Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN


(PERSERO) ULP LHOKSEUMAWE KOTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikan Program S-1

Oleh :
Nama : Janwar Fikri
Nim : 190150072

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT PLN(Persero) ULP
Lhoksuemawe Kota

“PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN


(PERSERO) ULP LHOKSEUMAWE KOTA”

Disusun Oleh:

Nama : Janwar Fikri

NIM : 190150072

Program Studi : Teknik Elektro

Tempat/Unit : PT.PLN ULP LHOKSUEMAWE


KOTA

Praktik Lapangan tersebut telah dilaksanakan dari tanggal 01 September s/d 01


Oktober 2022 sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program studi
Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.

Mengetahui, Lhoksuemawe, 05 Oktober 2022

Pembimbing Materi Penulis

Agus Mulyadi Janwar Fikri


8910010N 190150072

ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PT.PLN ULP LHOKSUEMAWE
LHOKSUEMAWE KOTA
(01 September s.d. 01 Oktober 2022)

“PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN


(PERSERO) ULP LHOKSEUMAWE KOTA”

Disusun oleh:
JANWAR FIKRI
190150072

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2022
Disetujui dan Disahkan:
Pembimbing Materi Pembimbing Redaksi

AGUS MULYADI M SYAHRUL


8910010N 9110008N

Mengetahui,
Dept. Organisasi &
Manajemen Talenta

ADAM RAMANDITHA
8810493Z

iii
HALAMAN PENGESAHAN
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN
(PERSERO) ULP LHOKSEUMAWE KOTA
LAPORAN KERJA PRAKTIK

Tanggal 01 September s/d 01 Oktober 2022

Untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat akademik yang diperlukan pada


Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Laporan ini disahkan pada tanggal …………………………………..

Disusun Oleh:
Janwar Fikri
190150072
Ketua Program Studi Elektro Dosen Pembimbing Kerja Praktik

Misbahul Jannah, S.T., M.T Raihan Putri, S.T., M.Eng


NIP. 1977050620050123003 NIP. 197702132005012003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Prof. Dr. Ir. Dahlan Abdullah, S.T., M.Kom., IPU., ASEAN Eng.
NIP. 197602282002121005

iv
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) ULP
LHOKSEUMAWE KOTA

ABSTRAK
Transformator distribusi merupakan salah satu komponen utama pada suatu sistem distribusi
tenaga listrik. Tanpa adanya transformator distribusi, konsumen tidak dapat menggunakan
energi listrik secara langsung mengingat tegangan operasi dalam sistem distribusi yaitu 20
KV atau disebut jaringan tegangan menengah. Gangguan yang terjadi pada transformator
distribusi akan mengakibatkan pemadaman dan terhambatnya penyaluran tenaga listrik
terhadap konsumen sehingga pelayanan akan kebutuhan listrik akan terganggu. Untuk itu
diperlukan pemeliharaan tranformator distribusi secara rutin dan te;jadwal yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba, serta mempertahankan kerja
peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya, dan aman bagi manusia dan lingkungan,
serta andal dalam sistem penyaluran tenaga listrik.

Kata Kunci : Trafo distribusi, pemeliharaan trafo distribusi, Transformator

ABSTRACT

Distribution transformer is one of the main components in an electric power distribution


system. Without a distribution transformer, consumers cannot use electrical energy directly
considering the operating voltage in the distribution system is 20 KV or called the medium
voltage network. Disturbances that occur in the distribution transformer will result in
blackouts and delays in the distribution of electricity to consumers so that services for
electricity needs will be disrupted. For this reason, regular and scheduled maintenance of
distribution transformers is required which aims to prevent sudden equipment damage, and
maintain optimum equipment work according to its technical age, and is safe for humans and
the environment, and reliable in the electric power distribution system.

Keywords : Distribution transformer, distribution transformer maintenance, Transformer

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga laporan kerja praktek ini dengan
judul “PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI di PT. PLN (Persero)
ULP LHOKSUEMAWE” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Kerja Praktek ini
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa guna
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Universitas Malikussaleh.
Selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penuh rasa
hormat penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng selaku Rektor
Universitas Malikussaleh.
2. Bapak Dr.Muhammad, S.T., M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.
3. Bapak Prof. Dr. Dahlan Abdullah, S. T., M. Kom, IPU, ASEAN Eng selaku
Ketua Jurusan Teknik Elektro.
4. Ibu Misabahul Jannah, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro.
5. Ibu Raihan Putri S.T.,M,Eng selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
masukan kepada penulis dalam mengerjakan laporan kerja praktek ini hingga
selesai.
6. Penghargaan dan terimakasih yang tak ternilai kepada kedua orang tua saya yang
tercinta Ayahanda Iskandar dan Ibunda Jumaidah, serta keluarga besar, saya
persembahkan laporan kerja praktek ini untuk mereka yang mana tiada henti
selalu mendoakan, memberikan semangat, motivasi, cinta dan kasih sayang
kepada penulis.

vi
7. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis serta
seluruh staf dan pegawai di Jurusan Teknik Elektro yang telah membantu proses
administrasi.
8. Kepada Azizah, Umar, Yoni, Keluarga besar penulis, dan seluruh teman-teman
Jurusan Elektro angkatan 2019 yang selalu menemani, membantu, memberikan
semangat, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan laporan kerja
praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan yang akan dating.
Penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon
maaf atas segala kekhilafan. Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan Allah SWT
senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Aamiin ya Rabbal’alamin.

Lhokseumawe, 5 Oktober 2022


Penulis

Janwar Fikri
NIM.190150072

DAFTAR ISI

vii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...................................................................2

1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.4 Batasan Masalah...........................................................................................3

1.5 Manfaat dan Tujuan Penelitian.....................................................................3

1.5.1 Bagi Mahasiswa................................................................................3

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan..................................................................3

1.5.3 Bagi Perusahaan................................................................................4

1.6 Metodelogi Penulisan..................................................................................4

1.6.1 Orientasi............................................................................................4

1.6.2 Observasi (pengamatan) Pokok Bahasan..........................................4

1.6.3 Konsultasi dan Diskusi......................................................................4

1.6.4 Studi Pustaka.....................................................................................4

1.7 Sistematika Penulisan...................................................................................4

viii
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...................................................6

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan..........................................................................6

2.2 Bisnis Inti Perusahaan P3B Sumatera...........................................................8

2.3 Logo Perusahaan...........................................................................................8

2.4 Visi dan Misi PT PLN.................................................................................10

2.4.1 Visi PT PLN....................................................................................10

2.4.2 Misi PT PLN...................................................................................10

2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) ULP Kota Lhokseumawe..............11

2.6 Fungsi dan Tugas........................................................................................12

2.6.1 Tugas Supervisor.............................................................................12

2.6.2 Tugas Operator................................................................................13

BAB III LANDASAN TEORI..............................................................................14

3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik..............................................14

3.2 Pengelompokan Jaringan Tenaga Listrik....................................................15

3.3 Jaringan Sistem Distribusi Sekunder..........................................................15

3.4 Gardu Distribusi..........................................................................................16

3.4.1 Jenis-jenis gardu distribusi :............................................................16

3.4.2 Macam-macam gardu distribusi......................................................17

3.5 Transformator..............................................................................................18

3.6 Prinsip Kerja Transformator.......................................................................19

3.7 Komponen Transformator...........................................................................19

BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................23

4.1 Pengukuran Suhu Pada Trafo......................................................................23

ix
4.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Suhu Pada Trafo. . .23

4.2 Pemeliharaan Komponen JTM....................................................................24

4.2.1 Proses Kerja Penggantian FCO.......................................................25

4.2.2 Proses Penggantian Isolator............................................................25

4.3 Pengecekan Suhu Komponen JTM.............................................................26

4.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)................................................27

4.4.1 Tujuan K3.......................................................................................28

4.4.2 Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan..........28

4.4.3 Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD).......................................28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................29

5.1 Kesimpulan.................................................................................................29

5.2 Saran............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

DAFTAR GAMBAR

x
Gambar 2.1 Logo PLN..................................................................................................9
Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal...............................................................9
Gambar 2.3 Petir atau Kilat.........................................................................................10
Gambar 2.4 Tiga Gelombang......................................................................................10
Gambar 2.5 Struktur Organisasi ULP Lhoksuemawe.................................................12
Gambar 3.1 Sistem Distribusi......................................................................................14
Gambar 3.2 Inti Besi....................................................................................................20
Gambar 3.3 Kumparan Primer dan Sekunder..............................................................20
Gambar 3.4 Minyak Trafo...........................................................................................21
Gambar 3.5 Bushing....................................................................................................21
Gambar 3.6 Tangki Konservator.................................................................................22
Gambar 4.1 FCO pada Sistem Distribusi....................................................................24
Gambar 4.2 Thermometer Infrared..............................................................................26
Gambar 4.3 Proses pengecekan suhu JTM dengan Thermometer Infrared................27

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Komponen Sistem Distribusi.............................................................16


Tabel 4.1 Kondisi dan Justivikasi Suhu.......................................................................27

xi
DAFTAR LAMPIRAN

xii
Lampiran 1 Kunjungan Dari UPT Banda Aceh

Lampiran 2 Perhitungan KWH Secara Teratur

xiii
Lampiran 3 Pengecekan Kelapangan Pada JTM

Lampiran 4 Absensi Rutin

xiv
Lampiran 5 Arahan Tiap Minggu Oleh K3

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transformator adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC
pada satu level tegangan ke level tegangan lain menurut prinsip induksi
elektromagnetik tanpa mengubah frekuensi. Dengan demikian fungsi trafo sangat
dibutuhkan di dalam sebuah sistem distribusi.
Transformator distribusi merupakan suatu alat yang sangat penting di dalam
pendistribusian tenaga listrik, dalam hal ini transformator tidak terlepas dari
gangguan. Adanya gangguan yang terjadi pada trasformator ini dapat mengakibatkan
terhambatnya proses penyaluran energi listrik kepçda pelanggan/konsumen. Oleh
sebab itu perlu dilakukan pemeliharaan dan pemeliharaan dan perawatan secara
berkala pada transformator distribusi guna menjaga stabilitas sistem yang handal.
Sistem tenaga listrik memerlukan keseimbangan yang handal dalam penyaluran
energi listrik, beban listrik setiap saat terus bervariasi seperti beban penerangan,
peralatan listrik dan motor-motors listrik. Perubahan sebuah beban mungkin relatif
kecil dibandingkan dengan sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Jika daya
mekanik pada poros penggerak awal tidak dapat segera menyesuaikan dengan
besarnya beban listrik maka frekuensi dan tegangan akan bergeser dari posisi normal.
Keadaaan yang lebih buruk bisa terjadi apabila terdapat pada sistem saluran transmisi
dan sistem distribusinya, dan hilangnya pembangkitan atau beban yang besar. Adanya
peralatan kontrol pada turbin dan regulator tegangan diharapkan dapat
mengembalikan tegangan dan frekuensi ke posisi normal atau masih dalam batas-
batas yang diperbolehkan. Namum pada umumnya terjadi osilasi disekitar posisi
akhir. Pada sebagian besar kasus osilasi ini akan teredam dan sistem akan kembali
stabil. Apabila te adi ketidakstabilan, maka hal in dapat mengakibatkan terganggunya
kontinuitas pelayanan energi listrik pada sebagian atau bahkan keseluruh konsumen.

xvi
Oleh karena itu, setiap terhentinya aliran listrik baik yang disengaja maupun
tidak disengaja pasti akan menimbulkan keluhan bagi konsumen listrik dan hal in i
tentunya merugikan konsumen atau pihak perusahaan listrik itu sendiri. Dilain pihak,
transformator distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan baik secara
berkala maupun secara tiba-tiba akibat dari berbagai gangguan dan kerusakan.
Penyebab gangguan dan kerusakan pada trafo antara lain tegangan lebih, beban
lebih dan beban tidak seimbang, kehilangan kontak pada terminal bushing, isolator
pecah dan kegagalan isolasi minyak trafo. Gangguan-gangguan ini menyebabkan
kerusakan pada trafo distribusi.
Agar trafo distribusi tidak mengalami gangguan atau kerusakan, maka harus
diadakan perawatan dan pemeliharaan secara berkala yaitu dengan memeriksa trafo
dan mengganti peralatan ataupun komponen yang rusak. Pemeliharaan trafo distribusi
yang berupa monitoring dilakukan setiap minggu dan setiap bulan, sedangkan
pemeliharaan trafo yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian akan
dilakukan setiap tahun.

1.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan kerja praktek yaitu di PT PLN ULP Lhoksuemawe Kota
dibawah UPT Banda Aceh yang berlokasi di Jalan Malikussaleh No1 Lancang
Garam Lhoksuemawe, Aceh. Pelaksanaan Kerja praktek dalam waktu 1 bulan dan
dimulai pada tanggal 1 September 2022 sampai dengan 1 Oktober 2022.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
adalah :
1. Bagaimana cara melakukan pemeliharan pada gardu distribusi.?
2. Bagaimana cara menanggulangi gangguan pada gardu distribusi.?

xvii
1.4 Batasan Masalah

Agar tujuan dari penelitian ini tercapai, maka penelitian ini perlu dibatasi.
Adapun batasan penelitian yang dibuat penulis adalah :
1. Membahas tentang Permasalahan-permasalahan Transformator.
2. Hanya membahas Transformator beserta komponen
3. Membahas tentang suhu pada JTM

1.5 Manfaat dan Tujuan Penelitian

Kerja praktek ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang


kelistrikan, kususnya berkaitan dengan hal-hal yang dapat menpengaruhi kinerja
peralatan listrik (hot point) di JarGI. Tujuan pelaksanaan kerja praktek ini adalah
untuk memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik, di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.

Secara khusus tujuan kerja praktik ini adalah :

1.5.1 Bagi Mahasiswa


a. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapat dalam dunia pendidikan pada
dunia industri.
b. Mempelajari proses-proses yang terjadi pada Sistem Transmisi di
JarGI Langsa.
c. Mengetahui prinsip-prinsip dan cara kerja alat-alat yang ada pada system
transmisi yang ada di JarGI Langsa..
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
a. Sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku.
b. Mempererat kerja sama antara akademis dengan instansi pemerintah
maupun perusahaan/industri.

xviii
1.5.3 Bagi Perusahaan
a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi
dan mahasiswa.Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan
pembangunan di bidang pendidikan.
1.6 Metodelogi Penulisan
Metode yang digunakan dalam kerja praktik ini dibagi ke dalam beberapa
rangkaian kegiatan, yaitu :

1.6.1 Orientasi
Orientasi bertujuan untuk mengenal, mengetahui dan mempelajari
kegiatan yang terdapat pada bagian atau departemen yang dikunjungi selama kerja
praktik.

1.6.2 Observasi (pengamatan) Pokok Bahasan


Obsevasi atau pengamatan terhadap pokok bahasan bertujuan agar
mahasiswa dapat melihat dan menemukan suatu permasalahan yang terdapat pada
bagian atau instansi yang dikunjungi selama kerja.

1.6.3 Konsultasi dan Diskusi


Konsultasi ini dapat dilakukan dengan dosen pembimbing dan
pembimbing dilapangan. Sedangkan diskusi dapat dilakukan dengan para teknisi
dan rekan rekan kuliah atau rekan rekan sesama peserta kerja praktek

1.6.4 Studi Pustaka


Berupa pengumpulan literatur dan pendapat para ahli sebagai data
pelengkap.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, penulis membagi dalam 5 bab,
yaitu:
BAB I Pendahuluan

xix
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan kerja
praktek, waktu dan tempat pelaksaaan kerja praktek, batasan masalah,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Umum Perusahaan

Bab ini membahas tentang sejarah dan profil singkat JarGI Langsa, visi, misi,
motto dan Budaya dan makna bentuk dan warna logo, lokasi perusahaan serta
bagan susunan jabatan pada Unit Jasa JarGI Langsa.

BAB III : Dasar Teori

Teori-teori yang digunakan dalam menyelesaikan laporan ini akan dibahas


dalam bab ini.

BAB IV : Pembahasan

Bab ini membahas system pengertian dan pentingnya pendataan dan analisis
pada peralatan di JarGI Langsa menggunakan Thermovisi agar tidak
mengalami gangguan.

BAB V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis
tuliskan dalam laporan ini.

Daftar Pustaka

Berisi buku acuan atau sumber acuan lainya yang digunakan dalam
penulisan laporan kerja praktek ini.

xx
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah ketenagaan listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk
kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM
yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama
perang dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh
Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada
bulan September 1945 dan diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan
undang-undang no.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi
perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah no.18 tahun 1958 tentang nasionalisasi
perusahan gas dan listrik milik negara.
Dengan undang-undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik Belanda
berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang
surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober
1945 kemudian di kenal dengan hari listrik dan gas, hari tersebut telah diperingati
untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 di gedung badan pekerja komite
nasional pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Penetapan secara resmi pada tanggal 27
Oktober 1945 sebagai hari listrik dan gas berdasarkan keputusan menteri pekerjaan
umum dan tenaga listrik no. 20 tahun 1960, namun kemudian berdasarkan keputusan
menteri pekerjaan umum dan tenaga listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember.
Mengingat pentingya semangat dan nilai-nilai hari listrik, maka berdasarkan
keputusan menteri pertambangan dan energi no. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31

xxi
Agustus 1992, ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik nasional.Di
provinsi Aceh pertama kali dikenal listrik sekitar tahun 1930 dengan pusat tenaga
diesel (PLTD) di Sigli dan Langsa. Pada akhir tahun 1959 dibangun lagi pusat listrik
tenaga diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan secara resmi dengan status saat ini
sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka cabang baru yaitu perusahaan listrik negara
cabang Langsa. Perusahaan listrik negara ranting Lhokseumawe saat ini masuk
wilayah kerja perusaahan listrik negara cabang Langsa.
Jumlah pelanggan PT PLN wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001
pelanggan dengan jumlah KWH yang terjual 839.232.572 KWH. Beban puncak
pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204,5 MW. Dari
beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN wilayah Aceh
adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui sistem transmisi 150 KV dari PLN
pembangkitan Sumatra bagian utara khususnya untuk daerah pesisir timur Aceh.
Sedangkan pesisir barat masih merupakan sistem kelistrikan yang isolated.
Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang, dengan
jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152. PLN juga
menggunakan tenaga out sourcing berjumlah 945 orang, pendapatan yang dihasilkan
PLN hampir setiap tahun dibawah target. Kekurangan pendapatan PLN tertutupi
dengan adanya subsidi dari pemerintah. Adapun tujuan perubahan status dari PT PLN
adalah sebagai berikut :
a) Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan masyarakat dan kesejahteraan
bangsa dan negara.
b) Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
c) Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga
listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di masa yang akan
datang.
d) Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.

xxii
e) Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang meenunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Bisnis Inti Perusahaan P3B Sumatera
Jumlah gardu induk P3B Sumatera Utara di wilayah UPT Banda Aceh terdiri
dari 10 unit gardu induk (GI) tersebar di seluruh daerah dalam provinsi Aceh yaitu:
Gardu Induk Banda Aceh 150 KV.

a) Gardu Induk Sigli 150 KV.


b) Gardu Induk Bireun 150 KV.
c) Gardu Induk Nagan Raya 150 KV.
d) Gardu Induk Langsa 150 KV.
e) Gardu Induk Tualang Cut 150 KV.
f) Gardu Induk Idi 150 KV.
g) Gardu Induk Lhokseumawe 150 KV.
h) Gardu Induk Jantho 150 KV.
i) Gardu Induk Panton labu 150 KV.

2.3 Logo Perusahaan


Logo suatu perusahaan merupakan simbol yang mencerminkan perusahaan
tersebut. Logo pun merupakan bagian dari identitas perusahaan (corporate identity),
identitas tersebut merupakan suatu hal yang memungkinkan perusahaan dapat dikenal
dan memiliki perbedaan dengan perusahaan lain.

Gambar 2.1 Logo PLN

xxiii
PT PLN (persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikan sebagai
identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen, atau public pada
umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang di gunakan
oleh PT PLN (persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan PT PLN (persero)
beserta satuannya. Berikut elemen-elemen dasar logo PT PLN (persero) :

a) Bidang persegi panjang vertikal

Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal


Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan
bahwa PT PLN (persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan
sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang
diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan
masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
b) Petir atau kilat

Gambar 2.3 Petir atau Kilat


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa
utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat
dan tepat para insan PT PLN (persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para
pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai

xxiv
perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan
beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan jaman.
c) Tiga gelombang

Gambar 2.4 Tiga Gelombang


Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (persero) guna memberikan
layanan terbaik bagi pelanggannya.Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik
bagi para pelanggannya.

2.4 Visi dan Misi PT PLN

2.4.1 Visi PT PLN

Diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban sistem tenaga listrik
dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

2.4.2 Misi PT PLN


Adapun misi dari PT PLN adalah :
a) Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal.
b) Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara
efisien, andal dan akrab lingkungan.
c) Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil.

xxv
d) Melaksanakan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik Sumatera.
e) Nilai-nilai : saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.

2.5 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) ULP Kota Lhokseumawe


Struktur organisasi adalah bagian atau suatu kerangka yang disusun untuk
mempermudah organisasi dalam mempelajari tujuan. Untuk pencapaian tersebut PT
PLN (persero) ULP Kota Lhokseumawe membentuk struktur organisasi sesuai
dengan pembagian kerja sehingga pelaksanaan kegiatan dapat tercapai secara efektif
dan efisien. Setiap badan usaha dibentuk karena adanya tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Tujuan tersebut menentujan macam-macam dan luasnya pekerjaan yang
dilakukan. Karena itu diperlukan suatu desain organisasi atau struktur organisasi
tersebut.
PT PLN (persero) ULP Kota Lhokseumawe berdasarkan fungsi dan struktur
organisasinya menganut bentuk struktur organisasi fungsional atau departementasi.
Dengan supervisor sebagai pemimpin tertinggi dari PT PLN (persero) ULP Kota
Lhokseumawe. Secara sistematis struktur organisasi fungsional atau departementsai
yang ada pada PT PLN (persero) ULP Kota Lhokseumawe dapat dilihat dalam
gambar 2.5 berikut ini :

xxvi
MANAJER
ADAM
RAMANDHITA

PJK3L
AIDIAN SATRIA

SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR ADM
TEKNIK TRANSAKSI ENERGI
SYAHRUL QADRI
SYAHRUL AGUS MULYADI

ASISSTENT JUNIOR
ASISSTENT OFFICER
ENGGINER
ZULJALALI
PANJI DWI ANSANI

Gambar 2.5 Struktur Organisasi ULP Lhoksuemawe


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa struktur organisasi PT PLN
(persero) ULP Kota Lhokseumawe terdiri 3 orang supervisor dan 2 orang asistent
engginer dan diantara operator ada yang berstatus pegawai dan ada yang berstatus
kontrak (Out Sourcing).

