Anda di halaman 1dari 5

A.

Menentukan Alternatif
Keberanian supervisor dalam menentukan alternative berarti ia mampu
mengambil keputusan tanpa menunda-nunda pada setiap persoalan dengan cara
dan waktu penyelesaian masalah yang tepat. Selain sikap berani supervisor juga
harus memiliki sikap tanggung jawab terhadap segala aspek akibat dari hasil
keputusan yang diambilnya. Seorang supervisor harus mampu menjadi pemecah
masalah atau mampu menentukan alternative yang tepat bagi dirinya maupun
orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai seorang supervisor, karena
mau tidak mau, suka tidak suka, ia harus benar-benar memiliki daya analisis
tinggi, sehingga keputusan yang diambilnya sudah dipertimbangkan secara
matang dan berhasil dengan baik. Puji Rahayu, Peningkatan Kemampuan Kepala
Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan, (Universitas Negeri Padang : Jurnal
Administrasi Pendidikan FIP UNP, 1 juni 2014 ), hlm. 556 Diakses Pada 5
Oktober Pukul 20.20 WIB
Peran supervisor sebagai pengambil keputusan berusaha mengidentifikasi
sebanyak-banyaknya cara pemecahan masalah yang mungkin dapat dilaksanakan.
Mengidentifikasi alternative maka supervisor berhak melakukan penilaian
terhadap alternative yang didapat. Kohler mengemukakan adanya tipe-tipe
alternative pengambilan keputusan yaitu : Indah Yaaqutah Timor, Supervisor
Sebagai Pengambil Kpeutusan, www.scribd.com, Di Publish 24 Oktober 2014.
Diakses pada 5 Oktober 2020 Pukul 20.46 WIB.
1. Alternatif yang baik : Dapat dilaksanakan dan menghasilkan dampak positif
2. Alternatif yang mudah : Tidak mempunyai akibat positif atau negative
3. Alternatif yang jelek : Menyebabkan akibat negative
4. Alternatif yang tidak pasti : Mempunyai akibat yang tidak menentu
Tahap menentukan alternative ini supervisor dalam pendidikan harus
menerima konskuensi-konsekuensi yang positf maupun negative pada setiap
alternatifnya. Sama halnya dengan mengidentifikasi menentukan alternative ini
juga memerlukan data dan infromasi. Semakin lengkap data relevan yang
tersedia, semakin banyak alternative-alternatif keputusan yang dapat dipilih.
(Sites, Proses Pengambilan Keputusan, www.sites.google.com, Diakses pada 5
Oktober 2020 pukul 20.49)
Supervisor dalam mengambil keputusan berorientasi pada situasi dan
kondisi seperti ia mendelegasikan tugas dan wewenang pada bawahan. Hal ini
ditujukan dengan seorang supervisor mengatur atau mendelegasikan tugasnya
kepada guru senior atau guru yang berpengalaman untuk memantau atau
mengawasi kinerja guru sejawatnya. Dalam menentukan alternative pengambilan
keputusan ini maka supervisor harus dapat menguasainya. Proses ini harus
melalui beberapa tahapan untuk pembuatan sebuah keputusan. Danang Rizky
Permadani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pembuatan Keputusan,
(Universitas Negeri Malang : Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan 3
September 2018), hlm324, Diakses Pada 5 Oktober Pukul 20.52
Dalam pengambilan keputusan didasarkan pada pilihan dari dua
alternative. Alternative tersebut adalah :
1. Keputusan Terprogram (Programmed Decision)
Keputusan yang dibuat untuk menangani situasi atau masalah yang cukup
sering terjadi sehingga pengambilan keputusan dapat membuat aturan-aturan
pengambilan keputusan untuk diterapkan di masa depan.
2. Keputusan Tidak Terprogram (Nonprogrammed Decision)
Keputusan yang dibuat dalam menanggapi situasi yang unik, tidak familiar
dan tidak terstruktur serta menimbulkan konsekuensi-konsekuensi penting
bagi organisasi. Banyak keputusan tidak terprogram melibatkan perencanaan
strategis karena ketidakpastiannya begitu besar dan keputusan merupakan hal
yang sangat kompleks. (Aminatul Zahroh, Total Quality Management,
(Yogyakarta : Arr-Ruz Media , 2017), hlm 166-167
B. Memilih Alternatif
Keputusan merupakan mekanisme keorganisasian terhadap suatu
persoalan. Setiap keputusan adalah hasil dari proses yang dinamis dan
dipengaruhi oleh kekuatan yang banyak. Intinya dalam proses pengambilan
keputusan atau dengan kata lain memilih alternative yang baik, sebaiknya tidak
dilakukan sendiri. Tetapi harus melibatkan pihak-pihak terkait. Keterlibatan
berbagai pihak diharapkan dapat memberikan berbagai pandangan dan
pertimbangan sehingga menghasilkan keputusan yang jernih, rasional, dan dapat
dipertanggung jawabkan. Terlebih lagi, pada era sekarang ini merupakan suatu
era yang menuntut adanya suatu transparansi dan partisipasi dari berbagai pihak.
Keterlibatan berbagai pihak dalam tahap proses pengambilan keputusan
akan berpengaruh pada tahap pelaksanaan pengambilan jawaban. Dalam
mengembangkan atau memilih alternative jawaban, tekanan waktu sering
menyebabkan seorang supervisor hanya membuat keputusan berdasar atas satu
pertimbangan jawaban. Namun, penyelesaian masalah yang baik harus melalui
pengujian dan pemberi keputusan secara cepat bukanlah solusi permanen. Oleh
karena itu, seorang supervisor harus berpikir melalui dan menyelidiki beberapa
solusi alternative bagi suatu masalah sebelum cepat mengambil keputusan.
Memilih alternative jawaban bertujuan agar pada langkah ini dapat
menguji daya jawab masing-masing alternative jawaban yang dipilih. Supervisor
harus mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari setiap alternative sebelum
membuat keputusan akhir. Evaluasi atas alternative dapat dilakukan dengan
sejumlah cara, misalnya menentukan pro dan kontra setiap alternative, melakukan
analisis untung rugi atas tiap altenatif, mempertimbangkan feasibility (dapatkan
dilakukan), efektivitas (bisakah menyelesaikan masalah), dan konsekuensi (apa
dampaknya).
Memilih alternative dilakukan setelah supervisor memilih seluruh
alternative, dari sini ia wajib memutuskan yang terbaik. Alternative terbaik adalah
yang menghasilkan banyak keuntungan dan sedikit kerugian. Kadangkala, proses
pemilihan dapat berlangsung cepat seperti lebih banyak pro daripada kontra.
Kadang pula, solusi optimal merupakan kombinasi antar alternative. (Aminatul
Zahroh, Total Quality Management, (Yogyakarta : Arr-Ruz Media , 2017), hlm
167-168.
Untuk memilih alternative yang baik bukan berarti yang mudah atau yang
dapat diterima, melainkan yang dapat dilaksanakan dan diduga akan
menghasilkan dampak positif. Adapun implementasi yang dipilih sebagai
berikut : Indah Yaaqutah Timor, Supervisor Sebagai Pengambil Kpeutusan,
www.scribd.com, Di Publish 24 Oktober 2014. Diakses pada 5 Oktober 2020
Pukul 20.46 WIB.
1. Memberi kekuatan legal kepada keputusan tersebut, misalnya dengan
membuat surat keputusan
2. Mengusahakan agar keputusan tersebut dapat diterima oleh orang yang
terkena keputusan
3. Melakukan persuasi dan pengarahan bagaimana menyalurkan hasil keputusan
Seseorang yang telah mengambil keputusan atau seorang supervisor pada
dasarnya ia telah melakukan pemilihan terhadap alternative-alternatif yang
ditawarkan kepadanya. Kendati demikian, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah
kemungkinan atau pilihan yang tersedia bagi tindakan itu akan dibatasi oleh
kondisi dan kemampuan individu yang bersangkutan, lingkungan social, ekonomi,
budaya, lingkungan fisik, dan aspek psikologis. Puji Rahayu, Peningkatan
Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Pengambilan Keputusan, (Universitas Negeri
Padang : Jurnal Administrasi Pendidikan FIP UNP, 1 juni 2014 ), hlm. 556
Diakses Pada 5 Oktober Pukul 21.39 WIB
Maka dari itu, untuk memilih alternative dalam pengambilan sebuah
keputusan, dimana seorang supervisor, bawahan, serta orang yang terkena
keputusan sama-sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan. Dengan melakukan komunikasi yang efektif dengan tujuan
mengoptimalkan berbagai rencana program, menganalisis masalah yang dihadapi
terhadap kinerja profesinoalisme pendidik dan tenaga pendidik, melakukan
monitoring, evaluasi atau pengawasan terhadap guru dan murid untuk
meningkatkan proses belajar dan pembelajaran yang efektif serta melibatkan
anggota dengan cara melakukan musyawarah bersama dalam pembuatan
keputusan. Danang Rizky Permadani, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Pembuatan Keputusan, (Universitas Negeri Malang : Jurnal Administrasi dan
Manajemen Pendidikan 3 September 2018), hlm324, Diakses Pada 5 Oktober
Pukul 21.52.

Anda mungkin juga menyukai