Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN BIAYA
“ Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)”
AM/1

Oleh Kelompok 3 :

 Adolfine Mananggel 17061104123


 Anatasia Rindengan 17061104125
 Djefry Tulangow 17061104127
 Ignasia Nukak 17061104130
 Meyling Lie 17061104136
 Cintia Samsudin 17061104147

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik Tugas Makalah dengan judul
“Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan ( Job Order Costing )”. Makalah ini kami buat
untuk memenuhi Tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen Biaya.
Kami menyampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami selaku penyusun makalah ini sepenuhnya menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kami selaku penyusunan makalah ini
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami selaku penyusun maupun bagi para pembaca.

Manado, 28 Februari 2020


Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………….…………….i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
2.1 Sistem Perhitungan Biaya ....................................................................................... 2
2.2 Peran Strategis Perhitungan Biaya .......................................................................... 4
2.3 Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan: Arus Biaya ............................................ 4
2.4 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dalam Perhitungan Biaya Normal ............... 5
2.5 Perhitungan Biaya Pada Industri Jasa; Perhitungan Biaya Proyek ......................... 8
2.6 Perhitungan Biaya Operasi...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11
3.2 Saran...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan


manajemen didalam mengendalikan perusahaan. Agar suatu operasi perusahaan dapat
berjalan dengan baik, maka disusun sebuah laporan keuangan yang di dalamnya termasuk
juga ada suatu sistem biaya proses dan biaya pesanan, yang mencatat tentang biaya
perusahaan yang memproduksi pesanan dan biaya perusahaan yang memproduksi barang-
barang.
Sistem biaya proses dan biaya pesanan ini dirancang untuk mengendalikan biaya
perusahaan dan di Catatan kemudian diakumulasikan untuk bahan informasi pada biaya-biaya
bahan mentah, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk tiap-tiap pekerjaan. Harga
jualan dari pekerjaan dapat dibandingkan dengan total biaya dari pekerjaan tersebut. untuk
pekerjaan (bahan mentah, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dapat dianalisis untuk
tujuan pengendalian dan dapat digunakan sebagai suatu dasar harga yang akan datang dari
masing-masing pekerjaan atau dari masing-masing proses.
Jadi dengan suatu sistem ini maka pihak manajemen mampu mengendalikan biaya -
biaya perusahaannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Perhitungan Biaya ?


2. Apa peran strategis perhitungan biaya ?
3. Bagaimana perhitungan biaya berdasarkan pesanan: arus biaya ?
4. Bagaimana perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik dalam perhitungan biaya
normal ?
5. Bagaimana perhitungan biaya pada industri jasa ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sistem perhitungan biaya.


2. Untuk mengetahui peran strategis perhitungan biaya.
3. Untuk mengetahui perhitungan biaya berdasarkan pesanan:arus biaya.
4. Untuk mengetahui perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik dalam perhitungan
biaya normal.
5. Untuk mengetahui perhitungan biaya pada industri jasa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Perhitungan Biaya

Perhitungan Biaya (Costing) merupakan proses pengumpulan, pengelompokkan, dan


pembebanan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik pada
produk, jasa, atau proyek.
Dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya tertentu agar sesuai dengan
perusahaan tertentu, akuntan manajemen harus membuat tiga pilihan, salah satu dari masing -
masing ketika pilihan mengikuti karakteristik metode perhitungan biaya sebagai berikut : (1)
metode akumulasi biaya (cost accumulation method)-perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job costing), perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing), atau perhitungan biaya
berdasarkan gabungan (joint costing); (2) metode pengukuran biaya (cost measurement
method)-perhitungan biaya aktual, normal, atau standar (actual, normal, or standard costing
system); serta (3) metode pembebanan overhead (overhead assignment method)-berdasarkan
volume (volume-based costing) atau berdasarkan aktivitas (activity based costing).

1. Akumulasi Biaya : Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan atau Perhitungan


Biaya Berdasarkan Proses ?
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan terdiri dari produk
individu atau batch produk atau jasa. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan tepat
digunakan ketika sebagian besar biaya terjadi pada pesanan yang dapat langsung
diidentifikasi dengan produk tertentu, batch produk, pesanan pelanggan, kontrak, atau
proyek, jenis perusahaan yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan
mencakup perusahaan konstruksi, percetakan, produsen peralatan istimewa, pembuatan
kapal, produsen mebel umum, jasa professional, jasa medis, agen periklanan, dan lain-
lain.
Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, pesanan dapat terdiri dari satu
produk atau banyak produk dalam satu batch produk. Jika tidak, pesanan dapat terdiri
dari jumlah produk yang dipesan oleh pelanggan tertentu. Pendekatan pertama sering kali
disebut dengan metode dorong (push method) karena mengisi gudang, sementara
pendekatan terakhir disebut dengan metode tarik (pull method) karena didasarkan pada
permintaan pelanggan langsung. Arti dari perbedaan antara metode-metode ini akan
menjadi topik pada bab berikutnya.

2
Sebaliknya, perhitungan biaya berdasarkan proses mungkin akan ditemukan
pada perusahaan yang memproduksi satu atau beberapa produk atau jasa yang homogen.
2. Pengukuran Biaya : Perhitungan Biaya Aktual, Normal, atau Standar?
Sistem perhitungan biaya aktual jarang digunakan karena sistem tersebut dapat
menghasilkan biaya produksi per unit yang sangat fluktuatif, sehingga berpotensi untuk
menimbulkan kesalahan dalam penentuan harga, penambahan/pengurangan lini produk,
dan evaluasi kinerja. Selain itu, sebagian besar biaya overhead pabrik aktual dapat
diketahui hanya pada atau setelah akhir periode, bukan pada saat penyelesaian batch
produk. Dengan demikian, sistem perhitungan biaya aktual tidak dapat memberikan
informasi akurat tentang biaya produk per unit secara tepat waktu.
Sistem perhitungan biaya normal (normal costing system) menggunakan biaya
aktual untuk mencatat biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung serta
biaya normal untuk biaya overhead pabrik. Perhitungan biaya normal melibatkan
pengestimasian sebagai biaya overhead untuk dibebankan pada setiap produk ketika
produk tersebut diproduksi. Sistem perhitungan biaya normal memberikan estimasi biaya
produksi setiap produk atau pesanan secara tepat waktu.
Sistem perhitungan biaya standar (standard costing system) menggunakan biaya
dan jumlah standar untuk ketiga jenis biaya produksi : biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya standar merupakan biaya yang
diekspektasikan perusahaan untuk dicapainya. Sistem perhitungan biaya standar
memberikan dasar untuk pengendalian biaya, evaluasi kinerja, dan perbaikan proses.
3. Pembebanan Biaya Overhead menurut Perhitungan Biaya Normal: berdasarkan
Volume atau Berdasarkan Aktivitas ?
Sistem perhitungan biaya berdasarkan volume mengalokasikan biaya overhead
pada produk atau pesanan menggunakan penggerak biaya berdasarkan volume, seperti
jumlah unit yang diproduksi. Pendekatan ini sangat bergantung pada asumsi bahwa setiap
produk menggunakan jumlah biaya overhead yang sama, karena setiap produk
dibebankan dalam jumlah yang sama. Banyak akuntan berpendapat alih-alih
membebankan dalam jumlah yang sama, biaya overhead dalam setiap produk harus
proposional terhadap jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk
memproduksi unit tersebut, karena semakin banyak waktu tenaga kerja yang dibutuhkan,
berarti banyak perusahaan menggunakan pendekatan berdasarkan aktivitas.

3
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing-ABC)
mengalokasikan biaya overhead pabrik pada produk menggunakan kriteria sebab-akibat
dengan banyak penggerak biaya. System ABC menggunakan penggerak biaya
berdasarkan volume maupun nonvolume agar lebih akurat dalam mengalokasikan biaya
overhead pabrik pada produk berdasarkan konsumsi sumber daya selama berbagai
aktivitas berlangsung.

2.2 Peran Strategis Perhitungan Biaya

Jenis Perusahaan Komoditas atau dengan strategi kepemimpinan biaya dapat dengan
baik menggunakan system biaya yang mengombinasikan elemen-elemen perhitungan biaya
berdasarkan proses (bab 6), perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (bab 5) dan perhitungan
biaya standar (bab 14 dan bab 15).
Agar dapat menjadi kompetitif, perusahaan membutuhkan informasi biaya yang akurat
untuk penetapan harga pokok, analisis profitabilitas terhadap suatu produk, analisis
profitabilitas terhadap pelanggan individu, evaluasi terhadap kinerja pabrik manajemen, dan
pemurnian tujuan strategi.

2.3 Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan: Arus Biaya

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job costing) merupakan system perhitungan


biaya yang mengakumulasikan biaya dan membebankannya pada pesanan, pelanggan,
produk, atau kontrak tertentu. Dokumen pendukung dasar (biasanya berbentuk formulir
elektronik) dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah kartu biaya pesanan
(job cost sheet). Kartu ini mencatat dan meringkas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik untuk pekerjaan tertentu.
Kartu biaya pesanan mencakup tiga elemen biaya (bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead) sebagaimana pengelolaan data terperinci lannya dibutuhkan.

1. Biaya Bahan Baku Langsung dan Biaya Bahan Baku Tidak Langsung
Formulir permintaan bahan baku (material requisition) adalah dokumen sumber
atau pencatatan data secara online yang digunakan departemen produksi untuk meminta
bahan baku produksi. Formulir permintaan bahan baku mengindikasikan pesanan khusus
yang dibebankan sesuai bahan baku yang digunakan.

4
Bahan baku tidak langsung diperlakukan sebagai bagian dari total biaya
overhead pabrik. Bahan baku tidak langsung yang biasa digunakan adalah lem, paku, dan
peralatan pabrik.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja langsung dicatat pada kartu biaya pesanan berdasarkan kartu
jam kerja yang disiapkan setiap hari untuk setiap karyawan. Kartu Jam Kerja (time
ticket), biasanya merupakan bagian dari system peranti lunak perhitungan biaya,
menunjukkan lama pekerjaan yang dilakukan seorang karyawan pada setiap pesanan,
tarif gaji, dan total biaya tenaga kerja yang dapat dibebankan pada setiap pesanan.
3. Biaya Overhead Pabrik
Pembebanan Biaya Overhead (overhead application) merupakan proses
pengalokasian biaya overhead pada pesanan. Alokasi dibutuhkan karena biaya overhead
tidak dapat ditelusuri pada masing-masing pesanan. Dua pendekatan untuk
mengalokasikan biaya overhead pabrik adalah perhitungan biaya actual dan perhitungan
biaya normal.
4. Perhitungan Biaya Aktual
Sistem perhitungan biaya actual (actual costing) menggunakan biaya actual
yang terjadi untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan
biaya overhead pabrik actual ke berbagai pesanan.
Biaya overhead pabrik actual terjadi setiap bulan untuk bahan baku tidak
langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan biaya pabrik tidak langsung lainnya,
mencakup sewa pabrik, asuransi, pajak bumi dan bangunan, depresiasi, perbaikan dan
pemeliharaan, listrik, penerangan, pemanas, serta pajak penghasilan karyawan pabrik.
5. Perhitungan Biaya Normal
Sistem Perhitungan biaya normal (normal costing) yang menggunakan biaya
actual untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta membebankan biaya
overhead pabrik dengan menambahkan pada pesanan sejumlah biaya overhead untuk
setiap unit produk dalam pesanan.

