Anda di halaman 1dari 32

UTILITAS PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Akwila Eka Meliani (1306413725)


Andhika Priotomo Rahardjo (1306449334)
Juan Octavian Daniel Sidauruk (1306449315)
Muhamad Madani (1306405755)
Pendahuluan
Sejarah dan Perkembangan PT Semen Indonesia

Masa Perintisan
Masa Persiapan
Masa Pelaksanaan Pembangunan
Lokasi Pabrik
1. Limestone Crushing 13. Clinker Cooler
2. Clay Crushing 14. Clinker Storages
3. Clay Storages 15. Central Control Room
4. Limestone Storages 16. Gypsum/Trass Bin
5. Raw Material 17. Cement Finish Mill
6. Iron Silica Storages 18. Cement Storages Silo
7. Raw Mill 19. Cement Packing and Load Out
8. Electrostatic Precipitator 20. Masjid
9. Coal mill 21. Dormitory
10. Blending silo 22. Kantor Utama
11. Suspension Preheater 23. Utilitas
12. Rotary kiln 24. Bengkel Pemeliharaan Mesin
Bahan PT. Semen Indonesia

Bahan Baku Utama Bahan Tambahan (Aditif)


Batu kapur (Limestone) Batuan gypsum (CaSO4.2H2O)
Tanah liat (Clay) Trass
Fly Ash

Bahan Baku Korektif


Pasir Silika (SiO2)
Copper Slag (Fe2O3)
Limestone (CaCO3)
Produk PT Semen Indonesia
Ordinary Portland Cement (OPC)
Ordinary Portland Cement merupakan semen campuran dengan limestone sebagai bahan tambahan pada
campuran terak dan gypsum pada proses penggilingan akhir. Semen ini merupakan semen hidrolis untuk
konstruksi khusus yang tidak memerlukan ketahanan sulfat, persyaratan panas hidrasi, dan kekuatan awal yang
tinggi. OPC digunakan untuk industri besar seperti gedung-gedung bertingkat, jembatan, landasan pacu, dan jalan
raya.

Portland Pozzolan Cement (PPC)


Portland Pozzolan Cement merupakan semen campuran dengan pozzolan sebagai bahan tambahan pada
campuran terak dan gypsum pada proses penggilingan akhir. Semen ini digunakan untuk konstruksi umum yang
tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Semen ini digunakan untuk bangunan perumahan, bendungan,
dam, irigasi, bangunan tepi pantai, daerah rawa/gambut, dan bahan bangunan (genteng dan ubin).
Skema Proses
Teknologi Pembuatan Semen
Proses
Basah

Proses Semi
Basah
Proses
Proses Semi
Kering

Proses
Kering
Proses Pembuatan Semen
Penghalusan
Bahan Baku
Homogenisasi
(Limestone, Clay,
Silika, Besi)

Pemerataan
Kalsinasi
Ukuran Partikel

Storage
Pengolahan Air untuk Proses
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan semen:
Keasaman air
Kadar CO2
Kesadahan
Pengotor
Mikroba
Pengolahan Air untuk Proses
Secara umum pengolahan air untuk proses pada Untuk mengurangi kesadahan dilakukan dengan
pabrik semen dilakukan dengan: proses lime-soda softening.

Sedimentasi Filtrasi Flokulasi

Penambahan
Sand Filter
Desinfektan

Source: iaspub.epa.gov
Utilitas Air untuk Proses
Air digunakan sebagai media pensuspensi dalam proses basah dan semi
basah.
Pada proses semi kering, air digunakan sebagai media pembentuk pellet
(nodule).
Pada proses kering, air tidak digunakan sebagai media dalam proses, namun
sebagai direct cooling agent.
Proses kering menggunakan air sebagai direct cooling agent dalam proses:
Penghalusan bahan baku/milling (gas conditioning tower)
Proses cement milling (tube mill)
Tube Mill

Source : Hanafi & Ramadhan, 2016


Water Cooling Pada Industri Semen
Dalam industri semen, air juga berperan sebagai media pendingin untuk
peralatan pabrik.
Pendinginan biasanya dilakukan pada gas buangan yang bersuhu tinggi dari
Suspension Preheater (SP) di dalam sebuah Gas Conditioning Tower (GTC).
Suspension Preheater (SP) adalah alat untuk memanaskan awal (preheating)
bahan baku (dari raw mill) sebelum masuk ke rotary kiln (tempat
pembakaran bahan baku) menggunakan gas panas hasil pembakaran.
Gas Conditioning Tower (GCT) merupakan auxiliary equipment di pabrik
semen yang digunakan untuk menurunkan temperatur gas panas dari
suspension preheater (SP).
Utilitas PT Semen Indonesia

Secara Umum Utilitas PT Semen Indonesia dapat dikelompokkan


sebagai berikut

Utilitas

Udara Bahan
Air Listrik
Bertekanan Bakar

Sanitasi

Proses
Utilitas Listrik

Utilitas Listrik utamanya menggunakan


sumber dari Perusahaan Listrik Negara
1. (PLN) dengan daya 96 MVA

Utilitas listrik juga menggunakan genset


dengan daya 2500 kVA untuk melayani
kebutuhan listrik pada cooler dan kiln
2. jika ada pemadaman listrik dari PLN
Utilitas Udara Bertekanan

Kegunaan
Udara bertekanan digunakan untuk peralatan-peralatan seperti
kiln, finish mill, cinker cooler, crusher, dan raw mill

Sumber
Udara bertekanan didapatkan dengan cara memompa udara
dari atmosfer dengan menggunakan kompresor berjenis rotary
screw compressor. Kompresor berkapasitas 832 cms dengan
tekanan 100 psig dan power motor 200 HP dengan jumlah 10 unit
Utilitas Bahan Bakar

Kegunaan
Bahan bakar berupa IDO (Industrial Diesel Oil) digunakan untuk
start up atau untuk heating up di kiln. Penggunaannya terbatas
karena harganya yang mahal

Sumber
Udara bertekanan didapatkan dengan cara memompa udara
dari atmosfer dengan menggunakan kompresor berjenis rotary
screw compressor. Kompresor berkapasitas 832 cms dengan
tekanan 100 psig dan power motor 200 HP dengan jumlah 10 unit
Utilitas Air

Kegunaan

1. Air sanitasi digunakan untuk air perumahan, perkantoran, bengkel, dan


laboratorium, membersihkan alat, serta diberikan ke warga sekitar.
2. Air proses digunakan sebagian besar untuk air umpan boiler dan air pendingin

Sumber
Kebutuhan air menggunakan sumber air dari waduk Temandang, bozem, dan sumur
artesis. Air dari waduk Temandang dan dari bozem dengan kapasitas 162.000 m3
dipompa dan ditampung dalam bak penampung raw water sebelum diolah di unit
Water Treatment Plant dan digunakan sebgaia air clear (sanitasi). Sedangkan dua
buah sumur artesis dengan debit masing-masing 120 m3/jam digunakan jika ada
masalah pada proses pengendapan di Unit Water Treatment Plant
Air Sanitasi
Kebutuhan air sanitasi atau air bersih mencapai 37,278 m3/jam. Air sanitasi
digunakan untuk melayani kebutuhan pabrik, usaha sampingan, perumahan karyawan,
memberikan bantuan penduduk sekitar.

