Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) merupakan sebuah organisasi
gerakan lingkungan hidup terbesar di Indonesia, dengan jumlah anggota sebanyak 483
organisasi dan tersebar di 27 propinsi di Indonesia. Sejak tahun 1980 hingga sekarang
WALHI secara aktif mendorong upaya-upaya pemulihan dan penyelamatan lingkungan hidup
di Indonesia, terutamanya pada kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati yang terancam
terdegradasi oleh model pembangunan di sektor kehutanan yang eksploitatif dan tidak
berkelanjutan.
WALHI sadar kecenderungan kerusakan lingkungan hidup semakin masif dan
kompleks baik di pedesaan dan perkotaan. Memburuknya kondisi lingkungan hidup secara
terbuka diakui mempengaruhi dinamika sosial-politik dan sosial-ekonomi masyarakat baik di
tingkat komunitas, regional, maupun internasional. Pada gilirannya krisis lingkungan hidup
secara langsung mengancam kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap
warga negara. Siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan hidup kian sulit
dipastikan karena penyebabnya sendiri saling bertautan baik antar sektor, antar aktor, antar
institusi, antar wilayah dan bahkan antar negara. Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan
generasi mendatang dibutuhkan gerakan sosial yang kuat dan meluas. Generasi mendatang
berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk itu generasi sekarang
bertanggungjawab mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup) ?


Bagaimana struktur organisasi WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup) ?
Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) ?
Darimana penerimaan dan pengeluaran sumber pendanaan WALHI (Wahana Lingkungan

Hidup) ?
5. Bagaimana transaksi akuntansi WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)?
6. Bagaimana laporan posisi keuangan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)
1

2. Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup)


3. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan WALHI (Wahana Lingkungan
Hidup)
4. Untuk mengetahui penerimaan dan pengeluaran sumber pendanaan WALHI (Wahana
Lingkungan Hidup)
5. Untuk mengetahui transaksi akuntansi WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)
6. Untuk mengetahui laporan posisi keuangan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)


2

Organisasi lingkungan merupakan suatu kelompok yang bekerja untuk melindungi,


menganalisa, dan memantau perubahan lingkungan terhadap penyalahgunaan atau degradasi.
Dalam kaidah ini, lingkungan mungkin merujuk pada lingkungan biofisik, lingkungan hidup,
atau lingkungan buatan. Organisasi tersebut dapat berupa suatu yayasan, perusahaan nirlaba,
LSM, ataupun lembaga pemerintah. Ruang lingkup organisasi lingkungan dapat dilakukan
secara global, nasional, regional, ataupun lokal. Indonesia memiliki organisasi yang peduli
terhadap lingkungan hidup yaitu WALHI Indonesia. WALHI merupakan organisasi
independen, non-profit dan terbesar di Indonesia.
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) adalah organisasi lingkungan hidup
yang independen, non-profit di Indonesia. WALHI berdiri pada tanggal 15 Oktober 1980.
Saat ini hadir di 28 propinsi dengan total 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu
(terhitung Desember 2011) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional dan
internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the
Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15
organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia.

2.1.1 Visi dan Misi Wahana Lingkungan Hidup


Visi
Terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi dan politik yang adil dan demokratis
yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan
hidup yang sehat dan berkelanjutan.
Misi
1. Mengembangkan potensi kekuatan dan ketahanan rakyat
2. Mengembalikan mandat negara untuk menegakkan dan melindungi kedaulatan
rakyat

3. Mendekonstruksikan tatanan ekonomi kapitalistik global yang menindas dan


eksploitatif menuju ke arah ekonomi kerakyatan
4. Membangun alternatif tata ekonomi dunia baru
5. Mendesakkan kebijakan pengelolaan sumber-sunber kehidupan rakyat yang adil dan
berkelanjutan
2.1.2 Nilai-nilai dan Prinsip
Nilai-nilai Dasar Organisasi
1. Menghormati Hak Asasi Manusia; Kesadaran, sikap dan tindakan yang
mengutamakan dan menilai tinggi nilai-nilai Hak Asasi Manusia.
2. Demokratis; dimana pelibatan konstituen (rakyat) yang aktif dalam sebuah
proses pengambilan keputusan kolektif dan memberikan kesamaan hak-hak,
kesetaraan politik dan partisipasi rakyat dalam menjalankan kendali hasil
keputusan tersebut.
3. Keadilan gender; Semua orang berhak memperoleh kehidupan dan lingkungan
hidup yang layak tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan status sosial.
Berkelakuan adil terhadap laki-laki dan perempuan dalam hal peran dan
tanggung jawab yang terjadi karena keadaan sosial, budaya masyarakat
maupun kebijakan politik negara.
4. Keadilan ekologis; menekankan pentingnya akses masyarakat pada benefit atas
pemanfaatan sumber daya dan keadilan pengakuan yang menekankan pada
pentingnya pengakuan terhadap eksistensi keragaman cara masyarakat
mengelola alam.
5. Keadilan antar generasi; Semua generasi baik sekarang maupun mendatang
berhak atas lingkungan yang berkualitas dan sehat

6. Persaudaraan sosial; Membangun kebersamaan dan solidaritas yang tinggi, dan


mengikat diri dalam kerja-kerja sosial antar warga. Semua orang memilik hak
sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sama.
7. Anti kekerasan; Kesadaran, sikap dan tindakan yang menolak serta melawan
praktek olah/unjuk kekerasan yang dilakukan oleh individu, kelompok, modal
dan negara.
8. Keberagaman; Mengakui kesederajatan manusia dalam keragaman atau
kemajemukan yang merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam
kehidupan di masyarakat.
Prinsip-prinsip Organisasi
1. Keterbukaan; Menyampaikan informasi yang sebenarnya berkaitan dengan
pengelolaan organisasi, program, dan hasil audit keuangan kepada pihak-pihak
yang terkait, baik diminta maupun tidak diminta.
2. Keswadayaan; Semua pihak diharapkan mendukung keswadayaan politik dan
ekonomi masyarakat.
3. Profesional; Memelihara kepercayaan masyarakat dalam upaya perlindungan
dan penyelamatan lingkungan hidup, segala bentuk aktifitas organisasi harus
sesuai dengan kepentingan rakyat (korban dan keluarganya), dan segala bentuk
aktifitas organisasi dapat dimintakan tanggung gugatnya. Semua pihak
hendaknya bekerja secara profesional, sepenuh hati, efektif, sistematik dan
tetap mengembangkan semangat kolektivitas.
4. Ketauladanan; Memimpin rakyat melalui tindakan ataupun perbuatan yang
dapat memberikan inspirasi dan contoh kepada orang lain, kepada rakyat.
5. Kesukarelawanan; Diwujudkan dengan tidak menjadikan imbalan/pamrih
dan/atau

kedudukan/kekuasaan

sebagai

tujuan,

kecuali

semata-mata

dimaksudkan untuk pemberdayaan dan kemandirian rakyat dan jejaring.


5

2.2 Struktur Organisasi Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)


2.2.1 Struktur Eksekutif Nasional WALHI

2.2.2 Struktur Eksekutif Daerah WALHI (Kalimantan Selatan)


Walhi Kalimantan Selatan (Kalsel) dibentuk pada tahun 1992 sebagai respon
dari proses perjuangan dan peran serta masyarakat sipil dalam membela Lingkungan
Hidup dan Sumber-Sumber Kehidupan Rakyat di Kalimantan Selatan. Organisasi ini
berkembang sebagai forum Organisasi Non-Pemerintah (Ornop), Kelompok Pecinta
Alam (KPA), dan individu yang memposisikan diri sebagai wahana yang
mensinergikan semua potensi gerakan advokasi lingkungan dan penguatan posisi dan
kesejahteraan rakyat dalam pengelolaan lingkungan dan sumber-sumber kehidupan
rakyat. Secara organisasi Walhi Kalsel merupakan salah satu bagian dari gerakan
Walhi secara Nasional di Indonesia.
Alamat Kantor

