PENDAHULUAN
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuan
Prakerin, Metode Pengumpulan Data, serta Sistematika Penulisan
Laporan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini merupakan BAB terakhir pada Laporan Prakerin, yang berisi
kata penutup.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.0 Latar Belakang
2.1 Sejarah
PT. ISMART MEDIA INDONESIA berkomitmen untuk
menciptakan tayangan yang inspiratif, professional dan sesuai tuntutan
pasar. Di Era Instustri 4.0 Ismart Media Berkomitmen mendukung
program penyiaran digital sehingga dapat dilihat kapanpun, dimanapun
dan bisa di akses menggunakan perangkat apapun.
2.3 Visi
2.4 Misi
2.5 Jangkauan
Secara bertahap Ismartv berusaha memperluas jangkauan, dengan siaran
sekarang melewati media streaming dan youtube, IsmarTv dapat
menjangkau seluruh daerah indonesia
a) Persiapan ( Preparation )
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal melakukan persiapan, antara lain
factor internal dan factor eksternal. Faktor internal dalam persiapan meliputi
jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen terkait, dan
sebagainya. Sedangkan factor eksternal dalam hal persiapan meliputi hokum
ketenagakerjaan, kondisi pangsa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
3.Direktur Operasional
a. Tugas :
Menjabarkan Visi, Misi,Kebijakan Umum,Kebijakan Penyiaran,
Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya yang telah di
tetapkan oleh Dewan Pengawas dalam rencana induk, dan rencana kerja dan
anggaran tahunan.
b. Fungsi :
1. Pengaturan dan pengkoordinasian tugas-tugas para anggota dewan direksi
dalam menjalankan tugas sesuai dengan Visi, Misi,Kebijakan
Umum,Kebijakan Penyiaran,Kebijakan pengembangan kelembagaan dan
sumber daya masing-masing.
2. Pengefektifan tugas dewan direksiuntuk mencapai tujuan target.
3. Pengkoordinasian telaahan pertimbangan dan bantuan, hokum hubungan
kelembagaan,dan pengurusan atau legitimasi hak.
4. Penetapan standar produksi dan penyiaran.
5. Pelaksanaan tugas khusus pendekatan kepada institusi pemerintah untuk
tidak mengembangkan media penyiaran khusus selain Sembilan TV.
6. Pelaksanaan tugas di bidang penyiaran program, produksi siaran berita dan
non berita serta pendokumentasian mulai dari perncanaan, penyelenggaraan,
pembinaan sampai dengan pengembangan, berkoordinasi dengan direktorat
dan satuan kerja terkait, serta mengkoordinasikan pengawasan
pelaksanaannya.
7. Pelaksanaan tugas khusus yang meliputi pengkajian dan tindak lanjut
pengembangan siaran internasional,pengkajian dan tindak pengembangan
programa dua.
8. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan seluruh pelaksanaan tugas-
tugas di bidang program dan berita secara periodic, dan menyampaikannya
kepada direktur utama dengan tembusan kepada dewan pengawas.
4.Direktur 1 (Pemasaran)
Cara Pelaksanaan
A. Melakukan pengendalian terhadap rencana-rencana yang sudah disusun
untuk menjamin bahwa sasaran yang ditetapkan dapat terwujud,
misalnya : volume penjualan dan tingkat keuntungan.
B. Melakukan langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan order.
C. Memberikan persetujuan kredit pelanggan dalam batas – batas yang
wajar.
D. Melakukan demarketing jika terjadi overload produksi.
E. Melakukan analisa pelanggan yang mengalami kecenderungan kredit
macet.
F. Melakukan analisa perilaku pasar / konsumen sebagai dasar dalam
menentukan kebijakan pemasaran.
G. Melakukan analisa Peraturan Pemerintah berkenaan dengan tata niaga
kertas sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pemasaran.
H. Melakukan penilaian karya kepada Kepala Bagian Marketing.
I. Memantau potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan sehingga
menjadi lebih baik.
J. Melakukan tugas – tugas lain yang ditetapkan oleh atasan sehubungan
dengan fungsi di Departemen Marketing.
Tugas Pengawasan
A. Melakukan pengawasan efisiensi dan efektivitas strategi pemasaran
yang telah ditetapkan.
B. Melakukan pengawasan efisiensi dan efektivitas kegiatan kerja di
Departemen Marketing.
Tanggung Jawab
A. Bertanggung jawab terhadap strategi pemasaran yang telah disusun
B. Bertanggung jawab atas efisiensi dan efektivitas kerja di Departemen
Marketing.
C. Bertanggung jawab dalam membina hubungan baik dengan konsumen.
D. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas-tugasnya kepada Direktur
Operasional.
E. Bertanggung jawab atas konsistensi pelaksanaan prosedur yang berlaku
di Bagian Marketing dan melakukan analisa atas efisiensi prosedur
tersebut.
F. Bertanggung jawab atas kedisiplinan kerja bawahan sesuai dengan
ketentuan perusahaan yang berlaku.
Wewenang Tugas
A. Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran perusahaan.
B. Berwenang untuk memutuskan harga jual hasil produksi.
C. Pada kondisi tertentu, berwenang untuk menolak permintaan order dari
konsumen.
D. Berwenang untuk melakukan penyempurnaan pola kerja di Departemen
Marketing.
E. Berwenang untuk melakukan koreksi terhadap harga CN Kontrak
apabila terjadi kesalahan.
F. Dsisi lain juga terdapat tugas dari seorang manajer pemasaran di suatu
perusahaan :
G. Pengambilan semua keputusan dalam pemasaran meliputi :
H. Mendefinisikan masalah, harus mengetahui dulu masalahnya dan
mampu untuk mengindetifikasikan masalah.
I. Merumuskan berbagai alternatif, menentukan berbagai cara alternatif
penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.
J. Menganalisa alternatif, menilai alternatif yang dikumpulkan. Dengan
suatu analisa maka manajer diarahkan untuk mengambil kesimpulan
yang disertai dengan pernyataan untuk menentukan kebaikan dan
keburukannya.
K. Mengambil resiko penyelesaian dan menyarankan suatu rencana
tindakan, meskipun kenyataan, kesempatan dan resiko yang dihadapi
sama.
L. Pengambilan Keputusan dengan Marketing Mix meliputi:
M. harga, promosi dan distribusi umumnya bahwa semakin besar usaha-
usaha yang dikeluarkan dalam marketing mix, akan semakin besar pula
penjualannya. Tetapi ada batasan atau sesuai dengan porsinya.
Tugas:
Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan penyusunan kebijakan teknis,
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya
Mineral.
Fungsi:
A. Koordinasi pelaksanaan kegiatan penyusunan kebijakan teknis Badan
Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral;
B. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, kerja sama,
laporan, akuntabilitas dan evaluasi kinerja, pengelolaan sistem informasi
serta pengelolaan pengetahuan dan inovasi;
C. Pengelolaan administrasi kepegawaian, jabatan fungsional, penataan
organisasi dan tata laksana, serta kinerja pegawai;
D. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, barang milik negara, serta
akuntansi dan pertanggung jawaban keuangan; dan
E. Pengelolaan urusan ketatausahaan, hukum dan hubungan masyarakat,
perlengkapan dan rumah tangga, kearsipan dan dokumentasi,serta hak
dan kekayaan intelektual.
7. Manager Keuangan
B. Manager Tekhnik
Manajer Teknik merupakan orang yang bertanggung jawab atas kualitas
tayangan gambar yang dikonsumsi penonton.
· Tugas Manajer Teknik:
- Mengoperasikan atau memastikan bekerjanya semua perangkat stasiun
televisi, seperti pemancar, audio mixer,kamera,lighting,sound processor,dan alat
produksi lainnya.
- Membeli, memperbaiki dan memelihara peralatan siaran
- Memantau ketepatan sinyal pemancar Acara
- Menyesuaikan Stasiun Televisi untuk keperluan pemograman dan
mempersiapkan operasi penyiaran jarak jauh.
- Memastikan perangkat siaran sudah sesuai dengan parameter teknik yang
ditentukan oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang.
Tata Tertib
1. Datang tepat pada waktunya.
Shift Pagi masuk jam 08.00 Wib s/d 16.00 Wib.
Shift Siang masuk jam 14.00 Wib s/d 22.00 Wib.
2. Mengisi absen fingerprint.
3. Memakai pakaian seragam ismartv saat liputan
4. Memakai Sepatu.
5. Memakai ID Card jika sudah ada.
6. Jika tidak masuk kerja diharap memberitahu dan memberi surat
keterangan Dokter jika sakit.
Tidak masuk tanpa Ijin dan tidak tanda tangan, maka uang makan, uang
transport, uang komunikasi dipotong perhari
7. Jika ada keperluan harus ijin atasan/bagian personalis dan mengisi surat
ijin keluar .
8. Istirahat jam 12.00 Wib sampai dengan 13.00 Wib.
9. Dilarang berkumpul/mengobrol diruangan kerja terutama yang bukan
satu divisi.
10. Untuk keyamanan kerja ruangan harus rapi, bersih dan menyimpan
barang bawaan pada tempatnya.
11. Selalu dibiasakan bekas makan dan minum dicuci dan disimpan pada
tempatnya.
BAB III
JURNAL KEGIATAN
1/11/
2/11/
3/11/
4/11/
5/11/
6/11/
7//11/
8/11/
9/11/
10/11/
11/11/
12/11/
13/11/
14/11/
15/11/
16/11/
17/11/
18/11/
19/11/
20/11/
21/11/
22/11/
23/11/
24/11/
25/11/
26/11/
27/11/
28/11/
29/11/
30/11/
31/11/
1/12/
2/12/
3/12/
4/12/
5/12/
6/12/
7/12/
8/12/
9/12/
10/12/
11/12/
12/12/
13/12/
14/12/
15/12/
16/12/
17/12/
18/12/
19/12/
20/12/
21/12/
22/12/
23/12/
24/12/
25/12/
26/12/
27/12/
28/12/
29/12/
30/12/
31/12/
Dalam program siaran live seperti biasanya peserta prakerin ikut serta
dalam mensetting kamera (untuk mengatur focus, komposisi, iris, headroom,
looking room, white balance, Exposure), menggunakan Clip On, penggunaan
Playout, dan mengatur audio, Dan Menjadi Kameramen
Selain itu, siswa prakerin juga mendapat brief dari Kepala seksi teknik
produksi, semacam sharing mengenai kesulitan dan kendala yang dihadapi saat
liputan.
Selain itu dengan adanya program prakerin ini bisa memperlihatkan alat-alat yang
asa di suatu perusahaan sehingga pada saat siswa bekerja tidak lagi bingung
dengan alat-alat yang ada disekelilingnya juga bisa mempergunakan alat dengan
semaksimal mungkin agar menciptakan program-program yang berkompeten di
bidangnya.
Istilah editing telah dikenal luas dan banyak orang memberi pemahaman sendiri.
namun dalam pelajaran ini kita sepakat editing berkaiatan dengan kerja-kerja dibawah
ini:
1. Menata, menambahkan atau memindahkan klip video atau klip audio.
2. Menerapkan colour correction, filter dan peningkatan yang lain.
3. Membuat transisi antara klip.
4.1.3 Kameramen
Juru kamera (orang kamera) bertanggung jawab untuk semua aspek teknis
pemotretan dan merekam gambar. Seorang juru kamera harus memastikan bahwa
tidak ada kesalahan lakukan saat ia mengambil gambar. Dia harus memastikan
bahwa ia mengambil gambar tajam (fokus), komposisi gambar (framing) yang
tepat, pengaturan level atau tingkat suara yang sesuai, gambar warna yang sesuai
dengan warna aslinya (alam) dan ia harus mendapatkan gambar (foto) yang
terbaik.
Seorang juru kamera tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan
baik, tetapi ia juga harus memahami gambaran apa saja yang diperlukan untuk
sebuah berita televisi. Seorang juru kamera kemampuan terbatas baru untuk
mengoperasikan kamera saja belum dapat dikategorikan sebagai juru kamera
berita televisi. Siapapun dapat menggunakan kamera, namun tidak semua orang
bisa menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dahulu mempelajari dasar
teorinya.
Ada perbedaan besar antara menulis naskah berita untuk didengar (dengan
telinga) dan menulis untuk dibaca (dengan mata). Narasi berita televisi yang baik
memiliki awal (pembuka), pertengahan, dan akhir (penutup). Masing-masing
bagian ini memiliki maksud tertentu.
1. Awal (pembuka)
Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook) atau titik awal, yang
memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awal dari tulisan memberitahu
pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita yang mau disampaikan. Hal ini
memberi suatu fokus dan alasan pada pemirsa untuk tertarik dan mau menyimak
berita yang akan disampaikan.
2. Pertengahan
Karena semua rincian cerita tak bisa dijejalkan di kalimat-kalimat pertama, cerita
dikembangkan di bagian pertengahan naskah. Bagian tengah ini memberi rincian
dari Lead dan menjawab hal-hal yang ingin diketahui oleh pemirsa. Untuk
memudahkan pemirsa dalam menangkap isi berita, sebaiknya kita membatasi diri
pada dua atau tiga hal penting saja di bagian tengah ini.
3. Akhir (penutup)
Jangan akhiri naskah berita tanpa kesimpulan. Rangkumlah dengan mengulang
butir terpenting dari berita itu, manfaatnya bagi pemirsa, atau perkembangan
peristiwa yang diharapkan akan terjadi.
Rumus 5 C
Dalam Penulisan Berita di Media TV, harus diperhatikan rumus 5 C, yaitu:
1. Conversational
Ketika menulis naskah berita untuk media televisi, kita menulis untuk didengar.
Ingat, televisi adalah media audio-visual, bukan media cetak. Pemirsa kita melihat
(gambar/visual) dan mendengar (suara/audio), bukan membaca naskah berita
seperti membaca koran.
Kelemahan media televisi adalah berita yang ditayangkan di layar televisi
umumnya hanya muncul satu kali. Jika pemirsa tidak bisa menangkap isi berita
pada tayangan pertama, ia tak punya peluang untuk minta diulang. Kecuali
mungkin untuk berita yang dianggap sangat penting, sehingga dari waktu ke
waktu selalu diulang dan perkembangannya di-update oleh stasiun TV
bersangkutan.
Keterbatasan tersebut berlaku untuk media TV konvensional. Namun, saat ini
sudah muncul jenis media TV yang tidak konvensional. Sekarang di sejumlah
negara maju sudah mulai diperkenalkan IPTV (internet protocol television), yang
bersifat interaktif. Pemirsa yang berminat bisa mengulang bagian dari tayangan
TV yang ia inginkan, tentunya dengan membayar biaya tertentu.
Namun, IPTV mensyaratkan adanya infrastruktur telekomunikasi pita lebar yang
canggih dan mahal, yang saat ini belum tersedia di Indonesia. Dalam dua atau tiga
tahun ke depan (katakanlah sampai tahun 2010), tampaknya infrastruktur
semacam ini juga belum siap untuk mewujudkan kehadiran IPTV di Indonesia.
Jadi, dalam pembahasan teknik penulisan naskah berita, kita mengasumsikan,
media televisi di Indonesia sampai tahun 2010 masih akan bersifat konvensional.
Untuk media televisi yang konvensional, sebuah tayangan berita tidak bisa
disimak dan dibaca berulang-ulang seperti kita membaca koran. Pemirsa hanya
punya satu kesempatan untuk menangkap isi berita Anda. Oleh karena itu, berita
di TV dibuat dengan gaya bahasa bertutur, seperti percakapan sehari-hari, karena
ini adalah gaya bahasa yang paling akrab dan biasa didengar orang. Tulislah
naskah berita seperti gaya orang berbicara.
Misalnya, dalam percakapan sehari-hari, kita amat jarang menggunakan kalimat
yang berpanjang-panjang, atau memiliki anak-anak kalimat. Namun, meskipun
berita di TV menggunakan gaya bahasa bertutur, tata bahasanya tetap harus benar.
2. Clear
Batasi kalimat untuk satu gagasan saja. Hal ini akan memudahkan para pendengar
untuk menangkap dan memahami isi berita. Jangan menggunakan bahasa jargon
atauslang, yang hanya dikenal kalangan tertentu. Hindari susunan kalimat yang
rumit.
Atribusi untuk narasumber disampaikan lebih dulu sebelum pernyataannya, dan
bukan sebaliknya. Hal ini untuk menghindarkan kebingungan di pihak pemirsa,
dalam membedakan mana narasi dari si reporter dan mana opini dari si
narasumber. Ini bertolak belakang dengan praktik yang biasa dilakukan di media
cetak.
Jangan menggunakan terlalu banyak angka. Penyebutan angka-angka sulit
ditangkap oleh pemirsa ketika mendengarkan berita. Buatlah angka itu mudah
dimengerti. Jangan menempatkan angka di awal kalimat, karena bisa
membingungkan.
3. Concise
Gunakan kalimat-kalimat yang bersifat pernyataan (deklaratif). Tulislah kalimat-
kalimat yang pendek. Menurut hasil riset, kalimat pendek lebih mudah dipahami
dan lebih kuat, ketimbang kalimat-kalimat panjang. Sebetulnya tidak ada aturan
wajib tentang panjang kalimat yang dibolehkan. Namun, cobalah membatasi agar
setiap kalimat yang Anda tulis tidak lebih dari 20 kata.
4. Compelling
Tulislah dalam bentuk kalimat aktif. Para penulis berita menggunakan kalimat
aktif karena lebih kuat dan lebih menarik. Selain itu, kalimat aktif juga lebih
pendek daripada kalimat pasif.
5. Cliché free
Kalimat atau pernyataan klise adalah pernyataan yang sudah terlalu sering
digunakan di media. Pernyataan klise mungkin tidak akurat dan salah arah, namun
harus diakui, banyak reporter merasa sulit menghindari pernyataan klise seperti
ini.
Contoh kalimat klise untuk penutup berita: “Kasus itu masih dalam
penyelidikan.” Kalimat klise seperti ini bisa dibilang tidak memberi informasi
tambahan apapun kepada pemirsa.
Maka, kalimat klise ini sebaiknya diganti dengan yang lebih informatif. Misalnya:
“Polisi sampai hari ini masih belum mengetahui penyebab kecelakaan. Polisi
mengharapkan, hasil penyidikan akan dapat diungkapkan hari Jumat besok.
Reportase Trans TV akan melaporkan perkembangan ini besok untuk Anda.”
Ada aturan-aturan dasar tertentu dalam penulisan berita untuk media televisi.
Aturan ini bertujuan untuk membuat isi berita tersebut lebih mudah dipahami oleh
pemirsa. Aturan ini juga akan membantu dan memudahkan presenter atau reporter
di lapangan untuk membacakan berita tanpa kesalahan.
1. Angka
Dalam penulisan angka, sebutkan jelas angka dari “satu” sampai “sebelas”. Lebih
dari “sebelas”, ditulis dalam bentuk angka: 12, 14, 25, dan seterusnya.
Untuk uang senilai Rp 145.325,50 tulis saja “seratus empat puluh lima ribu
rupiah” atau “145 ribu rupiah.”
Untuk menyebut tahun, sebut apa adanya, karena presenter akan dengan cepat
memahami angka tahun. Misalnya: 1998, 2007, dan seterusnya.
2. Singkatan dan akronim
Tuliskan dengan jelas singkatan sebagaimana Anda ingin mendengarnya on air.
Misalnya: ITB ditulis “I-T-B.”
Jika suatu akronim sudah cukup dikenal, biarkan seperti apa adanya di naskah.
Misalnya: NATO, OPEC, BAKIN, dan sebagainya.
Namun, jika si reporter ragu pemirsa akan memahami singkatan atau akronim itu,
gunakan saja kepanjangan lengkapnya. Hal itu lebih aman dan menghindarkan
presenter dari kemungkinan membuat kekeliruan.
3. Punctuation
Jangan gunakan punctuation dalam penulisan berita. Juga colon dan semicolon.
Koma juga jarang digunakan dalam naskah untuk menandai jeda atau perubahan
pemikiran. Presenter lebih suka menggunakan tiga titik (“…”) untuk menandai
jeda, karena lebih mudah dibaca di alat TelePrompTer.
4. Nama
Selalu gunakan nama dan gelar secara sederhana dan bertutur. Jika Anda harus
mengidentifikasi seseorang dengan gelarnya, tuliskan gelar itu di depan nama
mereka, seperti ketika kita memberi atribusi. Kita bisa menambahkan informasi
identifikasi lain, sesudah menyebut nama.
5. Spelling
Salah menyebut kata atau salah mengeja bisa terjadi pada presenter. Itulah
sebabnya, sebelum tampil di layar TV, mereka memang sebaiknya membaca dulu
naskah beritanya. Namun, sering hal ini tak dilakukan karena berbagai sebab.
Entah karena sekadar malas, atau berita memang ditulis dadakan. Untuk
menghindari kekeliruan, reporter yang menulis berita perlu memberitahu
presenter, tentang cara mengucapkan nama atau istilah tertentu yang tidak biasa.
6. Grammar/Tata bahasa
Tata bahasa yang buruk bisa berdampak jelek pada penampilan presenter. Maka,
periksalah sekali lagi naskah berita, untuk menghindari tata bahasa yang buruk,
sebelum naskah itu diserahkan ke presenter.
Lead yang Menjual
Setiap berita harus dimulai dengan kalimat lead yang kuat. Lead yang paling
efektif biasanya mengacu ke beberapa aspek dari berita, yang dianggap penting
atau menarik bagi pemirsa. Aspek ini kita namai “hook.” Kenali aspek dalam
berita itu yang akan memancing perhatian pemirsa dan gunakanlah pada kalimat
lead. Lead semacam itu akan memelihara tingkat perhatian dari pemirsa TV.
Sumber : http://rescosawo54.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-beritah-teks.html.
LANGKAH PRAKTIK
1. Nama. Gunakan nama lengkap orang saat pertama kali ditulis, lalu gunakan
nama singkat atau panggilan.
2. Kata Asing. Tuliskan cara pengucapan kata-kata asing dan kata-kata yang sulit
diucapkan.
3. Atribusi + Nama. Jangan tulis nama di awal kalimat. Tulis atribusi atau jabatan,
baru nama. Jangan tulis "Ahmad, dosen UIN Bandung, mengatakan hari ini..."
tapi tulislah "Dosen UIN Bandung --Ahmad-- mengatakan hari ini...";
4. Usia: Tulis "Seorang mahasiswa UIN Bandung --Ahmad-- berusia 20 tahun tadi
pagi. ", jangan tulis gaya surat kabar "Seorang mahasiswa UIN Bandung, Ahmad
(20 thn), tadi pagi. "
9. Penulisan Angka. Gunakan huruf untuk angka 1 s.d. 11 (satu, dua tiga, ...
sebelas). Gunakan angka untuk 12 s.d. 999. Gunakan kombinasi angka dan hurup
untuk angka di atas 999 (20-ribu, 211-juta).
Bertahun-tahun lalu, naskah berita radio & televisi ditulis dalam huruf kapital
semua (all uppercase/all caps), tapi kini sudah berubah menjadi "normal" --huruf
kapital hanya untuk kata pertama dan huruf pertama nama. Jangan tulis
kalimat/naskah berita bersambung ke halaman berbeda. Tuntaskan naskah berita
dalam satu halaman. Berita lain di halaman berikutnya. Jika perlu, tulis naskah
berita dengan spasi ganda --untuk memberi ruang jika ada koreksi/salah ketik.
Demikian tatacara penulisan naskah berita televisi yang "khas" dan sangat
berbeda dengan cara menulis berita untuk media cetak dan media online. Naskah
berita bukan untuk dibaca pendengar, tapi didengarkan mereka.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri, Saya memiliki saran-saran
baik untuk pihak industri maupun pihak sekolah.
1.2.1 Saran-saran Untuk Pihak Industri
Saran-saran untuk pihak industri, diantaranya:
a. Menambah pekerjaan untuk anak yang sedang prakerin sehingga
kita tidak sering tidak ada pekerjaan.
b. Perlunya perencanaan yang matang dalam melaksanakan suatu
proyek agar tidak dilakukan secara mendadak sehingga hasil yang
dicapai maksimal.
1.2.2 Saran-saran Untuk Pihak Sekolah
a. Kurangnya ilmu dan bimbingan dari sekolah.
b. Lebih mempererat kerjasama dengan pihak industri.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Sumber :
Sumber On Line :
http://www.romelteamedia.com/2015/08/cara-menulis-naskah-berita-radio-tv.html
http://rescosawo54.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-berita-dan-contoh-teks.html
http://annisampuuy.blogspot.co.id/2012/10/manajemen-produksi.html
http://www.materiakuntansi.com/tugas-manajer-produksi-dalam-perusahaan/
https://dayintapinasthika.wordpress.com/tugas-7-manajemen-produksi/
http://seputar-televisi.blogspot.co.id/2014/09/daftar-tv-lokal-di-jawa-barat.html
https://vivixtopz.wordpress.com/modul-kuliah/penyiaran-radio-dan-
televisi/teknik-penulisan-berita-media-televisi/
http://ezyzurriyati.blogspot.co.id/2014/03/hakikat-menyimak-pengertian-
menyimak.html
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PRAKERIN/PKL
HARI/TANGGAL :……….
Oleh:
NIS/NISN:
Menyetuji/Mengesahkan:
Pembimbing
Sekolah, Industri,
NIP. NIP.
NIP. NIP.
Daftar Isi
Table of Contents
Type chapter title (level 1) 1
Type chapter title (level 2) 2
Type chapter title (level 3) 3
Type chapter title (level 1) 4
Type chapter title (level 2) 5
Type chapter title (level 3) 6