No Kebutuhan Jumlah (m3/jam) Syarat air sanitasi di PT Semen Indonesia :


1 Air untuk karyawan & kantor 0,6 1. Warna jernih
2 Air untuk perumahan karyawan : 2,5 2. Tidak berasas
a) Mess pabrik = 15 rumah
3. Tidak berbau
4. Tidak mengandung zat organic maupun
b) Mess dihuni 4 orang : 100L/hari
anorganik
mess 5. Tidak beracun
3 Air untuk laboratorium dan bengkel 1,55 6. Tidak mengandung bakteri-bakteri
4 Air untuk kebersihan dan pertamanan 5,45 terutama bakteri pathogen seperti
Salmonella, Pseudomonas, dan
5 Air untuk pembersihan alat 4,678
Escherichia coli
6 Air untuk penduduk sekitar 22,5
Jumlah kebutuhan Air Sanitasi 37,278
Air Proses
Kebutuhan air porses rata-rata 14 m3/jam. Air sebagian besar digunakan untuk
pendingin.

No Kebutuhan Jumlah (m3/jam)


Syarat air sanitasi di PT Semen Indonesia :
1. Bebas dari lumpur dan endapan
1 Cooler 202 4,7
2. Mempunyai pH netral
2 Cooler 303 2,6 3. Tidak menyebabkan korosi
3 Condenser 301 0,6 4. Tingkat kesadahan rendah
4 Condenser 303 2,2 Syarat yand paling penting terkait
dengan penyediaan air industry adalah
5 Condenser 202 1,8
hardness. Hardness adalah suatu tingkat
Jumlah kebutuhan Air Pendingin 11,9 kesadahan air atau kandungan air yang
banyak mengandung mineral-mineral yang
dapat mengkibatkan korosi atau kerak
Proses Pengolaha Air
Pengolahan air dilakukan dengan
menggunakan proses kapur soda (lime-
soda softening). Proses ini merupakan
cara termudah dan termurah.
Fungsi kapur adalah untuk
pengendapan kation-kation yang
terikat dalam bentuk karbonat, sulfat,
klorida agar menjadi bentuk
hidroksidana dan mengendap.
Sedangkan fungsi dari soda abu
(Na2CO3) adalah untuk pengikatan
endapan agar turun di bagian bawah
clarifier water dalam memudahkan
pemisahan air yang jernih dengan
endapan.
Keefektifan proses ini ditentukan
oleh banyaknya jumlah kapur (CaO)
dan jumlah penambahan soda abu.
Proses Pengolaha Air

1. Penampungan air dalam tangki


penampung sementara
Air baku dari dua sumur bor
dengan kedalaman sekitar 42 m dan
47 m dialirkan melalui pipa dan
ditampung pada dua bak
penampungan sementara yang
mempunyai kapasitas 15 m3 yang
terletak di bawah tanah. Dari sini
aliran air dibagi menjadi dua, yaitu
aliran air sanitasi yang menuju tangki
air bersih dengan kapasitas 400 m3
yang berada di bawah tanah dan
aliran air proses yang mendapat
pengolahan lebih dahulu
Proses Pengolaha Air
2. Settling pada clarifier
Air dari Tangki penampung sementara dipompa
menuju tangki clarifier, kemudian ditambahkan larutan
kapur 10% dan larutan soda 30% pada bagian pipa
bengkok yang disebut elbow jet mixer. Dengan
menambahkan larutan kapur jenuh (Ca(OH)2 untuk
menurunkan kesadahan dan untuk mengurangi kadar kapur
dalam air dan mengurangi kadar CO2 yang dapat merusak
pipa. Dengan menambahkan larutan soda abu (Na2CO3)
untuk menurunkan kesadahan air Penurunan kandungan
kapur dan kesadahan diperlukan karena air daerah Tuban
mempunyai kandungan kapur dan kesadahan total yang
cukup tinggi, yaitu 200-350 ppm, sehingga harus diturunkan
sampai 60-70 ppm.

