Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PERENCANAAN SISTEM TENAGA LISTRIK

Mata Kuliah Perencanaan Sistem Tenaga ListrikDosen


Pengampu : Ir. I Gede Dyana Arjana, MT

Oleh :
I Made Anggi Wahyudi Artha
2005541155

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
1. Perkiraan Beban

Penerapan statistik untuk memperkirakan kebutuhan energi listrik di masa yang akan datang
adalah pendekatan yang bijaksana untuk perencanaan sistem ketenagalistrikan, terutama dalam
konteks proyek seperti Tegalalang di Gianyar . Analisis peramalan beban listrik dapat membantu
merencanakan infrastruktur listrik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan resort tersebut,
mencegah kekurangan daya atau pemborosan sumber daya.
Dalam proses peramalan beban listrik, ada beberapa komponen penting yang perlu
dipertimbangkan:
1) Mengidentifikasi berapa banyak pelanggan yang akan terhubung ke sistem listrik di
resort tersebut. Peramalan jumlah pelanggan dapat dilakukan dengan mengambil data
historis pertumbuhan jumlah pelanggan di daerah tersebut.
2) Melakukan analisis konsumsi energi listrik pada waktu yang lalu, misalnya per bulan atau
per tahun. Ini akan membantu Anda memahami tren konsumsi energi dan apakah ada
faktor-faktor musiman yang perlu dipertimbangkan.
3) Ini mencakup peralatan dan sistem yang akan digunakan di resort, kost, rumah makan
(Restoran) , dan Pertokoan, perlu memperkirakan seberapa besar daya yang dibutuhkan
oleh masing-masing peralatan ini.
4) Membuat persamaan matematis untuk perkembangan beban listrik dengan
mempertimbangkan faktor-faktor. Model matematis ini dapat digunakan untuk
memprediksi beban listrik di masa depan.
Selain itu, dalam analisis peramalan beban listrik, Anda juga perlu mempertimbangkan faktor-
faktor eksternal seperti pertumbuhan populasi di daerah tersebut, perkembangan pariwisata, dan
perubahan kebijakan energi. Semua ini akan memengaruhi kebutuhan energi listrik di masa
depan. Dengan mengintegrasikan data historis, tren, dan faktor-faktor eksternal ini, Anda dapat
menghasilkan perkiraan yang lebih akurat untuk kebutuhan energi listrik di. Kawasan Tegalalng
di Gianyar Hal ini akan memungkinkan Anda untuk merencanakan infrastruktur listrik yang
sesuai dengan kebutuhan resort dan memastikan pasokan energi yang andal dan efisien.
1.1 Skenario Penggunaan Daya Tiap Bangunan Resort Rancangan
1.1 Skenario Penggunaan Daya Tiap Bangunan
1.1.1 Skenario Perhitungan Daya Bangunan Tipe Kost
Bangunan Tipe Kost terdiri dari 5 kamar, dimana dalam tiap kamar terdapat 1 kamar mandi
dalam ruangan. Berikut merupakan perhitungan penggunaan daya konsumsi listrik di masing
masing bangunan tipe kost
Tabel 1 Konsumsi Daya Bangunan Tipe Kost
No Nama Bangunan Power (Watt) Jumlah Total (Watt)
1 PONDOK HARMONY 50.000 1 50.000
2 Kost Pondok Langkir 10.000 1 10.000
3 Darma kost 10.000 1 10.000
Total Konsumsi Daya Bangunan Tipe Kost 70.000

1.1.2 Skenario Perhitungan Daya Bangunan Tipe Hotel


Bangunan tipe hotel memiliki jumlah kamar lebih dari 10 dimana 1 kamar memiliki 1
kamar tidur dan 1 kamar mandi, bangunan tipe hotel juga memiliki 1 kolam renang umum dan
fasilitas lain yang tidak dimiliki bangunan tipe kost. Berikut merupakan perhitungan penggunaan
daya konsumsi listrik di masing – masing bangunan tipe hotel.
Tabel 2 Konsumsi Daya Bangunan Tipe Hotel
No Nama Bangunan Power (Watt) Jumlah Total (Watt)
The Sun of Granary Resort
1 1.300.000 1 1.050.000
and Villas
Aksari Resort by Ini Vie
2 1.350.000 1 1.200.000
Hospitality
3 Capella, Bali 1.500.000 1 1.350.000
4 GK Bali Resort 1.450.000 1 1.100.000
5 The Sebali Resort 1.300.000 1 1.150.000
Total Konsumsi Daya Bangunan Tipe Hotel 5.850.000

1.1.3 Skenario Perhitungan Daya Bangunan Tipe Tempat Makan


Bangunan tipe tempat makan terdiri dari 5 tempat makan, 1 dapur , dan 1 kamar mandi.
Berikut merupakan perhitungan penggunaan daya konsumsi listrik di masing – masing bangunan
tipe Tempat Makan
Tabel 3 Konsumsi Daya Bangunan Tipe Tempat Makan (restoran)

No Nama Bangunan Power (Watt) Jumlah Total


1 Kailasha Restaurant 150.000 1 150.000
2 D'Alas Warung 120.000 1 120.000
3 Boni Bali Restaurant 150.000 1 150.000
4 Uma Dunga Restaurant 125.000 1 125.000
Total Konsumsi Daya Bangunan Tipe Tempat Makan 545.000

1.1.4 Skenario Perhitungan Daya Bangunan Tipe Toko


Bangunan tipe took memiliki 1 kamar mandi, dan berbagai fasilitas yang umumnya ada di
bangunan tipe toko. Berikut merupakan perhitungan penggunaan daya konsumsi listrik di masing
– masing bangunan tipe toko.
Tabel 4 Konsumsi Daya Bangunan Tipe Toko
No Nama Bangunan Power (Watt) Jumlah Total (Watt)
1 Toko ratna 30.000 1 30.000
2 Prasadam 50.000 1 50.000
3 Sunarbawa Art Shop 50.000 1 50.000
4 Indomaret Tegalalang 10.000 9 90.000
Total Konsumsi Daya Bangunan Tipe Toko 220.000

1.2 Perhitungan Kebutuhan Daya Seluruh Bangunan Di Tegalalang


Untuk mengetahui konsumssi daya total dari Monang Maning, maka dilakukan operasi
penjumlahaan dari konsumsi daya dari tiap kamar yang telah dianalisa sebelumnya.
Tabel 5 Total Konsumsi Daya
No Room Power (watt) Unit Total (Watt)
1 Bangunan Tipe Kost 1.250.000 1 70.000 Watt
2 Bangunan Tipe Hotel 5.850.000 1 5.850.000 Watt
Bangunan Tipe Tempat
3 775.000 1 545.000 Watt
Makan
4 Bangunan Tipe Toko 610.000 1 220.000 Watt
6.585.000 Watt
Total
≈ 6.585 MW

2. Pemilih Akses Pembangkit dan Gardu Induk


Karena telah diketahui deman yang akan menambah beban konsumsi daya listrik, maka
Langkah selanjutnya adalah melihat ketersediaan pasokan serta akses untuk menggunakan daya
tersebut.
Di Bali sendiri memiliki daya listrik sekitar 1284 MW dari sejumlah pemasok anatara lain
didapat dari PLTU Celukan Bawang sebesar 80 MW, PLTG Pesanggaran 323 MW, PLTG
Gilimanuk 130 MW, dan PLTU Pemaron 80 MW. Sekitar 400 MW berasal dari transmisi kabel
bawah laut dari Jawa menuju Bali, guna menunjang aspek ekonomi dalam transmisi dan distribusi,
terlebih dahulu dipetakan jarak lokasi pembangkit gardu induk terdekat proyek Tegalalang
Tabel 6 Data Pembangkit di Bali
No Pembangkit Kapasitas Jarak ke Payangan
1 PLTU Celukan Bawang 380 MW 104 km
2 PLTDG Pesanggaran 323 MW 39 km
3. PLTG Gilimanuk 130 MW 134 km
4 PLTU Pemaron 80 MW 76 km

Dapat diamati berdarsarkan tabel jarak pembangkit yang telah disajikan, sumber pembangkit
terdekat berdiri di PLTDG Pesanggaran dengan jarak 39 km, maka dari itu Langkah selanjutnya
adalah memetakan jalur transmisi serta distribusai agar daya listrik yang dibangkitkan di
Pesanggaran dapat digunakan
Bila kita tinjau dari lokasi Tegalalang yang terletak di Gianyar, harus dipilih gardu induk
yang posisinya paling dekat dengan lokasi. Untuk itu berikut merupakan data gardu induk di Bali
Tabel 7 Daya Gardu Induk Terdekat

No Gardu Induk Jenis Jarak ke Seminyak


1 Payangan GI 7,1 km
2 Gianyar GI 20 km
3 Sanur GI 29 km
4 Baturiti GI 54 km
5 Padang sambian GI 33 km
6 Iman bonjol GI 35 km
7 Kapal GI 25 km

Dapat diamati bahwa GI Payangan merupakan yang paling dekat dengan pusat beban di
Payangan, maka dari itu akses energi listrik dimulai pada power generator PLTDG Pesanggaran,
dinaikan tegangannya di GI Gianyar dan dikirim menuju Gi Payangan dimana tegangannya
kembali disesuaikan sesuai nominal tegangan menengah, baru dari trafo GI Padang Sambian,
diumpankan pada Tegalalang lalu didistribusikan oleh trafo setetmpat ke beban beban

3. Perkiraan Ketersediaan dalam Jangka Waktu Kedepan


Diketahui pada GI Payangan terdapat 2 Trafo Daya, masing-masing sebesar 50 MVA,
nominal beban maksimum yang diijinkan adalah 85% dari total kapasitas trafo daya yang
tersedia. Sehingga beban maksimum yang dapat ditanggung oleh 2 trafo daya di GI Padang
Sambian adalah
Smaksimum = Skapasitas total x85%
Smaksimum = 2 x 50 x 85%
Smaksimum = 85 MVA

Berdasarkan oenjealasan diatas factor daya atau power factor yang diizinkan adalah
sebesar 85% atau 0,85, maka beban maksimum adalah :
Pmaksimum = Smaksimum x Cos 
Pmaksimum = 85 x 0,85
Pmaksimum = 72,25 MW
Oleh karena itu, kita harus melihat berapa daya yang telah terokupanasi di GI Padang
Sambian, apakah dengan ditambahkan beban dari Tegalalang akan mengakibatkan overload pada
trafo daya di GI Padang Sambian

No Pusat Beban Tahun Kondisi Beban (MW)


1 Gi Payangan 2021 60,4
2 Gi Payangan 2022 62,58
3 Gi Payangan 2023 65,75
Dalam situasi ini, kita bisa melihat bahwa kapasitas beban eksisting pada trafo pada tahun
2023 adalah sebesar 68,27 MW. Jumlah ini mendekati batas maksimum kapasitas kerja
trafo di Gardu Induk (GI) Padang Sambian, yaitu 72,25 MW. Namun, ketika kita
menambahkan beban baru dari Tegalalang sebesar 6,585 MW ke dalam perhitungan, maka
total beban yang harus ditangani oleh trafo akan menjadi lebih besar.

Kondisi ini menciptakan tekanan tambahan pada trafo karena total beban listrik melebihi
kapasitas maksimum yang sebelumnya ditetapkan. Oleh karena itu, perlu
dipertimbangkan peningkatan kapasitas trafo atau tindakan lainnya untuk mengatasi
lonjakan beban ini dan memastikan pasokan listrik yang stabil dan andal di wilayah
tersebut.

4. Analisa Pertumbuhan Beban Pertahunnnya


Permintaan akan energi listrik diperkirakan akan terus meningkat, dan hal yang sama akan
terjadi di Gardu Induk (GI) Padang Sambian. Dengan asumsi bahwa setiap tahun terjadi kenaikan
beban sebesar 7,5%, maka saat beban mendekati batas maksimum trafo, diperlukan peningkatan
kapasitas. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa GI Padang Sambian dapat terus
menyediakan pasokan listrik yang memadai sesuai dengan kebutuhan yang semakin meningkat.

No Pusat Beban Tahun Kondisi Beban


1 Gi Payangan 2023 65,75
2 Gi Payangan 2024 68,38
3 Gi Payangan 2025 71,11
4 Gi Payangan 2026 74 ,95
5 Gi Payangan 2027 81,62
6 Gi Payangan 2028 86,95
7 Gi Payangan 2029 94,87
8 Gi Payangan 2030 98,73
9 Gi Payangan 2031 105,65
10 Gi Payangan 2032 115,85

Apabila kita perhatikan tabel, bagian yang telah disorot dengan warna merah menunjukkan bahwa kapasitas
trafo telah terlampaui oleh beban yang tinggi. Oleh karena itu, menjelang akhir periode sebelum tahun 2026
dimulai, diperlukan peningkatan kapasitas trafo. Hal ini akan diterapkan pada kedua trafo yang terpasang di
Gardu Induk (GI) Payangan dengan penambahan kapasitas pada akhir tahun 2026 untuk mencegah
terjadinya beban yang berlebihan atau overload.

Anda mungkin juga menyukai