: Komplek Widya Citra ELok 2, Blok B, No. 01, RT.22, RW. 04

Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70711


Telepon/Fax

: 0511-5910540

Email

: kalselwalhi@gmail.com

Web

: www.walhikalsel.or.id

Sturktur Eksekutif Daerah WALHI Kalsel Periode 2016-2020


Direktur
Kisworo Dwi Cahyono

Depertemen Kantor
dan Keuangan
Manager

Departemen kajian dan


DeputiSumber
pengelolaan
RizqiDaya
Hidayat
Manager

Sri Rohyanti
Maulida Azizah

Departemen Data Dan


Kampanye
Manager
Rizqi Hidayat

Staff
Raudhatul Rizky
Staff
Raudhatul Rizky

Staff
M. Hamidi

Sturktur Dewan Daerah WALHI Kalsel Periode 2016-2020


Ketua
Ahdiat Raihadi
Anggota
M. Nazmi Abdi
Rafiqah
Murjani
2.3 Tujuan dan Program Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)
2.3.1 Tujuan Wahana Lingkungan Hidup
Permasalahan lingkungan saling terkait dan telah berdampak besar terhadap
kehidupan masnusia dalam bentuk pemiskinan, ketidakadilan dan menurunnya kualitas
hidup manusia. Sebagai solusi, penyelamatan lingkungan hidup harus menjadi sebuah
gerakan publik. Sebagai organisasi publik, WALHI terus berupaya :

Menjadi organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat.

Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan.

Mengelola

pengetahuan

yang

dikumpulkannya

untuk

mendukung

upaya

penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun


publik.

Menjadi sumberdaya ide,

kreatifitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam

penyelamatan lingkungan hidup.

Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.

Menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola Kampanye dan advokasi untuk
berbagai isu:

Air, pangan dan keberlanjutan

Hutan dan Perkebunan

Energi dan Tambang

Keadilan Iklim

Pesisir dan Laut

Isu-isu Perkotaan

2.3.2 Program Wahana Lingkungan Hidup


1. Advocating peoples rights for an ecological and gender justice based NRM
(Advokasi Hak-hak Rakyat yang berbasis pengelolaan sumberdaya alam yang
berkeadilan ekologi dan berkeadilan gender).
Program ini merupakan upaya untuk mendorong pengakuan atas Hak-hak
Masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam. Selama ini kemampuan
masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam yang lebih lestari belum dilihat
sebagai kontribusi masyarakat dalam pembangunan. Disisi lain, peran serta kaum
perempuan dalam mengelola dan melestarikan sumberdaya alam masih dianggap
9

bagian dari peran domestik perempuan saja sehingga untuk mendorong kesetaraan
dan menguatnya peran perempuan serta kelompok marginal lainnya dalam
pengelolaan sumberdaya alam dibutuhkan kerja-kerja advokasi seperti advokasi
kebijakan, kampanye dan promosi.
2. Addressing the problems of deforestation, land use changes and challenges in
natural resources conservation through the promotion of sustainable communitybased livelihoods and intervention in regional spatial planning process (Mengatasi
masalah deforestasi, perubahan penggunaan lahan dan tantangan dalam konservasi
sumber daya alam melalui promosi mata pencaharian berbasis masyarakat yang
berkelanjutan dan intervensi dalam proses RTRW di daerah).
Program ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa deforestasi dan
perubahan peruntukan lahan yang masif tidak hanya terjadi dipulau-pulau daratan
besar seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua tetapi juga di beberap pulau kecil di
Sulawesi seperti Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara, Pulau Bangka di Sulawesi
Utara dan beberapa wilayah lainnya di Sulawesi.
Dengan melakukan pendidikan peningkatan kapasitas masyarakat dalam
melakukan pemetaan wilayah produktif mereka dan juga memperkuat pemahaman
masyarakat akan pentingnya perlindungan lingkungan hidup dan sumberdaya alam
sekitarnya sehingga mereka mampu terlibat aktif dalam mendorong kebijakan
keruangan yang adil dan lestari.
Program ini juga mendorong peran serta perempuan lebih kuat lagi, bagi
kaum perempuan perlindungan sumberdaya alam sangat penting, karena mereka
tidak hanya

bekerja di kebun keluarga. Kerusakan lingkungan akan

mempengaruhi pekerjaan rumah tangga mereka juga, misalnya dalam memberikan


keluarga mereka air bersih. Sumber air bersih akan hancur akibat aktivitas
pertambangan, dan ini akan mempengaruhi perempuan lebih dari laki-laki.
Agar program ini terlaksana dengan baik, WALHI menggandeng SSNC
sebagai mitra yang mensupport program tersebut.

10

3. Improvement of the Role and Participation of Urban Poor and Local Communities
in Coastal Regions in Java to Save Critical Ecological Areas as part of Mitigation
and Adaptation to Ecological Disasters (Peningkatan Peran dan Partisipasi
Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Lokal di kawasan pesisir di regional Jawa
untuk menyelamatkan wilayah Ekologis Kritis sebagai bagian dari Mitigasi dan
Adaptasi Bencana Ekologis).
Program ini dilaksanakan di 5 Wilayah di Pulau Jawa, antara lain : (1)
Jabodetabek, (2) Jawa Barat, (3) Jawa Tengah) (4) Yogyakarta dan (5) Jawa Timur.
Secara geologis Pulau Jawa sangat rentan dari gempa dan tsunami. Demikian pula,
ancaman letusan gunung berapi sangat mungkin terjadi setiap saat karena cincin
gunung berapi aktif yang membentang dari Provinsi Banten di barat ke Provinsi
Jawa Timur melintasi Pulau Jawa. Saat ini ada 30 gunung berapi aktif di Jawa.
Dengan populasi penduduk Pulau Jawa dan Pulau Madura (sebuah pulau kecil di
bagian utara Jawa Timur) hampir 138 juta orang. Populasi adalah setara dengan
57,50% dari total penduduk Indonesia, yaitu 237.600.000 orang (Pusat Statistik
Biro, 2012), maka kerentanan masyarakat di Pulau jawa sangat tinggi. Disisi
lainnya, Kawasan Hutan yang meliputi Kawasan Konservasi dan Hutan Lindung
hanya sebesar kurang lebih 1 juta ha. Angka ini setara dengan 12,8% dari total luas
Pulau Jawa. Pada tahun 1950 luas hutan di Jawa kita masih 5,70 juta hektar (FWI
2009), yang berarti bahwa dalam 60 tahun telah sekitar 4 juta hektar hutan yang
hilang.
Hilangnya hutan besar-besaran telah memberikan kontribusi langsung ke
bencana ekologis seperti banjir dan tanah longsor. Dari 2007-2011, WALHI
mencatat 1.747 banjir dan tanah longsor di Indonesia dan menewaskan sebanyak
1.474 orang. Jumlah terbesar kejadian bencana dan kematian terjadi di Jawa.
Terjadinya bencana ini telah menjadi indikasi dan fakta bahwa kerusakan
lingkungan yang terjadi baik di kawasan hutan, daerah resapan air dan daerah aliran
sungai sangat besar.
Ketersediaan air adalah masalah serius karena daerah resapan air telah
memburuk akibat kerusakan lingkungan, polusi, dan juga pengaruh perubahan iklim
11