Pada tangki clarifier ini air dipisahkan dari kandungan


kapurnya. Proses pengendapan dipercepat dengan
menggunakan tawas. Air yang jernih akan keluar sebagai over
flow dari clarifier sedangkan kapur dan material-material lain
dikeluarkan dalam bentuk lumpur. Akibat dari penambahan
larutan kapur maka pH menjadi tinggi yaitu antara 9,5 11.
Sehingga perlu ditambahkan larutan HCl (30% berat).
Penambahan ini dilakukan pada pipa dari clarifier ke
penyaring pasir (sand filter) yang berjumlah 6 buah
Proses Pengolaha Air

3. Filtrasi
Kotoran yang tidak terendapkan pada tangki
pengendapan (clarifier) dipisahkan dengan filtrasi. Media
filtrasi berupa kerikil dan pasir. Media terbawah berdiameter
2 inchi setebal 20 cm sebanyak 1,56 m3. Lapisan
selanjutnya, berturut turut ke atas berdiameter 1,25, 1/8,
1/16, dan 1/32 inchi dengan tebal masing-masing 16 cm
dan volume 1,25 m3.
Air dari clarifier dialirkan kebagian inlet filter diatas
lapisan media pasir, secara gravitasi air akan melewati
pasir, sehingga flok yang masih terbawa akan
terperangkap (tersaring) diantara media pasir. Selama sand
filter masih dalam keadaan baik, tinggi air diatas lapisan
pasir tidak akan melebihi tinggi air yang sudah ditentukan.
Air tersaring yang sudah melewati enam sand filter dialirkan
dan ditampung pada tangki air bersih.
Proses Pengolaha Air

4. Disinfektan
Selanjutnya untuk membunuh kuman dalam
air digunakan zat disinfektan berupa chlor cair. Efek
oksidasi dari klorin akan menghancurkan enzim yang
dibutuhkan oleh kuman-kuman tersebut. Chlor cair
diperoleh dengan melarutkan kaporit dalam air.
Kebutuhan kaporit sekitar 9 kg/m3. Setelah klorinasi air
diendapkan dalam tangki. Kemudian dipompa ke
tangki air bersih. Dari sini air telah siap didistribusikan.
Utilitas Listrik

96 MVA
2500 kVA
Listrik digunakan sebagai energi untuk menjalankan unit-unit
operasi dan alat-alat berenergi listrik lainnya.
Utilitas Udara Tekan
Diambil dari atmosfer menggunakan
kompresor (rotary screw compressor).
Pada unit: kiln, finish mill, clinker cooler,
crusher raw mill, dll.

Kapasitas: 832 cms


Tekanan: 100 psig
Power motor 200 HP
Jumlah: 10 unit
Utilitas IDO
Hanya digunakan untuk start up atau heating up di kiln karena harga mahal.
Dari Pertamina Surabaya dengan jumlah 400 kL/bulan
Kesimpulan
Sejarah dan perkembangan PT Semen Indonesia dibagi menjadi tiga masa yaitu Masa
perintisan, Masa persiapan, dan Masa pelaksanaan pembangunan.
Pabrik Semen Indonesia Unit III berada di Desa Sumber Arum, Kec. Kerek, Kab. Tuban, Jawa
Timur dengan luas area 15.000 ha dan luas bangunan 400.000 m2.
Bahan baku dibagi menjadi bahan baku utama, korektif, dan aditif yang akan diproduksi
menjadi Ordinary Portland Cement dan Portland Pozzolan Cement.
Kesimpulan (contd)
Proses pada PT Semen Indonesia Tbk Tuban adalah proses kering dengan prinsip
preblending dan homogenasi umpan tanur dalam keadaan kering (kadar air 0,1% 1%),
untuk penghilangan air dilakukan pra pemanasan di luar kiln, yaitu pemanas awal
(preheater).
Secara garis besar proses pembuatan semen dibagi dalam lima tahap produksi, yaitu
penyiapan bahan mentah, pengolahan bahan, pembakaran, penggilingan, serta
pengisian dan distribusi.
Utilitas yang ditangani di PT Semen Indonesia adalah air, listrik, udara bertekanan, dan
bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai