Anda di halaman 1dari 52

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia telekomunikasi terus berkembang seiring dengan

semakin pesatnya kemajuan teknologi. Telekomunikasi merupakan hal yang saat

ini menjadi penopang kehidupan semua orang. Inovasi dalam teknologi

komunikasi berkembang dengan cepat selaras dan perkembangan karakteristik

masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari layanan yang

fleksibel, serba mudah, memuaskan, dan mengejar efisiensi di segala aspek.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan sektor-

sektor industri semakin banyak menggunakan fasilitas atau peralatan dengan

teknologi yang canggih guna mendapatkan hasil yang optimal dan efisien.

Sejak diperkenalkan, fiber optik atau juga yang bisa disebut dengan serat

optik telah dipuji sebagai inovasi yang akan mendorong kecepatan broadband

maju secara signifikan. Fiber optik digunakan karena dapat menghemat data

yang dikirim, mampu mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat

dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional. Atas dasar tersebut, saat ini

fiber optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem

telekomunikasi.

Perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi adalah PT. Pulung

Manunggal Abadi. Oleh karenanya, dengan berkesempatan untuk dapat

melakukan kerja praktek di suatu industri teknologi telekomunikasi, yang dalam

hal ini adalah PT. Pulung Manunggal Abadi, akan membuat mahasiswa dapat
2

mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan di bidang ke dalam dunia kerja

nyata. Melalui program Kerja Praktek ini mahasiswa akan mempunyai

kesempatan yang sangat baik untuk merasakan, memahami serta menghayati

pekerjaan sesungguhnya yang akan dihadapi nanti di lapangan selepas kuliah.

Selain itu, mahasiswa juga secara langsung ataupun tidak langsung akan

mendapatkan ilmu kehidupan, ilmu sosial, khususnya di dunia kerja dari

pembimbing, dari supervisor, maupun dari rekan-rekan pegawai lain. Berdasarkan

latar belakang yang telah dipaparkan, pada laporan kerja praktek ini penulis akan

membahas mengenai FDT (Fiber Distribution Terminal).

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

Kerja praktek bagi mahasiswa-mahasiswi Teknik elektro merupakan

bagian dari kurikulum pendidikan tinggi untuk menyelesaikan pendidikan Strata

satu. Adapun tujuan dilaksanakanya Kerja Praktek ini antara lain :

1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi S 1 Teknik Elektro.

2. Sebagai sarana studi banding antara praktikum yang dilakukan di

perguruan tinggi dengan kenyataan yang terdapat dilapangan.


3. Sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang didapat

dari literature serta dari bangku kuliah.

4. Membuka wawasan tentang dunia kerja agar nantinya setelah selesai

dari bangku kuliah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja

yang ada.

5. Untuk mengetahui tentang FDT (Fiber Distribution Terminal).


3

1.3 METODOLOGI PENELITIAN

Untuk memperoleh suatu hasil yang akurat dan obyektif dipergunakan

beberapa metode penelitian dan pengamatan yang tujuanya untuk memperoleh

data-data, baik itu data primer yang merupakan data dari praktek secara langsung

terhadap pokok permasalahan, maupun data-data sekunder yang merupakan data-

data dari hasil studi kepustakaan.

Metode yang dipergunakan untuk memperoleh data-data tersebut adalah

sebagai berikut ;

a. Metode Observasi

Dengan menggunakan metode observasi ini penulis mengadakan praktek

secara langsung terhadap pokok permasalahan, yaitu dengan mengadakan kerja

praktek di PT. Pulung Manunggal Abadi dan meneliti secara langsung pada objek

yang akan dibahas pada laporan Kerja Praktek ini.

b. Metode Interview

Pada metode ini penyusun melakukan Tanya jawab / wawancara langsung

dengan penanggung jawab alat serta pembimbing lapangan di tempat penyusun

mengadakan Kerja Praktek.

c. Metode Literatur

Pada metode ini penyusun menganalisa data dengan menggunakan buku-

buku pedoman yang sesuai dengan materi yang diambil.

1.4 PEMBATASAN MASALAH

Pelaksanaan hingga penyusunan laporan Kerja Praktek ini ditunjukan agar

dalam Kerja Praktek dan penyusunan laporan ini dapat lebih mendalami tentang

Pembahasan FDT (Fiber Distribution Terminal). Dengan lebih spesifiknya


4

masalah yang diambil diharapkan pula oleh pembaca dapat lebih mengerti tentang

pokok permasalahan dipaparkan. Pokok permasalahan yang akan penyusun bahas

dalam laporan Kerja Praktek ini adalah FDT (Fiber Distribution Terminal).

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memberi gambaran secara garis besar, dalam hal ini dijelaskan isi

tiap bab dari laporan ini, maka sistematika penulisan dalam pembuatan Laporan

ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan penjelasan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

permasalahan, batasan permasalahan, tujuan, metodologi penelitian serta

sistematika penulisan yang menggambarkan secara umum bab-bab yang ada di

dalam Laporan Kerja Praktek ini.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang sejarah PT. Pulung Manunggal Abadi yang

bertempat di Jl. Nangka No 10 Banyumanik Semarang, serta Visi dan Misi dari

PT. Pulung Manunggal Abadi.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini membahasa tentang pemahaman teori yang dapat menunjang isi dari

laporan Kerja Praktek ini.

BAB IV PEMBAHASAN FDT (Fiber Distribution Terminal).

Bab ini membahas tentang FDT (Fiber Distribution Terminal).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari FDT (Fiber Distribution Terminal).
5

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya PT Pulung Manunggal Abadi

Seiring dengan perkembangan jaman dan terus meningkatnya

pembangunan infrastruktur, sarana transportasi dan sector perekonomian di

Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa sarana telekomunikasi memegang

peranan penting dalam pencapaian kemajuan Indonesia. Telekomunikasi

merupakan tolak ukur sebuah kemajuan peradaban karena saat ini telekomunikasi

sudah sangat efektif untuk mempermudah komunikasi . Dalam upaya penambahan

maupun perluasan jaringan infrastruktur telekomunikasi seluler serta maintenance

yang baik agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk setiap pengguna

sarana telekomunikasi. Berdiri sejak 21 Juni 2010, PT. PULUNG MANUNGGAL

ABADI merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan,

perluasan, dan maintenance seluler. Berikut profil perusahaan PT. Pulung

Manunggal Abadi :

Nama Perusahaan : PT. PULUNG MANUNGGAL ABADI

Alamat Perusahaan : Jl. Nangka No. 10 Banyumanik Semarang

Kode Pos : 50263

Tlp : 024 - 7472921

Fax : 024 - 7472921

Email : pma@pulung-abadi.com
6

2.2 Skup Pekerjaan PT Pulung Manunggal Abadi

Skup Pekerjaan sebagai berikut :

1) Site Aqcuatition (SITAC)

2) Survey Initial Network Design (IND)

3) Civil Mechanical and Electrical (CME)


4) Site Survey Report (SSR)
5) Collocation
6) Strengthening Tower
7) Legal Document / IMB Permit

Penjelasan masing-masing skup pekerjaan :

1. Site Acquasition (SITAC)

Site Acquasition merupakan proses akusisi lahan atau bangunan dari

pemilik lahan ke operator, untuk pembangunan tower/pole. Proses SITAC ini

dimulai dengan hunting atau pencarian lokasi, yang mana merupaka langkah awal

sebelum survey dilakukan. Pencarian lokasi ini untuk mendapatkan lokasi yang

terdekat dengan nominal koordinat yang ada dalam desain jaringan (Nominal RF

Network and Transmission Network Design). Hasil yang diperoleh adalah daftar

dari beberapa lokasi yang sesuai dengan lokasi untuk penempatan BCS/BTS dan

Transmission Network.

Lingkup Kerja SITAC :


7

- Searching lokasi disertai dengan koordinat GPS, peta lokasi.

- Technical Site Survey Report

- Negosiasi
- Akusisi
- Ijin Warga
- Perijinan/pengurusan surat ijin surat mendirikan bangunan

2. Survey IND (Initial Network Design)


Survey IND merupakan survey awal untuk menentukan lokasi nominal

site/BTS pada suatu daerah yang ingin dicover oleh operator.


Laporan survey IND mencakup :
- Alamat lokasi disertai dengan koordinat GPS, Peta lokasi dan Situasi

Lapangan.
- Data teknis area mencakup jumlah penduduk, luas area, sosial ekonomi,

dan lokasi yang strategis pada area tersebut.


- Target coverage dan tracking dalam radius 10 km dari titik nominal.
Penempatan perangkat antenna GSM mencakup ketinggian, arah dan

jumlah antena GSM yang digunakan.

3. Civil Mechanical and Electrical (CME)

CME merupakan pembangunan konstruksi tower atau pole mulai dari pondasi,

erection, pagar & halaman, shelter, dan instalasi listrik.

Lingkup Pekerjaan CME :

- Site Preparation, soil test, dan desain pondasi

- Pembuatan Pondasi
- Erection tower
- Pembuatan Shelter
- Pagar & halaman
8

- Instalasi ME

4. Mechanical and Electrical

Menyediakan serta pemasangan mechanical and electrical (ME) untuk BTS /

BCS: AC power, air conditioner, panel distribusi, grounding, alarm system

semisal heat detector, smoke detector, dan DC exhouse fan.

Lingkup pekerjaan :

penyediaan trafo, tiang listrik, dan pemasangan serta penyambungan listrik,

pengurusan perijinan listrik untuk BTS / BCS / Indoor / Outdoor.

5. BTS / BSC Site Survey

Survey lokasi BTS/BSC dilakukan untuk melihat kesiapan lokasi sebelum

dilakukan pemasangan perangkat BSC/BTS, sehingga menghindari masalah yang

mungkin timbul selama proses instalasi perangkat.

7. Join Inspection BSC/BTS/Transmission Site

Survey yang dilakukan secara bersama oleh team yang menangani BSC/BTS dan

bagian transmisi, untuk melihat kesiapan lokasi sebelum tahap instalasi dilakukan.
9

8. Network Monitoring System

Lingkup kerja yang dilakukan Network Monitoring System antara lain :

- Monitoring system jaringan yang sudah ada


- Pengaktifan sambungan signal dan frekuensi antar tower
- Download data
- Download system and network

2.3 Visi dan Misi Perusahaan


Visi perusahaan :
Menjadi perusahaan jasa perancangan, pembangunan dan optimasi jaringan

seluler yang berbasis high technology and high skill human resource dengan

tenaga-tenaga muda yang energik, inovatif dan kapabilitas yang berstandar

internasioanl.
Misi Perusahaan :
- Merekrut, membina, dan mengembangkan potensi, kapabilitas, baik technical

skill, management skill, dan live skill kepada seluruh sumber daya manusia kami.

Melalui training, seminar, workshop, diskusi, dan kajian-kajian literature serta

menjadi member untuk club diskusi atau mailing list yang berkaitan dengan

infrastruktur telekomunikasi seluler.


- Core bussines pada initial data network, survey for Line of Sight (LoS), survey

for Radio Network Planning (RNP), Sitac & CME, installation, instalasi PLN,

Testing and Commissioning (ITC), Quality Audit, Integration and Network

Optimalization.
- Melahirkan tenaga-tenaga yang high skill di bidang Cellular Technology,

khususnya dalam bidang optimalisasi jaingan seluler (cellular network

optimalization) yang mampu bekerja secara individual maupun team work, serta

menjadi bagian dari sebuah komunitas telekomunikasi nasional maupun

internasional.

2.4 Rekanan perusahaan PT Pulung Manunggal Abadi


10

Adapun rekanan erusahaan PT Pulung Manunggal Abadi antara lain:


1. PT. Tower Bersama Group
2. PT. Solusi Tunas Pratama
3. PT. Huawei Tech Investment
4. PT. XL Axiata
5. PT. Smartfren Telecom
6. PT. Bakrie Telecom
7. PT. Innovate Indonesia
8. PT. Hutchison Telecom Indonesia
9. PT. Telekomunikasi Indonesia
2.5 Struktur Organisasi PT Pulung Manunggal Abadi
11

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Sistem Telekomunikasi Secara Umum


12

Komunikasi berasal dari kata communication, Sedangkan telekomunikasi

berasal dari kata Telecommunication. Komunikasi berarti penyampaian sesuatu

kepada orang / pihak lain, yang dalam dunia kelistrikan atau keelektronikaan,

komunikasi berarti hal pengiriman, penerimaan dan pemrosesan informasi dengan

peralatan listrik / elektronika dengan media kabel (wired) maupun tanpa kabel

(wireless), atau interaksi antara individu dengan jalan pertukaran informasi

(transfer of idea) untuk penyebaran informasi tersebut, Sedangkan telekomunikasi

berarti pemnyampaian informasi melalui jarak jauh dengan menggunakan suatu

daya listrik. Tujuan dari komunikasi tersebut adalah untuk menyampaikan pesan

atau informasi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Informasi yang

dikirimkan harus dapat dimengerti oleh pihak penerima. Tujuan telekomunikasi

adalah menginformasikan pesan yang disampaikan ketujuan baik melalui kawat

penghantar berisolasi yang disebut saluran transmisi (transmitions lines) maupun

melalui udara tanpa menggunakan kawat penghantar tetapi dengan sinyal radio.