global. Selain itu, banyak daerah terancam akibat pertambangan termasuk


penambangan (pasir/galian C, pasir besi, minyak bumi, karst dll).
Dengan mengaju pada rentannya pulau jawa tersebut maka dilakukan
program ini dimana diharapkan akan menguatnya peran dan partisipasi masyarakat
dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup serta meningkatnya kemampuan dan
kesadaran masyarakat dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap bencana (baik
bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan hidup),
serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Program ini didukung oleh MISEREOR.
4. Encourage community-based natural resources management/governance models
and areas to have a place in a good policy at local, national and international level.
Dalam Program ini, WALHI nasional bersama dengan 5 Eksekutif Daerah
WALHI (Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan)
terus mendorong keadilan distribusi sumberdaya alam, dimana masyarakat memiliki
akses ke sumber daya alam dengan mempromosikan model kelola yang
berkelanjutan.
Hal ini didasari oleh buruknya karena praktek monopoli dan penjarahan
sumber daya alam. Dimana konsesi yang diberikan kepada korporasi kami nilai
sudah berlebihan baik jumlah dan total luas diberikan kepada perusahaan. Dalam
catatan WALHI hingga 2014, monopoli kawasan hutan hanya dari 4 (empat) telah
mencapai 56.550.000 hektar dari total 132 juta hektar hutan Indonesia. Dimana
konsesi IUPHHK-HA (logging) mengontrol 25 juta hektar kawasan hutan (303
perusahaan); HTI seluas 9,8 juta hektar, yang dimiliki oleh sekitar 262 perusahaan
yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku; sektor
pertambangan sekitar 3,2 juta hektar yang ditempati oleh sekitar 1.755 perusahaan
dengan wilayah distribusi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Riau, Jambi, dan Jawa Barat, serta
alih fungsi kawasan hutan untuk areal perkebunan sawit sebesar 12.350.000 hektar,
yang dimiliki oleh sekitar 1605 perusahaan yang tersebar di Jambi, Sumatera

12

Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan


Tengah, dan Papua.
WALHI mendapatkan support dari Ford Foundation agar program ini
berjalan dengan baik.
5. To Obstrauct the expansion of coal power plant in Indonesia and protect
community in existing coal power plant.
Latar belakang dibangunnya program ini disebabkan model pembangunan
energi Indonesia yang bertumpu pada pembangunan PLTU Batubara dimana
direncanakan sampai dengan tahun 2019 akan dibangun 35 ribu mega watt. Saat ini
sumber energi Indonesia 40% nya berasal dari PLTU Batubara. Dengan kondisi
demikian maka upaya Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dari
sektor energi akan sulit untuk diwujudkan, disisi lain dampak PLTU Batubara
terhadap masyarakat tidak menjadi konsern yang kuat dari pemerintah dimana
sebagai akibat dari pembangunan PLTU tersebut menyebabkan lebih dari 6,500
orang meninggal dunia akibat buruknya kondisi udara dan lingkungan hidup (Study
Havard University), lahan-lahan persawahan masyarakat mengalami krisis.
Dalam menjalankan program ini, WALHI bekerja sama dengan masyarakat
yang telah terkena dampak pembangkit listrik batu bara dan yang akan terdampak
oleh pembangkit listrik batubara baru. WALHI akan melakukan studi pada standar
kualitas udara dan air dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan membandingkan
dengan negara-negara terkait dengan pembangkit batubara listrik di Indonesia
(pemodal, pemasok teknologi). WALHI juga bersinergi dengan berbagai CSO yang
konsern terhadap dampak negatif pembangkit listrik tenaga batubara (PLTU
Batubara) ini.
Tujuan dilakukan program ini untuk mendorong perubahan paradigma
energi Indonesia dari penggunaan energi kotor beralih ke penggunaan energi
terbarukan non nuklir. Menghentikan pembangunan pembangunan pembangkit
listrik tenaga batubara dan mengalihkannya pada pembangunan pembangkit listrik
yang ramah lingkungan.
Dalam menjalankan program ini WALHI bermitra dengan PIE/ECF.

13

6. To stop expansion of coal mining in Indonesia and reduce the scope of existing
mining
Latar belakang dilaksanakannya program ini adalah karena Indonesia
merupakan negara pengekspor batubara terbesar di dunia, dengan demikian juga
menjadi negara pengeksploitasi batubara, dimana Indonesia mengeksport 420 juta
(85% dari total produksi nasional). Hal ini mengakibatkan kerusakan lingkungan
hidup yang masif.
Tujuan dilaksanakan program ini, untuk mendorong pengurangan produksi
batubara di Indonesia dengan kata lain mengurangi laju kerusakan lingkungan
hidup. Program ini dilaksanakan di Propinsi Bengkulu, Sumatera Selatan,
kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Riau dan Jambi.
Dalam menjalankan program ini WALHI bermitra dengan PIE/ECF
7.

Membangun jejaring investigasi kerugian negara di sektor kehutanan


Latar belakang dilaksanakannya program ini didasari oleh praktek
pemberian ijin eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan tanpa mengindahkan
kemampuan daya tampung dan daya dukung lingkungan disuatu wilayah. WALHI
mencatat beberapa pola yang terjadi dalam praktek pemberian ijin tersebut
diantaranya adalah transaksi pemberian ijin menjelang pemilihan kepala daerah.
Akibat dari borosnya pemberian ijin tersebut memunculkan berbagai konflik
tenurial, konflik sosial dan juga deforestasi.
Tujuan dari program ini adalah membongkar praktek korupsi di sektor sumberdaya
alam dengan melakukan peningkatan kapasitas personil-personil WALHI terutama
personil muda untuk memiliki kemampuan analisis. Yang kemudian dari hasil
analisis tersebut dijadikan bahan atau dokumen pengaduan praktek korupsi di sektor
sumberdaya alam kepada Komisi Pemberantasan Korumsi (KPK).

2.4 Sumber Pendanaan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)


Sumber pendanaan WALHI berasal dari iuran anggota, sumbangan masyarakat
individu, serta lembaga dana lainnya baik lokal, nasional maupun internasional, sepanjang
tidak mengikat dan tidak berasal dari kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan visi-misi
14

serta nilai-nilai WALHI. WALHI juga melakukan usaha-usaha lain yang legal dan tidak
bertentangan dengan visi-misi serta nilai-nilai WALHI. Dana tersebut dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip keterbukaan yang benar dan dipertanggungjawabkan secara berkala kepada
komponen WALHI dan kepada publik.
2.5 Transaksi Akuntansi Wahana Lingkungan Hidup (WALHI)
Berikut ini diberikan contoh ilustrasi sederhana transaksi yang terjadi misalnya
pada sebuah organisasi selama bulan Januari 2006. LSM XYZ ini bergerak di bidang
pendidikan. Transaksi dilakukan melalui rekening bank.
a) Tanggal 2: didirikan organisasi nirlaba dengan nama XYZ oleh para pendiri
dengan sumbangan awal pendiri sebesar Rp. 5.000.000 digunakan untuk
biaya pengurusan akte pendirian sebesar Rp. 4.000.000 dan sisanya untuk
membuka rekening giro lembaga di Bank Mandiri.
b) Tanggal 3: menerima sumbangan dari Departemen Pendidikan Nasional
melalui rekening lembaga senilai Rp 50.000.000 yang diperuntukkan bagi
Program Pelatihan Guru din daerah bencana.
c) Tanggal 5: diterima bantuan dari pemerhati pendidikan berupa uang tunai
sebesar Rp 10.000.000.
d) Tanggal 6: dibeli tunai peralatan kantor berupa meja, kursi, dan filling
cabinet seharga Rp 2.300.000
e) Tanggal 7: dibeli tunai perlengkapan alat tulis kantor senilai Rp 450.000
f)

Tanggal 14: dibayarkan uang muka biaya rapat pembina, pengawas, dan
pengurus lembaga sebesar Rp 350.000

g) Tanggal 17: diimplementasikan sumbangan dari Departemen Pendidikan


Nasional sebesar Rp. 25.000.000 untuk pelatihan guru di Banda Aceh dan
sisanya untuk pelatihan guru di Yogyakarta.
h) Tanggal 28: dibayarkan honor pegawai tunai Rp 1.500.000
i)

Tanggal 30: diterima tagihan fotokopi berkas rapat yang belum dibayar
sebesar Rp50.000

j)

Tanggal 31: diterima pertanggungjawaban uang muka biaya rapat yang


telah dikeluarkan pada tanggal 14 berupa biaya-biaya sebesar Rp 400.000
dan kekurangannya dibayar tunai.
15

k) Tanggal 1 Februari: diterima rekening koran Bank Mandiri yang


menyebutkan data yang belum termasuk pada transaksi di atas:
a.
b.

Bunga jasa giro sebesar Rp 15.250


Biaya administrasi Rp 10.000

Dengan menggunakan ilustrasi di atas, jurnal yang harus dibuat untuk mencatat
transaksi- transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
BUKU JURNAL UMUM
Halaman 1

No
1

Tanggal
02/01/2006

Keterangan
Kas

Ref.
Posting
101010

Sumb. Tdk Terikat

Debit

Kredit

5.000.000

501000

5.000.000

Sumbangan Awal dari Pendiri untuk Pendirian Lembaga


Giro Bank Mandiri

102010

1.000.000

Beban Pendirian NGO

791010

4.000.000

Kas

101010

100.000.000

Pembukaan Giro dan Biaya Notaris untuk Pendirian Organisasi Nirlaba


2

03/01/2006

Giro Bank Mandiri


Sumb. Trkt Temporer

102010

50.000.000

502000

50.000.000

Penerimaan Sumbangan dari Departemen Pendidikan Nasional


3

05/01/2006

Giro Bank Mandiri


Sumb. Tidak Terikat

102010

10.000.000

501000

10.000.000

Penerimaan Sumbangan dari Pemerhati Pendidikan


4

06/01/2006

Peralatan Kantor
Giro Bank Mandiri

201010

2.300.000

102010

2.300.000

Pembelian peralatan kantor secara tunai yang dibayar melalui giro Mandiri
5

07/01/2006

Perlengkapan Kantor
Giro Bank Mandiri

140010
102010

450.000
450.000

Pembelian perlengkapan alat tulis kantor

16

14/01/2006

Uang Muka

130010

Giro Bank Mandiri

350.000

102010

350.000

Pembayaran uang muka biaya rapat Pembina, Pengawas, dan Pengurus Lembaga
7

17/01/2006

Program Pelatihan Guru

601000

Giro Bank Mandiri

50.000.000

102010

50.000.000

Implementasi Program Pelatihan Guru di Banda Aceh dan Yogyakarta


8

28/01/2006

Honor Karyawan dan Tenaga


Bantuan

701010

Giro Bank Mandiri

1.500.000

102010

1.500.000

Pembayaran honor pegawai


9

30/01/2006

Beban Cetak dan Fotocopy


Beban
yang
Harus Dibayar

702010
Masih

50.000

301010

50.000

Pengakuan beban cetak dan fotocopy yang masih harus dibayar


10

31/01/2006

Beban Rapat

702020

400.000

Giro Bank Mandiri

102010

50.000

Uang Muka

130010

350.000

Pertanggungjawaban uang muka rapat


11.A

01/02/2006

Giro Bank Mandiri


Bunga Jasa Giro

102010

15.250

801010

15.250

Penerimaan bunga jasa giro bank


11.B

01/02/2006

Beban Administrasi Bank

901010

Giro Bank Mandiri

102010

10.000
10.000

Pembayaran beban administrasi bank

2.6 Laporan Posisi Keuangan/Laporan Pertanggungjawaban WALHI

17

BAB III
PENUTUP
18

3.1 Kesimpulan
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) adalah organisasi lingkungan hidup
yang independen, non-profit di Indonesia. WALHI berdiri pada tanggal 15 Oktober 1980.
Saat ini hadir di 28 propinsi dengan total 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu
(terhitung Desember 2011) yang secara aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional dan
internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanye melalui jaringan Friends of the
Earth Internasional yang beranggotakan 71 organisasi akar rumput di 70 negara, 15
organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia.

19

Anda mungkin juga menyukai