Anda di halaman 1dari 7

MODUL PRAKTIKUM

ILMU LOGAM DAN


KOROSI

PERCOBAAN : Elektroplating Konsentrasi


KELOMPOK : 5 A
NAMA :
1. Marini Hermaningsih NRP2315030037
2. Anik Andayani NRP2315030042
3. Shofa Permatasari NRP2315030055
4. Yogantoro Suprapto NRP2315030056

TANGGAL PERCOBAAN :
TANGGAL PENYERAHAN :
DOSEN PEMBIMBING : Warlinda Eka Triastuti, S.si, M.
T.
ASISTEN LABORATORIUM : Dinda Aprilia R.P

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kehidupan masyarakat modern tidak bisa terlepas dari benda-benda yang dibuat
dengan proses plating. Teknologi plating atau lebih dikenal dengan pelapisan logam telah
berkembang dengan pesat di dunia. Komponen dan aksesoris kendaraan bermotor,
aksesoris meubel, berbagai alat perkantoran, alat-alat pertanian, jam tangan, aksesoris
rumah tangga dan berbagai alat-alat industri sebagian kecil dari produk plating.
Elektroplating merupakan proses pelapisan logam secara elektrokimia yang
bertujuan untuk memberikan perlindungan dan memberikan sifat-sifat yang lebih baik dari
logam. Elektroplating dibuat dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui larutan antara
logam atau material lain yag konduktif. Dua buah plat logam merupakan anoda dan katoda
dihubungkan pada kutub positif dan negatif terminal sumber arus searah (DC). Logam
yang terhubung dengan kutub positif disebut anoda dan yang terhubung dengan kutub
negatif disebut katoda. Ketika sumber tegangan digunakan pada elektrolit, maka kutub
positif mengeluarkan ion bergerak dalam larutan menuju katoda dan disebut sebagai
kation. Kutub negatif juga mengeluarkan ion, bergerak menuju anoda dan disebut sebagai
anion. Larutanya disebut elektrolit (Rahayu, 2009).
Dalam bidang industri proses elektroplating banyak digunakan dalam Pembuatan
alat-alat rumah tangga. Biasanya pembuatannya dimulai dari tahap perancangan,
pembentukan dan tahap penyelesaian. Agar diperoleh umur serta ketahanan terhadap
korosi yang tinggi biasanya tahap penyelesaiannya dilakukan dengan melapisi benda kerja
dengan logam lain.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja faktor yang mempengaruhi elektroplating ?
2. Bagaimana pengaruh perubahan konsentrasi larutan terhadap ketebalan pada
proses electroplating ?

I.3 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui dan menyebutkan faktor yang dapat mempengaruhi elektroplating.

2. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan


konsentrasi terhadap ketebalan pada proses elektroplating
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1  Korosi
Korosi adalah rusaknya suatu material karena reaksi logam dengan lingkungannya.
Bila ditinjau dari interaksi yang terjadi, korosi adalah proses transfer elektron dari logam
ke lingkungannya. Logam bertindak sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan
lingkungan bertindak sebagai penerima elektron (katoda). Sedangkan penurunan mutu
yang diakibatkan interaksi secara fisik bukan disebut korosi, namun biasa dikenal sebagai
erosi dan keausan. Dengan bereaksi ini sebagian logam akan “hilang”, menjadi suatu
senyawa yang lebih stabil. Di alam, logam pada umumnya berupa senyawa, karena itu
peristiwa korosi juga dapat dianggap sebagai peristiwa kembalinya logam menuju
bentuknya sebagaimana ia terdapat di alam. Korosi mengakibatkan kerugian karena
hilangnya sebagian hasil usaha manusia memurnikan logam (Fontana. G Mars, 1986).
Korosi logam merupakan salah satu masalah yang paling penting yang di hadapi
oleh kelompok industri maju. Pengaruh korosi dapat terlihat pada pembentukan karat pada
permukaan besi. Korosi dapat di gambarkan sebagai sel gavani yang mengalami hubungan
pendek. Karat terbentuk pada katoda dan lubang terjadi pada anoda. Faktor yang
mempercepat korosi:
1. Garam yang larut menghasilkan sebuah elektrolit yang menaikkan aliran muatan
menuju larutan.
2. Keasaman yang tinggi.
Teknik pencegahan korosi antara lain :
1. Pelapisan permukaan dengan suatu lapisan tidak tertembuskan. Contohnya cat
dapat mencegah masuknya udara lembab.
2. Dilakukan dengan galvanisasi (elektroplating). Contohnya pelapisan benda besi
dengan Zn.
3. Mengubah potensial objek dengan memompakan electron guna memenuhi
kebutuhan reduksi oksigen, tanpa melibatkan oksidasi logam.
       (David W. Oxtoby, 2001)

II.2 Elektroplating
Elektroplating merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan
logam menggunakan arus listrik melalui suatu larutan elektrolit. Larutan yang digunakan
harus sesuai dengan bahan yang digunakan untuk menyepuh yang dipasang sebagai anoda.
Jika akan menyepuh benda dengan krom maka larutan elektrolitnya adalah asam kromat
(H2CrO4) (Sutresna, 2008).
Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang
lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda,
dan logam penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda
dimasukkan dalam larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh.
Elektroplating juga dapat didefinisikan sebagai pelapisan logam pada benda padat
konduktif dengan bantuan arus listrik. Jika akan menyepuh benda dengan krom, maka
anoda yang digunakan adalah krom dan larutan elektrolit adalah asam kromat (H2CrO4).
Jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan larutannya adalah perak nitrat.
Pada elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan
aluminium dilapisi oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah tembaga,  nikel,
kromium, seng dan cadmium juga beberapa logam mulia seperti perak, emas, rhodium,
paladium dan platinum (Rahayu, 2009).
Dalam mempelajari proses elektrolisis didasarkan oleh hukum faraday yang
meliputi :
1. Massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda,  berbanding
lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
2. Massa 1 ekivalen zat yang dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melalui sel .(Sutresna, 2006).

II.3 Elektroda
Ada 2 jenis elektroda yang di gunakan dalam proses elektrolisis, diantaranya:
1. Anoda
Pada sel elektrolisis sumber eksternal tegangan di dapat dari luar sehingga anoda
bermuatan positif.
2. Katoda
Katoda pada sel elektrolisis adalah elektroda yang bermuatan negatif, karena ion-
ion positif mengalir ke elektroda lain.

II.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses elektroplating


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi elektroplating diantaranya adalah
Konsentrasi elektrolit, temperatur, pengaruh logam dasar, arus listrik dan waktu pelapisan.

II.4.1 Konsentrasi Elektrolit
Pengaruh konsentrasi elektrolit dengan arus saling berhubungan erat. Dengan
penambahan konsentrasi larutan, arus yang tinggi dapat digunakan untuk menambah
besarnya pelapisan. Kenaikan konsentrasi larutan akan mencegah kekosongan ion-
ion  didekat katoda sehingga terbentuk pelapisan yang lebih baik.
Larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi mengandung partikel-partikel yang
lebih rapat. Kerapatan ini menyebabkan partikel mudah bertumbukan sehingga semakin
banyak elektron yang berpindah dari anoda ke katoda. Konsentrasi larutan elektrolit adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi proses elektroplating (Arifin, 2003).
Dengan demikian semakin tinggi konsentrasi larutan elektrolit, maka semakin besar
laju pelapisannya.

II.4.2 Temperatur
Kenaikan temperatur akan menyebabkan meningkatnya laju korosi dan difusi ion-
ion ke katoda. Hali ini mencegah terjadinya pelapisan yang tidak merata yang di sebabkan
adanya kekosongan ion-ion pada katoda. Secara umum, temperatur yang sesuai cenderung
meningkatkan kualitas pelapisan.

II.4.3 Pengaruh Logam Dasar


Salah satu faktor yang penting dalam pembentukan endapan plating adalah besar
potensial elektroda logam plating itu sendiri. Cu memiliki besar potensial +0,304
sedangkan Zn memiliki besar potensial -0,762.

2.4.4 Arus Listrik


Pada proses plating yang kerapatan arusnya rendah, laju pelapisan ion-ion menjadi
lambat, sehingga laju pertumbukan dasar kristal akan melewati laju pembentukan ion-ion
baru. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar kuat arus yang di berikan pada saat
pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya. Hal ini sesuai dengan Hukum
faraday yang menyatakan massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu
elektroda berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel (David W.
Oxtoby, 2001).

2.4.5 Waktu Pelapisan


Semakin lama waktu pelapisan maka semakin besar pula laju pelapisannya. Hal ini
terjadi krena semakin lama waktu, semakin banyak elektron-elektron yang tereduksi dari
anoda ke katoda.

2.4.6 Skema Proses Elektroplating


Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion
logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun
berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang
berlaku sebagai katoda.
Gambar 1. Skema proses electroplating

Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Pada
KATODA
Pembentukan lapisan Nikel
Ni2+ (aq) + 2e →Ni (s)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+ (aq) + 2e →H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H + →H2O (l)

Pada ANODA
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H + (aq) + O2 (g) + 4e
Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) + 2e-

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam
oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan katoda, terbentuk
daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan
EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda
potensial listrik dan dibantu oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan
katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda.
Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian
akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti
susunan atom dari material katoda.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat Percobaan


1. Logam Cu dan Zn
2. Sumber arus
3. Gelas kimia
4. Stopwatch
5. Multimeter
6. Kertas amplas
7. Labu ukur
8. Timbangan

III.2 Bahan Percobaan


1. CuSO4.5H2O
2. Aquadest

III.3 Prosedur Percobaan


1. Membuat larutan CuSO4 dengan berbagai konsentrasi
2. Membersihkan logam Cu dan Zn dengan amplas.
3. Menimbang logam Cu dan Zn sebelum dilakukan proses elektroplating dan di catat
beratnya.
4. Menghubungkan logam Cu dan Zn dengan penjepit yang telah dihubungkan dengan
sumber arus. Logam Cu dihubungkan dengan kutub positif dan logam Zn
dihubungkan dengan kutub negatif.
5. Kedua logam yang telah dijepit, di celupkan ke dalam larutan CuSO 4 dalam gelas
kimia.
6. Mengalirkan arus listrik (0,071 A; 0,25 A dan 0,667 A) lalu cek voltase dengan
multimeter.
7. Diamkan selama waktu 3 menit, 5 menit dan 7 menit.
8. Mematikan arus listrik, lalu diambil kedua logam dan dikeringkan.
9. Menimbang dan dicatat berat kedua logam setelah proses elektroplating.

Anda mungkin juga menyukai