Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan di

Balai Monitor Spektrum Frekuensi Kelas I Medan tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi salah satu

persyaratan menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Telekomunikasi Politeknik Negeri Medan, yang telah dijalani selama genap tiga tahun.

Dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis menyadari,


bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa bimbingan, dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. M. Syahruddin,S.T.,M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Nobert Sitorus, S.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Medan.

3. Muhammad Rusdi,S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Telekomunikasi

Politeknik Negeri Medan.

4. Ir. Elferida Hutajulu, M.T., selaku Dosen Pembimbing

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai Program Studi Teknik Telekomunikasi,

Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Medan, yang telah membimbing dan

membantu penulis selama proses perkuliahan berlangsung.

6. Kepala Pimpinan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Kelas I Medan

7. Bapak Horas Lumbantobing dan Bapak Arnold Gultom selaku pembimbing PKL di

PT. Telekomunikasi Indonesia (Indihome) STO Simpang Limun Medan.

8. Teristimewa untuk Orang Tua dan seluruh saudara penulis, yang selalu memberikan

dukungan moril dan materil serta doa untuk penyelesaian laporan ini.
9. Teman-teman seperjuangan PKL Ammaya Hutauruk, Andre Tamba, Fitriani Bancin,

Mentari Aritonang, dan Ronauli Sitanggang yang memberikan dukungan semangat

untuk meyelesaikan laporan ini.

Akhir kata , penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat

membangun demi menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga tulisan ini

dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan memerlukannya.

Medan, Maret 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja praktek adalah suatu kewajiban yang harus ditempuh dalam mengikuti suatu
program pendidikan dan bagian dari kurikulum pada jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Medan.
Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi sesuatu hal penting dan bermaanfaat bagi
seorang mahasiswa, terutama pada saat terjun kedalam dunia kerja yang
sesungguhnya.Berbeda dengan pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh mahasiswa melalui
bangku kuliah, pengetahuan yang bersifat praktis serta sesuai dengan perkembangan zaman
tentunya hanya dapat diperoleh dari luar lingkungan kampus, yaitu melalui suatu kegiatan
kerja praktek lapangan pada suatu instansi atau perusahaan.Dengan harapan mahasiswa dapat
mengetahui kondisi lapangan sesungguhnya dan mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan sehingga tidak hanya berbekal pengetahuan yang bersumber dari buku pegangan
dalam kegiatan perkuliahan semata.
Melalui kerja praktek ini juga, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan konsep dan
teori-teori yang diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan di suatu perusahaan yang
dipilih untuk melaksanakan kerja praktek. Selain itu juga mahasiswa diharapkan memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas yang akan menjadi bekal sebelum memasuki
dunia pekerjaan yang sesungguhnya.
Dalam melaksanakan kerja praktek ini, penulis memilih “Balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas I Medan atau biasa disebut dengan Balmon Medan” sebagai tempat
kerja praktek. Balmon merupakan sebuah UPT yang ditugaskan untuk melaksanakan
pengawasan dan pengendalian di bidang penggunaan spektrum frekuensi radio yang meliputi
kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitoring, penertiban, evaluasi dan
pengujian ilmiah, pengukuran, koordinasi monitoring frekuensi radio, penyusunan rencana
dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan perangkat, serta urusan
ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan dari kerja praktek yang dilakukan pada kesempatan ini adalah :
1. Pemahaman terhadap ilmu di bidang telekomunikasi yang telah dimiliki selama masa
perkuliahan.
2. Mengenal ruang lingkup Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio
3. Mengenal, mengamati, dan mempelajari cara kerja sistem
monitoring spektrum frekuensi radio di Balai Monitoring Spektrum
Frekuensi Radio Kelas I Medan.
4. Menambah wawasan mengenai manajemen frekuensi, pengukuran
Emisi, Bandwith, Radio Regulation, dan system monitoring
otomatis.
5. Memahami penggunaan perangkat elektronik yang mendukung
proses monitoring, serta pengenalan sistem penanganan kasus atau
penertiban di bidang pemancar dan sinyal frekuensi.
6. Mengetahui pengalokasian spektrum frekuensi radio

