selama ini keberadaannya telah menjadi inventarisasi data areal lahan kritis dan
sumber mata pencaharian penting bagi kondisi jenis sistem lahan pada wilayah
para petani di sentra-sentra produksinya. tertentu. Kinerja pengelolaan komoditas
Salah satu sentra produksi gula aren di aren akan ditrace jejaknya melalui data
Kalimantan Timur adalah Kabupaten faktual yang dipraktikkan petani pada
Kutai Barat. Untuk mengetahui aspek-aspek sistem produksi, yaitu kultur
prospektus dan rencana pengembangan teknis (pemilihan sumber tanaman,
potensi aren ke depan, khususnya persiapan lahan dan penanaman,
dikaitkan dengan pemanfaatan lahan pemeliharaan, dan panen), dan secara
terdegradasi di wilayah tersebut, terbatas pada aspek pasca panen (proses
dibutuhkan kajian berupa telaahan produksi gula aren)
keragaan dari berbagai aspek terhadap
pengembangan tanaman tersebut. 2.3. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Terdapat dua jenis data yang
2. METODA PENELITIAN dikumpulkan, yaitu data skunder dan data
primer. Data skunder merupakan data
2.1. Tempat dan Waktu yang diterbitkan oleh instansi atau
Penelitian ini dilaksanakan selama lembaga yang berwenang menerbitkan
kurang lebih selama lima bulan data tertentu terkait dengan data tanaman
(Desember 2013 – April 2014), mulai aren.
penyusunan proposal penelitian dan Sedangkan data primer merupakan
pelaksanaan penelitian, hingga pelaporan jenis data yang diperoleh langsung dari
hasil pelaksanaan penelitian. sumber data awal atau nara sumber yang
Penelitian dilaksanakan di wilayah terkait dengan data tanaman aren dan
Provinsi Kalimantan Timur, khususnya di tantangan serta permasalahan yang
ibukota provinsi, yaitu Kota Samarinda, dihadapi di lapangan.
dan di Kabupaten Kutai Barat, yaitu di Data primer yang dikumpulan pada
Kecamatan Mook Manoor Bulatn dan dasarnya sama dengan kelompok data
Kecamatan Damai. skunder, namun untuk skala yang lebih
spesifik dan yang belum tersedia pada

4
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

data skunder. Selain hal tersebut, juga produknya yang memiliki banyak
digali permasalahan pokok yang sering konsumen.
dihadapi oleh para pekebun tanaman Kesuburan tanah
aren. Kecamatan MMB didominasi
lahan/dataran rendah. Jenis
3. HASIL PENELITIAN DAN tanahnya didominasi oleh jenis
PEMBAHASAN Podsolik dan Alluvial dengan
tingkat kesuburan tanah sedang.
A. Deskripsi Ringkas Lokasi Beberapa kawasan cocok untuk
Penelitian pengembangan padi, tetapi pada
1. Kecamatan Mook Manaar bagian lainnya banyak tumbuh
Bulatn (MMB) tanaman aren secara alami. Di
Total luas wilayah Desa Gunung Rampah sistem
Kecamatan Mook Manaar Bulatn lahannya berjenis Teweh (TWH)
adalah 88.538 ha dengan jumlah dimana secara alami, sistem lahan
penduduk 8.960 jiwa tersebar di 15 ini memiliki kesuburan kimia lahan
desa. Desa Gunung Rampah di yang rendah, tetapi statusnya baik
Kecamatan ini merupakan salah untuk kesuburan biologi dan fisik
satu penghasil utama gula merah lahan, dan kesesuaian
dari tanaman aren. Desa ini pengembangan komoditas antara
memiliki luas wilayah 378 ha, lain kelapa sawit (termasuk aren),
dihuni oleh hanya 626 jiwa, dengan karet, kakao, dsb.
tingkat kepadatan penduduk 1,66
jiwa/ha. Sosial budaya
Potensi Kecamatan MMB Paling sedikit 76.11%
sebagai pengembang tanaman penduduk Gunung Rampah
aren merupakan petani. Selebihnya
Aksessibilitas bekerja sebagai buruh, pegawai
Aksesibilitas ini penting negeri, dan lainnya. Sejak tahun
terkait dengan pasar dan pasokan 1960an, penduduk MMB,
Saprodi, infrastruktur dan fasilitas khususnya di beberapa desa
penunjangnya. Kecamatan MMB termasuk desa Sakaq Tada, Sakak
dapat diakses melalui kapal atau Lotoq, Karangan, Gunung Rampah
mobil, baik dari Sendawar/Barong dan Gemuruh banyak yang
Tongkok, Melak atau bahkan dari mengusahakan tanaman aren dan
Tenggarong dan Samarinda. Jarak membuat gula aren. Pengalaman
dari Melak dan Barong Tongkok bertanam dan membuat gula aren
sekitar 10-32 km. Barong Tongkok tersebut merupakan tradisi turun
dan Melak merupakan kota temurun hingga sekarang ini.
niaga/pasar utama yang dekat Akses pasar
dengan MMB, dimana sebagian Pasar potensial di Kutai Barat
besar produk pertanian dipasarkan ataupun di luar kabuapten cukup
di dua kota tersebut. Sedangkan terbuka lebar. Pasar di Samarinda
Tenggarong, Samarinda dan dan kota-kota lain di Kalimantan
Balikpapan merupakan kota besar Timur masih sangat terbuka. Akses
dan penting lainnya terkait usaha dari MMB atau dari Desa Gunung
tanaman aren dan penjualan Rampah ke kota-kota tersebut
hanya membutuhkan waktu sekitar

5
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

delapan jam jalan darat atau sekitar dibandingkan tahun 2003 yang
15-18 jam melalui kapal dari hanya mengelola 1,47 ha).
Samarinda. Para petani atau Berkaitan dengan keadaan
pedagang sering mengirim hasil sosial, kondisi fasilitas kesehatan
gula aren melalui sungai ataupun Gunung Rampah relatif memadai.
jalan darat dengan mobil. Telah ada Puskesmas dengan
Dukungan pemerintah seorang dokter dan bidan, namun
Pemerintah Provinsi saat ini belum ada paramedisnya.
Kalimantan Timur telah Masyarakat juga telah memiliki
menetapkan Kabupaten Kutai Barat toilet sendiri (sebanyak 9 dari 15
sebagai salah satu kabupaten untuk desa di Kecamatan MMB masih
mengembangkan program menggunakan jamban bersama atau
ketahanan pangandi Kalimantan jamban umum.
Timur. Sementara itu, Pemerintah Di sektor pendidikan, telah
Kabupaten Kutai Barat telah ada Sekolah Dasar negeri, namun
menetapkan Kecamatan MMB tidak ada TK, SMP negeri juga
sebagai pusat pengembangan telah ada dengan jumlah murid 118
produksi gula aren di Kutai Barat. orang (hanya terdapat 3 SMP di
Dengan demikian, diperlukan Kecamatan MMB), dan tidak ada
upaya untuk integrasi dan SMA/SMK.
sinkronisasi program pemerintah Sementara itu, jumlah
tersebut dalam mengembangkan masyarakat miskin di Desa Gunung
tanaman Aren menjadi lebih baik Rampah relatif kecil, hanya 18
lagi. rumah tangga atau sekitar 6,27%
Kondisi Ekologi, Sosial Ekonomi, dan dari total masyarakt miskin di
Legalitas lahan Kecamatan MMB.
Ekologi Legalitas lahan
Di Kecamatan MMB terdapat Sebagian besar lahan di
tujuh desa/kampung (dari Kecamatan MMB telah digarap
keseluruhan 15 desa) yang pengelolaan arealnya kepada pihak
berlokasi di perbukitan atau ketiga, termasuk perusahaan
pinggiran sungai, sedangkan kehutanan. Total kawasan lahan
selebihnya di daerah dataran yang statusnya terdegradasi
rendah. Terdapat lima desa yang mencapai 39.608,9 ha, tidak
berlokasi di luar kawasan hutan, termasuk lahan degradasi dalam
dan sepuluh desa lainnya berada di areal hutan. Sekitar 30-40% areal
sekitar atau dekat dengan kawasan terdegradasi tersebut ‘dimiliki’ oleh
hutan. Pada umumnya, tutupan masyarakat setempat dan
lahan didominasi oleh hutan dimanfaatkan sebagai lahan
skunder dan semak belukar. Di perladangan atau perkebunan.
banyak tempat masih dijumpai 2. Kecamatan Damai
lembo atau ‘hutan’ desa dan ladang Kecamatan Damai, di
tanaman perkebunan. Kabupaten Kutai Barat, secara
Sosial dan Ekonomi geografis terletak di 115 015' 16" –
Rerata luas pengelolaan lahan 115 046' 54" Bujur Timur dan 00
per rumah tangga untuk pertanian 18'- 00 52 'Bujur Selatan. Luas
di kecamatan MMB adalah 2,65 ha Kecamatan ini adalah 1.750,43 Km²
(terjadi peningkatan 85,36% bila dan mencakup 16 desa/kampung

6
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

dengan jumlah penduduk 9.625 Keadaan Ekologi, Sosial Ekonomi, dan


jiwa (2.781 KK) dan rata-rata Legalitas Lahan
kepadatan penduduk 3,59 jiwa per Ekologi
rumah tangga. Dilihat dari status kawasan
Potensi Kecamatan Damai sebagai hutan, seluruh desa di Kecamatan
pengembang tanaman aren Damai terletak di luar kawasan
Aksesibilitas hutan (Kecamatan Damai dalam
Kecamatan Damai adalah Angka, 2013).
kecamatan yang posisi geografis- Kondisi tutupan lahan di
nya lebih dekat ke Melak dan Kecamatan Damai masih
Barong Tongkok yang merupakan didominasi oleh hutan sekunder
kota utama di Kutai Barat. Jarak muda dan semak. Hal itu
dari ibu kota Kutai Barat ke ibu diakibatkan oleh perubahan
kota kecamatan adalah sekitar 42 praktik-praktik budidaya pemanfa-
Km. Kondisi jalan utama bagus atan lahan. Di beberapa daerah,
(aspal) dan mudah diakses oleh pohon karet tua yang tidak
mobil. produktif dapat dengan mudah
Kesuburan tanah ditemukan. Hampir semua rumah
Salah satu sistem lahan yang tangga memiliki ‘hutan’ halaman
dominan ada di Kecamatan Damai rumah (atau lembo) yang berisi
adalah sistem Barong Tongkok berbagai pohon hutan dan buah,
(BTK) yang cukup memiliki serta tanaman sayur musiman.
kesuburan lahan secara kimiawi Tutupan lahan berupa alang-
dan kesuburan fisik dan biologis alang (Imperata cylindrica) dan
lahan yang baik. pakis semak dan kadang digunakan
Sosial budaya oleh masyarakat setempat sebagai
Sebagian besar etnis di daerah untuk menanam padi
Kecamatan Damai adalah Dayak ladang. Topografinya sebagian
Benuaq. Petani banyak besar datar. Jarak dari desa tidak
membudidayakan tanaman sayuran jauh (sekitar 2,5 km) dan ini akan
dan buah untuk kebutuhan hidup memudahkan masyarakat setempat,
atau menjualnya ke perusahaan di dalam hal aksesibilitas, untuk
dekat desa atau kecamatan. mengamati komoditas percontohan.
Berdasarkan analisis spasial
Dukungan dan kebijakan yang menggunakan referensi dari
pemerintah GIZ dan WWF, diperkirakan total
Gubernur Kalimantan Timur lahan terdegradasi di Kecamatan
pada tahun 2013 telah menetapkan Damai 108.523,46 ha atau 62% dari
program penembangan pertanian total luas Damai.
dalam arti luas di semua kabupaten Sistem lahan Barong
untuk meningkatkan pendapatan Tongkok (BTK) dan tergolong
masyarakat lokal dan memanfaat- Satuan Peta Tanah 6 dari jenis
kan lahan terdegradasi/ marjinal. tanah Hapludults Dystrudepts
(Anonim, 2011) menunjukkan
bahwa jenis tanah ini menjadi
kompos dari sedimen di bawah
relief dataran tektonik (dengan
kemiringan 3-8%). Sistem lahan

7
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

BTK cocok untuk beberapa Untuk Kabupaten Kutai Barat


komoditas pertanian, yaitu sendiri, kondisi lahan kritisnya sebagai
pertanian lahan kering, agroforestri, berikut:
kelapa sawit (termasuk aren), o Sangat kritis 55.305,74 (11,21%
kakao, karet, kelapa, kopi, lada. dari total angka Kaltim)
Sosial dan Ekonomi o Kritis 106.106,47 (12,14%)
Terkait pekerjaan, tidak tersedia o Agak kritis 552.192,13 (13,96%)
data mengenai tingkat pengangguran di o Potensial kritis 509.577,76(14,72%)
o Tidak kritis 1.865.079,72(17,01%)
desa ini. Selain menjadi petani, mata Total 3.088.261,82(15,64%)
pencaharian lainnya adalah menjadi guru
di Sekolah Dasar, perawat, dan bidan. Total lahan terdegradasi di Kutai
Menurut data dari Kecamatan Damai Barat (sangat kritis hingga potensial
dalam Angka (2013) terdapat sejumlah kritis) mencapai ±1.223.182,10 ha,
kecil keluarga yang masuk dalam dimana berada dalam kawasan hutan
kelompok miskin, yaitu 108 keluarga. seluas ± 965.736 ha dan berada di luar
Dalam hal lokasi pasar, pasar kawasan hutan seluas ± 305.974 ha.
terdekat adalah di Barong Tongkok Menurut data JATAM (2012), di
(diakses melalui jalan darat sekitar 20 Kabupaten ini terdapat 267 ijin
Km) dan Melak (diakses melalui jalan pertambangan batu bara dengan total luas
darat sekitar 30 Km). Sementara itu, 3.968.493 ha. Sedangkan menurut WWF
untuk menuju pasar di Kecamatan Kaltim (2013) terdapat juga 46 ijin
Bongan diperlukan waktu sekitar 3 jam perkebunan kelapa sawit dengan total
perjalanan. luas 675.198 ha. Penyebab lahan
Legalitas lahan terdegradasi tersebut antara lain akibat
Sebagian besar lahan di terjadinya kebakaran hutan dan lahan,
Kecamatan Damai telah digarap perambahan, pembalakan liar, dan
pengelolaan arealnya kepada pihak perladangan.
ketiga, termasuk hutan dan perusahaan
swasta karet. Sekitar 30-45% dari area
tersebut adalah milik masyarakat C. Pengelolaan Usahatani
setempat (dan pemerintahan desa), dan
Data faktual dari pengamatan
dimanfaatkan sebagai ladang budidaya
pengusahaan tanaman aren, yang menjadi
atau tanaman perkebunan.
sumber bahan baku untuk membuat gula
aren, di Kecamatan MMB dan Damai
adalah bahwa sebagian terbesar tanaman
B. Keadaan Lahan Terdegradasi aren tersebut berasal dari tumbuhan
Menurut data dari WWF Indonesia
alami. Namun demikian, belakangan ini
(2009), di Provinsi Kalimantan Timur
telah mulai ada upaya pembudidayaan
terdapat lahan kategori kritis kurang dari
tanaman tersebut secara terbatas. Dari
1 juta ha. Secara lebih detail, kondisi
informasi inilah digali kegiatan kultur
lahan kritis menurut tingkat kekritisannya
teknis tanaman aren yang dipraktikkan
dapat disampaikan sebagai berikut (ha):
oleh masyarakat setempat sebagai
o Sangat kritis 493.199,69
berikut:
o Kritis 873.779,18
o Agak kritis 3.954.824,51 Pembibitan dan penyiapan lahan:
o Potensial kritis 3.460,781,93 Proses pembibitan adalah alami. Bibit
o Tidak kritis 10.966.030,79 tumbuh tersebar secara tidak teratur dan
Total 19.748.616,10 berkelompok. Untuk menanamnya bibit

8
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

tersebut dicabut secara putaran. dan tidak ada pembuatan naungan atau
Pemindahan bibit biasanya ditanam peneduh.
langsung di lapangan. Masih belum Pemeliharaan: Tindakan pemeli-
banyak dijumpai dilakukan penyapihan haraan yang paling sering dilakukan
dengan memasukan anakan bibit tersebut adalah kegiatan yang tidak membutuhkan
ke dalam polybag atau bedengan dana, dengan demikian yang umumya
pembiitan. Juga belum dijumpai adanya dilakukan hanya pembersihan areal
petani yang membibitkan secara sengaja tanaman dari gulma dan pemangkasan
melalui pengadaan bibit dengan tanaman di sekitarnya yang sekiranya
persemaian secara khusus. menaungi tanaman aren. Kegiatan ini
Sebelum lahan dikerjakan dilakukan 2 sampai 3 kali setahun. Tidak
diadakan batas lahan sesuai luasan yang ada kegiatan khusus yang diarahkan
hendak digarap, kemudian diberi untuk pengendalian hama dan penyakit
pemasangan patok batas lahan yang atau pemupukan.
dimiliki, dilanjutkan pengerjaan land Kondisi tanaman aren yang tumbuh
clearing, yakni mulai dengan merintis alami, yang selama ini dideres niranya
tumbuhan seperti rumput-rumput dan untuk membuat gula aren, menunjukkan
belukar, umumnya dilakukan dengan tidak dijumpai adanya serangan hama
penebasan menggunakan parang dan arit, (seperti kumbang badak (Oryctes
penebangan tanaman-tanaman besar rhinoceros), kumbang sagu
dilanjutkan dengan pembakaran dan (Rhinochophorus ferrugineus), belalang
pembersihan sisa-sisa kayu, ranting dan (Sexava spp)) yang intensitas
rumput-rumput. serangannya serius. Sedangkan untuk
Penanaman: Penanaman aren penyakit tanaman aren di pertanaman
biasanya dilakukan pada lahan-lahan tidak dijumpai.
bekas ladang yang sedang ditumbuhi Terkait dengan pemupukan,
semak belukar, termasuk pada lahan pengamatan terhadap tanaman aren yang
ladang tanaman padi (umur 3-4 bulan). tumbuh alami (tidak ada upaya
Penanaman diawali dengan pembersihan pemupukan) menunjukkan keragaan
areal lubang tanam seperlunya. Pola pertumbuhan tanaman yang beragam.
tanamnya ada yang monokultur dan ada Tanaman yang tumbuh di dataran yang
pula dengan sistim agroforestri/ lebih rendah umumnya tumbuh lebih baik
tumpangsari dengan tanaman keras (lebih jagur, tinggi pohonnya, dan besar
lainnya. Bibit yang telah disiapkan diameter batangnya) dibandingkan yang
diangkut ke lokasi penanaman. tumbuh di bagian atas untuk blok tanah
Pembuatan lubang tanaman yang sama. Hal ini menunjukkan sebagai
biasanya secukupnya atau sesuai dengan fenomena ‘euthrofikasi’ dimana adanya
panjang akar bibit. Lubang tanam yang ‘pengaliran’ hara ke arah grafitasi bumi
dibuat tidak lebih dari 50x50x50 cm dan (yang lebih rendah). Kondisi ini yang
jarak antar lubang tidak terlalu nampaknya membuat para petani cukup
diperhatikan, umumnya antara 5 sampai 9 puas dengan keragaan tumbuhan arennya,
m. Tidak ada perlakukan khusus pada meskipun tanpa dipupuk dapat tumbuh
lubang tanam, setelah dibuat lubang maka baik, sehingga mereka tidak perlu harus
bibit langsung ditanam dan ditimbun mengeluarkan uang untuk memupuk
kembali. Jadi tidak ada aplikasi pupuk tanaman tersebut.
kandang atau pupuk anorganik lainnya,
tidak ada jeda pembiaran lubang tanam,

9
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

D. Pengelolaan Industri/Pasca- menggumpal/mengering pada bagian


panen pinggir panci/kuali. Setelah air nira
Secara umum, tanaman aren di mengental, air tersebut baru dimasukan/
wilayah study mulai dilakukan dituangkan ke dalam mangkuk atau
penyadapan pertama kali setelah tanaman cetakan pada kayu, dan dibiarkan sampai
berumur 8-15 tahun. Pohon pada umur dingin. Bila proses pendinginan sudah
tersebut masih perlu dipilih yang mengeras, maka gula aren dibungkus
memiliki pokok atau diameter batangnya dengan seresah daun kering yang
cukup besar. Penyadapan nira dilakukan berukuran lebar atau plastik pembungkus.
pada janjang/tandan bunga yang muncul Hasil produksi gula aren tersebut
pada pangkal ketiak pelepah daun pada selanjutnya siap untuk dijual.
pohon aren dan yang telah dewasa atau Proses penjualan yang dilakukan
siap sadap. oleh petani aren bervariasi, sebagian ada
Langkah penyadapan dimulai yang menjual setiap hari, namun ada pula
dengan memperlakukan bunga jantan yang mengumpulkan terlebih dahulu gula
dengan pemukulan selama 3 hari arenya, baru setelah satu minggu baru
berturut-turut. Setelah itu dalam selang 2 dijual kepada pengumpul/ tengkulak.
hari (yaitu hari ke 3) dilakukan
pemukulan lagi, begitu seterusnya sampai Dalam konteks nilai ekonomi selain
jumlah pemukulan dilakukan sebanyak 7 air nira yang dijadikan gula aren,
kali. tanaman aren merupakan tanaman
multifungsi karena seluruh bagian
Proses penyadapan aren dilakukan tanaman dapat dimanfaatkan. Selain
2 kali sehari yaitu pagi antara pukul 7-10 sebagai penghasil nira untuk industri gula
pagi dan sore antara pukul 3-5 hari. aren, dari tanaman ini juga sebagai
Rata-rata waktu yang diperlukan untuk penghasil tepung untuk industri mi, buah
pekerjaan ini + 6-7 jam, dengan rotasi aren (kolang kaling) untuk campuran
sadap setiap hari sampai tongkol/tandan minuman. Demikian juga bagian
aren habis. Nira aren adalah cairan yang tanaman lainnya juga bermanfaat, seperti
disadap dari bunga jantan pohon aren, ijuk aren, daun, lidi, dan batang aren,
yang tidak lain adalah hasil metabolisme sebagai berikut:
dari pohon tersebut. Cairan yang disebut
nira aren ini mengandung gula antara 10- o Nira Aren : Karena kandungan
15%. Menurut Kajian BPPT Banten gulanya maka nira aren dapat
setiap pohon aren yang siap sadap diolah menjadi gula aren, minuman
memproduksi air nira 300-400 liter per ringan maupun beralkohol
tandan bunga. Satu pohon aren mampu (tuak/legen), sirup aren, nata de
menghasilkan nira kurang lebih 900- arenga, cuka aren, dan etanol.
1.600 liter/tahun dan setiap liter nira Sirup aren dapat dimask dan
dapat diolah menjadi sekitar 0,10-0,15 kg sebagai obat tradisional karena
gula Aren. memiliki kandungan indeks
Glycemic (Gl) yang rendah.
Hasil penyadapan air nira Sedangkan guka aren dapat
dikumpulkan ke dalam jerigen dimasak, untuk kesehatan, dan
plastik/bambu, kumpulan air nira tersebut kosmetik, bahkan dapat digunakan
kemudian dimasak dalam panci/kuali sebagai herbisida alami.
besar sampai mendidih. Selama
memasak air nira perlu diaduk-aduk o Tepung Aren: Pati diekstrak dari
secara merata agar tidak empelur batang pohon aren yang

10
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

sudah dewasa (sekitar 10-15 tahun). b. Sangat terbatasnya dilakukan


Empelur batang aren ini pemupukan dan hanya mengandal-
mengandung karbohidrat dan dapat kan kesuburan lahan alami. Faktor
diolah menjadi ”Tepung Kawung”. ini diduga karena mahalnya harga
Produk ini digunakan untuk pakan, pupuk dan petani belum
kosmetik, bahan baku industri
menjadikan pemupukan sebagai
kimia, dan pengolahan kayu.
Sedangkan jenis makanan yang kegiatan prioritas dalam usahatani-
menggunakan tepung aren, antara nya.
lain: mi putih (sohun), bakso, c. Pola tanam multiculture yang
cendol, dan roti. dicampur dengan tanaman lain
o Buah Aren: Buah ini lunak dan masih belum memperhatikan aspek
agak kenyal. Meskipun kandungan kompetisi di bawah tanah
gizi kolang-kaling tidak terlalu (persaingan unsur hara dan air) dan
istimewa namun kolang-kaling kompetisi di atas tahan (persaingan
berfungsi sebagai bahan makanan sinar matahari untuk oprimalisasi
penambah gizi karena kandungan proses fotosintesis), serta pola
karbohidrat dan proteinnya, serta
ruang dalam optimalisasi
dapat dibuat permen dengan aneka
pemanfaatan lahan per satuan luas.
rasa dan warna.
o Ijuk Aren: Ijuk dari pohon aren Aspek pasca-panen dan pemasaran
dapat diolah menjadi tali, sebagai a. Rendahnya rendemen produksi
atap rumah, bahan pembuat sikat, aren yang dihasilkan, yakni
kuas, sapu, sebagai bahan material tingginya kadar air dalam air nira
bangunan peresapan air, campuran yang diolah, sehingga
genteng, campuran beton, pengisi
mengakibatkan kurangnya
gipsum, hiasan interior, dan
penyaring air. kualitas kadar gula dan bobot
timbangan hasil produksi gula
aren.
E. Permasalahan dalam pengelolaan b. Proses pemasaran yang
usaha didominasi oleh monopolistic
Dari hasil pengumpulan data di mechanism. Hal ini akibat dari
lapangan, beberapa permasalahan yang terjadinya fluktuasi harga jual
ditemukan dalam pengelolaan usahatani gula aren dalam proses tata niaga
tanaman aren antara lain sebagai berikut: pemasaran karena dikuasai oleh
tengkulak secara monopoli.
Aspek sistem produksi: Ditemui banyak petani yang
a. Sebagian terbesar sumber bibit terlanjur terikat oleh tengkulak
yang saat ini tanamannya disadap dengan sistem ijon, sehingga
atau tanaman yang belum disadap petani dalam posisi lemah dalam
merupakan bibit lokal dari sumber penentuan harga jual.
bibit puteran yang tidak diketahui c. Tidak dilakukannya pembuku-
kualitas dan kuantitas produksinya. an/pencatatan oleh petani
terhadap usahatani dan produksi

