Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KERJA PRAKTEK MANDIRI

PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI


AREA LAHENDONG

Disusun Oleh:
Yosep Friendson Simbolon (071001700135)
Mikael Candra (071001700081)
Mario Chikito Ledwick Lesar (071001700076)
Muhammad Al Jabbar Syah (071001700093)
Tubagus Satria Nurvaliansyah (071001700131)
Ewim Febian (071001700038)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2021
KATA PENGANTAR

Pertama dan yang terutama, penulis ingin mengucap syukur serta berterima
kasih kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena telah memberikan kasih karunia dan
damai sejahtera yang senantiasa memelihara hati dan pemikiran penulis, sehingga
dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan tepat waktu.
Adapun laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai
mata kuliah Kerja Praktek (MPA6102) Semester Genap, Tahun Ajaran 2020/2021
di PT. Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong.
Penulisan laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan
dari berbagai pihak, sehingga dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Keluarga dari masing-masing praktikan
2. Ketua Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
3. Dosen Pembimbing: Ir. Onnie Ridaliani, M.T.
4. General Manager PGE Lahendong
5. Pembimbing: Benedict Amandus Hananto
6. Seluruh pekerja dan mitra kerja PT. Pertamina Geothermal Energi Area
Lahendong
7. Keluarga “Lesar” di Kamanga II, Tompaso, Sulawesi Utara.

Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif yang dapat
membangun edukasi serta kreativitas bagi penulis di kemudian hari. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tomohon, 28 Juni 2021

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Geothermal merupakan sebuah sumber daya energi panas yang terdapat dan terbentuk
di dalam kerak bumi, dan termasuk pada sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Pada awal
tahun 1904, sumber daya panas bumi telah dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi pertama di Larderello, Italia. Di Indonesia sendiri, sumber energi panas
bumi memiliki sekitar 40% dari cadangan energi panas bumi dunia, dan menjadi negara
yang memiliki sumber energi panas bumi terbesar kedua di dunia.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi (EBTKE) tahun 2018, total kapasitas pembangkit listrik panas bumi mencapai
1.924,5 MW dari produksi 13 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang
terpasang berdasarkan terbentang mulai dari Indonesia Barat sampai Indonesia Timur. Jika
dilihat dari data International Geothermal Association pada tahun 2015, angka ini
meningkat yaitu dari 1.197 MW.
Sumber daya energi panas bumi yang ada di Indonesia ini baru hanya dimanfaatkan
sekitar 11% dari titik potensi panas bumi, yaitu 342 titik. Energi panas bumi ini merupakan
sumber energi yang memiliki prospek yang sangat baik, mengingat mahalnya harga minyak
dan gas bumi, serta batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Selain itu, sumber energi panas bumi juga merupakan sumber energi yang rendah emisi
karbon, sehingga sumber energi ini sangat ramah terhadap lingkungan.
Adapun kegiatan Kuliah Praktik yang dilaksanakan oleh penulis didasarkan pada
kegiatan produksi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di PT. Pertamina
Geothermal Energi area Lahendong. Sehingga, dengan dilakukannya kegiatan Kuliah
Praktek ini diharapkan akan menambah ilmu serta pengalaman penulis dalam mamahami
sitem operasional sumur-sumur panas bumi, khususnya di area Lahendong.

I.2 Maksud Kerja Praktek


Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah wajib untuk prasyarat dalam
kurikulum akademik di Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti
dengan bobot akademis 1 SKS. Maksud dari kerja praktek ini adalah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan pengalaman dalam dunia bekerja
secara teoritis dan pengaplikasiannya di lapangan. Kerja praktek (KP) ini
merupakan bagian dari visualisasi ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.

I.3 Tujuan Kerja Praktek


Berikut ini adalah beberapa hal yang ingin dicapai dalam kegiatan kerja
praktek diantaranya adalah:
• Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Program Studi Teknik
Peminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti.
• Melatih calon sarjana Teknik Perminyakan agar memiliki kemampuan
bekerja secara individu maupun kerja tim (team work).
• Dapat mengetahui operasi pemboran, penyelesaian sumur, dan produksi
sumur panas bumi.
• Melatih kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh pada kondisi sebenarnya.
• Mengetahui siklus peralatan pada operasi sumur panas bumi, khususnya area
Lahendong.

I.4 Manfaat Kerja Praktek


Bagi Mahasiswa :
• Menambah pengalaman praktikum di lapangan panas bumi, dan mampu
memahami semua teori kuliah yang diterapkan pada lapangan yang
sebenarnya, sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bekal ilmu di
kemudian hari.
• Mengetahui secara langsung semua aspek yang terkait dalam eksplorasi
maupun eksploitasi panas bumi.
• Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam ilmu perkuliahan
Teknik Panas Bumi, Teknik Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksi,
Ekonomi Migas, dan seluruh praktikum yang telah diberikan.

Bagi Perusahaan :
• Memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang berpontensi.
• Membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada pada perusahaan tempat
mahasiswa tersebut melaksanakan Kerja Praktek (KP).
• Sebagai sarana untuk menjembatani hubungan kerjasama antara perusahaan
dengan instansi pendidikan dimasa yang akan datang, khususnya mengenai
recruitment tenaga kerja.
• Sebagai sarana untuk mengetahui kualitas pendidikan yang ada di instansi
pendidikan.

I.5 Batasan Masalah


Batasan-batasan yang terdapat pada laporan ini ialah pembahasan yang
disajikan hanya mencakup kegiatan Kerja Praktek yang dilakukan oleh penulis di
lapangan PT.Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis akan membahas tentang fasilitas produksi uap di
Lapangan Panasbumi Area Lahendong. Pada operasional produksi panas bumi di
Pertamina Geothermal Energi area Lahendong yang merupakan lapangan panas
bumi 2 fasa yaitu water dominated, dipakai beberapa fasilitas produksi permukaan
seperti Sumur Produksi, Separator, Scrubber, Atmopheric Flash Tank (AFT), Rock
Muffler, Thermal Pond (Bbalong), Sumur Injeksi, Steam Turbine, Generator,
Condenser, Cooling Tower, Condensate Trap.

II.1 Sumur Produksi

Gambar II.1 Wellhead LHD-42

Gambar II.1 merupakan Sumur Produksi yang terdiri dari rangkaian Wellhead
(Kepala Sumur) yang berfungsi untuk mengatur aliran dan mengisolasi fluida
tekanan tinggi yang mengalir dari reservoir. Kepala sumur panas bumi fluida dua
fasa terdiri dari beberapa rangkaian valve yaitu:
 Master Valve, adalah valve yang digunakan untuk mengisolasi sumur terhadap
permukaan. Fungsi utama master valve adalah menutup atau membuka aliran
dari lubang sumur ke permukaan.
 Wing Valve, adalah valve yang digunakan untuk mengatur aliran fluida dari
master valve menuju pipeline.
 Side Valve, digunakan untuk mengatur aliran fluida ke silencer atau AFT
(Atmospheric Flash Tank), atau melakukan proses bleeding. Side Valve dipakai
untuk mengalirkan brine yang dibutuhkan untuk proses killing dan bleeding
sumur.
 Top Valve, adalah valve yang berfungsi untuk memasang peralatan uji sumur
seperti pengecekan tekanan, temperatur, dan lainnya. Pada saat pengujian sumur,
digunakan lubricator untuk membantu proses penurunan alat kedalam sumur
secara vertikal.

II.2 Separator

Gambar II.2 Separator

Separator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan fluida produksi


antara steam dengan brine yang bercampur dalam aliran fluida dua fasa. Cara kerja
separator ialah memisahan fluida berdasarkan densitas, dimana fluida yang
memiliki densitas lebih berat akan berada di bagian bawah, sedangkan fluida
dengan densitas lebih ringan berada di bagian atas.
Separator pada PT. Pertamina Geothermal Energi area Lahendong unit 5&6
Tompaso, memiliki sistem Cyclone, dimana aliran uap yang masuk dari arah
samping dan berputar menimbulkan gaya sentrifugal. Air akan terlempar ke
dinding, sedangkan uap akan mengisi bagian tengah pipa, dan mengalir keatas.

II.3 Scrubber

Gambar II.3 Scrubber

Scrubber merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk memisahkan


partikel-partikel solid dari uap. Pada umumnya, Scrubber mampu menghasilkan
partikel solid dengan ukuran 5 μm diameter. Namun ada yang lebih spesifik yaitu
mampu menghasilkan partikel dengan ukuran 1μm – 2 μm diameter. Fungsi
scrubber adalah membuang kondensat yang terbentuk, sebelum uap memasuki
steam turbin.
Setelah melalui proses di Scrubber, steam tidak hanya dikirim ke turbin
namun sebagian gas NCG dihisap oleh Ejector menuju Inter Condensor, NCG yang
tidak terkondensasi di Inter Condensor dikirim ke Vacuum Pump lalu NCG yang
telah terpisah dikirim ke Cooling Tower untuk dilepaskan ke udara. Pemisahan ini
dilakukan agar NCG tidak merusak turbin dan mengganggu proses-proses lainnya
karena sifat gas yang tidak bisa di kondensasi.
II.4 Atmospheric Flash Tank (AFT)

Gambar II.4 Atmospheric Flash Tank

Atmospheric Flash Tank merupakan peralatan yang berfungsi untuk


melakukan flashing air panas (brine) pada tekanan atmosfer. Selain itu,
Atmospheric Flash Tank juga digunakan untuk meredam kebisingan. Selanjutnya
brine hasil proses flashing di Atmospheric Flash Tank akan dipompakan menuju
Thermal Pond dan steam yang terbentuk akan dibuang ke udara.

II.5 Rock Muffler

Gambar II.5 Rock Muffler


Rock Muffler biasanya terbuat dari beton dan pada bagian dalam berisi
bebatuan untuk meredam suara bising. Bagian atas dibiarkan terbuka, Rock Muffler
biasanya diaplikasikan untuk membuang uap yang tidak dipakai oleh power plant
akibat turun beban/trip/shutdown ataupun suplai uap berlebih ke power plant.
Adapun fungsi dari Rock Muffler sebagai berikut:
 Sebagai pengatur tekanan agar tekanan uap yang masuk ke turbin
selalu konstan.
 Sebagai alat pengaman yang akan membuang uap bila terjadi tekanan
lebih di steam receiving header.
 Membuang kelebihan uap jika terjadi penurunan beban atau pada saat
unit PLTP shut-down.

II.6 Thermal Pond / Balong

Gambar II.6 Thermal Pond


Thermal pond adalah tempat penampungan brine sementara yang dihasilkan
oleh proses flashing di Separator, AFT, Scrubber serta Cooling Tower, yang
nantinya akan di-injeksikan kembali ke re-injection well. Suhu brine yang
ditampung di thermal pond sekitar 40-50˚C atau biasa disebut Cool Brine,
sedangkan untuk injeksi Hot Brine memiliki suhu sekitar 160˚C keatas.
II.7 Sumur Injeksi

Gambar II.7 Injection Well LHD-44


Sumur injeksi adalah sumur yang digunakan untuk menginjeksikan brine
kembali ke dalam reservoir, yang nantinya diharapkan air yang diinjeksikan
tersebut dapat terpanaskan dalam jangka waktu tertentu, dan diproduksi kembali
nantinya sebagai energi panas bumi (cycling process).

II.8 Steam Turbine

Gambar II.8 Steam Turbine


Steam turbin adalah mesin penggerak yang berfungsi mengubah energi panas
dari uap menjadi energi mekanik berupa putaran turbin. Bagian turbin yang
berputar dinamakan roda turbin. Roda turbin memutar poros yang menggerakkan
atau memutar bebannya, yang dalam hal ini merupakan generator. Selanjutnya
energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin tersebut akan dipakai untuk memutar
poros generator yang akan menghasilkan listrik.

II.9 Generator

Gambar II.9 Generator

Generator adalah mesin listrik yang mengubah energi mekanik menjadi


energi listrik, yang memanfaatkan putaran turbin untuk membangkitkan listrik.
Generator berdasarkan arah arusnya, terbagi atas:
 Generator Alternating Current (AC) / Arus bolak-balik
 Generator Direct Current (DC) / Arus searah

II.10 Condenser

Gambar II.10 Condenser


Condenser merupakan suatu alat untuk mengkondensasikan steam yang dari
turbine dengan kondisi tekanan yang hampa. Steam bekas dari turbine masuk ke
condenser, dan kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas
oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Steam yang bercampur
dengan air dingin di condenser akan mencapai kesetimbangan massa dan energi.
Proses kerja dari condenser ialah steam dalam massa tertentu yang mengisi
seluruh ruangan dalam condenser lalu disemprotkan air, maka volume steam akan
menyusut karena sebagian atau seluruh steam berubah menjadi air. Akibat
penyusutan volume steam dalam condenser, akan mengakibatkan kondisi
condenser menjadi vakum.

II.11 Cooling Tower

Gambar II.11 Cooling Tower

Cooling Tower berfungsi untuk menurunkan temperatur brine kondensat


yang keluar dari condensor. Selain menurunkan temperatur brine kondensat, pada
cooling tower juga akan dilakukan penanganan terhadap nilai pH brine kondensat.
Pada saat sebelum dilakukan penanganan, nilai pH brine kondensat akan bersifat
asam. Oleh sebab itu, nilai pH perlu dinaikkan hingga nilai pH sekitar 7 (bersifat
netral) menggunakan NaOH agar tidak menyebabkan korosi pada fasilitas produksi.
Terdapat 2 Jenis Cooling Tower yang sering ditemui, yaitu:
 Mechanical Draft Cooling Tower
 Natural Draught Cooling Tower
Pada Pertamina Geothermal Energi area Lahendong unit 5 & 6 menggunakan
jenis Mechanical Draft Cooling Tower.
II.12 Condensate Trap

Gambar II.12 Condensate Trap

Condensate Trap berfungsi untuk membuang kondensat yang terbentuk di


sepanjang jalur pipa steam antara separator hingga scrubber. Cara kerja dari
condensate trap yaitu brine yang terbentuk di sepanjang jalur pipa steam, ditangkap
terlebih dahulu di condensate trap, kemudian dibuang ke atmosfir. Sedangkan fase
steam diteruskan menuju scrubber.

\
BAB III REALISASI KERJA

II.1 Kegiatan
Adapun kegiatan yang telah kami lakukan adalah mengetahui tahapan operasi
panas bumi di lapangan operasional PT Pertamina Geothermal Energi Area
Lahendong khususnya fasilitas surface dan logging test.

III.2 Lokasi Kegiatan


Lokasi yang ditentukan PT Pertamina Geothermal Energi dalam kegiatan kerja
praktek ini adalah seluruh lapangan produksi panas bumi area Lahendong.

III.3 Waktu Pelaksanaan


Kerja praktek dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yang dimulai pada
tanggal 11 Juni 2021 dan berakhir pada 30 Juni 2021.

III.4 Realisasi Kegiatan Kerja Praktek


 Orientasi
 Tinjauan operasi lapangan
 Interpretasi data dan diskusi
 Pembuatan laporan kerja praktek
III.5 Peserta Kerja Praktek
Peserta Kerja Praktek (KP) adalah mahasiswa aktif Jurusan Teknik
Perminyakan, Universitas Trisakti sebagai berikut :
 Nama :Yosep Friendson Simbolon
NIM : 071001700135
No. HP : 081318240604
Email : si.programergaul@gmail.com
 Nama : Mario Cikitho Lesar
NIM : 071001700076
No. HP : 085945705317
Email : mariolesar26@gmail.com
 Nama : Muhammad Al jabbarsyah
NIM : 071001700093
No. HP : 085692677101
Email : kingjabs.24@gmail.com
 Nama : Mikael Candra
NIM : 071001700081
No. HP : 081273188681
Email : mikaelcandra28@gmail.com
 Nama : Ewim Febian
NIM : 071001700038
No. HP : 082238675500
Email : febianewim@gmail.com
 Nama : Tubagus Satria N
Nim : 071001700131
No.HP : 081293749701
Email : satria.tsn@gmail.com
BAB IV PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai alur steam pada unit 5 dan 6
serta proses logging caliper panas bumi yang pernah dilakukan pada sumur
produksi panas bumi area Lahendong pada saat pelaksanaan kerja praktek di area
Lahendong.

