TANGGAL PERCOBAAN :
TANGGAL PENYERAHAN :
DOSEN PEMBIMBING : Warlinda Eka Triastuti, S.si, M.
T.
ASISTEN LABORATORIUM : Dinda Aprilia R.P
II.1 Korosi
Korosi adalah rusaknya suatu material karena reaksi logam dengan lingkungannya.
Bila ditinjau dari interaksi yang terjadi, korosi adalah proses transfer elektron dari logam
ke lingkungannya. Logam bertindak sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan
lingkungan bertindak sebagai penerima elektron (katoda). Sedangkan penurunan mutu
yang diakibatkan interaksi secara fisik bukan disebut korosi, namun biasa dikenal sebagai
erosi dan keausan. Dengan bereaksi ini sebagian logam akan “hilang”, menjadi suatu
senyawa yang lebih stabil. Di alam, logam pada umumnya berupa senyawa, karena itu
peristiwa korosi juga dapat dianggap sebagai peristiwa kembalinya logam menuju
bentuknya sebagaimana ia terdapat di alam. Korosi mengakibatkan kerugian karena
hilangnya sebagian hasil usaha manusia memurnikan logam (Fontana. G Mars, 1986).
Korosi logam merupakan salah satu masalah yang paling penting yang di hadapi
oleh kelompok industri maju. Pengaruh korosi dapat terlihat pada pembentukan karat pada
permukaan besi. Korosi dapat di gambarkan sebagai sel gavani yang mengalami hubungan
pendek. Karat terbentuk pada katoda dan lubang terjadi pada anoda. Faktor yang
mempercepat korosi:
1. Garam yang larut menghasilkan sebuah elektrolit yang menaikkan aliran muatan
menuju larutan.
2. Keasaman yang tinggi.
Teknik pencegahan korosi antara lain :
1. Pelapisan permukaan dengan suatu lapisan tidak tertembuskan. Contohnya cat
dapat mencegah masuknya udara lembab.
2. Dilakukan dengan galvanisasi (elektroplating). Contohnya pelapisan benda besi
dengan Zn.
3. Mengubah potensial objek dengan memompakan electron guna memenuhi
kebutuhan reduksi oksigen, tanpa melibatkan oksidasi logam.
(David W. Oxtoby, 2001)
II.2 Elektroplating
Elektroplating merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan
logam menggunakan arus listrik melalui suatu larutan elektrolit. Larutan yang digunakan
harus sesuai dengan bahan yang digunakan untuk menyepuh yang dipasang sebagai anoda.
Jika akan menyepuh benda dengan krom maka larutan elektrolitnya adalah asam kromat
(H2CrO4) (Sutresna, 2008).
Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang
lebih tipis melalui prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda,
dan logam penyepuh diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda
dimasukkan dalam larutan elektrolit, yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh.
Elektroplating juga dapat didefinisikan sebagai pelapisan logam pada benda padat
konduktif dengan bantuan arus listrik. Jika akan menyepuh benda dengan krom, maka
anoda yang digunakan adalah krom dan larutan elektrolit adalah asam kromat (H2CrO4).
Jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan larutannya adalah perak nitrat.
Pada elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan
aluminium dilapisi oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah tembaga, nikel,
kromium, seng dan cadmium juga beberapa logam mulia seperti perak, emas, rhodium,
paladium dan platinum (Rahayu, 2009).
Dalam mempelajari proses elektrolisis didasarkan oleh hukum faraday yang
meliputi :
1. Massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektroda, berbanding
lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel.
2. Massa 1 ekivalen zat yang dihasilkan atau dipakai pada elektroda dengan
melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melalui sel .(Sutresna, 2006).
II.3 Elektroda
Ada 2 jenis elektroda yang di gunakan dalam proses elektrolisis, diantaranya:
1. Anoda
Pada sel elektrolisis sumber eksternal tegangan di dapat dari luar sehingga anoda
bermuatan positif.
2. Katoda
Katoda pada sel elektrolisis adalah elektroda yang bermuatan negatif, karena ion-
ion positif mengalir ke elektroda lain.
II.4.1 Konsentrasi Elektrolit
Pengaruh konsentrasi elektrolit dengan arus saling berhubungan erat. Dengan
penambahan konsentrasi larutan, arus yang tinggi dapat digunakan untuk menambah
besarnya pelapisan. Kenaikan konsentrasi larutan akan mencegah kekosongan ion-
ion didekat katoda sehingga terbentuk pelapisan yang lebih baik.
Larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi mengandung partikel-partikel yang
lebih rapat. Kerapatan ini menyebabkan partikel mudah bertumbukan sehingga semakin
banyak elektron yang berpindah dari anoda ke katoda. Konsentrasi larutan elektrolit adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi proses elektroplating (Arifin, 2003).
Dengan demikian semakin tinggi konsentrasi larutan elektrolit, maka semakin besar
laju pelapisannya.
II.4.2 Temperatur
Kenaikan temperatur akan menyebabkan meningkatnya laju korosi dan difusi ion-
ion ke katoda. Hali ini mencegah terjadinya pelapisan yang tidak merata yang di sebabkan
adanya kekosongan ion-ion pada katoda. Secara umum, temperatur yang sesuai cenderung
meningkatkan kualitas pelapisan.
Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Pada
KATODA
Pembentukan lapisan Nikel
Ni2+ (aq) + 2e →Ni (s)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+ (aq) + 2e →H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H + →H2O (l)
Pada ANODA
Pembentukan gas oksigen
H2O (l) →4H + (aq) + O2 (g) + 4e
Oksidasi gas Hidrogen
H2 (g) →2H+(aq) + 2e-
Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam
oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan katoda, terbentuk
daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan
EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda
potensial listrik dan dibantu oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan
katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda.
Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian
akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti
susunan atom dari material katoda.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN