Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Utilitas
Sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan
dengan baik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana
utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang
diperoleh dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.

1.2 Bagian - bagian Utilitas


Penyadiaan suatu unit utilitas merupakan suatu syarat yang sangat
penting dalam satu pabrik, karena utilitas adalah suatu faktor penunjang
pada proses yang ada di pabrik. Pada proses pengolahan minyak kelapa
sawit di Tg. Seumantoh terdapat 4 unit utilitas yaitu sebagai berikut.
1. Pengolahan Air (Water Treatment).
2. Pembangkit Tenaga (Power Plant).
3. Laboratorium.
4. Pengolahan Limbah.

1.2.1 Pengolahan Air (Water Treatment)


Air pada pabrik kelapa sawit Tanjung Seumantoh berasal dari sungai
Tamiang yang berjarak sekitar 1.8 Km dari lokasi pabrik. Air merupakan
kebutuhan yang sangat penting, air ini akan diolah untuk menghasilkan
steam yang dibutuhkan dalam pengolahan dan pengoperasian pabrik. Air
yang dihasilkan dari hasil pengolahan ini harus memenuhi standar air
umpan boiler.

1.2.2 Pembangkit Tenaga (Power Plant)


Pembangkit tenaga pada pabrik kelapa sawit Tanjung seumantoh
menggunakan dua sistem yaitu, sistem turbin dan sistem diesel. Beberapa
komponen utama pada sistem ini adalah ketel atau boiler, turbin dan BPV.

1
Tenaga penggerak dari generator yang digerakkan oleh boiler, turbin dan
back pressure vessel.
1. Boiler
Untuk mendapatkan tenaga uap dan listrik yang digunakan dalam
proses pengolahan, maka air yang berasal dari tangki dearator diproses
dalam Boiler. Bahan bakar yang digunakan berasal dari pengolahan
kelapa sawit yang berupa serabut (fibre) dan cangkang.
2. Turbin Uap
Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menggerakkan
sudut-sudut turbin dan untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan
poros roda gigi. Dengan demikian akan menghasilkan tenaga listrik yang
akan digunakan untuk menggerakan elektro motor dalam proses
pengolahan.
3. Mesin Diesel Genset
Pada pabrik kelapa sawit Tanjung Seumantoh memiliki 2 unit mesin
diesel dengan kapasitas masing – masing 250 KVA dan 285 KVA dan
akan di operasikan apabila arus PT PLN (Persero) terputus.
4. Back Pressure Vessel (BPV)
Uap bekas dari turbin atau exhaust steam dari steam turbin lansung
masuk ke dalam bejana bertekanan back pressure vessel. (BPV). Uap
tersebut digunakan untuk pemanasan-pemanasan pada proses
pengolahan, bila tekanan dalam bejana tersebut kurang, maka
diinjeksikan uap lansung dari boiler untuk memenuhi kebutuhan
pemanasan instalasi. Adapun instalasi-instalasi tersebut sebagai berikut :
a. Sterilizing station
b. Pressing station
c. Clarificasition station
d. Kernel plant station
e. Water treatment station

2
1.2.3 Laboratorium
Pada laboratorium kelapa sawit Tanjung Seumantoh ini yang diperiksa
adalah sebagai berikut:
a. Mutu air
b. Mutu buah
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan
d. Mutu produksi
Air yang dianalisa adalah air baku, air pengolahan dan air pemanas.
Analisa yang digunakan untuk melihat mutu air adalah sebagai berikut:

a. pH
b. Kesadahan
c. Analisa TDS (total dissolve
d. d solid)
e. Kadar silica
f. Alkalitas

Untuk melihat buah kelapa sawit maka dilakukan analisa dengan cara
sortasi. Selama berlangsungnya proses pengolahan terjadi losses minyak.
Besarnya persentase losses ini tidak boleh melebihi standar yang telah
ditetapkan. Analisa losses ini dilakukan (sampel yang diambil) pada:
a. Analisa losses pada Crude Palm Oil (CPO)
1. Air rebus
2. Tandan kosong
3. Ampas press
4. Nutten
5. Sludge separator
6. Fat pit
7. Cangkang
8. Solid decanter
b. Analisa losses pada Inti Kelapa Sawit (IKS)
1. Fibre cyclone
2. LTDS I

3
3. LTDS II
4. Clay bath

Produk akhir dari pabrik berupa Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit
(kernel) akan dianalisa mutu, yaitu terhadap:

a. ALB (asam lemak bebas)


b. Kadar kotoran
c. Kadar air

1.2.4 Pengolahan Limbah


Limbah yang diolah pada kelapa sawit Tanjung Seumantoh terdapat dua
jenis limbah yaitu limbah cair dan limbah padat.
1. Limbah Cair
Limbah cair yang ada, terlebih dahulu dinetralkan sebelum dibuang ke
sungai agar memenuhi standar yang ada. Limbah cair ini mengandung
bahan organik yang dapat mengalami Deagradasi dengan adanya bakteri
pengurai. Limbah yang mengandung senyawa organik diolah dalam
kondisi Anaerobik dan Aerobik.
 Fat pit
Limbah cair padat yang masih mengandung minyak dikumpulkan
dalam kolam fat pit untuk diambil minyaknya. Prinsip pemisahan
disini berdasarkan perbedaan densitas, dimana minyak akan naik
keatas lalu dipompakan kembali ke crude Oil tank. Limbah yang
tersisa berada pada bagian bawah fat pit mempunyai temperature 60-
700C yang langsung dipompakan ke Efflucant Treatment.
 Neutralizing Pond
Limbah yang masih mengandung asam tidak sesuai untuk
pertumbuhan mikroba, karena itu perlu dinetralkan dengan
penambahan bahan kimia. Penambahan ini bertujuan untuk
mencairkan air limbah yang berguna untuk memudahkan pengolahan
lebih lanjut. Pada kolam ini dilakukan pembiakan bakteri pada awal
pengoperasian yang memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:

4
1. pH netral
2. Nutrisi yang cukup
3. Kedalaman kolam 5-6 meter
4. Ukuran kolam diupayakan dapat menampung air limbah dua
hari pengolahan.
 Anaerobik Pond
Limbah yang telah dinetralkan dialirkan kedalam kolam
Anaerobik untuk diproses. Tujuan pengolahan air buangan secara
biologis adalah mengurangi jumlah kandungan bahan padat yang
telah diendapkan oleh Micro Organisme tanpa menggunakan
oksigen. Proses penguraian limbah dapat berjalan lancar jika kontak
antara limbah dengan bakteri yang berasal dari kolam penetralan
lebih baik. Pada kolam ini sebagian limbah diambil sebagai pupuk
tanaman kelapa sawit.
 Facultative Pond
Kolam ini merupakan kolam peralihan dari kolam Anaerobik
menjadi Aerobik. Dalam kolam ini proses penguraian Anaerobik
masih berjalan, kolam ini bartujuan untuk memperlama proses
terjadinya pengendapan limbah air yang ada, sehingga bentuk kolam
yang dibuat saling berlawanan antara aliran masuk dan aliran keluar.
 Kolam Penampungan Sementara
Cairan yang keluar dari Facultative Pond masuk ke kolam
penampungan sementara agar lumpur mengalami pengendapan
kembali sebelum dimasukkan ke kolam Aerobik Pond.
 Aerobik Pond
Proses pengolahan Aerobik merupakan proses perubahan bahan
organik dengan oksigen bebas yang menghasilkan air, CO2, unsur-
unsur hara dan energi. Limbah yang masuk ke dalam kolam
mengandung oksigen terlarut yang merupakan bahan untuk proses
terjadinya oksidasi dan membantu pertumbuhan bakteri yang
membutuhkan oksigen. Kedalam ini diusahakan 2,5 meter sehingga
peluang sinar matahari sampai ke dasar akan membantu reaksi

5
oksidasi. Limbah dikolam ini dipertahankan sampai 14 hari sehingga
dapat mempertahankan BOD limbah dari 600-800 ppm menjadi 100-
150 ppm. Limbah yang telah mengalami proses penetralan
selanjutnya dibuang ke sungai Tamiang.
Beberapa keuntungan proses pencemaran limbah cair secara
Aerobik antara lain adalah hasil pengolahan Aerobik tidak berbau
bersifat seperti humus dan mudah dibuang. Selain itu pengolahan
secara Aerobik lebih mudah dilakukan dan biayanya lebih murah
dibandingkan pengolahan Anaerobik.
2. Limbah padat
Limbah padat yang terdapat pada pabrik pengolahan kelapa sawit
berupa tandan kosong, cangkang, dan Solid Decanter. Tandan kosong di
jadikan mulsa (Pupuk) di kebun. Serabut yang merupakan hasil pemisah
dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang dan inti kelapa sawit
yang terikut dapat dipergunakan untuk bahan bakar boiler. Kualitas asap
pembakaran pada dapur ketel uap dipengaruhi oleh komposisi serat
tersebut. Serabut dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar
boiler.
Solid Desanter yang dihasilkan dari unit pemurnian minyak
dikumpulkan terlebih dahulu sehingga mengalami pembusukan/
pengeringan, kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman kelapa
sawit.
Limbah padat yang berasal dari solid decanter menimbulkan bau,
sehingga akan mengalami pembusukan dan harus segera dibuang kelahan
pertanian untuk dijadikan sebagai pupuk pada tanaman kelapa sawit.
Limbah ini dapat menyuburkan tanaman, sehingga dapat mengurangi
anggaran untuk membeli pupuk.

1.3 Kebutuhan Air


Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk
kebutuhan proses sebagai reaktan atau pendingin/pemanas, maupun
kebutuhan domestik.

6
1.3.1 Air untuk Keperluan Umum dan Sanitasi
Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana
dalam pemenuhan kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus
(MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan rumah tangga.
Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik,
utilitas, laboratorium, dan lainnya. Beberapa persyaratan untuk air sanitasi
adalah sebagai berikut:
 Syarat fisis : di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter.
 Syarat kimia : tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut
dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun.
 Syarat biologis (bakteriologis) : tidak mengandung kuman/bakteri

1.3.2 Air Proses


Tabel 1.1 Spesifikasi Air Proses
Spesifikasi Nilai Satuan
pH 6,5-7,5
Turbidity < 0,1 FTU
M-Alkali < 10 mg/L
SiO2 <2 mg/L
Iron < 0,1 mg/L
1.3.3 Air Umpan Boiler
Tabel 1.2 Spesifikasi Air Umpan Boiler

Parameter Standard Satuan

pH 10.5 – 11.5

TDS 2000 mho

Silica max. 125 ppm

Hardness trace ppm

Total Alkali 500 – 800 ppm

Sulfit 30 – 80 ppm

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-jenis Air


2.1.1 Air Permukaan :
 air danau
Air permukaan yang mengalir dan menemukan sebuah cekungan akan
membentuk danau jika cekungan tanah dalam skala besar atau jika
cenkungan berskala kecil maka akan membentuk telaga. Danau biasanya
memiliki sumber air dari sungai ataupun mata air (pada danau di dataran
tinggi) dan memiliki aliran keluar.
 air sungai
Merupakan jenis air permukaan dengan tingkat kekotoran yang sangat
tinggi. Paling sering digunakan oleh manusia seperti untuk irigasi,
transportasi dan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya. Karena derajat
pengotorannya begitu tinggi sehingga dalam penggunaan-nya untuk air
minum perlu melewati proses pengolahan yang sempurna sehingga dapat
di konsumsi secara aman.
Pada daerah hulu sungai umumnya memiliki kualitas air yang jauh lebih
baik, sehingga tidak memerlukan proses rumit dalam pengolahannya untuk
menjadi air minum. Masyarakat yang tinggal di daerah hulu sungai lebih
memilih menggunakan air sungai, dibandingkan dengan air tanah karena
perbedaan kualitas antara keduanya tidak begitu mencolok.
 air laut
1/3 luas bumi adalah lautan, zona laut merupakan zona terluas di
bumi, setiap orang tentu mengetahui laut. Air laut merupakan
penyumbang air terbesar di Bumi. Air laut memiliki rasa yang sangat
asin. Namun sumber air lainnya sebenarnya dapat kita simpulkan berasal
dari laut.

