2005541081
2005541081
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana
NIM : 2005541081
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
LEMBAR PENGESAHAN REVISI
Menyetujui
(……………………………………..) (……………………………………..)
NIP. NIP.
Dosen Pembimbing
Kerja Praktek
1. Ibu Prof. Ir. Linawati, M.Erg., Sc., Ph.D selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Gede Sukadarmika, ST.,M.Sc. selaku Koordinator
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
3. Bapak Ir. I Wayan Sukerayasa, MT. selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis didalam
penyelesaian laporan kerja praktek.
4. Bapak I Dewa Gede Wisnu Agung Bayuna sebagai Supervisor Gardu
Induk Padangsambian yang telah meluangkan waktu dan tenaga
untuk mengarahkan dan membimbing selama kerja praktek.
5. Bapak Rizza Eka Putra Ramadhan selaku Assistant Supervisor
Gardu Induk Padangsambian telah meluangkan waktu untuk
membagi ilmu dan pengalaman kerja yang dimiliki.
6. Bapak Seluruh karyawan dan teknisi Gardu Induk Padangsambian
serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
ini.
7. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan dan doa yang
tidak ternilai harganya.
8. Diah Triayu Rachmawati yang selalu menemani penulis dalam
penyusunan laporan Kerja Praktek
9. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu – persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek
masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu,
pengalama dan pengetahuan, serta Laporan kerja Praktek ini masih
jauh dari kata sempurna, baik dari segi isi, teknis, bahasa maupun
tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada
saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN)
sebagai pengelola gas diresmikan. Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 18, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik,
maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan
listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang (PT. PLN (Persero), 2023).
Adapun visi, misi, moto serta maksud dan tujuan perseroan dari PT. PLN
(Persero) :
1. Visi
a. Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara
dan #1 Pilihan pelanggan untuk Solusi Energi.
2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota Perusahaan
dan pemengang saham.
Dari struktur organisasi (gambar 1.1 dan 1.2) tentang organisasi PT PLN
(Persero) UITJBTB UPT Bali dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manager UPT
Bertanggung jawab atas rencana kerja dan anggaran (RICA) Unit
Pelaksana Transmisi, melaksanakan pengelolaan aset sistem transmisi,
pengendalian investasi sistem transmisi dan logistik, melaksanakan
pemeliharaan instalasi penyaluran tenaga listrik di wilayah kerjanya
yang meliputi fungsi pemeliharaan proteksi, meter dan SCADATEL,
dan Keselamatan ketenagalistrikan (Suarta, 2014).
2. Manager Bidang ULTG Bali Selatan
Mengelola fungsi pengelolaan dan pemeliharaan aset yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi hasil pemeliharaan
instalasi penyaluran, seta pengelolaan K3 di wilayah bagian bali selatan
Meliputi GI Padang Sambian, Pemecutan Kelod, Sanur, Pesanggaran,
Bandara, Nusa Dua Pecatu, Gianyar dan Amlapura. agar diperoleh
ketersediaan instalasi penyaluran yang kontinyu, handal dan aman
(Raka , 2020).
3. Manager Bidang PDKB
Mensupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan
instalasi penyaluran tenaga listrik dalam keadaan bertenaga agar
diperoleh keandalan dan kontinuitas operasi sistem yang optimal.
Manager Bidang PDKB membawahi supervisor PDKB Jaringan, dan
supervisor PDKB Gardu Induk (Raka, 2020).
4. Manager Bidang Administrasi dan Umum
Mengelola administrasi Umum yang meliputi fungsi SDM, Sekretariat
dan Dokumentasi, anggaran, Keuangan dan akuntansi, Corporate Social
Responsibility, logistik dan fasilitas umum serta mengendalikan
keamanan dan ketertiban lingkungan dan Aset untuk mendukung
pencapaian kinerja. Asisten Manager Administrasi dan umum
membawahi supervisor administrasi dan SDM, supervisor anggaran dan
akuntansi, dan supervisor logistik dan umum (Raka, 2014).
5. Manager Bidang ULTG Bali Utara
Mengelola fungsi pengelolaan dan pemeliharaan aset yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi hasil pemeliharaan
instalasi penyaluran, seta pengelolaan K3 di wilayah bali bagian utara
Meliputi GI Gilimanuk, Negara, Antosari, Kapal, Payangan, Baturiti,
Pemaron, Tanah lot.
6. Manager Perencanaan Dan Evaluasi
7. Manager Kontruksi
8. Bidang Usaha Perusahaan dan Akivitas di Bidang Usaha
Perusahaan Listrik Negara (PLN) bergerak dalam bidang usaha
kelistrikan. Terutama dalam bidang usaha jual beli listrik dan
pelayanan teknik. Adapun aktivitas yang dilakukan secara rutin di PT
PLN (Persero) UITJBTB UPT adalah sebagai berikut: (Raka, 2020)
a. Aktivitas Pelayanan Pelanggan
1) Melaksanakan proses administrasi dengan sebaik-baiknya.
2) Menyelesaikan keluhan-keluhan pelanggan
3) Mengusahakan kepuasan pelanggan
4) Membuat daftar keluhan pelanggan untuk memperbaiki sistem
pelayanan dan kepuasan pelanggan.
5) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya sebagai
pertanggung jawaban tugas
b. Aktivitas Pelayanan di Luar Kantor
1) Melakukan perbaikan teknis jika listrik mengalami kerusakan
2) Mengikuti pelaksanaan alat ukur dan pembatas dan penyegelan.
3) Melakukan pemeriksaan secara rutin di masing-masing unit gardu
induk.
4) Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya dan pertanggung
jawaban tugasnya.
1.2 Gambaran Khusus Topik Kerja Praktek
Dalam ilrnu kelistrikan (elektro) circuit breaker mempunyai peranan vital
dalam proses pengaman atau proteksi pada suatu sistem kelistrikan. Circuit
Breaker/Pemutus Tenaga (PMT) adalah alat yang paling penting dari semua alat
penghilang/peredam dari gangguan tenaga. PMT mempunyai 2 kemampuan untuk
menghilangkan arus hubung singkat yang sangat besar yang melebihi nilai
nominal dari arus beban yang melewati konduktor maupun isolator. Pada saat
pengoperasian suatu sistem tenaga listrik sering terjadi gamgguan, mulai dari
gangguan Trafo, gangguan LA, gangguan Transmisi, dimana penyebab gangguan
tersebut bisa mengakibatkan PMT trip.
Penelitian ini dilakukan di Gardu induk Pemecutan kelod pada PMT bay
kapasitor yang terjadi rekondisi gas sf6 pada PMT. Gardu Pemecutan kelod
Menggunakan PMT Gas SF6 (150KV). Oleh karena alasan tersebut maka pada
kesempatan kali ini penulis mengangkat judul mengenai analisa kinerja pemutus
tenaga 150 KV bay kapasitor pada gardu induk pemecutan kelod.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan Kerja Praktek yang telah
dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil kinerja PMT sesuai standar operasi setelah rekondisi
gas sf6.
2. Mempelajari secara langsung mengenai sistem sistem pengaman
instalasi peralatan tegangan tinggi terutama khususnya PMT/ Pemutus
Tenaga yang digunakan pada Gardu Induk 150 KV Pemecutan Kelod
1.4 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Mengetahui prosedur dan proses dalam melakukan pemeliharaan
dan penanggulangan gangguan pada gardu induk meliputi pemutus
tenaga r pada wilayah kerja PT. PLN (PERSERO) ULTG Bali
Selatan.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan rasa nyaman dan kinerja listrik yang baik kepada
masyarakat khususnya pelanggan listrik agar tidak terjadi
pemadaman.
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan kerja praktek ini membahas tentang kegiatan analisa
kinerja PMT setelah pemeliharaan atau rekondisi gas SF6 dengan melakukan
pengujian sesua standar operasi yang berlaku pada gardu induk. Adapun
ruang lingkup dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Sifat kegiatan
Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja praktek yang merupakan
suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa semester
VII unutk memenuhi kurikulum S1 Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dalam periode kerja praktek
yang dilaksanakan selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 4
September 2023 sampai dengan 4 Oktober 2023 yang bertempat di
PT. PLN (PERSERO) ULTG Bali Selatan.
3. Bidang Kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang telah dilaksanakan,
penulis lebih mengkonsentrasikan pada pembelajaran dan
pengenalan tentang kegiatan mengenai sistem sistem pengaman
instalasi peralatan tegangan tinggi terutama khususnya PMT/
Pemutus Tenaga bay kapasitor yang digunakan pada Gardu Induk
150 KV Pemecutan Kelod.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.6.2 Dielectric
Berfungsi sebagai Isolasi peralatan dan memadamkan busur api dengan
sempurna pada saat moving contact bekerja.
1. Electrical Insulation (Isolator)
Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa
isolator, yaitu Isolator Ruang Pemutus (Interrupting Chamber)
merupakan isolator yang berada pada ruang pemutus (interupting
chamberi) dan Isolator Penyangga (Isolator Support) merupakan
isolator yang berada pada penyangga/support.
2. Media Pemadam Busur Api
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat
PMT bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam
busur api, PMT dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
a. Pemadam busur api dengan gas Sulfur Hexa Fluorida (SF6)
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang
timbul pada waktu memutus arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6
mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi dibandingkan
dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring dengan
pertambahan tekanan. Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe
tekanan tunggal (single pressure type), dimana selama operasi
membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan kedalam suatu
tabung/silinder yang menempel pada kontak bergerak. Pada waktu
pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang
mematikan busur api
2. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk
membuka dan menutup PMT. Skematik diagram sistem hidrolik dan
elektrik berikut, merupakan skematik sederhana untuk memudahkan
pemahaman cara kerja sistem hidrolik dan keterkaitannya dengan
sistem elektrik.
Gambar 2.17 Skematik Diagram Sistem Hidrolik
(sumber : Siemens 3AP)
Pada kondisi PMT membuka/keluar, sistem hidrolik tekanan tinggi
tetap pada posisi seperti pada piping diagram, di mana minyak hidrolik
tekanan rendah warna biru) bertekanan sama dengan tekanan Atmosfir
dan (warna merah) bertekanan tinggi hingga 360 bar.
3. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari
beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak
untuk membuka dan menutup PMT.
4. SF6 Gas Dynamic
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi
ganda selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai
media penggerak. Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana
masing – masing merupakan unit yang terdiri dari Interrupter, isolator
tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh gas SF6 masing –
masing pole dalam cycle tertutup. Energi untuk menggerakkan kontak
utama terjadi karena adanya perbedaan tekanan gas SF6 volume yang
antara terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu dan volume
dalam enclosure mekanik penggerak.
2.6.4 Secondary
Sub sistem secondary berfungsi mengirim sinyal kontrol/trigger untuk
mengaktifkan subsistem mekanik pada waktu yang tepat, bagian subsistem
secondary terdiri dari :
1. Lemari Mekanik/Kontrol
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan
sebagai tempat secondary equipment.
2. Lemari Mekanik/Kontrol
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan
sebagai tempat secondary equipment.
3. Terminal Dan Wiring Control
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger
pada mekanik penggerak untuk operasi PMT.
BAB IV
PEMBAHASAN