PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang
Sumber daya energi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dan
kemajuan suatu negara. Kebutuhan energi primer Indonesia menningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat
dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada masa sekarang ini adalah
kebutuhan energi listrik. Pemanfaaatan energi listrik ini secara luas telah
digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah,
industri, dan sebagainya.
Energi alternatif menjadi perbincangan di berbagai belahan dunia.
Geothermal menjadi energi alternatif yang sedang dikembangkan disamping
biofuel, sel surya, dan nuklir. Bahan bakar fosil yang diproduksi bumi selama
berjuta-juta tahun tidak dapat diperbaharui lagi, oleh karena itu bahan bakar
alternatif yang terbarukan adalah sebuah solusi yang tepat. Disamping itu,
kelebihan dari energi alternatif adalah lebih ramah lingkungan dan membantu
mengurangi pemanasan global.
Geothermal (Panasbumi) adalah sumber energi panas yang terkandung
didalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral dan gas lainnyayang
secara genetik semuanya tidak dapat dipidahkan dalam suatu sistem. Panas bumi
juga merupakan energi alternatif yang menguntungkan juga terbarukan dimana
untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panasbumi yang
dihasilkan oleh bumi tidak dapat habis karena panas yang dihasilkan bumi
konsisten, pembentukannya terus menerus. Indonesia merupakan salah satu
Negara terkaya akan energi panasbumi. Hingga saat ini telah teridentifikasi 265
lokasi sumber panasbumi.
Separator
Uap
Air
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :
1. Mempelajari proses-proses yang terjadi dalam produksi uap dimulai dari
pengeboran sumur hingga distribusi uap ke header.
2. Mempelajari dan mengetahui komponen-komponen sistem instrumentasi yang
ada dan terpasang di sepanjang jalur pipa produksi uap.
3. Mengadakan pengamatan dan penelitian tentang penerapan teori dengan
kondisi yang sebenarnya.
4. Memperoleh pengalaman operasional dari suatu industri dalam penerapan,
rekayasa, dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Mengetahui prinsip-prinsip alat instrumentasi yang ada pada sistem produksi
uap
1.3 . Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek dilaksanakan di PT. Pertamina Geothermal Energy Area
Kamojang yang beralamat di Jalan Raya Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaan kerja praktek mulai tanggal 16
Juni 2014 s/d 16 Juli 2014.
1.4 . Batasan Permasalahan
Sistem instrumentasi pada jalur pipa uap ini terdiri dari alat ukur (control
valve)
melakukan kalibrasi dari beberapa alat ukur yang diperlukan dan juga terdapat
banyak sekali steam trap yang perlu ditangani dan dianalisis, maka penulis
membatasi topik permasalahan pada Analisis Kondisi Steam Trap Pada Jalur Pipa
Uap PL 401 s/d PL 405.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan kerja
praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, batasan masalah,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB III : Sistem Instrumentasi dan Proses Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi
Membahas tentang proses yang terjadi pada sistem produksi uap dan
mengetahui sistem instrumentasi yang digunakan di lapangan.
BAB IV : Analisis Kondisi Steam Trap Pada Jalur Pipa Uap PL 401 s/d PL
405
Membahas tentang steam trap yaitu alat instrumentasi yang membuang
kondensasi di sepanjang jalur pipa produksi uap, serta analisis kondisi steam
trap yang ada di PT. Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.
BAB V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari bab IV serta apa yang telah
dilakukan selama pelaksanaan kerja praktek.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
dan air panas. Hingga tahun 1928 telah dilakukan lima pemboran eksplorasi panas
bumi di kawah tersebut. Namun, lubang bor yang berhasil mengeluarkan uap
hanya sumur KMJ-3 dengan kedalaman 66 meter. Sampai saat ini KMJ-3 masih
menghasilkan uap alam kering dengan suhu 1400 C dan tekanan 2,5 atm.
Pada tahun 1928 pula, R.W. van Bemmelen yang pada tahun 1927
mengunjungi Larderello menulis Over de toekomst an een met vulkanisches
stroom gedreven centrale in Nederlandsch Indie dalam De Mijningenieur Jg. 9,
1928). Di situ, tampak van Bemmelen sangat optimis dan mendukung gagasan
pengembangan potensi panas bumi di wilayah gunung api. Pada 1929, muncul
lagi tulisan yang terkait dengan panas bumi Kamojang. Kali itu Ch. E Stehn
menulis Kawah Kamodjang yang diperuntukkan sebagai panduan ekskursi pada
Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik Ke-IV (Fourth Pacific Sciene Congress) di
Batavia dan Bandung. Dalam tulisan tersebut, Stehn menghitung kapasitas panas
bumi yang dihasilkan Kawah Kamojang.
Pengusahaan panasbumi di Hindia Belanda Nampak tidak berkembang
setelah tahun 1928. Kemudian setelah Indonesia merdeka, Volcanologische
Onderzoek atau Volcanological Survey berubah menjadi Dinas Gunung Berapi
atau Urusan Vulkanologi (1966), Sub-Direktorat Vulkanologi (1976), atau
Direktorat Vulkanologi (1978). Lembaga kegunungapian pasca Indonesia
merdeka itu kemudian mengadakan pengamatan lapangan panasbumi pada 1960an, dengan bantuan PLN dan ITB.
Ada juga eksplorasi panasbumi yang dilakukan Misi Gunung Api
UNESCO (UNESCO Volcanological Mission) ke Indonesia yang dimulai pada
November 1964, berlanjut hingga Januari 1965. Eksplorasi hanya dilakukan di
Jawa dan Bali, di antaranya mencakup Kawah Kamojang, dan Pegunungan Dieng.
Misi ini berakhir pada Januari 1965 karena keluarnya Indonesia dari PBB
(Panasbumi: Energi Kini dan Masa Depan, 2004).
Lembaga
kegunugapian
di
Indonesia
selanjutnya
menyelesaikan
pengamatan atas potensi panasbumi di Jawa, Bali, dan Lampung pada 1968.
Adapun eksplorasi panasbumi yang melibatkan pihak asing dimulai lagi dengan
adanya Misi Eurafrep. Saat itu, para penelitinya berasal dari Vulkanologi, ITB,
10
PLN, dan Eurafrep. Mereka menyelidiki potensi panas bumi di Kamojang, Dieng,
Bayah-Sukabumi
(Cisolok-Cisukarame),
Gunung
Tampomas
(Sumedang),
uap
yang
dapat
dikembangkan
menjadi
energi
listrik.
Pengembangan ini selesai tahun 1977. Selain itu, Pertamina juga membangun
sebuah monoblok dengan kapasitas total 0,25 MW di lapangan Kamojang, yang
diresmikan Mentamben Subroto pada 27 November 1978. Turbin berkekuatan
250 kW dipasang untuk menghasilkan listrik degan menggunakan uap dari sumur
KMJ-6.
Pada 1997, ada penundaan Proyek Pengembangan Kamojang setelah
terbitnya Keppres No. 39/1997. Selanjutnya, antara tahun 2003-2007, ada
pengembangan PLTP Unit IV (60 MWe). Oleh karena itu, hingga 2007, empat
unit pembangkit telah dibangun di Kamojang dan keseluruahannya menghasilkan
200 MW tenaga listrik.
Tentang pengelolanya sendiri, ada perubahan. Dengan terbitnya UU No.
27/2003 tentang panasbumi, PT Pertamina tidak lagi memiliki hak monopoli
dalam pengusahaan energi panasbumi di Indonesia. Selanjutnya, melalui
Peraturan Pemerintah (PP) No. 31/2003, Pertamina diharuskan mengalihkan usaha
panas bumi ke anak perusahaannya. Untuk itu PT Pertamina membentuk PT
Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) sebagai anak perusahaan yang akan
mengelola kegiatan usaha di bidang panasbumi sejak tahun 2006. Kamojang pun
tidak terlepas dari PT PGE, sehingga dikenal sebagai PT Pertamina Geothermal
Energy Area Kamojang (PGE-AK).
11
12
Manager
Engineering
Manager
PLTP
Manager
Layanan
Umum
Manager
Operasi
Produksi
Manager
Workshop dan
Pemeliharaan
Manager
Keuangan
Asisten Manager
Fasprod
Asisten
Manager
Rendal Ops
Pengawas
Utama
Rendal
Pengawas
Utama Uji
Produksi
Ahli
Instrumen
Asisten Manager
Lab Uji Mutu
Pengawas
Fasprod
Analis
Pengawas
Sampling
Asisten
Fasprodd
Control
Room
Pengawas
Pengukuran
Bawah Tanah
Salah satu fungsi pada struktur organisasi yang ada di PT. Pertamina
Geothermal Energy Area Kamojang adalah fungsi Operasi-Produksi. Tugas utama
dari fungsi Operasi-Produksi yaitu mensuplai uap ke pembangkit listrik. Dalam
menjalankan tugasnya, manager Operasi-Produksi dibantu oleh tiga asisten
13
manager, yaitu asisten manager Rendal, asisten manager Fasprod, dan asisten
manager Laboratorium Uji Mutu.
14
tahapan
kegiatan
untuk
menentukan
kelayakan
usaha
15
16
BAB III
Sistem Instrumentasi dan Proses Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Panasbumi
17
18
menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi
listrik. Apabila fluida panas bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran
fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses
pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida kedalam
separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang
dihasilkan dari separator inilah yang kemudian akan dialirkan ke turbin.
Dalam sistem panasbumi yang ada di kawasan PT. Pertamina Geothermal
Energy Area Kamojang, terdapat sistem produksi dan distribusi uap. Setiap uap
yang diproduksi berasal dari sumur-sumur produksi yang tersebar di beberapa
cluster. Cluster adalah sekumpulan sumur baik itu sumur produksi maupun sumur
monitoring yang lokasinya saling berdekatan satu sama lain di suatu daerah.
Jumlah sumur yang terdapat di sebuah cluster rata-rata ada 2-4 sumur.
Terdapat beberapa tahapan uji sumur produksi sebelum uap yag berasal
dari sumur produksi disuplai menuju PLTP. Uji sumur dilakukan untuk
mengetahui besarnya pasokan uap dan besarnya listrik yang dihasilkan. Uji yang
dilakukan pada sumur produksi panasbumi diantaranya uji tegak, dan uji datar.
3.2.1
Uji Tegak
Uji tegak merupakan uji sumur dengan cara mengalirkan uap ke atmosfir atau
udara bebas. Tujuan dari uji tegak ini diantaranya adalah pembersihan cutting atau
material pengeboran pada sumur baru, mengetahui mass flow secara kasar,
mengetahui kualitas uap dan merencanakan pipa untuk uji datar. Pada saat uji
tegak, ditempatkan pressure gauge di pipa lip untuk mengetahui tekanan kritis
pada sumur panas bumi.
3.2.2
Uji Datar
Uji datar merupakan uji sumur yang dilakukan dengan cara mengalirkan uap
ke pipa uji dan dibuang melalui rock muffler, sehingga didapatkan karakteristik
uap. Tujuan dari uji datar adalah untuk mengetahui karakteristik sumur lebih rinci,
mengetahui tekanan optimal sumur, mengetahui mass flow optimal dalam tks
(tekanan kepala sumur) tertentu, serta mengetahui kandungan kimia dari uap
panas. Pada uji datar, penentuan laju alir massa dari sumur produksi ditentukan
dengan menggunakan metode pressure lip.
19
sumur sehingga dapat ditentukan apakah sumur tersebut mempunyai potensi yang
baik atau buruk. Proses PBU berawal dari uji datar, yaitu mengalirkan uap menuji
pipa uji selama rentang beberapa hari. Ketika proses pengaliran uap, pada bagian
side valve dipasang instrument flow recorder ITT Barton sebagai pengukur
tekanan di kepala sumur. Flow recorder ITT Barton diatur hanya menggunakan
satu pen (Data Static Pressure) saja. Setelah pemasangan flow recorder,
dilakukan penutupan master valve sehingga uap tidak mengalir ke pipa uji. ITT
Barton akan merekam tekanan pada saat penutupan master valve. Penentuan
apakah sumur tersebut mempunyai potensi yang baik atau tidak dapat dilihat dari
hasil yang ditunjukkan pada chart. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam
mengalami kenaikan tekanan, maka sumur mempunyai potensi yang semakin
baik.
3.3. Pengelompokan Sumur PGE area Kamojang
Berdasarkan pemanfaannya, untuk lapangan panasbumi Kamojang
terdapat 3 pengelompokkan sumur, yaitu:
20
3.3.1
Sumur Produksi
Sumur Produksi (Production Well) adalah sumur yang memiliki potensi
yang baik dan masing masing sumur produksi memiliki potensi yang berbeda
beda, sehingga sumur produksi yang telah berhasil di bor belum tentu bisa
langsung dimanfaatkan apabila laju massa dan tekanan kepala sumurnya kecil.
Hal itu dikarenakan apabila tekanan kepala sumurnya kecil, maka pada saat
mencapai header tekanannya akan jauh lebih kecil dan hal ini tidak akan sesuai
dengan kontrak. Apabila production cost masih lebih besar dibandingkan
kemampuannya memproduksi uap, maka sumur itu hanya akan menjadi sumur
monitoring saja.
Sumur Monitoring
Sumur Monitoring adalah sumur hasil eksplorasi tetapi karakteristiknya
tidak sesuai untuk dijadikan sumur produksi. Laju uap yang dihasilkan oleh sumur
monitoring ini rendah, sehingga hanya dijadikan sumur monitoring. Sumur
monitoring akan dibiarkan dalam kondisi bleeding agar akumulasi gas yang ada di
sumur dapat dibuang ke udara. Sumur monitoring ini biasanya digunakan untuk
memonitor parameter parameter di reservoir seperti tekanan temperatur dan
melalui data pengukuran yang dilakukan secara berkala.
21
Sumur Reinjeksi
Sumur reinjeksi merupakan sumur yang digunakan untuk menginjeksikan
Rangkaian Sumur
Konstruksi dasar sumur adalah konstruksi dasar berupa aspal dan beton
yang menjadi fondasi dasar instrument sumur lainnya. Selain menjadi fondasi
dasar, hal ini tentu memudahkan para pekerja saat sedang mengoperasikan sumur
karena apabila tidak ada fondasi dasar maka aka ada kesulitan apabila tanah basah
karena uap buangan ataupun hujan.
22
Master valve
Master valve adalah valve yang berfungsi untuk membuka atau menutup
laju alir uap yang akan masuk ke sistem. Pada awal eksplorasi, master valve
digunakan untuk uji vertikal. Master valve setiap bulannya dilihat kondisinya dan
dibersihkan oleh bagian pemeliharaan fasorod, sedangkan untuk memastikan
bahwa uapnya mengalir, dilakukan pengambilan data oleh operator control room.
Pada umumnya, master valve di area Kamojang merupakan valve API 3000
sampai 5000 psi.
23
24
akan terkena dampaknya dulu. Sehingga master valve aman. Hal itu dilakukan
karena master valve adalah salah satu bagian vital dari kepala sumur.