2.6 Fungsi dan Tugas


Supervisor merupakan pimpinan gardu induk yang bertanggung jawab penuh
terhadap kinerja operator dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga serta
melakukan maintance service terhadap peralatan yang ada pada gardu induk.

2.6.1 Tugas Supervisor


Berikut merupakan tugas dari supervisor gardu induk dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya, yaitu :
a) Melaporkan segala permasalahan pada UPT apabila gardu induk perlu
dilakukan pemeliharaan dan pengujian terhadap peralatan yang ada pada gardu
induk.
b) Memberi arahan kepada operator untuk menjalankan tugasnya dengan
semestinya.

xxvii
2.6.2 Tugas Operator
Berikut merupakan tugas dari operator gardu induk dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya, yaitu :
a) Mengamati dan mencatat parameter yang ada pada panel control.
b) Melakukan cheklist harian, mingguan, dan bulanan pada peralatan gardu induk.
c) Mengoperasikan peralatan gardu induk.
Dengan demikian maka tugas supervisor dan operator memiliki peranan yang
sangat penting guna memenuhi kebutuhan daya listrik pada masyarakat, sehingga
selain operator yang berstatus pegawai PLN juga menambah operator dengan kontrak
out sourcing (OS) sehingga dapat mencukupi petugas operator pada tiap-tiap gardu
induk.

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi berfungsi sebagai penyalur energi listrik dari sumber
pembangkitan energi hingga sampai ke pelanggan atau konsumen. Adapun fungsi

xxviii
utama dari sistem distribusi tenaga listrik yakni:
a) Membagikan atau mendistribusikan energi listrik ke beberapa tempat atau
kepada konsumen.
b) Merupakan sistem tenaga listrik yang mempunyai hubungan langsung kepada
para pelanggan atau konsumen.
Dengan menaikkan tegangan listrik, maka kerugian-kerugian daya listrik pada
saluran transmisi akan semakin minimal. Dari saluran transmisi, tegangan akan
diturunkan menjadi 20 KV dengan trafo penurun tegangan yang terdapat pada gardu
induk distribusi, kemudian dengan menggunakan sistem tegangan tersebut,
penyaluran tenaga daya listrik selanjutnya dilakukan oleh saluran distribusi utama
atau primer. Dari saluran distribusi utama atau primer ini, maka gardu distribusi akan
mengambil tegangan listrik untuk kemudian diturunkan tegangan nya dengan
menggunakan trafo distribusi menjadi suatu sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 V
yang selanjutnya akan disalurkan oleh jaringan distribusi sekunder kepada pelanggan-
pelanggan atau konsunen.

Gambar 3.1 Sistem Distribusi

3.2 Pengelompokan Jaringan Tenaga Listrik


Pengelompokan jaringan tenaga listrik serta pembatasa-pembatasannya
dilakukan seperti pada gambar diatas :
1. Bagian Pembangkit (Generation).
2. Bagian Penyaluran (Transmission), bertegangan tinggi.

xxix
3. Bagian Distribusi Primer, tegangannya menengah (6 atau 20 kV)
4. Bagian Distribusi Sekunder (Pelanggan atau Konsumen),Instalasi bertegangan
rendah (220/380 V).
Adapun yang menjadi ruang lingkup dari jaringan distribusi adalah:
a. SUTM, berdiri dari : Tiang dan peralatan perlengkapannya, peralatan-
peralatan pemutus, konduktor dan perlengkapannya.
b. SKTM, terdiri dari Kabel Tanah, indoor dan outdoor termination, pasir, batu
bata, dan perlengkapan lainnya.
c. Gardu Trafo, terdiri dari : Transformator, rangka tempat trafo, pondasi tiang,
tiang, panel, pipa pelindung, Arester, perlengkapan kabel, peralatan
grounding, dan lain-lain.
d. SUTR dan SKTR, terdiri dari : hampir sama dengan perlengkapan SUTM dan
SKTM.

3.3 Jaringan Sistem Distribusi Sekunder


Sistem distribusi sekunder berfungsi sebagai penyalur energi listrik dari suatu
gardu distribusi hingga sampai kepada beban-beban yang ada di konsumen. Pada
sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paliang banyak digunakan adalah
sistem radial. Sistem ini biasanya menggunakan suatu kabel yang berisolasi atau
konduktor yang tidak berisolasi.
Komponen saluran distribusi sekunder adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel Komponen Sistem Distribusi

No Nama Komponen Pengertian Komponen


1 PMS Pemisah
2 PMT Pemutus

xxx
3 TD Trafo Distribusi
4 FCO Fuse Cut Out
5 SU Saklar Utama
6 SC Saklar Cabang
7 FC Fuse Cabang

3.4 Gardu Distribusi


Merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem distribusi PLN yang
berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke Konsumen atau untuk mendistribusikan
tenaga listrik pada konsumen atau pelanggan, baik itu pelanggan tegangan menengah
maupun pelanggan tegangan rendah.
Pada Gardu Distribusi biasanya digunakan Trafo distribusi yang fungsinya untuk
menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi menjadi
tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down
transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt.
Sedangkan trafo yang dipergunakan untuk menaikan tegangan energi listrik atau
transformator step up, biasanya digunakan ketika pusat pembangkit tenaga listrik
supaya tegangan yang di distribusikan pada satu jaringan panjang dan tidak
mengalami penurunan tegangan energi listrik yang berarti tidak melebihi ketentuan
kelebihan tegangan yang diperkenankan adalah 5% dari tegangannya yang semula.

3.4.1 Jenis-jenis gardu distribusi :


1. Jenis pemasangannya :
a. Gardu dengan pasangan luar : Gardu Portal dan Gardu Cantol
b. Gardu dengan pasangan dalam : Gardu Beton dan Gardu Kios
2. Jenis Konstruksinya :
a. Gardu Beton.
b. Gardu Tiang : Gardu Portal, Gardu Cantoll
c. Gardu Kios
3. Jenis Penggunaannya :

xxxi
a. Gardu untuk Pelanggan Umum
b. Gardu untuk Pelanggan Khusus.

3.4.2 Macam-macam gardu distribusi


a. Gardu Beton, yaitu gardu yang dibangun dari beton dan komponen utama di
dalamnya yaitu trafo dan peralatan proteksi, di bangun dan digunakan dengan
konstruksi pasangan batu dan beton.
b. Gardu Portal adalah gardu listrik tipe terbuka dengan memakai konstruksi dua
tiang atau lebih. Tempat kedudukan trafo adalah 3 meter dari tanah dan
ditambahkan platfon untuk fasilitas kemudahan kerja teknisi operasi pada saat
pemeliharaan.
c. Gardu Distribusi tipe cantol, transformator yang terpasang adalah jenis CSP,
yaitu peralatan switching dan proteksinya sudah terpasang lengkap dalam
tangki transformator.
d. Gardu Kios, konstruksinya terbuat dari bahan besi. Gardu ini tidak permanen
tapi hanya merupakan gardu sementara, sehingga dapat dipindahkan.
e. Gardu Hubung adalah gardu yang berfungsi untuk sarana pengendalian beban
listrik bila terjadi gangguan pada aliran listrik, program pelaksanaan
pemeliharaan atau untuk maksud mempertahankan keandalan pelayanan. lsi
dari instalasi Gardu Hubung adalah rangkaian saklar beban dan atau pemutus
tenaga yang terhubung paralel. Gardu Hubung juga dapat pemutus tenaga.
Pada ruang dalam Gardu Hubung dilengkapi dengan ruang untuk Gardu
Distribusi yang terpisah dan ruang untuk sarana pelayanan kontrol jarak jauh.

3.5 Transformator

Transformator adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada
satu level tegangan ke level tegangan lain menurut prinsip induksi elektromagnetik
tanpa mengubah frekuensi. Dengan demikian fungsi trafo sangat dibutuhkan di dalam
sebuah sistem distribusi.

xxxii
Transformator terdíri atas dua kumparan yang meliliti inti besi. Kumparan-
kumparan tersebut umumnya satu sanna lain tidak terhubung langsung. Kumparan
primer dihubungkan dengan sumber listrik AC, dan kumparan sekunder digunakan
untuk mensuplai energi listrik ke beban.
Prinsip kerja dari tansformator adalah dengan prinsip elektromagnetik. Pada saat
kumparan primer dihubungkan dengan sumber AC, arus listrik pada kumparan primer
akan menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet yang telah berubah
akan diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi yang fungsinya untuk mempermudah
jalannya fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga
fluksi yang ditimbulkan akan mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung
kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini sering disebut dengan induksi
timbal balik pada saat rangkaian sekunder ditutup. Bila efisiensi sempurna (100%),
seluruh daya listrik pada lilitan primer akan dialirkan kepada lilitan sekunder.
Bagian utama transformatror adalah dua buah kumparan yang keduanya dililitkan
pada sebuah ínti besi. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah kumparan yang
berbeda. Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC disebut
kumparan primer dan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder. Jika kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC, inti besi akan menjadi
elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut adalah arus AC, garis-garis gaya
elektromagnet selalu berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL
induksi pada kumparan sekunder. Hal itu menyebabkan pada kumparan sekunder
mengalir arus AC (arus induksi).

3.6 Prinsip Kerja Transformator

Transformator pada dasamya terdiri atas 2 lilitan atau kumparan kawat yang
terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada umumnya,
Transformator mempunyai kumparan yang dililitkan pada sebuah besi yang sering
disebut dengan Inti Besi (Core). Pada saat kumparan primer dialiri arus AC (bolak-
balik) maka akan timbul medan magnet atau fluks magnetik disekitar kumparan

xxxiii
tersebut. Besarnya medan magnet tersebut dipengaruhi oleh besamya arus listrik yang
mengalirinya. Jika arus listrik yang mengaliri kumparan semakin besar, maka
semakin besar pula medan magnet yang ditimbulkan. Fluks medan magnet yang
timbul di sekitar kumparan primer akan menginduksi GGL dalam kumparan sekunder
sehingga akan menyebabkan kelebihan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.
Penentu dari rasio lilitan itu sendiri terjadi pada kumparan sekunder dan di
dalamnya terdapat rasiotegangan pada kedua lilitan. Contohnya sepuluh lilitan pada
kumparan primer dan sepuluh lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan
tegangan 10 kali lipat dari tegangan masukan pada kumparan primemya. Jenis
Transformator ini biasanya disebut dengan Trafo penaik tegangan, begitu juga
sebaliknya.

3.7 Komponen Transformator

Berbicara mengenai Transformator ada beberapa kompenen utama yang


mendukung didalamnya antara lain :
a. Inti Besi Transformator
Fungsi dari komponen yang pertama ini adalah untuk memudahkan jalan fluksi
magnetik yang timbul akibat arus listrik melalui kumparan. Inti besi ini sendiri
terbuat dari lempengan besi pipih yang memainkan peran sebagai isolator untuk
mengurangi panas.

xxxiv
Gambar 3.2 Inti Besi
b. Kumparan Transformator
Berikutnya ada kumparan trafo yang berbentuk lilitan kawat dengan fungsi
isolasi yang membentuk gulungan atau kumparan. Kumparan itu sendiri terdiri
dari kumparan primer dan juga kumparan sekunder yang pada praktiknya
dilakukan mekanisme isolasi baik itu terhadap inti besi maupun antar kumparan
dengan isolasi bentuk padat seperti pertinak, karton dan lain sebagainya.

Gambar 3.3 Kumparan Primer dan Sekunder


c. Minyak Transformator
Salah satu komponen paling butuh perhatian ini merupakan bahan isolasi cair
yang dimaksudkan untuk pendingin pada trafo. Minyak trafo ini memiliki
senyawa hidrokarbon di dalamnya yang antara lain hidrokarbon aromatik,
naftenik dan juga parafinik.

xxxv
Gambar 3.4 Minyak Trafo
d. Bushing
Bushing sendiri menjadi penghubung antara kumparan trafo dengan jaringan
luarnya, selain itu bushing juga menjadi penyekat antara konduktor tadi dengan
tangki trafo. Terdapat fasilitas pada bushing yang dapat digunakan untuk
menguji kondisi bushing yang kerap disebut sebagai center tap.

Gambar 3.5 Bushing


e. Tangki Konservator
Fungsi dari tangki yang satu ini adalah untuk menampung minyak serta uap
yang diakibatkan dari pemanasan trafo. Relai bucholzt dipasangkan diantara
tangki dengan trafo agar gas produksi yang diakibatkan kerusakan minyak
dapat terserap. Supaya minyak tidak terkontaminasi dengan air maka ujung

xxxvi
masuk dari saluran udara yang melalui saluran pelepasan dilengkapi pula
dengan media penyerap yang biasa disebut silica gel.

Gambar 3.6 Tangki Konservator

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Suhu Pada Trafo

Seperti yang sudah diketahui, transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi


elektromagnet. Komponen utama transformator terdiri dari kumparan, inti besi dan
bahan isolasi yang memisahkan kumparan primer, sekunder dan inti besi. Pada saat

xxxvii
transformator dioperasikan tejadi rugi-rugi yang akan menghasilkan panas pada
kumparan dan inti besi. Panas yang dihasilkan dapat mengakibatkan penuaan berlebih
pada bahan isolasi jika tidak dikendalikan dengan baik. Mengingat sangat besamya
pengaruh panas terhadap kecepatan penuaan bahan isolasi, maka perlu adanya
pengukuran atau pengecekan untuk mengetahui besarnya panas yang timbul pada saat
transformator diberikan.
Jika panas yang terjadi tidak dikendalikan akan berakibat transformator
mengalami gangguan yang pada akhirnya mengakibatkan aliran daya listrik ke beban
juga akan terganggu. Pengecekan temperature atau suhu transformator akan
menunjukkan suhu sebenamya ketik trafo tersebut dioperasikan. Dari pengukuran ini
akan didapatkan berapa besamya suhu pada transformator yang diperiksa.
Transformator dapat dioperasikan pada suhu maksimum 110° C temperatur akhir
untuk jangka pendek asalkan transformator dioperasikan lebih lama pada periode
temperatur dibawah 110° C. Apabila transformator melebihi suhu maksimum, maka
transformator perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharaan.

4.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Suhu Pada Trafo

a. Temperatur yang meningkat didalam transformator disebabkan timbulnya panas


dari belitan yang berakibat temperatur minyak juga menjadi naik besarnya
pembebanan yang ditanggung oleh transfomator tersebut sehingga .
b. Temperatur yang sangat tinggi pada belitan akan mengakibatkan kerusakan
pada isolasi dan kenaikan temperatur tersebut dapat mengubah sifat isolator
minyak trafo yang mengkibatkan nilai isolasi cair minyak transformator
tersebut menurun.

4.2 Pemeliharaan Komponen JTM

Penggantian/pemeliharaan komponen JTM adalah pekerjaan yang bertujuan


untuk memperoleh hasil bahwa suatu system JTM dan komponen peralatannya akan
berfungsi dan bekerja secara maksimal, umur teknisnya meningkat serta aman bagi

xxxviii
para pekerja dan karyawan maupun bagi masyarakat umum. Pada peliharaan
komponen JTM terdapat pemeliharaan khusus yaitu pemeliharaan yang bertujuan
untuk merawat maupun memperbaiki kerusakan atau untuk membuat perubahan
ataupun penyempumaan systemnya. Tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan
dan mengembalikan kondisi dari peralatan sistem atau peralatan yang mengalami
gangguan dan kerusakan hingga peralatan tersebut bisa kembali pada keadaan yang
semula dengan kapasitas yang tetap sama.
Komponen-komponen yang biasanya dilakukan pemeliharaan/penggantian
adalah Fuse Cute Out (FCO), Lighting Arrester. isolator dan Jumperan kabel.
Komponen-komponen tersebut dilaktikan pemeriksaan langsung menggunakan alat
pengukur suhu (Thermometer lnfrared). Komponen yang memiliki suhu diatas 40°C
maka harus dilakukan pemeliharaan dan penggantian dan jika suhu masih dibawah
40oC maka komponen tersebut masih layak digunakan.

Gambar 4.1 FCO pada Sistem Distribusi


4.2.1 Proses Kerja Penggantian FCO
a. Melaporkan pada Piket Pengatur Cabang bahwa regu pelayanan gangguan
distribusi telah tiba di lokasi gardu yang dituju dan siap untuk pelaksanaan
Penggantian Fuse Out pada SUTM pada gardu. Setelah gardu dibuka
kemudian lakukan pelepasan beban sisi TR.
b. Menbersihkan seluruh bodi FCO dengan kain atau silicon, kain lap sesuai
dengan prosedur yang tertera pada K3.

xxxix
c. Melepaskan Fuse link dari dalam pipa FCO dan melakukan pemeriksaan Fuse
link tersebut apakah masih layak digunakan.
d. Melakukan penggantian Fuse Link sesuai dengan ratingnya dan harus dipasan
secara benar sesuai prosedumya.
e. Melaporkan kepada piket pengatur distribusi bahwa Fuse Holder akan
dimasukkan kembali pada posisi semula.
f. Ukur tegangan di PHB-TR dengan AVO Meter.

4.2.2 Proses Penggantian Isolator


a. Memastikan kabe penghantar dalam keadaan tidak bertegangan atau dalam
keadaan aman.
b. Memasang kabel pentanahan pada terminalnya dan menyambungkannya pada
kabel pentanahan yang tersedia.
c. Membuka baut dan mur penahan isolator dari penghantar, kemudian
mengikatkan tambang tepat ditengah- tengah isolator yang akan dilakukan
perbaikan tersebut.
d. Menurunkan isolator tersebut pelahan-lahan dengan tidak menyentuh tiang,
biasanya diturunkan menggunakan tali free atau tali bantu.
e. Ukur tahanan isolasi isolator pengganti menggunakan resistance insulation
tester.
f. Naikan isolator tumpu 20 KV pengganti,Perlahan — lahan (tidak menyentuh
tiang ),dengan menggunakan tali bantu.
g. Memasangkan kembali isolator pengganti, kemudian mengikatkan penghantar
pada isolator tersebut dengan menggunakan kabel sesuai prosedur.
h. Setelah penggantian isolator tumpunya telah selesai, segala peralatan kerja
diturunkan menggunakan bantu dan selanjutnya melepaskan ground yang
terpasang

xl
4.3 Pengecekan Suhu Komponen JTM

Thermography didasarkan pada penginderaan panas yang dipancarkan dari


permukaan suatu benda dalam bentuk radiasi inframerah. instrumen yang digunakan
untuk mendeteksi dan mengkonversi radiasi inframerah menjadi nilai suhu atau
gambar termal, hal tersebut dapat digunakan untuk mengetahui nilai dan kondisi
termal objek pada saat pengukurann. Dengan menggunakan alat Thermography kita
dapat mengetahui nilai dari suhu panas pada komponen-komponen JTM dan
mendapatkan nilai dari selisi suhu antara sambungan dan suhu konduktor. Sehingga
kita dapat mengetahui keadaan dan kondisi pada peralatan-peralatan JTM baik dalam
keadaan normal maupun keadaan tidak normal.

Gambar 4.2 Thermometer Infrared


Cara menggunakan thermography infrared ini adalah dengan mengarahkan
Thermography ke komponen JTM yang akan kita ukur,dan secara otomatis akan
mendeteksi komponen yang paling panas atau yang memiliki nilai suhu paling tinggi.

Tabel 4.1 Kondisi dan Justivikasi Suhu

Kondisi Justivikasi Suhu


Kondisi I Kondisi Baik 0℃ - 10℃
Kondisi II Perlu dilakukan pemeriksaan >10℃ - 25℃

xli
Kondisi III Perbaikan max 30 hari 25℃ - 40℃
Kondisi IV Perbaikan segera >40℃ - 70℃
Kondisi V Kondisi dinyatakan darurat >70℃

Gambar 4.3 Proses pengecekan suhu JTM dengan Thermometer Infrared.


4.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan
penerapannya untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga yang dapat mengakibatkan
terganggunya proses pekerjaan yang telah direncanakan. Dalam pengertian tersebut,
bahwa yang dimaksud kecelakaan kerja tidak harus selalu diikuti adanya korban
yang cidera atau meninggal dunia.

4.4.1 Tujuan K3
a. Melindungi tenaga kerja, sehingga lebih mampu berproduksi
secara maksimal dalam bekerja.

xlii
b. Melindungi orang lain, sehingga jika berada di tempat kerja orang
lain yang didatanginya ia akan selamat dan sehat dalam bekerja.
c. Mengamankan barang, bahan dan peralatan produksi, sehingga
barang, bahan, serta alat produksi akan lebih awet dan tahan lama.
d. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga berkurang lah
resiko dalam bekerja misalnya terbakar, tersiram, tertindih, dan
sebagainya.
e. Keamanan lingkungan kerja, sehingga kita betah dan tidak waswas
hati bila berada di tempat kerja.
4.4.2 Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan
a. Kelengkapan alat pelindung diri (APD)
b. Patuhi instruksi kerja
c. Saling mengingatkan dan kerjasama
d. Berdoa sebelum melakukan pekerjaan
4.4.3 Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
a. Helm
b. Full body harness
c. Sarung tangan tahan tegangan
d. Sepatu safety / panjat

xliii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
e.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Transformator Distribusi di PT. PLN (persero) ULP Lhokseumawe
Kota dilaksanakna berdasarkan hasil inspeksi, kemudian perintah atasan dari
Asisten Manager jaringan, lalu dikeljakan oleh petugas lapangan.
2. Kebanyakan pemeliharaan transformator distribusi yang dilakukan dilapangan
berupa penegencangan konektor yang longgar dan kotor.

e.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka


berikut saran-saran yang ingin penulis sampaikan:
1. Perlunya pemeliharaan distribusi secara berkala (preventive) sehingga
kerusakan dapat dihindari.
2. Pada pengerjaan pemeliharaan transformator distribusi sebaiknya pekeja yang
melaksanakan pekerjaan dan perawatan memperhatikan SOP dan keselamatan
kerja dengan menggunakan peralatan berisolasi

xliv
DAFTAR PUSTAKA

[1] Standar Konstruksi Jaringan Distribusi PT. PLN Persero Distribusi Jawa Tengah
dan Jogjakarta, 2008.

[2] PT. PLN (Persero), Kriteria Desain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik, Jakarta : PT. PLN (PERSERO), 2010.

[3] Jasa Diklat PT. PLN (PERSERO), Keandalan Sistem Distribusi, Jakarta: PT.PLN
(PERSERO), 2005.

[4] Rahmat, G.S, Penangsang. O, Hernanda, IGN. S. 2013. Evaluasi Indeks

Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kV di Surabaya Menggunakan Loop


Restoration Scheme. Jurnal Institut Teknologi Sepuluh November. Vol, 2. No 2.

[5] PT PLN (Persero) Unit Jaringan Rayon Mengwi. 2013. Data Gangguan
Penyulang Blahkiuh dan Penyulang Panglan. Kapal Mengwi.

xlv

Anda mungkin juga menyukai