Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem penyiaran radio atau radio broadcasting merupakan suatu kegiatan


untuk menyampaikan informasi berbentuk audio ke penerima melalui
gelombang radio. Proses ini meliputi masukan informasi, pengolahan
informasi dan pemrosesan akhir berupa penyiaran dan transmisi melalui
pemancar. Radio mempunyai sifat yang khas, sehingga menjadi keunggulan
dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Radio hanya terbatas pada suara,
radio tidak menuntut kemampuan membaca ataupun kemampuan melihat,
melainkan hanya kemampuan untuk mendengarkan, sehingga menjadikan radio
lebih sederhana untuk dinikmati.
Perkembangan stasiun radio sangat pesat, khusunya di kota Kupang sendiri
terdapat tiga belas stasiun radio berbasis FM dan sebuah siaran berbasis AM.
Radio berbasis FM lebih banyak diminati karena memiliki sifat ketahanan
terhadap noise dan interferensi, sehingga dapat digunakan untuk transmisi siaran
berkualitas tinggi.
Oleh karena itu, untuk memberikan pandangan dan pengetahuan tentang
perangkat FM tersebut, maka perlu adanya pengamatan langsung dilapangan
untuk itu kami melakukan kerja praktek di Radio Tirilolok kupang sebagai salah
satu radio berbasis FM yang dapat bekerja sama. Sehingga pada akhirnya
disusunlah laporan kerja praktek ini dengan judul SISTEM PEMANCAR FM
RADIO TIRILOLOK KUPANG.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana sistem pemancar Radio Tirilolok bekerja

1
1.3 Batasan Masalah

Kerja praktek ini dilakukan dengan batasan masalah sebagai berikut :


A. Menjelaskan tentang peralatan yang digunakan pada pemancar Radio
Tirilolok Kupang
B. Menjelaskan tentang cara kerja pemancar Radio Tirilolok Kupang

1.4 Tujuan dan Manfaat

A. Tujuan Kerja Praktek


Mengetahui dan memahami bagaimana sistem pemancar Radio FM
Tirilolok bekerja
B. Manfaat Kerja Praktek
 Manfaat bagi Program Studi
Dapat memberikan wawasan dan manfaat dalam meningkatkan proses
pembelajaran yang berkaitan dengan sistem pemancar radio.
 Manfaat bagi Mahasiswa
- Mengamati secara langsung peralatan-peralatan yang digunakan pada
sistem pemancar
- Dapat memahami sistem pemancar radio bekerja
- Dapat membandingkan antara ilmu yang diperoleh di bangku kulia
dengan ilmu yang diterapkan pada praktek nyata di industri

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

A. Lokasi

Tempat dan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di


Radio Tirilolok, jalan Thamrin Oepoi Kupang , kode pos 53116, telepon
(0380) 822233, dengan layanan siaran FM: 101,1 MHz, dan alamat URL
http://www.tirilolok.com.

2
B. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kerja praktek mulai dari tanggal 21 Oktober 2019 sampai


dengan tanggal 21 November 2019 di Radio Tirilolok Kupang. Adapun
tahap yang dilaksanakan sebagai berikut:

 Pra Kerja Praktek


Persiapan administrasi dilakukan untuk menunjang proses yang akan
dilalui meliputi perizinan oleh instansi dan persiapan diri.
 Pelaksanaan Kerja Praktek
Pelaksanaan kerja praktek mulai dari tanggal 21 Oktober 2019 sampai
dengan tanggal 21 November 2019 di Radio Tirilolok Kupang. Dengan 5
hari kerja dari Senin sampai Jumat, untuk jam kerja praktek dimulai dari
pukul 17.00 Wita sampai dengan 20.00 Wita, dan libur untuk hari Sabtu
dan Minggu.
 Pasca Kerja Praktek
Pasca kegiatan Kerja Praktek, mahasiswa mengumpulkan informasi
selama melakukan kerja praktek guna melengkapi data-data yang
diperlukan untuk menyusun laporan.

1.6 Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan ini adalah


dengan cara sebagai berikut :

1. Observasi
Dalam metode ini penulis mengadakan pengamatan dan praktek
secara langsung di lapangan. Hal-hal yang diamati di lapangan mulai dari
lingkungan pekerjaan hingga tahap pelaksanaan pekerjaan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada semua pihak yang telibat di dalamnya,
mulai dari pimpinan perusahaan, pembimbing lapangan serta semua
karyawan perusahaan.
3. Studi Literatur

3
Studi literatur dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai
macam sumber baik dari buku maupun sumber dari internet yang
digunakan sebagai referensi guna memperoleh data yang berhubungan
dengan pembahasan.

1.7 Sistematika Laporan

Sistematika laporan dimaksudkan guna memudahkan pemahaman laporan


yang akan dibahas, oleh karena itu penulis berusaha menyajikan laporan ini
dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, metode penulisan, lokasi, jadwal kerja
praktek dan sistematika penulisan.
2. Bab II Profil Perusahaan
Bab ini berisi profil Radio Tirilolok, sejarah umum perusahaan,
visi, misi dan struktur organisasi.
3. Bab III Dasar Teori
Bab ini berisikan teori-teori penunjang sebagai bahan dasar acuan
penulisan laporan.
4. Bab IV Pembahasan
Bab ini berisikan tentang bagaimana system pemancar radio
bekerja serta komponen pendukungnya
5. Bab V Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan Radio Tirilolok Kupang

Radio TIRILOLOK didirikan pada tanggal 16 Desember 1987 pukul 17.30


wita dengan Akte Pendirian tanggal 14 Juli 1987 No. 18/1987 dihadapan
Notaris di Kupang Silvester Joseph Mambaitfeto SH, dan telah diubah dengan
Akte Perubahan tanggal 22 April 1988 No. 38 dan Akte Pembetulan tanggal 30
Agustus 1988 No. 57, keduanya dibuat di hadapan Silvester Joseph Mambaitfeto
SH, Notaris di Kupang, serta mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI
dengan Surat keputusan No. C2-8750.HT.01.01-TH 88 tanggal 17 September
1988. Terakhir dirubah dengan Akta Berita Acara tanggal 11 Juli 1996 Nomor
100 dibuat di hadapan Silvester Joseph Mambaitfeto SH, Notaris di Kupang.
Sejak awal Radio TIRILOLOK mengudara pada frekuensi “AM 792 KHz”
dengan panjang gelombang 378,79 meter band, seiring berjalannya waktu dengan
perkembangan teknologi, Radio TIRILOLOK berubah status dari frekuensi AM
ke frekuensi FM. Tepatnya tanggal 25 November 1995.
Radio TIRILOLOK mengudara dengan frekuensi “FM 100,9 MHz Stereo”
dan pada Mei 2004 berubah frekuensi menjadi 101,1 MHz hingga sekarang
dengan radius jangkauan siaran efektif 75 – 100 km, meliputi beberapa kepulauan
di Provinsi NTT antara lain: “Timor, Flores, Sumba, Alor, Semau, Rote dan
Lembata serta beberapa daerah di luar NTT”.
Radio TIRILOLOK didirikan atas prakarsa dan ide dasar dari P. PIET
MANEHAT, SVD, MA. Beliau lahir di Wehedan 9 September 1940 dan
meninggal dunia pada 3 April 2000.

2.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup kerja PT. Radio TIRILOLOK bergerak di bidang


komunikasi radio yang merupakan salah satu media elektronik yang berfungsi
sebagai:

5
 Media Informasi
 Media Sosial
 Media Hiburan

Ketiga faktor ini memuat berbagai bidang kehidupan antara lain:

 Bidang Pendidikan
 Bidang Sosial Budaya

2.3. Visi Misi

 Pengembangan Pembangunan Nilai Kemanusiaan


 Pengembangan Peningkatan Bakat dan Sumber Daya Manusia
 Pewartaan Nilai Kristiani

2.4. Manajemen Radio Tirilolok Kupang


Berikut ini adalah bagan struktur Lembaga Penyiaran Radio Tirilolok Kupang :

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Radio Tirilolok Kupang

6
BAB III

DASAR TEORI

3.1 Pemancar Radio

Sirkuit pesawat radio ada dua bagian penting yaitu pesawat pemancar
(transmiter) dan pesawat penerima (receiver). Fungsi dari pemancar radio ialah
sebagai penghasil sinyal informasi dan sinyal pembawa dijadikan gelombang
radio, sedangkan fungsi pesawat penerima yaitu untuk mengubah gelombang
radio menjadi sinyal informasi yang dapat kita dengarkan.
Pada dasarnya pesawat pemancar radio merupakan rangkaian komponen
elektronika seperti: resistor, kondensator, transistor, trafo, ic, dan lain lain.
Menurut Pasal 1 Angka 5 UU Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi,
Pemancar Radio adalah alat telekomunikasi yang menggunakan dan
memancarkan gelombang radio.
Pemancar radio terdiri dari beberapa bagian, antara lain bagian input, bagian
penguat audio, bagian osilator, bagian modulator, bagian penguat daya, dan
bagian antena. Berikut merupakan diagram blok bagian-bagian pemancar radio:

Gambar 3.1. Diagram Blok Bagian Pemancar Radio

7
Bagian- bagian pemancar radio adalah sebagai berikut :

1.1.1 Input

Input berupa sinyal listrik yang dihasilkan oleh alat-alat pengubah


mekanik menjadi getaran-getaran listrik. Alat yang menghasilkan sinyal ini antara
lain mikrofon, piringan hitam, CD Player, MP3 Player dan lain sebagainya. Daya
sinyal yang dikeluarkan oleh alat-alat ini amplitudonya masih terlalu kecil,
sehingga memerlukan penguatan lagi.

Input berupa sinyal informasi, sinyal informasi dihasilkan oleh sumber


informasi/sumber suara. Sinyal informasi berfrekuensi 20 – 20000 Hz. Berbeda
dengan getaran suara yang dapat dilihat, Sinyal tak dapat dilihat/ didengarkan, jika
ingin melihat maupun mendengar sinyal maka harus menggunakan alat/ pesawat
elektronik. Penunjuk pada sinyal adalah indikator, sinyal dapat dimanfaatkan
melalui pesawat elektronik, lalu sinyal suara masuk ke mixer untuk diproses ke
tahap berikutnya. Fungsi sinyal lainnya yaitu menguatkan frekuensi radio.
Sinyal audio yang masih kecil akan dikuatkan amplitudo tegangan
sinyalnya, sehingga dihasilkan intensitas tegangan sinyal audio yang kuat. Bagian
penguat bisa berupa audio amplifier atau hanya preamp dengan penguat akhirnya.

1.1.2 Osilator

Osilator merupakan bagian yang berfungsi sebagai pembangkit getaran


listrik frekuensi. Frekuensi tinggi adalah frekuensi yang jumlah getarannya di atas
2000 Hz (20 KHz) sedangkan kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya yaitu
300.000.000 m/detik (300.000 Km/detik). Rangkaian osilator ialah suatu
rangkaian elektronika yang berfungsi menghasilkan getaran tinggi. Frekuensi
yang dihasilkan rangkaian ini tinggi karena kalau rendah getaran listrik ini tidak
akan memancar jauh.
Osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal
pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa
dengan proses modulasi. Osilator dengan frekuensi yang dapat dirubah disebut

8
VFO (Variabel Frequency Osilator). VFO memiliki kelebihan pada deviasi
frekuensinya yang lebar yaitu untuk menghasilkan frekuensi 88 MHz -108 MHz.

1.1.3 Modulator

Modulator merupakan bagian yang mengolah sinyal informasi dengan


frekuensi tinggi (sebagai sinyal pembawa) yang dihasilkan oleh bagian Osilator.
Pengolahan tersebut akan menghasilkan sinyal modulasi berupa gelombang radio
atau gelombang elektromagnetik (gelombang RF).

1.1.4 Penguat Daya

Penguat daya bertugas menguatkan sinyal termodulsi sebelum dikirimkam


ke bagian antena untuk dipancarkan. Jenis penguat yang digunakan ialah penguat
daya kelas C. penguat daya kelas C diplih karena kemampuannya menguatkan
frekuensi radio (diatas 20KHz). Transistor yang digunakan pada penguat ini
adalah transistor daya RF, yang mempunyai karakteristik daya keluaran berkisar
antara 1 sampai 75 watt.

1.1.5 Antena

Antena dalam sebuah pemancar merupakan ujung tombak penyampaian


sinyal radio pemancar ke penerima. Jika antena yang digunakan pada suatu
pemancar tidak memenuhi spesifikasi yang sesuai, maka hasil yang diharapkan
tidak akan tercapai.
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih jenis antena untuk diaplikasikan , yaitu pola radiasi, directivity, gain, dan
polarisasi.
1.1.5.1 Pola Radiasi

Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang


dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan sinyal
yang diterima oleh sebuah antena. Pola radiasi antena dibentuk oleh dua buah pola
radiasi berdasar bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi
(pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth (pola azimuth).

9
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi 3-dimensi inilah
yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol. Sebuah antena yang
meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah disebut sebagai antena
isotropis. Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola Namun,
jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut distribusi
sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain, maka antena ini akan memiliki
directivity Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka
directivity antena tersebut. Antena dipol termasuk non-directive antenna.
Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk
sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas. Pada astronomi radio,
antena dipol digunakan pada teleskop radio untuk melakukan pengamatan pada
rentang High Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah
variabilitas intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi.
Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity pada arah tertentu, teleskop
radio elemen tunggal yang menggunakan antena jenis ini tidak dapat digunakan
untuk melakukan pencitraan.

1.1.5.2 Gain

Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan


kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari
arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat diukur dalam satuan fisis pada
umumnya seperti watt, ohm, atau lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan.
Oleh karena itu, satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.

1.1.5.3 Polarisasi

Polarisasi didefinisikan sebagai arah rambat dari medan listrik. Antena


dipol memiliki polarisasi linear vertikal . Mengenali polarisasi antena amat
berguna dalam sistem komunikasi, khususnya untuk mendapatkan efisiensi
maksimum pada transmisi sinyal. Pada astronomi radio, tujuan mengenali
polarisasi sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk
mempelajari medan magnetik dari objek tersebut.

10
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang pertama
adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal sebagai
beanwidth suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth adalah resolusi
spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter sudut minimun dari dua buah
titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop radio tersebut. Secara teori,
beamwidth untuk antena yang berbentuk parabola dapat ditentukan.

1.1.5.4 Antena Pemancar Radio FM

A. Antena Yagi
Antena yagi pada dasarnya sebuah dipole (kadang disebut radiator). Pada
bagian belakang terdapat reflektor untuk merefleksikan sinyal. Pada bagian
mukanya diletakkan beberapa elemen director untuk mengarahkan sinyal.
Makin banyak director-nya semakin tinggi penguatan antena. Antena yagi
biasanya mempunyai penguatan sekitar 7- 19 dBi. Untuk jarak pendek,
sebaiknya menggunakan antena dengan penguatan rendah.

Gambar 3.2 Antena Yagi

Antena yagi 12dBi P-2412 untuk 2,4 GHz yang tertutup oleh radome
terlihat pada gambar. Pola radiasi antena tampak pada gambar. Hal yang
menarik untuk diperhatikan adalah pola radiasi horizontal dan pola radiasi
vertikal tidak berbeda jauh pada antena pengarah, semua mengarah ke muka
antena, tidak banyak radiasi di belakang antena.

11
B. Antena Double Square

Gambar 3.3 Antena Double Square

Antena ini terbuat dari stainless steel, sehinga lebih terjaga spesifikasi
teknisnya dan disesuaikan dengan frekuensi yang diinginkan. Antena ini
memiliki 2 kotak elemen penggerak yang merupakan dipol terlipat, yang
terletak di sebuah guide.

C. Antena Dipol
Antena Dipol adalah antena yang paling sederhana dan yang paling luas
penggunaannya. Antena dipol terdiri dari dua buah kawat yang terpisah satu
dengan lainnya, yang pada fungsinya sebagai antena pemancar, ia akan
dihubungkan dengan sumber tegangan, dan pada fungsi sebagai antena
penerima, akan dihubungkan dengan load.

Gambar 3.4 Antena Dipol

12
Di banyak sekali aplikasi teknis, seperti radar, sistim seluler, diinginkan
antena yang mengkonsentrasikan pancaran energinya pada suatu arah tertentu,
sedangkan ke arah lain tidak diinginkan terjadinya penyuplaian energi. Untuk
mencapai tujuan ini, biasanya hanya sebuah antena dipole tidak bisa digunakan,
karena antena dipol mempunyai karakteristik pancar yang omnidireksional. Untuk
mendapatkan suatu karakter pemancaran (yang disebut juga diagram
radiasi/pancar) tertentu, dipergunakan beberapa buah antena dipol yang disusun
sedemikian rupa membentuk sebuah grup antena, atau array.

3.2 Perangkat Pemancar FM

Modulasi frekuensi (FM) adalah metode untuk menyampaikan informasi


melalui gelombang pembawa dengan memvariasikan frekuensi, Hal ini berbeda
dengan sistem Modulasi Amplitudo (AM) dimana sistem AM amplitudo dari
gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap konstan.
Sistem siaran dengan teknologi FM ditemukan oleh Edwin Howard
Armstrong yang dapat mentransmisikan suara kualitas tinggi melalui gelombang
radio.
Sejarah FM dimulai tahun 1936 ketika Edwin Howard Armstrong
menperkenalkan frekuensi FM sebagai metode untuk mengurangi gangguan pada
transmisi radio dalam konferensi Radio Engineers New York pada 6 November
1936. Frekuensi FM secara luas digunakan pada perangkat telekomunikasi untuk
mengirimkan suara tanpa noise (gangguan). Dalam aplikasi analog, frekuensi
sesaat dari carrier (frekuensi pembawa) berbanding lurus dengan nilai sesaat dari
sinyal input. Data digital dapat dikirim dengan menggeser frekuensi pembawa di
antara seperangkat nilai-nilai diskrit, teknik ini dikenal sebagai frekuensi-shift
keying.

