PENDAHULUAN
1
Kebutuhan manusia akan telekomunikasi pada sekarang ini dan masa-
masa yang akan datang semakin meningkat pesat seiring dengan
perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi telekomunikasi
tidak dapat dipungkiri akan pengaruh bagi sektor-sektor lainya, dalam
kehidupan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan teknologi terutama di
bidang telekomunikasi mendorong perkembangan segala aspek kehidupan
sosial ekonomi serta menimbulkan perkembangan di bidang lainnya.
Dewasa ini interaksi antara bidang yang satu dengan bidang yang lainya
semakin beraneka ragam dan maju. Peningkatan interaksi itu mengakibatkan
peningkatan kebutuhan akan fasilitas telekomunikasi , kualitas peralatan
yang memadai dan kualitas pelayanan telekomunikasi untuk memberikan
fasilitas yang tercepat, terbaik dan termudah untuk mendapatkanya.
Sarana telekomunikasi yang paling banyak dikenal dan telah secara
luas menguasai kehidupan masyarakat adalah telepone. Jumlah pelanggan
telepone dari tahun ke tahun meningkat pesat seiring dengan kebutuhan
masyarakat dalam mengakses informasi untuk mengetahui perkembangan
teknologi informasi. Kebutuhan akan sarana ini pun berkembang pesat di
kabupaten Kupang.
2
1.3 Target Pemecahan Masalah
Pada Laporan Kerja Praktik ini, beberapa hal yang menjadi fokus
penulis dalam pembahasan dengan lingkup permasalahan yang akan dibahas
adalahsebagai berikut :
1. Memahami tentang konfigurasi jaringan dan aliran catu daya
2. Memahami tentang perangkat pada sistem catu daya
3. Memahami langkah langkah SOP alat dan perangkat catu daya
PT. Telkom Indonesia Divisi Infratel ARNET Kupang
4. Mengalisa penggunaan Genset saat terjadi pemadaman oleh PLN
5. Menganalisa aliran diagram catuan No Break System
3
Minggu-1 : Pengenalan lingkungan kantor, penempatan divisi.
Minggu-2 : Pemberian materi yang berkaitan dengan system
catu daya
Minggu-3 : Pengenalan alat-alat yang terkait system catu daya.
Minggu-4 : Melakukan SOP terhadap alat alat catu daya.
Minggu-5 : Pemberian materi mengenai serat optik &
penyambungan.
Minggu-6 : Penyelesaian laporan akhir.
4
1.6 Ringkasan Sistematika Laporan
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAN
6
Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia, atau Telkom. Sebelum
tahun 1995, operasi bisnis Telkom dibagi ke dalm dua belas wilayah
operasi, yang dikenal sebagai wilayah telekomunikasi atau witel. Setiap
witel bertanggung jawab penuh terhadap seluruh aspek bisnis diwilayahnya
masing-masing, mulai dari penyedia layanan hingga manajemen dan
keamanan properti.
Pada tahun 1995, Telkom merombak keduabelas witel menjadi tujuh
divisi regional (Divisi I Sumatera; Divisi II Jakarta dan sekitarnya; Divisi III
Jawa Barat; Divisi IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta; Divisi V Jawa
Timur, Divisi VI Kalimantan; dan Divisi VII Indonesia bagian timur) serta
satu Divisi Network. Berdasarkan beberapa kesepakatan dengan mitra Kerja
Sama Operasi (KSO). Telkom menyepakati pengalihan hak untuk
mengoperasikan lima dari tujuh divisi regional (Divisi Regional I, III, IV,
VI, dan VII) kepada konsorium swasta. Dengan kesepakatan tersebut, mitra
KSO akan mengelola dan mengperasikan divisi regional untuk periode
waktu tertentu, melaksanakan pembangunan sambungan telepon tidak
bergerak dalam jumlah yang telah ditetapkan dan pada akhir periode
kesepakatan, mengalihkan fasilitas telekomunikasi yang telah dibangun
kepada Telkom dengan kompensasi yang besarnya telah disepakati.
Pendapatan dari KSO akan dibagi antara Telkom dan mitra KSO.
Setelah krisis ekonomi Asia melanda Indonesia yang dimulai pada
pertengahan tahun 1997, beberapa mitra KSO mengalami kesulitan dalam
memenuhi kewajibannya kepada Telkom. Telkom dalam hal ini mengakuisi
mitra-mitra KSO di Divisi Regional I, III, dan VI serta menyesuaikan isi
kesepakatan KSO dengan mitra-mitranya di Divisi Regional IV dan VII
untuk memperoleh hak pengawasan pengambilan keputusan-keputusan
keuangan dan operasional di regional yang bersangkutan.
Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah melakukan penjualan
saham Telkom melalui penawaran saham perdana (Initial Public Overing) di
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (keduanya telah melebur
menjadi Bursa Efek Indonesia pada bulan Desember 2007). Saham Telkom
7
juga tercatat di NYSE dan LSE dalam bentuk American Depositary Shares
(ADS) dan ditawarkan pada publik di Bursa Efek Tokyo dalam bentuk
Public Offering Without Listing.
Telkom saat ini merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi
pasar terbesar di Indonesia, dengan nilai kapitalisasi diperkirakan mencapai
sekitar Rp190.512,0 miliar per 31 Desember 2009. Pemerintah memiliki hak
52,47% dari keseluruhan saham Telkom yang dikeluarkan dan beredar.
Pemerintah juga memegang saham Dwiwarna Telkom, yang memiliki hak
suara khusus dan hak veto atas hal-hal tertentu.Kemudian pada tahun 1999,
industri telekomunikasi mengalami perubahan signifikan. Undang-undang
Telekomunikasi No. 36 (Undang-undang Telekomunikasi) yang berlaku
efektif pada bulan September 2000 merupakan pedoman yang mengatur
reformasi industri telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri,
memfasilitasi masuknya pemain baru dan menumbuhkan persaingan usaha
yang sehat. Reformasi yang dilakukan Pemerintah kemudian menghapus
kepemilikan bersama Telkom dan Indosat di sebagian besar perusahaan
telekomunikasi di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendorong terciptanya
iklim usaha yang kompetitif. Hasilnya, pada tahun 2001 Telkom
mengakuisi 35,0% saham Indosat di Telkomsel yang menjadikan total
saham Telkom di Telkomsel menjadi sebesar 77,7%. Sementara Indosat
mengambil alih 22,5% saham Telkom di Satelindo dan 37,7% saham
Telkom di Lintasarta. Pada tahun 2002, Telkom menjual 12,7% sahamnya
di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile)
sehingga kepemilikan saham Telkom di Telkomsel berkurang menjadi
65,0%.
Berdasarkan Undang-undang Telekomunikasi, pada tanggal 1 Agustus
2001, Pemerintah mengakhiri hak eksklusif Telkom sebagai satu-satunya
penyelenggara layanan telepon tidak bergerak di Indonesia dan Indosat
sebagai satu-satunya penyelenggara layanan Sambungan Lansung
Internasional (SLI). Hak eksklusif Telkom sebagai penyedia jasa
sambungan telepon lokal maupun sambungan lansung jarak jauh
8
internasional akhirnya dihapuskan pada bulan Agustus 2002 dan Agustus
2003. Pada tanggal 7 Juni 2004, Telkom mulai meluncurkan layanan
sambungan lansung internasional tidak bergerak.
Pada tahun 2005, Telkom meluncurkan satelit Telkom-2 untuk
menggantikan seluruh layanan transmisi satelitnya yang telah dilayani oleh
satelit Telkom sebelumnya, yaitu Palapa B-4. Selain itu, untuk mrnjadi
transmisi backbone Telkom, satelit Telkom-2 akan mendukung jaringan
telekomunikasi nasional untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi di
pedesaan dan multimedia.
Oleh karenanya, Telkom telah meluncurkan delapan satelit (termasuk
Palapa-A1), yaitu Palapa-A2 (1985-1997), Palapa-B1 (1983-1992), Palapa
B2P (1987-1996), Palapa-B2R (1990-1999), Palapa-B4 (1992-2004),
TELKOM-1 (1999-2008). Seluruh satelit tersebut telah menjadi bagian
sejarah pertelekomunikasian Indonesia.
Untuk memelihara dan memertahankan pertumbuhan kami di
lingkungan yang kompetitif, Telkom bertransformasi dari perusahaan
InfoComm menjadi perusahaan TIMES (Telecommunication, Information,
Media, Edutainment, Service) dengan mempertahankan bisnis legacy dan
mengembangkan bisnis new wave. New Telkom diperkenalkan kepada
publik pada tanggal 23 Oktober 2009 bertepatan dengan ulang tahun
Telkom ke-153 yang menghadirkan tagline baru “The World In Your Hand”
dan Positioning baru “Life Confident”. Dengan logo Telkom berkomitmen
untuk memberikan ke seluruh pelanggan Telkom kepercayaan diri untuk
menjalani kehidupan yang mereka pilih, sesuai dengan cara dan waktu
mereka.
9
C. VISI, MISI DAN TUJUAN PERUSAHAN
a. Visi
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk memiliki visi yaitu: “To Become
a Dominant InfoCom Player in the Region”. Dalam visi tersebut Telkom
berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka
dalam bidang kinerja finansial, pasar dan operasional di kawasan Asia.
b. Misi
Misi dari PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah: “One Stop InfoCom
Services with Excellent Quality and Competitive price and To Be the
Role Model as the Best managed Indonesian Corporation”. Dengan
komitmen:
1. Menyediakan layanan T.I.M.E (Telecomuniaction, Information, Media
and Edutainment) yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
2. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
3. Memaksimalkan “nilai perusahaan” melalui ekspansi dan pengembangan
portofolio usaha di bidang adjacent industries telekomunikasi.
4. Menjadi perusahaan holding strategis demi pertumbuhan tinggi dan
sinergi melalui anak-anak perusahaan dan unit bisnis strategis.
5. Menjadi kontributor pendapatan yang utama bagi pemegang saham.
c. Tujuan
Tujuan dari PT. Telkom Indonesia, Tbk adalah: Menjadi posisi
terdepan dengan memperkokoh bisnis legacy dan meningkatkan bisnis new
wave untuk memperoleh 60% dari pendapatan industri pada tahun 2017.
Sedangkan inisiatif strategi dari PT. Telkom Indonesia, Tbk. adalah:
1. Mengoptimalkan layanan POTS dan memperkuat infrastruktur
broadband.
2. Mengkonsolidasikan dan mengembangkan bisnis sambungan telepon
nirkabel tidak bergerak/Fixed Wireless Access (FWA) serta mengelola
portofolio nirkabel.
10
3. Mengintegrasikan Solusi Ekosistem Telkom Group.
4. Berinvestasi di layanan Teknologi Informasi (TI).
5. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.
6. Berinvestasi pada peluang bisnis wholesale dan internasional yang
strategis.
7. Berinvestasi pada peluang domestik yang strategis dengan
mengoptimalkan penggunaan aset yang dimiliki.
11
1. Merah : Berani, Cinta, Energi, Ulet. Mencerminkan spirit Telkom untuk
selalu optimis dan berani dalam menghadapi tantangan dan perusahaan.
2. Putih : Suci, Damai, Cahaya. Bersatu Mencerminkan spirit Telkom untuk
embirikan yang terbaik bagi bangsa.
3. Hitam : Warna Dasar. Melambangkan kemauan keras.
4. Abu-Abu : Warna Transisi melambangkan teknologi.
12
E. STRUKTUR ORGANISASI TELKOM
13
BAB III
14
beroperasi sehingga tidak dapat melayani kebutuhan komunikasi
masyarakat. Load atau beban yang dikenal dalam catu daya terdiri dari 2
jenis yaitu essential load (beban penting) yaitu beban yang tidak boleh
terputus catuannya seperti komputer sentral, perangkat radio, perangkat
multimedia, dan lain – lain. Sedangkan non essential load (beban tidak
penting) yaitu beban yang apabila terputus cataunnya maka tidak
mengganggu hubungan komunikasi seperti lampu penerangan dan air
conditioner ruangan non perangkat
Adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai jenis perangkat yang
menghasilkan catuan sebagai penunjang utama dari perangkat
telekomunikasi agar dapat beroperasi dengan baik. Beberapa jenis perangkat
dalam sistem Catu Daya Telekomunikasi, antara lain :
1. Perangkat sumber catuan daya, terdiri dari :
a. Diesel Engine Generator (Genset)
b. Batere (Battery)
2. Perangkat pengolah catuan daya, terdiri dari :
a. Transformator
b. Rectifier
c. Inverter
d. Converter
3. Perangkat penunjang, terdiri dari :
a. AC (Air Conditioner), Lampu Penerangan, Kipas (Fan)
b. Sistem Pentanahan (Grounding System)
c. Sistem Proteksi Alarm Kebakaran (Fire Alarm Protection
System)
d. Pengaman Arus Petir (Arrester)
Perangkat telekomunikasi kebanyakan merupakan perangkat yang
bekerja dengan beban DC. Dengan sumber AC dari PLN, maka dibutuhkan
suatu perangkat yang berfungsi mengubah catuan AC ke DC yaitu rectifier.
15
Klasifikasi pemakaian daya AC dalam telekomunikasi dibagi
dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
16
3.1.2.2 Trafo PLN
17
3.1.2.4 Panel ATS (Automatic Transfer Switch)
Fungsi panel ATS adalah sebagai saklar atau switch yag dapat
mengatur catuan dari PLN ke genset secara otomatis dengan metode
pendeteksian beberapa faktor seperti penurunan tegangan. ATS juga bisa
melakukan pemindahan dari genset ke PLN.
3.1.2.7 Rectifier
Rectifier merupakan suatu rangkaian yang mampu mengubah arus AC
menjadi arus DC. Salah satu fungsi utama rectifier adalah memberi catuan
DC 48V yang dibutuhkan perangkat dan juga untuk melakukan pengisian
batere. Suhu pada ruangan rectifier harus dijaga di kisaran 18 derajat celcius
hingga 23 derajar celcius karena apabila suhu naik, maka komponen
didalam rectifier tidak dapat bekerja optimal bahkan rusak. Serta harus
dilengkapi sistem penetralan ataupun grounding.
Jenis-jenis Rectifier :
1. Rectifier 1 Fasa
Rectifier 1 fasa adalah rectifier yang inputnya menggunakan AC 1
fasa. Rectifier akan bekerja apabila diberikan tegangan sekitar 220 VAC.
2. Rectifier 2 Fasa
Rectifier 3 fasa adalah rectifier yang rangkaian inputnya
menggunakan AC suplai 3 fasa (380 VAC). Agar dapat menghasilkan
18
tegangan sebesar 380 VAC, maka proses penyambungannya yaitu dengan
konfigurasi fasa ke fasa ( R-S/ R-T/ T-R), sehingga rectifier 3 fasa ini dapat
bekerja.
3.1.2.8 Baterai
19
Gambar 3. 3 Baterai basah
3.1.2.9 Inverter
20
Gambar 3. 5 Inverter
21
genset. Genset utama bermerek Deutz dengan kapasitas 500 KVA. Genset
ini sudah mulai beroperasi sejak 1986. Pemeliharaan genset dilakukan setiap
2 kali setahun. Berikut adalah alur pemeliharaan genset yang dilakukan pada
divisi Infratel ARNET Samarinda.
22
2. Running 3 menit untuk pemanasan, periksa tekanan oli, solar
dan temperature
3. Setelah mencapai 1500 rpm, periksa apakah ada bunyi yang
tidak normal
4. Set tegangan fase dengan memutar rheostat hingga mencapai
220/380
5. Drive MCCB ke posisi ON
6. Jaga tegangan dan frekuensi pada voltage setter dan speed
setter
7. Sebelum dimatikan set MCCB pada lock out
8. Putar COS pada posisi OFF
23
Gambar 3.1 2 Diagram alur operasi manual genset
24
2. MCCB akan dibebani, dan jika PLN sudah kembali hidup,
genset akan melepas beban. MCCB off.
3. Genset re-cooling dan kembali stand by.
Pada kerja praktik kali ini juga diajarkan teori mengenai emergency
stop jika terjadi keadaan fatal pada generator seperti kerusakan atau
kebocoran pipa. Untuk menghindari terjadinya lonjakan tegangan atau hal
lainnya, perlu ada metode pemberhentian darurat.
25
1. Tekan tombol emergency stop pada generator dan solenoid
serta valve akan menutup jalannya BBM
2. Bila failed start 3 kali, indicator akan menyala.
3. Reset panel genset.
26
Selanjutnya penulis diajarkan teori mengenai prosedur pemeliharaan
batere. Batere ini memiliki jadwal pemeriksaan bulanan. Namun karena
meningkatnya teknologi yang digunakan pada perangkat saat ini, peran
batere basah dan batere kering sudah mulai dikurangi. Berikut adalah hasil
yang didapatkan oleh penulis :
Pemeliharaan Batere
27
Prosedur pengisian batere
1. isi elektrolit hingga maksimal dan isi akuades untuk baterai yang
beroperasi.
2. berishkan dan periksa kekencangan baut baut
3. charge selama 10 jam pertama
4. ukur tegangan, suhu, dan BJ pilot cell.
5. Periksa apakah baterai sudah penuh dengan mengecek tegangan dan
berat jenisnya.
6. Bila penuh posisikan pada kondisi floating.
28
Gambar 3.1 6 Diagram alur pengisian batere
29
3.3 Konfigurasi No Break System
Keterangan:
1. PLN
2. Diesel Genset
30
3. ATS / COS
4. MDP
5. SDP
6. Rectifier
7. Baterai
8. Inverter / Converter
9. DC-PCB / Panel Baterai
10. AVR
Keterangan
31
INV : Inverter
Genset : Generator Set
DC-PDB : Direct Current Panel Distribution Point
: Baterai
: Rectifier
: Trafo PLN
Apabila sumber catuan utama (PLN) padam dan terjadi pada saat
catuan cadangan dalam hal ini adalah genset tidak dapat digunakan, maka
catuan dapat dialihkan ke baterai. Pada standar Telkom kemampuan battere
untuk mencatu adalah selama ± 8 jam. Namun penggunaan batere hanyalah
bersifat sementara karena genset akan lebih dioptimalkan untuk mensuplai
catuan cadangan. Apabila pelayanan telekomunikasi ke pelanggan terhenti
maka catuan tersebut bukan dikatakan sebagai no break system, karena no
break system merupakan catuan yang tidak boleh terputus. Kapasitas DEG
pada Telkom Samarinda adalah 500 KVA dan dapat mencatu lebih dari 10
jam sehingga minim kemungkinan catuan akan terputus dikarenakan
dayanya yang cukup besar.
32
BAB IV
4.1 Simpulan
4.2 Saran
33
tersebut bekerja dengan optimal atau tidak. Sebaiknya, setiap perangkat
harus secara rutin dan berkala dirawat agar perangkat tersebut dapat
diandalkan untuk mencatu beban dan dapat bertahan lama, sehingga dapat
lebih menghemat biaya daripada harus membeli perangkat yang baru.
Dalam menganalisa No Break System untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari kinerjanya yang sangat tinggi maka harus mengikuti
prosedur yang ada seperti melakukan maintenance yang rutin dan terjadwal
secara harian, mingguan, ataupun bulanan. Dikarenakan kondisi PLN Kota
Kupang yang terkadang sering melakukan pemadaman bergilir, maka
keadaan perangkat catuan untuk cadangan daya seperti generator dan baterai
harus berada dalam keadaan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
34
35