OLEH
ZULFA ARIQOH
Npm : 1515021008
Fakultas : Teknik
AREA ULUBELU
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
PENDAHULUAN
Satu siklus PLTP pada PT. Pertamina Geothermal Area Ulubelu adalah
sumur, separator, scrubber, turbin, kondensor, colling tower, hingga kembali
kedalam bumi kembali. Dimana pada saat steam (uap) masuk kedalam turbin
digunakan untuk memutar generator hingga dapat mengalirkan listrik ke rumah-
rumah dan sisa steam (uap) dilanjutkan ke kondensor untuk diubah kembali
menjadi brain (air) yang kemudian didinginkan untuk dimasukkan kembali
kedalam bumi melalui suatu pompa. Pada prosesnya dibutuhkan suatu pompa
yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan sisa pemisahan antara steam
(uap) dan brain (air) yang kemudian di tampung oleh sebuah kolam (pond) ke
sumur reinjeksi (sumur pembuangan).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek yang dilakukan di PT. Pertamina Geothermal
Energy Area Ulubelu adalah :
Adapun batasan masalah dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah :
1. Perhitungan kinerja pompa sentrifugal dengan menganalisa kebutuhan
minimum pompa untuk bekerja secara optimum (NPSHA) untuk menginstal
pompa yang akan digunakan.
2. Data yang digunakan adalah data yang ada pada pompa dan data yang diambil
satu kali pada kerja praktek, yang dianggap mewakili operasi dari pompa
sentrifugal di Central Separator PT. Pertamina Geothermal Energy Area
Ulubelu.
Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan kerja praktek ini terbagi menjadi
bab-bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang secara jelas,
tujuan dan batasan masalah yang diambil sebagai batasan utama
dalam laporan kerja praktek serta sistematika laporan kerja
praktek.
BAB II : SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
Pada bab ini penulis menguraikan menjelaskan mengenai struktur
organisasi atau lingkup kerja praktek dan kaitannya dengan
lingkup pekerjaan KP yang dilakukan.
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis membahas tentang landasan teori yang
merupakan uraian tentang pompa sentrifugal, dan teori-teori yang
dibahas sesuai dengan topik yang akan dibahas pada laporan kerja
praktek ini.
BAB IV : PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Pada bab ini penulis membahas tentang metode yang digunakan
dalam pengambilan data pada pelaksanaan kerja praktek. Berisi
data-data tentang pompa, serta analisis tentang perhitungan yang
digunakan untuk instalasi pompa.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini penulis membahas mengenai simpulan dan saran
yang terdiri dari sub bab kesimpulan dan saran dari hasil
pengamatan yang diperoleh selama proses kerja praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Pada bab ini penulis memuat tentang literatur-literatur yang
membatu serta menunjang dalam penyusunan laporan kerja
praktek.
LAMPIRAN
Pada bab ini penulis memuat tentang lampiran yang berupa profil
perusahaan, foto, dan data yang lainnya yang mendukung laporan
kerja praktek ini.
BAB II
PT Pertamina Geothermal Energy pertama kali dibentuk pada tahun 2006 sebagai
anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero), dimana perusahaan ini 90% dari
total sahamnya dipegang oleg PT Pertamina (Persero) dan sisa 10% sahamnya
dipegang oleh PT Pertamina Dana Ventura. Perusahaan ini bergerak di bidang
eksplorasi dan pemanfaatan energi geothermal sebagai sumber energi alternatif
yang ramah lingkungan dan terbarukan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Perbedaan PLTP Unit 1 dan 2 dengan PLTP Unit 3 dan 4 adalah pada
PLTP Unit 1 dan 2 PT PGE menjual uap atau steam kepada pihak PT PLN,
sementara untuk PLTP Unit 3 dan 4 PT PGE mengelola steam menjadi listrik
sendiri yang kemudian dijual kepada PT PLN. Keseluruhan energi listrik yang
dihasilkan PLTP Ulubelu dialirkan guna mendukung sistem transmisi Propinsi
Lampung dimana hasil energi yang dihasilkan PT PGE ini dapat memenuhi ±1/3
dari total kebutuhan energi listrik di Propinsi Lampung.