Sinyal FM memiliki beberapa fitur, antara lain adalah sebagai berikut:


a. Fitur yang paling penting dari frekuensi modulasi (FM) adalah ketahanannya
pada gangguan sinyal amplitudo. Modulasi ini dilakukan dengan mengubah
variasi dalam frekuensi.Artinya, amplitudo gelombang sinyal apapun tidak

13
akan mempengaruhi output audio, asalkan sinyal dari pemancar radio masih
dalam jangkauan radio penerima.
b. Gelombang FM memiliki sifat ketahanan terhadap noise dan interferensi.
Alasan inilah kenapa gelombang FM digunakan untuk transmisi siaran
berkualitas tinggi.
c. Fitur lain yang penting berkaitan dengan transmisi FM. modulasi audio dapat
diterapkan pada tahap pemancar berdaya rendah, dan tidak perlu
menggunakan bentuk penguatan linear untuk meningkatkan tingkat daya
sinyal ke final.
d. Transmisi FM dapat menggunakan amplifier RF non-linear untuk
memperkuat sinyal FM di pemancar. Ini lebih efisien daripada penguat RF
linear Oleh karena itu, untuk keluaran daya pancar yang sama, pemancar FM
lebih hemat energi dibandingkan dengan pemancar lain.
e. Daya jangkau suatu pemancar FM sangat bergantung pada daya yang
dikeluarkan (dalam satuan watt), ketinggian lokasi antena transmisi, juga
jenis dan jumlah bay antena yang dipergunakan. Faktor lingkungan juga
sangat menentukan daya jangkau dan pemerataan siaran. Berkat perangkat
pemancar inilah suara penyiar dan alunan musik dapat didengar oleh
pendengar di rumah.
Pada pemancar FM ada beberapa bagian yang saling mendukung sistem
operasi yaitu:
 Exciter FM, bagian yang terdiri dari osilator PLL dan Stereo generator ini
berfungsi untuk membangkitkan frekuensi FM yang akan dipancarkan serta
menyampurkan dengan frekuensi audio stereo. Daya keluaran pada bagian ini
20 watt.
 IPA (Intermediate Power Amplifier), bagian ini berfungsi untuk menguatkan
daya keluaran dari exciter yang masih sangat kecil. Bagian ini memiliki daya
keluaran maksimum 100 watt.
 Booster (Penguat Akhir), bagian ini merupakan penguat daya tinggi paling
akhir dalam sistem transmisi. Penguat daya inilah yang menentukan daya

14
jangkau dari pemancar FM. Keluaran dari booster ini akan diteruskan melalui
kabel koaksial (Heliax) penghubung (feeder) ke antena.
 Antena, bagian ini berfungsi untuk memancarkan sinyal dan daya dari
pemancar (Exciter-IPA-Booster) ke seluruh wilayah di sekitar lokasi
pemancar radio FM. Semakin banyak elemen (bay), maka semakin jauh pula
daya jangkau dari pemancar FM, namun yang umum dipergunakan adalah 4
hingga 12 bay karena berkaitan dengan biaya serta tinggi tower yang
dibutuhkan. Semakin banyak elemen yang dipergunakan, maka semakin
tinggi tower yang dibutuhkan.
 Feeder (Kabel Penghubung), merupakan kabel transmisi khusus frekuensi
tinggi yang menghubungkan antara pemancar dan antena. Kualitas dan
redaman kabel sangat berpengaruh terhadap kinerja dan efisiensi dari
pemancar. Semakin baik kualitas kabel, maka semakin efisien kinerja
pemancar.
Pemancar radio FM stereo memiliki daya mulai dari 20 - 100 watt
untuk skala radio komunitas, sedangkan untuk radio komersial menyediakan
pemancar dengan daya 1000 watt, 2000 watt, 3000watt, dan 5000 watt.
Keuntungan penggunaan Frequency modulation (FM) adalah bebas
dari pengaruh gangguan udara dan bandwidth (lebar pita) lebih besar dari
pada bandwidth (lebar pita) Amplitudo modulation. Frekuensi yang
dialokasikan untuk siaran FM berada di antara 88MHz-108 MHz, dimana
pada wilayah frekuensi ini siaran radio relatif bebas dari gangguan-gangguan
dari atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Exciter sebagai salah satu bagian dari pemancar FM yang tidak dapat
terpisahkan, dan juga sebagai jantung dari pemancar siaran FM. Exciter
merupakan rangkaian yang menghasilkan osilasi, karena pada exciter terdapat
osilator yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang sinus yang nantinya
akan dimodulasikan. Didalam sistem osilator juga terdapat buffer
(penyangga) yang berfungsi untuk menstabilkan frekuensi/ modulasi osilator
akibat proses pembebanan oleh penguat tingkat selanjutnya. Exciter yang
digunakan pada pemanacar

15
3.3 Diagram Blok Radio FM

3.5 Diagram Blok Transmiter Radio FM

Gambar 3.6 Diagram Blok Penerima FM Stereo

Fungsi diagram blok:


 Antena : menangkap getaran / sinyal radio (yang berisikan sinyal informasidan
sinyal pembawa) yang dipancarkan oleh pemancar.
 Penguat RF : berfungsi menguatkan daya RF (Radio Frequency/ Frekuensi
tinggi) yang berisi informasi sebagai hasil modulasi pemancar asal. Setelah
diperkuat, geteran RF dicatukan ke mixer.
 OSC (Osilator Lokal) : berfungsi untuk membangkitkan frekuensi yang lebih
tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF.
 Mixer (pencampur) : berfungsi mencampurkan sinyal RF dan frekuensi dari
osilator sehingga diperoleh frekuensi menengah sebesar 10,7 Mhz

16
 Penguat IF : digunakan untuk menguatkan frekuensi IF sebelum diteruskan ke
blok limiter

 Limiter (pembatas) : berfungsi meredam amplitudo gelombang yang sudah


termodulasi agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).

 Detektor : berfungsi memisahkan sinyal pembawa RF dengan getaran


informasi. Sinyal pembawa (carrier) dikebumikan (ground) sedangkan sinyal
informasi diteruskan ke penguat audio.

 De-emphasis : berfungsi menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan


(tinggi) yang dikirim oleh pemancar.

 AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) :


berfungsi mengatur frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap stabil.

 Penguat/Amplifer : berfungsi untuk meningkatkan level sinyal audio

 Loud Speaker (pengeras suara) berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi


getaran suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

 Power Supply berfungsi memberikan catu daya kepada rangkaian.

3.4 SISTEM PEMANCAR FM STEREO


Dalam siaran FM stereo, sinyal L dan R tidak dipancarkan sendiri-sendiri.
Mereka dipancarkan tergabung membentuk saluran (L + R) dan saluran selisih
(L–R). saluran jumlah dipancarkan langsung. Dsedangkan saluran selisih
memodulasi sub-pembawanya38-kHz, yang menghasilkan suatu sinyal DSB-SC
(Double Side Band Suppressed Carrier). Pembawa 38-kHz ditindas agar jalur
samping LSB (lower side band) 38-23 kHz dan USB (uper side band) 38-53 kHz
lebih berperan dalam deviasi-- pemancar. Suatu fase sinyal “pilot” atau sinyal
pandu 19 kHz yang koheren (sefasa) derngan sub-pembawa dalam pemancar.
Bentuk gelombang gabungan tersebut memodulasi pemancar FM dengan cara
yang lazimnya.

17
Pada waktu siaran stereo diperkenalkan, diharapkan mampu menerima siaran
stereo ataupun mono tanpa modifikasi. Hal ini menyebabkan sinyal-sinyal L + R
dan L – R dipancarkan bukan menurut L dan R. Sinyal L + R identik dengan yang
dipancarkan oleh pemancar mono dan ini yang dideteksi dan diterima oleh semua
penerima mono.
Sinyal pilot dipancarkan sebagai pengganti sub-pembawa, karena 19-kHz
jatuh kedalam bagian yang kosong dari spectrum sinyal pemodulasi gabungan.
Seandainya pembawa 38-kHz dipancarkan, maka sinyal tersebut harus dipisahkan
dari pita sisi L – R, yang hanya berbeda sekitar 30-Hz. Hal ini tentunya akan
memerlukan penyaringan yang sangat sulit dan mahal. Sinyal pilot ini dihasilkan
oleh pemancar dari sub-pembawa 38-kHz yang kemudian ditindas. Cara ini
ternyata yang paling baik, karena sinyal 19-kHz ada di luar rentang frekuensi
audio L + R (0 – 15 kHz) maupun rentang sub-pembawa tanpa interferensi dari
sinyal audio.

18
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Peralatan Pemancar

4.1.1 Transmitter

1. Combiner
.

2. Exc + RFPA

3. Power Amp

4. Power Amp

Gambar 4.1. Perangkat Transmitter FM

Merk / Type : STXLP - 3 KW


Nomor Seri : 110720 - 001
Negara Pembuat : USA
Tahun Pembuatan : 2011
Power Maximum : 3000 watt
Power Running : 843.5 watt
Power Consumption : 5.3 kw (calculated) at 3 kw

19
STX LP BE adalah pemancar daya rendah pertama yang secara efektif
menggabungkan kualitas, fitur, dan kinerja yang di inginkan dengan hasil yang
baik. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, STX LP 3 KW memiliki daya
pancar yang lebih besar.
Dengan fitur bawaan yang tidak ditemukan pada jenis lainnya,STX LP BE
menghemat lebih dari sekadar biaya peralatan eksternal tambahan, seperti ukuran
rak yang lebih kecil, pemasangan yang lebih cepat, pengurangan pemeliharaan,
serta pengembangan sistem di masa mendatang.
Berdasarkan gambar 4.1, adapun bagian-bagian dari perangkat STX LP 3
KW sebagai berikut :
1. Combiner, merupakan perangkat yang berfungsi untuk menggambungkan
keluaran dari tiga buah perangkat power amplifier menjadi 3 kW
2. Exciter, Bagian yang berfungsi untuk membangkitkan frekunesi FM yang
akan dipancarkan serta mencampurkan dengan frekuensi audio, streo
perangkat yang memiliki fitur tambahan berupa RFPA (Radio Frekuensi
Power Amplifier) yang berfungsi untuk menguatkan daya keluaran dari
exciter 1-10 W menjadi 1 kW
3. Power Amplifier, perangkat yang memiliki keluaran sebesar 1 kW yang dapat
di gabungkan (penguatan) dengan Exciter menggunakan Combiner untuk
menjadikan keluaran sebesar 3 kW

Fitur Utama :
 Exciter terintegrasi standar
 Mendukung radio HD & DRM
 Konektivitas IP untuk akses kapan saja, di mana saja
 GUI (Graphical User Interface) dengan akses ke semua Parameter
Transmitter penting
 Desain yang dapat digunakan untuk mengatur konfigurasi 1 kW, 2 kW, dan 3
kW
 Panel kontrol dan metering depan melalui antarmuka LCD
 Filter low pass internal (untuk menguatkan sinyal dalam frekuensi rendah)

20
 Dirancang untuk keandalan dan kemudahan servis
 Panel Distribusi Daya untuk pemasangan yang cepat dan mudah

4.1.2 Audio Proccessor

Gambar 4.2 Audio Proccessor

Merk / Type : MIRAGE

Radio tirilolok menggunakan Audio Proccessor untuk membuat output


mixernya menjadi lebih sempurnah.

4.1.3 Antenna

Merk / Type : Lokal/


Double
Square
Negara Pembuat : Indonesia
Tahun Pembuatan : 2006
Jarak Frekuensi : 87.5 s/d 108 MHz
Gain : 4.5 dB
Polarisasi : Circular
Maksimum Power : 8000 watt
Jumlah Elemen : 6 Bay

21
Gambar 4.3. Antena Pemancar FM Radio Tirilolok Kupang
Antena, bagian ini berfungsi untuk memancarkan sinyal dan daya dari
pemancar (Exciter-RFPA) ke seluruh wilayah di sekitar lokasi pemancar radio
FM.

4.1.4 Feeder

Gambar 4.4 Feeder

Merk/ Type : Andrew/ LDF7-50A


Panjang : 71,2 meter
Losses per 100m : 0.67 Db

Feeder Andrew/ LDF7-50A berfungsi sebagai penghubung antara


transmitter dan antena pemancar.

22
4.1.5 Menara FM Radio Tirilolok

Gambar 4.2 MenarGGambar 4.5 Menara

Jenis Menara : SST


Tinggi Menara : 62 meter

Menara berfungsi sebagai tempat untuk meletakan antena dengan ketinggian


62 meter dari permukaan bumi (156,5 meter dari permukaan laut). Ketinggian ini
berdasarkan grafik yang diberikan oleh balai monitoring (Balmon) sebagai berikut
:

23
Gambar 4.6 Grafik Maksimum ERP vs EHAAT
4.2 Proses Kerja Radio Tirilolok Kupang

Ruang Studio Ruang Pemancar

Gambar 4.7 Blok diaram proses kerja radio FM tirilolok kupang

Di dalam ruang siaran, seorang penyiar radio melakukan siaran dengan


berbicara melalui mikrophone. Penyiar tersebut mengeluarkan gelombang suara
dan gelombang tersebut masuk melalui mikrophone, kemudian gelombang suara
diubah menjadi gelombang elektromagnetik oleh mikrophone lalu masuk ke audio
mixer untuk pencampuran. Keluaran dari audio mixer masuk ke audio processor,
yang mana fungsi dari audio processor untuk membuat output mixernya menjadi
lebih sempurnah sebelum menuju power amplifier. Lalu masuk kebagian Exciter
yang fungsinya untuk membangkitkan sinyal carrier (pembawa) dan
memodulasikan sinyal tersebut dengan sinyal informasi, setelah ditumpangkan

24
pada sinyal carrier, sinyal tesebut dipancarkan ke udara melalui antena pemancar.
Gelombang sinyal merambat di udara hingga sampai ke antena penerima.

4.3 Peta Siaran Radio Tirilolok


Radio Tirilolok melakukan penyiaran dengan peta penyiaran sebagai
berikut:

4.3.1 Peta Radius Pancaran Radio Tirilolok Kupang


Berdasarkan keefektifan penyiaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu daerah
efektif, daerah cukup efektif, dan daerah kurang efektif.

25
Gambar 4.8 Peta radius pancaran Radio Tirilolok Kupang

4.3.2 Peta kontur siaran Radio Tirilolok Kupang


Penyiaran menjadi efektif dan tidak efektif dibeberapa lokasi, hal ini
dikarenakan tipografi dari tiap lokasi yan berbeda, maka Radio Tirilolok
memiliki peta kontur siaran sebagai berikut.

26
Gambar 4.9 Peta kontur Radio Tirilolok Kupang

27
4.4 Sarana dan Prasarana

Dalam melaksanakan kegiatannya Radio Tirilolok didukung oleh peralatan

penyiaran dalam melaksanakan kegiatannya. Peralatan yang dimiliki oleh Radio

Tirillok Kupang antara lain:

Gambar 4.10 Perangkat Studio

Gambar 4.11 Perangkat Produksi

28
Gambar 4.12 Perangkat Transmiter

Tabel Sarana dan Prasarana

No. Sarana dan Prasarana Keterangan / Unit


1 AUDIO CONSOLLE (AIR TRAK90) 1
EQUIPMENT ( RECEIVER, HYBRID
2 1
TELP, FM RECEIVER)
3 SPEAKER MONITOR (JBL) 1 set
4 WIRELESS MIC 1 set
5 MULTIMEDIA PC (AUDIO PLAYER) 1
6 TALBACK MONITOR 1
7 FM MONITOR 1
BC MICROPHONE ( SENHEIZER MD421
8 2
)
9 BC HEADPHONE 2
10 REC HEADPHONE 6
REC MICROPHONE ( SENHEIZER
11 2
MD421 )

29
12 HEADPHONE DISTRIBUTION 2 Kali 4 channel = 8

13 SPEAKER MONITOR (NAD) 1 Pasang

REC EQUIPMENTS ( AUD. CONSOLE,


14 AUD. PROCESSOR, AUD. INTERFACE Masing – masing 1
PC )
OPERATOR MICROPHONE (BLACK
15 1
FIRE)
16 KEYBOARD SYNTESEIZER 1
NEWS MICROPHONE ( SENHEIZER
17 1
MD421 )
18 PC NEWS PRODUCTION 1
19 AUDIO MIXER 1
TRANSMITTER ( BE STXLP-300) &
20 1 Set
AUDIO PROCESSOR (MIRAGE)
21 REPEATTER ( POLDA NTT ) 1
22 REPEATTER ( PEMDA NTT) 1
23 REPEATTER ( UNDP ) 1
24 ELECTRICAL PANEL 1 Set

Tabel 4.13 Sarana dan Prasarana

30
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Secara garis besar pemancar terdiri dari beberapa bagian, yaitu


exciter/transmitter, power amplifier, antenna, fideer dan audio proccesor.
 Exciter FM, bagian yang berfungsi untuk membangkitkan frekuensi FM yang
akan dipancarkan serta menyampurkan dengan frekuensi audio stereo. Daya
keluaran pada bagian ini 20 watt.
 Power Amplifier, bagian ini berfungsi untuk menguatkan daya keluaran dari
exciter yang masih sangat kecil. Bagian ini memiliki daya keluaran maksimum
1000 watt.
 Antena yang digunakan radio tirilolok adalah antena double Square

 Feeder berfungsi sebagai penghubung antara transmitter dan antena pemancar


 Audio Proccessor untuk membuat output mixernya menjadi lebih sempurnah

5.2 SARAN
Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan di Radio Tirilolok Kupang,
kami dapat memberikan saran sebagai berikut:
 Melakukan perawatan perangkat yang ada pada ruangan Transmitter (menjaga
suhu ruangan dan kebersihan) agar perangkat lebih awet dan tahan lama
 Melakukan perbaikan lampu pilot yang ada pada ujung pemancar sehingga
pesawat dapat mengetahui keberadaan pemancar
 Melakukan perbaikan jenset yang rusak agar tidak mengganggu penyiaran
ketika terjadi pemadaman listrik

31
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003).The Directory of European FM Broadcasting, European FM

Mudrik Alaydrus.(2011). Antena: Prinsip dan Aplikasi, Graha Ilmu,


Jogjakarta

Rudolf F. Graf, William Sheets,(2001). Build Your Own Low-Power


Transmitters: Projects for the Electronics Experimenter. Newnes

32

Anda mungkin juga menyukai