Anda di halaman 1dari 39

PROSES PEMASANGAN KWH METER DI BAGIAN

TRANSAKSI ENERGI LISTRIK PT. PLN (PERSERO) UP3


DEPOK

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Diajukan untuk memenuhi mata kuliah PKL pada Program sarjana (S1)

BAGUS EKA SAPUTRA

72200024

Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik dan Informasi Universitas Bina Sarana Informatika

Jakarta

2024
PERSETUJUAN

LAPORAN PRATIK KERJA LAPANGAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun oleh :

Nama : Bagus Eka Saputra


NIM : 72200024
Jenjang : Sarjana (S1)
Fakultas : Teknik dan Informatika
Program Studi : Teknik Elektro

Telah disetujui untuk dinilai pada periode Semester Gasal Tahun Akademik
2023/2024 di Program Studi Teknik Elektro (S1) Fakultas Teknik dan Informasi
Universitas Bina Sarana Informatika.

Depok, 12 Februari 2024


DOSEN PENASEHAT AKADEMIK
Kelas 72.7A.01

Yoseph Tajul Arifin, S.KOM, M.KOM

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya


Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul : " PENERAAN KWH

METER DAN SISTEM KERJA ALAT TERA PT. PLN


(PERSERO) UP3 DEPOK". Yang merupakan salah satu syarat kelulusan mata
Praktek Kerja Lapangan Lapangan program studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika.

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan dalam menyelesaikan

laporan ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, pengarahan, petunjuk dan

saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisan laporan ini. Untuk

itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat:

1. Kedua orang tua serta keluarga yang senantiasa selalu mendukung dan mendoakan

selama menjalankan PKL hingga penyusunan Laporan PKL ini dapat terselesaikan.

2. Prof. Dr. Ir. Mochamad Wahyudi, M.Kom, MM, M.Pd, IPU, Asean Eng, selaku

Rektor Universitas Bina Sarana Informatika.

3. Dekan Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Bina Sarana Informatika

4. Ketua Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Informatika Universitas

Bina Sarana Informatika.

5. Yoseph Tajul Arifin, S.KOM, M.KOM. selaku Dosen Penasehat Akademik yang

telah memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian laporan ini.

6. Bapak Iman, Bapak Ijul, Bapak Paskah selaku Mentor serta pendukung PT. PLN

(PERSERO) UP3 DEPOK.

iii
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membantu, meskipun dalam laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan.

Depok, 12 Februari 2024

BAGUS EKA SAPUTRA

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN.................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan......................................................................................................1
1.3. Manfaat....................................................................................................2
1.4. Waktu dan Tempat...................................................................................3
1.5. Pengumpulan Data...................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN................................................4
2.1. Sejarah Perusahaan..................................................................................4
2.2. Struktur Perusahaan.................................................................................6
2.3. Sistem Kerja.............................................................................................9
BAB III TEORI PENUNJANG.......................................................................12
3.1. Gambaran Umum KWH Meter...............................................................12
3.2. Jenis – Jenis KWH Meter........................................................................12
3.3. Sistem Proteksi........................................................................................14
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN.....................................................16
4.1. Pekerjaan/Kegiatan..................................................................................17
4.2. Spesifikasi Sistem/Alat............................................................................17
4.3. Analisa Sistem/Alat.................................................................................19
4.4. Permasalahan dan Penanganannya................……....…….......………...20
BAB V PENUTUP.............................................................................................22
5.1. Kesimpulan..............................................................................................22
5.2. Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................24

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Lokasi Praktik Kerja Lapangan . 3


Gambar 2.1. Logo PT PLN (Persero) 5
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT PLN Kantor UP3 Area Depok 6

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Praktik Kerja Lapangan 25


Lampiran 2. Lembar Nilai Praktik Kerja Lapangan 26
Lampiran 3. Form Uraian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan28
Lampiran 4. Foto Kegiatan Praktik Kerja Lapangan 30

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, kebutuhan akan energi listrik menjadi semakin

meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan populasi. PLN

(Persero) sebagai perusahaan penyedia layanan listrik di Indonesia berperan penting

dalam menyediakan pasokan energi listrik yang dibutuhkan oleh masyarakat dan

industri. Untuk memastikan akurasi dan keandalan pengukuran konsumsi energi

listrik, PLN menggunakan alat pengukur daya yang disebut KWH meter.

KWH meter adalah alat pengukur konsumsi energi listrik yang umumnya

digunakan oleh PLN untuk mencatat pemakaian listrik pelanggan. Ketepatan dan

ketelitian KWH meter dalam mengukur konsumsi energi listrik menjadi hal yang

sangat penting, karena berpengaruh langsung terhadap tagihan yang diberikan

kepada pelanggan.

Di tengah dinamika kebutuhan energi listrik, pengukuran dan pemantauan

konsumsi energi menjadi fokus penting. KWH meter (Kilowatt-hour meter)

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah energi listrik yang

digunakan oleh pelanggan. Proses pemasangan KWH meter menjadi salah satu tahap

yang krusial dalam menyediakan layanan listrik kepada pelanggan. PT. PLN

(Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Depok sebagai salah satu unit

operasional PLN turut memiliki tanggung jawab dalam proses pemasangan KWH

meter.

1.2. Tujuan

viii
1. Menganalisis prosedur dan tahapan dalam proses pemasangan KWH meter di PT.

PLN (Persero) UP3 Depok.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses pemasangan

KWH meter.

3. Mengevaluasi upaya yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) UP3 Depok untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pemasangan KWH meter.

1.3. Manfaat

Diharapkan hasil dari magang ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi PT. PLN (Persero)


a. Menjalin kerja sama antara Instansi dengan dunia pendidikan terutama dalam
menyalurkan tenaga kerja profesional.
b. Membantu dalam menciptakan tenaga kerja yang berpotensi dan bermutu
dalam menjalankan tugas.
c. Mengetahui kualitas dari mahasiswa di Universitas Bina Sarana Informatika.
2. Bagi Mahasiswa
a. Untuk mempelajari secara mendalam bagaimana situasi atau kondisi
sebenarnya di perusahaan atau Instansi, sehingga praktikkan dapat dengan
cepat menyesuaikan diri pada saat kita terjun langsung ke dunia kerja.
b. Menambah pengetahuan diri praktikan tentang bagaimana bekerja dalam
sebuah organisasi dan bagaimana melakukan pemecahan masalah, sekaligus
melatih diri praktikan dalam hal tersebut.
c. Menjadi jembatan PT. PLN (Persero) dan Universitas Bina Sarana
Informatika agar terjalin hubungan yang baik antara Universitas Bina Sarana
Informatika dengan PT. PLN (Persero).
1.4. Waktu dan Tempat

ix
Sumber : Google Maps

Gambar 1.1 Peta Lokasi Praktik Kerja Lapangan

Proses Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan mulai tanggal

29 Januari 2024 s.d 30 April 2024.

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan pada PT PLN

(Persero) yang berlokasi di Jl. Boulevard Grand Depok City No.1, Tirtajaya, Kec.

Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16412. Selama kegiatan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) ini berlangsung, Praktikan ditempatkan di Bagian Transaksi Energi

bagian peneraan kwh meter.

1.5. Pengumpulan Data

Terdapat dua teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan observasi :

a. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung

berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan

disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.

x
BAB II

TIJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1897 mulai digarapnya bidang kelistrikan oleh salah satu

perusahaan milik Belanda (NV NIGM) ditandai dengan berdirinya pusat

pembangkitan listrik (PLTU) yang berlokasi di Gambir. Karena terjadinya perang

dunia II maka terjadi peralihan pengelolaan perusahaan tersebut oleh Jepang setelah

Belanda menyerah kepada Jepang. NV NIGM dialihkan ke perusahaan Djawa Denki

Jogyosha Djakarta Shisha.

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia

mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang

pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan

Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara

Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada

Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan

oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas

yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden

Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah

xi
Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan

Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan

kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-

PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang

listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang

sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai

pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai

pengelola gas diresmikan.

Gambar 2.1 Logo PT PLN (Persero)

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status

Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik


5
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas

menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada

sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994

status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga

sekarang.

2.2. Struktur Perusahaan

Struktur organisasi pada PT PLN (Persero) khususnya pada Kantor UP3 Area

Depok adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT PLN Kantor UP3 Area Depok

Berikut adalah penjelasan mengenai struktural berdasarkan Gambar 2.2:

1. Asisten Manajer Pelayanan Pelanggan – Marketing

Bertugas untuk mengurus ketika ada penambahan daya, mensosialisasikan

promo-promo, serta hal lain yang berhubungan dengan pelanggan dan mengedukasi

masyarakat mengenai hal yang berkaitan dengan listrik.

2. Asisten Manajer Konstruksi

6
Bertugas untuk mengelola material. Ketika vendor membutukan material

untuk konstruksi, maka Asisten Manajer Konstruksi yang akan berkomunikasi

dengan Induk Perusahaan dan vendor yang membutuhkan.

3. Asisten Manajer Perencanaan

Bertugas untuk mengatur dan mengelola anggaran UP3 Depok, pembuatan

kontrak, peembayaran dan merancakan semua kegiatan - kegiatan yang akan

diselenggarakan di Kantor UP3 Depok.

4. Asisten Manajer Jaringan

Bertanggung jawab penuh dengan kehandalan dan kelancaran listrik di UP3

Depok. Jika terjadi gangguan atau mati listrik, Asisten Manajer Jaringan bertugas

untuk memantau permasalahan yang terjadi.

5. Asisten Manajer Transaksi Energi

Bertugas untuk memastikan energi yang diberikan UP3 Depok sudah tepat

untuk masyarakat. Asisten Manajer Transaksi Energi melakukan pengecekan tidak

ada pencurian energi. Akibat dari pencurian yaitu ketika listrik suatu pelanggan

terhambat lalu beban ditransfer akan semakin berat dan tidak termonitor oleh UP3

Depok mengakibatkan travo (jaringan distribusi) semakin berat kerja dan

menimbulkan masalah besar.

6. Asisten Manajer Keuangan Dan Umum

Bertugas mengurusi administrasi seperti gedung, tenaga ahli daya atau SDM,

mengayomi semua pegawai, serta memastikan dari segi pencatatan sudah

berjalan dengan baik.

Visi :

7
PT PLN (Persero) memiliki Visi yang menjadi tujuan masa depan PT PLN

(Persero). Berikut adalah Visi PT PLN (Persero):

“Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan Pelanggan

untuk Solusi Energi.”

Misi :

PT PLN (Persero) memiliki Misi yang membantu terciptanya Visi. Berikut

adalah Misi PT PLN (Persero):

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Motto :

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya PT PLN juga memiliki motto

dan nilai perusahaan. Motto dan Nilai perusahan digunakan sebagai landasan kerja

perusahaan. Dengan motto dan Nilai perusahaan, pegawai jadi memiliki arah gerak.

Motto dari PT. PLN adalah “Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.

Nilai-nilai perusahaan yang terkandung dalam pedoman perilaku PLN adalah

“AKHLAK”. Secara garis besar makna yang terkandung dari Nilai-nilai Perusahan

tersebut ialah sebagai berikut :

1. Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.

2. Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.

3. Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan.

8
4. Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara

5. Adaptif :Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun

menghadapi perubahan.

6. Kolaboratif : Membangun kerjasama yang sinergi.

2.3. Sistem Kerja

PLN, atau Perusahaan Listrik Negara, adalah perusahaan listrik milik negara

di Indonesia. Sistem operasi PLN melibatkan berbagai komponen dan proses untuk

menghasilkan, mentransmisikan, dan mendistribusikan tenaga listrik. Berikut

gambaran sederhana mengenai aspek-aspek utama operasional PLN:

1. Pembangkit listrik:

PLN mengawasi pembangkitan tenaga listrik melalui berbagai pembangkit

listrik. Pembangkit listrik ini dapat menggunakan sumber energi yang berbeda,

termasuk batu bara, gas alam, minyak bumi, air, panas bumi, dan sumber energi

terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

2. Transmission :

Listrik yang dihasilkan disalurkan dalam jarak jauh dari pembangkit listrik ke

gardu induk regional melalui jaringan transmisi tegangan tinggi. Saluran transmisi

tegangan tinggi digunakan untuk meminimalkan kehilangan energi selama transfer.

3. Gardu Induk:

Di gardu induk regional, tegangan diturunkan melalui trafo untuk

menyiapkan listrik untuk didistribusikan ke pengguna akhir. Gardu induk juga

berperan dalam mengendalikan dan mengatur aliran listrik dalam jaringan listrik.

4. Distribusi:

9
Listrik kemudian didistribusikan dari gardu induk regional ke berbagai gardu

distribusi yang berlokasi di kota besar, kecil, dan pedesaan. Jaringan distribusi terdiri

dari saluran listrik tegangan menengah dan rendah.

5. Koneksi Konsumen:

Listrik akhirnya disalurkan ke rumah-rumah, bisnis, dan industri melalui

jaringan distribusi lokal. Konsumen terhubung ke jaringan listrik melalui meteran

yang mengukur konsumsi listrik mereka.

6. Pengukuran dan Penagihan:

PLN menggunakan sistem meteran untuk mengukur jumlah listrik yang

dikonsumsi oleh konsumen individu. Penagihan didasarkan pada jumlah listrik yang

dikonsumsi selama periode tertentu.

7. Pemeliharaan dan Pengoperasian:

PLN bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengoperasian seluruh sistem

tenaga listrik, termasuk pembangkit listrik, saluran transmisi, gardu induk, dan

jaringan distribusi. Pemeliharaan rutin dilakukan untuk memastikan keandalan dan

efisiensi infrastruktur listrik.

8. Integrasi Energi Terbarukan:

PLN telah berupaya meningkatkan porsi energi terbarukan dalam portofolio

pembangkit listriknya. Hal ini mencakup pengembangan proyek yang melibatkan

sumber energi surya, angin, air, dan panas bumi.

9. Manajemen Jaringan:

Teknologi dan sistem canggih digunakan untuk manajemen jaringan,

termasuk sistem Kontrol Pengawasan dan Akuisisi Data (SCADA). Sistem ini

10
memantau dan mengontrol aliran listrik, mendeteksi kesalahan, dan mengoptimalkan

kinerja jaringan listrik secara keseluruhan.

10. Ekspansi dan Perencanaan:

PLN terlibat dalam perencanaan dan perluasan infrastruktur ketenagalistrikan

untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat. Hal ini mencakup

pembangunan pembangkit listrik baru, perluasan jaringan transmisi dan distribusi,

serta integrasi teknologi baru.

11
BAB III

TEORI PENUNJANG

3.1. Gambaran Umum KWH Meter

Kilo Watt Hour Meter (kWh meter) adalah sebuah alat ukur energi listrik

yang menggunakan suatu kumparan arus untuk mendeteksi arus serta kumparan

tegangan untuk mendeteksi tegangan listrik yang akan di induksi pada piringan

sehingga dapat berputar seiring berjalannya waktu dapat menunjukkan nilai energi

listrik yang termonitor.

Adapun kWh meter tiga fasa digital terdiri dari beberapa komponen yang

meliputi kumparan tegangan, kumparan arus, layar LCD , terminal blok,terminal

cover, serta rangkaian elektronik yang mengatur sistem kerja pada kWh meter

tersebut. Jika kWh meter dihubungkan ke tegangan atau aruslistrik maka kWh meter

tersebut bekerja dengan sistem impulse atau berkedip. Semakin besar daya yang

terpakai maka impulse semakin cepat,demikian pula sebaliknya.

3.2. Jenis – Jenis KWH Meter

KWH meter atau kilowatt per hour meter merupakan alat ukur yang bisa

digunakan untuk mengukur seberapa banyak Anda menggunakan energi listrik

dengan satuan watt per jam. Alat ini sendiri mempunyai berbagai jenis diantaranya:

KWH Meter satu fase: Digunakan untuk mengukur konsumsi energi listrik pada

instalasi listrik satu fase.

1. KWH Meter Digital

12
Jenis-Jenis KWH meter yang pertama adalah KWH meter digital. Alat yang satu

ini merupakan meteran listrik yang sudah dilengkapi dengan teknologi digital

sebagai perhitungan meterannya. Adapun perhitungan tersebut akan ditampilkan

melalui layar LCD. Tak hanya itu, perhitungan KWH meter yang satu ini juga lebih

akurat dan lebih efisien.

2. KWH Meter Analog

Jenis yang satu ini merupakan KWH meter yang paling banyak digunakan di

Indonesia sejak dulu. Umumnya KWH ini masih digunakan untuk rumah-rumah

yang berlokasi di daerah pedesaan.

3. KWH Meter 1 Phase

KWH meter 1 phase merupakan salah satu dari jenis-jenis KWH meter untuk

mengukur jaringan listrik menggunakan dua kawat penghantar sebagai kawat phase

dan yang kedua adalah kawat netral. Biasanya listrik 1 phase paling banyak

digunakan di Indonesia dengan tegangan antara 220 sampai dengan 240 volt.

4. KWH Meter 3 Phase

Berbeda dengan yang 1 phase, pada jenis yang satu ini jaringan listriknya

menggunakan tiga buah kawat phase. Adapun tiga kawat tersebut terdiri dari kawat

phase R,S,T dan satu lagi kawat netral atau yang lebih dikenal juga dengan ground.

Adapun listrik tiga phase ini sendiri biasanya mempunyai tegangan yang cukup

tinggi mencapai 380 volt. Tak heran jika listrik ini umumnya digunakan untuk pabrik

atau industri.

5. KWH Meter Prabayar

KWH meter prabayar merupakan salah satu dari jenis-jenis KWH meter yang

sistem pembayarannya menggunakan token atau pulsa. Listrik prabayar ini sendiri

13
biasanya dikenal dengan listrik pintar dimana pelanggan bisa dengan mudah

mengendalikan penggunaan listrik secara mandiri. Alat meter listrik prabayar ini

sudah memiliki bentuk digital. Selain itu ada tombol-tombol untuk memasukan kode

pulsa listrik yang bisa Anda beli di toko penjual token.

3.3. Sistem Proteksi

Sistem proteksi untuk kWh meter (kilowatt-hour meter) biasanya dirancang

untuk mencegah manipulasi atau manipulasi yang tidak sah terhadap meteran listrik.

Berikut adalah beberapa fitur yang dapat dimasukkan ke dalam sistem proteksi kWh

meter:

1. Segel Fisik: Pemasangan segel fisik pada meter untuk mencegah akses yang

tidak sah ke bagian internal meter.

