Anda di halaman 1dari 25

Analisis Dampak Lingkungan di PT.

Smart Tbk Padang Halaban Mill


Mata kuliah : Lingkungan Pertanian dan Biosistem
Kelas : A/TPB
Kelompok : 8
Anggota Kelompok:

1. Nabil Albani (2211111018)


2. Salsabila (221112011)
3. Faiqal Yasssir Adinev (2211112034)
4. Anggi Sahri Gunawan Harahap (2211112045)
5. Khairul Hadi (2211113011)
PT Smart Tbk Padang Halaban Mill
PT SMART Tbk Padang Halaban adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen berbasis kelapa sawit
yang terintegrasi dan terkemuka di Indonesia terletak di Kec. Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu Utara yang
berfokus pada produksi minyak sawit yang lestari. Aktivitas utama SMART dimulai dari pengelolaan sekitar
60.950 hektar kebun kelapa sawit di Indonesia, termasuk lahan plasma; pemanenan dan pengolahan tandan
buah segar menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK), hingga memprosesnya menjadi beragam produk
industri dan konsumen seperti minyak goreng, margarin, shortening, biodiesel dan oleokimia, serta
perdagangan produk berbasis kelapa sawit ke seluruh dunia.
Proses yang terlibat pada industri kelapa sawit PT Smart Tbk Padang Halaban antara lain :

1. Pemilihan Bahan Baku


Bahan baku sesuai kriteria panen (tandan matang panen) untuk memperoleh hasil produksi (CPO) dengan
kualitas yang baik dengan rendemen minyak yang tinggi.
2. Stasiun Timbangan
3. Stasiun Sortasi
Penyortiran tingkat kematangan buah menurut fraksinya
4. Stasiun Perebusan
Perebusan bertujuan untuk memudahkan ekstrasi minyak pada proses pengempalan. Perebusan juga dapat
mengurangi  kadar air dari inti sehingga mempermudah pelepasan inti dari cangkang sawit.
5. Stasiun Pengepresan
Pengepresan berfungsi untuk memastikan minyak kasar (Crude Oil) dari daging buah
6. Stasiun Pengutipan/ Pemurnian Minyak (Clarification Station)
7. Stasiun Pengumpul Janjangan Kosong (Empty Bunch Hopper Station)
8. Stasiun Tangki Penimbunan Minyak (Storage Tank Station)
9. Stasiun Pengutipan Inti (Kernel Plant Station)
10. Stasiun Pemurnian Air (Water Treatment Station)
11. Stasiun Pembangkit Tenaga (Power Plant Station)
12. Stasiun Ketel Uap (Steam Boiler Station)
13. Stasiun Air Limbah (Effluent Treatment Station)
Analisis Polusi Udara pada PT. Smart Tbk Padang Halaban Mill
Analisis Polusi Proses Agroindustri Yang Bergerak Pada Industri Minyak Kelapa Sawit
Pada PT Smart Tbk Padang Halaban.
A. Jenis Polusi Yang Dihasilkan Dari Proses Industri Minyak Kelapa Sawit
Industri minyak kelapa sawit menghasilkan beberapa jenis polusi udara yang berbeda pada berbagai tahapan
proses produksi minyak kelapa sawit.

1.Tahapan pertama adalah pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil (CPO) di pabrik
kelapa sawit.
Tahapan ini menghasilkan gas metana yang dihasilkan oleh limbah organik dari TBS yang terfermentasi
dan tidak tercerna oleh bakteri. Gas metana yang dihasilkan dapat dilepaskan ke atmosfer dan
menyebabkan efek rumah kaca. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil seperti batu bara pada boiler
juga menghasilkan emisi gas buang seperti SO2, NOx, dan CO2 yang dapat merusak lingkungan.

2.Tahapan kedua adalah pengolahan CPO menjadi produk-produk turunannya seperti minyak goreng dan
biodiesel.
Tahapan ini juga menghasilkan polusi udara seperti emisi gas buang dari pembakaran bahan bakar fosil
pada mesin dan oven, serta emisi uap dan partikel yang dihasilkan dari proses pemurnian minyak.
3. Tahapan ketiga adalah pengolahan limbah cair yang dihasilkan selama proses produksi minyak kelapa sawit.

Limbah cair ini mengandung bahan organik dan kimia yang dapat mencemari udara jika tidak diolah dengan
benar. Proses pengolahan limbah cair yang tidak sempurna dapat menghasilkan gas beracun seperti H2S dan
NH3.

B. Dampak Yang Diberikan Secara Umum dan Khusunya Pada Sektor Pertanian Akibat Polusi Udara Yang
Ditimbulkan Dari Industri Minyak Kelapa Sawit

Polusi udara yang ditimbulkan dari industri minyak kelapa sawit dapat berdampak buruk pada sektor
pertanian secara umum maupun khususnya. Dampak yang umum terjadi adalah penurunan kualitas tanah,
gangguan pada pertumbuhan tanaman, serta menurunnya produksi pertanian.

Polusi udara yang dihasilkan dari industri minyak kelapa sawit mengandung partikel-partikel yang dapat
menempel pada daun dan permukaan tanah, sehingga mengurangi jumlah sinar matahari yang diterima oleh
tanaman. Hal ini dapat mengurangi aktivitas fotosintesis tanaman, sehingga menghambat pertumbuhan dan
produksi tanaman.
Selain itu, polusi udara dari industri minyak kelapa sawit juga dapat mengandung zat-zat kimia berbahaya
seperti SO2, NOx, dan H2S yang dapat merusak kualitas tanah. Zat-zat tersebut dapat menurunkan kadar pH tanah
dan mengurangi ketersediaan nutrisi bagi tanaman, sehingga dapat menurunkan produksi pertanian.

Dampak khususnya pada sektor pertanian seperti pengolahan hasil pertanian dapat terganggu karena kualitas
hasil pertanian menurun sehingga dapat berdampak pada kesejahteraan petani dan industri pengolahan yang
membutuhkan bahan baku pertanian. Selain itu, polusi udara juga dapat membahayakan kesehatan manusia dan
hewan yang tinggal di sekitar area industri minyak kelapa sawit.
Analisis Penggunaan dan Pengelolaan Air PT. Smart Tbk Padang
Halaban Mill
Data Jumlah Penggunaan Air & Identifikasi Proses Industri Minyak Kelapa Sawit Yang Melibatkan
Penggunaan Air PT Smart Tbk Padang Halaban.

A. Data Jumlah Penggunaan Air Per Tahun Pada Industri Minyak Kelapa Sawit

Tabel 1. Data Penggunaan Air Pada Perusahaan Minyak Kelapa Sawit

Berikut ditampilkan data pengunaan air pada perusahaan minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tersebut, Pada
tahun dasar 2015, intensitas air adalah 1,96 metrik ton per ton TBS yang diproses di pabrik kelapa sawit. Pada
tahun 2019 terjadi peningkatan pemakaian air, namun intensitas air per ton TBS nya turun sebesar 23,96% dari
tahun 2015. Kemudian, pada tahun 2020 jumlah penggunaan air kembali normal dan intensitas air 1,16 metrik ton
per ton TBS, terjadi pengurangan intensitas air per ton TBS dari tahun 2015 sebesar 40,59%. Pada tahun 2021,
jumlah pemakaian air hampir sama dengan tahun sebelumnya, namun juga terjadi penurunan intensitas air per ton
TBSnya sebesar 44.49% dibandingkan dengan tahun dasar.
B. Identifikasi Proses Industri Minyak Kelapa Sawit Yang Melibatkan Penggunaan Air

Beberapa proses yang biasanya melibatkan penggunaan air dalam industri minyak kelapa sawit antara lain:
1. Pengolahan buah sawit mentah (fresh fruit bunches/FFB)
Proses pengolahan FFB dilakukan untuk menghasilkan CPO dan efisiensi penggunaan air dalam proses
ini sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan. Air digunakan untuk merebus FFB dalam
sterilizer dan untuk menghilangkan kulit dan daging buah sawit dalam proses thresher. Selain itu, air juga
digunakan dalam proses pencucian FFB setelah dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil.
2. Pengolahan tandan kosong (empty fruit bunches/EFB)
Proses pengolahan EFB dilakukan untuk menghasilkan serat kelapa sawit, yang biasanya digunakan
sebagai bahan bakar alternatif untuk menghasilkan uap di pabrik kelapa sawit. Air digunakan dalam proses
pencucian dan pembersihan EFB sebelum dikeringkan.
3. Pengolahan cangkang sawit (palm kernel shells)
Proses pengolahan cangkang sawit dilakukan untuk menghasilkan cangkang sawit yang biasanya
digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk menghasilkan uap di pabrik kelapa sawit. Air digunakan
dalam proses pencucian dan pembersihan cangkang sawit sebelum dikeringkan.
4. Proses pemurnian minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO)
Proses pemurnian CPO melibatkan penggunaan air dalam berbagai tahapan, seperti dalam proses degumming,
netralisasi, pemutihan, dan penyimpanan. Air digunakan dalam proses pencucian minyak kelapa sawit mentah dan
juga sebagai bahan pendingin dalam sistem penukar panas.
5. Proses pemisahan minyak kelapa sawit dan inti sawit (palm kernel oil)
Proses pemisahan minyak kelapa sawit dan inti sawit melibatkan penggunaan air dalam proses pembersihan
dan pemisahan inti sawit dari CPO. Air digunakan dalam proses pencucian dan juga sebagai bahan pendingin
dalam sistem penukar panas.

Proses-proses pada industry minyak kelapa sawit yang termasuk dalam kategori water withdrawal dan water
consumption adalah sebagai berikut:
1. Water Withdrawal
Proses-proses yang termasuk dalam kategori water withdrawal adalah proses-proses yang membutuhkan
pengambilan air dari sumber air, namun air tersebut tidak sepenuhnya dikonsumsi atau digunakan dalam proses
produksi. Contoh dari proses-proses ini adalah pencucian buah sawit (FFB) dan pencucian serat EFB dan
cangkang sawit. Air yang digunakan dalam proses pencucian tersebut kemudian dapat dikembalikan ke
lingkungan setelah melalui proses pengolahan.
2. Water Consumption
Proses-proses yang termasuk dalam kategori water consumption adalah proses-proses yang
membutuhkan penggunaan air dan air tersebut sepenuhnya digunakan atau dikonsumsi dalam proses produksi
dan tidak dapat dikembalikan ke lingkungan dengan kualitas yang sama. Contoh dari proses-proses ini adalah
proses pemurnian minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan pemisahan minyak kelapa sawit dan inti sawit
(palm kernel oil). Air yang digunakan dalam proses ini sebagian besar diubah menjadi uap atau limbah yang
harus diolah sebelum dapat dibuang ke lingkungan.
Identifikasi Jenis Pollutant Yang Dihasilkan Dari Proses Industri
Minyak Kelapa Sawit PT. SMART Tbk. & Jenis Teknologi Yang
Digunakan Untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
A. Jenis Pollutant yang Dihasilkan dari Proses Industri Minyak
Kelapa Sawit PT. SMART Tbk.
Jenis polutan yang dihasilkan dari proses industri minyak kelapa sawit pada PT. SMART Tbk yaitu:
1.Limbah padat
Proses pengolahan tandan buah kelapa
sawit (TBS) menghasilkan limbah padat
berupa serat tandan kosong (EFB), tandan
kosong (empty fruit bunches), cangkang
kelapa sawit, dan lumpur (POME sludge).
Limbah padat ini mengandung bahan
organik, lignoselulosa, dan senyawa-
senyawa lain yang dapat mencemari
lingkungan jika tidak dikelola dengan
baik.
2. Limbah cair
Proses ekstraksi minyak kelapa sawit menghasilkan
limbah cair yang dikenal sebagai Palm Oil Mill Effluent
(POME). Limbah ini mengandung bahan organik, minyak,
lemak, asam lemak bebas, fosfat, nitrogen, dan zat-zat
lainnya. POME adalah limbah yang kaya akan bahan
organik dan nutrisi, dan jika tidak diolah dengan baik
sebelum dibuang, dapat mencemari perairan dengan
mempercepat pertumbuhan alga dan menyebabkan
kerusakan lingkungan.

3. Gas buang
Proses pembakaran bahan bakar untuk menghasilkan
energi dalam PKS menghasilkan gas buang yang
mengandung gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), karbon
monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida
(SO2), partikulat, dan senyawa-senyawa organik volatil
(VOCs). Gas-gas ini berkontribusi terhadap polusi udara dan
efek rumah kaca jika emisinya tidak terkendali.
B. Jenis Teknologi Yang Digunakan Untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Jenis teknologi yang dapat digunakan dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yaitu :

1.Pengendapan: Teknologi pengendapan digunakan untuk memisahkan padatan yang lebih berat
dari air limbah. Air limbah dialirkan ke dalam sebuah tangki pengendap yang memungkinkan
partikel-partikel padatan mengendap di dasar tangki. Air yang jernih kemudian dapat diambil
dari bagian atas tangki.

2. Pengapungan: Teknologi pengapungan menggunakan udara yang dialirkan ke dalam air limbah
untuk membuat partikel-partikel padatan atau minyak dan lemak mengapung ke permukaan.
Partikel yang mengapung ini kemudian diangkat dan dihapus dari permukaan air limbah.

3. Filtrasi Pasir: Teknologi filtrasi pasir melibatkan penggunaan lapisan pasir sebagai media
filtrasi untuk menyaring partikel-partikel padatan yang lebih halus dari air limbah. Air limbah
yang mengalir melalui lapisan pasir akan disaring, sedangkan partikel-partikel padatan tertahan di
permukaan pasir.
4. Bioreaktor Anaerob: Teknologi bioreaktor anaerob menggunakan proses penguraian organik
yang terjadi dalam lingkungan bebas oksigen. Mikroorganisme anaerob akan menguraikan bahan
organik dalam air limbah menjadi gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Bioreaktor
anaerob sering digunakan untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi tinggi bahan organik,
seperti limbah industri.
5. Bioreaktor Aerob: Teknologi bioreaktor aerob menggunakan mikroorganisme aerob untuk
menguraikan bahan organik dalam air limbah. Proses ini membutuhkan pasokan oksigen yang
cukup, biasanya melalui aerasi, agar mikroorganisme dapat bertahan dan melakukan penguraian.
Bioreaktor aerob umumnya lebih efektif dalam menghilangkan bahan organik daripada bioreaktor
anaerob, tetapi membutuhkan energi tambahan untuk aerasi.
6. Filtrasi Membran: Teknologi filtrasi membran menggunakan membran semi-permeabel untuk
menyaring partikel-partikel dan zat terlarut dari air limbah. Teknologi ini mencakup mikrofiltrasi,
ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan osmosis terbalik. Ukuran pori membran yang berbeda
memungkinkan penyaringan partikel dengan tingkat kehalusan yang berbeda pula.
7. Pemurnian dengan Proses Ozonasi: Teknologi ozonasi melibatkan penggunaan ozon (O3)
sebagai agen oksidasi kuat untuk menghilangkan polutan organik dan inorganik dari air limbah.
Ozonasi dapat meningkatkan efisiensi penghilangan zat-zat terlarut dan menghasilkan air yang
lebih jernih dan bersih.
Analisis Pemanfaatan Biomassa Padat Kelapa Sawit Sebagai Energi
Baru Terbarukan DI PLTU Pabrik Kelapa Sawit PT. Smart Tbk
Padang Halaban Mill
A. Pemanfaatan Biomassa Untuk Energi Terbaruka

Pada PT. Smart Tbk Padang Halaban dilakukan penelitian


untuk memanfaatkan limbah padat serabut dan cangkang
kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif (energi
terbarukan) dalam pembangkit listrik tenaga biomassa
(PLTU Biomassa).

Dengan kapasitas pabrik pengolahan sebesar 30 ton


Tandan Buah Segar (TBS) per jam, dihasilkan limbah
padat serabut seberat 3,9 ton dan cangkang seberat 2,1
Kelapa sawit dipilih oleh perusahaan
ton. Total limbah padat tersebut digunakan sebagai bahan
bakar sebesar 6 ton per jam. perkebunan di Indonesia sebagai
sumber energi biomassa. Biomassa
adalah materi organik yang terdiri
dari tumbuhan dan hewan yang
mengandung energi.
Hasil Agroindustri Kelapa Sawit
B.Pemanfaatan Uap Untuk Energi Terbarukan
Proses produksi energi listrik di PT. Smart Tbk Padang Halaban dilakukan penelitian untuk memanfaatkan
limbah padat menggunakan sistem peredaran uap air tertutup pada boiler sebagai perangkat utama dalam
menghasilkan uap yang akan digunakan oleh turbin dan generator untuk menghasilkan listrik dengan daya
maksimal 1,2 MW. Konsumsi steam yang diperlukan adalah sebesar 25 kg per kWh. Sistem peredaran
tertutup berarti bahwa proses ini berulang secara berkesinambungan.

Sistem Peredaran Uap


C. Proses Sistem Uap

1. Limbah padat berupa cangkang dan serabut dimasukkan ke dalam ruang pembakaran melalui konveyor
pengisian bahan bakar. Komposisi serabut sebesar 75% dan cangkang sebesar 25%.
2. Air diisikan ke dalam ketel uap untuk mengisi seluruh permukaan penukar panas. Di dalam boiler, air
dipanaskan menggunakan gas panas dari pembakaran bahan bakar dengan udara, sehingga berubah menjadi
uap dengan suhu antara 85 hingga 215 C.
3. Uap yang dihasilkan oleh boiler dengan tekanan sebesar 20 bar dan suhu maksimal 222 C dialirkan ke turbin
untuk menggerakkannya dan menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
4. Generator yang terhubung langsung dengan turbin akan menghasilkan energi listrik melalui perputaran
medan magnet dalam kumparan. Ketika turbin berputar, energi listrik akan dihasilkan dari terminal keluaran
generator.
5. Uap yang keluar dari turbin masuk ke dalam kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin, sehingga
berubah kembali menjadi air. Air kondensat tersebut kemudian digunakan kembali sebagai air pengisi dalam
boiler. Siklus ini terus berlangsung secara berulang-ulang.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, R., Djufri, U., & Wijaya, H. (2022). Pemanfaatan Biomassa Padat Kelapa
Sawit Sebagai Energi Baru Terbarukan DI PLTU Pabrik Kelapa Sawit PT.
Perkebunan Nusantara VI Unit Usaha Bunut. Journal of Electrical Power
Control and Automation, 17-23.
Hasibuan, A., Isa, M., Siregar, W. V., & Nrartha, I. A. (2020). Sumber Bahan
Bakar Dari Limbah Padat Pada Pembangkit Listrik Di Pabrik Kelapa Sawit.
Ready Star-2, 187- 193.
Safrizal. (2014, Juli 2). SMALL RENEWABLE ENERGY BIOMASSA LIMBAH
SAWIT SUMBER LISTRIK ALTERNATIF KAJIAN DI PT PERKEBUNAN
NUSANTARA V PROVINSI RIAU. Jurnal DISPROTEK, 5, 61-68
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai