Oleh :
Nama : Janwar Fikri
Nim : 190150072
Disusun Oleh:
NIM : 190150072
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DI PT.PLN ULP LHOKSUEMAWE
LHOKSUEMAWE KOTA
(01 September s.d. 01 Oktober 2022)
Disusun oleh:
JANWAR FIKRI
190150072
Mengetahui,
Dept. Organisasi &
Manajemen Talenta
ADAM RAMANDITHA
8810493Z
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN
(PERSERO) ULP LHOKSEUMAWE KOTA
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun Oleh:
Janwar Fikri
190150072
Ketua Program Studi Elektro Dosen Pembimbing Kerja Praktik
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Prof. Dr. Ir. Dahlan Abdullah, S.T., M.Kom., IPU., ASEAN Eng.
NIP. 197602282002121005
iv
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT. PLN (PERSERO) ULP
LHOKSEUMAWE KOTA
ABSTRAK
Transformator distribusi merupakan salah satu komponen utama pada suatu sistem distribusi
tenaga listrik. Tanpa adanya transformator distribusi, konsumen tidak dapat menggunakan
energi listrik secara langsung mengingat tegangan operasi dalam sistem distribusi yaitu 20
KV atau disebut jaringan tegangan menengah. Gangguan yang terjadi pada transformator
distribusi akan mengakibatkan pemadaman dan terhambatnya penyaluran tenaga listrik
terhadap konsumen sehingga pelayanan akan kebutuhan listrik akan terganggu. Untuk itu
diperlukan pemeliharaan tranformator distribusi secara rutin dan te;jadwal yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba, serta mempertahankan kerja
peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya, dan aman bagi manusia dan lingkungan,
serta andal dalam sistem penyaluran tenaga listrik.
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
vi
7. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis serta
seluruh staf dan pegawai di Jurusan Teknik Elektro yang telah membantu proses
administrasi.
8. Kepada Azizah, Umar, Yoni, Keluarga besar penulis, dan seluruh teman-teman
Jurusan Elektro angkatan 2019 yang selalu menemani, membantu, memberikan
semangat, dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktek ini.
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan laporan kerja
praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak
kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan yang akan dating.
Penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Mohon
maaf atas segala kekhilafan. Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan Allah SWT
senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Janwar Fikri
NIM.190150072
DAFTAR ISI
vii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...........................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.6.1 Orientasi............................................................................................4
viii
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...................................................6
3.5 Transformator..............................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................23
ix
4.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Suhu Pada Trafo. . .23
5.1 Kesimpulan.................................................................................................29
5.2 Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 2.1 Logo PLN..................................................................................................9
Gambar 2.2 Bidang Persegi Panjang Vertikal...............................................................9
Gambar 2.3 Petir atau Kilat.........................................................................................10
Gambar 2.4 Tiga Gelombang......................................................................................10
Gambar 2.5 Struktur Organisasi ULP Lhoksuemawe.................................................12
Gambar 3.1 Sistem Distribusi......................................................................................14
Gambar 3.2 Inti Besi....................................................................................................20
Gambar 3.3 Kumparan Primer dan Sekunder..............................................................20
Gambar 3.4 Minyak Trafo...........................................................................................21
Gambar 3.5 Bushing....................................................................................................21
Gambar 3.6 Tangki Konservator.................................................................................22
Gambar 4.1 FCO pada Sistem Distribusi....................................................................24
Gambar 4.2 Thermometer Infrared..............................................................................26
Gambar 4.3 Proses pengecekan suhu JTM dengan Thermometer Infrared................27
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Lampiran 1 Kunjungan Dari UPT Banda Aceh
xiii
Lampiran 3 Pengecekan Kelapangan Pada JTM
xiv
Lampiran 5 Arahan Tiap Minggu Oleh K3
xv
BAB I
PENDAHULUAN
xvi
Oleh karena itu, setiap terhentinya aliran listrik baik yang disengaja maupun
tidak disengaja pasti akan menimbulkan keluhan bagi konsumen listrik dan hal in i
tentunya merugikan konsumen atau pihak perusahaan listrik itu sendiri. Dilain pihak,
transformator distribusi memerlukan pemeliharaan dan perawatan baik secara
berkala maupun secara tiba-tiba akibat dari berbagai gangguan dan kerusakan.
