Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi kian mengembangkan
sayapnya diberbagai bidang, salah satunya yaitu broadcasting atau penyiaran. Broadcast
atau broadcasting bukanlah hal tabu untuk anak ilmu komunikasi tentunya, kalian pun
tentu sudah sering mendengar kata ini bukan? Ya, broadcast atau broadcasting atau
penyiaran merupakan kegiatan, wadah yang mengelola penyiaran disebut organisasi
penyiaran, yang artinya wadah bagi orang-orang penyiaran atau broadcaster. Profesi
pekerja penyiaran terdiri dari orang-orang yang pengelola siaran, bagian teknik, dan
bagian administrasi, yang saling bekerjasama dalam merencanakan, mengadakan, dan
melaksanakan proses penyiaran, dengan hasil (output) siaran, dalam usaha mencapai
tujuan yang telah disepakati bersama.
Singkatnya penyiaran atau broadcast yaitu proses penyampaian program siaran
melalui perangkat elektronik yang disebut dengan pemancar atau transmitter, yang
kemudian barulah akan diterima oleh penonton/penerima siaran melalui alat elektronik
yang disebut sebagai receiver.Istilah siaran sendiri berasal dari kata siar yang berarti
audio dan visual yang merupakan output dari penyiaran. Broadcasting dapat digunakan
untuk media massa elektronik, yakni yang disampaikan kepada banyak orang, maupun
broadcasting untuk satu atau beberapa orang saja, seperti rapat online, chating, dll.

Broadcasting dibedakan menjadi 2 jenis, yakni yang pertama adalah broadcasting


Radio atau Kepenyiaran Radio di frekuensi AM , FM , sistem Digital, sistem satelite,
maupun online di internet , smartphone kita pun kini dapat mengakses siaran radio lewat
fitur-fiturnya. Yang kedua adalah broadcasting Televisi atau Kepenyiaran Televisi di
frekuensi VHF , UHF , sistem Digital, sistem satelite, maupun online di internet
(streaming program / acara televisi), bahkan sekarang ini kita dapat mengakses siaran tv
lewat smartphone kita, komputer, laptop, dll.

Sejarah media penyiaran dunia dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah
media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu
industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari
ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika. Sejarah media penyiaran
sebagai suatu industri dimulai di Amerika. Dengan demikian, mempelajari sejarah media
penyiaran dunia, baik sebagai penemuan teknologi maupun industri nyaris hampir sama
dengan mempelajari sejarah penyiaran di Amerika Serikat. Sejarah media penyiaran
dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil
mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh
Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse
berupa titik dan garis- dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang
dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901
dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.
Pada awalnya radio cenderung diremehkan dan perhatian kepada penemuan baru
itu hanya terpusat sebagai alat teknologi transmisinya saja. Radio pun kemudian lebih
banyak digunakan oleh militer dan pemerintahan untuk kebutuhan penyampaian
informasi dan berita. Radio juga lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk tujuan
yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum. Peran radio dalam
menyampaikan pesan barulah diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan
melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami
kecelakaan. Setelah itu barulah radio mulai dilirik oleh masyarakat karena telah teruji dan
dapat menyampaikan informasi yang cepat dan akurat. Pesawat radio yang pertama kali
diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena
menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran besar. Menggunakan pesawat
radio ketika itu, membutuhkan kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.

BAB II
LANDASAN TEORI
Sejak ditemukannya televisi dan radio oleh para ilmuwan dan pakar teknologi,
media audio dan audio- visual itu terus mengalami perkembangan. Khususnya berbagai
perangkat yang menunjang dalam pelaksanaan siaran. Baik itu bentuk fisik maupun
fungsinya. Tekhnologi yang berkembang semakin mempermudah para creator- creator
dalam industry penyiaran.
Televisi broadcasting merupakan bagian dari sebuah teknologi sehingga
merupakan proses dan bukan tujuan maka akan selalu mengalami penyempurnaan kearah
yang lebih baik, efisien, praktis, berkualitas, compatible dengan sistem yang sedang terus
berkembang dan pada tahap yang lebih mulia.
Perkembangan teknologi perangkat media penyiaran berdampak cukup besar pada
system jalur produksi tv/radio. Dimana sebuah kreativitas harus ditunjang dengan
perangkat-perangkat yang compatible dan perencanaan produksi yang baik. Sistem jalur
produksi program tv/radio merupakan penentu dari sebuah program yang akan disiarkan.
Manajemen produksi yang baik akan melahirkan produk siaran yang baik pula.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, perkembangan stasiun televisi di
Indonesia cukup signifikan. Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) oleh menteri
penerangan RI No. 286/SK/MENPEN/1999, banyak bermunculan stasiun TV swasta.
Namun tak banyak stasiun tv swasta yang dapat melakukan siaran secara nasional karena
Perundang-undangan

mengatur

system

demokratisasi/desentralisasi penyiaran.

televisi

berjaringan

sebagai

wujud

BAB III
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Tekhnologi Perangkat Media Televisi


Televisi merupakan temuan internasional, karena banyak ilmuwan-ilmuwan yang
terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Perkembangan pesat
pertelevisian dunia setelah antara tahun 1951 dan 1954, saluran (chanel) Ultra High
Frequency (UHF) mulai dibuka serta diketemukannya televisi berwarna.
Menurut Riswandi dalam bukunya Dasar-dasar Penyiaran, Siaran sebagai output
penyiaran yang dikelola oleh organisasi merupakan hasil perpaduan antara kreativitas
manusia didukung oleh peralatan. Dengan perkataan lain, antar perangkat keras dan
perangkat lunak.
Perangkat keras terdiri dari:
1. Sarana dan prasarana
2. Pemancar dan perangkatnya
Perangkat lunak terdiri dari:
1. Manusia yang mengelola siaran (termasuk manajemen)
2. Program
Yang termasuk perangkat keras adalah:
1. Studio
2. Kamera elektronika
3. Sound system
4. Lighting
5. Sub dan Master control
6. Telecine

7. Alat Rekam dan Media Penyimpanan


8. Program continuity
9. Pemancar
10. OB-Van
Adapun fungsi beberapa perangkat keras di atas sebagai berikut :
1. Studio
Definisi studio televisi adalah tempat memproduksi paket siaran televisi dan
sekaligus tempat menyiarkan. Proses produksi di studio harus terkoneksi.
dengan Master Control room (MCR). Stasiun Televisi dapat hanya memiliki lebih dari
satu studio, tergantung besar kecilnya stasiun televisi dan kegunaannya. Studio digunakan untuk
membuat acara televisi seperti yang diinginkan di dalam script tanpa dipengaruhi oleh cuaca.

Figure 1 Studio

Produksi acara siaran tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tetapi ada
yang di luar studio (outdoor). Produksi di luar studio diselenggarakan dengan dukungan
mobil produksi atau dikenal dengan istilah Outside Broadcasting Van (OB- Van).
TVRI bahkan memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka,
dilengkapi dengan rumah, danau buatan, gunung buatan, sungai dan saah buatan yang
semuanya ditujukan bagi produksi siaran. (Riswandi, 2009 : 15)

2. Kamera Elektronika
Pengertian Kamera Video
Video dapat diartikan suatu gabungan dari beberapa gambar mati dengan jumlah ratusan
mungkin ribuan atau bahkan jutaan jumlahnya yang dibaca secara teratur dan berurutan dalam
satuan waktu dengan kecepatan tertentu. Sementara Kamera adalah sebuah peralatan elektronis
yang dapat merekam suatu gambar. Dengan demikian pengertian kamera video yaitu sebuah
peralatan elektronis dapat merekam gambar dalam jumlah tertentu hingga nantinya terdapat ilusi
gerak dari gambar yang direkamnya.
Askurifai Baksin dalam bukunya Membuat Film Indie Itu Gampang menyebutkan, pada
dasarnya kamera yang kita kenal dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni:
1. Kamera foto (Still Photography),
2. Kamera film/ movie (Cinema Photography), dan
3. Kamera video (Video photography).
Ketiga jenis kamera tersebut mempunyai perbedaan karakteristik terutama pada aspek bahan
penyimpanan gambar dan proses terjadinya gambar. Kamera foto dan kamera film menggunakan
bahan baku pita seluloid. Sementara kamera video menggunakan bahan baku kaset video.
Dilihat dari gambar yang dihasilkan pun berbeda. Kamera foto menghasilkan gambar tunggal tak
bergerak (still single picture). Sementara kamera film dan video memiliki kesamaan, yaitu samasama menghasilkan gambar-gambar hidup atau citra bergerak (motion picture).
Penggolongan Kamera Video
Dilihat dari penggunaannya, kamera video dibagi menjadi tiga, yakni kamera studio, kamera
portable (ENG camera) dan kamera EFP (Electronics Field Production).
1. Kamera Studio adalah kamera yang biasanya digunakan dalam studio untuk
memproduksi sebuah program acara televisi. Kamera studio yang dilengkapi tripot dan
dolly / craine. Kamera biasanya telah dilengkapi micropon untuk menangkap suara
didepan kamera. Kamera juga dilengkapi dengan VCR untuk merekam gambar dan suara
dari obyek. Kelengkapan yang mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Tripod,
Rolling Tripod, Crane/Hand Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi dengan dua
hand/pan bar untuk pengaturan focus, zoom maupun pergerakan kamera (Camera
Movement).

Figure 2 Kamera Studio

2. Kamera ENG (Electronics News Gathering) atau portable camera adalah kamera yang digunakan
untuk hunting berita dan juga bisa digunakan untuk membuat film.

Figure 3 Kamera ENG

3. Kamera EFP (Electronics Field Production) adalah kamera yang biasa dipakai di dalam ruangan
(indoor), hampir sama dengan jenis pertama.

Figure 4 Kamera EFP

Anda mungkin juga menyukai