Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL MAGANG

MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH KARET PADA PTPN NUSANTARA VII


(PERSERO UNIT PADANG PELAWI)

Oleh :

Sion Maranatha
E1D014009

LABORATORIUM SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor perkebunan merupakan sub sektor pertanian yang menjadi salah satu faktor yang
dapat mendukung kegiatan perekonomian di Indonesia. Salah satu sub sektor perkebunan
yang cukup besar potensinya dalam perekonomian Indonesia adalah perkebunan karet. Karet
merupakan Polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks, karet merupakan salah satu
komoditas andalan perkebunan penghasil devisa sumber pendapatan petani, penghasil bahan
baku idustri dan memberikan lapangan kerja di Indonesia.
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup
internasional dan teristimewa bagi indonesia. Komoditi karet biasanya diusahakan oleh
perkebunan rakyat yang pengolahannya masih bersifat tradisional sehingga kualitas karet
masih rendah karena perkebunan karet rakyat masih menggunakan bibit yang biasa dan
perawatan yang kurang baik. Hasil devisa yang diperoleh dari kerat cukup besar. Bahkan,
Indonesia pernah menguasai produksi karet dunia (Anonim, 1999).
Salah satu hasil industri yang menjadi andalan Indonesia untuk ketersediaan devisa
dalam kegiatan ekspor adalah komoditas karet olahan, disamping Indonesia merupakan
negara penghasil karet terbesar kedua setelah Thailand juga terdapat kecenderungan bahwa
tingkat komsumsi karet dunia masih terus meningkat. Walaupun saat ini sudah berkembang
karet sintesis, namun permintaan karet alam dunia masih terus meningkat. Hal ini disebabkan
karena karet alam itu sendiri tidak bisa disubsidi oleh karet sintesis terutama pembuatan ban
agar dapat memanfaatkan peluang tersebut maka Indonesia berusaha untuk mengerahkan
segala daya untuk meningkatkan ekspor karet alam dan patut mendapat perhatian (Gapkindo
2010).
Pabrik karet merupakan salah satu industri yang sangat berkembang pada saat ini seiring
dengan pertumbuhannya maka pabrik karet tersebut akan menghasilkan dampak yaitu
dampak positif berupa produk-produk serta dapat mengurangi jumlah pengangguran dan
dapat meningkatkan taraf hidup manusia. Sedangkan dampak negatif dari pabrik karet berupa
pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal.
Limbah membutuhkan pengolahan apabila ternyata mengandung senyawa pencemaran yang
berakibat menciptakan kerusakan terhadap lingkungan atau paling tidak potensial
menciptakan pencemaran, sistem pengolahan, banyaknya buangan dan jenisnya, serta
kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik (Ginting, 2007)
Limbah cair pabrik karet perlu dilakukan pengolaan terlbih dahulu untuk menanggulangi
pencemaran. Pengolahan limbah sekarang ini yang sedang berkembang adalah menggunakan
tanaman air pada kolam penampungan limbah. Tanaman air seperti Eichhornia dan Azolla
memiliki kelebihan sebagai Decontaminant dalam pengolahan limbah dengan alasan
pertumbuhannya cepat, mempunyai daya Afinitas terhadap logam berat, mudah dipanen dan
memiliki potendi ekonomis (Yuliarnityas dan Qomaria, 1994). Salah satu jenis Azola yang
dapat digunakan sebagai pencerni air yaitu Azola microphylla Kaulf. Limbah hasil
fitoremediasi dapat dimanfaatkan sebagai pemacu pertumbuhan berbagai jenis tanaman
karena dalam limbah cair pabrik karet mangandung unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Selain itu limbah pabrik karet dapat berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman
(WidyaNingrum, 1989).
PT.Perkebunan Nusantara VII Unit Padang Pelawi yang bergerak dibidang industri
pengolahan bahan baku remah, bokar menjadi Crumb Rubeber jenis SIR 20 pentingnya
pengolahn limbah industri dengan baik, pengolahan limbah dapat dikelompokkan kedalam
pengolahan dari sumbernya yang disebut sebagai proses produksi bersih, dan pengelolaan
saat limbah tersebut keluar dari proses produksi. Pengolahan limbah pendahuluan bertujuan
untuk memisahkan zat atau unsur padatan kasar yang ada dalam air limbah dengan cara
penyaringan untuk meminimalisasi bangunan dalam proses pengolahn limbah berikutnya.

1.2 Tujuan

Kegiatan magang ini dilakukan dengan beberapa tujuan :.

1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang manajemen pengelolaan limbah karet di


PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Padang Pelawi
2. Untuk Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi di perkebunaan
karet dalam mengatasi masalah pengelolaan limbah di PT. Perkebunan Nusantara VII
Unit Padang Pelawi.
1.3 Manfaat

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan tentang limbah pabrik pengelolan kelapa


sawit.
2. Mengenali dan memahami manajemen pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit.
BAB II

LINGKUP MAGANG

2.1 Kegiatan Magang

Magang dilakukan dengan turut berpartisipasi pada kegiatan oprasional perusahaan.


Hal ini meliputi Manajemen Pengolahan Limbah Karet di PT. Perkebunan Nusantara VII
Unit Usaha Padang Pelawi. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas pengamatan, kegiatan kerja
di lapangan, diskusi serta penulisan laporan. Pelaksanaan kegiataan dilakukan di bawah
bimbingan Dosen Pembimbing Magang dan Pembimbing Lapangan di tempat magang.

2.2 Landasan Teori


2.1.1 Manajemen
Manajemen merupakan suatu seni atau cara yang dilakukan dalam membuat
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuaan yang
ingin dicapai. Dari permasalahan yang ditimbulkan dampak negatif yang hasilkan dari
perkembangan pabrik kelapa sawit di Indonesia terutama yang disebabkan oleh limbah cair.
Limbah cair memiliki potensi yang paling besar sebagai pencemaran lingkungan apabila
tidak dikelola dengan baik sehingga di perlukan manajemen pengelolaan limbah cair untuk
mengatasi masalah tersebut (Pardamean, 2014)
2.2.2 Definisi Limbah

Cairan buangan yang berasal dari rumah tangga dan industri serta tempat-tempat umum
lainnya dan mengandung bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan hidup (Kusnoputranto, 1985). Limbah dapat berwujud
padat, gas maupun cair. Dalam dunia perikanan, limbah cair merupakan wujud limbah yang
paling mudah mencemari lingkungan terutama pada kegiatan budidaya. Hal ini di karenakan
dalam kegiatan budidaya perikanan, air merupakan media hidup organisme yang akan
dibudidayakan, sehingga limbah dalam wujud cair akan lebih cepat menyebar dan memiliki
efek langsung terhadap organisme budidaya (peraturan daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Bali, 1988 dalam Darmawan, 2010).

2.2.3 Klasifikasi Limbah


Menurut Ayuwanjani (2008), klasifikasi air limbah berdasarkan tingkat penguraian dan
kandungan nitrogennya, adalah sebagai berikut:

a. Limbah rendah penguraian dan rendah nitrogen, yang termasuk kelompok ini adalah
limbah-limbah berserat tinggi dan limbah-limbah tanaman tua, diantaranya seperti jerami,
sekam, serat sawit, kulit buah coklat dan kulit luar biji-bijian.
b. Limbah rendah penguraian tetapi tinggi kandungan nitrogen. Limbah industri pangan
sering menghasilkan limbah dengan kategori ini seperti limbah kopi.
c. Limbah tinggi kandungan energi tetapi rendah nitrogen. Limbah industri gula (molase) dan
limbah industri hortikultura termasuk kategori limbah dengan kandungan energi tinggi tetapi
rendah kandungan nitrogen.
d. Limbah tinggi kandungan energi dan tinggi kandungan nitrogen. Limbah yang termasuk
kategori ini mayoritas lebih cenderung sebagai bahan pakan ternak monogasterik seperti
tepung darah, limbah pemotong ternak, tepung ikan, bungkil dan beberapa limbah sayuran.

2.2.4 Karakteristik air limbah

Air limbah adalah kelompok air yang memiliki karakteristik sebagai berikut: Air bekas
yang tidak terpakai lagi, hasil dari berbagai kegiatan manusia seharihari, pada umumnya air
limbah tersebut sering dibuang ke dalam tanah atau badan air seperti sungai, danau dan laut.

2.2.5 Sumber dan jenis air limbah

Menurut Ayuwanjani (2008), berdasarkan sumbernya air limbah dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Air limbah rumah tangga (domestik), adalah air limbah yang berasal dari kegiatan hunian,
seperti rumah tinggal, hotel, sarana pendidikan, perkantoran, pasar dan fasilitas pelayanan.
Air limbah domestik dapat dikelompokan menjadi, air buangan kamar mandi, air buangan
WC dan air buangan dapur atau cucian.
b. Air limbah industri, adalah air limbah yang berasal dari kegiatan industri, seperti pabrik
kertas logam, tekstil, kulit, pangan (makanan dan minuman), industri kimia, perikanan dan
lainnya.
c. Air limbah atau rembesan air hujan, adalah air limbah yang melimpas di atas permukaan
tanah dan meresap ke dalam tanah sebagai akibat terjadinya hujan.
2.2.6 Limbah Pabrik Pengolahan Karet

Limbah pabrik karet merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat
digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan berdampak
pada pencemaran lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Limbah ada dua bagian
sumber yaitu limbah yang bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang
berasal dari non-domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian). Karakteristik bahan-bahan
yang termasuk limbah adalah mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, bersifat korosif dan lain-lain. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan
lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menurunkan kulitas air. Oleh
karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama
(Prastiwi, 2010)

1.Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa busa lateks dan sisa slab. Limbah padat hasil
pengolahan dari IPAL berasal dari proses koagulasi kimia dengan ferosulfat dikeringkan di
drying ditampung di bak penampung.
2.Limbah cair
Limbah cair karet merupakan air sisa produksi dari pengolahan karet menjadi benang karet
dan air dari pembersihan alat atau area. Limbah karet mengadung amoniak dan nitrogen total
yang berbahaya apabila melewati batas standar yang telah ditetapkan sehingga dapat
mencemari air sungai dan lingkungan sekitarnya. Pengolahan limbah cair tersebut dilakukan
dengan menampungnya pada bak penampungan limbah untuk kemudian di endapkan,
disaring dan sisanya dialirkan ke lingkungan (Prastiwi, 2010).

BAB III
METODE PELAKSAAN MAGANG
3.1 Waktu dan Lokasi Magang

Pelaksanaan magang akan dilaksanakan di PTPN VII Unit Padang Pelawi kecamatan
Sukaraja kabupaten Seluma.. Pelaksaanan magang ini akan dilakukan selama 21 hari kerja
mulai tanggal 15 November sampai dengan 8 Desember.

3.2 Metode Pelaksanaan Magang

Adapun metode yang diterapkan dalam kegiatan magang adalah sebagai berikut.

1. Metode partisipasi, yaitu metode yang digunakan dengan cara ikut langsung
berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan oleh PTPN VII Unit Padang
Pelawi kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma.
2. Metode observasi, yaitu metode yang digunakan dalam pengambilan data dengan cara
terlibat langsung di lapangan dan ikut mengamati langsung kegiatan yang akan
diambil datanya.
3. Metode diskusi, yaitu metode yang dilakukan dengan cara berinteraksi langsung
kepada staf berkaitan dengan seluruh kegiatan magang.

3.3 Rencana Jadwal Kegiatan Magang

Adapun rancana jadwal kegiatan selama pelaksanaan magang dapat dilihat dalam
tabel 1.

Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Magang


No Tanggal Kegiatan Metode
Perkenalan dengan karyawan/i PTPN
1 15 November 2017 VII Unit Padang Pelawi kecamatan Partisipasi
Sukaraja kabupaten Seluma.
Berkonsultasi dengan karyawan/i serta
Berdiskusi dengan
ikut membantu kegiatan PT.
2 16 November 2017 pembimbing
Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha
lapangan
Padang Pelawi.
Berkonsultasi dengan karyawan/i serta
Berdiskusi dengan
ikut membantu kegiatan PT.
3 17 November 2017 pembimbing
Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha
lapangan
Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
4 18 November 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
5 19 November 2017 Melakukan kegiatan rutin operasional Pengamatan dan
PTPN VII Unit Padang Pelawi kerja di lapangan
kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
6 20 November 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
7 21 November 2017 - -
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
8 22 November 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
9 23 Oktober 2017 PTPN VII Unit Padang Pelawi
kerja di lapangan
kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
10 24 November 2017 PTPN VII Unit Padang Pelawi
kerja di lapangan
kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma.
Membantu kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
11 25 November 2017 PTPN VII Unit Padang Pelawi
kerja di lapangan
kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma.
Membantu kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
12 26 November 2017 PTPN VII Unit Padang Pelawi
kerja di lapangan
kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma.
Membantu kegiatan rutin operasional
PTPN VII Unit Padang Pelawi Pengamatan dan
13 27 November 2017
kecamatan Sukaraja kabupaten Seluma. kerja di lapangan

14 28 November 2017 - -
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
15 29 November 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
16 30 November 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
17 1 Desember 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
Pengamatan dan
18 2 Desember 2017 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
3 Desember 2017 Pengamatan dan
19 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
Melakukan kegiatan rutin operasional
4 Desember 2017 Pengamatan dan
20 PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
kerja di lapangan
Usaha Padang Pelawi.
21 5 Desember 2017 -
-
Perpisahan dengan Karyawan/ PT.
22 6 Desember 2017 Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Ramah tamah
Padang Pelawi.
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


4.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
Kronologis berdirinya Unit Padang Pelawi diawali dengan terbitnya Surat Menteri
Pertanian No. 518/Mentan/VI/1980 tanggal 6 Juni 1980 perihal penugasan kepada Direksi PT
Perkebunan di Indonesia termasuk PT Perkebunan XXIII (Persero) Surabaya untuk
mengadakan penjajakan dan penelitian kemungkinan pelaksanaan perkebunan inti rakyat
(PIR) di daerah Bengkulu yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dirjen
BUN/Dirjen Trans dan PEMDA Tk. I Bengkulu.
Surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia No.
949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 Perihal mohon bantuan kepada Gubernur Kepala
Daerah Tk. I Bengkulu untuk penyediaan tanah kebun inti PTP XXIII dan Start-up Project
dalam rangka proyek NES VI di Bengkulu.
Terbitnya Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu No. 320/SK/B.IV/1980
tanggal 27 Oktober 1980 tentang penunjukan lokasi tanah untuk proyek PIR/NES V Karet
yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan XXIII (Persero) di Kecamatan Seluma Kabupaten
Bengkulu Selatan dengan luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha.
Surat Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu No. 525/591/B.11/1982 tanggal 8 Februari
1982 perihal areal yang dicadangkan untuk NES V, VI, VII dan PIRSUS untuk PIRBUN,
Khusus untuk NES V (inti) seluas 6.250 Ha dan untuk plasma seluas 25.000 Ha.
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 78/HGU/DA/1988 tanggal 1 Oktober 1988
tentang pemberian Hak Guna Usaha atas nama PT. Perkebunan XXIII (Persero) Surabaya
melalui Kepala Direktorat Agraria Propinsi Bengkulu yang isinya antara lain:
Memberikan Hak Guna Usaha pada PT Perkebunan XXIII (Persero) yang
diuraikan dalam peta situasi lampiran Pemerintah Panitia B Propinsi Bengkulu No.
16/RSLB/B/1988 tanggal 5 April 1988 seluas 5.905 Ha yang terletak di Desa
Andalas Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu.
Luas yang pasti akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil pengukuran dari
Instansi Agraria.
Hak Guna Usaha berlaku sejak tanggal didaftarkan pada Kantor Agraria Kabupaten
yang bersangkutan dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.
11
Sertifikat (tanda bukti tanah) pada buku tanah Desa Andalas Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Bengkulu selatan Propinsi Bengkulu. Hak Guna Usaha No. 03/BS dengan surat
ukur No. 3046/PT/1988 seluas 5.804 Ha yang dikeluarkan oleh kantor Agraria Bengkulu
Selatan tanggal 30 Desember 1988.
Kemudian berdasarkan PP No. 12 tahun 1966 tanggal 14 Februari 1996 tertuang
dalam Lembaran Negara RI No. 19 Tahun 1996 dan Akte Pendirian di Hadapan Notaris
Harun Kamil SH. No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI
No. C2-8335 HT. 01-01 tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996 yang diumumkan dalam
tambahan Berita Negara RI No. 80 tanggal 4 Oktober 1996 bahwa PT. Perkebunan XXIII
(Persero) bergabung dengan PT. Perkebunan X (Persero), PT. Perkebunan XXXI (Persero)
dan kebun proyek PT. Perkebunan XI (Persero) menjadi PTPN VII (Persero).

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan :
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII menjadi perusahaan
agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter
global.
Misi Perusahaan :
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan
menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah
lingkungan.
2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa
sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan.
3. Membangun tata kelola usaha yang efektif.
4. Mewujudkan daya saing guna menumbuhkembangkan perusahaan.
5. Memelihara dan meningkatkan stakeholders value.

DAFTAR PUSTKA
Anonim. 1999. Karet:Strategi Pemasaran Budidaya dan Pengolahan. Penebar Swadaya,
Jakarta.https://www.belbuk.com/karet-budidaya-dan-pengolahan-strategi-
pemasaran-p-9825.html. Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Ayuwanjani, 2008. Alternatif Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga. SMK Negeri 1
Selong, Lombok Timur. 21 hal. http://digilib.unila.ac.id/3669/17/BAB%20II.pdf.
Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Darmawan,2010.SistemInformasiManajemen.Bandung.
https://scholar.google.com/citations?user=u6-T17QAAAAJ&hl=en. Diakses pada
tanggal 14 November 2017.

Gapkindo. 2001. Informasi Pasar dan Perkembangan Karet Indonesia. Bulletin Karet.
Gabungan Perusahaan Karet Indonesia, 5 (Th XXIII).
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1807/6/A08ehh.pdf. Diakses
pada tanggal 14 November 2017.

Ginting. 2007. Sistem Pengolahan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung.


http://menulisilmiah123.blogspot.co.id/2016/09/sistem-pengelolaan-lingkungan-
dan.html. Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Pardamean, 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta:
PT.AgroMedikaPustaka.http://www.bukukita.com/Hobi-dan-
Usaha/Agrobisnis/57863-Panduan-Lengkap-Pengelolaan-Kebun-dan-Pabrik-
Kelapa-Sawit-(PKS).htm. Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Prastiwi, N. 2010. Pengelolaan Limbah Industri Karet. Progam Studi S-1 Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/article/viewFile/2788/2719.
Diakses pada tanggal 14 November 2017.

Yulianingtyas, B. dan S.F.N. Qomariyah. 1994. Pemanfaatan Azolla sebagai biofilter limbah
industri. Agronomi UMY 3: 21-29.
http://www.dniks.or.id/files/Pemanfaatan%20Limbah%20Karet_Nia%20UIN%20J
akarta%20KNKS%202017.pdf. Diakses pada tanggal 14 November 2017.
Widyaningrum, D.Y. 1989. Usaha Pemanfaatan Limbah Pabrik Karet Getas, Salatiga untuk
Pemupukan Tanaman Padi (Oryza sativa) dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas
Enzim Nitrat Reduktase. [Skripsi]. Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM.
http://www.balitgetas.co.id/kegiatan-penelitian-balai-penelitian-getas-tahun-2009/.
Diakses pada tanggal 14 November 2017
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG

MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH KARET PADA PTPN NUSANTARA VII


(PERSERO UNIT PADANG PELAWI)

Oleh:

Sion Maranatha

E1D014009

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Magang pada tanggal November 2017

Mengetahui

Ketua Lab. Sosial Ekonomi Pertanian Pembimbing Magang

Ir. Redy Badrudin, M.M. Dipl. Ir. Nyayu Neti Arianti M.Si.
NIP. 19601026 198703 1 003 NIP. 196810271994032003

Anda mungkin juga menyukai