Indonesia yang kaya dengan wilayah gunung berapi memiliki potensi panas bumi
29.000 MW dan yang bisa dimanfaatkan sebesar 16.035 MW. Sebagai energi
alternatif, panas bumi memiliki beberapa keunggulan: mudah didapat secara
kontinyu dalam jumlah besar, ketersediaannya tidak terpengaruh oleh cuaca,
bebas polusi udara karena tidak menghasilkan gas, serta merupakan energi yang
berkelanjutan. Selain itu, proses pemanfaatannya relatif sederhana, sehingga
energi yang dibutuhkan lebih murah.
2.4.1 Visi
2.4.2 Misi
Adapun misi yang dimiliki oleh PT Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu
sesuai dengan oersetujuan oleh rapat Direksi pada tanggal 28 November 2014
adalah Melaksanakan Pengelolaan Operasi dan Portofolio Usaha Geothermal
secara Profesional yang Berwawasan Lingkungan dan Memberikan Nilai Tambah
Bagi Stakeholder
2.4.3 Tujuan
2.4.4 Motto
Motto dari PT Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu adalah: “Safety is My
Commitment”
Manager
Operation
Manager
Maintenance
Manager
Planning &
Engineering
Manager Finance
Manager SCM
Manager HSSE
Manager HR
Tugas dari seorang General Manager adalah memimpin dan mengurus unit
pembangkitan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya, dengan berusaha
meningkatkan kerja unit pembangkitan dan mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang
mempengaruhinya serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang di hadapi perusahaan.
2) Menyusun rencana strategi untuk mencapai tujuan sesuai dengan lapangan
usahanya, dengan memperhatikan strategi dan kebijaksanaan perusahaan dan
memperoses pengesahan Direksi.
3) Mengarahkan dan membina program-program operasi dan pemeliharaan unit
pembangkitan.
4) Menetapkan standar-standar prosedur pelaksanaan meliputi operasi,
pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan, dan akuntansi dengan
memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi.
2.5.8 Manager HR
TINJAUAN PUSTAKA
Pompa adalah alat yang digunakan untuk memindahkan fluida bertekanan dari
satu tempat ketempat lainnya dengan perubahan tekanan dan bekerja atas dasar
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik. Energi mekanik yang
diberikan pompa digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan atau elevasi
(ketinggian). Pompa digerakkan oleh motor, diesel, mesin atau sejenisnya. Banyak
faktor yang menyebabkan jenis dan ukuran pompa serta bahan pembuatannya
berbeda, antara lain jenis dan jumlah fluida tinggi dan jarak pengangkutan serta
tekanan yang diperlukan dan sebagainya.
Pompa desak merupakan salah satu jenis pompa yang digunakan untuk suatu
sistem pemompaan yang mempunyai head statis dan kapasitas yang dihasilkan
oleh pompa ini tidak terus menerus. Sehingga, pompa ini memberikan hasil secara
berkala. Jenis pompa ini antara lain adalah :
a. Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah pompa yang memiliki elemen utama berupa mesin
penggerak berupa diesel atau motor dengan sudu impeller yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah merubah energi mekanis
dari alat penggerak menjadi energi kinetis fluida (kecepatan), kemudian fluida
akan diarahkan ke saluran buang dengan menggunakan tekanan (energi kinetik
sebagian fluida diubah menjadi energi tekanan) dengan menggunakan impeller
yang berputar di dalam casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran hisap
(suction) dan saluran tekan (discharge), untuk menjaga agar di dalam casing
selalu terisi dengan cairan, maka saluran hisap harus dilengkapi dengan katup kaki
(foot valve).
Prinsip kerja pompa ini adalah fluida memasuki nosel pada sisi masuk menuju
titik tengah impeller yang berputar. Ketika berputar, impeller akan memutar
cairan yang ada dan mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan
percepatan sentrifugal. Ketika cairan meninggalkan titik tengah impeller,
menciptakan daerah bertekanan rendah sehingga cairan dibelakangnya mengalir
ke arah sisi masuk. Karena sirip impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong
kearah tangensial dan radial oleh gaya sentrifugal terlihat.
Gaya ini terjadi di dalam pompa seperti halnya yang dialami air dalam
ember yang diputar diujung seutas tali. Intinya adalah bahwa energi yang
diciptakan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah energi yang
diberikan ke cairan sebanding dengan kecepatan pada piringan luar impeller.
Semakin cepat impeller berputar maka semakin besar energi diberikan kepada
cairan. Energi kinetik cairan yang keluar dari impeller tertahan dengan penciptaan
terhadap aliran. Tahanan pertama diciptakan oleh rumah pompa (volute) yang
menangkap cairan dan memperlambatnya. Pada nosel keluar, cairan makin
diperlambat dan kecepatannya diubah menjadi tekanan.
komponen utama dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Stuffing Box merupakan bagian utama dari pompa sentrugal yang memiliki fungsi
untuk menerima kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing.
3.5.2 Packing
Packing adalah bagian pada pompa sentrifugal yang digunakan untuk mencegah
dan mengurangi jika terjadi kebocoran pada pompa dari casing pompa melalui
poros.
Poros pada pompa sentrifugal berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari
penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian
berputar lainnya.
Shaft sleeve pada pompa sentrifugal adalah pelindung yang berfungsi untuk
melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box.
3.5.5 Vane
Vane pada pompa sentrifugal adalah sudu dari impeller yang berfungsi sebagai
tempat berlalunya fluida pada impeller
3.5.6 Casing
Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet
dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller.
Eye of Impeller adalah bagian utama pada pompa sentrifugal yang berfungsi
sebagai sisi masuk pada arah isap impeller.
3.5.8 Impeller
Impeller adalah bagian dari pompa sentrifugal yang berputar dan berfungsi untuk
mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang
dipompakan secara kontinyu, sehingga fluida pada sisi isap secara terus menerus
akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari fluida yang masuk
sebelumnya.
Casing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran fluida yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan untuk
mengalirkan sejumlah fluida yang direncanakan sesuai dengan kondisi instalasi
pompa, atau tekanan untuk mengalirkan sejumlah fluida, yang umumnya
dinyatakan dalam satuan panjang. Menurut persamaan Bernauli, ada tiga macam
head (energi) fluida dari sistem instalasi aliran, yaitu, energi tekanan, energi
kinetik dan energi potensial. Hal ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
𝑃 𝑉2
𝐻= +𝑍+
𝛾 2𝑔
………………………………………………..(3.6.1)
Dimana:
H : Head total Pompa
Z : Head statis total
𝑃
: Head tekanan
𝛾
𝑉2
: Head kecepatan
2𝑔
Karena energi merupakan sesuatu yang kekal, maka bentuk head (tinggi
tekan) dapat bervariasi pada penampang yang berbeda. Namun pada
kenyataannya, tetap selalu terjadi adanya rugi energi (losses). Sehingga,
diperlukannya persamaan diatas untuk sebuah sistem instalasi pada pompa
berkaitan dengan aliran yang terjadi didalamnya.
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap. Head tekanan dapat dinyatakan dengan rumus :
𝑃 𝑃𝑑 𝑃𝑠
= −
𝛾 𝛾 𝛾
………………………………………………(3.6.2)
Dimana:
𝑃
: Head tekanan
𝛾
𝑃𝑑
: Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan
𝛾
𝑃𝑠
: Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap
𝛾
Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.Head kecepatan dapat
dinyatakan dengan rumus :
𝑉𝑑2 𝑉𝑠2
ℎ𝑘 = −
2𝑔 2𝑔
………………………………..……………………(3.6.3)
Dimana:
hk : Head kecepatan
𝑉𝑑2
: Kecepatan zat cair pada saluran tekan
2𝑔
𝑉𝑠2
: Kecepatan zat cair pada saluran isap
2𝑔
𝑔 : Percepatan gravitasi
3.6.3 Head Statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap. Head statis total dapat dinyatakan
dengan rumus :
Z = 𝑍𝑑 − 𝑍𝑠 ……………………………….…….(3.6.4)
Dimana :
Z : Head statis total
Zd : Head statis pada sisi tekan
Zs : Head statis pada sisi isap
Tanda (+) adalah jika permukaan zat cair pada sisi isap lebih rendah dari sumbu
pompa (suction lift).
Tanda (-) adalahjika permukaan zat cair pada sisi isap lebih tinggi dari sumbu
pompa (suction head).
Kerugian energi per satuan berat fluida dalam pengaliran cairan dalam sistem
perpipaan disebut sebagai kerugian head (head loss). Dimana head loss total
adalah sebagai berikut:
𝐿 𝑣2
𝐻𝑠𝑙 = (𝑓 𝐷 + 𝑘) 2𝑔 ………………………………….… (3.6.5)
Dimana :
Hsl : Head total pompa
f : Faktor gesekan
L : Panjang pipa (suction)
D : Diameter dalam pipa (suction)
k : Faktor tahanan dari suatu bentuk dan pemasangan suatu peralatan
v : Kecepatan aliran
g : Percepatan gravitasi (Dietzel, 1990)
a. Mayor head loss (mayor losses)
Merupakan kerugian energi sepanjang saluran pipa yang dinyatakan
dengan rumus :
hlp =
𝐿 𝑉2
𝑓. 𝐷 . 2𝑔 …………………………………………(3.6.6)
Dimana:
hlp : Mayor losses
f : Faktor gesekan
L : Panjang pipa
V : Kecepatan aliran
D : Diameter dalam pipa
𝜌 .𝑉. 𝐷
𝑅𝑒 = 𝜇
…….……….………………………………....(3.6.7)
Dimana:
Re : Reynold number
ρ : Densitas cairan
V : Kecepatan aliran
D : Diameter dalam pipa
μ : Viskositas absolut cairan
Apabila aliran laminar (Re < 2000) factor gesekan (f) dapat dicari dengan
pendekatan rumus
64
𝑓= ……………………………..(3.6.8)
𝑅𝑒
Dan apabila turbulen (Re > 2000) faktor gesekan dapat dicari dengan
diagram Moody berikut :
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody sebagai fungsi dari
Angka Reynold (reynold number) dan kekasaran relatif (relative
roughness, ε/D), yang nilainya dapat dilihat pada grafik sebagai fungsi
dari nominal diameter pipa dan kekasaran permukaan dalam pipa (ε) yang
tergantung dari jenis material pipa yang digunakan dalam instalasi.
𝑉2
hlf = 𝑘. 2𝑔 …………….……....……………………….….(3.6.9)
Dimana:
hlf : Minor losses
k : Koefisien gesekan
v : Kecepatan aliran
g : Percepatan gravitasi (Robert, 2000)
Pompa memiliki tugas membawa fluida yang berada didalam suatu instalasi yang
diberikan, menuju jalan keluar melalui ketinggian tertentu. Dimana tinggi
kenaikan dari instalasi (HA) tidak konstan. Hal ini dikarenakan pada saat pompa
bekerja dipengaruhi oleh perubahan tekanan statik (Pa) dan (Pe) dipengaruhi oleh
perubahan kecepatan fluida (Ve), (Va), dengan perubahan perbedaan ketinggian
geodasi (Za), (Ze) dan dengan perubahan kapasitas V.
𝑃𝑎−𝑃𝑒 𝑣𝑎2 − 𝑣𝑒 2
HA = + + 𝑧𝑎 − 𝑧𝑒 + 𝐻𝑣𝑒𝑠 + 𝐻𝑣𝑑 ………..(3.6.10)
𝜌. 𝑔 2𝑔
Dimana :
𝑃𝑎−𝑃𝑒
: Tekanan statik
𝜌. 𝑔
Besarnya tekanan statis ini pada waktu bekerja dapat berubah bila suatu
pompa yang dipakai untuk memompa fluida dari dalam bejana yang terbuka atau
tertutup yang bertekanan, dan fluida dipompa masuk kedalam suatu bejana
tertutup bertekanan. Penunjukkan tekanan barometer atau tekanan manometer
dalam satuan bar dengan menggunakan persamaan 3.7.1 satuannya dapat dihitung
menjadi m. Pa adalah tekanan berlebih, dimana besarnya lebih besar dari pada
tekanan atmosfir. Penghisapan dari bejana terbuka menyebabkan menyebabkan Pe
𝑣𝑎2 − 𝑣𝑒 2
= 0. Besarnya ruas ( ) jika kira-kira penampangnya melintang pada a dan c
2𝑔
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida
dapat menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut.
Dalam hal ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena
fluida mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung
yang pada kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila
kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit
dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan pertimbangan
yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan
penyebabnya yaitu:
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan
umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSHR
(NPSH yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang
besar antara NPSHA dengan NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan pada
pompa terutama pada air yang relatif dingin (kurang dari 150 ºF).
Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang
terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan
terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan
uap jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu
bagian dari aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah
dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan dua macam tekanan yang memegang peranan. Pertama,
tekanan yang ditentukan oleh kondisi lingkungan dimana pompa dipasang. Kedua,
tekanan yang ditentukan oleh keadaan aliran di dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan
dalam satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi,
NPSH dapat dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.
NPSH yang tersedia adalah besarnya energi netto yang tersedia atau ada pada
instalasi yang terdapat pada penampang melintang jalannya masuk pompa.
Besarnya NPSH yang tersedia adalah:
𝑃𝑠 +𝑃𝑏−𝑃𝑑 𝑉𝑠2 𝑉𝑒 2
NPSHyang tersedia = 𝑍𝑠 + + + − 𝐻𝑣𝑠……………..(3.6.11)
𝜌. 𝑔 2𝑔 2. 𝑔
Dimana :
𝜌 = Densitas (kg/m3)
Semakin besar tinggi kerugian Hvs, maka semakin kecil harga NPSH yang
tersedia dari instalasi. Supaya bisa bekerja dengan baik, maka bila terpaksa
digunakan pompa pembawa atau pemindah, sehingga dengan adanya tinggi
kenaikan pompa pemindah tersebut NPSHyang tersedia dapat naik kembali.
Bila hasil dari persamaan diatas harga Zs bernilai negative (-), maka
pompa diijinkan untuk dipasang diatas permukaan air dengan ketinggian
maksimum sebesar Zs. Tetapi bila harga Zs positif (+), maka pompa harus
dipasang dibawah permukaan fluida dengan jarak kedalamannya paling sedikit
sebesar Zs.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk
pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi daripada
tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan
tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa dapat bekerja tanpa
mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang
bersangkutan.
BAB IV
4.1.2 Observasi
Metode wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab serta
diskusi secara langsung kepada pembimbing lapangan atau operator mengenai
obyek yang akan dianalisa, disini penulis menganalisa pompa sentrifugal yang
akan diinstal di PT Pertamina Geothermal Energy Area Ulubelu.
4.2.1 Waktu
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek dimulai dari 23 Januari 2018 s.d 23 Februari
2018. Dimana penulis melaksanakan kerja praktek sesuai dengan jam kerja di
lapangan yaitu hari Senin sampai dengan Jumat pukul 07.45-16.00 WIB.
4.2.2 Tempat
Mulai
Kurang Lengkap
Data
Lengkap
1. Simpulan
2. Saran
Selesai
Manufacture : Chesteron
NPSHr : 2.81 m
Efisiensi : 80.3 %
Daya : 96.72 KW
Weight : 471 kg
4.4.2 Data Penggerak
Frekuensi : 60 Hz
Data pengamatan diperoleh dari lokasi yang akan digunakan untuk dlakukan
instalasi pompa yang diambil satu kali dan akan digunakan dalam perhitungan
dengan data sebagai berikut :
Untuk melakukan instalasi pompa, maka hal pertama yang dilakukan adalah
melakukan perhitungan untuk mengetahui kemampuan pompa terhadap kavitasi
yang akan dipasang dengan menggunakan rumus berikut :
𝑃𝑒+𝑃𝑏−𝑃𝑣 Ve
NpSHa = ( ) + 2𝑔 - Hsl – Hsg ± s
𝑝𝑥𝑔
Р : Density (kg/m3)
a. Aliran pompa
Dari data desain, kapasitas pompa = 400 m³/h
Untuk melakukan instalasi digunakan beberapa parameter kapastitas yaitu :
1 jam
Q1 = 400 m³/h x 3600 detik = 0.1108 m³/s
1 jam
Q2 = 480 m³/h x 3600 detik = 0.13296 m³/s
1 jam
Q3 = 225 m³/h x 3600 detik = 0.062325 m³/s
1 jam
Q4 = 49 m³/h x 3600 detik = 0.013573 m³/s
1 jam
Q5 = 400 m³/h x 3600 detik = 0.1108 m³/s
b. Kecepatan aliran
3.14
= x (0.254)2
4
= 0.0506 m2
Q 0.1108 m³/s
V=A = = 2.187775076 m/s
0.0506 m²
Q 0.062325 m³/s
V=A= = 1.23062348 m/s
0.0506 m²
Q 0.013573 m³/s
V=A= = 0.268002447 m/s
0.0506 m²
Q 0.1108 m³/s
V=A= = 2.187775076 m/s
0.0506 m²
c. Densitas (р)
1
p=v
dimana :
p = densitas
v = volume spesifik
d. Bilangan Reynold
D (suction) = 0.254 m
Temperatur = 52ºC
μ (viskositas) @52ºC = 0.000529 kg/m.s
p1 = 987.1668312 kg/m3
p2 = 983.2841691 kg/m3
p3 = 977.5171065 kg/m3
p4 = 971.8172983 kg/m3
p5 = 971.8172983 kg/m3
f = 0.0256
f. Head loss pompa
L1 = 3 m
L2 = 4 m
L3 = 5 m
L4 = 6 m
L5 = 6 m
1. head loss mayor
𝐿 𝑉2
h = 𝑓. 𝐷 . 2𝑔
m 2
3𝑚 (2.187775076 )
s
h1 = 0.0256 . 0.254 𝑚 . = 0.073762197
2(9.81 𝑚/𝑠²)
m 2
4𝑚 ( 2.625330091 )
s
h2 = 0.0256 . 0.254 𝑚 . = 0.141623417
2(9.81 𝑚/𝑠²)
m 2
5𝑚 ( 1.23062348 )
s
h3 = 0.0256 . 0.254 𝑚 . = 0.038898033
2(9.81 𝑚/𝑠²)
m 2
6𝑚 ( 0.268002447 )
s
h4 = 0.0256 . 0.254 𝑚 . = 0.002213788
2(9.81 𝑚/𝑠²)
m 2
6𝑚 ( 2.187775076 )
s
h5 = 0.0256 . 0.254 𝑚 . = 0.147524393
2(9.81 𝑚/𝑠²)
g. NPSHa
𝑃𝑒+𝑃𝑏−𝑃𝑣 Ve
NpSHa =( ) + 2𝑔 - Hsl – Hsg ± s
𝑝𝑥𝑔
Pe =0
Pb = 84700 N/m²
Pv1 = 13630 N/m²
Pv2 = 19947 N/m²
Pv3 = 31202 N/m²
Pv4 = 47416 N/m²
Pv5 = 47416 N/m²
g = 9.81 𝑚/𝑠²
Hsg = 1.38 m
S = 0.2 m
N
0+ 84700 2 −13630 N/m²
1. NPSHa = ( m
kg ) + 0 ̶ 0.542152145 – 1.38 m + 0.2 m
987.1668312 𝑥 9.81 𝑚/𝑠²
m3
= 5.616676601 m
N
0+ 84700 2 −19947 N/m²
2. NPSHa = ( m
kg ) + 0 ̶ 0.816104943 – 1.38 m + 0.2 m
983.2841691 𝑥 9.81 𝑚/𝑠²
m3
= 4.716820745 m
N
0+ 84700 2 −31202 N/m²
3. NPSHa = ( m
kg ) + 0 ̶ 0.18709954 – 1.38 m + 0.2 m
977.5171065 𝑥 9.81 𝑚/𝑠²
m3
= 4.211743885 m
N
0+ 84700 2 −47416 N/m²
m
4. NPSHa = ( kg ) + 0 ̶ 0.002213788– 1.38 m + 0.2 m
971.8172983 𝑥 9.81 𝑚/𝑠²
m3
= 2.721586793 m
N
0+ 84700 2 −47416 N/m²
5. NPSHa = ( m
kg ) + 0 ̶ 0.615914341 – 1.38 m + 0.2 m
971.8172983 𝑥 9.81 𝑚/𝑠²
m3
= 2.114915016 m
h. Hasil Perhitungan
49 80 6 1.38 2.7
Untuk menentukan instalasi yang baik dari suatu pompa sentrifugal adalah dengan
mengetahui NPSHa (Net Positive Suction Head Avaiable) yang digunakan agar
pompa bekerja tanpa kavitasi, sehingga NPSH pompa yang tersedia (NPSHa)
harus lebih besar dari NPSH pompa yang diperlukan (NPSHr). Dengan
melakukan perhitungan dari suatu pompa sentrifugal maka dapat di ketahui
instalasi yang baik yang dapat dilakukan pada suatu pompa.
Dari perhitungan yang akan dilakukan diketahui suatu pompa jenis
sentrifugal Hot Water Pump MCPK 250-200-500 CD dengan temperatur fluida
sebesar 52°C, temperatur lingkungan adalah 25°C dengan jarak permukaan air ke
bibir permukaan dinding penampungan air sebesar 1.38 m, diameter pipa keluar
(discharge) sebesar 8 in, diameter pipa masuk (suction) sebesar 10 in, tekanan
atmosfer sebesar 101.325 kpa, serta ketinggian sebesar 800 mdpl.
Pada head loss minor, digunakan nilai koefisien rugi yang didapatkan
melalui jenis katup (valve) yang digunakan. Jenis katup (valve) dan koefisien rugi
dapar dilihat pada Tabel 2. Harga Koefisien Rugi. Dimana tipe katup yang
digunakan adalah foot valve (stainer) yang memiliki nilai koefisien rugi sebesar
75f atau sama dengan 1.92. Berikut meupakan hasil perhitungan head loss pada
minor.
Selain bilangan Reynold serta head loss, beberapa variabel lain yang
digunakan dalam perhitungan NPSHa adalah Q (debit), V (kecepatan aliran), dan
densitas. Densitas didapatkan melalui temperatur yang digunakan pada
perhitungan. Dimana untuk mendapatkan nilai densitas digunakan tabel
termodunamika yaitu nilai volume spesifik.
5.1 Simpulan
Dari hasil perhitungan dan pembahasan dan berdasarkan analisa dari penulis
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah fluida masuk melalui pipa masuk
menuju titik tengah impeller yang berputar. Kemudian ketika berputar,
impeller akan memutar cairan yang ada dan mendorongnya keluar antara
dua siripnya, serta menciptakan percepatan sentrifugal. Ketika cairan
meninggalkan titik tengah impeller, menciptakan daerah bertekanan
rendah sehingga cairan dibelakangnya mengalir ke arah sisi masuk
2. Intalasi pompa sentrifugal yang baik adalah pada saat NPSHa ≥ NPSHr,
yaitu pada pehitungan pertama, kedua, dan ketiga yaitu 5.6 m, 4.7 m, 4.2 m.
3. Pada perhitungan ke empat dan ke lima yaitu 2.7 m dan 2.1 m tidak baik
untuk dilakukan instalasi pompa sentrifugal karena akan terjadi kavitasi.
Dimana NPSHr adalah 2.81 m.
4. Pada perhitungan, temperatur mempengaruhi besarnya NPSHa, semakin
besar temperatur maka NPSHa yang didapat akan semakin kecil. Begitu
pula pada panjang pipa suction, semakin panjang pipa maka nilai
NPSHa yang didapat akan semakin kecil.
5.2 Saran
Fox dan McDonald’s, 2001. 8ed Fluids Mechanics MPS Limited, A Macmillan
Company. USA.
Dietsel, F. 1992. Turbin Pompa dan Kompresor. Alih bahasa Dakso Sriyono.
Erlangga, Jakarta.
Mott, Robert. 2000. Applied Fluid Mechanics 5th Ed. Prentice Hall, inc: New
Jersey.
Olso, Reuben M. dan Wright, Steven J. 1993. Dasar – Dasar Mekanika Fluida
Sularso. 1994. Pompa dan Kompresor. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.