11
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

gula aren yang dilakukan. potensial kritis) mencapai


Sehingga tidak diketahui besarnya ±1.223.182,10 ha, dimana berada
nilai pemasukan dan pengeluaran dalam kawasan hutan seluas ±
usahanya tersebut. 965.736 ha dan berada di luar
kawasan hutan seluas ± 305.974 ha.
3. Pengusahaan tanaman aren, yang
4. KESIMPULAN menjadi sumber bahan baku untuk
membuat gula aren, di wilayah study
1. Luas tanaman aren di Kabupaten sebagian terbesar berasal dari
Kutai Barat mencapai 278,45 ha tumbuhan alami. Dengan demikian,
dengan produksi berupa gula aren maka proses sistem produksi
35,81 ton. Tanaman aren ini tersebar (pembibitan dan penyiapan lahan,
dan tubuh secara alami di banyak penanaman, dan pemeliharaan) masih
kecamatan yang memiliki topografi banyak berpola pada kegiatan yang
dataran rendah hingga tinggi. Namun sifatnya tidak membutuhkan dana.
sentra pengembangan tanaman dan
4. Beberapa permasalahan yang
indsutri gula aren yang paling
ditemukan dalam pengelolaan
menonjol berada di Kecamatan Mook
usahatani tanaman aren di wilayah
Manaar Bulatn dan Kecamatan
study antara lain proses sistem
Damai.
produksi yang masih belum
2. Areal yang berpotensi sebagai mendukung peningkatan tumbuh dan
pengembangan tanaman aren salah berkembangnya tanaman aren,
satunya adalah areal yang dalam sehingga potensi produksi air nira
statusnya dengan kategori kritis atau yang menjadi bahan baku gula aren
terdegradasi, antara lain akibat dari masih belum optimal. Untuk aspek
kebakaran hutan dan lahan, pasca panen, petani masih dihadapkan
perambahan, pembalakan liar, dan pada posisi penetapan harga yang
perladangan yang tidak ramah lemah oleh para tengkulak (pedagang
lingkungan. Total lahan terdegradasi pengumpul).
di Kutai Barat (sangat kritis hingga

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim. 2013. Dirjenbun: Kebutuhan [3] Anonim. 2011. Laporan Akhir
gula nasional mencapai 5,700 juta Penyusunan Master Plan
ton tahun 2014. Diakses online Pembangunan Infrastruktur dan
http://ditjenbun. deptan.go.id/ Pertanian dalam Arti Luas
setditjenbun/ berita-172- Kabupaten Kutai Barat.
dirjenbun-kebutuhan-gula- Kerjasama BAPEDA Kutai Barat
nasional-men-capai-5700-juta- dengan Pusat Pengkajian
ton-tahun-2014.html. Tanggal 4 Perencanaan dan Pengembangan
Desember 2013. Wilayah Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat
[2] Anonim, 2012. Menyadap Miliaran
IPB-2011.
Rupiah dari Pohon Aren.
Surabaya Post, 2 Desember 2010. [4] Anonim. 2010a. Varietas Unggul Aren
Genjah Kutim: Awal Kebangkitan

12
Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 1, Maret 2015 ISSN : 1412 – 6885

Tanaman Aren. Balit Tanaman


Palma, Manado.
[14] Global Green Growth Institute (GGGI).
[5] Anonim. 2010b. Teknik Pembibitan 2014. Rencana Bisnis
Tanaman Aren. Balit Tanaman Pengembangan Gula Aren pada
Palma, Manado. Wilayah Terdegradasi di
Kabupaten Kutai Barat.
[6] Anonim. 2009. Statistik Pertanian.
Dinas Perkebunan, Tanaman [15] Handayani, S.R. 2010 Pemampaatan Bio
Pangan, Peternakan dan Perikanan Etanol Sebagai Bahan Bakar
Kabupaten Kutai Barat. Penganti Bensin. Diakses online
Sendawar. http://www.
ResolusiTanamanAren.co.id
[7] Anonim. 2006. Pedoman Teknis
Tanggal 23-januari 2013.
Budidaya Aren (Good
Agricultural Practices). [16] Kurniasari, Yoshika. 2013. Boleh
Departemen Pertanian Dirjen Tidak Gula Aren Dipakai
Perkebunan. Jakarta. Pengganti Gula Pasir?. Tribun
Lampung, 22 Maret 2013.
[8] Anonim. 2002. Proyek Pengembangan
Perkebunan Aren Kemitraan Pola [17] Kusumanto, Dian. 2011. Mengolah nira
PIR. Diakses on-line pada: menjadi gula cair bermutu tinggi
http:/www.bi.go.id/sipuk/ind/Are dengan vacuum evaporator.
n/ aspekteknisproduksi.htm. Diakses online pada:
Tanggal 05 Maret 2006. http://kebunaren.blogspot. com/
2011/03/ mengolah-nira-menjadi-
[9] Badan Statistik Kabupaten Kutai Barat.
gula-cair-bermutu.html Tanggal 4
2013. Kutai Barat Dalam Angka.
Desember 2013.
Badan Statistik Kabupaten Kutai.
Sendawar. [18] Media Perkebunan. 2012. Aren Genjah
Kutim Berproduksi Cepat.
[10] Balai Penelitian Sungei Putih. 2004.
Diakses online http://
Petunjuk Praktis Pengambilan
mediaperkebunan.
Sampel Daun Aren Untuk
net/index.php?option=com_conte
Rekomendasi Pemupukan. Balai
nt & view=
Penelitian Sungei Putih, Pusat
article&id=10%3Adaerah
Penelitaian Aren, Medan
&catid=11%3Ahot&Itemid=4
[11] Bank Indonesia. 2008. Pola Tanggal 4 Desember 2013.
Pembiayaan Usaha Pembuatan
Gula Aren (Gula Semut dan Gula
Cetak). Direktorat Kredit, BPR
dan UMKM, Jakarta.
[12] Dedi Effendi. 2010. Prospek
Pengembangan Tanaman Aren
(Arenga Pinnata Merr). Diakses
online http://www.Tanam Aren.
co.id Tanggal 22Januari 2013
[13] Deptan. 2008. Petunjuk Pelaksanaan:
Pengembangan Agroindustri
Perdesaan Berbasis Komoditi
Perkebunan. Direktorat
Pengolahan Hasil pertanian,
DITJEN PPHP, Deptan.

13
Tinjauan Keragaan … Abdul Fatah et al.

[19] Miller. 1964. Hama Tanaman Aren. Diakses tanggal 4 Desember


Gramedia.Jakarta 2013.
[20] Pratiwi. 1989. Kultur Jaringan Dan [22] Syarkir dan D. S. Efendi.2010 Prospek
Analisis Tanah.Gramedia.jakarta Pengembangan Tanaman Aren
(Arenga pinnata MERR)
[21] Pengaribuan, Melki. 2013. Produksi
Gula Nasional Terus Turun, [23] Tenda. E. Maskarmo.2009 Eksplorasi
Mustahil 2014 Swasembada. Aren di Tamhon Sulawesi Utara.
Diakses online http:// satuharapan. Diakses online http://Perkebunan.
com/read-detail/read/ produksi-
litbang.deptan.go.id Diakses
gula-nasional-terus-turun-
mustahil-2014-swasembada/ tanggal 22 Januari 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai