Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL BISNIS

Disusun Oleh Kel. 7:


Kiki Fernando Oroh 17061104115
Adolfine Mananggel 17061104123
Arief M. Sinaga 17061104126
Ignasia T. Nukak 17061104130
Meyling A.L. Lie 17061104136
Cintia Samsudin 17061104147

4/C3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

1
Ringkasan Eksekutif

Saat ini banyak konsumen memilih produk yang lebih praktis dan mementingkan
kebersihan atau higienis atas produk yang mereka cari. Berbagai macam produk yang praktis
saat ini dapat dijumpai di berbagai tempat perbelanjaan atau pasar yang ada
Manadotropic Fishering merupakan bisnis yang bergerak di bidang penyedia produk
ikan mentah dalam kemasan. Bisnis ini berbahan dasar ikan mentah yang dibeli langsung dari
nelayan pada saat sehabis melaut yang artinya kita sebagai pintu penjualan bagi nelayan. Dari
situ perusahaan mengelola ikan mentah dari nelayan menjadi ikan mentah dalam kemasan yang
higienis.
Manadotropic Fishering akan menargetkan pasar produk ikan mentah dengan sasaran
lebih khusus kepada ibu rumah tangga yang suka memasak degan cepat dan praktis, produk ini
juga cocok untuk kalangan umum yang ingin melakukan kegiatan memasak dengan mudah dan
praktis
Bisnis ini sangat menguntungkan jika ditekuni dengan sungguh-sungguh. Keuntungan
yang dicapai bisa mencapai 44% dan waktu pengembalian modal yang cepat.
Tujuan pemasaran bisnis ini sendiri pada jangka pedek ini adalah untuk membuat “product
awareness”, sedangkan jangka panjangnya adalah untuk memaksimalkan profit dengan pangsa
pasar yang maksimal.

Melihat periode pengembalian modal hanya jangka waktu 8 bulan, dengan perkiraan
penjualan 100 pack per-hari, maka bisnis ini dikatakan SANGAT LAYAK untuk dijalankan.

2
Daftar Isi
Ringkasan Eksekuif 2
Daftar isi 3
Bab I “PENDAHULUAN”
1.1 Latar belakang masalah 4
1.2 Rumusan masalah 5
1.3 Tujuan program 6
1.4 Output yang diharapkan 6
1.5 Kegunaan program 6
1.6 Sekilas tentang perusahaan 6
Bab II “ANALISIS FAKTOR BISNIS”
2.1 Efisiensi tempat pelelangan ikan 8
2.2 Resiko bisnis pelelangan ikan yangb dapat dievaluasi 11
2.3 Bekal Pengetahuan dan Kompetensi 13
Bab III “METODOLOGI”
3.1 Manajemen Pemasaran 15
3.2 Manajemen Produksin dan Operasional 15
3.3 Manajemen Sumber Daya 15
3.4 Manajemen Keuangan 16
Bab IV “PEMBAHASAN PROYEK BISNIS”
4.1 Manajemen Pemasaran 17
4.1.1 Analisis peluang 18
4.1.2 Gambaran umum pasar 18
4.1.3 Permintaan 18
4.1.4 Penawaran 18
4.1.5 Rencana penjualan 18
4.1.6 Strategi pemasaran 18
4.2 Manajemen Produksi
4.2.1 Product 20
4.2.2 Distribusi produk dan operasional 20
4.2.3 Kapasitas produksi jasa
4.2.4 Pemasangan Sarana Penunjang 21
4.2.5 Biaya modal produk 21
4.2.6 Biaya Umum Usaha 21
4.3 Manajemen Sumber Daya 22
4.3.1 Aspek organisasi 22
4.3.2 Peizinan 22
4.4 Manajemen Keuangan 22
4.4.1 Proyeksi keuangan 22
4.4.2 Analisis Keuntungan 22
4.4.3 Kelayakan Usaha 22
Bab V “KESIMPULAN” 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia,pembangunan perikanan dan kelautan seolah menghadapi dilema. Di satu sisi,


kita dihadapkan pada sumberdaya perikanan dan kelautanyang kaya dan mampu menghasilkan
potensi ekonomi yang tidak sedikit. Tetapi kenyataannya, di sisi lain, potensi tersebut belum
juga mampu meningkatkan ekonomi para pelakunya secara signifikan ( Akhmad Fauzi, 2005).
Data selama ini menunjukkan bahwa pembangunan perikanan telah mampu
meningkatkan produksi, devisa dan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia. Akan tetapi
pembangunan perikanan nasional masih belum berhasil dalam meningkatkan kesejahteraan
nelayan, terutama nelayan tradisional dan buruh nelayan. Selain itu, sektor perikanan memiliki
beberapa karakteristik, yaitu : (Akhmad Fauzi, 2005).

