Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM PENCAHAYAAN PADA GEDUNG PROYEK TELKOM


UNIVERSITY LANDMARK TOWER DI PT. PP(PERSERO) TBK,
BANDUNG.

Oleh:
Nama : Rivaldi Vadilah
NPM : 177002071

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
Maret, 2021

i
LEMBAR PENGESAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK

Sistem Pencahayaan Pada Gedung Proyek Telkom University

Kerja Praktek

Oleh:
Rivaldi Vadilah
177002071

Menyetujui
Tasikmalaya, 10 November 2020

Pembimbing KP, Pembimbing Lapangan,

Ifkar Usrah, Ir., M.T. Bekti W


NIDN. 0417036401 NIP. 04711

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Elektro

Nurul Hiron, S.T., M.Eng.


NIDN. 0419087504

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………i
PENGESAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………v
ABSTRAK ……………………………………………………………………...vi
ISI LAPORAN KP……………………………………………………………..vi

LOGBOOK KERJA PRAKTEK………………………………………………1


LANDASAN TEORI……………………………………………………………36
1. Pengertian Umum Proyek …………………………………………………..36
2. Organisasi Proyek ……………………………………………………………
37
3. Unsur - Unsur Pengelola Proyek
…………………………………………....39
4. Standar Bangunan Gedung dalam Proyek …………………………………
43
5. Definisi Pencahayaan ………………………………………………………..46
6. Sistem Pencahayaan pada Gedung …………………………………………46
7. Jenis – Jenis Pencahayaan …………………………………………………..53
8. Jenis Lampu, Kekurangan dan Kelebihan …………………………………
57
9. Green Lighting
……………………………………………………………….62
10. Kualitas
Cahaya……………………………………………………………..62
11. Pemeliharaan ……………………………………………………………….65
12. Standard Sistem Pencahayaan …………………………………………….74

KESIMPULAN………………………………………………………………….78
DOKUMENTASI ………………………………………………………………79

iii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...81
LAMPIRAN……………………………………………………………………..88

KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan laporan berjudul “
Mekanikal Elektrikal pada Gedung Landmark Telkom University ”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kerja Praktek.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan laporan ini penulis banyak


mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua penulis, yang telah memotivasi penulis selama menyusun
laporan ini;
2. Bapak Ifkar Usrah, Ir., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah membantu
penulis selama menyusun laporan ini;
3. Engineer Mekanikal Electrical Plumbing yaitu Bapak R. Ade Maulana
Hadiansyah;
4. Bapak Bekti W, selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan kerja praktek dan selama menyusun laporan ini;
5. Bapak Sansan Sutardi selaku Drafter Electrical;
6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda. Aamiin
Laporan ini bukanlah laporan yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan Teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk
laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca. Aamiin.

iv
Tasikmalaya, 3 Maret 2021

Penulis

v
Abstrak

Kerja Praktek ini dilakukan di PT.PP(persero)Tbk pada Proyek Telkom


University Landmark Tower yang berlokasi di Kawasan Pendidikan Telkom, Jl.
Telekomunikasi no.1 Terusan Buah Batu, Bandung. Tema kerja praktek ini adalah
system standarisasi system pencahayaan pada Gedung Telkom university. Durasi
kerja praktek ini adalah kurang lebih 30 hari kerja dimulai dari tanggal 23
September sampai dengan 27 Oktober 2020. Proyek Gedung ini akan dilengkapi
dengan fasilitas 178 ruang kelas, ruang kesehatan, ruang dosen, ruang serbaguna,
ruang rapat dan sidang, mushola, laboratorium, serta pusat penelitian. Kenyaman
Gedung bergantung juga pada pencahayaan pada saat Gedung selesai dibuat
sehingga penghuni juga merasa nyaman dengan pencahayaan yang ada pada
Gedung. Sistem pencahayaan adalah desain dan mekanisme yang dibuat pada
bangunan agar bangunan memperoleh cahaya yang cukup terang sehingga orang –
orang dapat melihat dengan jelas. Sistem pencahayaan pada Gedung adalah salah
satu elemen penting yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan interior
maupun arsitektur. Pencahayaan atau lighting juga berfungsi sebagai penerangan
juga dapat dijadikan sebagai aksesoris untuk memberikan nilai estetika sebuah
ruangan.

Kata Kunci : Proyek Gedung,Sistem,Pencahayaan.

vi
Judul Kerja Praktek :

SISTEM PENCAHAYAAN PADA PADA GEDUNG PROYEK TELKOM


UNIVERSITY LANDMARK TOWER DI PT. PP(PERSERO) TBK,
BANDUNG.

Tema Kerja Praktek :

SISTEM PENCAHAYAAN
PADA PROYEK TELKOM UNIVERSITY LANDMARK TOWER

Tempat dan Lokasi :

Kawasan Pendidikan Telkom, Jl. Telekomunikasi no.1 Terusan Buah


Batu, Bandung

Dosen Pembimbing : Ifkar Usrah Ir., M.T.

Pembimbing Lapangan : Bekti. W

vii
LOGBOOK KERJA PRAKTEK

Judul: SISTEM PENCAHAYAAN PADA GEDUNG PROYEK


TELKOM UNIVERSITY LANDMARK TOWER DI
PT. PP(PERSERO) TBK, BANDUNG.

Nama: Rivaldi Vadilah


NPM: 177002071
Prodi: Teknik Elektro
TTD
Hari ke Tanggal Item Kegiatan Pembimbing
lapangan

1. 23/09/2020 1. Melengkapi/ Pengisian administrasi


kerja praktek.
2. Pengarahan tata tertib kerja praktek
di PT. PP(Persero) Proyek Telkom
University Landmark Tower
3. Pengenalan Proyek Telkom
University Landmark Tower
Penjelasan :

1. PT. PP(Persero) memberikan formulir tata tertib yang harus diisi oleh
mahasiswa dan di tanda tangani

2. Pengarahan dijelaskan oleh pihak K3 tentang tata tertib apa saja yang harus
dilaksanakan oleh mahasiswa di saat masuk ke dalam proyek dalam situasi
covid-19 ini

3. Pengenalan Proyek di jelaskan Oleh Pembimbing Lapangan

1
Kesimpulan :

1. Formulir tersebut tentang mahasiswa KP yang harus mematuhi tata tertib

2. Berikut tata tertib yang harus di laksanakan


a. Menggunakan safety yang sesuai dengan pekerjaan
b. Tidak mengkonsumsi minuman keras,merokok,dll
c. Menggunakan masker
d. Melakukan Cek suhu sebelum masuk ke proyek
e. Tidak boleh berkerumun

3. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Telkom University Landmark Tower


Pemberi tugas : Yayasan Pendidikan Telkom
Kontraktor Pelaksana : PT.PP(persero),Tbk
Konsultan MK : PT.Ciriajasa CM
Konsultan Pelaksana : PT.Bhakti Unggul Teknovasi
Sumber dana : Swasta
Luas Lahan : 14.612 𝑚2
Lingkup Pekerjaan : Sturktur, Arsitektur, ME, Landscape

2. 24/09/2020 1. Mempelajari Gambar Perencanaan


a. Diagram Satu garis
b. Instalasi Sound System
c. Instalasi Fire Alarm Instalasi
d. Telepon, data, dan wifi
Penjelasan :

1. Gambar perencanaan merupakan imajinasi dari para perencana yang


digunakan sebagai alat komunikasi dengan pemilik pekerjaan sehingga
pemilik pekerjaan dapat mengetahui sejauh mana bangunan yang
direncanakan tersebut memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Karena itu
gambar perencanaan akan mengalami banyak perubahan hingga pada tahap
yang sudah disepakati bersama atau bahkan hingga pemilik menemukan
keinginannya. Gambar perencanaan belum memiliki detil yang cukup
hingga layak untuk dijadikan acuan dalam proses pembangunan.

Kesimpulan :

1. Berikut gambar perencanaan :

2
a. Gambar Diagram Satu Garis

b. Gambar Sound System

3
c. Gambar Instalasi Fire Alarm Instalasi

d. Telepon, data, dan wifi

4
3. 25/09/2020 1. Sharing dengan pekerja lapangan
2. Pengenalan komponen/unit yang
di gunakan pada proyek Telkom
University Landmark Tower
bersama pembimbing

Penjelasan :

1. Mahasiswa KP berkunjung ke kantor Sub Kontraktor bagian ME

2. Mahasiswa di perlihatkan beberapa komponen/unit yang ada di proyek

5
Kesimpulan :
1. Sub kontraktor menjelaskan bahwa di ME di bagi lagi menjadi beberapa
bagian seperti AC,Instalasi Listrik,Plumbing,Elektronik dll.
2. Berikut beberapa data komponen/unit yang di gunakan pada proyek Telkom
University Landmark Tower :
▪ Trafo
- Merk Trafindo
- Kapasitas 2.500 Kva
- Tegangan 20 Kv
- Type Oil Imerse

▪ Generator Set
- Merk Perkins
- Kapasitas 1000 Kva
- Tegangan 380/220 volt
- Frekuensi 50 Hz
- Putaran 1500 rpm
- Pendingin Air Radiator
- Bahan Bakar Solar

▪ Tanki Bahan Bakar Mingguan


- Volume 10.000 liter

▪ Tanki Bahan Bakar Harian


- Volume 2.000 liter

▪ Mixer Pre Amplifier (Sound system)


- Merk TOA
- Konsumsi Daya 40W
- Input Audio Max 8 channels
- Respon Frekuensi 20Hz – 20Khz

6
4. 26/09/2020 - Peninjauan Instalasi AC
• Lantai 7
1. Marking exhaust fan
• Lantai 8
1. Pemasangan instalasi
refrigant area
mushola
Penjelasan :

1. Marking adalah salah satu item pekerjaan surveyor di lapangan yang


seringkali dibutuhkan pada setiap pekerjaan struktur dan arsitektur, sebagai
panduan di lapangan untuk memulai pekerjaan yaitu memplot gambar dan
ukuran pasangan dinding unit dan gambar kerja ke lantai kerja.

2. Pipa refrigerant adalah sistem pipa pendingin yang digunakan untuk


menyalurkan cairan (cairan dan gas) dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Pipa
refrigerant umumnya berbahan tembaga dengan ukuran dan ketebalan
tertentu

7
sesuai dengan kapasitas AC yang digunakan. Standar instalasi pipa
refrigerant harus dibalut dengan isolasi khusus.

Kesimpulan :
1. Untuk Marking exhaust fan pada lantai 7 sudah selesai.

2. Untuk pemasangan instalasi pipa refrigant lantai 8 sudah selesai

5. 28/09/2020 1. Peninjauan ke lapangan di bagian


Lift
2. Pengukuran verticality
dengan
jarak pintu lift
Penjelasan :

1. Mahasiswa KP melakukan peninjauan ke sub kontraktor bagian lift

8
2. Pengukuran verticality merupakan pengukuran suatu keadaan tegak lurus
dari suatu bangunan atau struktur. Hal ini dilakukan secara kontinyu dalam
periode tertentu, untuk mengetahui pergeseran secara vertical dalam kurun
waktu tertentu.

Kesimpulan :

1. Berikut Spesifikasi lift yang digunakan pada proyek Telkom University


Landmark Tower :
▪ Merk Mitsubishi Thailand
▪ Speed 105 (meter/minute)
▪ Power Supply 380 Volt; 3 phase; 50 hertz
▪ Lighting 220 Volt; 1 phase; 50 hertz
▪ Sistem Kontrol AC-VVVF
▪ Sistem Opersasi 5c- AI2200

2. Untuk pemasangan lift belum dilaksanakan dikarenakan terjadinya


perbedaan ukuran pada struktur bangunan lift, sehingga harus membongkar
keramik lantai agar esensi lift tercapai.
6. 29/09/2020 1. Peninjauan progress lantai 7 pada
proyek Telkom university
landmark tower
2. Pemasangan kabel fiber optik Otb 2
port pada ruangan Common Lab
lantai 7
Penjelasan :
1. Mahasiswa KP melakukan peninjauan progress lantai 7 yang dibimbing oleh
pembimbing lapangan

9
2. Kabel fiber

yang sangat halus, kabel fiber optik dapat mentransmisikan sinyal cahaya
dari suatu lokasi ke lokasi lain dengan kecepatan tinggi menggunakan
pembiasan cahaya sebagai prinsip kerjanya.
Kesimpulan :

1. Untuk pemasangan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal pada lantai 7


sudah terpasang keseluruhan, hanya tinggal pemasangan lampu di bagian
toilet.

10
2. Kegunaan kabel ini untuk menyambung antena grid ke radio AP. Tersedia
dalam 2 macam, RP-TNC (jack besar) untuk radio sejenis LinkSys atau
Senao, dan RP-SMA (jack kecil) untuk radio TPLink, JAHT, Minitar,
Edimax. Panjang kabel pigtail sangat bervariaif, mulai dari 50cm sampai
2meter. Tapi sebaiknya kita menggunakan kable pigtail pendek, dikarenakan
supaya tidak mengalami degradasi sinyal (loss db).
7. 30/09/2020 • Peninjauan Instalasi AC
1. Fabrikasi ducting PU

Penjelasan :
1. Ducting ialah pendistribusi hawa dari satu unit yang membuahkan hawa ke
tiap titik-titik ruang. Ducting AC umumnya digunakan untuk instalasi AC
central atau AC Split duct. Biasanya ducting ini berupa square atau kotak
serta spiral serta round. Contoh AC Central ialah yang umumnya terpasang
di rumah sakit, perkantoran, mall , hotel dan lain-lain.

Kesimpulan :
1. Keunggulan bahan PU ini jadi ducting ialah keringanan dalam soal
memasangnya, memotong serta dibuat dan bisa ditekuk sampai 90 derajat
seperti elbow serta bahan yang lebih mudah.
8. 01/10/2020 1. Mengikuti acara Topping off
Ceremony Proyek Telkom
university landmark tower
Penjelasan :

1. Acara Topping Off Ceremony merupakan sebuah ceremony para pekerja serta
pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas proyek dalam rangka syukuran

untuk meluapkan kegembiraan karena pelaksanaan pekerjaan struktur


bangunan sudah mencapai titik puncak. Acara ini sering dilakukan di
atapatap gedung dengan berbagai variasi acara menyesuaikan dengan agenda
serta kreatifitas masing masing.

11
Kesimpulan :
1. saat ini pembangunan sudah mencapai 65% , dimana TULT akan menjadi
Gedung perkuliahan tertinggi di Jawa Barat dengan tinggi 20 lantai dimana
akan terdapat fasilitas 178 ruang kelas, ruang kesehatan, ruang dosen, ruang
serbaguna, ruang rapat/sidang, mushola, laboratorium serta Research Center.

9. 02/10/2020 • Lantai 16
1. Peninjauan Instalasi Gondola
• Lantai 8
1. Piping dan wiring instalasi sound
system tangga darurat

Penjelasan :

1. gondola adalah kendaraan rel dengan atap terbuka yang digunakan untuk
mengangkut material curah yang longgar. Karena dinding sampingnya yang
rendah, gondola juga cocok untuk pengangkutan kargo dengan kepadatan
tinggi seperti pelat atau gulungan baja , atau barang besar seperti bagian rel
prafabrik .

12
2. Piping merupakan jalur instalasi listrik diatap atau ditempel di beton dengan
memakai klem pipa(fisher dan staping/skrup),piping ini dipakai untuk
memudahkan cara berinstalasi listrik

Kesimpulan :
1. Gondola yang di pasang pada lantai 16 adalah gondola yang pertama, yang
berfungsi pada lantai 16 sampai dengan lantai 1

2. Untuk piping dan wiring instalasi sound system tangga darurat pada lantai 8
sudah selesai

10. 03/10/2020 - Peninjauan Instalasi Plumbing


 Lantai 5 dan 6

13
1. Test rendam Instalasi air bekas,
air kotor, dan vent
Penjelasan :
1. Pelaksanaan Tes Rendam
• Media cairan yang digunakan untuk pengetesan adalah air.
• Setelah proses pengetesan berlangsung selama 10 menit, dilaksanakan
pemeriksaan terhadap semua sambungan yang dihadiri oleh wakil dari
pemberi tugas, engineer atau konsultan dan kontraktor. Apabila tidak ada
kerusakan dan kebocoran, maka pengetesan dapat diakhiri.

Kesimpulan :
1. Tujuan “Tes Rendam” adalah untuk mengetahui adanya kebocoran dalam
pipa PVC sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan.
11. 05/10/2020 1. Melakukan pengetesan continuity
pada :
• Lantai 8
a. Alarm
b. Sound System
c. Wifi
d. Cctv

• Lantai 9
a. Alarm
b. Sound System
c. Wifi
d. 4. Cctv

14
Penjelasan :

1. Tes kontinuiti adalah pengecekan sebuah sirkuit listrik untuk melihat apakah
arus mengalir (yang sebenarnya Sirkuit Lengkap).
Sebagai contoh,

• Jalur tembaga pada PCB


• Sebuah kabel dalam bundel kabel
• Sikring atau Fuse

Semuanya tidak boleh keadaan Open Circuit namun harus tersambung.

Kesimpulan :

1. Jumlah titik yang di cek sebagai berikut :


• Lantai 8
1) Alarm zona 2
2) Sound Sistem zona 1&2
3) Wifi 24 titik
4) Cctv 20 titik
• Lantai 9
1) Alarm
2) Sound Sistem
3) Wifi
4) Cctv
Hasil dari pengecekan semua tersambung dengan baik
12. 06/10/2020 1. Megger Test
• Lantai 10
a. Instalasi lampu
b. Instalasi Stop kontak
• Lantai 11
a. Instalasi lampu
b. Instalasi Stop kontak

Penjelasan :

1. Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan


menengah maupun tegangan rendah. Untuk instalasi tegangan menengah
digunakan megger dengan batas ukur Mega sampai Giga Ohm dan
tegangan alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.

15
Kesimpulan :

1. Alat test yang digunakan adalah merk kyoritsu 3007 A


Hasil dari Megger Tes Lantai 10 dan 11 semua instalasi tersambung dengan
baik

13. 07/10/2020 1. Continuity Tes Lantai 12


a. Fire Alarm
b. Sound Sistem
c. Wifi
d. Cctv
2. Meger Tes Lantai 10,11, dan 12
Penjelasan :

1. Tes kontinuiti adalah pengecekan sebuah sirkuit listrik untuk melihat apakah
arus mengalir (yang sebenarnya Sirkuit Lengkap).
Sebagai contoh,

16
• Jalur tembaga pada PCB
• Sebuah kabel dalam bundel kabel
• Sikring atau Fuse
Semuanya tidak boleh keadaan Open Circuit namun harus tersambung.

2. Megger digunakan untuk mengukur tahanan isolasi instalasi tegangan


menengah maupun tegangan rendah. Untuk instalasi tegangan menengah
digunakan megger dengan batas ukur Mega sampai Giga Ohm dan tegangan
alat ukur antara 5.000 sampai dengan 10.000 Volt arus searah.

Kesimpulan :

1. Hasil dari Megger Tes pada lantai 12 semua instalasi tersambung dengan
baik
2. Hasil dari Kontinuiti Tes pada lantai 10,11,12 semua instalasi tersambung
dengan baik

14. 08/10/2020 • Monitoring Lantai 9 dan 10


1. Persiapan pemasangan plafon

• Lantai 20
1. Pemasangan jalur Rel Gondola
Permanen

Penjelasan :

17
1. Langit-langit atau plafon atau ceiling, adalah bagian bangunan yang
terletak di atas lantai, mempunyai jarak tertentu dari lantai. Untuk
bangunan bertingkat, langit-langit terletak di bawah struktur lantai yang
berada di atasnya.

2. Gondola Permanent adalah unit Gondola yang terdiri dari berbagai


komponen sehingga membentuk satu kesatuan unit yang tidak dapat
dipisahkan dan permanent berada di suatu lokasi/gedung.

Sistem Lifting Gondola Permanent :


Winch yang berada pada konstruksi roof car jika difungsikan maka drum
winch akan menggulung wire rope(sling) sehingga platform(keranjang)
akan bergerak naik ke atas.

Kesimpulan :
1. Fungsi langit-langit atau plafon :
a Estetika, untuk menutup ruang sebelah atas lantai (bangunan tidak
bertingkat), agar konstruksi atap (rangka tetap), termasuk balok, tidak
tampak.
b Sebagai pembatas ruang sebelah atas.
c Teknis, untuk meletakkan instalasi listrik (kabel listrik), instalasi air
(pipa air) atau instalasi yang lain (untuk bangunan bertingkat ada
pemipaan untuk springkler dan penghawaan/AC), menggantungkan bola
lampu.

18
d Akustik, akan berfungsi sebagai peredam suara, baik suara dari luar
bangunan atau suara dari dalam bangunan/ruang, meredam suara air
hujan yang jatuh dari atap (terutama atap dari logam)

2. Gondola yang di pasang pada lantai 20 adalah gondola yang kedua, yang
berfungsi pada lantai 20 sampai dengan 16.
15. 09/10/2020 1. Peninjauan penggalian septic tank
2. Peninjauan ruang panel Lantai 1
Penjelasan :
1. Secara umum, septic tank merupakan wadah pengolahan limbah cair atau
blackwater yang berasal dari kloset hunian. Memiliki fungsi lebih dari sekedar
tempat penampung air limbah, konstruksi septic tank perlu diperhatikan karena
nantinya limbah akan diredapkan ke dalam tanah atau disalurkan pada tempat
pengolahan skala besar

2. Pada Ruang panel lantai 1 terdapat LVMDP


LVMDP adalah kependekan dari Low Voltage Main Distribution Panel, artinya
panel LVMDP ini bekerja pada tegangan rendah dan berfungsi sebagai pembagi
utama pembagian daya instalasi di seluruh gedung dan sekitar.

Kesimpulan :
1. Spesifikasi Panel LVMDP
• Tegangan masuk :

19
• Tegangan keluar :
• Daya : 450 KVA
• Phase : 3 Phase
• Frekuensi : 50 Hertz
• System : ATS (Automatic Transfer Switch)

2. Kontruksi septic tank umumnya dilengkapi sekat dinding bata dengan penutup
beton dan penutup kontrol pada bagian atasnya, serta pipa T untuk
memaksimalkan udara supaya dapat masuk ke dalam septic tank. Adapun, udara
atau untuk menyuburkan bakteri untuk memusnahkan kotoran di dalam wadah
pengolahan
16. 10/10/2020 - Peninjauan Instalasi Plumbing
• Lantai 8
1. Pemasangan dropper instalasi
splingker
• Lantai 12
1. Pemasangan instalasi pipa air
bersih
Penjelasan :
1. Pemasangan Head Sprinkler
• Pemasangan dropper dilakukan jika plafon telah terpasang
• Gunakan seal tape untuk penyambungan sprinkler ke pipa dropper
• Lindungi Head sprinker dari kotoran dan cat

2. Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan pembangunan alur air


bersih dari sumber air melalui komponen penyalur dan penyambung ke
bakbak penampung air maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari

20
Kesimpulan :
1. Untuk pemasangan head Sprinkler pada lantai 8 masih dalam proses yang
ditargetkan selesai dalam 1 hari
2. Berikut beberapa faktor penting dalam pemasangan pipa air bersih:
• Sumber Air
• Model Instalasi
• Letak Instalasi
• Bahan Material
17. 12/10/2020 • Peninjauan Instalasi AC
• Lantai 8
1. Pemasangan unit indoor ac
Penjelasan :
1. Menentukan lokasi pemasangan AC
Mengingat AC split terdiri dari dua bagian, yaitu unit indoor dan outdoor,
kita harus pertimbangkan tempat yang tepat untuk memasang masing-
masing bagian.

21
Kesimpulan :

1. Untuk unit indoor ada baiknya mengikuti saran berikut:


• Sebaiknya pasang unit indoor AC membelakangi pintu agar udara
dingin yang dihasilkannya tidak cepat keluar saat pintu terbuka.
• Jangan pasang unit indoor diatas di atas perangkat elektronik seperti
TV, komputer dan hindari meletakkan di atas area tidur. Ini untuk
mencegah timbul kesulitan jika perlu melakukan perbaikan dan
menghindari pula kerusakan barang-barang tersebut dari teteasan air
AC bahkan jika mengalami kebocoran.
• Pastikan unit indoor berada pada ketinggian paling tidak 2,5 meter
dari lantai. Ini untuk menghindari unit disentuh oleh tangan jahil
anakanak. Tapi ingat juga bahwa unit jangan terlalu menempel pada
plafon agar sirkulasi udara yang keluar dari unit indoor lebih lancar
dan tidak menghambat kualitas udara yang keluar. Beri jarak
minimal 15cm dari plafon.
18. 13/10/2020 - Peninjauan Instalasi Gondola
 Lantai 20
1. Pemasangan dan pengelasan
rail gondola

Penjelasan :
1. Pemasangan dan pengelasan rail gondola pada lantai 20 di kerjakan oleh sub
kontraktor bagian gondola, pemasangan dan pengelasan ini dilakukan
setelah pekerjaan dari kontruksi dudukan telah selesai.

22
Kesimpulan :
1. fungsi gondola gedung yang banyak digunakan pada bangunan atau gedung –
gedung bertingkat tinggi, baik itu pada saat proses pembangunan maupun
masa perawatannya, antara lain sebagai berikut.
• Proses pemasangan kaca
• Finishing dinding gedung bertingkat
• Pemasangan keramik dinding bagian luar gedung
• Pemasangan dinding berbahan aluminium
• Pemasangan iklain di dinding gedung bertingkat tinggi
• Pengecetan bagian dinding luar gedung
• Perawatan dinding dan kaca gedung
19. 14/10/2020 - Peninjauan Instalasi Plumbing
 Lantai 6
1. Closing Test tekan Instalasi
splingker

Penjelasan :

1. Tes Tekanan sprinkler merupakan tes laju air pompa kebakaran, dapat
dibilangtes yang paling penting yang harus dilakukan terhadap srinkler.
Inspeksi springkler kebakaran mencakup segala sesuatu mulai dari
pemeriksaan visual head sprinkler untuk memompa air dan pengujian
tehadap koneksi fire departement connection dan instalasinya. Inspeksi fire
sprinkler dan tes laju air pompa kebakaran dilakukan setiap tahunnya.

23
Kesimpulan :
1. Untuk Test tekanan sprinkler pada lantai 6 sudah sesuai standart

20. 15/10/2020 - Peninjauan Instalasi Elektronik


• Lantai 16
1. Penarikan kabel Fiber Optic
instalasi ke ruang panel

Penjelasan :

1. Kabel fiber optik adalah suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik
yang sangat halus, kabel fiber optik dapat mentransmisikan sinyal cahaya
dari suatu lokasi ke lokasi lain dengan kecepatan tinggi menggunakan
pembiasan cahaya sebagai prinsip kerjanya.

24
Kesimpulan :

1. Pemasangan Fiber Optic :


Terdiri atas connector, pigtail, dan patch cord.
• Connector adalah ujung dari fiber optic, jenisnya banyak sesuai
dengan kebutuhan dilapangan.
• Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah
konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber
yang belum memiliki konektor.
• Patch cord adalah kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor.
Patch cord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga
dengan optic jumper.

21. 16/10/2020 - Peninjauan Instalasi AC


• Lantai 4 dan 5
1. Closing Test tekan Instalasi
pipa refrigant
Penjelasan :

1. Refrigerant adalah zat pendingin yang berasal dari gas metan (CH4) yang
hidrogennya diganti dengan halogen Flour atau Chloor, dalam bahasa
perdagangan adalah freon. Contoh ; Freon 11 : C C13F (Trichloro mono
fluoro methan), dan Freon 12: C C12F3 (Dichloro difluoro methan).

Kesimpulan :

1. Refrigerant Freon mempunyai sifat dapat menguap pada temperature biasa,


tidak berbau dan tidak beracun. Untuk refrigerant Industri seperti pabrik es
dan gudang pendingin, dipakai zat pendingin amoniak (NH3) yang berbau
tetap lebih murah dari pada Freon
22 17/10/202 1. Penimbunan STP (Sewage Treatment
0 Plant) yang berjumlah 4 buah

25
Penjelasan :
1. Sawage Treatment Plant (STP) adalah instalasi pengolahan limbah cair yang
umumnya diperuntukkan untuk limbah domestik berupa kotoran dan hasil sisa
cucian yang mengandung detergen yang berbahaya untuk lingkungan.

Kesimpulan :
1. Kelebihan dari sistem ini, air olahan bisa juga di pergunakan kembali untuk
kolam ikan, bahkan ada juga yang di pakai untuk kembali di gunakan yang
tentunya air ini harus benar-benar memenuhi standarisasi dinas kesehatan
pemda setempat
23. 19/10/202 - Peninjauan Instalasi Elektrikal
0 • Lantai 5
1. Penarikan kabe line instalasi
box hagger/mcb
• Lantai 17
1. Piping dan wiring Instalasi
penerangan.

Penjelasan :

1. Salah satu komponen untuk menunjang dalam instalasi listrik yaitu Box MCB.
Box MCB ini biasanya terdapat pada instalasi listrik di rumah rumah, di

26
pabrik, di kantor dan dibanyak ruang yang terdapat instalasi listrik. Seperti
namanya box mcb ini berfungsi sebagai tempat/kotak untuk menempatkan
MCB agar instalasi listrik dapat bekerja lebih aman dan rapi. MCB itu sendiri
yaitu alat untuk pengaman listrik dari arus singkat (short circuit) dan beban
lebih. Karena fungsinya yang sangat vital maka mcb ditunjang dengan box
MCB.

2. Tujuan utama dari instalasi penerangan adalah untuk memberikan


kenyamanan terhadap keadaan yang memerlukan ketelitian maka diperlukam

penerangan yang mempunyai kuat penerangan besar sedangkan untuk


pekerjaan – pekerjaan yang memerlukan ketelitian tidak perlu menggunakan
penerangan yang mempunyai penerangan besar.

Kesimpulan :
1. Mcb ini berfungsi sebagai tempat/kotak untuk menempatkan MCB agar
instalasi listrik dapat bekerja lebih aman dan rapi. MCB itu sendiri yaitu alat
untuk pengaman listrik dari arus singkat (short circuit) dan beban lebih. Karena
fungsinya yang sangat vital maka mcb ditunjang dengan box MCB. 2. Piping
dan Wiring instalasi penerangan pada lantai 17 hampir selesai, hanya ada
beberapa titik yang belum selesai

27
24 20/10/2020 - Peninjauan Instalasi Plumbing
• Lantai 9
1. Pemasangan instalasi air hujan,
pipa air bekas, air kotor, vent
• Lantai 15 s.d 17
1. Pemasangan venting
Penjelasan :

1. Sistem Air Hujan dan Sistem Drain


Para perencana suatu gedung biasanya ada yang memasukan sistem air
hujan dan drain ke dalam sistem plumbing, ada juga yang memisahkannya
dari sistem plumbing.

2. Sistem venting merupakan sistem instalasi untuk mengeluarkan udara yang


terjebak di dalam pipa air limbah / air buangan (air kotor, air bekas dan air
hujan).

Kesimpulan :

1. Sistem drain biasanya dipisahkan dari sistem plumbing, dan dimasukan


kepada instalasi subyek dari sistem yang perlu drain, seperti AC atau sistem
sprinkler, yang masuk pada sistem sprinkler itu sendiri. Karena air yang
dihasilkan oleh air hujan atau drain (AC dan sprinkler) termasuk air bersih
(tidak terkontaminasi) maka biasanya pembuangannya langsung dialirkan ke

28
saluran kota (tidak melalui pengolahan).

2. Diantara tujuan pemasangan sistem venting adalah:


•Menjaga sekat air dari efek siphon atau tekanan. Efek siphon timbul
apabila seluruh perangkat dan pipa pembuangan terisi air buangan
pada akhir proses pembuangan mengakibatkan sekat air akan ikut
mengalir.
• Menjaga aliran air yang lancar di dalam pipa pembuangan
• Memungkinkan adanya sirkulasi udara di dalam semua jaringan
pipa pembuangan
25. 21/10/202 - Peninjauan Instalasi Gondola
0  Lantai 20
1. Fabrikasi plat joint
monorail gondola untuk
Penjelasan :

1. Fabrikasi plat joint adalah salah satu komponen untuk menyambungkan rail
gondola.

Kesimpulan :
1. Sementara itu ruang lingkup pekerjaan fabriaski terdiri dari 9 langkah yaitu:
a. Proses penandaan (marking)
b. Proses pemotongan (cutting)
c. Proses Pengeboran (drilling)
d. Proses Penyetelan (assembling)
e. Proses Pengelasan (welding)
f. Proses Pemeriksaan (checking)
g. Proses Finishing
h. Proses penyemprotan (blasting)
i. Proses pengecatan (painting)

26. 22/10/2020 - Peninjauan Instalasi AC


• Lantai 1
1. Pemasangan ducting pu

Penjelasan :

29
1. Ducting AC adalah saluran untuk udara yang sudah dikondisikan/didinginkan
dari AHU/Indoor AC central yang kemudian didistribusikan kesemua area
suatu bangunan yang diinginkan, saluran ducting melawati bagian atas
plafond atau duct bangunan.

Kesimpulan :

1. Menurut bentuk nya Ducting terdiri dari:


a. Square Ducting, yaitu ducting yang berbentuk segi empat (terdiri dari
jenis BJLS & PU)
b. Spiral Ducting, ducting yang berbentuk spiral seperti pipa
Flexible Ducting, adalah ducting spiral yang bersifat flexible seperti slang yang
bisa dibengkokkan. Terdiri dari flexible aluminum duct isolasi dan non isolasi.
27. 23/10/2020 - Peninjauan Instalasi Elektronik
• Lantai 18
1. Wiring instalasi fire alarm
Addressable dan sound system
Penjelasan :
1. Rangkaian Instalasi Fire Alarm Addressable Rangkaian instalasi fire alarm
addressable lebih banyak digunakan pada gedung bertingkat dan berskala
lebar, misalnya saja hotel, mall, rumah sakit, dan bangunan lainnya. Proses
instalasi sistem addressable ini lebih rumit jika dibandingkan dengan sistem
konvensional, namun fungsi kerja sistem ini lebih komplek dan teliti.

30
Kesimpulan :
4. Keunggulan sistem ini dibandingkan dengan konvensional adalah setiap
detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID
dirinya. Jadi titik kebakaran dapat dideteksi dengan pasti dari sinyal yang
dikirim setiap detectornya.
28. 24/10/202 - Peninjauan Instalasi Elektrikal
0 • Lantai 17
1. Penarikan kabel line instalasi
penerangan dan daya
• Lantai 18
1. Pemasangan tray
Penjelasan :
4. Instalasi daya listirk adalah instalasi yang digunakan utnuk menjalankan
mesin – mesin listrik termasuk disini adalah instalasi untuk melayani motor –
motor listrik di pabrik, pompa air, dan lain – lain, pada mesin – mesin listrik
ini energi diubah menjadi energi mekanis sesuai dnegan kebutuhan manusia.
Dengan demikian maka masalah instalasi perlu diperhatikan dan tidak terlepas
dari peraturan – peraturan yang merupakan pedoman untuk penyelenggaraan
instalasi listrik.

5. Kabel tray adalah komponen yang gunanya untuk menopang kabel agar tertata
dengan rapih, kuat dan terlindung dari faktor lingkungan yang dapat merusak,
seperti debu dan kotoran, panas matahari, kejatuhan bahan kimia
membahayakan, efek panas dari steam dan sejenisnya.

31
b. International Electrotecnical Commision (IEC) Dalam kegiatan yang
berhubungan dengan instalasi listrik baik perencanaan, pemasangan
maupun pengoperasian maka prinsip – prinsip dasar sangat
diperlukan.

2. Aturan pemasangan Kabel Tray


Faktor penting dari kabel tray yang harus diperhatikan adalah kapasitas tray
versus load kabel, bukan hanya jumlah kabel yang harus diperhitungkan
melainkan berat kabel menjadi prioritas untuk dipertimbangkan.
29. 26/10/202 1. Sharing dengan Bagian K3
0 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Penjelasan :
1. Mahasiswa KP sharing dengan B3 tentang apa itu K3

Kesimpulan :

1. Pengertian (definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya


terbagi menjadi 3 (tiga) versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut
Filosofi, Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007. Berikut
adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
tersebut :

a. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara) Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.

b. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.

c. Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan dan

32
Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun
orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.
30 27/10/202 1. Sharing dengan bagian Manajemen
0 Konstruksi

Penjelasan :

1. Konsultan pengawas adalah konsultan yang ditunjuk oleh pemberi tugas


untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian proyek ini, dalam batas
batas yang ditentukan, baik teknis maupun administratif. Dalam hal ini
Konsultan perencana adalah PT. Ciriajasa Cipta Mandiri.

Kesimpulan :

1. Tugas-tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :


• Mewakili pimpinan proyek dalam mengendalikan mutu pekerjaan
• Monitoring pekerjaan dilapangan yang menyangkut kualitas dan
kuantitas.
• Memberi petunjuk agar pelaksanaan pekerjaan mengikuti dan sesuai
dengan dokumen kontrak
• Menandatangani berita acara pemeriksaan pekerjaan atau kemajuan
pekerjaan
• Mengusulkan,menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan
Mengusulkan,menyetujui atau menolak force majeure.
• Menyetujui atau menolak permohonan pemborong.

33
Landasan Teori

Proyek Telkom University Landmark Tower PT. PP(persero) Tbk, Bandung

1. Pengertian Umum Proyek

Proyek dapat di definisikan sebagai sebuah usaha kolaboratif dan juga sering
melibatkan penelitian atau desain, yang direncanakan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Proyek juga bisa di definisikan sebagai usaha sementara,
temporer, dan bukan permanen, yang memiliki sasaran khusus dengan waktu
pelaksanaan yang tegas dan biasanya sudah dapat diakumulasikan dengan target
dan hasil yang ingin dicapai. Maka dari pengertian diatas maksud dan tujuan
manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat
mencapai tujuan tujuan proyek dengan jelas seefisien mungkin dan seefektif
mungkin. Manajemen proyek meliputi tahapan tahapan seperti, tahap inisiasi,
tahap perencanaan dan desain, tahap eksekusi (pelaksanaan proyek atau
konstruksi), tahap pemantauan dan sistem pengendalian, tahap penutupan, dan
organisasi proyek. Pembangunan Proyek Telkom University Landmark Tower ini
merupakan proyek gedung perkuliahan tingkat tinggi di jawa barat yg diusung
oleh Yayasan Pendidikan Telkom, mempunyai 20 lantai dengan konsep smart
building dan mengusung konsep go green, gedung ini akan difasilitasi dengan 178
ruang kelas, ruang dosen, ruang rapat, ruang serbaguna, ruang kesehatan,
mushola, labolatorium, dan juga pusat penelitian.

34
Gambar 1.1

2. Organisasi Proyek

35
Pengguna Anggaran
Yayasan Pendidikan Telkom

Tim Teknis Konsultan MK Konsultan Perencana


Yayasan Pendidikan Telkom PT. Ciriajasa Cipta Mandiri PT. Bhakti Unggul Tekonovasi

Kontraktor
PT. PP (persero) Tbk,

Subkon Spesialis Subkon Spesialis Subkon Spesialis

Secara umum organisasi adalah suatu kelompok orang yg berkumpul untuk


mencapai suatu tujuan tertentu. Secara umum yang dimaksud dengan
mengorganisir adalah mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang
terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain dalam suatu
gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien.

Dalam organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar pedoman dan petunjuk


kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing
kelompok dan pimpinan.

Agar proses berlangsung dengan baik dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk
organisasi. Struktur ini akan menggambarkan hubungan formal, tetapi tidak
melukiskan hubungan informal yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial.
Struktur organisasi formal akan menunjukan hal-hal berikut :

 Macam-macam pokok kegiatan organisasi (pemasaran, manufaktur dan

36
lain-lain). Pembagian menjadi kelompok atau sub sistem.
 Adanya hirarki, wewenang dan tanggung jawab bagi kelompok dan
pimpinan.
 Pengaturan kerjasama, jalur pelaporan dan komunikasi, meliputi jalur
vertikal dan horisontal.

Bentuk organisasi proyek sangat ditentukan oleh beberapa factor antara lain

 Besar kecilnya volume dan ruang lingkup pekerjaan


 Besar kecilnya nilai proyek
 Tingkat kompleksitas pelaksanaan proyek
 Waktu pelaksanaan yang tersedia
 Penggunaan teknologi
 Lokasi
6. Unsur - unsur Pengelola Proyek

Pelaksanaan suatu proyek berjalan dengan baik, diperlukan suatu organisasi

pelaksanaan yang baik pula. Struktur organisasi penyelenggara proyek harus

ditata sedemikian rupa sehingga setiap unsur yang terlibat akan terlihat jelas

batas wewenang dan tanggung jawabnya. Unsur-unsur yang mengelola

proyek Telkom University Landmark Tower yaitu :

 Pemberi tugas

 Konsultan Perencana

 Konsultan Pengawas

 Kontraktor atau Pemborong

Unsur-unsur tersebut di atas harus melaksanakan tugas dan kewajibannya

masing masing sesuai yang terdapat dalam kontrak agar pelaksanaan proyek

sesuai dengan rencana dan hasil yang baik. Adapun hubungan kerja, fungsi

serta tugas dari unsur unsur yang terlibat dalam pekerjaan pembangunan

37
dijelaskan sebagai berikut :

a. Pemberi Tugas

Pemberi tugas adalah perorangan atau badan hukum yang mempunyai

gagasan untuk mendirikan suatu bangunan (proyek), ide ini disarankan

kepada perencana untuk mewujudkan gagasan tersebut dalam bentuk

yang sesuai dan seterusnya menunjukan kontraktor untuk

merealisasikan gagasan tersebut dalam bentuk nyata.

Dalam proyek pembangunan Telkom University Landmark Tower,

yang bertugas sebagai pemberi tugas adalah Yayasan Pendidikan

Telkom

Tugas dan wewenang pemberi tugas antara lain :

 Menyediakan seluruh biaya pekerjaan

 Membentuk panitia pembangunan untuk mengatur dan

mengawasi segala hal yang menyangkut pelaksanaannya

 Mengesahkan dokumen kontrak

 Menyetujui dan menolak perubahan-perubahan pekerjaan

 Menentukan denda

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditugasi untuk melaksanakan

perencanaan lengkap dari seluruh bangunan atau proyek sesuai

kehendak pemberi tugas. Hasil akhir dari perencanaan adalah dokumen

pelelangan. Dalam hal ini Konsultan perencana adalah PT.Bhakti

38
Unggul Teknovasi

Tugas dan wewenang Konsultan perencana adalah :

 Secara berkala meninjau lapangan untuk melihat kemajuan

pekerjaan dan ikut serta menilai kualitas pekerjaan yang

dilakukan pemborong agar tidak menyimpang dari ketentuan

dokumen kontrak.

 Ikut serta mempertimbangkan usul-usul pemberi tugas maupun

pemborong

 Memberi konsultasi menenai hal-hal estetis atau arsitektural,

fungsional, srtuktural jika terdapat keraguan-keraguan atau

ketentuan di dalam dokumenkontrak melalui Konsultan Pengawas

 Apabila diperlukan,berhak meminta pemeriksaan pengujian

pekerjaan secara khusus untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan

sesuai dengan dokumen kontrak melalui konsultan pengawas

 Memberi penjelasan lanjutan tenteng dokumen kontrak apabila

diperlukan sebagai instruksi kepada pemborong melalui konsultan

pengawas.

c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas adalah konsultan yang ditunjuk oleh pemberi

tugas untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian proyek ini,

dalam batas-batas yang ditentukan, baik teknis maupun administratif.

Dalam hal ini Konsultan perencana adalah PT. Ciriajasa Cipta Mandiri.

39
Tugas-tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :

 Mewakili pimpinan proyek dalam mengendalikan mutu

pekerjaan

 Monitoring pekerjaan dilapangan yang menyangkut kualitas dan

kuantitas.

 Memberi petunjuk agar pelaksanaan pekerjaan mengikuti dan

sesuai dengan dokumen kontrak

 Menandatangani berita acara pemeriksaan pekerjaan atau

kemajuan pekerjaan

 Mengusulkan,menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan

 Mengusulkan,menyetujui atau menolak force majeure.

 Menyetujui atau menolak permohonan pemborong.

 Memberikan saran yang bijaksana dalam mempertimbangkan

usul usul pemberi tugas perencana maupun pemborong bila

terdapat kesulitan teknis maupun administrative dalam

pelaksanaan pembangunan.

d. Kontraktor atau Pemborong

Kontraktor adalah perseorangan atau badan hukum yang telah menjadi

pemegang lelang dan ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan

pekerjaan atau pengadaan barang. Dalam hal ini Konsultan perencana

adalah PT.PP (persero) Tbk.

Tugas dan kewajiban Kontraktor adalah :

 Kontraktor wajib menanggung biaya pembuatan dokumen

40
kontrak secara lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan

 Kontraktor wajib meneliti dokumen kontrak.Jika terdapat

perbedaan yang dapat membawa akibat terhadap segi konstruksi,

arsitektural, fungsi teknis, baik yang menyangkut segi kemudahan

pelaksanaan, pelayanan maupun perawatan atau pembiayaan.

 Kontraktor harus memberitahukan pembiayaan kepada konsultan

pengawas yang mendapatkan kebijaksanaan yang harus diambil.

 Kontraktor wajib melaksanakan tugasnya dalam pelaksanaan

pekerjaan pembangunan dengan mempergunakan segala

pengetahuan dan keahliannya

 Sebelum melaksanakan setiap bagian dari pekerjaan harus

meminta izin tertulis dari konsultan pengawas terlebih dahulu.

 Kontraktor wajib mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah

tertulis konsultan pengawas.

 Kontraktor wajib memberikan laporan hasil pekerjaan berupa

laporan kemajuan pekerjaan setiap bulan sejak mulai sampai

selesai dan laporan lainnya yang diperintahkan konsultan

pengawas.

7. Standar Bangunan Gedung dalam Proyek

Dalam mengadakan pekerjaan bangunan, tentu tidak dapat dilakukan

dengan sembarangan. Dalam hal ini, ada standarisasi khusus yang harus

dipenuhi tiap pekerja yang terlibat untuk melaksanakan proyek tersebut.

Standarisasi tersebut dilakukan untuk memenuhi persepsi yang sama

41
mengenai tata cara, perhitungan, dan hasil dari suatu pekerjaan.

Berikut ini adalah standar bangun gedung yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

serta instalasi lainnya.

a. SNI dan Peraturan Bidang Struktur

SNI dan peraturan bidang struktur meliputi :

 Tata Cara Perencanaan Gempa Untuk Jembatan

 Perencanaan struktur beton untuk jembatan

 Perencanaan struktur baja untuk jembatan

 Pembebanan untuk jembatan

 Tata cara perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung

 Tata cara perencanaan serta perancangan bangunan radiologi di

Rumah Sakit

b. SNI dan Peraturan Bidang Tanah (Geoteknik)

Standart bangun gedung dalam peraturan bidah tanah atau geoteknik

meliputi :

 Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT

 Standard Test Method for Mechanical Cone Penetration Test

(ASTM CPT)

 Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir

c. SNI dan Peraturan Bidang Manajemen Konstruksi

42
Standarisasi pada peraturan bidang manajemen konstruksi meliputi :

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pipa dan saniter

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk

konstruksi bangunan gedung dan perumahan.

 Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan

dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk

konstruksi bangunan gedung dan perumahan

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan atap untuk

bangunan dan gedung

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk

konstruksi bangunan gedung dan perumahan

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk

konstruksi bangunan gedung dan perumahan

 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk

konstruksi bangunan gedung dan perumahan

 Tata cara pengerjaan lembaran asbes semen untuk penutup atap

pada bangunan rumah

 Spesifikasi tingkat bunyi dan waktu dengung dalam Bangunan

gedung dan perumahan

d. SNI dan Peraturan Bidang Mekanikal dan Elektrikal

Standarisasi peraturan di bidang mekanikal dan elektrikal meliputi :

43
 Sistem pasokan daya listrik darurat menggunakan energi

tersimpan (SPDDT)

 Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga

 Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem springkel otomatik

untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung

 Persyaratan umum instalasi listrik 2000.

 Seluruh standar bangun gedung tersebut harus dilaksanakan

supaya proyek pun bisa dilakukan dengan lancar.

5. Definisi Pencahayaan

Pencahayaan atau iluminasi adalah penggunaan cahaya yang disengaja

untuk mencapai efek praktis atau estetika. Pencahayaan mencangkup

penggunaan kedua sumber cahaya buatan seperti lampu , serta

penerangan alami dengan penangkapan cahaya pada siang hari.

Pencahayaan pada siang hari menggunakan (jendela, lampu – lampu

langit, atau rak cahaya) kadang – kadang digunakan sebagai sumber

utama pada gedung – gedung. Ini dapat menghemat energi daripada

menggunakan cahaya buatan, yang mewakili komponen utama

konsumsi energi pada bangunan. Pencahayaan yang tepat dapat

mingkatkan kinerja tugas pada penghuni gedung, meningkatkan

tampilan suatu area, atau memiliki peningkatan psikologis pada

penghuninya.

6. Sistem Pencahayaan pada gedung

Sistem Pencahayaan pada bangunan adalah salah satu elemen penting

44
yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan interior maupun

arsitektur. Pencahayaan atau lighting, selain berfungsi sebagai

penerangan juga dapat dijadikan sebagai aksesoris untuk memberi nilai

estetika sebuah ruangan.

Dalam bangunan, ada dua sistem pencahayaan berdasarkan sumber

cahayanya, ada sistem pencahayaan yang memanfaatkan cahaya

matahari alami sebagai sumber, ada juga yang menggunakan sumber

cahaya buatan seperti lilin dan lampu. Namun pencahayaan buatan yang

sekarang digunakan sebagai sistem pencahayaan permanen dalam

bangunan adalah lampu. Penjelasan masing-masing sistem pencahayaan

dalam bangunan adalah sebagai berikut :

 Sistem Pencahayaan Alami

Sistem Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang

berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak

keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat

membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada

suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun

dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.

Sistem pencahayaan alami hanya bisa diambil dari cahaya

matahari saat siang, sementara cahaya bulan di malam hari tidak

masuk dalam kategori sumber cahaya alami yang efektif. Sistem

pencahayaan alami merupakan salah satu sumber cahaya terbaik

45
untuk bangunan.

Sumber cahaya alami yang baik sejatinya bukanlah sorotan

matahari langsung, namun cahaya langit yang merupakan cahaya

putih yang bisa memberikan kita warna sejati dari sebuah objek.

Sorotan sinar matahari langsung tidak baik karena mengandung

gelombang ultraviolet tinggi.

Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif

dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain

karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami

menghasilkan panas terutama saat siang hari. Sistem

pencahayaan alami juga agak sulit didapat pada kamar-kamar

yang tidak memiliki jendela yang cukup.

Sumber pencahayaan alami seperti sinar matahari ternyata masih

kurang efektif untuk menaungi semua kegiatan di dalam

ruangan, apalagi untuk ruangan yang letaknya jauh dari jendela.

Selain karena intensitas cahaya matahari yang diperoleh

bangunan tidak stabil, sumber cahaya alami dapat menghasilkan

panas berlebih terutama saat terik siang hari.

Adapun beberapa faktor-faktor yang perlu di perhatikan agar

penggunaan sinar alami memberikan manfaat optimal dalam

ruangan, yaitu sebagai berikut :

1. Variasi intensitas penyinaran cahaya matahari

46
2. Distribusi dari seberapa terangnya cahaya matahari

3. Efek dari lokasi jendela dan arah datangnya cahaya

4. Efek pemantulan dan pembiasan cahaya (Refleksi dan

Refraksi)

5. Letak geografis dan fungsi bangunan

Agar dapat menggunakan sistem pencahayaan alami pada

bangunan secara optimal, kita perlu dikenali ke beberapa

jenis sumber cahaya alami yang dapat diklasifikasikan

menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Sunlight

Sunlight adalah sinar matahari langsung dengan

tingkat cahayanya yang tinggi. Semprotan sinar

matahari langsung dapat digunakan untuk banyak

keperluan seperti menjemur pakaian, namun tidak

baik untuk diarahkan ke aktivitas utama manusia

karena dapat menyebabkan kepanasan.

2. Daylight

Daylight adalah sinar matahari yang sudah tersebar di

angkasa, mengalami pembiasan oleh lapisan atmosfer

bumi sehingga intensitas cahayanya lebih rendah.

Daylight adalah jenis cahaya yang paling baik

digunakan sebagai pencahayaan utama di siang hari

karena cukup terang, mampu menampilkan warna

47
asli dan tidak terlalu panas.

3. Reflected light

Reflected Light adalah cahaya matahari yang sudah

dipantulkan melalui berbagai benda yang ada di

sekitar bangunan, bisa karena pantulan dari danau

yang ada di sekitar bangunan atau pantulan dari

bangunan lainnya.

 Sistem Pencahayaan Buatan

Sistem Pencahayaan buatan adalah mekanisme cahaya yang

dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami (matahari),

namun cahaya tersebut berasal dari hasil karya manusia berupa

lampu yang berfungsi menyinari ruangan sebagai pengganti jika

sinar matahari tidak ada.

Sebelum membahas mengenai sistem pencahayaan buatan, kita

harus mengetahui dahulu berbagai jenis lampu yang sering

digunakan sebagai pencahayaan buatan.

Pencahayaan buatan dapat berfungsi baik siang maupun malam

menjadikannya ideal untuk penerangan utama di rumah. Namun

berbeda dengan sumber cahaya alami, cahaya buatan yang

dihasilkan lampu dari arus listrik adalah sesuatu yang berbayar.

Kebanyakan lampu tidak membunuh kuman seperti cahaya

alami, apabila memungkinkan, disarankan memaksimalkan

48
sistem pencahayaan alami.

Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu

aktivitas keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja.

Bahkan, ada kalanya dengan cahaya buatan yang baik akan

mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan

pada saat beraktivitas pada cahaya siang hari (alamiah).

Sistem pencahayaan buatan dikategorikan dengan banyak cara,

salah satunya berdasarkan penempatan sumber cahaya dan arah

pencahayaan buatan. Berdasarkan hal ini sistem pencahayaan

buatan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sistem pencahayaan

langsung dan sistem pencahayaan tidak langsung.

• Sistem pencahayaan langsung

Sistem pencahayaan langsung adalah penempatan lampu

yang langsung menyinari bidang atau bagian ruang yang

diinginkan. Sistem ini biasanya digunakan pada aktivitas

yang memerlukan cahaya tinggi seperti meja baca tulis,

ruang kerja, untuk mesin jahit dan lain sebagainya.

Gambar 6.1

49
• Sistem pencahayaan tidak langsung

Sistem pencahayaan tidak langsung adalah penempatan

lampu selain pada bidang atau bagian ruang yang ingin

disinari. Misalnya menempatkan lampu di bawah meja,

di belakang lemari lampu yang menyorot dinding dan

lain-lain. Tujuannya agar mata tidak terlalu silau, ini

digunakan pada ruangan dengan aktivitas santai seperti

lampu ruang keluarga, lampu tidur, dan lain-lain.

Gambar 6.2

Berbicara mengenai sistem pencahayaan langsung dan

tidak langsung, dalam hal ini dikenal ada tiga jenis

penempatan lampu yaitu ambient light, task light dan

accent light.

Perlu diingat pula bahwa sistem pencahayaan buatan

dapat diatur intensitas penyinarannya dengan

menggunakan jenis lampu yang berbeda. Semakin besar

daya lampu, semakin terang sinarnya. Namun setiap

50
ruangan membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda.

Misalnya ruang baca membutuhkan cahaya yang jauh

lebih banyak agar orang bisa melihat tulisan, sebaliknya

ruang keluarga yang santai membutuhkan intensitas

penyinaran yang lebih sedikit.

7. Jenis – Jenis Pencahayaan

Dibandingkan mengandalkan satu jenis pencahayaan untuk semua

ruangan, cara yang disarankan untuk menghidupkan ruang adalah

dengan memanfaatkan berbagai jenis pencahayaan, masing-masing akan

memenuhi fungsi yang berbeda. Dengan mempertimbangkan bagaimana

suatu area akan digunakan, ukuran dan gaya desainnya akan membantu

menentukan jenis pencahayaan mana yang terbaik. Dalam dunia desain

dan tata lampu, Ada tiga jenis dasar sistem pencahayaan buatan atau

sistem lampu yang sangat umum diterapkan, yaitu :

 Ambient Light

Ambient Light juga disebut dengan penerangan umum. Ambient

light adalah pencahayaan yang dimaksudkan untuk secara merata

menerangi ruangan secara umum. Ambient light juga biasa

disebut dengan general lighting.

Pencahayaan ambient light memberikan pencahayaan

keseluruhan dan dimaksudkan untuk menciptakan tingkat

pencahayaan umum dan seragam pada ruangan. Ini adalah

lapisan pertama sistem pencahayaan dan mengatur nada ruang.

51
Itulah sebabnya biasanya lampu untuk ambient light memiliki

sifat cahaya yang lunak atau menyebar, dan sering kali dapat

disesuaikan untuk mengakomodasi pengaturan siang dan malam

hari.

Pencahayaan ambient sangat penting di semua ruangan, apalagi

ruang tertentu seperti lorong dan tangga untuk orientasi dan

visibilitas yang optimal. Jenis pencahayaan ini juga berguna di

dapur atau kantor di rumah, cahaya lebar memberikan tingkat

pencahayaan yang konsisten dan jelas.

1. Ada beberapa jenis pencahayaan ambient light:

Lampu terpasang di langit-langit atau tersembunyi

yang mengarahkan cahaya ke bawah

2. Lampu dinding dan lampu lantai, yang menyinari

dinding atau langit-langit dengan cahaya utama

3. Pencahayaan Cove, lampu lantai, dan lampu gantung

yang memantulkan cahaya dari langit-langit dan

dinding

Meskipun memberikan penerangan umum, cahaya ambient light

tidak ideal untuk pekerjaan tugas khusus atau pameran elemen

tertentu dalam ruang, yang merupakan peran dari dua jenis

pencahayaan berikutnya.

52
Gambar 6.3

 Task Light

Task light disebut juga lampu tugas atau pencahayaan langsung

yang dimaksudkan untuk memberi penerangan pada tugas atau

kegiatan tertentu. Misalnya lampu baca di ruang tamu bisa

digunakan menerangi area baca. Lampu di bawah kabinet di

dapur berfungsi sebagai lampu tugas untuk meja.

Pencahayaan langsung dan intens ini ideal untuk pekerjaan tugas

yang terperinci, seperti membaca dan menulis di meja, merawat,

dan menyiapkan makanan. Lampu berfokus pada area tertentu di

mana tugas dilakukan dan lebih terang daripada pencahayaan

sekitarnya atau ambient light. Pencahayaan tugas yang efektif

adalah lampu yang bebas silau dan cukup kuat untuk mencegah

kelelahan mata.

1. Contoh jenis pencahayaan ini meliputi:

Lampu tersembunyi dan lacak

2. Liontin/Pendants light

3. Pencahayaan di bawah cabinet

4. Lampu lantai, meja, dan meja

53
5. Lampu meja rias kamar mandi

Pencahayaan langsung adalah kunci utama kegiatan di dapur, di

mana pencahayaan atau lampu gantung di bawah kabinet

meningkatkan visibilitas di meja dan area persiapan makanan.

Lampu meja dan lantai memberikan pencahayaan langsung yang

berguna di ruang tamu dan kamar tidur, dan dapat memperkuat

gaya desain yang diinginkan ruangan. Sconce, vanity bar, dan

liontin dapat digunakan di kamar mandi untuk meningkatkan

visibilitas, terutama di dekat cermin.

Gambar 6.4

 Accent Light

Accent Light adalah lampu aksen yang dimaksudkan untuk

menyorot objek tertentu meski tak ada kegiatan yang terbantu di

sana. Anda mungkin suka meletakan lukisan di dinding, menyrot

batu alam atau air mancur di malam hari dan sebagainya.

Lampu aksen biasanya tiga kali lebih terang dari cahaya sekitar.

Pencahayaan aksen menarik perhatian pada beragam elemen atau

fitur dalam ruangan, seperti karya seni, perabotan, atau detail

54
arsitektur, mengubahnya menjadi titik fokus. Fitting yang

fleksibel lebih disukai untuk jenis pencahayaan ini, karena

memungkinkan mengubah posisi fokus pada area atau objek

kecil.

enis pencahayaan lampu aksen secara umum meliputi:

1. Lampu dinding

2. Pencahayaan spot tersembunyi

3. Track lighting

4. Lampu sorot yang dipasang di dinding

Pencahayaan aksen berbeda dari jenis pencahayaan lain dalam

tujuan utamanya adalah estetika, menciptakan titik menarik bagi

pemirsa. Ini menambah gaya dan drama ke ruang, dan sangat

cocok untuk area hidup dan taman, pintu masuk, dan di mana

pun tujuannya adalah untuk menampilkan fitur-fitur khusus.

Lampu langit-langit yang tersembunyi, lampu track, atau

luminer yang dipasang di dinding sangat efektif untuk tempat

tinggal atau area umum karena dapat dimiringkan dan diarahkan

untuk menciptakan sorotan.

Gambar 6.5

55
8. Jenis Lampu, Kekurangan dan Kelebihan

Perlu diingat pula bahwa sistem pencahayaan buatan dapat diatur

intensitas penyinarannya dengan menggunakan jenis lampu yang

berbeda. Semakin besar daya lampu, semakin terang sinarnya. Namun

setiap ruangan membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda. Misalnya

ruang baca membutuhkan cahaya yang jauh lebih banyak agar orang

bisa melihat tulisan, sebaliknya ruang keluarga yang santai

membutuhkan intensitas penyinaran yang lebih sedikit.

 Lampu Pijar

Perlu diingat pula bahwa sistem pencahayaan buatan dapat diatur

intensitas penyinarannya dengan menggunakan jenis lampu yang

berbeda. Semakin besar daya lampu, semakin terang sinarnya.

Namun setiap ruangan membutuhkan intensitas cahaya yang

berbeda. Misalnya ruang baca membutuhkan cahaya yang jauh

lebih banyak agar orang bisa melihat tulisan, sebaliknya ruang

keluarga yang santai membutuhkan intensitas penyinaran yang

lebih sedikit.

Gambar 8.1

 Lampu Halogen

56
Lampu halogen adalah variasi dari jenis lampu pijar yang

dikombinasi dengan gas halogen. lampu ini dapat memberikan

warna terdekat dari cahaya alami, yang dikenal sebagai "cahaya

putih." Warna tampak lebih tajam di bawah cahaya halogen dan

bohlam lampu dapat diatur nyalanya. Lampu ini sedikit lebih

hemat energi daripada lampu pijar biasa, tetapi lebih mahal dan

dapat terbakar pada suhu yang lebih tinggi.

Lampu halogen sering digunakan dalam pencahayaan di dalam

lemari, lampu gantung, dan penyimpanan tersembunyi. Ingatlah

untuk tidak menggunakan tangan kosong saat mengganti bohlam

halogen. Sisa minyak dari tangan manusia dapat membuat lampu

terlalu cepat menghangat ketika lampu dinyalakan, yang dapat

menyebabkan bohlam lampu meledak.

Gambar 8.2

 Lampu Neon

Fluorescent lamp atau lampu neon adalah jenis lampu yang khas

memberi cahaya datar, dingin, sering kebiru-biruan dan nyalanya

cukup terang. Ini setara dengan cahaya siang hari yang sangat

terang benderang. Ada banyak jenis lampu fluorescent di

57
pasaran, mulai dari yang memberi kesan hangat, yang dingin dan

yang berwarna khusus.

Lampu ini biasanya menghasilkan lebih banyak cahaya dan

bertahan lebih lama dari lampu pijar. Lampu neon bekerja

dengan baik untuk menerangi area besar seperti aula,

supermarket atau ruang keluarga. Seperti di beberapa

supermarket di Indonesia yang menggunakan neon yang banyak

dan sangat terang untuk menarik pengunjung.

Gambar 8.3

 Lampu Neon Compact

Fluorescent lamp atau lampu neon adalah jenis lampu yang khas

memberi cahaya datar, dingin, sering kebiru-biruan dan nyalanya

cukup terang. Ini setara dengan cahaya siang hari yang sangat

terang benderang. Ada banyak jenis lampu fluorescent di

pasaran, mulai dari yang memberi kesan hangat, yang dingin dan

yang berwarna khusus.

Lampu ini biasanya menghasilkan lebih banyak cahaya dan

58
bertahan lebih lama dari lampu pijar. Lampu neon bekerja

dengan baik untuk menerangi area besar seperti aula,

supermarket atau ruang keluarga. Seperti di beberapa

supermarket di Indonesia yang menggunakan neon yang banyak

dan sangat terang untuk menarik pengunjung.

Gambar 8.4

 Lampu LED

LED merupakan singkatan dari "light-emitting diode," adalah

teknologi pencahayaan terbaru yang tahan lama dan sangat

hemat energi, tetapi belum siap untuk menggantikan fungsi

semua lampu lainnya. Lampu jenis ini hanya menyediakan

cahaya yang terarah, bukan cahaya yang menyebar.

Lampu LED ideal untuk penerangan di bawah meja, tetapi tidak

sebagai penerangan ruangan umum. Untuk mengatasinya,

model-model baru terdiri dari susunan besar LED yang

dikelompokkan bersama membentuk bola, tetapi dengan harga

lima hingga enam kali lebih tinggi dari CFL.

59
Gambar 8.5

9. Green Lighting

Green lighting adalah suatu konsep terpadu untuk penghematan energi

pada tata pencahayaan atau tata iluminasi. Selama ini penghematan

energi pada pencahayaan yang banyak dikenal orang adalah panggantian

lampu pijar dengan lampu fluoresen kompak (CFL). lampu LED atau

masyarakat umum lebih mengenal dengan sebutan lampu hemat energi

(LHE). Suatu pengertian yang sebenarnya kurang tepat, karena

penghematan energi listrik pada produk pencahayaan yang sebenarnya

adalah peningkatan efikasi atau peningkatan rasio besar cahaya yang

dikeluarkan dan daya yang dipergunakan (lumen/watt). Sedangkan

definisi Green Lighting itu sendiri adalah penghematan konsumsi daya

listrik dan atau penggunaan zat berbahaya sehubungan dengan

perubahan iklim (climate change), melalui peningkatan efesiensi tata

iluminasi namun dengan tetap mengacu pada kualitas pencahayaan yang

baik. Konsep Green Lighting merupakan keterpaduan antara tiga

komponen yaitu kebutuhan manusia (kenyamanan visual, mood &

atmosfer, kesehatan & keamanan), arsitektur (bentuk, komposisi, style,

standard), ekonomi dan lingkungan (instalasi, pemeliharaan, konsumsi

energi, lingkungan) untuk memperoleh kualitas pencahayaan yang baik.

60
10. Kualitas Cahaya

Secara umum kualitas pencahayaan adalah tingkat iluminasi yang sesuai

dengan kebutuhan manusia yang menggunakan suatu area. Kualitas

pencahayaan didefinisikan sebagai tingkat luminous yang diperlukan

orang dalam menggunakan ruangan ("Veith and Newsham 1996").

Kebutuhan manuasi akan pencahayaan dapat dikategorikan dalam 6

(enam) pendekatan yaitu: kinerja visual, kinerja lanjutan (membaca,

menjahit, menulis), interaksi sosial dan komunikasi, kesehatan dan

keselamatan, kondisi kejiwaan (gembira, puas, bersemangat) dan

estetika. Adapun pentingnya kinerja atau kualitas pencahayaan meliputi:

1. Tingkat Pencahayaan yang Sesuai dengan Kegiatan

Tingkat pencahayaan (iluminans) fluks luminus (lumen) yang

datang ke permukaan atau hasil bagi antara fluks cahaya dengan

luas permukaan yang disinari dinyatakan dalam satuan lux.

Tingkat pencahayaan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan

menyulitkan pegawai atau karyawan dalam bekerja dan bisa

menyebabkan pegawai atau karyawan kelelahan dan kurang

optimal.

2. Kecerahan atau Kontras Obyek

Meskipun dengan tingkat pencahayaan yang sesuai, tetapi jika

kecerahannya kurang akan menyebabkan kesulitan. Hal ini dapat

diatasi dengan mengatur temperatur warna (Correlated Colour

61
Temperature). Warna cahaya lampu tidak merupakan indikasi

terhadap efeknya pada warna obyek, tetapi lebih pada

memberikan suasana atau atmosfir. Temperatur warna adalah

indikasi satuan warna cahaya dalam satuan Kelvin (K).

Temperatur warna memiliki pengaruh (kesan) psikologis

terhadap suatu ruang yang ingin diciptakan (dingin dan hangat).

Pemilihan warna cahaya lampu bergantung pada tingkat

pencahayaan yang diperlukan.sehingga diperoleh pencahayaan

yang nyaman. Semakin tinggi tingkat pencahayaan yang

diperlukan maka temperatur warna adalah jenis lampu dengan

temperatur warna lampu > 5000 K (daylight), sehingga tercipta

pencahayaan yang nyaman. Sedangkan untuk kebutuhan tingkat

iluminasi yang tidak terlalu tinggi, maka warna lampu yang

digunakan < 3300 K (warm white).

3. Renderasi Warna Cahaya

Renderasi warna adalah kemampuan suatu sumber cahaya

(buatan atau alami) untuk mendefinisikan warna sebenarnya dari

suatu objek atau benda. Sumber Cahaya mempunyai kemampuan

bervariasi dalam renderasi warnanya. Renderasi warna adalah

evaluasi bagaimana penampakan warna obyek di bawah sumber

cahaya. Sebagai contoh bayangan merah dapat terrenderasi

menjadi merah muda, lebih kuning, lebih terang atau lebih gelap

62
tergantung pada karakteristik iluminasi yang jatuh padanya atau

renderasi warna cahaya (Ra) sumber cahaya atau lampu.

Renderasi warna atau Colour Rendering Index (CRI) secara

lebih mudahnya diartikan sebagai bagaimana warna obyek atau

benda jika terkena cahaya. Warna semakin sesuai dengan warna

aslinya, berarti lampu tersebut memiliki CRI yang bagus.

11. Pemeliharaan

Cahaya yang dihasilkan lampu sebagai sumber cahaya berkembang

sesuai dengan umur lampu. Semakin lama makin berkurang lumen yang

dipancarkannya. Pengurangan ini disebut depresiasi lumen dan peristiwa

ini tidak bisa dipisahkan dengan karakteristik lampu tersebut.

Berkurangnya cahaya yang dipancarkan lampu juga dipengaruhi oleh

63
akibat debu dan kotoran yang terdapat pada lampu dan armatur serta

ruangan yang kotor. Dengan demikian hilangnya cahaya disebabkan

oleh beberapa faktor seperti akumulasi debu dan kotoran, usia lampu

serta ketuaan dan lemahnya sumber cahaya, rendahnya tegangan masuk,

rendahnya pantulan loteng, lantai serta permukaan mesin-mesin dan

alat-alat lainnya.

Untuk mendapatkan kelayakan yang sesuai dengan yang diharapkan

sepanjang umur dari sistem penerangan sebaiknya diadakan perawatan

dan pemeliharaan secara periodik. Gangguan yang paling nyata adalah

debu yang menempel pada sistem. Selain menurunkan kuat penerangan,

debu ini juga menyebabkan berkurangnya aliran pertukaran panas pada

sistem. Juga serangga sering kali menjadi penyebab terjadinya hubungan

singkat sehingga ballast terbakar.

Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/

industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.

( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2,

hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2

).

Peranan yang penting dari kegiatan pemeliharaan baru diingat setelah

sistem penerangan telah melumpuhkan aktifitas dalam perusahaan atau

gedung perkantoran tersebut karena kurangnya penerangan dari lampu-

lampu.

Secara umum tujuan pemeliharaan dimaksudkan adalah untuk :

1. Mempertahankan kemampuan penerangan dapat memenuhi

64
kebutuhan sesuai dengan perencanaan.

2. Menjaga kualitas penerangan sesuai dengan kebutuhan penghuni

perusahaan, pabrik, gedung-gedung perkantoran dan rumah

tinggal tersebut.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan

peralatan penerangan diluar batas dan menjaga modal yang

diinvestasikan.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin,

dengan melaksanakan kegiatan pembersihan secara efektif dan

efisien.

5. Menghidari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan

keselamatan kerja.

6. Mengadakan kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama

lainnya dari suatu perusahaan atau gedung perkantoran, dalam

rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat

keuntungan yang maksimal dan total biaya yang rendah.

Penggunaan LLF (Light Loss Faktor) atau faktor kerugian cahaya pada

perencanaan instalasi penerangan perlu pengaturan, agar tidak ada

pemeliharaan yang berulang-ulang untuk mempertahankan tingkat

penerangan yang sedekat mungkin dengan keadaan awal. Nilai dari LLF

dipergunakan untuk indikasi sejumlah depresiasi yang tidak dapat

dikontrol dan usaha yang diharapkan untuk mengatasi depresiasi.

65
 Pentingnya Pemeliharaan

Untuk merencanakan sebuah program pemeliharaan sistem penerangan

secara sempurna, perlu mengetahui serta memahami dasar-dasar

pencahayaan, termasuk perhitungan dan disain penerangan untuk sebuah

ruangan. Banyak informasi-informasi yang lebih terinci yang telah

dikembangkan untuk disain penerangan untuk berbagai keperluan

ruangan.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kerugian cahaya pada

sistem penerangan sebagaimana dijelaskan oleh Berlon C. Cooper

(1977:7-150) yaitu depresiasi lumen lampu, pengotoran lampu dan

armatur, pemadaman (burn out), tegangan rendah, armatur yang tidak

efisien dan depresiasi ruangan yang kotor.

Berikut ini dijelaskan program penggantian dan pembersihan sistem

penerangan secara periodik yaitu :

1. Penggantian Lampu Secara Teratur/Periodik

Rencana yang teratur dalam program pelaksanaan penggantian

lampu akan menghentikan depresiasi lumen dari lampu dan

menjaga lampu agar tidak banyak mati. Dengan demikian tingkat

penerangan akan diperbaiki dan sesuai dengan yang diinginkan.

Lampu-lampu pada sebuah sistem penerangan dapat ditukar

secara langsung saat ia mati atau keseluruhan instalasi dapat

diganti sebelum lampu-lampu mencapai akhir hidup rata-ratanya.

66
Penggantian lampu secara lang-sung disebut “spot replacement”,

sedangkan penggantian secara masal disebut “group relamping”.

2. Penggantian Lampu Secara Langsung (Spot Replacement)

Penggantian lampu pada program ini hanya dilakukan pada

lampu yang rusak atau lampu-lampu yang telah lewat umur.

Program peng-gantian ini merupakan proses yang menjemukan

dan memakan waktu yang panjang. Hal ini mengakibatkan biaya

pekerja dan biaya produksi yang tinggi, maka total biaya untuk

penggantian secara langsung lebih besar.

Pada lokasi penerangan yang luas dipakai program penggantian

individual yang dimodifikasi, dimana pemeriksaan dilakukan

secara periodik (misalnya mingguan, bulanan) dan mengganti

semua lampu-lampu yang rusak/mati. Jadi tidak hanya ditunggu

bila lampu ada yang rusak/mati, tetapi dilakukan pemeriksaan

perlampuan secara berkala.

3. Penggantian Lampu Secara Masal (Group Relamping)

Penggantian lampu secara berkelompok besar (masal) disebut

group relamping. Program penggantian ini dilakukan berganti-

ganti dan disesuaikan dengan jadwal yang disukai. Cara yang

paling praktis untuk menentukan kapas sistem penerangan harus

menggunakan metode group relamping adalah menggunakan

data pemadaman lampu (burn out) sebagai petunjuk. Ini boleh

67
dilakukan karena jumlah kerusakan dalam satu group benar-

benar menunjukkan porsi dari hidup rata-rata yang dihasilkan

group tersebut.

Kurva mortality (angka kematian) lampu sangat lazim digunakan

untuk informasi ini. Kurva mortality lampu pijar dan lampu

flouresen dapat dilihat gambar 3 di atas.

Kurva mortality lampu flouresen memperlihatkan bila lampu

telah mencapai 70% hidup rata-rata, maka 12% dari lampu

tersebut telah rusak. Atau bila lampu-lampu itu telah mencapai

80% dari hidup rata-rata, maka 21% akan rusak. Setelah 80%

kehidupan rata-rata, tingkat kerusakan akan bertambah secara

cepat.

Penentuan interval yang dipilih untuk group relamping

merupakan hal yang penting, sehingga biaya tahunan lebih

rendah terhadap produksi penerangan (lux). Dalam banyak hal,

interval ini sama dengan 50% hidup rata-rata lampu secara

relatif. Interval yang panjang (diatas 80% hidup) cenderung

menghasilkan lampu yang rendah, biaya pekerja dan akibat

terakhir tentu tingkat pemeliharaan tinggi pada intensitas pene-

rangan. Dalam prakteknya memilih interval biasanya

mempertimbang-kan antara biaya produksi setiap lux yang

rendah dan biaya pemeliha- raannya yang rendah. Pada sistem

group relamping biaya pekerja dapat hemat, lampu lebih terang

(banyak cahaya), sedikit rintangan pekerjaan, penampilan sistem

68
penerangan lebih baik dan sedikit alat bantu perawatan.

Lampu-lampu flouresen cocok untuk program group relamping,

karena jumlah biaya lampu dalam kaitannya dengan total biaya

penerangan adalah kecil, biasanya kurang 10%. Group relamping

untuk lampu mercury dan lampu incandesen kurang tepat

dipakai, dimana kerusakan pada satu lampu bisa mengurangi

iluminasi pada sebuah bidang kerja tertentu secara besar.

Pada sistem group relamping dapat dilakukan prosedur/cara

yaitu pada saat lampu hidup rata-rata 80% misalnya, 20% dari

sisa lampu yang masih baik, dipisahkan dan digunakan sebagai

penggantian individual selama periode sementara (interim)

sebelum group relamping berikutnya.

 Membersihkan Secara Teratur/Periodik

Pembersihan armatur-armatur, lampu dan permukaan ruangan

secara teratur/periodik dapat menekan penyusutan cahaya akibat

kotoran/debu yang menempel pada bagian-bagian tersebut. Debu

dan kotoran akan mengurangi efisiensi armatur dan sekaligus

mengurangi cahaya yang direfleksikan pada bidang kerja.

Permukaan ruangan seperti langit-langit, dinding dan bidang

kerja perlu dibersihkan dan dicat kembali secara berkala.

Pembersihan armatur, lampu dan permukaan ruangan secara

teratur akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

69
1. Lebih Banyak Cahaya Yang Diberikan Per Rupiah

Pembersihan akan memperbaiki cahaya yang dihasilkan pada

suatu sistem penerangan. Pengotoran pada armatur dan

permukaan ruangan akan mempunyai reflektansi yang rendah

dari pada permukaan itu sendiri. Dengan adanya program

pembersihan, jumlah cahaya yang dihasilkan per rupiah akan

efisien.

2. Manajemen Energi Yang Lebih Baik

Armatur yang bersih dapat menghemat penggunaan daya dari

lampu-lampu, karena mempunyai reflektansi yang tinggi.

Dengan demikian sekaligus jumlah armatur jauh lebih sedikit.

3. Kebanggaan Pemilik

Armatur dan permukaan ruangan yang bersih memberikan ke-

banggaan yang menarik perhatian dari pemilik bangunan dan

juga kebanggaan dari “bagian rumah tangga”.

4. Pengurangan Modal Investasi

Jika suatu sistem penerangan secara periodik diadakan

penggantian lampu dan pembersihan, dengan rencanan yang

cermat, akan memberi-kan cahaya yang lebih banyak jika

dibandingkan lampu-lampu diganti hanya sesudah mati dan

armatur dibiarkan kotor.

Jika perencanaan sistem penerangan mengetahui tentang rencana

program pemeliharaan yang baik, mereka akan merencanakan

tingkat penerangan dengan lebih sedikit armatur. Ini akan

70
mengakibatkan pengurangan modal investasi dan juga

mengurangi biaya operasional dan penggunaan energi.

 Langkah-Langkah Pembersihan dan Penggantian

Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi dalam pemeliharaan

sistem penerangan perlu dipahami langkah-langkah yang perlu

diperhatikan. Langkah-langkah pembersihan akan berselang-

seling karena adanya bermacam-macam tipe armatur dan

lokasi/ruangan yang berbeda-beda. Untuk melakukan pember-

sihan tersebut bisanya berkelompok atau team, karena ada

sebagian yang berada di atas tangga dan sebagian lagi di bawah.

Adapun langkah-langkah pembersihan lampu pada umumnya

sebagai berikut :

1. Sebelum bekerja terlebih dahulu matikan sumber terhadap

armatur yang akan dibersihkan, agar keselamatan pekerja lebih

terjamin.

2. Lepaskan material penutup dan juga lampunya, louver, plastik

atau panel glass, kemudian lampu diambil dari armatur dan

diteruskan pada orang yang di lantai.

3. Usahakan mengurangi goncangan pada saat bekerja dekat

dengan soket listrik, karena bila goncangan yang kuat akan dapat

mengakibatkan rang- kaian listrik akan putus.

4. Bersihkan Unit Dasar kotoran-kotoran yang banyak pada

permukaan armatur paling atas dibersih- kan dengan mencuci,

71
melap, menyedot debu. Kemudian seluruh unit di-bersihkan dan

dibilas.

5. Membersihkan Material Penutup dan Lampu-lampu.

Sementara dilakukan pembersihan armatur paling atas, orang

yang berada di bawah membersihkan material penutup dan

lampu. Lampu harus dilap kering sebelum dipasang.

Material/peralatan dari plastik digosok dengan kain lembab,

sebab jika memakai kain kering akan timbul muatan elektro

statik.

6. Penggantian Lampu dan Material Penutup

Setelah semua material dibersihkan, lampu baru atau lampu yang

telah dibersihkan dipasang kembali dengan benar seperti semula.

Lampu pijar dan armatur lampu dengan pelepasan listrik (lampu

pijar) tidak memerlukan banyak langkah seperti unit lampu

flouresen (TL), tetapi secara umum metode tersebut dapat

dipakai untuk pembersihan semua peralatan listrik.

12. Standard Sistem Pencahayaan

Standar pencahayaan yang tepat menurut Standar Nasional Indonesia

(SNI) 6197: 2020 dapat Anda lihat di tabel berikut ini.

1. Menurut Permenkes No.70 Tahun 2016

72
Standar Intensitas cahaya menurut Permenkes No.70 Tahun

2016 bisa Anda lihat pada tabel di bawah ini.

2. Menurut Permenkes No. 48 Tahun 2016

Berikut merupakan table standart pencahayaan menurut

Permenkes No. 48 Tahun 2016

3. Menurut SNI SNI 03-6575-2001

73
74
75
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan selama 30 hari kerja dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Di Proyek Landmark Tower Telkom University semua pekerjaan electrical
harus sesuai dengan gambar perencanaan yang sudah dibuat dan disetujui oleh
pihal Manajemen Konstruksi maupun dari pihak owner.
2. Sistem pencahayaan pada gedung proyek Telkom university landmark tower
sudah mengikuti standart yang ada.
3. Pihak elektrikal harus memonitoring hasil kerja dari pekerja dan memastikan
bahwa hasil pekerjaannya sesuai dengan perencanaan, jika tidak sesuai dengan
perencanaan maka pekerjaan akan diulang. Selain itu, pihak elektrikal pun harus
melakukan pengetesan terhadap instalasi yang sudah terpasang.
4. Sebelum melakukan pekerjaan pihak elektrikal harus mensurvei lapangan untuk
memastikan kondisi lapangan apakah bisa dilakukannya pekerjaan.
5. Semua kegiatan atau pekerjaan di proyek sangat memperhatikan K3
( Keamanan Kesehatan dan Keselamatan) Kerja, sehingga aman dalam melakukan
pekerjaan.

76
Dokumentasi

77
78
79
DAFTAR PUSTAKA
LIPI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Indonesia Tahun 2000 (PUIL 2000)
Perusahaan Listrik Negara. 2010. Buku 3 Standar Konstruksi Jaringan Tegangan
Rendah Tenaga Listrikk
Suryatmo, F. 1996. Teknik Listrik Instalasi Penerangan. Jakarta. Rineka Cipta

80

Anda mungkin juga menyukai