PENDAHULUAN
1.1 Utilitas
Sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan
dengan baik. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana
utilitas diproduksi di dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang
diperoleh dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.
1
Tenaga penggerak dari generator yang digerakkan oleh boiler, turbin dan
back pressure vessel.
1. Boiler
Untuk mendapatkan tenaga uap dan listrik yang digunakan dalam
proses pengolahan, maka air yang berasal dari tangki dearator diproses
dalam Boiler. Bahan bakar yang digunakan berasal dari pengolahan
kelapa sawit yang berupa serabut (fibre) dan cangkang.
2. Turbin Uap
Uap yang dihasilkan oleh boiler digunakan untuk menggerakkan
sudut-sudut turbin dan untuk menggerakkan poros yang dikopel dengan
poros roda gigi. Dengan demikian akan menghasilkan tenaga listrik yang
akan digunakan untuk menggerakan elektro motor dalam proses
pengolahan.
3. Mesin Diesel Genset
Pada pabrik kelapa sawit Tanjung Seumantoh memiliki 2 unit mesin
diesel dengan kapasitas masing – masing 250 KVA dan 285 KVA dan
akan di operasikan apabila arus PT PLN (Persero) terputus.
4. Back Pressure Vessel (BPV)
Uap bekas dari turbin atau exhaust steam dari steam turbin lansung
masuk ke dalam bejana bertekanan back pressure vessel. (BPV). Uap
tersebut digunakan untuk pemanasan-pemanasan pada proses
pengolahan, bila tekanan dalam bejana tersebut kurang, maka
diinjeksikan uap lansung dari boiler untuk memenuhi kebutuhan
pemanasan instalasi. Adapun instalasi-instalasi tersebut sebagai berikut :
a. Sterilizing station
b. Pressing station
c. Clarificasition station
d. Kernel plant station
e. Water treatment station
2
1.2.3 Laboratorium
Pada laboratorium kelapa sawit Tanjung Seumantoh ini yang diperiksa
adalah sebagai berikut:
a. Mutu air
b. Mutu buah
c. Kerugian (Losses) dalam proses pengolahan
d. Mutu produksi
Air yang dianalisa adalah air baku, air pengolahan dan air pemanas.
Analisa yang digunakan untuk melihat mutu air adalah sebagai berikut:
a. pH
b. Kesadahan
c. Analisa TDS (total dissolve
d. d solid)
e. Kadar silica
f. Alkalitas
Untuk melihat buah kelapa sawit maka dilakukan analisa dengan cara
sortasi. Selama berlangsungnya proses pengolahan terjadi losses minyak.
Besarnya persentase losses ini tidak boleh melebihi standar yang telah
ditetapkan. Analisa losses ini dilakukan (sampel yang diambil) pada:
a. Analisa losses pada Crude Palm Oil (CPO)
1. Air rebus
2. Tandan kosong
3. Ampas press
4. Nutten
5. Sludge separator
6. Fat pit
7. Cangkang
8. Solid decanter
b. Analisa losses pada Inti Kelapa Sawit (IKS)
1. Fibre cyclone
2. LTDS I
3
3. LTDS II
4. Clay bath
Produk akhir dari pabrik berupa Crude Palm Oil (CPO) dan inti sawit
(kernel) akan dianalisa mutu, yaitu terhadap:
4
1. pH netral
2. Nutrisi yang cukup
3. Kedalaman kolam 5-6 meter
4. Ukuran kolam diupayakan dapat menampung air limbah dua
hari pengolahan.
Anaerobik Pond
Limbah yang telah dinetralkan dialirkan kedalam kolam
Anaerobik untuk diproses. Tujuan pengolahan air buangan secara
biologis adalah mengurangi jumlah kandungan bahan padat yang
telah diendapkan oleh Micro Organisme tanpa menggunakan
oksigen. Proses penguraian limbah dapat berjalan lancar jika kontak
antara limbah dengan bakteri yang berasal dari kolam penetralan
lebih baik. Pada kolam ini sebagian limbah diambil sebagai pupuk
tanaman kelapa sawit.
Facultative Pond
Kolam ini merupakan kolam peralihan dari kolam Anaerobik
menjadi Aerobik. Dalam kolam ini proses penguraian Anaerobik
masih berjalan, kolam ini bartujuan untuk memperlama proses
terjadinya pengendapan limbah air yang ada, sehingga bentuk kolam
yang dibuat saling berlawanan antara aliran masuk dan aliran keluar.
Kolam Penampungan Sementara
Cairan yang keluar dari Facultative Pond masuk ke kolam
penampungan sementara agar lumpur mengalami pengendapan
kembali sebelum dimasukkan ke kolam Aerobik Pond.
Aerobik Pond
Proses pengolahan Aerobik merupakan proses perubahan bahan
organik dengan oksigen bebas yang menghasilkan air, CO2, unsur-
unsur hara dan energi. Limbah yang masuk ke dalam kolam
mengandung oksigen terlarut yang merupakan bahan untuk proses
terjadinya oksidasi dan membantu pertumbuhan bakteri yang
membutuhkan oksigen. Kedalam ini diusahakan 2,5 meter sehingga
peluang sinar matahari sampai ke dasar akan membantu reaksi
5
oksidasi. Limbah dikolam ini dipertahankan sampai 14 hari sehingga
dapat mempertahankan BOD limbah dari 600-800 ppm menjadi 100-
150 ppm. Limbah yang telah mengalami proses penetralan
selanjutnya dibuang ke sungai Tamiang.
Beberapa keuntungan proses pencemaran limbah cair secara
Aerobik antara lain adalah hasil pengolahan Aerobik tidak berbau
bersifat seperti humus dan mudah dibuang. Selain itu pengolahan
secara Aerobik lebih mudah dilakukan dan biayanya lebih murah
dibandingkan pengolahan Anaerobik.
2. Limbah padat
Limbah padat yang terdapat pada pabrik pengolahan kelapa sawit
berupa tandan kosong, cangkang, dan Solid Decanter. Tandan kosong di
jadikan mulsa (Pupuk) di kebun. Serabut yang merupakan hasil pemisah
dari fibre cyclone mempunyai kandungan cangkang dan inti kelapa sawit
yang terikut dapat dipergunakan untuk bahan bakar boiler. Kualitas asap
pembakaran pada dapur ketel uap dipengaruhi oleh komposisi serat
tersebut. Serabut dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar
boiler.
Solid Desanter yang dihasilkan dari unit pemurnian minyak
dikumpulkan terlebih dahulu sehingga mengalami pembusukan/
pengeringan, kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman kelapa
sawit.
Limbah padat yang berasal dari solid decanter menimbulkan bau,
sehingga akan mengalami pembusukan dan harus segera dibuang kelahan
pertanian untuk dijadikan sebagai pupuk pada tanaman kelapa sawit.
Limbah ini dapat menyuburkan tanaman, sehingga dapat mengurangi
anggaran untuk membeli pupuk.
6
1.3.1 Air untuk Keperluan Umum dan Sanitasi
Air untuk keperluan umum adalah air yang dibutuhkan untuk sarana
dalam pemenuhan kebutuhan pegawai seperti untuk mandi, cuci, kakus
(MCK) dan untuk kebutuhan kantor lainnya, serta kebutuhan rumah tangga.
Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik,
utilitas, laboratorium, dan lainnya. Beberapa persyaratan untuk air sanitasi
adalah sebagai berikut:
Syarat fisis : di bawah suhu kamar, tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau, tingkat kekeruhan < 1 mg SiO2/Liter.
Syarat kimia : tidak mengandung zat organik dan anorganik yang terlarut
dalam air, logam-logam berat lainnya yang beracun.
Syarat biologis (bakteriologis) : tidak mengandung kuman/bakteri
pH 10.5 – 11.5
Sulfit 30 – 80 ppm
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
2.1.2 Air Angkasa :
Yaitu air yang asalnya dari udara atau atmosfer yang jatuh ke permukaan
bumi. Perlu diketahui bahwa komposisi air yang yang terdapat di lapisan
udara bumi berkisar 0.001 persen dari total air yang ada dibumi. Menurut
bentuknya air angkasa terbagi lagi menjadi :
air hujan
Matahari berperan dalam mendorong proses terjadinya penguapan uap air
yang ada di permukaan bumi naik hingga atmosfer. Disanalah uap air akan
mengalami kodensasi sehingga berubah wujud menjadi titik air yang akan
semakin berat dan akhirnya jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk
hujan. Namun ada juga titik air yang sebelum sampai ke bumi sudah menguap
lagi, ini disebut dengan Virga.
Saat terjadinya Virga maka proses penjenuhan udara akan berlangsung,
semakin lama udara akan mencapai titik jenuh maksimum sehingga terjadinya
hujan. Air hujan umumnya memiliki tingkat PH yang rendah sehingga
cenderung bersifat asam dan tekstur lunak karena tidak mengandung garam dan
zat zat mineral lainnya.
Proses kodensasi yang berlangsung pada daerah pengunungan yang
udaranya belum terkena polutan maka akan menghasilkan air hujan dengan PH
mendekati normal. Namun jika proses kodensasi terjadi pada daerah dengan
tingkat polutan tinggi seperti daerah perkotaan dan industri maka PH air hujan
nya akan rendah sehingga sering disebut dengan istilah hujan asam.
Air Salju
Memiliki karakteristik yang sama dengan air hujan, hanya saja karena
suhu udara disekitar yang lebih rendah sehingga titik air berubah menjadi
es dan jatuh kembali ke bumi dalam bentuk kepingan es bertekstur
lembut yang sering disebut dengan salju. Saat jatuh ke permukaan bumi
yang suhunya sekitar 0 derajat Celcius maka salju akan meleleh dan
menjadi pecahan kecil yang dinamakan kepingan salju.
Air Es
Proses pembentukan-nya sama dengan air hujan dan salju, hanya saja
udara saat terjadi kodensasi lebih dingin lagi sehingga membentuk
butiran es yang ukurannya bervariasi. Sebenarnya Es dapat terbentuk
9
pada suhu yang lebih tinggi asalkan tekanan udara saat itu juga tinggi.
Jika tekanan udara sangat rendah, terkadang air belum berubah menjadi
es meskipun bersuhu dibawah 0 derajat Celcius.
Clarifier
Tank
Reservoir
tank
Tangki Tangki Feed
Water Penukar Penukar
Degasifier Water
tower 1 Kation Anion
Sand Tank Tank
Filter
Water
tower 2 Boiler Deaerator
10
2.2.1 Kolam Penampung (Water Base)
Air dari sungai tamiang dipompakan didalam kolam penampungan. Pada
kolam ini terjadi pengendapan (lumpur dan kotoran) secara alami. Dari
kolam air dipompakan ke Clarifier Tank.
11
Gambar 2.1 Clarifier Tank
12
2.2.4 Tangki Penukar Kation
Untuk umpan boiler, air yang digunakan barasal dari Water Tower yang
dipompakan ke tangki penukar kation. Kation Tank berisi Resin Kation jenis
Amberlite IRA 120 (berwarna kuning emas) yang bersifat asam. Adapun
fungsi tangki kation adalah:
1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan oleh garam
Ca2+ dan Mg2+ dalam air.
2. Menghilangkan atau mengurangi alkalinitas dari garam-garam alkali.
3. Mengurangi zat-zat padatan terlarut yang menyebabkan kerak pada ketel.
Pada proses ini terjadi penukaran ion antara kation-kation Ca2+, Mg2- dan
ion lain dalam air dengan kation H+ dalam resin. Pada suatu saat resin akan
jenuh, maka untuk di Regenerasi atau mengaktifkan kembali resin harus
diinjeksikan larutan (H2SO4) kedalam tangki berdasarkan analisa
laboratorium.
14
Gambar 2.5 Feed Water Tank
2.2.8 Deaerator
Deaerator bertujuan untuk menghilangkan gas-gas CO2 dan O2 yang
terlarut dalam air yang dapat mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak
pada pipa-pipa boiler. Penghilangan gas-gas terlarut tersebut dilakukan
dengan cara pemanasan dengan menggunakan steam yang diinjeksikan
langsung kedalam air yang berlawanan arah dengan aliran air. Temperatur
didalam tangki dijaga konstan. Temperatur air sekitar 80-90oC.
Air yang keluar Dearator sebelum masuk ke boiler diinjeksikan bahan
kimia yang berguna untuk menaikkan pH, mencegah terjadinya korosi,
mencegah pembentukan kerak pada ketel boiler.
15
2.2.9 Ketel Uap (Boiler)
Air umpan pada Dearator masuk kedalam ketel kemudian diubah menjadi
uap yang akan dipergunakan untuk pengolahan kelapa sawit.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada pabrik kelapa sawit ini, utilitas terbagi menjadi beberapa unit, yaitu :
1. Pengolahan Air (Water Treatment).
2. Pembankit Tenaga (Power Plant).
3. Laboratorium.
4. Pengolahan Limbah.
Tahapan Pengolahan Air pada kelapa sawit :
1. Kolam Penampung (Water Base)
2. Tangki Pengendapan (Clarifier Tank)
3. Penyring Pasir (Sand Filter)
4. Tangki Penukar Kation
5. Degasifier Tank
6. Tangki Penukar Anion
7. Feed Water Tank
8. Dearator
9. Boiler
17
DAFTAR PUSTAKA
https://wbsakti.wordpress.com/2012/10/15/daerator/
http://www.caesarvery.com/2015/06/water-treatment-plant-in-power-
plant.html?m=1
https://www.google.co.id/search?client=ms-android-
samsung&biw=360&bih=310&tbs=itp%3Aanimated&tbm=
18