Bentuk pipa sebelum wing valve ada dua jenis, yaitu ada yang berbentuk
cross da nada yang satu arah saja. Bentuk pipa sebelum wing valve yang
berbentuk cross berarti arahnya ada dua arah. Satu arahnya 25ias25ah sistem
PLTP, sedangkan satunya kea rah rock muffler. Jika sudah dua arah seperti ini
biasanya tidak bercabang lagi ke rock muffler karena sudah ada salah satu wing
valve yang kea rah rock muffler.
beberapa
pipeline.
Saat
dialirkan
pada
pipeline,
adabeberapa
25
3.4.2
Pipa Uap
Pipa adalah salah satu komponen utama dalam distribusi uap. Pipa ini
terbuat dari carbon steel dengan diameter dan schedule tertentu. Walaupun sudah
memenuhi untuk penyaluran uap, pipa ini perlu dilapisi oleh kalsium silikat
setebal 5 cm agar panas uap tidak ada yang heat loss (keluar ke lingkungan)
selama pendistribusian berlangsung. Untuk mengurangi heat loss yang terjadi
pada pipa perlu dipasang insulator, dan di PGE Kamojang, insulator yang
digunakan adalah kalsium silikat.pada pipa juga ditambah lapisan alumunium foil
dan alumunium lainnya untuk mengantisipasi korosi pada pipa dari luar. Suhu uap
pada pipa sekitar 180-190C sedangkan dengan menggunakan kalsium silikat
permukaan pipa bias menjadi 30-40C. Pada pipa juga ditambah lapisan
alumunium foil dan alumunium lainnya untuk mengantisipasi korosi pada pipa
dari luar.
Rock Muffler
Rock Muffler adalah salah satu peredam suara atau silencer pada sebuah
sistem panasbumi. Uap yang keluar dari sumur memiliki suara bising dengan
tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas pendengaran manusia sehingga
dapat mengganggu telinga manusia. Maka dari itu dengan adanya rock muffler
suara dari aliran uapnya diredam hingga. Lapisan dari rock muffler ialah batu-batu
kali, ijuk (juga lapisan peredam lainnya). Instalasi rock muffler terbagi ddalam 2
jenis yaitu diatas tanah dan dibawah tanah. Penggunaan tipe ini disesuaikan
dengan kebutuhan.
26
3.4.4
Pressure Gauge
Pressure gauge biasanya dipasang dilokasi tertentu, seperti di side
valve untuk mengetahui tekanan kepala sumur dan di jalur pipa untuk mengetahui
tekanan line. Di Kamojang terdapat 2 jenis pressure gauge, yaitu pressure gauge
digital dan analog. Untuk menghindari kerusakan pada elemen pressure gauge
maka pemasangannya perlu dilengkapi dengan siphon.
Gambar 3.13 Digital Pressure Gauge pada pipa (kiri), pressure gauge manual
pada kepala sumur (kanan).
27
3.4.5
Temperature Gauge
Temperature gauge adalah instrumen pengukuran yang berfungsi sebagai
alat ukur temperatur pada pipeline. Pada pemasangan temperature gaure, terdapat
thermowell untuk mencegah terjadinya kontak langsung antara sensor temperature
dengan fluida.
Orifice
Orifice adalah salah satu 28ias28ument pengukuran yang berfungsi untuk
mengukur mass flow fluida yang keluar dari kepala sumur. Prinsip pengukuran
dari orifice adalah dengan menggunakan prinsip beda tekanan. Laju alir fluida
dari tekanan sebelum fluida melewati orifice dan tekanan sesudah melewati
orifice. Dari beda tekanan inilah maka dapat ditentukan besarnya mass flow dari
fluida.
3.4.7
Vortex
Vortex flowmeter adalah sensor yang mengukura aliran fluida dalam suatu
pipa. Prinsip kerjanya didasarkan oleh karakteristik Aliran karman vortex. Sistem
kerja alat adalah menempatkan suatu pemecah aliran yang dinamakan bluff body
ditengah aliran fluida laminar, aliran yang sebelumnya laminar akan menjadi
turbulen dan membuat suatu getaran sebanding dengan kuat aliran. Getaran
tersebut dideteksi oleh sensor piezoelektrik menjadi suatu frekuensi. Di PGE
Kamojang terdapat 4 unit vortex flowmeter yang berguna untuk mengetahui total
flow steam dari masing masing jalur pipa yaitu PL 401 s/d PL 404.
Flow Recorder
Flow recorder merupakan alat instrument yang digunakan untuk
mengetahui laju aliran uap di dalam pipa dengan cara mengukur dan merekam
nilai tekanan. Nilai tekanan yang diukur adalah differential pressure dan static
pressure. Laju aliran massa uap akan diketahui dari data DP dan SP berdasarkan
perhitungan menggunakan metode orifice plate. Flow recorder ITT Barton
beroperasi merekam nilai tekanan sepanjang waktu sesuai clock yang terpasang di
dalamnya. Hasil pencatatan akan ditulis ke dalam chart oleh pena tinta biru yang
menunjukan static pressure dan tinta merah menunjukan differential pressure. Di
Kamojang, merk flow recorder yang digunakan adalah ITT Barton dan Foxboro.
Selain mengukur tekanan Static Pressure dan Differential Pressure, Foxboro juga
dapat mengukur temperatur uap di dalam pipa dengan penambahan 1 elemen
temperatur.
29
Block Valve
Block Valve adalah valve yang mengatur aliran dari pipa jalur tertentu ke
jalur lainnya. Block valve terdapat di pipeline dengan wing valve satu jalur saja,
atau di pertemuan dua jalur pipa. Fungsi block valve di dekat sumur ialah
mengatur apakah aliran uap ingin dialirkan ke dalam sistem atau dibuang ke Rock
Muffler.
Sering kali apabila salah satu komponen rusak pada jalur pipa, jalur pipa
harus dikosongkan dari uap. Maka dari itu block valve dari jalur luar sumur harus
ditutup terlebih dahulu. Hal itu dikarenakan akan ada gangguan tekanan aliran uap
dari pipa sumur lain dan ini bisa mengganggu perbaikan. Maka dari itu, perlu
adanya pemasangan block valve agar tidak ada tekanan dari jalur pipa lainnya
yang mengganggu.
Selain itu block valve juga berguna untuk memanaskan pipeline yang tidak
aktif. Tidak aktif artinya sumur di sepanjang pipeline tersebut dalam keadaan
tidak produksi atau dalam keadaan di bleeding. Apabila semua sumur di bleeding
maka pada pipeline tidak ada aliran uap sehingga pipeline akan mendingin. Untuk
mencegah mendinginnya pipeline, harus ada salah satu sumur terjauh yang tetap
dialirkan di sepanjang jalur pipa. Sumur terjauh tersebut akan mempertahankan
pipeline pada kondisi seharusnya (menjaga panasnya). Agar aliran uap tidak
masuk ke header, maka diperlukan block valve yang menutup jalur ke header.
Sedangkan perlu ada jalur tambahan ke twin silencer, dengan block valve
yang terbuka maka uap akan menuju twin silencer. Apabila keadaan sumur
30
31
32
satu
parameter
kualitas
uap
yang
perlu
dijaga
adalah
33
kali dan untuk mengurangi pressure drop. Uap yang sangat panas itu dapat
meregangkan pipa. Apabila tidak ada loop pipa akan mengalami stress dan dapat
menyebabkan kerusakan pada jalur pipa. Maka dari itu perlu dibuat loop pipa agar
peregangan pipa tidak membuat pipa yang meregang pecah. Loop pada pipa
biasanya dibuat setiap jarak 100 meter.
35
3.5.1
Kalibrator Digital
Kalibrator Digital adalah sebuah alat pengkalibrasi yang tersambung
Kalibrator Manual
Kalibrator Manual adalah sebuah alat kalibrasi yang terdiri dari beberapa
36
sebuah tabung bersiklus. Dengan aliran silikon tersebut, silikon tersebut dipanaskan
dengan pemanas di dalamnya hingga suhu yang diinginkan. Setelah mencapai suhu
yang diinginkan, akan ada sebuah tampilan digital berapa tepatnya suhu pada silikon
cair di Oil bath. Lalu dicocokan dengan pembacaan manual pada temperature gauge
yang sedang diuji dan sensornya dicelupkan di silikon cair. Apabila terjadi perbedaan,
maka itulah error pada alat ukur tersebut. Sehingga apabila alat tersebut digunakan di
lapangan, pembacaan harus disesuaikan dengan adanya eror tersebut. Penggunaan
kalibrator air bath juga memiliki prinsip yang sama, hanya saja air bath berada di
atas permukaan tanah dan berupa lemari. Sedangkan oil bath menggunakan silikon
cair dan di bawah permukaan, terdiri dari tabung dan kotak penampung silikonnya.
37
Untuk
mengkalibrasi
Flowmeter
ITT
Barton
ialah
dengan
3.6.
listrik tenaga panas bumi harus memenuhi persyaratan kandungan uap yang baik
secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas, uap akan dinilai dari kandungan
dan material ikutan pada fluidanya, sedangkan secara kuantitas uap tersebut harus
memenuhi parameter-parameter yang ada seperti tekanan, suhu, dan laju alir
massa yang ditentukan oleh pelanggan (dalam kasus ini ialah PT. Indonesia
Power).
PT. PGE area Kamojang mempunyai beberapa syarat variabel yang harus
dipenuhi oleh uap panas untuk masuk ke inlet turbin, seperti : nilai tekanan, suhu,
kebasahan uap, kandungan SiO2, kandungan TDS, kandungan NCG, serta
kandungan lain yang terdapat pada uap panas bumi. Oleh karea itu, pengujian
dilakukan untuk mengetahui nilai dari variabel yang menjadi syarat uap panas
masuk ke inlet turbin. Alat yang digunakan untuk analisis kandungan uap yaitu
gas chromatograph, ion chromatograph, AAS, pH meter, titrasi, Spektrophoto
meter, kalorimeter, dan korosimeter.
38
Tabel 3.1 Syarat Kandungan Suplai Uap PLTP Unit I,II,III (kiri) dan IV (kanan)
Tekanan
6.5 bar
Tekanan
6.5 bar
Suhu
161.9 C
Suhu
161.9 C
Kebasahan
< 0.1 %
Kebahasan
< 1%
pH
SiO2
< 1 ppm
TDS
5 ppm
TDS
7 ppm
Cl
1%
NCG
< 1% berat
1 ppm
1 ppm
1 ppm
1 ppm
0.1 ppm
1 ppm
1 ppm
1 ppm
0.1 ppm
1 ppm
3.6.1 NCG
Non Condensable Gas merupakan kandungan gas dalam uap yang tidak
dapat terkondensasi, seperti H2S, CO2 dan NH3. Tahap pertama pengujian untuk
mengetahui presentase NCG dalam uap yaitu preparasi. Dalam tahap preparasi,
botol yang akan digunakan disiapkan dan diproses terlebih dahulu. Botol yang
akan digunakan untuk mengambil sampel, dipreparasi dalam keadaan vakuum dan
dimasukan cairan NaOH. Cairan NaOH ini berfungsi untuk menangkap gas H2S,
CO2 dan NH3, serta gas lain. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan kondensor yang terhubung langsung dengan uap panas di dalam
saluran pipa. Pada pengujian NCG, sampel yang diambil adalah gas yang tidak
terkondensasi pada kondensor.
39
3.6.2
TFS
Pengujian TFS (Total Flow Steam) bertujuan untuk mengetahui
kandungan kimia dalam uap panas. Kandungan kimia yang dianalisis diantaranya
adalah kandungan klorida, besi, silika, sulfat, flor, boron, kalium dan natrium.
Pengambilan sampel untuk uji TFS dilakukan pada cairan yang
terkondensasi dari kondensor yang terhubung secara langsung oleh uap panas di
dalam saluran pipa.
3.6.3
Kebasahan
Pengujian kebasahan uap dilakukan dengan menggunakan alat berupa
Korosimeter
Kandungan uap panas mempunyai potensi untuk mengakibatkan korosi
pada saluran pipa. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran laju korosi untuk dapat
mengetahui dan menentukan kondisi serta panjang umur dari saluran pipa.
40
41
BAB IV
Analisis Kondisi Steam Trap Pada Jalur Pipa Uap Pl 401 S/D Pl 405
4.1
Latar Belakang
Energi panas bumi saat ini sedang banyak dikembangkan di seluruh dunia,
karena
energi
panas
bumi
adalah
energi
alternative
terbarukan
yang
42
sebab
alat
ini
menghubungkan
penggunaan
steam
dengan
43
(segera setelah terbentuk dalam ruang steam) atau dibawah suhu steam dengan
menyerahkan beberapa panas sensibel ke dalam proses.
Tekanan dimana steam trap beroperasi dapat berada dimana saja dari
mulai tekanan vakum sampai tekanan lebih dari ratusan bar. Untuk menyesuaikan
kondisi yang bervariasi tersebut terdapat berbagai tipe, masing-masing memiliki
keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri. Satu tipe steam trap tidak mungkin
menjadi pilihan yang benar untuk seluruh penggunaan. Pertimbangan bagi
pemilihan steam trap termasuk kemampuan steam trap dalam :
1. Mengeluarkan udara pada saat start-up, yaitu pada permulaan proses
dimana ruang pemanas dipenuhi oleh udara, yang akan menurunkan
perpindahan panas dan meningkatkan waktu pemananasan.
2. Membuang kondensat tapi bukan steam.
44
Gambar diatas merupakan salah satu steam trap yang ada di area
Kamojang. Steam trap diatas termasuk tipe termodinamik (yang akan dijelaskan
selanjutnya). Tipe termodinamik merupakan tipe yang paling banyak digunakan di
area Kamojang ini, tipe termodinamik bekerja berdasarkan perbedaan dinamika
fluida.
45
Steam Trap
Mekanik
Termodinamik
1. Bola apung
2. Keranjang
terbalik
1. Impuls
2. Labirin
3. Orifice tetap
Termostatik
1. Bellow Trap
2. Bimetalic
perangkap
yang
tertutup
didalam
pengosongan
air
sariangan
seandainya
sistem
perangkap
ini
belum
46
Gambar 4.4 Steam Trap apung dengan kran udara (kiri), trap apung dengan
termostatik (kanan) [3]
Ventilasi udara otomatis menggunakan elemen kapsul tekanan kesetimbangan
yang sama seperti steam trap termostatik, dan ditempatkan pada ruang steam
diatas kondensat. Setelah pelepasan udara awal, alat ini tutup sampai udara atau
gas-gas yang tidak dapat terkondensasi menumpuk selama aliran normal dan
kemudian terbuka dengan menurunkan suhu campuran udara/steam. Ventilasi
udara termostatik memberikan keuntungan tambahan dengan meningkatnya
kapasitas kondensat secara signifikan pada start up dingin.
Dalam beberapa cara, trap termostatik apung merupakan yang terdekat ke
steam trap ideal. Alat ini akan membuang kondensat segera setelah kondensat
terbentuk, tanpa menghiraukan perubahan dalam tekanan steam.
Keuntungan steam trap termostatik apung :
47
1. Trap secara kontinyu membuang kondensat pada suhu steam, sehingga alat ini
menjadi pilihan karena laju perpindahan panasnya tinggi untuk area
permukaan pemanasan yang tersedia.
2. Mampu menangani beban kondensat berat atau ringan sama baiknya dan tidak
dipengaruhi oleh fluktuasi tekanan atau laju alir yang luas dan mendadak.
3. Sepanjang ventilasi udara otomatis terpasang, trap mampu membuang udara
secara bebas.
4. Alat ini memiliki kapasitas besar untuk ukurannya.
5. Versi yang memiliki kran kunci pelepas steam adalah tipe trap yang sesuai
secara keseluruhannya untuk digunakan jika terjadi penguncian steam.
6. Alat ini tahan terhadap hantaman air.
Kerugian steam trap termostatik apung :
1. Walau kurang rantan daripada trap keranjang terbalik, trap tipe apung dapat
rusak oleh pembekuan yang hebat dan badannya harus kuat, dan atau
dilengkapi dengan trap penguras termotatik tambahan yang kecil, jika alat ini
dipasang pada posisi terbuka.
2. Seperti pada seluruh trap tipe mekanik, bentuk bagian dalam yang berbeda
diperlukan untuk operasi pada kisaran tekanan yang bervariasi. Trap yang
beroperasi pada tekanan diferensial lebih tinggi memiliki orifice lebih kecil
untuk mengimbangi kemampuan mengapungnya pengapung.
48
49
3. Dapat digunakan pada jalur steam lewat jenuh dengan penambahan sebuah
check valve pada saluran masuk.
4. Mode kegagalan biasanya terbuka, sehingga menjadi lebih aman untuk
penggunaan yang memerlukan fasilitas ini, sebagai contoh pengurasan turbin.
yang lebih kuat untuk melakukan pekerjaannya. Untuk pengeluaran utama, trap
termodinamika dapat dipilih untuk menjadi pilihan pertama.
51
52
mencegah munculnya tekanan udara naik di atas dari disk dan memungkinkan
udara untuk keluar, (Gambar 4.8).
3. Pembuangan kondensat dapat menimbulkan suara bising dan faktor ini
menyebabkan pelarangan penggunaan steam trap termodinamika di beberapa
lokasi, misalnya di luar bangsal rumah sakit atau ruang operasi. Jika ini adalah
masalah, dengan mudah dapat dilengkapi dengan diffuser yang sangat
mengurangi kebisingan debit.
53
54
55
56
57
58
59
60
Ciri-Ciri
Terbuka ke atmosfer,
Pipa saluran sistem
kapasitas kecil.
Sering terjadi
Termodinamik, Mekanik
: Mengapung
perubahan tekanan.
Tekanan rendah
tekanan tinggi.
Peralatan
Kapasitas besar.
Reboiler
Pemanas
suhu tidak
dikehendaki.
Mekanik : Mengapung ,
Keranjang : Keranjang
Terbalik
Efisiensi peralatan
jadi masalah
Jalur pencari / tracer
line.
Instrumentasi.
Termodinamik,
berlebihan
Termostatik : Bimetallic.
Bila melakukan pemilihan dan pemsangan steam trap, berikut hal yang
harus dipertimbangkan :
oleh steam yang bergerak dan dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pipa,
sambungan dan steam traps. Gejala hantaman air seringkali ditandai dengan tidak
berfungsinya steam trap. Penjelasan yang memungkinkan adalah bahwa
61
kegagalan pada steam trap telah diakibatkan oleh hantaman air. Hantaman air
dapat diakibatkan oleh berbagai sebab, termasuk:
1. Kegagalan membuang kondensat dari jalur steam kecepatan tinggi dalam pipa.
2. Dari penggunaan, dimana suhu dikendalikan dan kondensat harus dialirkan ke
jalur pengembalian, atau mengembalikannya ke sistim bertekanan.
3. Ketidakmampuan kondensat masuk atau mengalir sepanjang jalur kembali
yang berukuran terlalu kecil, karena (a) banjir, atau (b) pemberian tekanan
berlebih karena pengaruh throttling dari flash steam.
Permasalahan dengan hantaman air dapat dihilangkan dengan memposisikan pipapipa sehingga terdapat sudut kemiringan pada arah alirannya. Kemiringan sudut
paling tidak 12 mm pada setiap 3 meter, dan juga adanya jumlah titik pengurasan
setiap 30 sampai 50 meter.
Kotoran
Kotoran merupakan faktor utama lainnya yang harus dipertimbangkan
ketika memilih traps.Walaupun steam mengembun menjadi air suling, air ini
kadang-kadang mengandung sedikit bahan dari senyawa pengolahan umpan boiler
dan mineral alam yang ditemukan dalam air. Juga perlu dipertimbangkan bahwa
kotoran pipa terbentuk selama pemasangan dan produk dari proses korosi.
Strainers (Saringan)
Peralatan ini seringkali dilupakan dalam sistim steam, dalam upaya untuk
mengurangi biaya pemasangan. Kerak pipa dan kotoran dapat mempengaruhi kran
pengendali dan steam traps, dan menurunkan laju perpindahan panas. Sebetulnya
sangatlah mudah dan murah memasang sebuah strainer dalam pipa, yang akan
memberi keuntungan dividen selama umur pemasangan. Kerak dan kotoran
ditangkap, dan sebagai hasilnya maka perawatan biasanya jadi berkurang.
Pemilihannya cukup sederhana. Bahan strainer dipilih untuk mencocokan
tipe pemasangan dan tekanan sistim supaya alat ini dapat beroperasi. Ukuran kasa
filter yang berbeda dapat dipertimbangkan untuk tingkat perlindungan yang
berbeda. Makin halus filter maka makin sering alat ini perlu dibersihkan. Satu hal
62
yang pasti, strainer jauh lebih mudah dan murah untuk dirawat dan dibeli
daripada kran pengendali atau steam traps.
Pengunci Steam
Kemungkinan penguncian steam kadang-kadang dapat menjadi faktor
penentu dalam pemilihan steam traps. Hal ini dapat terjadi jika sebuah steam trap
dipasang jauh dari pabrik yang sedang dikuras. Keadaan ini akan menjadi parah
ketika kondensat dibuang melalui syphon atau pipa celup. Untuk membebaskan
masalah ini maka diperlukan sebuah trap dengan kran pelepas kunci steam. Alat
ini berupa kran dengan jarum terpasang didalamnya yang membiarkan steam yang
terkunci dalam pipa syphon dikeluarkan melewati kran utama. Trap apung hanya
berupa trap dengan fasilitas yang sesuai bagi mesin- mesin yang berputar seperti
silinder pengering.
Trapping Berkelompok
Trapping berkelompok menggambarkan penggunaan satu trap yang
melayani lebih dari satu penggunaan (Gambar 4.6). Alasan dipakainya trapping
berkelompok ini adalah karena pada saat itu hanya ada satu tipe steam trap. Alat
ini merupakan pendahulu dari trap tipe keranjang yang sekarang ada, dan sangat
besar dan mahal. Steam traps yang sekarang sangat kecil dan murah,
menyebabkan masing- masing alat penukar panas dapat dikuras secara tepat,
dimana selalu lebih baik bagi peralatan yang pengguna steam untuk menggunakan
trapnya masing- masing daripada secara berkelompok.
63
Diffuser
Dengan pengurasan steam traps ke atmosfir dari ujung pipa yang terbuka,
kondensat dapat mengalir menuju trap dengan mudah. Sebagai contoh, sebuah
pipa saluran 150 mm akan memerlukan pengurasan dengan diameter 100 mm dan
kedalaman 150 mm terletak dibagian bawah pipa saluran. Tabel dibawah dapat
digunakan untuk memilih ukuran titik pengurasan.
64
Ukuran Pipa
Pipa yang menuju dan berasal dari steam traps harus cukup ukurannya.
Hal ini terutama penting untuk traps termodinamik, sebab operasinya yang benar
dapat terganggu oleh tahanan yang berlebihan terhadap aliran dalam pipa
kondensat. Sambungan pipa seperti kran, bengkokan dan pipa T yang dekat ke
trap dapat juga menyebabkan tekanan balik yang berlebihan dan harus
dihindarkan.
Ventilasi Udara
Bilamana udara dibawa ke ruang trap oleh steam, fungsi trap dapat
dipengaruhi kecuali jika diberi kondisi yang memadai untuk pembuangan udara
melalui steam trap atau ventilasi udara terpisah. Jika udara tidak terventilasikan
sebagaimana mestinya, pabrik akan membutuhkan waktu yang lama untuk
menghangatkannya dan mungkin saja akan beroperasi dibawah keluaran
potensialnya.
65
Kondisi
Seat Disc
Korosi
Flexible Hose
Lokasi
PL 401
PL 402
PL 403
PL 404
PL 405
Baik
20
24
33
26
22
Buruk
6
11
22
29
27
Baik
19
23
35
22
25
Buruk
7
12
19
31
24
Ada
7
10
27
43
15
Tidak
19
25
28
12
34
Ada /
Baik
25
32
40
45
45
Tidak
ada
1
3
14
9
0
Ada /
Tidak baik
0
0
1
1
4
Dari tabel dapat dilihat bahwa PL 401 mempunyai 26 steam trap, PL 402
mempunyai 35 steam trap, PL 403 mempunyai 55 steam trap, PL 404 mempunyai
55 steam trap, dan PL 405 mempunyai 49 steam trap.
3. PL 403 memiliki jumlah 33 dari 55 steam trap yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 60% steam trap di PL 403 baik. Sedangkan steam trap
dengan kondisi buruk ada 22 buah, dengan presentasi 40%.
4. PL 404 memiliki jumlah 26 dari 55 steam trap yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 47,27% steam trap di PL 404 baik. Sedangkan steam trap
dengan kondisi buruk ada 29 buah, dengan presentasi 52,72%.
5. PL 405 memiliki jumlah 22 dari 49 steam trap yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 44,9% steam trap di PL 405 baik. Sedangkan steam trap
dengan kondisi buruk ada 27 buah, dengan presentasi 55,1%.
Maka dapat disimpulkan bahwa steam trap dengan kondisi paling baik banyak
berada di PL 401.
Seat disc steam trap
1. PL 401 memiliki jumlah 19 dari 26 seat disc yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 73,1% seat disc di PL 401 baik. Sedangkan seat disc
dengan kondisi buruk ada 7 buah, dengan presentasi 26,9%.
2. PL 402 memiliki jumlah 23 dari 35 seat disc yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 65,71% seat disc di PL 402 baik. Sedangkan seat disc
dengan kondisi buruk ada 6 buah, dengan presentasi 34,28%.
3. PL 403 memiliki jumlah 35 dari 54 seat disc yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 64,81% seat disc di PL 403 baik. Sedangkan seat disc
dengan kondisi buruk ada 19 buah, dengan presentasi 35,19%.
4. PL 404 memiliki jumlah 22 dari 53 seat disc yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 41,51% seat disc di PL 404 baik. Sedangkan seat disc
dengan kondisi buruk ada 31 buah, dengan presentasi 58,49%.
5. PL 405 memiliki jumlah 25 dari 49 seat disc yang baik, bila dibuat
presentasinya maka 51,02% seat disc di PL 405 baik. Sedangkan seat disc
dengan kondisi buruk ada 24 buah, dengan presentasi 48,98%.
Maka dapat disimpulkan bahwa steam trap dengan seat disc paling baik berada di
PL 401.
67
Korosi
1. Steam trap yang korosi pada PL 401 ada 7 buah atau 26,92%, sisanya yang
tidak mengalami korosi ada 19 buah atau 73,08%.
2. Steam trap yang korosi pada PL 402 ada 10 buah atau 28,57%, sisanya yang
tidak mengalami korosi ada 25 buah atau 71,43%.
3. Steam trap yang korosi pada PL 403 ada 27 buah atau 49,1%, sisanya yang
tidak mengalami korosi ada 28 buah atau 50,9%.
4. Steam trap yang korosi pada PL 404 ada 43 buah atau 78,18%, sisanya yang
tidak mengalami korosi ada 12 buah atau 21,82%.
5. Steam trap yang korosi pada PL 405 ada 15 buah atau 30,61%, sisanya yang
tidak mengalami korosi ada 34 buah atau 69,39%.
Maka dapat disimpulkan bahwa steam trap yang paling banyak mengalami korosi
berada di PL 404.
Flexible Hose
1. PL 401 ada/baik 96,15% ; tidak ada 3,85% ; ada/tidak baik 0%.
2. PL 402 ada/baik 94,28% ; tidak ada 8,57% ; ada/tidak baik 0%.
3. PL 403 ada/baik 72,72% ; tidak ada 25,45% ; ada/tidak baik 1,8%.
4. PL 404 ada/baik 81,81% ; tidak ada 16,36% ; ada/tidak baik 1,8%.
5. PL 405 ada/baik 91,83% ; tidak ada 0% ; ada/tidak baik 8,16%.
Maka dapat disimpulkan bahwa flexibe hose yang terpasang dan masih baik,
paling banyak berada di PL 401, sedangkan yang paling banyak belum/tidak
memasang flexible hose ada di PL 403, dan flexible hose yang terpasng dan sudah
tidak baik paling banyak berada di PL 405.
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
PL 401
PL 402
PL 403
PL 404
Baik Buruk Baik Buruk Ada Tidak Ada / Tidak Ada /
Baik ada Tidak
baik
Kondisi
Seat Disc
Korosi
PL 405
Flexible Hose
68
Lokasi
Valve
1 1/2"
bocor
Valve
2"
bocor
Mini
silencer
bocor
Korosi
pada
seat disc
Body
steam
trap
korosi
PL 401
PL 402
PL 403
PL 404
PL 405
4
2
13
23
4
0
1
0
1
0
0
0
3
0
0
0
0
0
4
13
2
0
5
0
9
Lokasi
PL 401
PL 402
PL 403
PL 404
PL 405
Lokasi
PL 401
PL 402
PL 403
PL 404
PL 405
Bak
Tidak
Diganti
buangan
Belum
Rusak
menggunakan dengan
blowdown
dioperasikan
seat disc
Gestra
sempit
1
0
0
1
0
Blowdown
dalam
perbaikan
0
0
1
0
0
0
3
0
0
0
0
0
1
1
0
Elbow pada
blowdown
bocor
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
Valve 2"-150
mampet
(buntu)
0
0
1
0
0
0
0
2
1
0
Flexible hose
ke 22 belum
ada
0
0
1
0
0
69
25
20
15
10
PL 401
PL 402
PL 403
PL 404
PL 405
di area Kamojang.
PL 401
Tabel 4.4 Data PL 401
Kondisi
Seat Disc
Korosi
Lokasi
PL 401
Baik
20
Buruk
6
Baik
19
Buruk
7
Ada
7
Flexible Hose
Tidak ada
Flexible Hose
1%
Ada / Baik
24%
Tidak
19
PL 401
Flexible Hose
Ada /
Baik
25
Tidak ada
1
Ada /
Tidak baik
0
Flexible
Hose Ada /
Kondisi
Tidak baik
Baik
0%
19%
Kondisi Buruk
6%
Korosi Tidak
18%
Korosi Ada
7%
Seat Disc
Buruk
7%
70
PL 402
Kondisi
Seat Disc
Korosi
Lokasi
Baik
23
PL 402
Buruk
12
Baik
23
Buruk
12
Ada
10
Ada /
Baik
32
Tidak
25
Flexible Hose
Tidak
ada
Ada / Tidak baik
3
0
Flexible Hose
Tidak ada
2%
PL 402
Flexible Hose
Ada / Baik
23%
16%
Seat Disc
Baik
16%
Korosi Tidak
18%
Korosi Ada
7% 4.11
Gambar
Flexible Hose
Ada / Tidak
baik
Kondisi Baik 0%
Diagram
Kondisi
Buruk
9%
Seat Disc
Buruk
9%
pie presentase PL 402
PL 403
Tabel 4.6 Data PL 403
Lokasi
PL 403
Kondisi
Baik Buruk
33
22
Seat Disc
Baik
Buruk
35
19
Korosi
Ada
Tidak
27
28
Ada / Baik
15
Flexible
Flexible
Hose Tidak
ada
18%
Flexible
Hose Ada
/ Baik
Korosi Tidak
7%
13%
Korosi Ada
12%
/ Tidak
baik
0%
Flexible Hose
Tidak ada
Ada / Tidak baik
40
1
Kondisi
Baik
15%
Kondisi
Buruk
10%
Seat Disc
Baik
16%
Seat Disc
Buruk
9%
71
PL 404
Tabel 4.7 Data PL 404
Kondisi
Seat Disc
Korosi
Lokasi
PL 404
Baik
26
Buruk
29
Baik
22
Buruk
31
Flexible Hose
Tidak ada
4%
Flexible Hose
Ada / Baik
21%
Korosi
Tidak
6%
Ada
43
Ada /
Baik
45
Tidak
12
Flexible
Hose
Ada /
Kondisi Baik
Tidak
12%
baik
0% Kondisi
Buruk
13%
PL 404
Korosi Ada
20%
Flexible Hose
Tidak
ada
Ada / Tidak baik
9
1
Seat Disc
Buruk
14%
Seat Disc
Baik
10%
PL 405
Tabel 4.8 Data PL 405
Kondisi
Seat Disc
Korosi
Lokasi
PL 405
Baik
22
Buruk
27
Baik
25
Buruk
24
Flexible
Hose Tidak
Flexible ada
Hose Ada 0%
/ Baik
23%
Korosi Tidak
17%
Korosi Ada
8%
Ada
15
Tidak
34
Flexible
Flexible Hose
Tidak
ada
Ada / Tidak baik
0
4
Ada /
Baik
45
Kondisi
Baik
11%
/ Tidak
baik
2%
Kondisi
Buruk
14%
Seat Disc
Baik
13%
Seat Disc
Buruk
12%
72
Kondisi
Baik
Buruk
25
34
87
35
12
0
1
1
17
2
6
0
Seat Disc
Baik
Buruk
29
29
83
37
10
0
4
1
19
2
3
0
Korosi
Ada
Tidak
31
28
33
89
21
1
6
0
8
1
1
1
73
Seat Disc
1. TW 317 berjumlah 59 buah, dengan seat disc baik berjumlah 29 buah maka
presentasi kondisi baik sebesar 50%, sedangkan seat disc buruk berjumlah 29
buah maka presentasi kondisi buruk sebesar 50%. (1 buah steam trap merk
TW 317 bertipe mekanik sehingga tidak memakai seat disc)
2. TLV berjumlah 122 buah, dengan seat disc baik berjumlah 83 buah maka
presentasi kondisi baik sebesar 69%, sedangkan seat disc buruk berjumlah 37
buah maka presentasi kondisi buruk sebesar 31%. (2 buah steam trap merk
TLV bertipe mekanik sehingga tidak memakai seat disc)
3. Spirax Sarco berjumlah 29 buah, dengan seat disc baik berjumlah 10 buah
maka presentasi kondisi baik sebesar 66% , sedangkan seat disc buruk
berjumlah 19 buah maka presentasi kondisi buruk sebesar 34% .
4. Duplex berjumlah 2 buah, dengan seat disc baik berjumlah 0 buah maka
presentasi kondisi baik sebesar 0% , sedangkan seat disc buruk berjumlah 2
buah maka presentasi kondisi buruk sebesar 100%.
5. Gestra berjumlah 7 buah, dengan seat disc baik berjumlah 4 buah maka
presentasi kondisi baik sebesar 43% , sedangkan seat disc buruk berjumlah 3
buah maka presentasi kondisi buruk sebesar 57% .
6. Armstrong berjumlah 1 buah, dengan seat disc baik berjumlah 1 buah maka
presentasi kondisi baik sebesar 100% , sedangkan seat disc buruk berjumlah 0
buah maka presentasi kondisi buruk sebesar 0%.
Korosi
74
1. TW 317 berjumlah 59 buah, dengan seat disc yang korosi berjumlah 31 buah
maka presentasi ada korosi sebesar 53%, sedangkan seat disc yang tidak
korosi berjumlah 28 buah maka presentasi tidak korosi sebesar 47%.
2. TLV berjumlah 122 buah, dengan seat disc yang korosi berjumlah 33 buah
maka presentasi ada korosi sebesar 27%, sedangkan seat disc yang tidak
korosi berjumlah 89 buah maka presentasi tidak korosi sebesar 73%.
3. Spirax Sarco berjumlah 29 buah, dengan seat disc yang korosi berjumlah 21
buah maka presentasi ada korosi sebesar 72%, sedangkan seat disc yang tidak
korosi berjumlah 8 buah maka presentasi tidak korosi sebesar 28%.
4. Duplex berjumlah 2 buah, dengan seat disc yang korosi berjumlah 1 buah
maka presentasi ada korosi sebesar 50%, sedangkan seat disc yang tidak
korosi berjumlah 1 buah maka presentasi tidak korosi sebesar 50%.
5. Gestra berjumlah 7 buah, dengan seat disc yang korosi berjumlah 6 buah maka
presentasi ada korosi sebesar 86%, sedangkan seat disc yang tidak korosi
berjumlah 1 buah maka presentasi tidak korosi sebesar 14%.
6. Armstrong berjumlah 1 buah, dengan seat disc yang korosi berjumlah 0 buah
maka presentasi ada korosi sebesar 0%, sedangkan seat disc yang tidak korosi
berjumlah 1 buah maka presentasi tidak korosi sebesar 100%.
Dibawah ini merupakan diagram batang yang menunjukkan data
keseluruhan berdasarkan klasifikasi berdasarkan merk.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TW 317
TLV
Spirax Sarco
Duplex
Gestra
Armstrong
Baik
Buruk
Kondisi
Baik
Buruk
Seat Disc
Ada
Tidak
Korosi
TW 317
Korosi Tidak
16%
TW 317
Kondisi Baik
14%
Kondisi Buruk
19%
Korosi Ada
18%
Seat Disc
Buruk
16%
TLV
TLV
Kondisi Baik
24%
Korosi Tidak
24%
Korosi Ada
9%
Kondisi Buruk
10%
Seat Disc
Buruk
10%
76
Spirax Sarco
Korosi Tidak
9%
Spirax Sarco
Korosi Ada
24%
Kondisi Baik
14%
Kondisi Buruk
20%
Seat Disc
Buruk
22%
Seat Disc Baik
11%
Duplex
Duplex
Korosi Tidak
17%
Korosi Ada
17%
Kondisi Baik
0%
Kondisi Buruk
33%
77
Dilihat dari gambar diagram diatas, dapat diketahui bahwa steam trap
merk Duplex di dominasi oleh kondisi buruk sebesar 33% dan seat disc buruk
sebesar 33%.
Gestra
Gestra
Korosi Tidak
5%
Korosi Ada
29%
Kondisi Baik
5%
Kondisi Buruk
28%
Armstrong
Armstrong
Korosi Tidak
33%
Korosi Ada
0%
Kondisi Baik
34%
78
Kondisi
buruk
presentase
baik
presentase
buruk
TLV
122
87
35
71%
29%
TW 317
Spirax Sarco
Gestra
Duplex
Armstrong
59
29
7
2
1
25
12
1
0
1
34
17
6
2
0
42%
41%
14%
0%
100%
58%
59%
86%
100%
0%
jangka waktu
pemakaian
8 bulan - 2
tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun
5 tahun
1 bulan
Berdasarkan tabel diatas, bila dilihat dari kuantitas kondisi baik terbanyak
adalah steam trap dengan merk / brand TLV, tetapi dalam jangka waktu 8 bulan
2 tahun steam trap dengan merk/brand TLV sudah mengalami kerusakan
sebanyak 29%.
Sedangkan apabila steam trap merk TLV kualitasnya dibandingkan
berdasarkan jangka waktu pemakaian dengan steam trap merk/brand TW 317,
Spirax Sarco, dan Gestra yang pemakaiannya sudah lebih dari 5 tahun, maka
steam trap merk TLV dapat dikategorikan steam trap yang memiliki kualitas
yang kurang baik.
Jadi, bila dilihat dari jangka waktu pemakaian, steam trap merk TLV
kurang baik dalam segi kualitas bila dibandingkan dengan steam trap merk TW
317, Spirax Sarco, Gestra.
Dan apabila steam trap merk TW 317, Spirax Sarco, dan Gestra
dibandingkan, maka dapat disimpulkan bahwa steam trap dengan kualitas terbaik
yaitu steam trap dengan merk TW 317.
79
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari data steam trap yang telah ada dan berdasarkan kerja praktek yang
dilakukan selama 5 minggu, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,
diantaranya :
1. Steam trap adalah valve otomatis yang didesain untuk mengeluarkan
kondensat, udara, dan fluida non-kondensibel yang terjebak atau tertahan di
steam system. Steam trap dibagi menjadi 3 kategori utama : thermostatic,
mechanical, thermodynamic.
2. Steam trap diperlukan agar pengoperasian steam system lebih efektif dan
efisien. Maka steam trap diperlukan untuk memproteksi steam system dari
ketiga hal berikut, yaitu : kondensat, udara, dan fluida non-kondensibel.
3. Kondensat terbentuk dalam sistem ketika panas dari steam telah digunakan.
Oleh karena kehadiran kondensat akan mengganggu efisiensi dari operasi
steam system maka kondensat harus dibuang dari sistem.
4. Udara adalah salah satu isolator yang paling bagus, tetapi jika bercampur
dengan steam maka akan menurunkan temperature steam dan akanmengurangi
efektifitas dari keseluruhan steam system. Untuk alas an tersebut, udara harus
secara kontinyu dikeluarkan dari sistem dengan menggunakan steam trap agar
dapat beroperasi secara efisien dan hemat energi.
5. Fluida non-kondensibel seperti karbon dioksida (CO2) yang dapat memacu
terjadinya korosi dan berbagai kerusakan lain terhadap peralatan.
6. Dilihat secara keseluruhan steam trap yang masih memiliki kondisi yang baik
banyak ditemukan pada PL 401, dengan presentase 76,92% dan steam trap
yang memiliki kondisi yang tidak baik/ rusak banyak ditemukan pada PL 405
dengan presentase 55,1%.
7. Steam trap yang digunakan di area Kamojang setiap pipeline nya tidak hanya
menggunakan 1 (satu) brand/merk saja, maka dari itu penulis menganalisis
merk yang memiliki kondisi paling baik terbanyak. Dari data yang didapatkan
80
brand/merk yang banyak memiliki kondisi yang masih baik adalah TLV
dengan presentase 71 % dengan bobot kondisi baik 87 buah dari 122 buah
steam trap.
8. Selain steam trap dengan brand/merk TLV, yang memiliki kondisi yang baik
adalah steam trap
100% dengan bobot kondisi baik 1 buah dari 1 buah steam trap brand/merk
ARMSTRONG.
9. Bila dilihat dan dibandingkan berdasarkan jangka waktu pemakaian, maka
steam trap yang memiliki kualitas terbaik adalah steam trap dengan merk
TW317 dengan presentase kondisi baik sebesar 42% dalam jangka waktu 5
tahun.
10. Setiap jalur pipa di area Kamojang memiliki data kerusakan, dari data yang
didapatkan, macam-macam kerusakan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
Dari berbagai macam kerusakan yang ada, kerusakan yang paling banyak
ditemukan yaitu banyaknya valve 1 1/2 inch yang bocor.
11. Kondisi steam trap di area Kamojang banyak mengalami korosi, dan korosi
yang banyak ditemukan yaitu pada PL 404.
12. Dari data yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa penyebab kerusakan
terbanyak yang terjadi pada steam trap dikarenakan adanya kotoran dan asam
yang ada pada fluida.
13. Perbedaan steam trap yang baik dan buruk diantaranya adalah :
Steam trap yang baik :
1. Mengeluarkan kondensat, udara, dan fluida non-kondensibel.
2. Bisa menyesuaikan load dengan range temperatur dan pressure yang
lebar.
3. Bisa tahan terhadap pembekuan (freeze-proof) apabila diperlukan.
81
82
3. Hal yang paling baik dilakukan yaitu dengan memperbaiki atau membersihkan
steam trap begitu kebocoran terdeteksi. Dalam suatu Steam system, steam
traps belum pernah maintenance selama 3 sampai 5 tahun, ada kemungkinan
15 sampai 30% dari steam trap rusak. Biaya dari 1 ( satu ) steam trap bocor
dalam suatu sistem dapat berjumlah ribuan dolar per tahun.
4. Kita tidak perlu tidak bingung membedakan antara flash steam dan kebocoran
uap. Kita tahu bahwa kondensat keluar dari tekanan tinggi (sebelum steam
trap) ke tekanan rendah (setelah steam trap) sebagian akan menguap. Kita
mungkin berpikir bahwa adalah mungkin untuk mengevaluasi efektifitas
steam trap langsung ke udara terbuka ( lewat parit ) dengan memeriksa apakah
ada segumpal uap di outlet steam itu. Namun, metode ini tidak dapat
diandalkan karena tidak mungkin untuk membedakan antara flash steam dan
live steam.
5. Penurunan suhu dalam heat exchanger bisa jadi merupakan hasil dari steam
trap yang tersumbat: karena kondensat tidak dapat di keluarkan oleh steam
trap, kondensat terakumulasi di heat exchanger, yang menyebabkan
penurunan suhu.
6. Dalam kasus apapun, ketika ada perkiraan kerusakan pada steam trap, perlu di
lakukan pengujian steam trap secara obyektif sebelum menarik kesimpulan
definitif.
7. Membersihkan steam traps memerlukan teknik khusus. Setiap membran di
ukur apakah masih layak pakai atau harus diganti, dsbnya.
8. Perlunya pemasangan strainers (saringan) pada bagian hulu pada setiap steam
trap. Strainers adalah peralatan yang menangkap kotoran dalam cairan atau
gas, dan melindungi peralatan dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan,
dengan begitu mengurangi waktu penghentian dan perawatan. Strainers dapat
dikelompokkan kedalam
83
84
DAFTAR PUSTAKA
85