2. Tanda Pencuri: Sensor atau fitur yang mendeteksi tanda-tanda manipulasi

atau perubahan yang mencurigakan pada meteran, seperti perubahan yang signifikan

dalam konsumsi listrik tanpa alasan yang jelas.

3. Enkripsi Data: Penggunaan enkripsi untuk melindungi data yang disimpan

dalam meteran, sehingga sulit bagi pihak yang tidak berwenang untuk mengakses

atau memanipulasi data tersebut.

4. Komunikasi Terenkripsi: Jika meteran memiliki kemampuan untuk

berkomunikasi dengan sistem manajemen energi atau penyedia layanan listrik,

pastikan komunikasi tersebut terenkripsi agar tidak mudah diretas.

5. Log Kejadian: Perekaman log kejadian yang mencatat setiap kali ada upaya

akses yang tidak sah atau perubahan yang mencurigakan pada meteran.

14
6. Sensor Fisik: Sensor fisik seperti akselerometer atau sensor getaran untuk

mendeteksi manipulasi fisik pada meteran, seperti upaya membuka atau merusak

meteran.

7. Proteksi Terhadap Overload: Proteksi terhadap arus atau tegangan yang

berlebihan yang dapat menyebabkan kerusakan pada meteran.

8. Proteksi Terhadap Pengganggu: Filter atau proteksi terhadap interferensi

elektromagnetik atau frekuensi radio yang dapat mengganggu pengukuran yang

akurat.

9. Audit Periodik: Melakukan audit periodik terhadap meteran untuk memeriksa

apakah ada kerusakan atau manipulasi yang terjadi.

10. Pemantauan Jarak Jauh: Kemampuan untuk memantau meteran secara jarak

jauh dapat membantu mendeteksi perubahan yang mencurigakan atau manipulasi

tanpa harus mengunjungi lokasi fisik meteran.

11. Autentikasi Pengguna: Jika meteran memiliki antarmuka pengguna,

pastikan terdapat mekanisme autentikasi yang kuat untuk mencegah akses yang tidak

sah.

12. Sertifikasi Keamanan: Pastikan meteran telah lulus sertifikasi keamanan

yang relevan untuk memastikan bahwa sistem proteksi yang diterapkan memenuhi

standar keamanan yang diperlukan.

Kombinasi dari beberapa fitur di atas dapat membentuk sistem proteksi yang

kokoh untuk kWh meter, meminimalkan risiko manipulasi atau kecurangan. Namun,

perlu diingat bahwa tidak ada sistem yang sepenuhnya tidak rentan terhadap

manipulasi, jadi penting untuk terus memperbarui dan memperbaiki sistem proteksi

15
secara berkala sesuai dengan perkembangan teknologi dan ancaman keamanan yang

muncul.

16
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pekerjaan / Kegiatan

Sebelum dilakukan pemasangan kwh meter, kwh meter akan di uji dulu

apakah kwh meter eror atau tidak. Proses tersebut dinamakan peneraan kwh meter,

jika ada eror maka kwh meter tersebut akan di kembalikan ke pabrik pembuatan.

Setelah proses peneraan tersebut kwh di segel dan siap di pasang ke pelanggan pln.

Proses pengoperasian KWH meter tidak susah ditambah ada juga wearing

diagram pada KWH, namun yang terpenting dalam melaksanakan pekerjaan adalah

kesehatan dan keselamatan kerja, oleh karena itu kita wajib menggunakan alat

pelindung diri. Sebelum menjalankan KWH meter tentu kita harus memasang KWH

meter terlabih dahulu, Setelah semua alat dan bahan lengkap barulah mulai proses

pemasangan KWH meter, berikut langkah-langkah pemasangan dan pengoperasian

KWH meter:

1. Pasang semua alat pelindung diri.

2. Memasang kedudukan KWH meter

3. Pasang KWH pada dudukan

4. Masukkan kabel pada kaki KWH meter. Dan pasang sesuai dengan wearing

pemasangan pada KWH.

5. Pasangkan mcb pada kedudukannya, setelah itu pasang juga kabel fasa input dan

outputnya dan kabel groundingnya.

17
6. Pasang tutup MCB pada KWH meter dan pastikan tutup terpasang dengan rata

supaya relay meteran tersambung.

7. Pasang penarik atau wedge pada atap rumah yang tinggi sehingga tidak terkena

kendaraan yang melintas.

8. Klem dengan rapi kabel SR pada dinding rumah pelanggan.

9. Pasang penarik atau wedge pada tiang

10. Lakukan penyambungan pada tiang dengan percing, pilih fasa dengan beban

yang paling sedikit.

11. Setelah pemasangan percing selesai pastikan Meter telah mendapatkan suplai

listrik ditandai dengan lampu indikasi sudah menyala.

12. Masukkan kode aktivasi meteran, kalau kode sudah dimasukkan akan ada tulisan

benar pada meteran, setelah itu baru lah KWH meter dapat digunakan.

4.2. Spesifikasi Sistem/Alat

Alat Tera yang digunakan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk

keperluan pengukuran dan verifikasi biasanya disebut "Alat Ukur Listrik" atau "Alat

Ukur Tenaga Listrik" (metering equipment). Spesifikasi untuk alat-alat tersebut dapat

bervariasi tergantung pada jenis dan model yang digunakan. Namun, dalam konteks

umum, berikut adalah beberapa spesifikasi umum yang mungkin dimiliki oleh alat

tera PLN:

1. Akurasi Pengukuran: Alat tera PLN biasanya harus memenuhi standar akurasi

yang ditetapkan oleh otoritas terkait, seperti International Electrotechnical

18
Commission (IEC) atau Badan Pengawas Tenaga Listrik (BPTL) di

Indonesia. Akurasi ini dapat diukur dalam persentase dari nilai aktual,

misalnya ±0,5%.

2. Rentang Pengukuran: Alat tera PLN harus mampu mengukur berbagai

parameter listrik, termasuk tegangan, arus, daya, dan energi listrik dengan

rentang yang cukup luas untuk menangani berbagai jenis penggunaan listrik.

3. Ketahanan terhadap Gangguan: Alat tera PLN harus mampu bertahan dari

kondisi lingkungan yang ekstrim dan gangguan listrik, seperti lonjakan

tegangan atau fluktuasi frekuensi.

4. Komunikasi Data: Beberapa alat tera PLN dapat dilengkapi dengan

kemampuan komunikasi data, seperti port serial atau Ethernet, untuk

mentransfer data pengukuran ke sistem manajemen jaringan.

5. Keamanan: Alat tera PLN harus memenuhi standar keamanan listrik yang

ditetapkan untuk mencegah bahaya listrik bagi pengguna dan lingkungan

sekitarnya.

6. Tampilan dan Antarmuka: Alat tera PLN biasanya dilengkapi dengan

tampilan LCD atau LED untuk menampilkan informasi pengukuran secara

langsung kepada pengguna. Antarmuka pengguna juga dapat mencakup

tombol-tombol atau layar sentuh untuk pengaturan dan pemrograman.

7. Kehandalan: Alat tera PLN harus dirancang untuk keandalan jangka panjang

dan memiliki masa pakai yang panjang tanpa memerlukan perawatan yang

intensif.

Ini hanya beberapa contoh spesifikasi umum yang mungkin dimiliki oleh alat tera

PLN. Untuk mendapatkan spesifikasi yang lebih rinci tentang alat tera yang
19
digunakan oleh PLN, disarankan untuk menghubungi PLN langsung atau melihat

dokumentasi resmi yang diberikan oleh produsen alat tera yang digunakan oleh PLN.

4.3. Analisa Sistem/Alat


Proses pemasangan KWH meter merupakan tahapan penting dalam

menyediakan aliran listrik ke rumah, bangunan komersial, atau industri. Berikut ini

adalah analisis proses pemasangan KWH meter:

Permintaan Pemasangan:

Proses dimulai ketika pelanggan mengajukan permintaan untuk pemasangan KWH

meter ke penyedia layanan listrik atau perusahaan listrik setempat. Permintaan ini

biasanya melibatkan pengisian formulir aplikasi dan persyaratan yang diperlukan.

Pemilihan Lokasi:

Pihak penyedia layanan listrik akan melakukan survei untuk menentukan lokasi

optimal untuk pemasangan KWH meter. Lokasi ini harus memenuhi persyaratan

teknis, seperti aksesibilitas, keamanan, dan jarak dari sumber daya listrik utama.

Pemasangan Fisik:

Tim instalasi akan melakukan pemasangan fisik KWH meter di lokasi yang telah

ditentukan. Langkah-langkah ini melibatkan pemasangan perangkat itu sendiri,

koneksi ke sistem listrik yang ada, dan pengujian awal untuk memastikan kinerja

yang baik.

Pengaktifan dan Pemantauan:

Setelah pemasangan selesai dan pengujian terhadap KWH meter berhasil, pasokan

listrik dapat diaktifkan untuk pelanggan. Selanjutnya, pemantauan berkala akan


20
dilakukan untuk memastikan bahwa KWH meter terus beroperasi dengan baik dan

tidak mengalami masalah.

4.4. Permasalahan dan Penanganannya

Permasalahan dan penanganan terkait pemasangan kwh meter dapat

bervariasi tergantung pada konteks penggunaan, instalasi, dan kondisi lingkungan.

Berikut adalah beberapa permasalahan umum yang mungkin muncul dan langkah-

langkah umum untuk menanganinya:

Keterlambatan Pemasangan:

Terkadang, pemasangan KWH meter dapat mengalami keterlambatan karena

berbagai alasan, seperti ketidaktersediaan perangkat atau masalah jadwal.

Penanganannya:

Komunikasi yang jelas antara penyedia layanan listrik dan pelanggan sangat penting

dalam hal ini. Pelanggan harus diberi tahu secara tepat waktu tentang kemungkinan

keterlambatan dan diberikan perkiraan waktu penyelesaian. Penyedia layanan listrik

harus bekerja ekstra untuk mengatasi masalah tersebut sesegera mungkin.

Kesalahan Instalasi:

Kesalahan dalam pemasangan KWH meter dapat mengakibatkan ketidakakuratan

pengukuran listrik atau bahkan masalah keamanan.

Penanganannya:

Tim instalasi harus memiliki pelatihan yang memadai dan mematuhi prosedur

pemasangan yang telah ditetapkan. Pemeriksaan ulang setelah pemasangan harus

21
dilakukan untuk memastikan bahwa semua komponen terpasang dengan benar dan

bahwa tidak ada kesalahan yang terjadi.

Kesalahan Pengukuran:

KWH meter yang tidak terkalibrasi dengan baik atau mengalami masalah teknis

lainnya dapat menghasilkan pengukuran yang tidak akurat.

Penanganannya:

Pengujian dan kalibrasi rutin harus dilakukan untuk memastikan akurasi pengukuran.

Jika ada indikasi kesalahan, KWH meter harus diperiksa dan diperbaiki sesuai

kebutuhan.

Kerusakan Meter atau Komponen:

Terkadang, KWH meter atau komponennya dapat rusak selama proses pengiriman

atau pemasangan.

Penanganannya:

Komponen yang rusak harus segera diganti. Penyedia layanan listrik harus memiliki

stok cadangan perangkat dan komponen untuk memastikan bahwa penggantian dapat

dilakukan dengan cepat dan tanpa gangguan berkelanjutan pada pasokan listrik.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap proses pemasangan KWH meter di PT. PLN

(Persero) UP3 Depok, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pemasangan KWH meter melibatkan serangkaian kegiatan yang

meliputi identifikasi lokasi, persiapan peralatan, instalasi meter, verifikasi, dan

pengujian fungsional.

2. Penggunaan teknologi terkini dalam pemasangan KWH meter, seperti

perangkat meteran elektronik, dapat meningkatkan akurasi dan efisiensi

operasional.

3. Berbagai faktor seperti kesalahan identifikasi lokasi, kelangkaan peralatan,

dan gangguan teknis dapat mempengaruhi kelancaran proses pemasangan.

4. Penanganan permasalahan yang muncul memerlukan koordinasi yang baik

antara berbagai pihak terkait dan tindakan yang cepat dan tepat.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa saran untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas proses pemasangan KWH meter di PT. PLN (Persero) UP3

Depok adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan pelatihan dan kualifikasi petugas lapangan dalam menggunakan

teknologi terkini dalam pemasangan KWH meter.

2. Optimalisasi stok peralatan cadangan untuk mengatasi kelangkaan peralatan

yang mungkin terjadi.

23
3. Peningkatan koordinasi antara berbagai unit dan bagian terkait dalam proses

pemasangan, termasuk bagian administrasi, teknis, dan pelanggan.

24
DAFTAR PUSTAKA

[1] F. Reza and S. Nurhadiyono, “ITEKS ANALISA DEVIASI KWH METER MEMANFAATKAN
APLIKASI ANDROID ‘ APP TOLE ’ Abstrak ITEKS,” no. 3, pp. 8–15, 2015.
[2] K. U. Kayutangi, “STUDI PENGUJIAN KWH METER 3 FASA SEBAGAI DASAR PEMILIHAN
KWH METER UNTUK PELANGGAN Teknik Elektro , Politeknik Negeri Banjarmasin , Jl .
Brigjend . Hasan Basri PENDAHULUAN KWh meter merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur jumlah pemakaian energi list,” 2021.
[3] S. Darma, Yusmartono, and Akhiruddin, “Studi sistem peneraan kwh meter,” J. Electr.
Technol., vol. 4, no. 3, pp. 158–165, 2019.

25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Biodata Mahasiswa
NIM : 72200024
Nama Lengkap : Bagus Eka Saputra
Tempat/Tanggal Lahir : Pemalang, 30 Maret 2001
Alamat Lengkap : Kp. Banjaran Pucung rt 03 rw 05 Kelurahan
Cilangkap Kota Depok
No. Telepon : 087708236684
E-mail : bgsekas@gmail.com

II. Pendidikan
1. SDN Sukamaju 1, lulus tahun 2013
2. SMPT 12 Depok, lulus tahun 2016
3. SMA Plus Pgri Cibinong, lulus tahun 2019

III.Riwayat Pengalaman Berorganisasi / Pekerjaan


1. Petugas KPPS 2019
2. Anggota Karang Taruna

Depok, Februari 2024

Bagus Eka Saputra

26
SURAT KETERANGAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

27
FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
1 Nama Bagus Eka Saputra
2 Nomor Induk Mahasiswa 72200024
3 Kelas 72.7A.01
4 Perguruan Tinggi Universitas Bina Sarana Informatika
5 Fakultas Teknik dan Informatika
6 Program Studi Teknik Elektro
7 Tgl. PKL 29 Januari s.d 30 April 2024
8 Nama Instansi/Perusahaan PT PLN (Persero) UP3 Depok
9 Unit Kerja Jaringan Listrik
10 Alamat instansi/ perusahaan Jl. Boulevard Raya No.1 Grand Depok City, Depok
16412
11 Telepon (021) 77820960, 7700001
12 Nama Pembimbing PKL
di Instansi/Perusahaan

Nilai
No Unsur Penilaian
Angka Huruf
Kedisiplinan
1 Ketepatan waktu/disiplin dalam mengerjakan tugas
2 Sikap kerja/prosedur kerja
3 Tanggung jawab terhadap tugas
4 Kehadiran/absensi
Prestasi kerja
5 Kemampuan kerja
6 Keterampilan kerja
7 Kualitas hasil kerja
Kemampuan beradaptasi
8 Kemampuan berkomunikasi
9 Kerjasama
10 Kerajinan/inisiatif
Lain-lain
11 Memiliki rasa percaya diri
12 Mematuhi aturan dan tata tertib PKL
13 Penampilan/kerapihan
Nilai Rata-rata

28
Persetujuan
Judul Laporan: PROSES PEMASANGAN KWH METER DI BAGIAN TRANSAKSI ENERGI
LISTRIK PT. PLN (PERSERO) UP3 DEPOK

Tgl. Pengesahan Tgl. Penilaian 12 Februari


Nama Dosen Nama Penilai
Penasehat Jabatan
Akademik
Tanda Tangan
Tanda Tangan
(stempel
instansi/
perusahaan)

Ketentuan penilaian:
Nilai diisi dengan angka antara 0 sampai 100
Pada kolom Huruf, berisi kalimat dari angka. Contoh: Nilai 80 maka
Huruf : Delapan Puluh

29
URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PLN (Persero) UP3 Depok
Bagian Transaksi Energi Listrik
Periode: Bulan Januari s/d April 2024
Minggu Ke – 1 Bulan Ke – 1 (Januari)
N TANDA
HARI/TANGGAL WAKTU JENIS KEGIATAN
O TANGAN

1. Senin, 08.00
Peneraan Kwh Meter
29 Januari 2024 s/d
16.00

2. Selasa, 08.00
Peneraan Kwh Meter
30 Januari 2024 s/d
16.00

3. Rabu, 08.00
Peneraan Kwh Meter
31 Januari 2024 s/d
16.00

4. Kamis, 08.00
Peneraan KWH Meter
1 Februari 2024 s/d
16.00

5. Jumat, 08.00
Peneraan KWH Meter
2 Februari 2024 s/d
16.00

Keterangan :
Mahasiswa diwajibkan untuk mengisi uraian kegiatan harian selama melaksanakan PKL.
No : Nomor urut kegiatan yang dilakukan
Hari/Tanggal : Hari dan Tanggal pelaksanaan kegiatan
Waktu : Waktu melakukan kegiatan PKL per harinya
Jenis Kegiatan : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Tanda Tangan : Tanda tangan dari Pimpinan Unit PKL.

30
URAIAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT PLN (Persero) UP3 Depok
Bagian Transaksi Energi Listrik
Periode: Bulan Januari s/d April 2023

Minggu Ke – 2 Bulan Ke – 2 (Februari)


N TANDA
HARI/TANGGAL WAKTU JENIS KEGIATAN
O TANGAN

1. Senin, 08.00
Peneraan KWH Meter
5 Februari 2024 s/d
16.00

2. Selasa, 08.00
Peneraan KWH Meter
6 Februari 2024 s/d
16 .00

3. Rabu, 08.00
Peneraan KWH Meter
7 Februari 2024 s/d
16.00

Keterangan :
Mahasiswa diwajibkan untuk mengisi uraian kegiatan harian selama melaksanakan PKL.
No : Nomor urut kegiatan yang dilakukan
Hari/Tanggal : Hari dan Tanggal pelaksanaan kegiatan
Waktu : Waktu melakukan kegiatan PKL per harinya
Jenis Kegiatan : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Tanda Tangan : Tanda tangan dari Pimpinan Unit PKL.

31
Lampiran 5. Foto Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

32

Anda mungkin juga menyukai