Penyebab gangguan dan kerusakan pada trafo antara lain tegangan lebih, beban
lebih dan beban tidak seimbang, kehilangan kontak pada terminal bushing, isolator
pecah dan kegagalan isolasi minyak trafo. Gangguan-gangguan ini menyebabkan
kerusakan pada trafo distribusi.
Agar trafo distribusi tidak mengalami gangguan atau kerusakan, maka harus
diadakan perawatan dan pemeliharaan secara berkala yaitu dengan memeriksa trafo
dan mengganti peralatan ataupun komponen yang rusak. Pemeliharaan trafo distribusi
yang berupa monitoring dilakukan setiap minggu dan setiap bulan, sedangkan
pemeliharaan trafo yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian akan
dilakukan setiap tahun.
xvii
1.4 Batasan Masalah
Agar tujuan dari penelitian ini tercapai, maka penelitian ini perlu dibatasi.
Adapun batasan penelitian yang dibuat penulis adalah :
1. Membahas tentang Permasalahan-permasalahan Transformator.
2. Hanya membahas Transformator beserta komponen
3. Membahas tentang suhu pada JTM
xviii
1.5.3 Bagi Perusahaan
a. Membina hubungan baik dengan pihak institusi perguruan tinggi
dan mahasiswa.Sebagai sumbangan perusahaan dalam memajukan
pembangunan di bidang pendidikan.
1.6 Metodelogi Penulisan
Metode yang digunakan dalam kerja praktik ini dibagi ke dalam beberapa
rangkaian kegiatan, yaitu :
1.6.1 Orientasi
Orientasi bertujuan untuk mengenal, mengetahui dan mempelajari
kegiatan yang terdapat pada bagian atau departemen yang dikunjungi selama kerja
praktik.
Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, penulis membagi dalam 5 bab,
yaitu:
BAB I Pendahuluan
xix
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, maksud dan tujuan kerja
praktek, waktu dan tempat pelaksaaan kerja praktek, batasan masalah,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas tentang sejarah dan profil singkat JarGI Langsa, visi, misi,
motto dan Budaya dan makna bentuk dan warna logo, lokasi perusahaan serta
bagan susunan jabatan pada Unit Jasa JarGI Langsa.
BAB IV : Pembahasan
Bab ini membahas system pengertian dan pentingnya pendataan dan analisis
pada peralatan di JarGI Langsa menggunakan Thermovisi agar tidak
mengalami gangguan.
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap materi yang penulis
tuliskan dalam laporan ini.
Daftar Pustaka
Berisi buku acuan atau sumber acuan lainya yang digunakan dalam
penulisan laporan kerja praktek ini.
xx
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah ketenagaan listrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk
kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM
yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama
perang dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh
Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada
bulan September 1945 dan diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan
undang-undang no.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang nasionalisasi
perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah no.18 tahun 1958 tentang nasionalisasi
perusahan gas dan listrik milik negara.
Dengan undang-undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik Belanda
berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang
surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober
1945 kemudian di kenal dengan hari listrik dan gas, hari tersebut telah diperingati
untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 di gedung badan pekerja komite
nasional pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Penetapan secara resmi pada tanggal 27
Oktober 1945 sebagai hari listrik dan gas berdasarkan keputusan menteri pekerjaan
umum dan tenaga listrik no. 20 tahun 1960, namun kemudian berdasarkan keputusan
menteri pekerjaan umum dan tenaga listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember.
Mengingat pentingya semangat dan nilai-nilai hari listrik, maka berdasarkan
keputusan menteri pertambangan dan energi no. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31
xxi
Agustus 1992, ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik nasional.Di
provinsi Aceh pertama kali dikenal listrik sekitar tahun 1930 dengan pusat tenaga
diesel (PLTD) di Sigli dan Langsa. Pada akhir tahun 1959 dibangun lagi pusat listrik
tenaga diesel di Lhokseumawe yang dioperasikan secara resmi dengan status saat ini
sebagai ranting. Pada tahun 1972 dibuka cabang baru yaitu perusahaan listrik negara
cabang Langsa. Perusahaan listrik negara ranting Lhokseumawe saat ini masuk
wilayah kerja perusaahan listrik negara cabang Langsa.
Jumlah pelanggan PT PLN wilayah Aceh secara keseluruhan 726.001
pelanggan dengan jumlah KWH yang terjual 839.232.572 KWH. Beban puncak
pemakaian energi listrik di seluruh wilayah Aceh saat ini mencapai 204,5 MW. Dari
beban puncak tersebut yang dibangkitkan oleh mesin pembangkit PLN wilayah Aceh
adalah 58,2 MW, sisanya dipasok melalui sistem transmisi 150 KV dari PLN
pembangkitan Sumatra bagian utara khususnya untuk daerah pesisir timur Aceh.
Sedangkan pesisir barat masih merupakan sistem kelistrikan yang isolated.
Jumlah pegawai PLN di Aceh lebih kurang berjumlah 1.102 orang, dengan
jumlah pegawai laki-laki berjumlah 950 orang dan pegawai wanita 152. PLN juga
menggunakan tenaga out sourcing berjumlah 945 orang, pendapatan yang dihasilkan
PLN hampir setiap tahun dibawah target. Kekurangan pendapatan PLN tertutupi
dengan adanya subsidi dari pemerintah. Adapun tujuan perubahan status dari PT PLN
adalah sebagai berikut :
a) Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan masyarakat dan kesejahteraan
bangsa dan negara.
b) Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta mendorong kegiatan ekonomi dalam masyarakat.
c) Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan tenaga
listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat umum di masa yang akan
datang.
d) Merintis kegiatan usaha penyedia tenaga listrik.
xxii
e) Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang meenunjang usaha penyediaan
tenaga listrik, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.2 Bisnis Inti Perusahaan P3B Sumatera
Jumlah gardu induk P3B Sumatera Utara di wilayah UPT Banda Aceh terdiri
dari 10 unit gardu induk (GI) tersebar di seluruh daerah dalam provinsi Aceh yaitu:
Gardu Induk Banda Aceh 150 KV.
xxiii
PT PLN (persero) mempunyai logo atau lambang yang dijadikan sebagai
identitas perusahaan dengan tujuan agar pelanggan, konsumen, atau public pada
umumnya dapat mengenal dan mengingat perusahaan. Adapun logo yang di gunakan
oleh PT PLN (persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan PT PLN (persero)
beserta satuannya. Berikut elemen-elemen dasar logo PT PLN (persero) :
xxiv
perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan
beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan
perkembangan jaman.
c) Tiga gelombang
Diakui sebagai pengelola penyaluran dan pengatur beban sistem tenaga listrik
dengan tingkat pelayanan setara kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.
xxv
d) Melaksanakan pemeliharaan instalasi sistem transmisi tenaga listrik Sumatera.
e) Nilai-nilai : saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.
xxvi
MANAJER
ADAM
RAMANDHITA
PJK3L
AIDIAN SATRIA
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR ADM
TEKNIK TRANSAKSI ENERGI
SYAHRUL QADRI
SYAHRUL AGUS MULYADI
ASISSTENT JUNIOR
ASISSTENT OFFICER
ENGGINER
ZULJALALI
PANJI DWI ANSANI
xxvii
2.6.2 Tugas Operator
Berikut merupakan tugas dari operator gardu induk dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya, yaitu :
a) Mengamati dan mencatat parameter yang ada pada panel control.
b) Melakukan cheklist harian, mingguan, dan bulanan pada peralatan gardu induk.
c) Mengoperasikan peralatan gardu induk.
Dengan demikian maka tugas supervisor dan operator memiliki peranan yang
sangat penting guna memenuhi kebutuhan daya listrik pada masyarakat, sehingga
selain operator yang berstatus pegawai PLN juga menambah operator dengan kontrak
out sourcing (OS) sehingga dapat mencukupi petugas operator pada tiap-tiap gardu
induk.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi berfungsi sebagai penyalur energi listrik dari sumber
pembangkitan energi hingga sampai ke pelanggan atau konsumen. Adapun fungsi
xxviii
utama dari sistem distribusi tenaga listrik yakni:
a) Membagikan atau mendistribusikan energi listrik ke beberapa tempat atau
kepada konsumen.
b) Merupakan sistem tenaga listrik yang mempunyai hubungan langsung kepada
para pelanggan atau konsumen.
Dengan menaikkan tegangan listrik, maka kerugian-kerugian daya listrik pada
saluran transmisi akan semakin minimal. Dari saluran transmisi, tegangan akan
diturunkan menjadi 20 KV dengan trafo penurun tegangan yang terdapat pada gardu
induk distribusi, kemudian dengan menggunakan sistem tegangan tersebut,
penyaluran tenaga daya listrik selanjutnya dilakukan oleh saluran distribusi utama
atau primer. Dari saluran distribusi utama atau primer ini, maka gardu distribusi akan
mengambil tegangan listrik untuk kemudian diturunkan tegangan nya dengan
menggunakan trafo distribusi menjadi suatu sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 V
yang selanjutnya akan disalurkan oleh jaringan distribusi sekunder kepada pelanggan-
pelanggan atau konsunen.
xxix
3. Bagian Distribusi Primer, tegangannya menengah (6 atau 20 kV)
4. Bagian Distribusi Sekunder (Pelanggan atau Konsumen),Instalasi bertegangan
rendah (220/380 V).
Adapun yang menjadi ruang lingkup dari jaringan distribusi adalah:
a. SUTM, berdiri dari : Tiang dan peralatan perlengkapannya, peralatan-
peralatan pemutus, konduktor dan perlengkapannya.
b. SKTM, terdiri dari Kabel Tanah, indoor dan outdoor termination, pasir, batu
bata, dan perlengkapan lainnya.
c. Gardu Trafo, terdiri dari : Transformator, rangka tempat trafo, pondasi tiang,
tiang, panel, pipa pelindung, Arester, perlengkapan kabel, peralatan
grounding, dan lain-lain.
d. SUTR dan SKTR, terdiri dari : hampir sama dengan perlengkapan SUTM dan
SKTM.
xxx
3 TD Trafo Distribusi
4 FCO Fuse Cut Out
5 SU Saklar Utama
6 SC Saklar Cabang
7 FC Fuse Cabang
xxxi
a. Gardu untuk Pelanggan Umum
b. Gardu untuk Pelanggan Khusus.
3.5 Transformator
Transformator adalah suatu peralatan listrik yang mengubah daya listrik AC pada
satu level tegangan ke level tegangan lain menurut prinsip induksi elektromagnetik
tanpa mengubah frekuensi. Dengan demikian fungsi trafo sangat dibutuhkan di dalam
sebuah sistem distribusi.
xxxii
Transformator terdíri atas dua kumparan yang meliliti inti besi. Kumparan-
kumparan tersebut umumnya satu sanna lain tidak terhubung langsung. Kumparan
primer dihubungkan dengan sumber listrik AC, dan kumparan sekunder digunakan
untuk mensuplai energi listrik ke beban.
Prinsip kerja dari tansformator adalah dengan prinsip elektromagnetik. Pada saat
kumparan primer dihubungkan dengan sumber AC, arus listrik pada kumparan primer
akan menimbulkan perubahan medan magnet. Medan magnet yang telah berubah
akan diperkuat oleh adanya inti besi. Inti besi yang fungsinya untuk mempermudah
jalannya fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan, sehingga
fluksi yang ditimbulkan akan mengalir ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung
kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini sering disebut dengan induksi
timbal balik pada saat rangkaian sekunder ditutup. Bila efisiensi sempurna (100%),
seluruh daya listrik pada lilitan primer akan dialirkan kepada lilitan sekunder.
Bagian utama transformatror adalah dua buah kumparan yang keduanya dililitkan
pada sebuah ínti besi. Kedua kumparan tersebut memiliki jumlah kumparan yang
berbeda. Kumparan yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC disebut
kumparan primer dan kumparan yang lain disebut kumparan sekunder. Jika kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan AC, inti besi akan menjadi
elektromagnet. Karena arus yang mengalir tersebut adalah arus AC, garis-garis gaya
elektromagnet selalu berubah-ubah. Perubahan garis gaya itu menimbulkan GGL
induksi pada kumparan sekunder. Hal itu menyebabkan pada kumparan sekunder
mengalir arus AC (arus induksi).
Transformator pada dasamya terdiri atas 2 lilitan atau kumparan kawat yang
terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada umumnya,
Transformator mempunyai kumparan yang dililitkan pada sebuah besi yang sering
disebut dengan Inti Besi (Core). Pada saat kumparan primer dialiri arus AC (bolak-
balik) maka akan timbul medan magnet atau fluks magnetik disekitar kumparan
xxxiii
tersebut. Besarnya medan magnet tersebut dipengaruhi oleh besamya arus listrik yang
mengalirinya. Jika arus listrik yang mengaliri kumparan semakin besar, maka
semakin besar pula medan magnet yang ditimbulkan. Fluks medan magnet yang
timbul di sekitar kumparan primer akan menginduksi GGL dalam kumparan sekunder
sehingga akan menyebabkan kelebihan daya dari kumparan primer ke kumparan
sekunder.
Penentu dari rasio lilitan itu sendiri terjadi pada kumparan sekunder dan di
dalamnya terdapat rasiotegangan pada kedua lilitan. Contohnya sepuluh lilitan pada
kumparan primer dan sepuluh lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan
tegangan 10 kali lipat dari tegangan masukan pada kumparan primemya. Jenis
Transformator ini biasanya disebut dengan Trafo penaik tegangan, begitu juga
sebaliknya.
xxxiv
Gambar 3.2 Inti Besi
b. Kumparan Transformator
Berikutnya ada kumparan trafo yang berbentuk lilitan kawat dengan fungsi
isolasi yang membentuk gulungan atau kumparan. Kumparan itu sendiri terdiri
dari kumparan primer dan juga kumparan sekunder yang pada praktiknya
dilakukan mekanisme isolasi baik itu terhadap inti besi maupun antar kumparan
dengan isolasi bentuk padat seperti pertinak, karton dan lain sebagainya.
xxxv
Gambar 3.4 Minyak Trafo
d. Bushing
Bushing sendiri menjadi penghubung antara kumparan trafo dengan jaringan
luarnya, selain itu bushing juga menjadi penyekat antara konduktor tadi dengan
tangki trafo. Terdapat fasilitas pada bushing yang dapat digunakan untuk
menguji kondisi bushing yang kerap disebut sebagai center tap.
xxxvi
masuk dari saluran udara yang melalui saluran pelepasan dilengkapi pula
dengan media penyerap yang biasa disebut silica gel.
BAB IV
PEMBAHASAN
xxxvii
transformator dioperasikan tejadi rugi-rugi yang akan menghasilkan panas pada
kumparan dan inti besi. Panas yang dihasilkan dapat mengakibatkan penuaan berlebih
pada bahan isolasi jika tidak dikendalikan dengan baik. Mengingat sangat besamya
pengaruh panas terhadap kecepatan penuaan bahan isolasi, maka perlu adanya
pengukuran atau pengecekan untuk mengetahui besarnya panas yang timbul pada saat
transformator diberikan.
Jika panas yang terjadi tidak dikendalikan akan berakibat transformator
mengalami gangguan yang pada akhirnya mengakibatkan aliran daya listrik ke beban
juga akan terganggu. Pengecekan temperature atau suhu transformator akan
menunjukkan suhu sebenamya ketik trafo tersebut dioperasikan. Dari pengukuran ini
akan didapatkan berapa besamya suhu pada transformator yang diperiksa.
Transformator dapat dioperasikan pada suhu maksimum 110° C temperatur akhir
untuk jangka pendek asalkan transformator dioperasikan lebih lama pada periode
temperatur dibawah 110° C. Apabila transformator melebihi suhu maksimum, maka
transformator perlu dilakukan pengecekan dan pemeliharaan.
xxxviii
para pekerja dan karyawan maupun bagi masyarakat umum. Pada peliharaan
komponen JTM terdapat pemeliharaan khusus yaitu pemeliharaan yang bertujuan
untuk merawat maupun memperbaiki kerusakan atau untuk membuat perubahan
ataupun penyempumaan systemnya. Tujuan lainnya adalah untuk mempertahankan
dan mengembalikan kondisi dari peralatan sistem atau peralatan yang mengalami
gangguan dan kerusakan hingga peralatan tersebut bisa kembali pada keadaan yang
semula dengan kapasitas yang tetap sama.
Komponen-komponen yang biasanya dilakukan pemeliharaan/penggantian
adalah Fuse Cute Out (FCO), Lighting Arrester. isolator dan Jumperan kabel.
Komponen-komponen tersebut dilaktikan pemeriksaan langsung menggunakan alat
pengukur suhu (Thermometer lnfrared). Komponen yang memiliki suhu diatas 40°C
maka harus dilakukan pemeliharaan dan penggantian dan jika suhu masih dibawah
40oC maka komponen tersebut masih layak digunakan.
xxxix
c. Melepaskan Fuse link dari dalam pipa FCO dan melakukan pemeriksaan Fuse
link tersebut apakah masih layak digunakan.
d. Melakukan penggantian Fuse Link sesuai dengan ratingnya dan harus dipasan
secara benar sesuai prosedumya.
e. Melaporkan kepada piket pengatur distribusi bahwa Fuse Holder akan
dimasukkan kembali pada posisi semula.
f. Ukur tegangan di PHB-TR dengan AVO Meter.
xl
4.3 Pengecekan Suhu Komponen JTM
xli
Kondisi III Perbaikan max 30 hari 25℃ - 40℃
Kondisi IV Perbaikan segera >40℃ - 70℃
Kondisi V Kondisi dinyatakan darurat >70℃
4.4.1 Tujuan K3
a. Melindungi tenaga kerja, sehingga lebih mampu berproduksi
secara maksimal dalam bekerja.
xlii
b. Melindungi orang lain, sehingga jika berada di tempat kerja orang
lain yang didatanginya ia akan selamat dan sehat dalam bekerja.
c. Mengamankan barang, bahan dan peralatan produksi, sehingga
barang, bahan, serta alat produksi akan lebih awet dan tahan lama.
d. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, sehingga berkurang lah
resiko dalam bekerja misalnya terbakar, tersiram, tertindih, dan
sebagainya.
e. Keamanan lingkungan kerja, sehingga kita betah dan tidak waswas
hati bila berada di tempat kerja.
4.4.2 Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan
a. Kelengkapan alat pelindung diri (APD)
b. Patuhi instruksi kerja
c. Saling mengingatkan dan kerjasama
d. Berdoa sebelum melakukan pekerjaan
4.4.3 Perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
a. Helm
b. Full body harness
c. Sarung tangan tahan tegangan
d. Sepatu safety / panjat
xliii
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
e.1 Kesimpulan
e.2 Saran
xliv
DAFTAR PUSTAKA
[1] Standar Konstruksi Jaringan Distribusi PT. PLN Persero Distribusi Jawa Tengah
dan Jogjakarta, 2008.
[2] PT. PLN (Persero), Kriteria Desain Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi
Tenaga Listrik, Jakarta : PT. PLN (PERSERO), 2010.
[3] Jasa Diklat PT. PLN (PERSERO), Keandalan Sistem Distribusi, Jakarta: PT.PLN
(PERSERO), 2005.
[5] PT PLN (Persero) Unit Jaringan Rayon Mengwi. 2013. Data Gangguan
Penyulang Blahkiuh dan Penyulang Panglan. Kapal Mengwi.
xlv