8
2.1.2 Air Angkasa :
Yaitu air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan
bumi. Perlu diketahui bahwa komposisi air yang yang terdapat di lapisan
udara bumi berkisar 0.001 persen dari total air yang ada dibumi. Menurut
bentuknya air angkasa terbagi lagi menjadi :
 air hujan
Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air
yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air akan
mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan
semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk
hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi sudah menguap
lagi, ini disebut dengan Virga.
Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung,
semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya
hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat PH yang rendah sehingga
cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung garam dan
zat zat mineral lainnya.
Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang
udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan PH
mendekati normal. Namun jika proses kodensasi terjadi pada daerah dengan
tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka PH air hujan
nya akan rendah sehingga sering disebut dengan istilah hujan asam.

 Air Salju
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena
suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi
es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur
lembut yang sering disebut dengan salju. Saat jatuh ke permukaan bumi
yang suhunya sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan meleleh dan
menjadi pecahan kecil yang dinamakan kepingan salju.
 Air Es
Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja
udara saat terjadi kodensasi lebih dingin lagi sehingga membentuk
butiran es yang ukurannya bervariasi. Sebenarnya Es dapat terbentuk
9
pada suhu yang lebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi.
Jika tekanan udara sangat rendah, terkadang air belum berubah menjadi
es meskipun bersuhu dibawah 0 derajat Celcius.

2.1.3 Air Tanah :


Merupakan segala macam jenis air yang terletak dibawah lapisan tanah.
Menyumbang sekitar 0.6 persen dari total air di bumi. Hal ini menjadikan air tanah
lebih banyak daripada air sungai dan danau bila digabungkan maupun air yang
terdapat di atmosfer. Air tanah dapat dikelompokkan menjadi air tanah dangkal dan
air tanah dalam.
Umumnya masyarakat lebih sering memanfaatkan air tanah dangkal untuk
keperluan dengan membuat sumur hingga kedalaman tertentu. Rata rata kedalaman
air tanah dangkal berkisar 9 hingga 15 meter dari bawah permukaan tanah.
Meskipun volume-nya tidak sebanyak air tanah dalam, namun sudah sangat
mencukupi segala kebutuhan seperti untuk air minum, mandi dan mencuci.

2.2 Tahap Pengolahan Air

Water Base Air sungai

Clarifier
Tank

Reservoir
tank
Tangki Tangki Feed
Water Penukar Penukar
Degasifier Water
tower 1 Kation Anion
Sand Tank Tank

Filter
Water
tower 2 Boiler Deaerator

Gambar 2.1 Diagram Pengolahan Air

10
2.2.1 Kolam Penampung (Water Base)
Air dari sungai tamiang dipompakan didalam kolam penampungan. Pada
kolam ini terjadi pengendapan (lumpur dan kotoran) secara alami. Dari
kolam air dipompakan ke Clarifier Tank.

2.2.2 Tangki Pengendapan (Clarifier Tank)


Clarifier Tank ini dilengkapi dengan sekat-sekat untuk membantu proses
pengendapan. Di dalam Clarifier Tank diinjeksikan bahan kimia yang
berupa Soda Ash dan Tawas. Soda Ash berfungsi sebagai pengatur pH yakni
berkisar antara 6-7, sedangkan Tawas berfungsi mengumpalkan kotoran
kedalam air, sehingga mengendap dalam dasar tangki. Air pada bagian atas
dialirkan ke Reservoier Tank yang berfungsi untuk menampung air sebelum
dialirkan kedalam Sand Filter.

11
Gambar 2.1 Clarifier Tank

2.2.3 Penyaring Pasir (Sand Filter)


Air dari Reservoir Tank dipompakan ke Sand Filter air ini masih
mengandung padatan tersuspensi, sehingga dalam Sand Filter air disaring
melalui pasir halus pada permukaan pasir dan air mengalir melalui bagian
bawah dan dipompakan ke Water Tower. Pada tower pertama air yang telah
bersih dialirkan untuk keperluan pengolahan air umpan boiler, keperluan
proses, keperluan domestik dan sanitasi pabrik.
Sedangkan pada tower kedua airnya dialirkan ke kompleks perumahan
karyawan. Untuk membersihkan kotoran atau lumpur yang melekat pada
permukaan pasir, dilakukan Backwash setiap hari.

Gambar 2.2 Sand Filter

12
2.2.4 Tangki Penukar Kation
Untuk umpan boiler, air yang digunakan barasal dari Water Tower yang
dipompakan ke tangki penukar kation. Kation Tank berisi Resin Kation jenis
Amberlite IRA 120 (berwarna kuning emas) yang bersifat asam. Adapun
fungsi tangki kation adalah:
1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan oleh garam
Ca2+ dan Mg2+ dalam air.
2. Menghilangkan atau mengurangi alkalinitas dari garam-garam alkali.
3. Mengurangi zat-zat padatan terlarut yang menyebabkan kerak pada ketel.
Pada proses ini terjadi penukaran ion antara kation-kation Ca2+, Mg2- dan
ion lain dalam air dengan kation H+ dalam resin. Pada suatu saat resin akan
jenuh, maka untuk di Regenerasi atau mengaktifkan kembali resin harus
diinjeksikan larutan (H2SO4) kedalam tangki berdasarkan analisa
laboratorium.

2Ca-R (s) + H2SO4 (aq) 2R-H (s) + CaSO4 (aq)

2.2.5 Degasifier Tank


Air umpan boiler setelah melewati tangki penukar kation, maka air
tersebut dialirkan ke Degasifier Tank yang bertujuan untuk menghilangkan
gas CO2- kemudian air tersebut dialirkan ke Tangki Penukar Anion.

Gambar 2.3 Degasifier Tank


13
2.2.6 Tangki Penukar Anion
Tangki Penukar Anion ini berisi resin Amberlite IRA 402 (berwarna
coklat muda). Fungsi tangki penukar ion adalah:
a. Menyerap asam-asam H2SO4, H2CO3, H2SiO2 yang terbentuk pada tangki
penukar kation yang menyebabkan pH menjadi tinggi.
b. Menghilangkan sebagian besar atau semua garam-garam mineral sehinga
air yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam-garam mineral.
Pada suatu saat Resin Anion ini akan penuh, maka untuk meregenerasi
kembali resin tersebut kedalam tangki diinjeksikan larutan NaOH.

R-SO4 (s) + NaOH (aq) R-OH (s) + Na2SO4 (aq)

Gambar 2.4 Tangki Penukar Ion

2.2.7 Feed water tank


Air yang berasal dari Tangki Penukar Anion dikumpulkan dalam Feed
Water Tank dan dipanaskan dengan menggunakan steam hingga temperatur
80OC pemanas bertujuan untuk mempermudah pelepasan gas pada
Dearator.

14
Gambar 2.5 Feed Water Tank

2.2.8 Deaerator
Deaerator bertujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang
terlarut dalam air yang dapat mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak
pada pipa-pipa boiler. Penghilangan gas-gas terlarut tersebut dilakukan
dengan cara pemanasan dengan menggunakan steam yang diinjeksikan
langsung kedalam air yang berlawanan arah dengan aliran air. Temperatur
didalam tangki dijaga konstan. Temperatur air sekitar 80-90oC.
Air yang keluar Dearator sebelum masuk ke boiler diinjeksikan bahan
kimia yang berguna untuk menaikkan pH, mencegah terjadinya korosi,
mencegah pembentukan kerak pada ketel boiler.

Gambar 2.6 Deaerator-Tray Type

15
2.2.9 Ketel Uap (Boiler)
Air umpan pada Dearator masuk kedalam ketel kemudian diubah menjadi
uap yang akan dipergunakan untuk pengolahan kelapa sawit.

Gambar 2.7 Boiler

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Pada pabrik kelapa sawit ini, utilitas terbagi menjadi beberapa unit, yaitu :
1. Pengolahan Air (Water Treatment).
2. Pembankit Tenaga (Power Plant).
3. Laboratorium.
4. Pengolahan Limbah.
 Tahapan Pengolahan Air pada kelapa sawit :
1. Kolam Penampung (Water Base)
2. Tangki Pengendapan (Clarifier Tank)
3. Penyring Pasir (Sand Filter)
4. Tangki Penukar Kation
5. Degasifier Tank
6. Tangki Penukar Anion
7. Feed Water Tank
8. Dearator
9. Boiler

17
DAFTAR PUSTAKA

https://wbsakti.wordpress.com/2012/10/15/daerator/

http://www.caesarvery.com/2015/06/water-treatment-plant-in-power-
plant.html?m=1

https://www.google.co.id/search?client=ms-android-
samsung&biw=360&bih=310&tbs=itp%3Aanimated&tbm=

18

Anda mungkin juga menyukai