2.4 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik dalam Perhitungan Biaya Normal

Perhitungan biaya normal digunakan untuk menghindari fluktuasi biaya per unit pada
perhitungan biaya actual yang disebabkan oleh perubahan jumlah unit produksi dan biaya
overhead dari bulan ke bulan. Dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik tahunan

5
yang telah ditentukan sebelumnya akan menormalisasikan fluktuasi biaya overhead, maka,
disebut juga dengan istilah perhitungan biaya normal.

 Tarif Biaya Overhead Pabrik yang telah ditentukan sebelumnya


Tarif Biaya Overhead Pabrik yang telah ditentukan sebelumnya merupakan estimasi tariff
biaya overhead pabrik yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke
pesanan tertentu. Jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan kepesanan dengan
menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya disebut juga
biaya Overhead Pabrik yang dibebankan (factory overhead applied). Untuk dapat
memperoleh tarif biaya overhead yang telah ditentukan sebelumnya, gunakan empat
tahap berikut ini :
a. Mengestimasi total biaya overhead pabrik untuk periode operasi, biasanya satu tahun.
b. Memilih penggerak biaya (cost driver) yang paling tepat untuk membebankan biaya
overhead pabrik.
c. Mengestimasi total jumlah penggerak biaya terpilih untuk periode operasi
d. Membagi estimasi biaya overhead pabrik dengan mengestimasi jumlah penggerak
biaya terpilih untuk memperoleh tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan
sebelumnya.

1. Penggerak Biaya Untuk Pembebanan Biaya Overhead Pabrik.


Penggerak biaya yang dipilih untuk membebaknan tarif biaya overhead yang
telah ditentukan sebelumnya (tahap dua diatas) dapat berupa penggerak biaya
berdasarkan volume maupun penggerak biaya berdasarkan aktivitas.
Jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan jam mesin
merupakan penggerak biaya berdasarkan volume yang paling sering digunakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik. Dasar atau penggerak biaya yang paling tepat
untuk perusahaan padat karya mungkin adalah jam tenaga kerja langsung, biaya tenaga
kerja langsung, atau beberapa ukuran yang berkaitan dengan tenaga kerja. Sebaliknya,
jika biaya overhead pabrik pada pokoknya berkaitan dengan operasi peralatan, penggerak
biaya yang tepat mungkin adalah jam mesin atau ukuran yang berkaitan dengannya.
2. Membebankan Biaya Overhead Pabrik
Tarif Biaya Overhead Pabrik yang telah ditentukan sebelumnya biasanya
dikalkulasikan pada awal tahun berdasarkan empat tahap yang dicatat dibawah ini :

6
Tarif biaya overhead pabrik yang Estimasi total jumlah biaya overhead pabrik selama setahun
=
telah ditentukan sebelumnya Estimasi total jumlah penggerak biaya selama setahun

Pendekatan ini disebut juga metode perhitungan biaya normal pabrik secara
keseluruhan (plantwide method of normal costing), ketika total biaya overhead untuk
seluruh departemen digunakan untuk menentukan tariff biaya overhead pabrik.
Pendekatan alternatif, dan salah satu pendekatan yang digunakan oleh TFI, adalah
menentukan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
3. Tarif Biaya Overhead Pabrik Departemen
Ketika jumlah biaya overhead pabrik departemen produksi pada pabrik sangat
serupa dengan jumlah biaya overhead pabrik pada setiap departemen dan penggunaan
penggerak biaya pada departemen, kemudian penggunaan tariff pabrik secara
keseluruhan (satu tariff untuk seluruh departemen produksi digunakan secara
keseluruhan) adalah tepat. Akan tetapi, dalam banyak kasus, berbagai departemen
produksi dapat berbeda secara signifikan pada jumlah biaya dan penggerak biaya.
4. Disposisi Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Terlalu Rendah dan Terlalu
Tinggi
Dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan
sebelumnya untuk membebankan biaya overhead pabrik ke produk, dapat menyebabkan
total biaya overhead pabrik actual yang terjadi pada periode ketika produksinya lebih
tinggi daripada yang diharapkan. Biaya overhead pabrik yang dibebankan dapat melebihi
biaya overhead pabrik yang terjadi jika jumlah produksi yang terjadi lebih kecil daripada
yang diestimasikan. Biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi (overapplied
overhead) merupakan jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan melebihi biaya
overhead pabrik actual yang terjadi.
Disisi lain, adalah mungkin biaya overhead pabrik yang dibebankan akan lebih
kecil daripada jumlah biaya overhead pabrik yang terjadi, disebabkan oleh fakta bahwa
jumlah biaya overhead pabrik actual yang terjadi lebih besar daripada yang diharapkan.
Biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah (underapplied overhead)
merupakan jumlah dimana biaya overhead pabrik actual melebihi biaya overhead pabrik
yang dibebankan.

7
Selisih akibat pembebanan biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat didisposisikan dengan dua cara :
a. Menyesuaikan akun Harga Pokok Penjualan
b. Menyesuaikan biaya produksi pada periode bersangkutan; yaitu, membagi rata saldo
biaya overhead pabrik dibebankan yang tersisa pada periode bersangkutan kesaldo
akhir akun persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi, dan harga pokok
penjualan.
Apabila selisih jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah
atau terlalu tinggi tidak signifikan, biasanya disesuaikan ke harga pokok penjualan.
 Penyesuaian pada Harga Pokok Penjulan
Apapun metode yang digunakan (menyesuaikan harga pokok penjualan atau
proata), biaya overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi
biasanya hanya disesuaikan pada akhir tahun.

2.5 Perhitungan Biaya Pada Industri Jasa; Perhitungan Biaya Proyek

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan pada industri jasa menggunakan prosedur


pencatatan dan akun-akun yang sama dengan yang diilustrasikan sebelumnya pada bab ini,
kecuali untuk bahan baku langsung yang digunakan (bisa jadi tidak ada atau jumlahnya tidak
signifikan). Focus utamanya adalah pada tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik
biasanya dibebankan kepesanan berdasarkan biaya tenaga kerja langsung.

Tarif biaya Overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya :

Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan


Biaya tenaga kerja langsung yang dianggarkan

2.6 Perhitungan Biaya Operasi

Perhitungan Biaya Operasi (operating costing) merupakan system perhitungan biaya


gabungan yang menggunakan perhitungan biaya berdasarkan pesanan untuk membebankan
biaya bahan baku langsung ke pesanan dan pendekatan perhitungan biaya berdasarkna proses
untuk membebankan biaya konversi ke produk atau jasa.
Setelah biaya konversi tenaga kerja langsung dan overhead pabrik diakumulasikan
berdasarkan operasi atau departemen, biaya-biaya ini kemuadian dibebankan ke produk.
Disisi lain, biaya bahan baku langsung diakumulasikan berdasarkan pesanan atau kumpulan,

8
dan perhitungan biaya berdasarkan pesanan membebankan biaya-biaya ini ke produk atau
jasa.
Industri yang sesuai untuk mengaplikasikan perhitungan biaya operasi mencakup
pakaian, dan peralatan elektronik.
System perhitungan biaya gabungan yang menggunakan perhitungan biaya
berdasarkan pesanan untuk membebankan biaya bahan berdasarkan proses untuk
membebankan biaya konversi ke produk atau jasa.

Cara dan Contoh Menghitung Harga Pokok Pesanan


Untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana cara menghitung harga pokok pesanan
maka ada baiknya anda menyimak satu kasus berikut ini :

PT. ABC mendapat pesanan 1000 spanduk pada bulan Oktober 2018 dengan harga yang
dibebankan sebesar Rp25.000,00 per spanduknya. Bahan baku yang dibutuhkan sudah
dibeli yakni kain putih sepanjang 500 meter seharga Rp7.000.000,00. bahan penolong yang
dibutuhkan menghabiskan biaya sebesar Rp1.000.000,00. Biaya tenaga kerja langsung
membutuhkan biaya sebesar Rp3.000.000,00 dan untuk membayar gaji bagian administrasi
dan umum sebesar Rp2.000.000,00. Tak hanya itu terdapat biaya depresiasi mesin sebesar
Rp1.100.000,00.

Jawaban :
Jurnal yang dibutuhkan untuk kasus diatas diantaranya ialah sebagai berikut :
a. Pencatatan pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp7.000.000,00
Bahan penolong Rp1.000.000,00
Kas Rp8.000.000,00
b. Pemakaian bahan baku dan penolong
BDP-Biaya bahan baku Rp7.000.000,00
Persediaan bahan baku Rp7.000.000,00
BOP –Sesungguhnya Rp1.000.000,00
Bahan penolong Rp1.000.000,00
c. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja
1. Ketika gaji dan upah dicatat terutang
Gaji & Upah Rp5.000.000,00
Utang gaji dan Upah Rp5.000.000,00
2. Saat didistribusikan
BDP - Beban tenaga kerja langsung Rp3.000.000,00
BDP - Beban Gaji adm & umum Rp2.000.000,00
Gaji & Upah Rp5.000.000,00

9
3. Pembayaran Gaji & Upah
Utang Gaji & Upah Rp5.000.000,00
Kas Rp5.000.000,00
d. Pencatatan BOP
BOP – Sesungguhnya Rp1.100.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp1.100.000,00
e. Pencatatan barang jadi
Persediaan barang jadi Rp14.100.000,00
BDP-Bahan baku Rp7.000.000,00
BDP - Beban tenaga kerja langsung Rp3.000.000,00
BDP - Beban Gaji adm & umum Rp2.000.000,00
BOP Sesungguhnya Rp2.100.000,00

Harga pokok pesanan per barangnya ialah sebagai berikut : Rp14.100.000,00 : 1000 =
Rp14.100,00 per buahnya. Jika spanduk tersebut dihargai Rp25.000,00 per item maka
besaran keuntungan tiap item ialah Rp25.000,00 – Rp14.100,00 = Rp10.900,00 per
spanduknya.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perhitungan Biaya (Costing) merupakan proses pengumpulan, pengelompokkan,


dan pembebanan biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
pada produk, jasa, atau proyek.
Dalam mengembangkan sistem perhitungan biaya tertentu agar sesuai dengan
perusahaan tertentu, akuntan manajemen harus membuat tiga pilihan, salah satu dari masing -
masing ketika pilihan mengikuti karakteristik metode perhitungan biaya sebagai berikut : (1)
metode akumulasi biaya (cost accumulation method)-perhitungan biaya berdasarkan pesanan
(job costing), perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing), atau perhitungan biaya
berdasarkan gabungan (joint costing); (2) metode pengukuran biaya (cost measurement
method)-perhitungan biaya aktual, normal, atau standar (actual, normal, or standard costing
system); serta (3) metode pembebanan overhead (overhead assignment method)-berdasarkan
volume (volume-based costing) atau berdasarkan aktivitas (activity based costing).

3.2 Saran

Pembuatan Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber
yang diperoleh. Maka dari itu kamimengharapkan para pembaca memberikan sebuah kritikan
dan saran kepada kami agar kami bisa menjadikan kritikan dan saran tersebut sebagai bahan
evaluasi untuk selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku Manajemen Biaya Edisi 5 buku 1 karangan Edward J.Blocher, David E.Stout, Gary
Cokins.

https://ukirama.com/blogs/cara-dan-contoh-menghitung-harga-pokok-pesanan-pada-
perusahaan-manufaktur

12

Anda mungkin juga menyukai