Anda di halaman 1dari 5

DESAIN PABRK KIMIA

Pra Desain Pabrik Crude Palm Oil (CPO) dan Palm


Kernel Oil (PKO)

Kelompok 5
1. M Aziz Rahmatullah (2314 100 095)
2. Lubna Putri Syahbana (2314 100 033)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2017
Bagian mana pada Buah Kelapa Sawit yang dapat menghasilkan CPO dan PKO ?

Buah kelapa sawit memeliki beberapa jenis yang dapat berpengaruh pada jumlah minyak
yang dapat diperoleh. Berikut adalah struktur buah kelapa sawit.

Gambar 2. Tipe buah kelapa Sawit

Gambar 3. Produk Buah Kelapa Sawit

CPO dapat diperoleh dari bagian mesocarp, sedangkan PKO dapat diperoleh dari bagian
kernel atau Endosperm. Sedangkan cangkang atau Endocarp dapat digunakan sebagai bahan
batu pembakar.

Bagaimana pengolahan limbah dari Pabrik Kelapa Sawit ini ?

Beberapa limbah dan penanganan limbah sebagai berikut :


1. Limbah Padatan.
Limbah padat yang keluar dari PKS meliputi tandan kosong (tankos) dengan persentase
sekitar 23% terhadap TBS, abu boiler (sekitar 0.5% terhadap TBS), serat (sekitar 13.5%
terhadap TBS) dan cangkang (sekitar 5.5% terhadap TBS). Limbah padat yang keluar dari
PKS umumnya tidak memerlukan penanganan yang rumit. Limbah padat dapat digunakan
lagi sebagai bahan bakar, pupuk, pakan ternak, dan juga bisa dijual untuk menghasilkan
pendapatan tambahan.
- Serat, Cangkan dan Tandon Kosong bisa digunakan sebagai bahan bakar.
- Abu Boiler dapat diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium.
- Tandon kosong sebagai pupuk dengan cara menjadikan mulsa dan pengomposan.
- Ampas Inti digunakan sebagai pakan ternak.

2. Limbah Cair.
Limbah cair dari Pabrik Kelapa Sawit atau yang lebih dikenal dengan POME (Palm oil
mill effluent). POME ialah air buangan yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit utamanya
berasal kondensat rebusan, air hidrosiklon, dan sludge separator. Setiap ton TBS yang
diolah akan terbentuk sekitar 0,6 hingga 1 m3 POME. POME kaya akan karbon organik
dengan nilai COD lebih 40 g/L dan kandungan nitrogen sekitar 0,2 dan 0,5 g/L sebagai
nitrogen ammonia dan total nitrogen. Karakteristik POME ditunjukan pada tabel 1.
Sumber POME berasal dari unit pengolahan yang berbeda, terdiri dari:
60% dari total POME berasal dari stasiun klarifikasi
36% dari total POME berasal dari stasiun rebusan
4 % dari total POME berasal stasiun inti.

Teknologi Pengelolaan POME


Teknologi pengelolaan POME umumnya dengan menggunakan teknologi kolam
terbuka yang terdiri dari kolam anaerobik, fakultatif dan aerobik dengan total waktu
retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini memerlukan lahan yang luas (5-7
ha), biaya pemeliharaan yang cukup besar dan menghasilkan emisi gas metana ke udara
bebas.

Gambar 1. Contoh Kolam Limbah PKS PT. BOMA BISMA INDRA (PERSERO)
Kolam limbah terdiri dari :
2 unit kolam pendinginan (Cooling pond)
3 unit kolam pembiakan bakteri (Mixing Pond)
2 unit kolam Anaerobic
3 unit kolam pengendapan
1 unit kolam aerasi
1 unit kolam pelepasan

Saat ini pengelolaan POME dengan hanya menggunakan kolam terbuka mulai
dianggap kurang efisien dan kurang ramah lingkungan. Para pemilik atau pengelolan PKS
sudah mulai merubah dengan memodifikasi kolam yang ada dengan teknologi
pengelolaan lainnya. Ada beberapa teknologi pengolahan POME yang baru saat ini,
diantara teknologi yang baru itu adalah membran dan terakhir terdengar dengan
elektrokoagulasi. Munculnya atau adanya perkembangan teknologi pengelolaan POME
ini disebabkan oleh beberapa maksud dan tujuan tertentu.

Beberapa tujuan itu adalah:

Mendapatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan (environmental friendly).


Teknologi ini umumnya adalah menghindari gas rumah kaca khususnya gas metana
lepas ke atmosfer.
Mendapatkan nilai tambah secara ekonomi (economic benefit). Teknologi ini
dilakukan dengan cara mendapatkan produk baru yang dapat dijual dengan
memanfaatkan POME.
Memudahkan operasional pengelolaan, terutama kepada para pekerja di PKS.
Keterbatasan lahan di area PKS untuk menggunakan sistem kolam terbuka (limited
area).
Faktor teknologi proses di PKS. Faktor ini adalah terkait dengan adanya modifikasi
teknologi proses pada pengolahan TBS di PKS, atau adanya teknologi proses yang
baru. Perbedaan proses itu terutama terkait dengan penggunaan alat proses yang baru.
Contoh dalam faktor ini adalah perubahan teknologi sterilisasi, klarifikasi dan
sebagainya. Perubahan alat proses membawa dampak pada perubahan kualitas,
kuantitas dan jenis limbah yang dihasilkan di PKS.

Dari beberapa tujuan diatas, saat ini terdapat beberapa teknologi pengelolaan POME selain
sistem kolam terbuka. Adapun teknologi itu diantaranya adalah:

Pengelolaan aerob dengan menggunakan kolam aerobic (aerobic pond). Teknologi ini
digunakan untuk menghindari terbentuknya gas metan. Teknologi ini jarang
digunakan karena memerlukan tenaga yang besar untuk menggerakkan aerator.
Teknologi pengeringan (drying process), teknologi ini tidak sesuai karena
memerlukan biaya dan energi yang besar untuk menguapkan air dalam POME.
Aplikasi tanah (land application), sistem ini tidak disarankan karena memerlukan
biaya yang cukup besar. Selain itu teknologi ini masih memerlukan kolam tanpa udara
dan masih menghasilkan gas metan.
Penggunaan tandan kosong kelapa sawit menjadi kompos, POME digunakan sebagai
bahan penyiram pada proses pengomposan tandan kosong kelapa sawit seperti pada
Gambar 3. Teknologi ini bagus untuk dilaksanakan. Teknologi ini memerlukan sedikit
investasi yang tinggi tetapi mendapat keuntungan dengan hasil penjualan kompos.
Penggunaan POME untuk menghasilkan energi. Teknologi untuk menghasilkan
energi adalah dengan cara menangkap gas metana. Teknologi penangkapan gas
metana ada yang membangun tangki (biogas reactor) baru yang berada diatas
permukaan (Gambar 4) atau dengan menutup kolam limbah yang ada dengan
menggunakan penutup dengan bahan parasut tebal (covered lagoon).

Selain menghasilkan gas Metana sebagai energi, saat ini POME juga dilaporkan dapat
menghasilkan gas Hidrogen sebagai energi. POME menghasilkan gas hidrogen dengan
menggunakan teknologi elektrokoagulasi.

Pada bagian apa saja serta sebarapa besar konsumsi air pada pabrik kelapa sawit ini ?

Berikut kebutuhan air pada Pabrik Kelapa Sawit untuk 50 tph TBS:

- Kebutuhan steam pada Sterilizer sebesar 104,9 kg/h


- Kebuthan steam dan air pada Digester / proses ekstraksi sebesar 27,258 kg/h
- Kebutuhan Air pada Barometric Condensor 1 dan 2 sebesar 11,043 kg/h
- steam masuk pada Steam jet ejector 1 dan 2 sebesar 560 kg/h

Mengapa buah kelapa sawit yang lewat matang tidak diinginkan ?

Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (FFA) minyak
sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang,
maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas dalam prosentase tinggi (lebih
dari 5%)

Anda mungkin juga menyukai