Pada dasarnya telekomunikasi merupakan dua bagian atau dua sisi yang

saling mengirimkan informasi dan menerima informasi. Dengan menggunakan

transmitter atau bagian pengiriman informasi dan receiver yang diebut sebagai

bagian penerima informasi, maka telekomunikasi dapat dilakukan pada dua sisi

yang berbeda atau lebih. Dalam telekomunikasi suatu bentuk informasi atau

energi berita diubah menjadi energi listrik, sehingga dapat disampaikan ke suatu

tujuan pada jarak tertentu, selanjutnya ditempat tujuan energi listrik tadi diubah

kembali ke bentuk aslinya.

Energi informasi dalam telekomunikasi haruslah dapat diubah menjadi

suatu energi listrik untuk menghasilkan sinyal informasi elektronik, hal ini dapat
13

diperoleh dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan Transducer

(penghantar) yaitu suatu alat pengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang

lain. Meningkatnya permintaan dari pengguna dari pemakai jasa telekomunikasi

membuat kualitas mutu penyedia jaringan telekomunikasi harus ditingkatkan,

selain mutu, kuantitas dari suatu sistem komunikasi tersebut diharapkan dapat

menyalurkan informasi sebanyak mungkin dalam waktu bersamaan.

3.2 Fiber Optik

Kebutuhan akan efektifitas suatu sistem komunikasi mendorong pemikiran

dan perencanaan untuk dapat menyediakan sistem yang lebih tinggi secara

kualitas, disamping penggunaan sistem komunikasi yang sudah ada, baik secara

media transmisi fisik maupun non fisik. Sistem komunikasi fiber optik adalah

suatu sistem komunikasi yang menggunakan media transmisi fisik berupa serat-

serat optik yang merupakan satu sistem komunikasi yang saat ini mampu

memenuhi tantangan dalam penyediaan sistem komunikasi yang berkualitas dan

dapat terus dikembangkan untuk berbagai macam komunikasi. penggunaan fiber

optik sebagai media transmisi semakin banyak digunakan menggantikan saluran

transmisi kawat. Hal ini disebabkan karena banyaknya keuntungan yang didapat

jika dibandingkan dengan saluran kawat.

3.2.1 Sejarah Fiber Optik

Dibalik kecanggihan dan kehandalan kabel fiber optik, terdapat sebuah

cerita tentang usaha dan kerja keras dari para perintis dan penemu teknologi ini.

Tahun 1880, Alexander Graham Bell mempatenkan sebuah sistem telepon optik
14

yang disebut dengan photophone. Penemuan ini dianggap kurang praktis karena

kualitas sinyal yang dikirim melalui cahaya tidak sebagus pada temuan Graham

Bell sebelumnya berupa telepon biasa yang sinyalnya terkirim melalui kawat

penghantar. Photophone kemudian dianggap sebagai temuan yang gagal. Pada

tahun 1840an fisikawan Swiss, Daniel Collodon dan fisikawan Prancis, Jacques

Babinet menunjukkan bahwa cahaya dapat mengikuti aliran air yang yang

membentuk air mancur. Kemudian fenomena ini dipopulerkan oleh fisikawan

Inggris John Tyndall pada 1854. Akhirnya pada tahun 1954, Abraham van Heel

dari Technical University of Delft, Belanda dan Harold H. Hopkins dan Naerinder

Kapany dari Imperial College London, secara terpisah mengumumkan kesuksesan

mereka pada teknik pencitraan melalui kumpulan serat optik pada Jornal Nature

di Inggris. Hasil dari percobaan Van Heel semakin baik setelah melalui diskusinya

dengan seorang fisikawan di bidang optik dari amerika bernama Brien OBrien.

Van Heel kemudian menutup serat optiknya dengan bahan yang memiliki indeks

bias cahaya yang lebih rendah yang bisa mengurangi dampak refleksi pada

permukaan sehingga mengurangi kontaminasi dan juga efek crosstalk antar serat.

3.2.2 Pengertian Fiber Optik

Seiring perkembangan teknologi komunikasi khususnya dengan masuknya

teknologi digital kedalam segala bagian dan fungsi jaringan telekomunikasi, maka

pertukaran informasi dalam bentuk selain suara dan berbagai macam

telekomunikasi menjadi sangat memungkinkan terjadi, sehingga kemampuan

perangkat telekomunikasi menjadi berkembang, tidak terkecuali fiber optik. Fiber

optik merupakan suatu media transmisi dielektrik waveguide yang beroperasi pada

frekuensi optik atau cahaya, terbuat dari serat kaca dan plastik yang menggunakan
15

bias cahaya dalam mentransmisikan data. Sumber cahaya yang digunakan adalah

laser karena memiliki spectrum yang sangat sempit. Media transmisi fiber optik

sudah menggantikan era media copper (tembaga) dengan alasan bahwa fiber optik

memiliki kelebihan, yaitu : informasi di transmisikan dengan kapasitas

(bandwidth) yang tinggi, karena murni terbuat dari kaca dan plastik maka sinyal

tidak terpengaruh pada gelombang elektromagnetik dan frekuensi radio.

Sementara media tembaga dapat dipengaruhi oleh interferensi gelombang

elektromagnetik dan media wireless dipengaruhi oleh frekuensi radio. Kelebihan

inilah yang membuat fiber optik digunakan sebagai tulang punggung jaringan

telekomunikasi. Penggunaan fiber optik tergantung pada prinsip cahaya pada

medium kaca yang dapat membawa informasi lebih banyak dan jarak yang jauh

dibanding sinyal listrik yang dibawa oleh media tembaga atau koaksial.

Kemurnian serat kaca digabungkan dengan sistem elektronik yang maju,

memungkinkan serat mampu mengirimkan sinyal cahaya digital melampaui jarak

100 km tanpa alat penguat. Fiber optik merupakan media transmisi yang ideal

dengan sedikit transmisi loss, gangguan rendah dan potensi bandwidth yang

tinggi.

Fiber optik memiliki 3 struktur dasar, dimulai dari yang terdalam yaitu core (inti),

cladding (lapisan), dan coating (jaket).

-Core (inti) berfungsi untuk menyalurkan cahaya, core (inti) merupakn bagian

utama dari fiber optik karena perambatan cahaya terjadi pada bagian ini. Core

(inti) terbuat dari sejenis serat kaca yang sangat halus dan kasat mata.
16

-Cladding (lapisan) merupakan saluran yang terbuat dari bahan gelas kaca.

Cladding (lapisan) berfungsi sebagai bidang batas pemantulan agar cahya optik

yang merambat tidak keluar dan dapat sampai pada titik yang dituju.

-Coating (jaket) terbuat dari bahan plastik untuk melindungi optik dari

kerusakan. Coating (jaket) berfungsi sebagai pelindung mekanis inti optik dan

sebagi tempat pewarnaan.

Gambar 3.1 lapisan fiber optik

Adapun kekurangan dan kelebihan fiber optic, antara lain :

Kekurangan :
1. Beberapa faktor membatasi efektifitas kabel fiber optik. Selain

instalasinya yang mahal, dalam sistem ii dimungkinkan kurang kuatnya

sinyal yang disebabkan oleh faktor fisik maupun material.


2. Dispersi dapat mempengaruhi volume informasi yang dapat

diakomodasi.
3.Tidak seperti halnya dengan kawat dan plastik, fiber juga lebih sulit

untuk disambung.
4. Sambungan akhir dari kabel fiber harus benar-benar akurat untuk

menghindari transmisi yang tidak jelas.


5. Komponen fiber Optik memiliki harga yang cukup mahal dan

membutuhkan biaya ekstra dalam penaplisaian yang lebih spesifik.

Kelebihan :
17

1. Bandwidth sangat lebar dengan kecepatan transmisi mencapai gigabit

per detik dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan.


2. Biaya pemasangan dan pengoperasian yang rendah serta tingkat

keamanan yang lebih tinggi.


3. Ukuran yang kecil dan ringan, sehingga hemat dalam pemakaian ruang.
4. Kebal terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang

radio.
5. Tidak ada tenaga listrik dan percikan api.
6. Tidak berkarat.

3.2.3 Jenis Fiber Optik

Secara garis besar ada dua jenis kabel fiber optik, yaitu :

1. Single mode

Kabel fiber optic single mode memiliki inti yang kecil (berdiameter

0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah

(panjang gelombang 1300-1550 nm) yang memungkinkan hanya satu mode

menyebarkan hanya satu mode menyebarkan cahaya melalui inti pada satu waktu.

Serat single mode dipertahankan untuk mempertahankan integritas data spasial

dan spectrum dari masing-masing sinyal optic dengan jarak yang lebih jauh.

Dalam single mode, fiber hanya terjadi satu jenis mode perambatan berkas cahaya

saja, sehingga tidak akan terjadi pelebaran pulsa ditingkat outputnya. Karena

diameter terlalu kecil (9 micon) maka akan sedikit menyulitkan dalam proses

penyambungan. Sumber optik yang memiliki spectrum yang sangat sempit juga

diperlukanuntuk mengusahakan efisiensi kopling yang tinggi dari sumber optik ke

inti fiber optik tersebut, karena tidak terjadi disperse (pelebaran) pulsa maka fiber
18

optik jenis ini akan mampu mentransmisikan informasi dengan bandwidth yang

lebar.

Gambar 3.2 jenis fiber optic single mode

2. Multi mode

Kabel fiber optic multi mode adalah tipe yang digunakan untuk

kepentingan komersial. Memiliki inti yang lebih besar dari serat single modeyang

memungkinkan ratusan modus cahaya tersebar melalui serat secara bersamaan.

Kabel serat optik multi mode memiliki inti yang lebih besar (diameter 0.0025 atau

62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah dengan panjang

gelombang 850-1300 nm. Fiber ini disebut juga Step Indeks karena indeks bias

berunbah secara drastis dari skulit ke inti fiber. Pada selubung fiber memiliki

indeks bias yang lebih rendah daripada indeks bias inti fiber, akibatnya semua

sinar yang memiliki sudut datang lebih besar dari sudutkritis akan dipantulkan

oleh lapisan kulit fiber. Pada fiber optik jenis ini dapat memuat beberapa sinar

dengan panjang gelombang yang berbeda sehingga dapat memuat lebih banyak

sinyal informasi. Cahaya yang merambat pada step indeks fiber tergantung pada

sudut relatif pada sumbu, karena itu modedengan pulsa yang berbeda akan datang

pada ujung fiber pada waktu yang berbeda dari pelebaran pulsa dimana sinyal
19

digital dengan bit rate terbatas akan ditransmisikan. Selain Step Indeks, pada fiber

optik jenis multi mode dikenal juga Grade Indeks, karena terdapat perubahan

dalam indeks bias, dimana besarnya indeks bias inti ke arah batas inti dengan

selubuh menyebabkan terjadinya pembiasan pada inti sehingga perambatan berkas

cahaya akan melengkung sedangkan kecepatan propagasi antara berkas cahaya

yang datang dengan sudut datang yang lebih besar akan lebih cepat dibandingkan

denganberkas cahaya yang datang dengan susdt datang yang lebih kecil. Jadi,

walaupun lintasan yang ditempuh memiliki jarak yang berlainan maka berkas-

berkas cahaya yang merambat pada jenis serat optic ini akan mencapai output

dalam waktu yang relatif sama sehingga pulsa output hanya mengalami pelebaran

pulsa (depresi) yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pelebaran pulsa output

yang terjadi pada serat optik jenis multi mode step indeks.

Gambar 3.3 jenis fiber optic multimode

3.2.4 Prinsip Kerja Fiber Optik

Pada prinsipnya, fiber optik memantulkan dan membiaskan cahaya yang

merambat didalamnya. Prinsip ini berpusat pada cara kerja serat optik yang

membatasi sudut dimana gelombang cahaya dikirim dan memungkinkan untuk

mengontrol secara efisien sampai ketujuan. Sumber cahaya yang digunakan


20

biasanya adalah sinar laser atau LED yang melewati susunan fiber optik. Struktur

fiber optik terdiri dari beberapa susunan yaitu Cladding, Core, dan Buffer

Coating. Core atau inti merupakan serat kaca yang tipis digunakan sebagai

berjalannya media cahaya, sehingga pengiriman cahaya dapat dilakukan.

Cladding merupakan lapisan luar yang melindingi inti dan memantulkan kembali

cahaya yang terpancar kembali kedalam inti. Buffer Coating merupakan selubung

plastic yang bertujuan melindungi serat dari kerusakan yang diakibatkan dari

lengkungan kabel dan gangguan liuar seperti kelembaban.

Pengiriman percakapan melalui telepon atau internet melalui fiber optik adalah

dengan mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sebuah laser atau LED

transmitter pada se\alah satu ujung kabel melakukan on/off untuk mengirimkan

setiap bit sinyal. Prinsip ini berpusat pada kerja serat optik membatasi sudut

dimana gelombang cahaya yang dikirim memungkinkan untuk sampai ketujuan

secara efisien. Gelombang cahaya ditutupi dengan inti dari fiber optik, dalam hal

yang sama bahwa frekuensi sinyal radio ditutupi dengan kabel koaksial.

Gelombang cahaya diarahkan ke ujung serat dengan direfleksikan di dalam inti.

Kabel fiber optik terbuat dari serat kaca murni, sehingga meski panjangnya

berkilo-kilo meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung lainnya.
21

Gambar 3.4 kabel fiber optik

Helai serat kaca tersebut didesain sangat halus, ketebalannya kira-kira sama

dengan tebal rambut manusia. Helai serat kaca dilapisi oleh 2 lapisan plastik (2

layers plastic coating) dengan melapisi serat kaca dengan plastik, akan didapatkan

equivalen sebuah cermin disekitar serat kaca. Cermin ini menghasilkan total

internal reflection (refleksi total pada bagian dalam serat kaca).

Sama halnya ketika kita berada pada ruangan gelap dengan sebuah jendela kaca,

kemudian kita mengarahkan cahaya senter 90 derajat tegak lurus dengan kaca,

maka cahaya senter akan tembus ke luar ruangan. Akan tetapi jika cahaya senter

tersebut diarahkan ke kaca jendela dengan sudut yang rendah (hampir paralel

dengan cahaya aslinya), maka kaca tersebut akan berfungsi menjadi cermin yg

akan memantulkan cahaya senter ke dalam ruangan. Demikian pula pada fiber

optic, cahaya berjalan melalui serat kaca pada sudut yang rendah.
22

Gambar 3.5 pemantulan pada kabel fiber optik

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit error rate).

Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain

mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat

mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan

persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka,

Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat

diperkirakan besarnya.

3.2.5 Perangkat fiber optik yang digunakan pada sistem jaringan

Dalam sistem jaringan yang menggunakan kabel fiber optik ada perangkat

- perangkat yang sangat diperlukan, perangkat - perangkat ini dapat dikatakan

sebagai perangkat dasar dari sistem jaringan fiber optik. tentunya perangkat -

perangkat tersebut mempunyai spesifikasi dan fungsi yang satu sama lain berbeda

tapi dalam satu sistem jaringan kabel fiber optik.


23

a. Splitter Optic

Gambar 3.6 splitter

Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari

satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON

dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan

terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga

sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optic sama rata.

Jenis-jenis kapasitas distribusi dari splitter antara lain :

1 : 2 (tanpa back up)

1 : 4 (tanpa back up)

1 : 8 (tanpa back up)

1 : 16 (tanpa back up)

1 : 32 (tanpa back up)

2 : 2 (dengan back up)

2 : 4 (dengan back up)

2 : 8 (dengan back up)


24

2 : 16 (dengan back up)

2 : 32 (dengan back up)

b. FIber Optic Adapter

Gambar 3.7 fiber optic adapter

Fiber Optik Adapter digunakan untuk penyambung/ menghubungkan

kabel fiber optik satu dengan yang lain. Jika penyambungan dilakukan

terhadap kabel fiber optik yang memiliki konektor berbeda maka fiber

optik adapter disebut fiber optik adapter hibrid atau Special Adapter.

Berikut beberapa jenis fiber optik adapter :

LC Fiber Optik Adapter

Adapter fiber optik LC semua rumah (housing) plastik; ada simpleks LC

adapter dan adapter LC duplex, fiber optik adapter LC warna sama

dengan fiber optik SC adapter: biru untuk PC single mode, warna beige
25

untuk PC modus multi dan hijau untuk APC single mode. fiber optik

adapter LC dengan lengan perunggu untuk multimode dan lengan zirkonia

untuk single mode.

FC Fiber optik Adapter

Tersedia dalam jenis single mode dan multimode, Ada tiga jenis

bentuk/type fiber optik FC adapter, tipe persegi, tunggal dan ganda tipe D,

semua fiber optik FC adapter dengan rumah (housing) logam dan Lengan

(Sleeves) dari keramik.

SC Fiber Optik Adapter

Tersedia dalam jenis single mode dan multimode, Simplex dan duplex. SC

adapter fiberoptik dengan perumahan (housing) plastik, ada warna: biru

untuk PC single mode, hijau untuk APC single mode dan multimode beige

untuk PC. Semua Fiber Optik SC adapter adalah jenis flange, single mode

adapter adalah dengan lengan zirkonia sementara serat multimode adaptor

dengan lengan perunggu.

ST Fiber Optik Adapter

Fiber Optik ST adapter semua jenis ulir, dengan perumahan (housing)

logam, yang single mode dengan lengan zirkonia dan yang multimode

adalah dengan lengan perunggu.

c. Patch Cord Fiber Optic


26

Gambar 3.8 patch cord fiber optic

Patchcord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang sudah

terpasang konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar

perangkat atau ke koneksi telekomunikasi. Patch cord adalah kabel fiber

indoor yang dipakai hanya untuk di dalam ruangan saja. Ada yang simplex

(1 core) dan ada pula yang duplex (2 core), Single mode dan Multimode.

Patch cord mempunyai banyak sekali jenis konektor, karena masing-

masing perangkat / alat yang digunakan mempunyai tipe yang berbeda

pula disesuaikan dengan kebutuhan. Kami menyediakan berbagai jenis dan

ukuran fiber optik patchcord, dengan kualitas tinggi Low insertion loss.

d. Joint Closure Optic


27

Gambar 3.9 joint closure optic

Joint Closure adalah box tempat untuk menaruh hasil sambungan dari fiber

optik. Sebagai contoh : Jika ada kebel fiber optik putus karena terpotong atau

terbakar maka kabel tersebut di sambung/splicing dan hasil splicingan di taruh

di Closure. Untuk Kapasitas Closure ber variasi mulai dari closure 6 core,

Closure 12 core, closure 24 core, Closure 48 core hingga closure 256 core

e. Pigtail Fiber Optic


28

Gambar 3.10 pigtail optic

Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor

diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum

memiliki konektor. Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical

Distribution Box) dan disambung / splicing dengan tarikan kabel Optik

yang glondongan (Loose tube cable / Tight buffered cable).

f. Fiber Akses Terminal (FAT) / Optical Termination Box (OTB)

Gambar 3.11 OTB/FAT

Optical Termination Box / Fiber Akses Terminal , berfungsi sebagai

pendistribusian fiber seperti FDF yang menampung maksimum 72 core.

OTB/FAT juga digunakan untuk menghubungkan kabel serat optik indoor


29

maupun outdoor dan patchcord. FAT / OTB dapat dipasang di dinding

maupun tiang.

3.2.6 Komponen-Komponen Fiber Optik

Sebuah sistem komunikasi tentu tidak hanya didukung oleh satu dua

komponen atau perangkat saja. Di dalamnya pasti terdapat banyak sekali paduan

komponen yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya. Perpaduan dan

kerja sama tersebut akan menghasilkan banyak sekali manfaat bagi

berlangsungnya transfer informasi, jadilah sebuah sistem komunikasi. Dalam

proses sistem komunikasi tersebut terdapat proses modulasi agar sinyal-sinyal

informasi yang sebenarnya dapat dimungkinkan dibawa melalui udara. Dan

setibanya di lokasi tujuan, proses demodulasi akan terjadi untuk membuka

informasi aslinya kembali. Jika berjalan dalam jarak yang jauh maka penguat

sinyal pasti dibutuhkan.

Proses komunikasi pada sistem fiber optik juga mengalami hal yang sama seperti

sistem komunikasi yang lainnya. Lima komponen utama dalam sistem komunikasi

fiber optik adalah sebagai berikut:

1. Cahaya pembawa informasi

Inilah sumber asal-muasal terjadinya sistem komunikasi fiber optik. Cahaya,

komponen alam yang memiliki banyak kelebihan ini dimanfaatkan dengan begitu

pintarnya untuk membawa data dengan kecepatan dan bandwidth yang sangat

tinggi. Semua kelebihan dari cahaya seakan-akan dimanfaatkan di sini. Cahaya

yang berkecepatan tinggi, cahaya yang kebal terhadap gangguan-gangguan,


30

cahaya yang mampu berjalan jauh, semuanya akan Anda rasakan dengan

menggunakan media fiber optik ini.

2. Optical Transmitter (Pemancar)

Optical transmitter merupakan sebuah komponen yang bertugas untuk

mengirimkan sinyal-sinyal cahaya ke dalam media pembawanya. Di dalam

komponen ini terjadi proses mengubah sinyal-sinyal elektronik analog maupun

digital menjadi sebuah bentuk sinyal-sinyal cahaya. Sinyal inilah yang kemudian

bertugas sebagai sinyal korespondensi untuk data Anda. Optical transmitter secara

fisik sangat dekat dengan media fiber optik pada penggunaannya. Dan bahkan

optical transmitter dilengkapi dengan sebuah lensa yang akan memfokuskan

cahaya ke dalam media fiber optik tersebut. Sumber cahaya dari komponen ini

bisa bermacam-macam. Sumber cahaya yang biasanya digunakan adalah Light

Emitting Dioda (LED) atau solid state laser dioda. Sumber cahaya yang

menggunakan LED lebih sedikit mengonsumsi daya daripada laser. Namun

sebagai konsekuensinya, sinar yang dipancarkan oleh LED tidak dapat menempuh

jarak sejauh laser.

3. Kabel Fiber optik

Komponen inilah yang merupakan pemeran utama dalam sistem ini. Kabel fiber

optik biasanya terdiri dari satu atau lebih fiber optik yang akan bertugas untuk

memandu cahaya-cahaya tadi dari lokasi asalnya hingga sampai ke tujuan. Kabel

fiber optik secara konstruksi hampir menyerupai kabel listrik, hanya saja ada

sedikit tambahan proteksi untuk melindungi transmisi cahaya. Biasanya kabel


31

fiber optik juga bisa disambung, namun dengan proses yang sangat rumit. Proses

penyambungan kabel ini sering disebut dengan istilah splicing.

4. Optical regenerator / amplifier / repeater

Optical regenerator atau dalam bahasa Indonesianya penguat sinyal cahaya,

sebenarnya merupakan komponen yang tidak perlu ada ketika Anda menggunakan

media fiber optik dalam jarak dekat saja. Sinyal cahaya yang Anda kirimkan baru

akan mengalami degradasi dalam jarak kurang lebih 1 km. Maka dari itu, jika

Anda memang bermain dalam jarak jauh, komponen ini menjadi komponen utama

juga. Biasanya optical generator disambungkan di tengah-tengah media fiber

optik untuk lebih menguatkan sinyal-sinyal yang lemah.

5. Optical receiver (Penerima)

Optical receiver memiliki tugas untuk menangkap semua cahaya yang dikirimkan

oleh optical transmitter. Setelah cahaya ditangkap dari media fiber optik, maka

sinyal ini akan didecode menjadi sinyal-sinyal digital yang tidak lain adalah

informasi yang dikirimkan. Setelah di-decode, sinyal listrik digital tadi dikirimkan

ke sistem pemrosesnya seperti misalnya ke televisi, ke perangkat komputer, ke

telepon, dan banyak lagi perangkat digital lainnya. Biasanya optical receiver ini

adalah berupa sensor cahaya seperti photocell atau photodiode yang sangat peka

dan sensitif terhadap perubahan cahaya.

3.2.7 Arsitektur Jaringan Fiber Optik


32

Sistem jaringan fiber optik paling sedikit memiliki dua buah perangkat

optoelektronik yaitu satu buah perangkat optoelektronik di sisi sentral dan satu lagi

lagi perangkat yang berada di sisi pelanggan yang disebut Titik Konversi Optik

(TKO). Perbedaan letak TKO menimbulkan modus arsitektur jaringan fiber optik

berbeda pula, yaitu :

1. fiber To The Node (FTTN)

Titik Konversi optik terletak di suatu tempat di luar bangunan, baik di dalam

kabinet dengan kapasitas besar. Terminal pelanggan duhubungkan dengan TKO

melalui kabel tembaga hingga beberapa kilometer. FTTN umumnya diterapkan

pada daerah perumahan yang letaknya jauh dari sentral atau infrastruktur duct

pada arah yang bersangkutan, sudah tidak memenuhi lagi untuk ditambahkan

dengan kabel tembaga.

Gambar 3.12 modus arsitektur jaringan FTTN

2. Fiber To The Curb (FTTC)


33

TKO terletak di tempat yang berada di luar bangunan, di dalam cabinet dan diatas

tiang dengan kapasitas lebih kecil. Terminal pelanggan di hubungkan dengan

TKO melalui kabel tembaga hingga beberapa ratus meter. FTTC dapat di terapkan

bagi pelanggan bisnis yang letaknya berkumpul di suatu area terbatas namun tidak

berbentuk gedung-gedung bertingkat atau bagi pelanggan perumahan yang pada

waktu dekat akan menjadi pelanggan jasa hiburan.

Gambar 3.13 modus arsitektur jaringan FTTC

3. Fiber To The Building (FTTB)

TKO terletak di dalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di

basement, namun juga dimungkinkan terletak pada terminal pelanggan yang

dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga indoor. FTTB diterapkan bagi

pelanggan bisnis di gedung-gedung bertingkat atau pelanggan perumahan di

apartement.
34

Gambar 3.14 modus arsitektur jaringan FTTB

4. Fiber To The Home (FTTH)

Fiber To The Home merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat

penyedia (provider) ke kawasan pengguna dengan menggunakan serat optik

sebagai media penghantaran. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari

kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan

penggunaan kabel konvensional, dan juga di dorong oleh keinginan untuk

mendapatkan layanan yang dikenal dengan istilah Triple Pay Service, yaitu

layanan akan akses internet yang cepat, suara (jaringan telepon, PSTN) dan video

(TV kabel) dalam suatu infrastruktur pada unit pelanggan.

Gambar 3.15 modus aarsitektur jaringan FTTH


35

3.2.8 Warna dan kode Kabel Fiber Optik

Kabel fiber optic core yang berada di dalam kabel fiber optik multi core

adalah berwarna warni. Jika kita mengupas kabel fiber optik yang memiliki

jumlah core atau tube yang banyak kita akan menemukan di dalamnya ada warna

yang berulang. Warna- warna kabel fiber optic core ini sebenarnya adalah kode,

yang akan memudahkan teknisi fiber optik saat instalasi atau perbaikan.

Penggunaan warna ini secara internasional sudah melalui kesepakatan standard

Telecommunications Industry Association/Electronic Industry Allance-568 yang

menggunakan 12 warna untuk menentukan warna kabel fiber optic core .

Kedua belas warna itu biasanya disingkat dengan nama BOHCAP

MEHIKUVIPITOS yang merupakan urutan untuk warna kabel fiber optik core.

Urutan tersebut bersifat baku dimana mulai urutan.

Gambar 3.16 Dua belas warna kabel fiber optik core


36

Dalam kabel fiber optik dengan jumlah core yang banyak, maka core itu akan

dikelompokkan dalam satu selubung (tube). Satu tube mengandung 12 warna

kabel fiber optic core. Dengan demikian kabel fiber optik 24 core akan memiliki 2

tube yang masing masing berisi 12 warna core serat optik yang berbeda. Warna

selubung untuk pembungkus kelompok warna core serat optik pun juga

berdasarkan urutan di atas. Untuk contoh, maka selubung corenya akan berwarna

biru dan oranye. Demikian seterusnya. Sehingga jika anda mengupas kabel fiber

optik 96 core, maka akan memiliki 8 selubung dengan warna biru, orange, hijau,

cokelat, abu-abu, putih dan merah. Dan jika menentukan warna kabel fiber optik

core yang ke 24, maka akan berada dalam selubung berwarna oranye, dan serat

optik yang berwarna tosca. Demikian seterusnya.Selain warna kabel fiber optik

core, ada kode sebagai keterangan tambahan untuk kabel fiber optik tersebut.

Diataranya:
37

BAB IV

FDT (Fiber Distribution Terminal)

4.1 Pengertian FDT (Fiber Distribution terminal)

FDT (Fiber Distribution terminal) adalah suatu ruang yang berbentuk

kotak atau kubah (dome) yang terbuat dari material khusus yang berfungsi sebagai

tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode, yang dapat berisi

connector, splicing, maupun splitter dan dilengkapi ruang manajemen fiber

dengan kapasitas tertentu pada jaringan akses optik pasif (PON), untuk hubungan

telekomunikasi. FDT berfungsi sebagai tempat terminasi antara kabel feeder

dengan kabel distribusi. Biasa dipahami bahwa didalam FDT terdapat splitter dari

sentral atau OLT yang dibagi ke ODP. Perangkat OUTDOOR dalam jaringan

akses fiber optik yang pertama adalah Fiber Distribution terminal (FDT). Pada

umumnya perangkat FDT dipasang di Outdoor walaupun bisa saja dipasang di

indoor jenis FDT yaitu FDT tanam.

Gambar 4.1 FDT (Fiber Distribution terminal)


38

Komponen FDT:

Home cable Tray berfungsi untuk menempatkan hasil sambungan

kabel fiber optik dan digunakan dalam konteks manajemen kabel

konektor.

Gambar 4.2 home cable tray

Patch Cord merupakan kabel fiber optik dengan panjang tertentu

yang sudah dilengkapi dengan konektor di kedua ujung kabel dan

digunakan untuk menghubungkan antar perangkat atau ke koneksi

telekomunikasi. Kabel ini hanya dipergunakan khusus didalam

ruangan. Patch cord ada yang 1 core ( Simplex ) dan 2 core

( Duplex ), Singlemode dan Multimode, Dan jenis konektor nya

pun banyak sekali ada yang bulat dan ada yang agak kotak

pokoknya banyak jenisnya.


39

Gambar 4.3 patch cord

Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah

konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel

fiber yang belum memiliki konektor. Biasanya kabel pigtail di

install di FDT (Fiber Distribution terminal) dan FAT/OTB (Fiber

Akses erminal/Optical Distribution Box) dan disambung / splicing

dengan tarikan kabel Optik yang glondongan (Loose tube cable /

Tight buffered cable).

Gambar 4.4 pigtail

Slack storage merupakan suatu komponen yang digunakan untuk

mengamankan, mengorganisasikan,vdan melindungi kelebihan

kabel fiber optik.


40

Gambar 4.5 slack storage

Passive spliter merupakan perangkat yang digunakan untuk

membagi sinyal optic dari satu sinyal input menjadi beberapa

sinyal output.

Gambar 4.6 Passive spliter

Splice tray suatu tempat untuk mengamankan, mengorganisasikan,

dan melindungi sambungan fiber optic yang menggunakan teknik

splicing.
41

Gambar 4.7 Splice tray

Fusion sleeve merupakan sambungan permanen antara dua serat

optic dan pelindung sambungan.

Gambar 4.8 Fusion sleeve


42

4.2 Proses splicing kabel fiber optik

Fusion splicer adalah peralatan sambung fiber optik yang mampu

melakukan penyambungan fiber optik melalui proses peleburan (fusi), hasil dari

penyambungan ini mempunyi kualitas yang lebih baik. Standar redam sambungan

fusion splicer berdasarkan PPJT JAFO adalah sebesar 0,15dB/splice.

Fusion splicer banyak ragam dan tipenya, umumnya teknologi fusion

splicer berkembang pada satu perangkat yang compact dan full automatic, artinya

mulai dari holder, fiber stripper, fiber cleaver/cutter dan fusion splicer dalam satu

set.

Gambar 4.9 fusion splicer


43

Langkah langkah penyambungan :

Siapkan toolkit untuk memulai splicing kabel fiber optik, peralatan

mendasar untuk memperlakukan sebuah kabel seperti, tang potong, tang

untuk mengupas, gunting, dll.

Siapkan kabel fiber optik dan kabel pigtail nya, kemudian siapkan alat

utama yaitu fusion splicer.

Kupas kabel fiber optik seperti hal nya dalam proses terminasi.

Kemudian menata kabel fiber optik tersebut beserta kabel pigtail yang

akan disambung ke dalam FDT (Fiber Distribution terminal), masing

masing kabel pigtail dimasukkan fusion sleeve, yang berfungsi sebagai

pelindug sambungan antara kabel fiber optik dan kabel pigtail nantinya.

Sebelum melakukan penyambungan (fusion) sebaiknya kita sudah

mempunyai gambaran akan menyusun/susunan kabel di home cable Tray

pada FDT (Fiber Distribution terminal).

Pastikan setiap kabel fiber optik dalam keadaan bersih untuk

membersihkannya biasa menggunakan alkohol.

Proses penyambungan (fusion) kita mulai dengan memotong ujung

ujung kabel fiber optik dan kabel pigtail dengan pemotong yang diberikan

dalam set fusion splicer.

Masukkan ujung kabel fiber optik disebelah kiri fusion splicer dan

masukkan ujung kabel pigtail di sebelah kanan fusion splicer, tutup fusion
44

splicer dan tekan tombol fusion splicer untuk memulai proses

penyambungan (fusion).

Jika penyambungan (fusion) tidak berhasil maka fusion splicer akan

memberikan notifikasi, kemudian lakukan proses pembersihan pada kedua

kabel dengan alkohol, dan ulangi proses penyambungan kedalam fusion

splicer.

Jika penyambungan (fusion) berhasil maka tutup sambungan dengan

fusion sleeve, kemudian panaskan/oven dengan fusion splicer (biasanya

terdapat dibagian depan fusion splicer).

Proses pengovenan selesai setelah terdengar bunyi indicator dari fusion

splicer, proses splicing berhasil dan selesai.

Lakukan proses tersebut sesuai banyak kabel yag ingin

disambung/splicing atau sesuai yang terdapat di Home cable Tray.

Semua kabel telah tersambung dengan baik/benar, kita susun kabel fiber

optik tersebut dengan rapi kedalam Home cable Tray.

Proses pengerjaan splicing sudah selesai dan tutup Home cable Tray.

4.3 Pengukuran terhadap kabel fiber optik

Setelah kabel terpasang dan terminasi, maka dilakukan sebuah pengujian.

Untuk setiap kabel fiber optik, akan perlu pengujian untuk kontinuitas, end to end

rugi/loss dan kemudian memecahkan troubleshootingnya. Untuk menguji


45

kekuatan yaitu melakukan pengukuran yang akan memberi tahu apakah sistem

tersebut telah beroperasi dengan benar.

Peralatan yang perlu digunakan saat mengukur kabel fiber optik, sebagai

berikut:

OTDR (Optical Time Domain Reflectometer)

Gambar 4.10 Optical Time Domain Reflectometer

Suatu peralatan optoelektronik yang digunakan untuk mengukur

parameter parameter seperti pelemahan (attenuation), panjang,

kehilangan pencerai dan penyambung, dalam sistem telekomunikasi fiber

optik. Dalam dunia telekomunikasi saat ini, media transmisi fiber optik
46

merupakan media transmisi andalan karena kecepatan, reabilitas, dan

avabilitasnya.

Peralatan OTDR secara umum berguna sebagai alat ukur

kehandalan jaringan telekomunikasi fiber optik, parameter yang diukur

adalah sebagai berikut :

1. Panjang fiber optic

2. Losses panjang kabel

3. Losses sambungan kabel

4. Rata rata losses

OTDR bekerja berdasarkan prinsip cahaya dimana sumber cahaya

yang digunakan adalah cahaya laser. OTDR bekerja dengan mengirim

cahaya dari titik A ke titik B dengan perbandingan traveling time dari laser

itu sendiri. Dimana secara matematika dapat digambarkan sebagai berikut:

Jarak = (c/n)x(t/2)

Dimna:

c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa.

n = index bias fiber optik, dimna index bias tersebut diakibatkan metode

perambatan cahaya dan tipe fiber optik tersebut.

t = traveling time.
47

Akan tetapi dalam dunia OTDR bekerja secara otomatis untuk mengetahui

parameter kehandalan fiber optik tersebut. Berikut contoh hasil OTDR

dari perangkat EXFO.

Gambar 4.11 contoh hasil pengukuran dengan OTDR


48

Dari gambar di atas, berikut hasil pembacaan parameter kehandalan fiber

optik:

1. Span loss merupakan losses yang berasal dari panjang kabel itu

sendiri, dimana tiap kabel fiber optik mempunyai karakteristik

losses yang berbeda.

2. Span length merupakan total ukuran panjang kabel dari lokasi A ke

lokasi B.

3. Average splice loss merupakan losses rata rata yang diakibatkan

sambungan kabel yang terjadi.

4. Maximal splice loss merupakan losses tertinggi dari sambungan

kabel fiber optik yang terjadi.

5. Dari grafik OTDR tersebut, ada kemunculan nomor 1-7. Dimana

nomor 1 dan nomor 7 merupakan lokasi A dan lokasi B. sedangkan

untuk nomor 2-6 merupakan titik titik sambungan fiber optik.

Optic Power Meter

Pengukuran menggunakan Optic Power Meter digunakan untuk

mengukur panjang gelombang dan power dari sinyal optic. Pengukuran

ini juga dimaksudkan untuk mengetahui total redaman dari suatu

penyambungan fiber optik yang sebelumnya disambung menggunakan

fusion splicer.
49

Langkah-langkah dalam penggunaan Optic Power Meter sebagai berikut :

1. Tekan tombol ON untuk menghidupkan optic power meter

2. Sambungkan kabel dari optic power meter ke konektor FDT


50

3. Hasil pengukuran menggunakan optic power meter

4. Jika hasil pengukuran menunjukan angka lebih kecil dari -16 dBm maka

penyambungan tidak sempurna, ketidak sempurnaan tersebut dapat terjadi

oleh beberapa factor, diantaranya :

Diameter core tidak sama.


51

Letak core tidak berada di tengah.

Permukaan serat tidak rata.

Sumbu serat tidak sejajar.

Penyimpangan sudut.

Serat masih basah.

Ujung serat menyentuh sesuatu.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

FDT (Fiber Distribution terminal) adalah suatu ruang yang berbentuk

kotak atau kubah (dome) yang terbuat dari material khusus yang

digunakan sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode

yang dilengkapi ruang manajemen fiber dengan kapasitas tertentu pada

Passive Optic Network (PON), untuk hubungan telekomunikasi, fungsi

dari FDT yaitu sebagai tempat terminasi antara kabel feeder dengan kabel
52

distribusi. umumnya perangkat FDT dipasang di Outdoor walaupun bisa

saja dipasang di indoor, berjenis FDT tanam.

FDT (Fiber Distribution terminal) memiliki berbagai komponen,

diantaranya sebagai berikut:

Home cable Tray

Patch Cord

Pigtail

Slack storage

Passive spliter

Splice tray

Fusion sleeve

5.2 SARAN

Pada kabel fiber optik cara penyambungan ke kabel pigtail harus

sesuai dengan langkah langkah penyambungan yang benar, jika

penyambungan kabel tidak sesuai dengan standar yang benar maka pada saat

pengecekan kabel akan tidak sesuai dengan standar dan akan terjadi

troubelshooting, proses penyambungan tersebut harus diulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai