LAPORAN
72200024
Jakarta
2024
PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk dinilai pada periode Semester Gasal Tahun Akademik
2023/2024 di Program Studi Teknik Elektro (S1) Fakultas Teknik dan Informasi
Universitas Bina Sarana Informatika.
ii
KATA PENGANTAR
laporan ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan
saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisan laporan ini. Untuk
itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat:
1. Kedua orang tua serta keluarga yang senantiasa selalu mendukung dan mendoakan
selama menjalankan PKL hingga penyusunan Laporan PKL ini dapat terselesaikan.
2. Prof. Dr. Ir. Mochamad Wahyudi, M.Kom, MM, M.Pd, IPU, Asean Eng, selaku
4. Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Informatika Universitas
5. Yoseph Tajul Arifin, S.KOM, M.KOM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang
6. Bapak Iman, Bapak Ijul, Bapak Paskah selaku Mentor serta pendukung PT. PLN
iii
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan......................................................................................................1
1.3. Manfaat....................................................................................................2
1.4. Waktu dan Tempat...................................................................................3
1.5. Pengumpulan Data...................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN................................................4
2.1. Sejarah Perusahaan..................................................................................4
2.2. Struktur Perusahaan.................................................................................6
2.3. Sistem Kerja.............................................................................................9
BAB III TEORI PENUNJANG.......................................................................12
3.1. Gambaran Umum KWH Meter...............................................................12
3.2. Jenis – Jenis KWH Meter........................................................................12
3.3. Sistem Proteksi........................................................................................14
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN.....................................................16
4.1. Pekerjaan/Kegiatan..................................................................................17
4.2. Spesifikasi Sistem/Alat............................................................................17
4.3. Analisa Sistem/Alat.................................................................................19
4.4. Permasalahan dan Penanganannya................……....…….......………...20
BAB V PENUTUP.............................................................................................22
5.1. Kesimpulan..............................................................................................22
5.2. Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................24
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi ini, kebutuhan akan energi listrik menjadi semakin
dalam menyediakan pasokan energi listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat dan
listrik, PLN menggunakan alat pengukur daya yang disebut KWH meter.
KWH meter adalah alat pengukur konsumsi energi listrik yang umumnya
digunakan oleh PLN untuk mencatat pemakaian listrik pelanggan. Ketepatan dan
ketelitian KWH meter dalam mengukur konsumsi energi listrik menjadi hal yang
kepada pelanggan.
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah energi listrik yang
digunakan oleh pelanggan. Proses pemasangan KWH meter menjadi salah satu tahap
yang krusial dalam menyediakan layanan listrik kepada pelanggan. PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Depok sebagai salah satu unit
operasional PLN turut memiliki tanggung jawab dalam proses pemasangan KWH
meter.
1.2. Tujuan
viii
1. Menganalisis prosedur dan tahapan dalam proses pemasangan KWH meter di PT.
KWH meter.
3. Mengevaluasi upaya yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) UP3 Depok untuk
1.3. Manfaat
Diharapkan hasil dari magang ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
ix
Sumber : Google Maps
(Persero) yang berlokasi di Jl. Boulevard Grand Depok City No.1, Tirtajaya, Kec.
Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16412. Selama kegiatan Praktik Kerja
a. Wawancara
b. Observasi
x
BAB II
Pada tahun 1897 mulai digarapnya bidang kelistrikan oleh salah satu
dunia II maka terjadi peralihan pengelolaan perusahaan tersebut oleh Jepang setelah
mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang
pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan
oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas
xi
Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang
sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai
pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994
status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.
Struktur organisasi pada PT PLN (Persero) khususnya pada Kantor UP3 Area
promo-promo, serta hal lain yang berhubungan dengan pelanggan dan mengedukasi
6
Bertugas untuk mengelola material. Ketika vendor membutukan material
Depok. Jika terjadi gangguan atau mati listrik, Asisten Manajer Jaringan bertugas
Bertugas untuk memastikan energi yang diberikan UP3 Depok sudah tepat
ada pencurian energi. Akibat dari pencurian yaitu ketika listrik suatu pelanggan
terhambat lalu beban ditransfer akan semakin berat dan tidak termonitor oleh UP3
Bertugas mengurusi administrasi seperti gedung, tenaga ahli daya atau SDM,
Visi :
7
PT PLN (Persero) memiliki Visi yang menjadi tujuan masa depan PT PLN
Misi :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
masyarakat.
Motto :
dan nilai perusahaan. Motto dan Nilai perusahan digunakan sebagai landasan kerja
perusahaan. Dengan motto dan Nilai perusahaan, pegawai jadi memiliki arah gerak.
Motto dari PT. PLN adalah “Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.
“AKHLAK”. Secara garis besar makna yang terkandung dari Nilai-nilai Perusahan
8
4. Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
menghadapi perubahan.
PLN, atau Perusahaan Listrik Negara, adalah perusahaan listrik milik negara
di Indonesia. Sistem operasi PLN melibatkan berbagai komponen dan proses untuk
1. Pembangkit listrik:
listrik. Pembangkit listrik ini dapat menggunakan sumber energi yang berbeda,
termasuk batu bara, gas alam, minyak bumi, air, panas bumi, dan sumber energi
2. Transmission :
Listrik yang dihasilkan disalurkan dalam jarak jauh dari pembangkit listrik ke
gardu induk regional melalui jaringan transmisi tegangan tinggi. Saluran transmisi
3. Gardu Induk:
berperan dalam mengendalikan dan mengatur aliran listrik dalam jaringan listrik.
4. Distribusi:
9
Listrik kemudian didistribusikan dari gardu induk regional ke berbagai gardu
distribusi yang berlokasi di kota besar, kecil, dan pedesaan. Jaringan distribusi terdiri
5. Koneksi Konsumen:
dikonsumsi oleh konsumen individu. Penagihan didasarkan pada jumlah listrik yang
tenaga listrik, termasuk pembangkit listrik, saluran transmisi, gardu induk, dan
9. Manajemen Jaringan:
termasuk sistem Kontrol Pengawasan dan Akuisisi Data (SCADA). Sistem ini
10
memantau dan mengontrol aliran listrik, mendeteksi kesalahan, dan mengoptimalkan
untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat. Hal ini mencakup
11
BAB III
TEORI PENUNJANG
Kilo Watt Hour Meter (kWh meter) adalah sebuah alat ukur energi listrik
yang menggunakan suatu kumparan arus untuk mendeteksi arus serta kumparan
tegangan untuk mendeteksi tegangan listrik yang akan di induksi pada piringan
sehingga dapat berputar seiring berjalannya waktu dapat menunjukkan nilai energi
Adapun kWh meter tiga fasa digital terdiri dari beberapa komponen yang
cover, serta rangkaian elektronik yang mengatur sistem kerja pada kWh meter
tersebut. Jika kWh meter dihubungkan ke tegangan atau aruslistrik maka kWh meter
tersebut bekerja dengan sistem impulse atau berkedip. Semakin besar daya yang
KWH meter atau kilowatt per hour meter merupakan alat ukur yang bisa
dengan satuan watt per jam. Alat ini sendiri mempunyai berbagai jenis diantaranya:
KWH Meter satu fase: Digunakan untuk mengukur konsumsi energi listrik pada
12
Jenis-Jenis KWH meter yang pertama adalah KWH meter digital. Alat yang satu
ini merupakan meteran listrik yang sudah dilengkapi dengan teknologi digital
melalui layar LCD. Tak hanya itu, perhitungan KWH meter yang satu ini juga lebih
Jenis yang satu ini merupakan KWH meter yang paling banyak digunakan di
Indonesia sejak dulu. Umumnya KWH ini masih digunakan untuk rumah-rumah
KWH meter 1 phase merupakan salah satu dari jenis-jenis KWH meter untuk
mengukur jaringan listrik menggunakan dua kawat penghantar sebagai kawat phase
dan yang kedua adalah kawat netral. Biasanya listrik 1 phase paling banyak
digunakan di Indonesia dengan tegangan antara 220 sampai dengan 240 volt.
Berbeda dengan yang 1 phase, pada jenis yang satu ini jaringan listriknya
menggunakan tiga buah kawat phase. Adapun tiga kawat tersebut terdiri dari kawat
phase R,S,T dan satu lagi kawat netral atau yang lebih dikenal juga dengan ground.
Adapun listrik tiga phase ini sendiri biasanya mempunyai tegangan yang cukup
tinggi mencapai 380 volt. Tak heran jika listrik ini umumnya digunakan untuk pabrik
atau industri.
KWH meter prabayar merupakan salah satu dari jenis-jenis KWH meter yang
sistem pembayarannya menggunakan token atau pulsa. Listrik prabayar ini sendiri
13
biasanya dikenal dengan listrik pintar dimana pelanggan bisa dengan mudah
mengendalikan penggunaan listrik secara mandiri. Alat meter listrik prabayar ini
sudah memiliki bentuk digital. Selain itu ada tombol-tombol untuk memasukan kode
untuk mencegah manipulasi atau manipulasi yang tidak sah terhadap meteran listrik.
Berikut adalah beberapa fitur yang dapat dimasukkan ke dalam sistem proteksi kWh
meter:
1. Segel Fisik: Pemasangan segel fisik pada meter untuk mencegah akses yang
atau perubahan yang mencurigakan pada meteran, seperti perubahan yang signifikan
dalam meteran, sehingga sulit bagi pihak yang tidak berwenang untuk mengakses
5. Log Kejadian: Perekaman log kejadian yang mencatat setiap kali ada upaya
akses yang tidak sah atau perubahan yang mencurigakan pada meteran.
14
6. Sensor Fisik: Sensor fisik seperti akselerometer atau sensor getaran untuk
mendeteksi manipulasi fisik pada meteran, seperti upaya membuka atau merusak
meteran.
akurat.
10. Pemantauan Jarak Jauh: Kemampuan untuk memantau meteran secara jarak
pastikan terdapat mekanisme autentikasi yang kuat untuk mencegah akses yang tidak
sah.
yang relevan untuk memastikan bahwa sistem proteksi yang diterapkan memenuhi
Kombinasi dari beberapa fitur di atas dapat membentuk sistem proteksi yang
kokoh untuk kWh meter, meminimalkan risiko manipulasi atau kecurangan. Namun,
perlu diingat bahwa tidak ada sistem yang sepenuhnya tidak rentan terhadap
manipulasi, jadi penting untuk terus memperbarui dan memperbaiki sistem proteksi
15
secara berkala sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan yang
muncul.
16
BAB IV
Sebelum dilakukan pemasangan kwh meter, kwh meter akan di uji dulu
apakah kwh meter eror atau tidak. Proses tersebut dinamakan peneraan kwh meter,
jika ada eror maka kwh meter tersebut akan di kembalikan ke pabrik pembuatan.
Setelah proses peneraan tersebut kwh di segel dan siap di pasang ke pelanggan pln.
Proses pengoperasian KWH meter tidak susah ditambah ada juga wearing
diagram pada KWH, namun yang terpenting dalam melaksanakan pekerjaan adalah
kesehatan dan keselamatan kerja, oleh karena itu kita wajib menggunakan alat
pelindung diri. Sebelum menjalankan KWH meter tentu kita harus memasang KWH
meter terlabih dahulu, Setelah semua alat dan bahan lengkap barulah mulai proses
KWH meter:
4. Masukkan kabel pada kaki KWH meter. Dan pasang sesuai dengan wearing
5. Pasangkan mcb pada kedudukannya, setelah itu pasang juga kabel fasa input dan
17
6. Pasang tutup MCB pada KWH meter dan pastikan tutup terpasang dengan rata
7. Pasang penarik atau wedge pada atap rumah yang tinggi sehingga tidak terkena
10. Lakukan penyambungan pada tiang dengan percing, pilih fasa dengan beban
11. Setelah pemasangan percing selesai pastikan Meter telah mendapatkan suplai
12. Masukkan kode aktivasi meteran, kalau kode sudah dimasukkan akan ada tulisan
benar pada meteran, setelah itu baru lah KWH meter dapat digunakan.
Alat Tera yang digunakan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk
keperluan pengukuran dan verifikasi biasanya disebut "Alat Ukur Listrik" atau "Alat
Ukur Tenaga Listrik" (metering equipment). Spesifikasi untuk alat-alat tersebut dapat
bervariasi tergantung pada jenis dan model yang digunakan. Namun, dalam konteks
umum, berikut adalah beberapa spesifikasi umum yang mungkin dimiliki oleh alat
tera PLN:
1. Akurasi Pengukuran: Alat tera PLN biasanya harus memenuhi standar akurasi
18
Commission (IEC) atau Badan Pengawas Tenaga Listrik (BPTL) di
Indonesia. Akurasi ini dapat diukur dalam persentase dari nilai aktual,
misalnya ±0,5%.
parameter listrik, termasuk tegangan, arus, daya, dan energi listrik dengan
rentang yang cukup luas untuk menangani berbagai jenis penggunaan listrik.
3. Ketahanan terhadap Gangguan: Alat tera PLN harus mampu bertahan dari
5. Keamanan: Alat tera PLN harus memenuhi standar keamanan listrik yang
sekitarnya.
7. Kehandalan: Alat tera PLN harus dirancang untuk keandalan jangka panjang
dan memiliki masa pakai yang panjang tanpa memerlukan perawatan yang
intensif.
Ini hanya beberapa contoh spesifikasi umum yang mungkin dimiliki oleh alat tera
PLN. Untuk mendapatkan spesifikasi yang lebih rinci tentang alat tera yang
19
digunakan oleh PLN, disarankan untuk menghubungi PLN langsung atau melihat
dokumentasi resmi yang diberikan oleh produsen alat tera yang digunakan oleh PLN.
menyediakan aliran listrik ke rumah, bangunan komersial, atau industri. Berikut ini
Permintaan Pemasangan:
meter ke penyedia layanan listrik atau perusahaan listrik setempat. Permintaan ini
Pemilihan Lokasi:
Pihak penyedia layanan listrik akan melakukan survei untuk menentukan lokasi
optimal untuk pemasangan KWH meter. Lokasi ini harus memenuhi persyaratan
teknis, seperti aksesibilitas, keamanan, dan jarak dari sumber daya listrik utama.
Pemasangan Fisik:
Tim instalasi akan melakukan pemasangan fisik KWH meter di lokasi yang telah
koneksi ke sistem listrik yang ada, dan pengujian awal untuk memastikan kinerja
yang baik.
Setelah pemasangan selesai dan pengujian terhadap KWH meter berhasil, pasokan
Berikut adalah beberapa permasalahan umum yang mungkin muncul dan langkah-
Keterlambatan Pemasangan:
Penanganannya:
Komunikasi yang jelas antara penyedia layanan listrik dan pelanggan sangat penting
dalam hal ini. Pelanggan harus diberi tahu secara tepat waktu tentang kemungkinan
Kesalahan Instalasi:
Penanganannya:
Tim instalasi harus memiliki pelatihan yang memadai dan mematuhi prosedur
21
dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen terpasang dengan benar dan
Kesalahan Pengukuran:
KWH meter yang tidak terkalibrasi dengan baik atau mengalami masalah teknis
Penanganannya:
Pengujian dan kalibrasi rutin harus dilakukan untuk memastikan akurasi pengukuran.
Jika ada indikasi kesalahan, KWH meter harus diperiksa dan diperbaiki sesuai
kebutuhan.
Terkadang, KWH meter atau komponennya dapat rusak selama proses pengiriman
atau pemasangan.
Penanganannya:
Komponen yang rusak harus segera diganti. Penyedia layanan listrik harus memiliki
stok cadangan perangkat dan komponen untuk memastikan bahwa penggantian dapat
dilakukan dengan cepat dan tanpa gangguan berkelanjutan pada pasokan listrik.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap proses pemasangan KWH meter di PT. PLN
pengujian fungsional.
operasional.
antara berbagai pihak terkait dan tindakan yang cepat dan tepat.
5.2. Saran
efisiensi dan efektivitas proses pemasangan KWH meter di PT. PLN (Persero) UP3
23
3. Peningkatan koordinasi antara berbagai unit dan bagian terkait dalam proses
24
DAFTAR PUSTAKA
[1] F. Reza and S. Nurhadiyono, “ITEKS ANALISA DEVIASI KWH METER MEMANFAATKAN
APLIKASI ANDROID ‘ APP TOLE ’ Abstrak ITEKS,” no. 3, pp. 8–15, 2015.
[2] K. U. Kayutangi, “STUDI PENGUJIAN KWH METER 3 FASA SEBAGAI DASAR PEMILIHAN
KWH METER UNTUK PELANGGAN Teknik Elektro , Politeknik Negeri Banjarmasin , Jl .
Brigjend . Hasan Basri PENDAHULUAN KWh meter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah pemakaian energi list,” 2021.
[3] S. Darma, Yusmartono, and Akhiruddin, “Studi sistem peneraan kwh meter,” J. Electr.
Technol., vol. 4, no. 3, pp. 158–165, 2019.
25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Biodata Mahasiswa
NIM : 72200024
Nama Lengkap : Bagus Eka Saputra
Tempat/Tanggal Lahir : Pemalang, 30 Maret 2001
Alamat Lengkap : Kp. Banjaran Pucung rt 03 rw 05 Kelurahan
Cilangkap Kota Depok
No. Telepon : 087708236684
E-mail : bgsekas@gmail.com
II. Pendidikan
1. SDN Sukamaju 1, lulus tahun 2013
2. SMPT 12 Depok, lulus tahun 2016
3. SMA Plus Pgri Cibinong, lulus tahun 2019
26
SURAT KETERANGAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
27
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
1 Nama Bagus Eka Saputra
2 Nomor Induk Mahasiswa 72200024
3 Kelas 72.7A.01
4 Perguruan Tinggi Universitas Bina Sarana Informatika
5 Fakultas Teknik dan Informatika
6 Program Studi Teknik Elektro
7 Tgl. PKL 29 Januari s.d 30 April 2024
8 Nama Instansi/Perusahaan PT PLN (Persero) UP3 Depok
9 Unit Kerja Jaringan Listrik
10 Alamat instansi/ perusahaan Jl. Boulevard Raya No.1 Grand Depok City, Depok
16412
11 Telepon (021) 77820960, 7700001
12 Nama Pembimbing PKL
di Instansi/Perusahaan
Nilai
No Unsur Penilaian
Angka Huruf
Kedisiplinan
1 Ketepatan waktu/disiplin dalam mengerjakan tugas
2 Sikap kerja/prosedur kerja
3 Tanggung jawab terhadap tugas
4 Kehadiran/absensi
Prestasi kerja
5 Kemampuan kerja
6 Keterampilan kerja
7 Kualitas hasil kerja
Kemampuan beradaptasi
8 Kemampuan berkomunikasi
9 Kerjasama
10 Kerajinan/inisiatif
Lain-lain
11 Memiliki rasa percaya diri
12 Mematuhi aturan dan tata tertib PKL
13 Penampilan/kerapihan
Nilai Rata-rata
28
Persetujuan
Judul Laporan: PROSES PEMASANGAN KWH METER DI BAGIAN TRANSAKSI ENERGI
LISTRIK PT. PLN (PERSERO) UP3 DEPOK
Ketentuan penilaian:
Nilai diisi dengan angka antara 0 sampai 100
Pada kolom Huruf, berisi kalimat dari angka. Contoh: Nilai 80 maka
Huruf : Delapan Puluh
29
URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PLN (Persero) UP3 Depok
Bagian Transaksi Energi Listrik
Periode: Bulan Januari s/d April 2024
Minggu Ke – 1 Bulan Ke – 1 (Januari)
N TANDA
HARI/TANGGAL WAKTU JENIS KEGIATAN
O TANGAN
1. Senin, 08.00
Peneraan Kwh Meter
29 Januari 2024 s/d
16.00
2. Selasa, 08.00
Peneraan Kwh Meter
30 Januari 2024 s/d
16.00
3. Rabu, 08.00
Peneraan Kwh Meter
31 Januari 2024 s/d
16.00
4. Kamis, 08.00
Peneraan KWH Meter
1 Februari 2024 s/d
16.00
5. Jumat, 08.00
Peneraan KWH Meter
2 Februari 2024 s/d
16.00
Keterangan :
Mahasiswa diwajibkan untuk mengisi uraian kegiatan harian selama melaksanakan PKL.
No : Nomor urut kegiatan yang dilakukan
Hari/Tanggal : Hari dan Tanggal pelaksanaan kegiatan
Waktu : Waktu melakukan kegiatan PKL per harinya
Jenis Kegiatan : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Tanda Tangan : Tanda tangan dari Pimpinan Unit PKL.
30
URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PLN (Persero) UP3 Depok
Bagian Transaksi Energi Listrik
Periode: Bulan Januari s/d April 2023
1. Senin, 08.00
Peneraan KWH Meter
5 Februari 2024 s/d
16.00
2. Selasa, 08.00
Peneraan KWH Meter
6 Februari 2024 s/d
16 .00
3. Rabu, 08.00
Peneraan KWH Meter
7 Februari 2024 s/d
16.00
Keterangan :
Mahasiswa diwajibkan untuk mengisi uraian kegiatan harian selama melaksanakan PKL.
No : Nomor urut kegiatan yang dilakukan
Hari/Tanggal : Hari dan Tanggal pelaksanaan kegiatan
Waktu : Waktu melakukan kegiatan PKL per harinya
Jenis Kegiatan : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Tanda Tangan : Tanda tangan dari Pimpinan Unit PKL.
31
Lampiran 5. Foto Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
32