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Manfaat yang didapatkan dari kegiatan kerja praktek adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menambah wawasan mengenai dunia kerja dan memahami berbagai aspek
yang ada diperusahaan dalam kaitannya dengan teknologi dan informasi.
b. Dapat membandingkan serta menerapkan konsep dan teori-teori yang di peroleh
di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan.
c. Memperoleh kesempatan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan dan
melakukan pekerjaan sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja.
2. Bagi Politeknik Negeri Medan
a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara perusahaan dengan perguruan tinggi
khususnya Politeknik Negeri Medan.
b. Mendapat masukan dari laporan kerja praktek yang dilakukan mahasiswa tentang
penerapan konsep-konsep teknologi telekomunikasi yang ada di perusahaan.
c. Mampu menerapkan dan membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah
dan praktik pada dunia kerja nyata.
3. Bagi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio
a. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pembangunan di bidang pendidikan.
b. Merupakan sumber masukan untuk perbaikan sistem kerja dan metode yang ada di
perusahaan.
c. Sebagai usaha sosial perusahaan untuk membantu mengenalkan dunia kerja
kepada lembaga pendidikan khususnya mahasiswa.

1.4 Batasan Masalah


Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, dibatasi hanya pada masalah
pengenalan dan pengertian dari alat, mempelajari cara kerja sistem monitoring
spektrum frekuensi radio di Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Medan

1.5 Metodologi Kerja Praktek


Dalam rangka melaksanakan kerja praktek, dilakukan kegiatan yang meliputi:
1. Tahap persiapan, yaitu mempersiapkan hal-hal yang perlu seperti pengenalan
perusahaan dan membuat permohonan kerja praktek.
2. Studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi di lapangan.
3. Survei, yaitu mengadakan peninjauan langsung ke lapangan yang berhubungan
dengan tugas / kegiatan kerja praktek dan menyusunnya dalam bentuk laporan.
4. Penulisan jurnal, yaitu mencatat dalam jurnal kerja praktek mengenai kegiatan kerja
praktek setiap hari.
5. Analisa dan evaluasi, yaitu berupa penulisan laporan kerja praktek

1.6 Sistematika Penulisan Laporan


Adapun sistematika yang penulis gunakan dalam penulisan laporan kerja praktek kali ini
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang dilakukannya kerja praktek, tujuan dan manfaat
kerja praktek baik bagi mahasiswa, universitas dan perusahaan, waktu dan tempat
dilaksanakannya kerja praktek, batasan masalah dan metode penulisan dan
sistematika penulisan laporan kerja praktek.
BAB II : BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO KELAS I
MEDAN
Berisi tentang sejarah singkat Balai Monitor, wilayah kerja Balai Monitor,
kegiatan operasi di Balai Monitor, struktur organisasi Balai Monitor, Visi dan
Misi Balai Monitor, dan kebijakan mutu Balai Monitor.
BAB III : MONITORING SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Berisi tentang landasan teori dan penjelasan secara umum tentang proses
monitoring spektrum frekuensi radio terutama di kota Medan.
BAB IV : KEGIATAN SELAMA KERJA PRAKTEK DI BALAI MONITOR
SPEKTRUM FREKUENSI KELAS I MEDAN
Berisi tentang daftar kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di Balai
Monitor Medan dan berisi penjelasan bagaimana memonitoring frekuensi radio.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang simpulan dan saran bagi penulis dan Balai Monitor Kelas I Medan.

1.7 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kerja Praktek ini dilaksanakan terhitung sejak tanggal 3 Februari 2020 sampai dengan 13
Maret 2020 di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Medan.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH PERUSAHAAN


Pada tanggal 29 Maret 1978 s/d 15 Maret 1983, kabinet pemerintahan Presiden Soeharto
dan Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwono membentuk Kabinet Pembangunan III.
Kabinet ini diumumkan secara langsung pada 29 Maret 1978 dan kemudian dilantik secara
langsung pada 31 Maret 1978. Pada periode ini Menteri Perhubungan membawahi 5
Direktorat Jenderal yaitu Direktorat Jenderal Hubungan Darat, Direktorat Jenderal Hubungan
Laut, Direktorat Jenderal Hubungan Udara, Direktorat Jenderal Pariwisata, dan Diretorat
Jenderal Pos Telekomunikasi. Pada tanggal 19 Maret 1983 s/d 22 Maret 1988, kabinet
Pemerintahan Presiden Soeharto dan Umar Wirahadikusumah membentuk Kabinet
Pembangunan IV. Pada periode ini Menteri Perhubungan dibagi menjadi 2 (dua) Departemen
dimana pada saat itu Departemen Perhubungan mempunyai Direktorat Perhubungan Darat,
Direktorat Perhubunga Laut, Direktorat Perhubungan Udara dan mempunyai Kaperwahub
dan Kanwil-Kanwil dan Direktorat Jenderal Pariwisata dan Direktorat Jenderal Pos
Telekomunikasi digabung menjadi satu menjadi Departemen Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi (Depparpostel) dimana Menterinya dipimpin oleh Letjen Achmad Tahir, dan
Perwakilan di daerah di pimpin oleh Kepala Kantor Wilayah Pariwisata, Pos dan
Telekomunikasi Sumatera Utara dan Aceh yang membawahi Kepala Bagian Tata Usaha,
Kepala Bidang Pariwisata, Kepala Bidang Pos dan Telekomunikasi dan Kepala Bidang
Pengendalian Frekuensi. Kepala Bidang Frekuensi Radio merupakan perpanjangan tangan
Direktorat Jenderal Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi di daerah untuk melakukan tugas
Pengawasan dan Pengendalian Frekuensi Radio di daerah.
Pada tanggal 23 Maret 1988 s/d 17 Maret 1993, kabinet Pemerintahan Presiden Soeharto
dan Wakil Presiden Sudharmono membentuk Kabinet Pembangunan V, pada periode ini
Menteri Pawisata, Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh Soesilo Soedarman. Dan pada
masa Pemerintahan Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Try Sutrisno dibentuk Kabinet
Pembangunan VI dimana Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi dijabat oleh Joop Ave
yang dibentuk pada tanggal 17 Maret 1993 dan diselesaikan pada tanggal 14 Mei 1998. Pada
tanggal 16 Maret 1998 s/d 21 Mei 1998 kabinet pemerintahan Indonesia membentuk Kabinet
Pembangunan VII di masa Pemerintahan Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Baharuddin
Jusuf Habibie yang masa jabatannya paling singkat. Masa bakti kabinet ini seharusnya
berakhir pada tahun 2003, namun karena terjadi demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan
massal 1998 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang berujung pada pengunduran
diri Soeharto dari jabatannya pada tanggal 21 Mei 1998 dan diangkatnya B.J. Habibie sebagai
pejabat presiden dalam situasi darurat, mengakibatkan kabinet ini menjadi demisioner.
Sebagai penggantinya, pemerintahan Indonesia dilanjutkan oleh Kabinet Reformasi
Pembangunan. Pada tahun 1998, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
dibubarkan dimana Pariwisata menjadi dibawah Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya dan
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi kembali ke Departemen Perhubungan. Pada
tahun 1998, Era Reformasi Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi membentuk Balai
Monitor Spektrum Frekuensi Radio sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk melakukan
tugas Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Spekrum Frekuensi Radio sebagai
reinkarnasi dari Bidang Pengendalian Frekuensi Radio pada masa Kantor Wilayah
Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi.
Pada tanggal 23 Mei 1998 s/d tanggal 20 Oktober 1999, kabinet pemerintahan Presiden
ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet
ini terdiri dari sejumlah Menteri Koordinator, sejumlah Menteri Pimpinan Departemen,
sejumlah Menteri Negara, Sekretaris Negara, dan Jaksa Agung. Pada tanggal 26 Oktober
1999 s/d 09 Agustus 2001, kabinet pemerintahan Indonesia yang dipimpin Presiden
Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri membentuk Kabinet
Persatuan Indonesia. Ketika Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI pada tahun 1999,
Departemen Penerangan dan Departemen Sosial dibubarkan. Dalam penjelasan yang
diberikan secara terbuka pada sidang paripurna DPR, pada pertengahan November 1999,
Abdurrahman Wahid menegaskan bahwa pembubaran itu dilakukan semata-mata untuk
efisiensi dan perampingan kabinet pemerintahan, sekaligus dalam rangka implementasi
sepenuhnya UU No. 22/1999 tentang otonomi daerah. Selain itu juga pada tahun tersebut,
Lembaga Sensor Film yang tadinya dikelola oleh Departemen Penerangan dialihkan ke
lingkungan Departemen Pendidikan, yang nantinya setahun kemudian dialihkan kembali ke
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Abdurrahman Wahid pun membentuk Badan Informasi Komunikasi Nasional (BIKN)
sebagai lembaga pengganti Departemen Penerangan (Keppres 153 tahun 1999), dengan
Keapal BIKN setara Eseleon 1a. Dengan ditetapkannya Keputusan Presiden tersebut, seluruh
aset dan personil eks Dep. Penerangan Tingkat Pusat dialihkan kepada Badan Informasi dan
Komunikasi Nasional, kecuali aset dan personil Direktorat Televisi, TVRI Stasiun Pusat
Jakarta, Balai Pendidikan dan Pelatihan Televisi Jakarta, Direktorat Radio, Stasiun Raido
Republik Indonesia Nasional Jakarta, Balai Pendidikan dan Pelatihan Radio Jakarta, Balai
Elekronika dan Laboratorium Radio Jakarta, dan Maintenance Center Jakarta. Dalam rangka
pelaksanaan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, eks instansi
vertikal Dep. Penerangan termasuk seluruh aset dan personilnya dialihkan menjadi
Perangkat/Dinas Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota, kecuali TVRI Stasiun Daerah, TVRI
Stasiun Produksi, TVRI Sektro dan Satuan Transmisi, Stasiun Radio RI Regional I dan II,
Multimedia Training Center Yogyakarta, serta Maintenance Center Medan dan Ujung
Pandang.
Pada tanggal 10 Agustus 2001 s/d 20 Oktober 2004, kabinet pemerintahan Indonesia
pimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz membentuk
Kabinet Gotong Royong. Kabinet ini diumumkan pada 9 Agustus 2001. Pada masa
kepemimpinan Presiden Magawati, dibentuk Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi
pada tahun 2001. Saat itu yang ditunjuk sebagai Menteri Negara adalah Syamsul Mu’arif.
Selain itu juga dibentukalah Lembaga Informasi Nasional (LIN). LIN mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pelayanan informasi nasional. Selain itu, saat itu
wewenang Kominfo dalam hal konten penyiaran dialihkan ke lembaga independen baru
bernama Komisi Penyiaran Indonesia yang didirikan melalui UU No. 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran. Berdasarkan UU tersebut juga, status TVRI serta RRI diubah menjadi Lembaga
Penyiaran Publik yang bersifat independen, netral, tidak komersial dan melayani masyarakat.
Kantor Berita Antara diubah juga menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Pada tanggal 21 Oktober 2004 s/d 20 Oktober 2009, kabinet pemerintahan Indonesia
pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla
membentuk Kabinet Indonesia Bersatu I. Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menjabat pertama kali sebagia Presiden, ia menggabungkan Kementerian Negara Komunikasi
dan Informasi, Lembaga Informasi Nasional, dan Direktorat Jenderal Pos dan
Telekomunikasi yang berasal dari Departemen Perhubungan dan ditambahkannya Direktorat
Jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika. Lembaga Informasi Nasional
dipecahnya menjadi dua yaitu Dijen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi dan
Badan Informasi Publik. Hasil seluruh penggabungan ini bernama Departemen Komunikasi
dan Informatika (Depkominfo). Pada tahun 2008 juga dibentuk mitra baru Kominfo yaitu
Komisi Informasi yang dibentuk berdasarkan UU No. 14 tahun 2008 mengenai Keterbukaan
Informasi Publik. Undang-undang baru untuk Internet yaitu UU No. 11 tahun 2008 mengenai
Informasi dan Transaksi Elektronik dan amanah untuk penyehatan PT. Pos Indonesia melalui
UU No. 38 tahun 2009 tentang Pos juga mewarnai Depkominfo tahun-tahun ini.
Pada tahun 2009 ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin kabinet
Indonesia Bersatu II, Depkominfo diubah menjadi Kementerian Komunikasi dan Infomartika,
dengan dipecahnya Ditjen Pos dan Telekomunikasi menjadi Ditjen Penyelenggaraan Pos dan
Informatika serta Ditjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika. Ditjen Aplikasi
Telematika berubah nama menjadi Ditjen Aplikasi Informatika. Sedangkan Ditjen Sarana
Komunikasi dan Diseminasi dan Badan Informasi Publik dilebur kembali menjadi Direktorat
Jenderal Informasi Komunikasi Publik. Struktur ini masih berlaku sampai saat ini.
Pada awal tahun 2018, Unit Pelaksana Teknis (UPT) atau balai Monitor Spektrum
Frekuensi Radio Kelas II Medan berubah menjadi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio
Kelas I Medan sebagai perpanjangan tangan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
telah berubah menjadi Direkorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
sampai sekarang.

2.2 Visi dan Misi Balmon Medan


2.2.1 Visi
Tercapainya penyelenggaraan yang dinamis serta terbinanya peran serta seluruh
potensi untuk mendukung kegiataan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan
kepada masyarakat secara handal, mudah, cepat , dan terjangkau di bidang
telekomunikasi.

2.2.2 Misi
1. Meningkatkan pemerataan pelayanan penggunaan frekuensi radio keseluruh
pelosok pedesaan.
2. Meningkatkan iklim usaha dan peran serta masyarakat.
3. Meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi kepada masyarakat.
4. Mendorong optimalisasi kemajuan Iptek yang tepat guna.
2.2 Logo Balmon Medan

Gambar 2.1 Logo Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio

2.3 Struktur organisasi


Tugas dari masing-masing seksi adalah sebagai berikut :
1. Subbagian tata usaha dan rumah tangga mempunyai tugas melakukan
perencanaan dan program, urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan,
kerumahtanggaan, dan hubungan masyarakat.
2. Seksi pemantauan dan penertiban mempunyai tugas melakukan pengamatan,
deteksi lokasi sumber pancaran, pemantauan, penertiban, penyidikan
pelanggaran terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio dan standar
perangkat pos dan informatika, pengukuran serta validasi data penggunaan
spektrum frekuensi radio.
3. Seksi sarana da pelayanan mempunyai tugas melakukan penyampaian izin
stasiun radio dan surat pemberitahuan pembayaran biaya hak pengguna
frekuensi, pendamping penyelesaian piutang biaya hak pengguna frekuensi
radio, pelayanan pengaduan masyarakat terhadap gangguan spektrum,
pelaksanaan, perbaikan, dan pemeliharaan perangkat monitor frekuensi radio,
serta pelaksaan ujian amatir radio.

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Balai Monitoring


Mengacu kepada keputusan dirjen postel no. 131/dirjen/1999, tugas balai monitoring
adalah memonitor dan mengamati spektrum frekuensi radio serta mengidentifikasi
stasiun-stasiun radio untuk dibuat sebua catatan atas kegiatan penyiaran tersebut.

2.4.1 tugas stasiun monitoring


Stasiun monitoring radio bertugas untuk melakukan monitoring da pengukuran
frekuensi yang meliputi:
1. Memonitor emisi-emisi nasional
2. Memonitor penduudkan spektrum frekuensi
3. Penyelidikan da penghilangan interferensi
4. Mencari dan menghentikan aktifitas radio yang tidak terdaftar
5. Melindungi frekuensi-frekuensi tertentu yang digunakan secara khusus dalam
suatu peristiwa-peristiwa penting.
6. Memonitor kuat medan atau level dari suatu dinas pelayanan, apakah telah
memenuhi level minimum ketentuan yang berlaku.
7. Melakukan observasi suatu band frekuensi tertentu dalam rangka
penyelidikan-penyelidikan masalah teknik maupun yang bersifat ilmiah .
8. Melakukan monitoring atas permintaan dari negara lain.

2.4.2 Teknis Operasional Balai Monitoring


Tugasnya adalah menyusun dan menyusulkan ke direktorat jenderal pos dan
telekomunikasi sebagai berikut:
1. Kebutuhan dukungan logistik dan rencana kegiatan monitoring ,
observasi dan penertiban.
2. Kebutuhan dukungan logistik dan rencana kegiatan pemeliharaan dan
perbaikan sarana dan prasarana stasiun monitoring frekuensi radio.
3. Rencana kegiatan koordiasi yang bersifat nasional dan internasional.

Pelaksaan kegiatan di balai, loka, stasiun kerja, terdiri dari :


1. Operator, yang bertugas mengamati spektrum frekuensi radio,
mengidentifikasi stasiun radio dan mencari sumber pancaran serta membuat
catatan-catatan atas kegiatan tersebut.
2. Teknisi, yang bertugas menyiapkan sarana dan prasarana stasiun monitoring
frekuensi radio agar berfungsi optimal.
3. Penyidik pegawai negeri sipil (ppns), yang bertugas melakukan penegakan
hukum terhadap pelanggaran penggunaan frekuensi radio sesuai dengan
perundang-undangan.
4. Administrator,yang bertugas melakukan pencatatan surat masuk dan keluar
di lingkungan operator, menyusun dan menyiapkan arsip serta pengetikan
dan tugas administratif lainnya bagi kepentingan kelancaran operator.
5. Pengemudi, yang bertugas mengemudikan stasiun bergerak, pemeliharaan
kebersihan dan menjaga keamanan stasiun monitoring bergerak.
BAB III
MONITORING SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

3.1 Pengertian Gelombang


Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran. Gelombang akan terus terjadi
apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus. Gelombang membawa energi dari
satu tempat ke tempat lainnya. Gelombang dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Berdasarkan mediumnya gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Gelombanng mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
memerlukan medium (zat perantara).

Anda mungkin juga menyukai