Anda di halaman 1dari 37

PRAKATA

Assalamualaikum Wr. WB

Pertama-tama, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan praktek kerja
lapang ini. Laporan praktek kerja lapang ini di susun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Diploma pada jurusan Analis Kimia, Sekolah Tinggi Analis Kimia
Cilegon. Sehubung dengan hal tersebut maka penulis melakukan praktek kerja lapang
di PT Polychem Indonesia Tbk. pada bagian Laboratorium.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, penutup para nabi dan pembawa syafaat bagi umat muslim di
akhir nanti. Selama proses pelaksanaan praktek kerja lapang, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun
langsung.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

- Terima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

- Bapak Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M,Si sebagai Ketua Sekolah Tinggi Analis Kimia
Cilegon

- Ibu Dian Susvira

- Seluruh dosen Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon yang sudah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir
- Seluruh staff dan karyawan PT Polychem Indonesia Tbk. baik secara langsung
maupun tidak langsung yang telah membantu dalam pelaksanaan praktek kerja
lapang.

- Seluruh teman-teman angkatan 2020 yang telah banyak membantu dan memberi
semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini terdapat banyak kekurangan yang
disebabkan oleh minimnya pengetahuan yang dimiliki, oleh karena nya penulis
mohon kritik dan saran yang membangun bagi pembaca demi perbaikan dimasa yang
akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi siapa saja yang
menggunakan nya.

Cilegon, 2023

Penulis
DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

LEMBAR PENGESAHAN PIHAK INDUSTRI

LEMBAR PENGESAHAN PIHAK LEMBAGA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan

2.2. Latar Belakang Perusahaan

2.3. Visi dan Misi Perusahaan


2.3.1.Visi Perusahaan

2.3.2.Misi Perusahaan

2.4. Sarana dan Prasarana Perusahaan

2.5. Letak Dan Struktur Perusahaan

2.5.1. Tata Letak Perusahaan

2.5.2. Struktur Perusahaan

2.6. Jam Kerja Karyawan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Air laut

3.2. Boiler

3.3. Spektrofotometri UV-VIS

3.3.1. Pengertian Spektrofotometri UV-VIS

3.3.2. Prinsip Kerja Spektrofotometri UV-VIS

3.3.3 Cara Kerja Spektrofotometri UV-VIS

3.3.4. Bagian-bagian Spektrofotometri UV-VIS

BAB IV METODOLOGI

4.1. Pembuatan Standar Seri Fosfat

4.2. Analisis Fosfat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1. Hasil

5.1.1. Pembuatan Standar Seri Fosfat

5.2. Pembahasan

5.2.1. Analisi Fosfat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Hafit Maulana, lahir di Tangerang pada tanggal 24


Februari 2001. Penulis adalah anak ke tiga dari Bapak Moh.Kasan dan Ibu Nurjanah.
Penulis bertempat tinggal sekarang di Perumahan Taman Banten Lestari Blok D.1C
No.31 RT.04 RW.21 Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang-Banten.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Tanah Tinggi 1 lulus pada


Tahun 2013, dilanjutkan pendidikan menengah di SMP Al-Muhajirin lulus pada
Tahun 2016, dan pendidikan kejuruan di SMK Tekhmindo lulus pada Tahun 2019.
Pada tahun 2020 penulis melanjutkan pendidikan Diploma 3 Analis Kimia di Sekolah
Tinggi Analis Kimia Cilegon.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air laut adalah air dari laut atau samudra. Air laut memiliki kadar garam rata-
rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama,
namun tidak seluruhnya, garam dapur AKA NaCl).Walaupun kebanyakan air laut di
dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan
garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk
Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di
mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit
masukan air dari sungai-sungai.

Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana tertutup yang di dalamnya berisi air
untuk dipanaskan. Energi panas dari uap air keluaran boiler tersebut selanjutnya
digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas
ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler
memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan
bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.

Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja dengan


spesifikasi tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME (The ASME Code
Boilers), terutama untuk penggunaan boiler pada industri-industri besar. Dalam
sejarah tercatat berbagai macam jenis material digunakan sebagai bahan pembuatan
boiler seperti tembaga, kuningan, dan besi cor. Namun bahan-bahan tersebut sudah
lama ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga ketahanan material yang sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Panas yang diberikan kepada fluida di dalam
boiler berasal dari proses pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar
yang dapat digunakan, seperti kayu, batubara, solar/minyak bumi, dan gas. Dengan
adanya kemajuan teknologi, energi nuklir pun juga digunakan sebagai sumber panas
pada boiler.
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukan nya praktik ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara membuat deret standar Fosfat dengan menggunakan


metode spektrofotometri UV-VIS.

2. Untuk mengetahui cara penentuan kadar Fosfat di PT Polychem Indonesia Tbk.


dengan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS.
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Perusahaan

PT Polychem Indonesia TBK., pertama kali memiliki nama PT Yasa Ganesa


Pura, yang kemudian pada 1993 berganti nama menjadi PT Prima Ethycolindo, yang
selanjutnya pada tahun 1996 berganti nama menjadi PT Gajah Tunggal Petrochem
Industries, yang terakhir pada tahun 2004 berganti nama menjadi PT Polychem
Indonesia Tbk., Sampai sekarang. Pemasangan pertama pondasi tangki penyimpanan
Mono Ethylene Glycol (MEG), pada bulan Desember 1998 di tandai dengan
mulainya pembangunan pabrik. Seluruh kontruksi selesai pada bulan Januari 1992,
kemudian dilanjutkan pada tahap Commissioning dan persiapan untuk Start Up.

Pabrik Ethylene Glycol (EG) PT Polychem Indonesia Tbk., Memiliki dua plant
yaitu plant I dan plant II. Kedua plant ini memiliki kapasitas produksi sebesar
216.000 ton pertahun. Pabrik (EG) ini menggunakan teknologi dari Scientific
Desigen Co.Inc Amerika Serikat. Pabrik (EG) ini memiliki satu produk utama yaitu
Mono Ethylene Glycol (MEG) dan produk samping yaitu Di Ethylene Glycol (DEG)
dan Tri Ethylene Glycol (TEG).

Bahan baku yang pertama diimpor pertama kali pada tanggal 30 Oktober 1992,
lima hari sebelumnya telah dilakukan tahap Cooling Down bagi jaringan yang akan
dilewati di terminal Ethylene, sedangkan Cooling Down tangki penyimpanan
Ethylene dilakukan puluhan hari sebelum Ethylene yang pertama masuk, pada
tanggal 10 Januari 1993 dilakukan Start-up pertama, dan tanggal 18 Januari 1993
pabrik ini di resmikan oleh Presiden Soeharto secara simbolis bersama-sama dengan
pabrik kimia lainnya dikawasan industri Cilegon.
PT Polychem Indonesia Tbk., untuk plant II setiap tahun nya mampu
menghasilkan 120.000 metric ton Mono Ethylene Glycol (MEG) sebagai produk
utama, dan 11,940 metric ton Di Ethylene Glycol (DEG) sebagai produk sampingan.
Pelanggan utama produk MEG adalah pabrik Polyester, produk MEG tersebut
digunakan sebagai cooling Agent dan anti freez. DEG digunakan dalam industri
unsaturated Polyester resin, minyak rem, dan industri minyak aditif. Sedangkan TEG
digunakan untuk proses pengeringan gas alam pencucian bahan kimia (Deby
Setiawan, 2013:3).

2.2 Latar Belakang Perusahaan

Pabrik Mono Ethylene Glycol (MEG) menghasilkan salah satu dari bahan baku
yang memproduksi Polyester yang dapat mendukung industri tekstil Indonesia.
Pabrik ini merupakan satu-satunya di Indonesia yang memproduksi Mono Ethylene
Glycol (MEG) dan Ethylene Oxide (EO).

Pabrik yang berstatus PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) itu diberi
nama PT Polychem Indonesia Tbk., Berlokasi di daerah Mangunreja Kecamatan Pulo
Ampel, Kabupaten Serang. Bahan baku yang digunakan untuk membuat produk
tersebut adalah Ethylene dam oxigen. Khusus untuk bahan baku Ethylene masih
diimport dari luar, sedangkan bahan baku Oxigen dibuat dengan fraksinasi udara
yang dihasilkan pada ASU (Air Separation Unit) atau unit penyediaan udara.

2.3 Visi Dan Misi Perusahaan

2.3.1 Visi

Menjadi pemimpin pasar dan partner regional yang paling dapat diandalkan di
industri Poliester dan yang terkait.

2.3.2 Misi
Kami akan memberikan kepuasan total dengan menyediakan produk yang berkualitas
dan pelayanan yang terbaik kepada semua partner bisnis kami. Bersama mereka kami
akan meningkatkan pangsa pasar (kebutuhan pasar) dan memaksimalkan keuntungan
bagi para pemegang saham dan karyawan.

2.4 Sarana Dan Prasarana Perusahaan

Sarana dan prasarana ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan,


sebagai rasa kepedulian karyawan, sebagai rasa kepedulian perusahaan atas kerja
keras para karyawan, maka perusahaan memberikan beberapa fasilitas sebagai
berikut:

1. Penyediaan mess bagi para karyawan, dengan bangunan mess yang terletak di
depan pabrik.

2. Penyediaan kantin.

3. Penyediaan poliklinik.

4. Penyediaan koperasi.

5. Penyediaan kendaraan antar jemput karyawan dan penyediaan kendaraan rekreasi


tahunan, dan lain-lain.

6. Penyediaan tempat ibadah (masjid).

2.5. Tata Letak Dan Struktur Organisasi Perusahaan

2.5.1. Tata Letak Perusahaan

Perusahaan EO/EG PT Polychem Indonesia Tbk., Terletak di Desa Mangunreja,


Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang. Lokasi pabrik berdekatan dengan pabrik
kimia lainnya, yaitu PT Gajah Tunggal dan PT Semen Conch. Letaknya yang dekat
dengan laut sangatlah menguntungkan sehingga pabrik membangun dermaga (Jetty)
sendiri yang berfungsi sebagai tempat pengisian bahan baku Ethylene dengan
menggunakan kapal laut.

2.5.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Untuk memastikan tercapainya tujuan perusahaan PT Polychem Indonesia Tbk.


Menetapkan pola kendali operasi perusahaan yang tercermin dalam struktur
organisasi sebagai berikut :

2.6 Jam Kerja Karyawan

Karena perusahaan beroperasi selama 24 jam penuh, maka PT Polychem Indonesia


Tbk. diperlukan Shift dengan pembagian sebagai berikut :

Kelompok Kerja Hari Kerja Jam Kerja

Karyawan Daily Senin - Jumat Daily : 08:00 – 17:00

Karyawan Shift Mengikuti Pola Shift Shift I : 23:00 – 07:00

Shift II : 07:00 – 15:00


Shift III : 15:00 – 23:00
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Air laut

Air laut adalah air dari laut atau samudra. Air laut memiliki kadar garam rata-
rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama,
namun tidak seluruhnya, garam dapur AKA NaCl).Walaupun kebanyakan air laut di
dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan
garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk
Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di
mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit
masukan air dari sungai-sungai.

Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral
yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contoh nya natrium ,kalium, kalsium,
dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut
yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu-
batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.

Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis
terbalik, suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan
melalui membrane saring. Sistem ini disebut osmosis terbalik air laut dan banyak
digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air
laut.

3.2 Boiler atau ketel uap

Boiler atau katel uap adalah suatu bejana tertutup yang di dalamnya berisi air
untuk dipanaskan. Energi panas dari uap air keluaran boiler tersebut selanjutnya
digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas
ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi energi, boiler
memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan
bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.

Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja dengan


spesifikasi tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME (The ASME Code
Boilers), terutama untuk penggunaan boiler pada industri-industri besar. Dalam
sejarah tercatat berbagai macam jenis material digunakan sebagai bahan pembuatan
boiler seperti tembaga, kuningan, dan besi cor. Namun bahan-bahan tersebut sudah
lama ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga ketahanan material yang sudah
tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Panas yang diberikan kepada fluida di dalam
boiler berasal dari proses pembakaran dengan berbagai macam jenis bahan bakar
yang dapat digunakan, seperti kayu, batubara, solar/minyak bumi, dan gas. Dengan
adanya kemajuan teknologi, energi nuklir pun juga digunakan sebagai sumber panas
pada boiler.

Berikut adalah beberapa contoh jenis boiler :

1. Pot Boiler atau Haycock Boiler

Pot Boiler atau Haycock Boiler merupakan boiler dengan desain paling sederhana
dalam sejarah. Mulai diperkenalkan pada abad ke 18, dengan menggunakan
volume air besar tapi hanya bisa memproduksi pada tekanan rendah. Boiler ini
menggunakan bahan bakar kayu dan batu bara, boiler jenis ini tidak bertahan lama
penggunaan nya karena efisiensi nya yang sangat rendah.

2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)

Pada perkembangan ini selanjutnya muncul desain baru boiler yakni boiler pipa-
api. Boiler ini terdapat 2 bagian di dalam nya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi
barrel/tong. Pada sisi barrel berisi fluida air, sedangkan sisi pipa merupakan
tempat terjadinya pembakaran. Boiler pipa-api biasanya memiliki kecepatan
produksi uap air yang rendah, tetapi memiliki cadangan uap air yang lebih besar.

3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)


Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa
dan barrel. Tetapi sisi pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi
tempat terjadinya proses pembakaran. Boiler jenis ini memiliki kecepatan
yang tinggi dalam memproduksi uap air, tetapi tidak banyak memiliki
cadangan uap air di dalamnya.
Gambar 2. Water-Tube Boiler

4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox


Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan pipa-air.
Sebuah firebox didalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang
dihasilkan mengalir ke dalan barrel dengan pipa-api didalamnya. Boiler
jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta uap, namun tidak terlalu populer
dipergunakan.

3.3 Spektrofotometri UV-Vis

3.3.1. Pengertian Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari


spektrometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi relatif jika energi tersebut ditransformasikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi panjang gelombang. Kelebihan Spektrofotometer dengan
fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara
ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada
fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
pada panjang gelombang tertentu (Gandjar,2007).

3.3.2 Prinsip Kerja Spektrofotometri UV-Vis

Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu


daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang
diabsorbsi dapat menunjukkan struktur senyawa yang teliti. Spektrum
elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar
gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro
(Marzuki Asnah 2012).

Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak


umumnya terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul
dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka
mengandung elektron, baik
yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat
elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat
ikatan nya dan radiasi dengan energi tinggi, atau panjang gelombang pendek,
diperlukan eksitasinya (Wunas, 2011).

Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini


memberikan cara sederhana untuk mengentalkan kuantitas zat yang sangat kecil.
Selain itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka terbaca langsung dicatat
oleh detektor dan tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah
diregresikan (Yahya S, 2013). Secara sederhana instrument spektrofotometeri yang
disebut spektrofotometer terdiri dari :

Sumber cahaya - monokromatis - sel sampel - detektor - read out

Gambar 3. Pembacaan Spektrofotometer

3.3.3 Fungsi masing-masing bagian :

1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan


berbagai macam tentang panjang gelombang.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sinar polikromatis menjadi cahaya monokromatis. Pada
gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya, dengan adanya
pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan panjang gelombang
tunggal yang mengenai sel sampel. Proses dispersi atau penyebar cahaya seperti
yang tertera pada gambar.

Gambar 4. Proses Dispersi Cahaya

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat atau wadah meletakan sampel UV, VIS, UV-
VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet biasanya terbuat dari
kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang terbuat dari silika memiliki
kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan yang terbuat dari
kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaan nya hanya pada
spektrofotometer sinar tampak (VIS). Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang
dengan lebar 1 cm.

IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya dioleskan pada dia
lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk larutan dimasukan ke
dalam sel natrium klorida. Sel ini dipecahkan untuk mengambil kembali larutan
yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat sedikit dan harga nya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan


mengubahnya menjadi arus listrik. Macam – macam detktor yaitu Detektor foto
(photo detektor), Photocell, misalnya Cds Phototube, Hantaran foto, Dioda foto,
Detektor panas.

5. Read out merupakan system baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan dalam
spektrofotometri adalah :

a) Pada saat pengenceran alat-alat harus bersih tanpa adanya zat pengotor

b) Dalam penggunaan alat-alat harus steril

c) Jumlah zat yang dipakai harus sesuai dengan yang telah ditentukan

d) Dalam penggunaan spektrofotometri UV, sampel harus jernih dan tidak keruh

e) Dalam penggunaan spektrofotometri UV-VIS, sampel harus berwarna.


3.4 Validasi Dan Verifikasi

Validasi Metode Berdasarkan SNI 19-17025-2000, validasi adalah konfirmasi


suatu metode melalui pengujian dan pengadaan bukti bahwa syarat-syarat tertentu
dari suatu metode telah dipenuhi.

Validasi perlu dilakukan oleh laboratorium terhadap :

• Metode non standar

• Metode yang dikembangkan sendiri

• Metode standar yang digunakan diluar lingkup yang dimaksud

• Metode standar yang dimodifikasi

• Metode standar untuk menegaskan dan mengkonfirmasikan bahwa metode tersebut


sesuai dengan penggunaannya.

Dalam melakukan validasi metode parameter yang harus diuji meliputi :

1. Limit of detection (LOD)

Limit of detection merupakan batas deteksi yang bisa diuji pada konsentrasi paling
rendah.

2. Limit of Quantitation

Limit of quantitation merupakan konsentarsi terendah dari analit yang dapat


ditentukan dengan akurasi yang dapat diterima.

3. Working Range

Working range merupakan rentang kerja, mulai dari batas terendah sampai batas
tertinggi.
4. Linear Range

Linear range merupakan rentang linear dalam rentang kerja.

5. Sensitivitas/ Kepekaan

Sensitivitas merupakan kemampuan untuk mengukur analit dengan akurat tanpa


adanya gangguan dari komponen matriks dalam sampel.

6. Ketahanan Metode

Ketahanan metode merupakan ukuran agi suatu metode dalam mempertahankan


kinerja dimana pengaturan kondisi analisa tidak se-sempurna seperti yang ditetapkan
didalam metode yang digunakan.

Verifikasi merupakan suatu uji kinerja metode standar. Verifikasi ini dilakukan
terhadap suatu metode standar sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi sebuah
metode bermaksud untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan
mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid.
Disamping itu verifikasi juga bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium
memiliki data kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium yang berbeda memiliki
kondisi dan kompetensi personil serta kemampuan peralatan yang berbeda. Sehingga,
kinerja antara satu laboratorium dengan laboratorium lainnya tidaklah sama.

Didalam verifikasi metode, kinerja yang akan diuji adalah keselektifan seperti
uji akurasi (ketepatan) dan presisi (kecermatan). Dua hal ini merupakan hal yang
paling minimal harus dilakukan dalam verifikasi sebuah metode. Suatu metoda yang
presisi (cermat) belum menjadi jaminan bahwa metode tersebut dikatakan tepat
(akurat). Begitu juga sebaliknya, suatu metode yang tepat (akurat) belum tentu
presisi.

Hubungan antara akurasi dan presisi dalam uji metode dapat terjadi dalam empat hal:
• Akurasi dan presisi sama-sama rendah

• Presisi tinggi, akurasi rendah

• Presisi rendah, akurasi tinggi

• Akurasi dan Presisi tinggi.


BAB IV

METODELOGI

Analisis Fosfat (PO4)

Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada analisis Fosfat ini adalah Spektrofotometer UV-Visible.
Labu ukur, Erlemeyer, Pipet volumetrik Tissue. Dan bahan yang digunakan adalah
sampel, Alkohol atau Etanol dan larutan Vanado Molibdate.

Prosedur Kerja

Preparasi Larutan Deret Standar Seri

Dibuat larutan induk 100 ppm dari larutan standar Fosfat (PO 4) 1000 ppm. Dipipet
sebanyak 50 ml dari larutan standar Fosfat (PO 4) dimasukkan kedalam labu ukur 500
mL dan di tera dengan Demin. Kemudian, dibuat larutan dere standar Fosfat 1 ppm, 5
ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm. Dari masing-masing deret standar dipipet sebanyak 1
mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL dan dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL dan di
tera dengan Demin.

Preparasi Sampel Larutan

1. Dipipet sebanyak 20 mL sampel.

2. Dimasukan kedalam Erlemeyer.

3. Ditambahkan 15 mL Alkohol atau Etanol dan ditambahkan 10 mL larutan Vanado


Molibdate, kemudian di diamkan selama 20 menit.
4. Diukur konsentrasi nya menggunakan alat Spektrofotometer UV-Visible pada
panjang gelombang 420 nm dengan kuvet 50 mm.

Anda mungkin juga menyukai