1. Kondisi kepemilikan yang bersifat common property dibarengi dengan rezim akses
terbuka dan eksploitasinya,menimbulkan masalah eksternalitas. Eksternalitas di bidang
perikanan,dapat terjadi dalam bentuk eksternalitasperebutan daerah tangkap. Selain itu
eksternalitas dapat terjadi karena penggunaan alat tangkap dapat menimbulkan kerugian atau
kerusakan pada alat lain.
2. Masyarakat nelayan, terutama nelayan marjinal menghadapi apa yang disebut dengan
highliner illusion (ilusi untuk menjadi nelayan sukses)
3. Usaha perikanan mengalami apa yang disebut dengan cycle asymetri (siklus
nonsimetris). Copes (1986) seorang perintis teori ekonomi perikanan mengemukakan
karakteristik itu dari sifat kapital perikanan yang sulit untuk ditarik kembali. Usaha perikanan
mengalami fluktuasi karena faktor alam.
4. Kemiskinan yang persisten disebabkan karena sulitnya penyesuaian terhadap
produktivitas dimana pergerakan surplus tenaga kerja disektor perikanan sangat bersifat dapat
balik (reversible). Nelayan dengan sifat rezim akses terbuka, dapat kembali ke dalam
komunitasnya dimana ia memperoleh free access atas sumberdaya perikanan.
5. Sektor perikanan, seperti halnya sektor primer lainnya, sering mengalami masalah
finansial, misalnya kurang modal serta sulitnya akses untuk masuk ke lembaga keuangan

Nelayan merupakan kelompok sosial yang selama ini terpinggirkan, baik secara sosial,
ekonomi maupun politik. Nelayan di Indonesia masih belum berdaya secara ekonomi dan

4
politik. Organisasi ekonomi nelayan belum solid, nelayan masih terikat pada ikatan tradisional
dengan para tengkulak, dan belum ada institusi yang bisa menjamin kehidupan nelayan selain
insitusi patron klien tersebut. Secara politikpun, masyarakat nelayan masih dijadikan obyek
mobilisasi
politik maupun pemerintah, sehingga ketika nelayan menjadi korban pembangunanpun mereka
tidak dapat berbuat apa-apa (Mulyadi, 2005). Terobosan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
memberdayakan nelayan kecil dan pembudidayaan ikan, serta pengembangan SDM dan
kelompok nelayan dapat dilihat dari Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Berdasarkan Undang-undang ini, disebutkan pula bahwa Pemerintah berkewajiban untuk


membangun dan membina prasarana perikanan (pelabuhan perikanan dan saluran irigasi
tambak). Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan salah satu fungsi utama dalam kegiatan
perikanan dan juga merupakan salah satu faktor yang menggerakkan dan meningkatkan usaha
dan kesejahteraan nelayan. Ditjen Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan RI
telah melaksanakan Proyek CO-Fish ( Coastal Community Development and Fisheries
Resources Management) di lima lokasi di seluruh Indonesia, yaitu kabupaten Bengkalis
Propinsi Riau, Kota Tegal Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Trenggelek dan Banyuwangi
Propinsi Jawa Timur, dan Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pada
masing-masing lokasi pengelolaan proyek
dilaksanakan oleh Project Implementation Unit (PIU).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana efisiensi Tempat Pelelangan Ikan ?
2. Bagaimana tingkat keberdayaan pengelola Tempat Pelelangan Ikan sebagai bisnis
baru ?
3 Bagaimana resiko yang dapat dievaluasi dalam bisnis pelelangan ikan ?
4. Bagaimana Strategi kompetensi dalam bisnis pelelangan ikansatu pintu yang akan
diterapkan ?

5
1.3. Tujuan Program
1. Mengetahui apakah bisnis ini dapat berjalan dikemudian hari
2. Mengetahui cara kerja bisnis yang diharapkan mendapatkan profit dan dapat
memberdayakan nelayan

1.4. Output yang Diharapkan


Adapun harapan-harapan yang ingin dicapai dari bisnis ini adalah perusahaan bisa
memliki banyak konsumen yang loyal, keuntungan yang semaksimal mungkin, menjadi
bisnis yang sukses dalam pangsa pasarnya, dan mengurangi jumlah ketidakpastian harga
ikan segar di lingkungan konsumen, terlebih membantu para nelayan agar layak diberikan
harga jual sesuai dengan kesepakatan bersama dengan menimbang beberapa faktor seperti
musiman.

1.5. Kegunaan Program


Program bisnis ini juga memiliki kegunaan, diantaranya:
a. Meningkatkan Jumlah Wirausahawan di Kota Manado yang pastinya akan mendorong
pergerakan ekonomi lokal dan bisa mempengaruhi pendapatan nasional
b. Menciptakan Lapangan Pekerjaan yang baru
c. Melaksanakan dan Mendukung Gerakan Pola Hidup Sehat sesuai dengan Visi dan Misi
Perusahaan

1.6. Sekilas tentang Perusahaan


 Nama Perusahaan : Manadotropic Fishering
 Nama Pemilik Perusahaan : Kiki, Arief, Adein, Meyling, Cintia, Tesa
 Alamat dan Kontak Personal : Pasar Jengki
E-mail : kikifernando771@gmail.com

A. Profil Singkat Bisnis


Manadotropic Fishering merupakan bisnis yang bergerak di bidang jasa
penyedia ikan segar satu pintu. Pada usaha ini kami memberikan jasa serta output untuk
memenuhi kebutuhan konsumen untuk mendapatkan ikan segar dalam kemasan dengan
harga terjangkau. Bisnis ini membantu para nelayan untuk menjual hasil ikan mereka
yang didapat, agar dijual sesuai harga dan dipasarkan kembali melalui jasa bisnis ini
kepada konsumen.

B. Visi dan Misi Bisnis


 Visi
“ Menjadi Bisnis Penyedia ikan segar dalam kemasan yang sukses dan
terintegritas di Kota Manado “

 Misi
1. Melayani dengan sikap yang jujur dan memuaskan kebutuhan konsumen

6
2. Menciptakan lapangan pekerjaan yang baru
3. Menyediakan Produk yang higienis
4. Menyediakan produk dengan harga terjangkau

C. Logo Perusahaan

Simbol Arti
Background warna putih Bersih dan jujur
Ikan Keyakinan dan kepercayaan
Tulisan perusahaan dan slogan warna :
- Merah Energi dan Hasrat perusahaan
- Orange Antusias dan Semangat yang tinggi

7
BAB II
Analisis Faktor Bisnis

2.1 Efisiensi Tempat Pelelangan Ikan

Efisiensi merupakan tindakan memaksimalkan hasil dengan menggunakan modal


(tenaga kerja, material dan alat) yang maksimal (Stoner, 1995). Efisiensi merupakan rasio
antara input dan output, dan perbandingan antara masukan dan pengeluaran. Apa saja yang
dimaksudkan dengan masukan serta bagaimana angka perbandingan tersebut diperoleh, akan
tergantung dari tujuan penggunaan tolok ukur tersebut. Secara sederhana, menurut Nopirin
(1997) efisiensi dapat berarti tidak adanya pemborosan.
Efisiensi adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan (output) dengan
mengorbankan tenaga atau biaya (input) yang minimum atau dengan kata lain, suatu kegiatan
telah dikerjakan secara efisien jika pelaksanaan kegiatan telah mencapai sasaran (output)
dengan pengorbanan (input) terendah.
Jika pengertian efisiensi dijelaskan dengan pengertian input-output maka efisiensi
merupakan rasio antara output dengan input. Sektor perikanan saat ini belum sempurna,
khususnya yang bernuansa bisnis Perikanan dalam suatu sistem, hal ini belum terhadap system
agrobisnis yang terintegrasi antara aspek input, penangkapan, pengolahan, dan pemasaran
ekspor maupun dalam negeri.
Tiadanya ikatan institusional antar pelaku dalam Agrobisnis Perikanan tersebut
menyebab-kan nelayan yang bersifat lemah, menghadapi kelompok kutub hilir (pedagang/
broker ikan) maupun penyuplai faktor produksi pedagang barang-barang untuk keperluan
operasional yang sangat kuat yang menyebabkan munculnya masalah transmisi global. Untuk
jelasnya dapat dilihat struktur kelembagaan pada gambar berikut (Partosuwiryo,2003 ) :

8
Struktur Lembaga di Perikanan Rakyat Permasalahan yang dijumpai di sektor
perikanan menurut Mulyono (2003) adalah terjadinya transmisi harga yang tidak simetris,
dimana informasi penurunan harga di informasikan kepada nelayan dengan cepat dan
sempurna, sedangkan kenaikan harga diinformasikan kepada nelayan sangat lambat dan tidak
sempurna, bahkan dijadikan alat untuk memperkuat posisi memonopoli oleh Agrobisnis Hilir.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki atau yang diperoleh Agrobisnis Hilir tidak
ditransmisikan ke nelayan. Modal Invcstasi yang relatif lebih banyak dimiliki Agrobisnis Hilir
(pedagang, eksportir) kurang disalurkan dengan baik, bahkan cenderung digunakan untuk
mengeksploitasi nelayan.
Volume dan nilai produksi yang dilelang di suatu TPI akan mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh :
a. Jumlah dan kualitas karyawan TPI. Jumlah dan kualitas karyawan TPI pada
dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan proses dan pelayanan lelang agar dapat
berjalan lancar, sehingga ikan sampai di konsumen masih dalam kualitas yang baik.

9
Oleh karenanya faktor yang menentukan banyaknya karyawan TPI adalah volume
produksi ikan yang dilelang.
b. Jumlah dan kapasitas bakul. Banyaknya bakul akan dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis komoditas ikan yang dilelang di suatu TPI. Apabila jenis ikan yang dilelang
adalah komoditas ekspor dan dalam jumlah yang besar, maka bakul yang terlibat
lelang adalah bakul dengan modal besar. Sebaliknya jika komoditas ikan yang
dilelang konsumsi lokal dan jumlahnya sedikit, maka bakul yang terlibat akan
terbatas dan modal kecil. Jumlah dan kapasitas bakul tersebut diharapkan akan
mampu membentuk harga ikan yang optimal.
c. Kelengkapan fasilitas penanganan hasil tangkapan selama proses lelang, seperti
handling space, ketersediaan air bersih, fasilitas pendingin dan sebagainya.
Kelengkapan fasilitas dari suatu TPI akan mampu mempertahankan mutu ikan,
sehingga harga ikan akan dapat dipertahankan pada tingkat yang lebih tinggi.

TPI merupakan tempat pembongkaran hasil tangkapan yang diperoleh untuk selanjutnya
mengalami proses sortasi, pencucian, penimbangan, penjualan dan pengepakan. Setelah itu
produk akan didistribusikan, sebagian untuk konsumsi lokal dalam bentuk ikan segar, sebagian
untuk processing, ekspor maupun disalurkan ke tempat pembekuan untuk selanjutnya
diawetkan.
Bisnis ini akan tetap bekerja seperti yang biasanya dilakukan oleh TPI lainnya. Tidak
serta merta bisnis ini akan mencapai pangsa pasar yang besar, tetapi memulai dari bawah,
dengan modal yang tidak terlalu banyak. Ketika nelayan yang berpartisipasi dalam bisnis ini
mungkin dapat ditingkatkan lagi pangsa pasarnya. Yang membedakan Bisnis ini berbeda
dengan lainnya adalah :
a. Tetap mempertahankan tradisi nelayan- nelayan yang ada
b. Memberikan informasi harga yang relevan kepada nelayan dengan baik
c. Meningkatkan pendapatan para nelayan
d. Memperkenalkan dan mengutamakan ikan hasil perairan wilayah Sulawesi utara
e. Memudahkan para nelayan untuk memperjual belikan hasil tangkapannya dengan
system satu pintu.

10
2.2 Resiko Bisnis Pelelangan Ikan Yang Dapat Dievaluasi
1. Resiko persaingan akibat ketidakpastian pasar
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari
pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini
merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
berkelanjutan (continuous improvement).
Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi. Seperti halnya risiko terkait persaingan pasar
yang terjadi di bisnis pelelangan ikan
Iklim usaha yang semakin menantang sekarang membuat manajemen
perusahaan baik yang baru maupun yang lama untuk dapat menjawab tantangan
struktur persaingan sempurna dimasa kini maupun dimasa yang akan datang.
Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran, mencari dan
menemukan peluang – peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan dan posisi perusahaan dalam persaingan.
Dalam keadaan ini, pihak perusahaan dituntut untuk lebih berperan aktif
dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar laku terjual atau
setidaknya dapat mempertahankan pangsa pasar dan meminimalisir risiko
penurunan penjualan.
Dalam bisnis pelelangan ikan, identifikasi resiko yang dapat diambil adalah
pencitraan, pelanggan, dan kualitas mutu. Nama baik perusahaan sangatlah beresiko
terhadap ketidakpastian pasar. Bisnis ini mengusung identifikasi yang dapat
diminimalisir ketika terjadi ketidakpastian pasar, dimana ketiga bagian tersebut
tidak dapat dipisahkan. Disatu sisi nama baik perusahaan sangat dibutuhkan,
kualitas mutu dari produk yang diproduksi haruslah sangat baik, dan pelanggan
yang loyal. Ketika terjadi ketidakpastian pasar, yang menjadi alasan untuk bisnis ini
tetap terjaga adalah kualitas dan pelanggan yang loyal.
2. Resiko Financial
Resiko finansial yang kerap terjadi dalam bisnis adalah ketika tidak mampu
memanajemen keuangan perusahaan, bukan karena kekurangan uang. Jika
perusahaan membutuhkan uang, akan sangat banyak investor yang dapat
menanamkan modalnya, asalkan laporan keuangan perusahaan dengan baik dan
benar diterbitkan.

11
Salah satu cara untuk mengurangi kerugian di bidang finansial dan menghindari
dari resiko finansial adalah dengan cara menempatkan sumber daya manusia yang
berkompeten di bidangnya. SDM yang nanti dipekerjakan dapat bekerja dengan
tanggap dan sigap dalam setiap permasalahan.
3. Resiko teknik
Dalam bisnis pelelangan ikan, untuk menjamin kualitas mutu dari ikan agar
tetap terjaga sangatlah dibutuhkan tenaga teknik yang mumpuni. Para pekerja juga
akan sangat terbantu apabila diberikan sarana/ alat yang yang baik.
Selain tenaga kerja yang mumpuni dan alat yang bagus, para pekerja jika diberikan
pelatihan dasar- dasar teknis dalam pelelanganikan, mulai dari diterima dari nelayan
hingga sampai pada proses pengemasan.
Apabila hal- hal tersebut sudah dijalankan dengan baik maka dapat diharapkan
resiko dalam hal teknik dapat teratasi dengan baik. Jika dalam proses teknis sudah
baik dan berhasil menjaga kualitas ikan tetap sempurna maka dapat dikatakan resiko
teknis sudah tidak ada lagi.
Jika sesuatu terjadi yang menyebabkan kerusakan pada alat- alat produksi sudah
menjadi diluar tanggung jawab resiko teknis, salah satu cara yang terbaik untuk
mengatasinya adalah dengan mendatangkan tenaga ahli yang lebih berkompeten di
alat tersebut.

12
2.3 Bekal Pengetahun Dan Kompetensi

Technical skill
keahlian khusus yang
harus dimiliki oleh
seorang manajer
berkaitan dengan
tanggung jawab utama
yang harus dijalankan.

Human relation skill Conceptual skill


kemampuan Kemampuan
berkomunikasi,
untuk memahami
bekerja sama, dan
menjalin hubungan
persoalan secara
antar sesame orang menyeluruh

Time management skill


Decision making Kemampuan untuk
Keputusan yang mengorganisasi,
dibuat pada kondisi merencanakan dan
rutin sesuai SOP mengontrol
bagaimana mengatur
waktu dalam bisnis

13
1. Technical skill
Pada umumnya terdapat berbagai manajer, manajer pemasaran, manajer produksi, dan
manajer personalia. Setiap manajer yang berada disetiap bidang harus lah mumpuni dan
memahami dan mengerti dengan bidang yang digelutinya. Terkhusus di bidang produksi ada
sub bagian yang diisi khusus oleh orang yang mengerti tentang perikanan dan kelautan yang
dapat menjamin mutu dari produk yang dihasilkan.
2. Human relations skill
Diharapkan semua orang yang terlibat dalam bisnis ini memiliki kemampuan
untukberkomunikasi satu dengan lainnya, dapat saling bekerja sama dengan yang lainnya. Dengan
tercapainya hubungan sesama tenaga kerja sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
3. Conceptual skill
Bagaimana mempengaruhi orang lain supaya mengikuti apa yang diinginkan oleh sang
pemimpin. Termasuk ke dalamnya adalah kemampuan perencanaan, pengorganisasian dan
pengontrolan terhadap item pekerjaan yang dilakukan.
4. Decision making
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan keputusan atau kebijaksanaan yang didasarkan
atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternative atau lebih karena seandainya hanya
terdapat satu alternative tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.
5. Time management skill
Membutuhkan perubahan pola pikir dan focus yaitu bukan dari beberapa banyak aktivitas yang
anda dapat capai, being busy isn’t the same as being productive

14
BAB III
Metodologi
3.1 Manajemen Pemasaran
Dharmmesta & Handoko (1982) menyatakan bahwa manajemen pemasaran
adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk
mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang
diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus
juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan
terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan.

Dari segi pemasaran, langkah pertama yang dibahas oleh perusahaan adalah
analisis dari peluang yang dimiliki, baik internal, maupun eksternalnya. Sehingga akan
memunculkan strategi yang tepat, yaitu strategi WT (weakness;threats). Selanjutnya
dijelaskan juga gambaran umum pasar, rencana penjualan dan strategi pemasarannya
yang di bahas dalam 7P‟s.

3.2 Manajemen Produksi dan Operasional


Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen
yang mempunyai peran dalam mengordinasikan berbagai kegiatan untuk mencapai
tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusanyang
berhudbungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang
dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian, manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses
produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Tentunya segala aktivitas produksi juga tidak terlepas dari aktivitas operasi
yang di jabarkan dalam suatu manajemen yang disebut manajemen operasi.

Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi
barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis berlangsung dengan efektif dan
efisien.
Untuk mencapai tujuannya, di dalam proposal ini dibahas apa saja produk-
produk yang akan ditawarkan, bagaimana pendistribusian produknya, seberapa banyak
kapasitas produksinya, termasuk biaya-biaya yang harus dikeluarkan agar bisnis ini
bisa berdiri.

3.3 Manajemen Sumber Daya


Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau
cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang
dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi
maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia
- bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.Kajian MSDM
menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll.

15
Di dalam proposal ini akan disebutkan mengenai penyusunan karyawan, dan
kompensasi karyawan. Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan
dan praktik manajemen yang memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

3.4 Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian,pencarian, dan penyipanan dana yang dimiliki
oleh suatu organisasi atau perusahaan. Di dalam proposal ini akan dibahas mengenai
proyeksi keuangan, kelayakan usaha dan keuntungannya.

16
BAB IV
Pembahasan Proyek Bisnis
4.1 Manajemen Pemasaran
4.1.1 Analisis Peluang

Strengths:
Weakness:
a) Menyediakan Produk
a) Belum terkenal dalam
ikan segar dalam
masyarakat
kemasan dengan
b) Banyak pesaing yang
Faktor Internal teknologi tinggi
menjual dengan harga
b) Harga yang
yg lebih murah
terjangkau oleh
c) Keterbatasan SDM
konsumen

Opportunities:
a) Adanya Pasar
Threats:
(masyarakat yang
a) Banyaknya Pesaing
Faktor Eksternal ingin lebih cepat dan
b) Inovasi Produk harus
praktis serta
sering diupdate
higienis)
b) Tempat Usaha yang
strategis

Strategi WT :

 Promosi gencar di social


media Instagram dan
Facebook
 Inovasi Produk dalam
kemasan menggunakan
Teknologi

17
4.1.2 Gambaran Umum Pasar (STP)
A. Segmenting
 Masyarakat di kota Manado
 Semua kalangan usia (anak sampai dewasa)
 Ibu Rumah Tangga

B. Targeting
 Kalangan Masyarakat kota Manado dan sekitarnya

C. Positioning
 Ikan Segar dalam kemasan teknologi tinggi dan higienis

4.1.3 Permintaan

Bulan Perkiraan Permintaan


(perkemasan)
Juni 15000
Juli 20000
Agustus 25000

4.1.4 Penawaran
 Pesaing
1. PT. Delta Pasific Indotuna
2. PT. Samudera Mandiri Sentosa
3. PT. RD Pasific International
 Manadotropic Fishering

Bulan Perkiraan Penawaran


(perkemasan)
Juni 10000
Juli 15000
Agustus 20000
*Penawaran dari seluruh jenis produk

4.1.5 Rencana Penjualan

Bulan Permintaan Penawaran Peluang Rencana Penjualan


(A) (B) (C=B-A)
Juni 15000 10000 5000 1000
Juli 20000 15000 5000 2000
Agustus 25000 20000 5000 4000
*Rencana penjualan dari seluruh jenis produk

4.1.6 Strategi Pemasaran


 Product
 Ikan Tuna

18
 Ikan Malalugis
 Price
 Ikan Tuna : Rp. 50.000,-
 Ikan Malalugis : Rp. 25.000,-
 Placement (Pendistribusian produk)
Kami membeli ikan mentah dari nelayan, dan mengolah ikan
mentah menjadi ikan segar bersih dan higienis, dikemas menggunakan
pengemasan yang dapat di daur ulang (jenis plastic) menggunakan
teknologi yang canggih, dan pengambilan ikan segar di Kema, proses
produksi di Malalayang dan Pemasaran di Pasar Jengki.
 Promotion
Advertising Sales Promotion Public Relation
Brosur, Baliho, Sales Discount, Nelayan dan
Poster, Instagram, berbagai Promosi Member
Facebook, whatsapp Beli banyak dapat
gratis

 People
Yang Mengangkut Yang Memproses Yang Menjual
Untuk proses Untuk proses Untuk Penjualan
pengangkutan produksi mulai dari dibutuhkan
dibutuhkan pembersihan dan Karyawan dengan
Karyawan dengan pengemasan ikan kriteria Min. SMA,
Kriteria Min. SMA, adalh kita sendiri jujur, disiplin,
mempunyai SIM C sebagai Pemilik bertanggung jawab,
dan A, bisa meneliti Perusahaan. mampu
kualitas ikan serta berkomunikasi
membedakan jenis dengan baik untuk
jenis ikan, Jujur, pelanggan serta
Disiplin, berpenampilan
Bertanggung jawab menarik

 Process
1. Karyawan bagian pengangkutan mengambil ikan di Pelelangan Kema
dan dibawah ke tempat pengolahan di Malalayang
2. Karyawan proses produksi mengelola produk mulai dari pembersihan
sampai pengemasan
3. Karyawan bagian pengangkutan mengambil produk yang telah jadi dan
membawa ke Pasar Jengki untuk dijual
4. Karyawan bagian penjualan membagikan brosur dan menempelkan
poster serta memasang Baliho di tempat usaha
5. Karyawan bagian penjualan menerima produk dan langsung
menjualnya
6. Karyawan bagian penjualan melakukan proses transaksi jual beli

19
7. Konsumen menerima produk

 Pyschal Evidence
Bagian Pengangkutan Bagian Proses Produksi Bagian Penjualan
- Mobil Pick-up - Mesin - Freezer
- Fish box Pengemasan - Meja dan
- Es balok - Plastic kemasan Kursi
- Terpal - Pendingin - Plastik putih
- Timbangan ikan - Pisau - Nota kontan
- Talenan - Alat tulis
- Baskom menulis
- Perlengkapan - Mesin kasir
pembersih ikan
lainnya
- Printer
- Computer/pc
- Timbangan
- Plastik sampah

4.2. Manajemen Produksi


4.2.1 Produk
Berikut ini diuraikan sebagian jenis produksi yang ditawarkan :

Ikan Tuna Ikan Malalugis


Terdiri dari 3 Terdiri dari 5
potong daging potong ikan
tuna dengan dengan berat
berat 1kg 1kg, yang telah
dibersihkan

4.2.2 Distribusi Produk dan Operasional


 Pendistribusian Produk
Perusahaan langsung mendistribusikan produk kepada pelanggan
melalui tempat penjualan.
 Operasional
1. Konsumen datang ke tempat penjualan, lalu memesan produk.
2. Konsumen memilih produk sesuai jenis atau kebutuhan konsumen, dan
Karyawan penjualan menimbang ikan sesuai permintaan konsumen.
3. Scan atau melakukan rekam penjualan dimesin kasir, membungkus
pesanan
4. Konsumen membayar
5. Karyawan menerima uang dan memasukan ke kas kasir
6. Karyawan memberikan produk dan nota kepada konsumen
7. Konsumen menerima produk dan nota

20
8. Karyawan/kasir mengucapkan “Terima kasih telah berbelanja dan
selamat datang kembali”
4.2.3 Kapasitas Produksi Jasa
Kapasitas Produksi kami dapat memproduksi
 Ikan Tuna 50kg/hari (50 kemasan)
 Ikan Malalugis 50kg/hari (50 kemasan)
4.2.4 Pemasangan Sarana Penunjang
Peralatan Unit Jumlah Biaya
1. Mobil pick-up 1 Rp. 200.000.000,-
2. Fish Box 5 Rp. 1.500.000,-
3. Timbangan Gantung 2 Rp. 300.000,-
4. Terpal 2 Rp. 150.000,-
5. Freezer Box 2 Rp. 5.400.000,-
6. Pisau 2 paket lengkap Rp. 1.000.000,-
7. Talenan 10 Rp. 500.000,-
8. Baskom 50 Rp. 2.500.000,-
9. Plastik sampah 5 paket Rp. 1.000.000,-
10. Printer 1 Rp. 4.000.000,-
11. Kertas 5 Rp. 210.000,-
12. Tinta Printer 5 paket lengkap Rp. 1.500.000,-
13. PC 1 Rp. 4.000.000,-
14. Timbangan Elektronik 1 Rp. 1.000.000,-
15. Meja dan Kursi Kayu 4 Rp. 5.000.000,-
16. Alat Tulis Menulis 5 paket Rp. 500.000,-
17. Nota Kontan 25 Rp. 125.000,-
18. Mesin Kasir 1 Rp. 5.000.000,-
19. Baliho 2x1 Rp. 150.000,-
Total Sarana Penunjang Rp. 233.835.000,-

4.2.5 Biaya Modal Produk

Peralatan/persediaan Harga Satuan Jumlah Total


(unit)
Plastik Kemasan Rp. 250.000 50000 Rp. 12.500.000,-
Ikan Tuna Rp. 700.000 60 Rp. 42.000.000,-
Ikan Malalugis Rp. 2.000 7500 Rp. 15.000.000,-
Es Balok Rp. 9.000 150 Rp. 1.350.000,-
BBM Rp. 8.000 300 liter Rp. 2.400.000.-
Total Biaya Per bulan Rp. 73.250.000,-

4.2.6 Biaya Umum Usaha


Jenis Biaya Umum Usaha Jumlah Biaya/Bulan
Sewa Tempat Rp. 500.000,-
Gaji Karyawan (UMP) Rp. 15.250.000,-
Total Biaya Umum Usaha Perbulan Rp. 15.750.000,-

21
4.3 Manajemen Sumber Daya
4.3.1 Aspek Organisasi
- Koordinator Bisnis : Kiki Fernando Oroh
- Bagian Pengangkutan : Arief Sinaga
- Bagian Produksi : Meyling Lie
- Bagian Pengemasan : Adolfine Mananggel
- Bagian Keuangan : Cintia Samsudin
- Bagian Penjualan : Tesalonika Nukak

4.3.2 Perizinan
Izin dari pemerintah kota Manado melalui PD Pasar Kota Manado di Pasar
Jengki

4.4 Manajemen Keuangan


4.4.1 Proyeksi Keuangan
 Modal Kesluruhan

Jenis modal Jumlah biaya


Biaya Pendirian Usaha :
- Pemasangan sarana penunjang Rp. 233.835.000,-
- Biaya Modal Produk Rp. 73.250.000,-
- Biaya Umum Usaha Rp. 15.750.000,-
Total Biaya Rp. 322.835.000,-

 Pembagian Modal
Modal Sendiri : Rp. 210.000.000,-
Pinjaman Bank : Rp. 140.000.000,-
 Biaya Produk Per unit
Ikan Tuna : Rp. 28.000,-
Ikan Malalugis : Rp. 10.000,-
4.4.2 Analisis Keuntungan
Harga Jual Produk
Ikan Tuna 50 pack x (Rp.50.000-Rp.28.000) : Rp. 1.100.000
Ikan Malalugis 50 pack x (Rp.25.000-Rp.10.000) : Rp. 750.000
Total keuntungan perhari : Rp. 1.850.000,-
Total keuntungan perbulan : Rp 55.500.000,-
4.4.3 Analisis Kelayakan Usaha
Keuntungan bersih per-bulan
= Total Keuntungan Perbulan-Biaya Umum Usaha
= Rp. 55.500.000 – Rp. 15.750.000
= Rp 39.750.000
Periode pengembalian modal
= Total Biaya Modal Pertama/Total Keuntungan Bersih
= Rp. 322.835.000/Rp. 39.750.000 = 8 bulan

22
BAB V
KESIMPULAN

23
- Saat ini banyak konsumen memilih produk yang lebih praktis dan mementingkan
kebersihan atau higienis atas produk yang mereka cari. Berbagai macam produk yang
praktis saat ini dapat dijumpai di berbagai tempat perbelanjaan atau pasar yang ada
- Manadotropic Fishering merupakan bisnis yang bergerak di bidang penyedia produk
ikan mentah dalam kemasan. Bisnis ini berbahan dasar ikan mentah yang dibeli
langsung dari nelayan pada saat sehabis melaut yang artinya kita sebagai pintu
penjualan bagi nelayan. Dari situ perusahaan mengelola ikan mentah dari nelayan
menjadi ikan mentah dalam kemasan yang higienis.
- Manadotropic Fishering akan menargetkan pasar produk ikan mentah dengan sasaran
lebih khusus kepada ibu rumah tangga yang suka memasak degan cepat dan praktis,
produk ini juga cocok untuk kalangan umum yang ingin melakukan kegiatan memasak
dengan mudah dan praktis

KOMPETENSI YANG DIPERLUKAN OLEH SEORANG WIRAUSAHA :


 Kemampuan Teknik
Kemampuan teknikal adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap orang dan
berkompeten dalam bidangnya. Seperti manajer keuangan harus mengerti
tentang keuangan dan memahami akan ha keuangan sehigga perusahaan dapat
selalu berjalan dengan baik.
 Kemampuan Pemasaran
Kemampuan pemasaran adalah kemampuan yang dimili oleh perusahaan
untuk memasarkan produk yang telah diproduksi. Dengan terselenggaranya
kemampuan ini akan membuat perusahaan selalu dapat keuntungan dan selalu
bekerja untuk memproduksi kembali.
 Kemampuan Finansial
Kemampuan keuangan adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan yang
bertindak sebagai pengelolalan keuangan. Kadang kala sebuah bisnis bangkrut
bukan karena produk yang dihasilkan tidak bagus, tetapi karena kurang
mengerti memanajemen keuangan perusahaannya.

 Kemampuan Hubungan
Kemampuan hubungann adalah kemampuan yang dimiliki setiap orang untuk
dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat bekerja sama dengan bak.

24
Kemampuan ini sangatlah penting dalam dunia kewirausahaan yang dimana
kerjasama dan komunikasi sangat berguna ketika berhadapan dengan para
investor, pelanggan, dan kepada rekan- rekan kerja.

25

Anda mungkin juga menyukai