Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS STRATEGI PERUSAHAAN PADA PT GARUDA

INDONESIA (PERSERO) TBK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

Dosen Pengampu :
Dr. Christian Wiradendi Wolor, SE, MM

Disusun Oleh :
Siti Hariyati 1709618018

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah PT Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia pertama kali berdiri pada tahun 1949. Saat itu Indonesia
masih mengalami masa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Setahun
berikutnya, PT Garuda Indonesia mendaftarkan diri sebagai perusahaan negara.
PT Garuda Indonesia melakukan penerbangan komersial pertama kali dilakukan
pada tanggal 26 Januari 1949 untuk rute penerbangan dari Calcutta ke Rangoon.
Pada saat ini PT Garuda Indonesia hanya memiliki armada DC-3 propeller plane,
jet- engine Convair dan DC-8. Tahun 1949 – 1969 untuk memperkenalkan jasa
penerbangan, PT Garuda Indonesia menggunakan logo klasik sebagai lambang
atau simbol indentitas perusahaan tersebut. Sisi atas berwarna putih dan bawahnya
berwarna merah. Maksud dari logo tersebut adalah melambangkan bendera merah
putih sebagai indentitas negara Indonesia. Pada tahun 1970-an, PT Garuda
Indonesia mengalami perubahan logo. Logo ini berisi tulisan „Garuda‟ dan garis
berwarna oranye. Dampak dari pembuatan logo baru, masyarakat mulai mengenal
PT Garuda Indonesia. Terbukti dengan makin banyaknya melayani rute
penerbangan dalam kota-kota di Indonesia dan luar negeri.
Pada tahun 1990-an, PT Garuda Indonesia membuat strategi jangka Panjang
yang diaplikasiakan hingga tahun 2000-an. Perusahaan ini juga makin banyak
mengoperasikan armada penerbangan dan juga mengganti logo terbarunya dengan
gambar burung garuda modern yang dilengkapi tulisan Garuda Indonesia. Tidak
hanya sampai disitu, PT Garuda Indonesia juga masuk ke dalam jajaran 30
maskapai penerbangan terbesar di dunia. Semakin berkembangan perusahaan ini,
memutuskan untuk PT Garuda Indonesia membuat beberapa anak cabang seperti
PT Citilink Indonesia dengan tujuan basis maskapai yang tarifnya rendah, PT
Aerowisata dengan basis perhotelan, transportasi darat, agen perjalanan dan
catering, PT Abacus Distribution System Indonesia dengan basis sebagai penyedia
layanan sistem pemesanan tiket, PT Aero System Indonesia dengan basis sebagai
penyedia layanan teknologi informasi industri pariwisata dan transportasi, dan PT
Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia) dengan basis perusahaan yang
bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan pesawat, dan overhaul (Nadia,
2017).
2. Visi dan Misi PT Garuda Indonesia
 Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan
layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan
Indonesia.
 Misi Perusahaan
Sebagai perusahaan pembawa bendera bangsa Indonesia yang
mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan
ekonomi rasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

B. Kondisi Saat Ini


Berita : Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya
melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 700 karyawan dengan status
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) atau tenaga kontrak. (Wiryono, 2020)

Pada akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan adanya Penyakit Virus
Corona (Corona Virus Disease 2019, yang disingkat Covid-19). Penyakit ini
disebabkan karena adanya Virus Corona jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.
Penularan virus terjadi secara masif sehingga pada tanggal 11 Maret 2020 Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization, yang disingkat WHO) menetapkan
Covid-19 sebagai pandemi karena hampir tidak ada negara di berbagai belahan dunia
yang bisa terhindar dari virus ini. Pada pertengahan bulan Maret 2020, pemerintah
Indonesia mengumumkan kasus pertama Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Adanya
kasus konfirmasi positif Covid-19 yang terus meningkat di Indonesia membuat
pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) di sejumlah daerah dengan cara menghindari kerumunan dan menjaga jarak
antar orang minimal 1,8 meter untuk memutus penyebaran Covid-19. Adanya PSBB
ini membuat pemerintah daerah menetapkan kebijakan untuk menutup wilayah dari
orang luar daerahnya. Hal ini berakibat pada aktivitas transportasi massa yang ada
seperti bus, kereta api, perkapalan, hingga transportasi udara yaitu pesawat terbang.
Penerbangan merupakan industri paling global yang memegang peranan
penting bagi negara karena menjadi pusat saraf bagi bisnis dan wisata internasional.
Tidak hanya mengakomodasi mobilitas penduduk dan logistik, penerbangan juga
memiliki dampak berkelanjutan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi. Belakangan
ini sektor penerbangan mengalami kelesuan. Sepanjang Januari-April 2020, sejumlah
penerbangan dibatalkan demi mengurangi risiko penularan COVID-19 (Corona Virus
Disease-2019). Akibatnya, industri penerbangan kehilangan pendapatan senilai Rp
207 miliar. Sejak ditetapkannya kebijakan PSBB sejumlah penerbangan di berbagai
daerah dibatalkan agar mengurangi risiko penularan Covid-19.
PT Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan terbaik di Indonesia
yang memiliki situs perjalanan terbesar di dunia. Dengan adanya kebijakan PSBB dan
lockdown yang dilakukan di berbagai negara menimbulkan kerugian yang sangat
besar bagi PT Garuda Indonesia. Dimana PT Garuda Indonesia mengalami penurunan
pada jumlah penumpang sejak bulan Januari, dan semakin terpuruk saat adanya
penerapan PSBB di bulan April dan Mei. Hal ini, karena masyarakat mulai berhenti
untuk berpergian naik pesawat dikarenakan takutnya terkena virus corona sehingga
membuat biaya operasi yang sangat membengkak dikarenakan tidak adanya
pemasukkan. Saat ini PT Garuda Indonesia mengatasinya dengan melakukan
beberapa strategi yang sudah disiapkan guna mempertahankan dan meningkatkan
kinerja keuangan perseroan di kondisi buruk saat ini seperti bernegosiasi dengan
lessor terkait biaya sewa pesawat, meluncurkan aplikasi Kirim Aja untuk
memfokuskan pada pelayanan jasa kargo yang memiliki peluang besar di masa
pandemi, hingga mengembangkan Low Cost Carrier (LCC).

C. Manajemen Strategi
Manejemen strategi merupakan kegiatan merancang, mengimplementasi, serta
mengevaluasi atau monitoring strategi yang dijalankan suatu perusahaan. Di tahap
awal proses manajemen strategi, perusahaan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal dari perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk memanfaatkan kekuatan
dengan kelemahan yang ada untuk meraih peluang dan menghindari ancaman yang
ada. Setelah mengidentifikasi, dalam merancang strategi, perusahaan perlu
menganalisis bagaimanakah perusahaan saat ini untuk menentukan tipe strategi yang
akan digunakan (David R.F, 2011). Hal dilakukan agar perusahaan dapat berkembang
dan bertahan dengan perkembangan yang terjadi terus menerus dengan membuat
rancangan yang berinovatif.
Garuda Indonesia dalam mengimplementasikan perencanaan strateginya,
mereka sesuaikan dengan apa yang telah direncakan sebelum-sebelumnya. Namun
sebelum diimplementasikan, ada satu hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu
yaitu
situasi. Karena jika mereka mau implemenatasikan rencana mereka namun situasi
pada saat itu tidak mendukung, akan sangat dapat dipastikan pesan tersebut tidak akan
sampai ke masyarakatnya. Sehingga mereka harus merubah rencana mereka
(Darmawan & Cahyani, 2019). Adapun rancangan, implementasi dan monitoring
strategi yang dilakukan oleh PT Garuda Indonedia sebagai berikut :
1. Desain atau Rancangan Strategi
Setelah menganalisis strategi adapun upya yang dilakukan oleh perusahaan
Garuda Indonesia dalam meningkatkan penurunan yang terjadi pada saat ini.
Maka saya akan merumuskan beberapa perencanaan strategi dan beberapa
penambahan program baru untuk meningkatkan penurunan yang dialami oleh
perusahaan Garuda Indonesia pada pandemi saat ini, serta meningkatkan
kinerjanya dan memberika citra yang positif bagi perusahaan. Adapun beberapa
strategi yang dapat di terapkan sebagai berikut :
a. Strategi Negosiasi dengan Lessor untuk Pendanaan Pembayaran Sewa Pesawat
(Lease Holiday)
Untuk tetap bisa bertahan di tengah pandemi, Garuda Indonesia
memilih strategi defensif dengan melakukan negosiasi dengan pihak lessor
untuk memperoleh keringanan terkait sewa pembiayaan pesawat. Strategi ini
dianggap efektif dalam menurunkan biaya operasional mengingat operasional
utama Garuda Indonesia dijalankan dengan armada pesawat yang beberapa
diantaranya disewa dari pihak lessor.
b. Mengembangkan layanan kargo dengan meluncurkan aplikasi ‘KirimAja’
Aplikasi digital “KirimAja‟ merupakan e-commerce sekaligus bentuk
strategi yang dipilih dengan mengembangkan pelayanan jasa kargo udara
Garuda Indonesia. Aplikasi ini juga merupakan strategi bersaing dari Garuda
Indonesia di tengah masa pandemi dengan memfokuskan pada lini usaha
pengiriman barangnya dimana di tengah kondisi saat ini memberikan peluang
pertumbuhan dalam lini usaha pengiriman barang, sebab untuk menyalurkan
kebutuhan dengan keterbatasan pergerakan diperlukan layanan pengiriman
yang cepat, fleksibel, dan efisien.
c. Mengembangkan Low Cost Carrier (LCC)
Pada masa pandemic ini Garuda Indonesia dapat menerapkan Low
Cost Carrie. Dengan menyediаkаn hаrgа tiket yаng terjаngkаu sertа lаyаnаn
terbаng yаng minimаlis. Maka, semuа orаng bisа melаkukаn perjаlаnаn
menggunаkаn
pesаwаt udаrа. Dengan menerapkan harga tket yang murah akan menjadi daya
tarik pada perusahaan untuk meraih pelanggan terutama pada situasi pandemic
saat ini dimana masyrakat indonesia lebih mengutamakn harga yang
terjangkau tetapi nyaman untuk melakukan kegiatannya.

2. Implementasi Strategi
a. Strategi Negosiasi dengan Lessor untuk Pendanaan Pembayaran Sewa Pesawat
(Lease Holiday)
Pada strategi ini perlu dilakukan perjanjian pada penyewa pesawat atau
lessor untuk melakukan negoisasi atau kesepakatan terbaik untuk lessor
maupun perseroan terkait dengan perjanjian-perjanjian sewa pesawat dan
penyelesaian atas kewajiban perseroan terhadap lessor. Untuk
mengimplementasi strategi ini perusahaan garuda harus bersedia untuk
melakukan negoisasi untuk penurunan biaya sewa pesawat sehingga dapat
meminimalisirkan adanya kerugian khususnya dimasa pandemi saat ini dan
citra perusahaan menjadi lebih baik. Dimana pihak garuda indonesia harus
melakukan pertemuan dengan pihak lessor dengan membicarakan untuk
meminta pihak lessor membayar sewa berdasaran pesawat-pesawat yang telah
terpakai dan tidak membayr sewa jika pesawat tidak terpakai hal ini akan
membantu keuangan dalam perusahaan dengan melakukan perjanjian yang
disetujui dengan kedua belah pihak.
b. Mengembangkan layanan kargo dengan meluncurkan aplikasi ‘KirimAja’
Mengingat setiap masyarakat dibatasi pergerakannya di luar rumah,
maka untuk menyalurkan kebutuhan diperlukan layanan pengiriman yang
cepat, fleksibel, dan efisien. Tahap implementasi yang dilakukan ialah
perusahaan Garuda Indonesia harus bisa memanfaatkan media sosial dengan
merilis aplikasi digital “KirimAja” dengan mengeluarkan aplikasi tersebut
maka dapat meningkatkan kepuasan pengguna layanan pada situasi dan
kondisi era new normal. Dengan aplikasi “KirimAja‟ proses transaksi
pelayanan pengiriman barang menjadi lebih mudah dan fleksibel serta
pengguna jasa tidak perlu datang ke lokasi pelayanan secara langsung karena
dapat pemrosesan transaksinya dapat dilakukan secara digital.
Aplikasi “KirimAja‟ memberikan kemudahan dalam bertransaksi
secara digital bagi pengguna layanan pengiriman barangnya dimana aplikasi
tersebut dilengkapi dengan adanya fitur yang mendukung transaksi keuangan
maupun informasi dan layanan. Untuk transaksi keuangan, “KirimAja‟ dapat
menyediakan fitur berupa cek tarif pengiriman dan pilihan pembayaran dengan
virtual account. Sedangkan, untuk transaksi informasi dan layanan, “KirimAja‟
dapat menawarkan fitur reservasi, pengaturan pemesanan, pelacakan secara
real time, dan tracing. Dengan melakukan peluncuran aplikasi tersebut maka
dapat menangkap peluang dan memenangkan persaingan diantara kompetitor
maskapai penyedia layanan kargo secara umum dan kompetitor yang telah
memanfaatkan e-commerce dalam transaksinya. Kemudahan akses dimana
saja dan kapan saja yang mendukung pelayanan di tengah pembatasan sosial
ini menjadi nilai lebih tersendiri dari aplikasi “KirimAja‟ dibandingkan dengan
maskapai penyedia layanan kargo yang belum memanfaatkan e-commerce
dalam transaksinya. Selain itu, peluncuran aplikasi “KirimAja‟ merupakan
suatu strategi bersaing dengan maskapai yang juga mengembangkan aplikasi
serupa.
c. Mengembangkan Low Cost Carrier (LCC)
Tahap implementasi yang dilakukan ialah perusahaan dapat
mengembangkan Low Cost Carrier (LCC) dengan cara menurunkan harga
tiket pesawat akan tetapi dengan memiliki pelayanan yang terbaik dan tidak
mengecewakan. Harga tiket yang murah menjаdi dаyа tаrik kuаt bаgi
perusаhааn untuk merаih pelаnggаn, mengingаt hаrgа tiket аlаt trаnsportаsi
lаin yаng sering kаli lebih mаhаl dengаn wаktu tempuh lebih lаmа.
Kemudаhаn, kecepаtаn dаn hаrgа yаng terjаngkаu menjаdi strаtegi perusаhааn
LCC dаlаm memenаngkаn pаsаr trаnsportаsi udаrа.
Perusahaan juga dapat memberikan potongan harga apabila dalam
pembelian tiket lebih dari satu orang dengan menggunakan satu kode booking
untuk satu rute, tanggal, dan jam yang sama atau pembelian langsung pulang
pergi dengan nama yang sama pada saat pemberangkatan. Dengan
menggunakan strategi mengembangkan LCC bertujuan agar tidak kehilangan
pasarnya dengan menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan
lama dengan meningkatkan kualitas pelayanan, inovasi yang berkelanjutan,
pengoptimalan proses efisiensi untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada pelanggan.
3. Monitoring Strategi
Sistem monitoring atau sistem pengawasan adalah suatu upaya yang
sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang
sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan
standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau organisasi
telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan
atau organisasi (Widiastuti & Susanto, n.d.). Adapun yang dapat dilakukan dalam
monitoring strategi diatas ialah :
a. Strategi Negosiasi dengan Lessor untuk Pendanaan Pembayaran Sewa Pesawat
(Lease Holiday) dan Mengembangkan Low Cost Carrier (LCC)
Monitoring yang dialakukan pada program ini ialah monitoring tidak
langsung dimana harus melihat beberapa pamasukan pada perusahaan Garuda
Indonesia. Maka dapat dilakukan dengan pengadaan laporan atas program
yang dijalankan setiap bulan sekali, dengan melakukan pendataan dan
menyimpannya dalam bentuk digital pada aplikasi Management Information
Sstem (MIS) perusahaan. Aplikasi MIS inidigunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan dan menyebarluaskan data berupa informasi yang dibutuhkan
untuk melaksanakan berbagai fungsi manajemen. Cara kerjanya yaitu dengan
dimulai dari pengolahan data kemudian disimpan dalam database terpusat di
mana informasi dapat diakses dan di-update oleh semua orang yang memiliki
wewenang sesuai dengan tujuan perusahaan. Pada pengawasan secara digital
ini dapat memuat berupa data pembelian, penerimaan pendapatan, jangka
waktu penyewaan serta kelengkapan dokumen administrasi dalam kegiatan
sewa pesawat dan pemasukkan pada perusahaan Garuda Indoensia. Hal ini
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja
yang terkoordinasi dan sistematis serta memudahkan pihak manajemen dalam
melakukan pengawasan.
b. Mengembangkan layanan kargo dengan meluncurkan aplikasi ‘KirimAja’
Monitoring yang dilakukan pada program ini ialah monitoring dan
evaluasi secara keseluruhan dengan menggunakan Garuda Monitoring dengan
terhubung kepada seluruh masyarakat yang menggunakan aplikasi
“KirimAja”.
Dashboard ini dapat digunakan untuk mengontrol transaksi dalam pemakaian
aplikasi tersebut. Aplikasi ini sangat diperlukan sekali dalam membuat laporan
dengan cepat dan tidak memakan waktu yang banyak untuk mencari data
sehingga pekerjaan akan menjadi lebih efektif dan efisien. Dan juga dapat
melampirkan laporan yang diperlukan oleh pihak perusahaan sehingga dapat
memudahkan pihak perusahaan yang melakukan monitoring dalam melihat
perkembangan atau kemajuan pada pemakaian aplikasi tersebut pada setiap
bulannya dengan melihat jumlah penggunanya.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, B., & Cahyani, N. (2019). PERENCANAAN STRATEGI PUBLIC RELATIONS


GARUDA, 4(2). Retrieved from
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/MC/article/viewFile/6108/6291

David R.F. (2011). No Title. In Strategic Management: Concepts and Cases (13th ed.).Upper
Saddle River,. New Jersey: Pearson Education Limite.

Nadia. (2017). Manajemen Reputasi PT Garuda Indonesia (Persero)Tbk Dalam


Mempertahankan Predikat World’s Best Economy Class Ditingkat Internasional.
Retrieved from https://adoc.pub/bab-ii-deskripsi-
perusahaanfbbc7e00110594529a207207e6a36ab26064.html

Widiastuti, N. I., & Susanto, R. (n.d.). KAJIAN SISTEM MONITORING DOKUMEN


AKREDITASI TEKNIK INFORMATIKA UNIKOM NELLY, 12(2), 195–202.
Retrieved from https://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-12-2/07-miu-12-2-
nely.pdf/pdf/07-miu-12-2-nely.pdf

Wiryono, S. (2020). Terdampak Pandemi Covid-19, Garuda Indonesia Akhiri Kontrak 700
Karyawan. Retrieved from
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/megapolitan/read/2020/10/27/142334
11/terdampak-pandemi-covid-19-garuda-indonesia-akhiri-kontrak-700-karyawan

Anda mungkin juga menyukai