IV.1 Sirkulasi Produksi


Proses alur laju fluida dari sumur produksi hingga generator yang terjadi pada
unit 5 dan 6 PT Pertamina Geothermal area Lahendong. Seperti gambar dibawah
ini kita bisa liat alur fluidanya,

Gambar IV.1 Skema Produksi

Pertama fluida dari sumur produksi akan masuk ke separator, dalam


separator fluida dipisahkan menjadi steam dan brine.
Kedua setelah dipisahkan uap (steam) dan brine di separator, steam akan
langsung menuju ke scrubber, scrubber mampu memisahkan partikel-partikel solid
dari uap yang lolos dari pemisahan di separator, akan di saring ulang bertujuan
untuk meningkatkan kekeringan dari steam sebelum masuk ke turbin.setelah itu
steam akan masuk ke turbin.
Ketiga steam masuk ke turbin, di turbin energi panas dari steam akan menjadi
energi mekanik berupa putaran turbin.energi mekanik itu yang dipakai untuk
memutar poros generator yang akan menghasilkan listrik.
Keempat sisa uap (steam) dari turbin masuk ke condenser untuk proses
kondensasi. Uap yang berhasil dikondensasi langsung menuju ke cooling tower
melewati HWP terlebih dahulu air dari cooling tower kembali lagi ke condenser.
Uap yang tidak terkondensasi akan ditarik oleh ejector kemudian dikirim ke inter
condenser ,untuk proses kondensasi. proses kondensasi pada inter condenser ini
menggunakan air dari cooling tower melalui ACWP. Uap yang tidak terkondensasi
di inter condenser akan di tarik oleh vacum pump untuk dibuang ke atmosfir. Proses
ini terjadi terus menerus atau berulang-ulang.

IV.2 Dummy
Sebelum alat ukur logging diturunkan, biasanya didahului dengan penurunan
alat ukur tiruan (dummy tool) dengan diameter, panjang dan berat yang sama
dengan caliper tool. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan caliper
yang asli dan lebih mahal tersangkut didalam lubang bor karena kondisi casing dan
lubang bor.
Kemampuan alat tiruan ini bisa turun sampai kedalaman maksimum disebut
Maximum Clearance Depth (MCD), apabila dalam perjalanan ke bawah dummy
tool mengalami hambatan atau hambatan terjadi pada titik MCD, maka caliper
nantinya harus dihentikan sekitar 5 – 10 meter di atas MCD.
Gambar IV.2 Dummy

Gambar diatas adalah alat dummy yang digunakan untuk memastikan lubang
sumur aman untuk nantinya di masukan caliper log.
Adapun rangkaian bagian alat dari dummy yaitu ada centralizer pada bagian
atas dan bawah rangkaian dummy. Dimana dummy itu sendiri ada di bagian tengah,
dan socket berada pada bagian atas.
IV.3 Caliper Log
Caliper Logging adalah jenis logging sumur yang dilakukan untuk
menginvestigasi kondisi casing (casing integrity) dari lubang sumur panas bumi
dengan cara mengukur diameter dalam dari casing.

Gambar IV.3 Caliper Log

Dalam gambar caliper log diatas menggunakan 60 finger, dan cara


pembacaanya dengan menggunakan memory, hal ini karena temperatur dalam
lubang sumur sangat tinggi (high temperature).
Adapun tahapan kerja pada penggunaan alat caliper log adalah yang pertama
caliper log dimasukan ke dalam sumur produksi melalui lubricator dengan
menggunakan Crane, sehingga caliper log dapat masuk hingga ke dalam sumur
dengan kedalaman yang sudah ditentukan. Setelah turunnya caliper log, kemudian
caliper ditarik keatas permukaan dengan ritme penarikan 1-5 meter per 10 menit.
Pada saat proses penarikan caliper keatas ini lah caliper mulai merekam perubahan
diameter lubang sumur dengan menggunakan memory yang nantinya pada saat
sampai diatas permukaan, memory tersebut didownload dan kemudian baru dibaca
hasil dari perekaman caliper log, apakah terjadi penyempitan atau pelebaran pada
lubang sumur produksi.
Gambar IV.3 Proses Dummy

Pada proses well logging di sumur geothermal ini menggunakan caliper


khusus high temperature, dikarenakan kondisi sumur yang panas, dan
menggunakan 60 finger seperti gambar diatas, dan memakai memory untuk
perekaman datanya, dan caliper ini membaca lubang sumur dengan hasil 2D.
Panjang caliper logging ini adalah 5 meter dan OD caliper sebesar 5,5 inci.
BAB V KESIMPULAN

Berdasakan hasil kegiatan kerja praktek yang dilaksanakan di PT. Pertamina


Geothermal Energi area Lahendong yang dimulai dari tanggal 11-30 Juni 2021,
berikut beberapa kesimpulan yang dapat ditarik :
 Penulis dapat mengetahui siklus produksi panas bumi PT. Pertamina
Geothermal Energi area Lahendong.
 Penulis dapat mengetahui tentang Fasilitas Produksi Permukaan pengolahan
panas bumi di PT. Pertamina Geothermal Energi area Lahendong, seperti:
Sumur Produksi, Separator, Scrubber, Atmopheric Flash Tank (AFT), Rock
Muffler, Thermal Pond (Balong), Sumur Injeksi, Steam Turbine, Generator,
Condenser, Cooling Tower, Condensate Trap.
 Caliper log digunakan pada sumur panas bumi untuk mengukur diameter
lubang sumur (casing) produksi. Caliper log dilakukan untuk mengetahui
apakah ada penyempitan diameter ataupun adanya pelebaran diameter pada
casing. Jika ada penyempitan diameter casing mengindikasikan adanya scale
(penyumbatan), dan jika diamater casing membesar mengindikasikan
terjadinya korosi.
 Caliper log yang digunakan pada saat logging sumur area Lahendong
menggunakan jenis caliper log khusus high temperature, dengan perekaman
menggunakan memory, jari-jari caliper log sebanyak 60 finger, dan hasil
perekaman dengan model 2D.
BAB VI PENUTUP

Penulis mengucap syukur serta berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa atas kasih karunia yang telah diberikan kepada penulis, akhirnya kegiatan
kerja praktek ini dapat terealisasikan dan terselesaikan. Penulis selaku mahasiswa
sangat berterima kasih kepada para pihak yang membantu merealisasikan kegiatan
kerja praktek ini, khususnya kepada PT. Pertamina Geothermal Energi area
Lahendong. Penulis mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Bapak
Benedict Amandus Hananto selaku pembimbing kerja praktek, serta kepada
seluruh karyawan-karyawati PT Pertamina Geothermal Energi area Lahendong.
Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Prodi Teknik
Perminyakan, Universitas Trisakti.
Manfaat dari kegiatan kerja praktek ini sangat dirasakan oleh penulis
sebagai mahasiswa Teknik Perminyakan yang nantinya setelah lulus dari
perkuliahan akan menghadapi dunia professional. Sehingga penulis dapat menjadi
lulusan yang berguna bagi bangsa dan negara.
Demikian laporan kerja praktek ini kami buat dengan sungguh – sungguh
dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

 Saptadji, N.M., “Teknik Panas Bumi”, Institut Teknologi Bandung, 2001


 Grant, M.A., “Geothermal Reservoir Second Edition”, Elsevier Inc., 2011
 DiPippo, R., “Geothermal Power Plants Third Edition, Elsevier Ltd., 2012
 Puji Santoso, Anas , “Diktat Kuliah Teknik Produksi I “,Jurusan Teknik
Perminyakan, UPN “Veteran” Yogyakarta.
 Rubiandini R.S. , Rudi , “Diktat Kuliah Teknik Pemboran”, HMTM Patra,
ITB, Bandung, 1994.
 Operator dan Supervisor Unit 5 & 6 PGE area Lahendong. (2019). “Buku
Pintar Operasi PGE Lahendong Unit 5 & 6”. Lahendong : PGE area
Lahendong
 https://www.britannica.com/science/geothermal-energy/History
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai