Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

LEMBAR PEGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… i
DAFTAR TABEL……………………………………………………..................... ii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Identifikmasi Masalah.......................................................................................2
C. Batasan Masalah................................................................................................3
D. Rumusan Masalah.............................................................................................3
E. Tujuan Magang.................................................................................................3
F. Kegunaan Magang............................................................................................4
G. Jadwal Waktu Pelaksanaan Magang.................................................................5
H. Penjelasan Judul Magang..................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Pariwisata Syariah ...............................................................................6
B. Konsep Pariwisata Halal.................................................................................10
C. Pengertian Ekonomi Kreatif............................................................................14

BAB III PEMBAHASAN


A. Sejarah Berdirinya Dinas Pariwisata Kota Padang ........................................16
B. Logo Dinas Pariwisata Kota Padang...............................................................18
C. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Padang....................................................
D. Konsep Dasar Pengembangan Pariwisata.......................................................18
E. Potensi UMKM Sektor Pangan atau Industri Kerupuk dan
Sejenisnya di Kota Padang..............................................................................22
F. Faktor Internal dan Eksternal UMKM Industri Kerupuk
dan Sejenisnya di Kota Padang.......................................................................27

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................31
B. Saran ..............................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

i
DAFTAR TABEL

1.1................................................................Tabel Waktu Pelaksanaan Magang4

1.2................................Tabel Jumlah UMKM Kerupuk dan Sejenisnya Tahun

2017-2018.................................................................................................24

1.3................Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Padang,

2011‒2020.................................................................................................29

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Lembar Balasan dari Kantor Dinas Pariwisata

Kota Padang..............................................................................................................

Lampiran 2.Format Lembar Absen............................................................................

Lampiran 3 Format Surat Keaslian............................................................................

Lampiran 4 Format Lembar Penilaian.......................................................................

Lampiran 5 Format Lembar Riwayat Hidup..............................................................

Lampiran 6 Dokumentasi...........................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Program Magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana

mengaktualisasi diri terhadap beberapa keahlian atau keterampilan baik Softskill atau

Hardskill yang sudah diperoleh selama perkuliahan, di terapkan disuatu instansi atau

perusahaan selama beberapa bulan. Pada laporan Magang ini disajikan beberapa kegiatan

pelaksanaan kerja, temuan kendala atau masalah dan usulan solusi terhadap kendala atau

masalah yang dihadapi di Dinas Pariwisata Kota Padang Provinsi Sumatera Barat selama

1 bulan yaitu pada tanggal 01 September 2021 sampai dengan tanggal 30 September

2021.

Pada saat pelaksanaan Magang, penulis ditempatkan pada bidang Ekonomi

Kreatif, yang mana di Dinas Pariwisata Kota Padang memiliki empat Bidang yaitu

Bidang Program, Bidang Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata,Bidang Pemasaran, dan

Bidang Ekonomi Kreatif. Pelaksanaan kerja pada bidang Ekonomi Kreatif adalah

mengentri Data Direktori Perusahaan Pangan Kota Padang Industri Kecil dan Menengah

Tahun 2020-2021, melaksanakan kegiatan seminar dengan mematuhi protokol kesehatan

secara lagsung, serta melaksanakan acara outbound yang telah direncanakan (Rundown

Acara) untuk meningkatkan SDM yang berkualitas.

Program magang ini dilaksanakan lebih kurang selama 40 hari kerja sesuai

dengan program kurikulum di Institut Agama Islam (IAIN) Bukittinggi, mahasiswa akan

memilih topik dan judul magang serta memilih tempat dan lokasi perusahaan swasta,

lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah tempat tujuan magang yang dituju.

1
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melaksanakan program magang

ini pada satu lembaga pemerintah yaitu Dinas Pariwisata yang terletak di Gandaria No

56, Jati Baru, Kec.Padang Timur Kota Padang, Sumatera Barat yang bergerak di bidang

Ekonomi Kreatif Pariwisata. Dunia usaha membutuhkan sumber daya manusia yang

berkualitas, jujur, cerdik dan pintar serta mempunyai latar belakang pendidikan yang

baik, maka dalam hal ini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi menjadikan

program magang ini menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan

bidang studinya. Program yang telah direncanakan pihak Institut untuk dapat

menghasilakan dan mencip6766takan hubungan timbal balik antar dunia usaha sebagai

pencipta kesempatan kerja dengan dunia pendidikan sebagai penyedia tenaga kerja

terdidik.

B. Identifikasi Masalah

Jadi dari Latar Belakang diatas dapat disimpulkan identifikasi masalahnya adalah sebagai

berikut :

1. Progmram Magang Adalah sarana mengaktualisasi diri terhadap beberapa keahlian di

terapkan disuatu instansi atau perusahaan selama beberapa bulan.

2. Dinas Pariwisata Kota Padang memiliki empat Bidang yaitu Bidang Program, Bidang

Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata,Bidang Pemasaran, dan Bidang Ekonomi

Kreatif.Batasan Masalah.

3. Pelaksanaan kerja pada bidang Ekonomi Kreatif adalah salah satunya serta

melaksanakan acara outbound yang telah direncanakan (Rundown Acara) untuk

meningkatkan SDM yang berkualitas,dan mengetahui UMKM yang ada di Kota

Padang

2
C. Batasan Masalah

1. Memberikan pemahaman mengenai apa itu Ekonomi Kreatif yang ada di Dinas

Pariwisata Kota Padang.

2. Mengetahui apa itu Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) yang salah satu nya

kerupuk dan sejenisnya.

3. Dan mengetahui apa saja strategi pengembangan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro

(UMKM) yang salah satu nya kerupuk dan sejenisnya

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinas Pariwisata Kota Padang ?

2. Apa Logo Dinas Pariwisata Kota Padang ?

3. Apa Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Padang ?

4. Apa Konsep Dasar Pengembangan Pariwisata ?

5. Bagaimana Potensi UMKM Sektor Pangan atau Industri Kerupuk dan

Sejenisnya di Kota Padang ?

6. Apa saja Faktor Internal dan Eksternal UMKM Industri Kerupuk

dan Sejenisnya di Kota Padang ?

E. Tujuan Magang

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi dari ilmu atau

yang selama ini diperoleh pada perkuliahan dan membandingkannya dengan kondisi

nyata yang ada dilapangan.

2. Melatih mahasiswa dan mahasiswi calon lulusan agar memiliki kemampuan dalam

beradaptasi dengan dunia kerja.

3
3. Untuk memperoleh pengetahuan dari tempat magang.

4. Membrikan sarana pengembangan kepribadian bagi mahasiswa calon lulusan di dunia

kerja.

F. Kegunaan Magang

1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang dipero leh di bangku

perkuliahan.

2. Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia industry.

3. Mampu menghadapi berbagai macam masalah dan mencari penyelesaian dengan

cepat, tepat, adil, dan penuh rasa tanggung jawab sehingga tidak merugikan orang

lain.

4. Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian dibidang praktek lapangan.

G. Jadwal Waktu Pelaksanaan Magang

Magang di Dinas Pariwisata Kota Padang yang dilaksanakan pada tanggal 01 September

2021 sampai dengan 30 September 2021.

Pada table 1.1 dibawah ini merupakan tabel jam kerja yang dilaksanakan pada Dinas

Pariwisata Kota Padang.

4
Tabel 1.1. Waktu Pelaksanaan Magang.

No Hari Jam Masuk Istirahat Jam Pulang

1 Senin 07.30 WIB 12.00-13.00 WIB 16.00 WIB

2 Selasa 07.30 WIB 12.00-13.00 WIB  16.00 WIB

 12.00-13.00
3 Rabu  07.30 WIB 16.00 WIB
WIB

4 Kamis 07.30 WIB 12.00-13.00 WIB 16.00 WIB

 11.30-13.00
5 Jumat 08.00 WIB 17.00 WIB
WIB

6 Sabtu Libur

7 Minggu Libur

Sumber : (Pariwisata, Dinas Pariwisata Kota Padang,2021)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pariwisata Syariah

5
Konsep Pariwisata Syariah Pariwisata menurut United Nation World

Tourism Organitazation yaitu meliputi berbagai kegiatan yang dikerjakan oleh

orang yang mengadakan kunjungan dan bermukim di suatu daerah di luar area

yang biasa selama waktu yang tidak lebih dari satu tahun secara berulang-ulang

guna rekreasi, kegiatan bisnis dan tujuan lainnya1.

Wisata syariah dapat diartikan sebagai proses penggabungan nilai-nilai keislaman

ke dalam seluruh aspek kegiatan wisata2. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT

menyuarakan pada umatnya untuk melakukan perjalanan atau travelling hal ini

bertujuan agar umatnya selalu senantiasa bersyukur atas kelimpahan rezeki di

bumi. Di dalam Al-Qur’an ada sembilan (9) ayat yang membahas tentang

perjalanan salah satunya terdapat pada surah Ar-Rum:42 yang mana artinya :

Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana

kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah

orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”.

Saat ini pariwisata syariah sedang menjadi tren, konsep syariah merupakan

jawaban dari tingginya untapped market yang belum tersentuh dengan maksimal.

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim dan didukung dengan

beragam destinasi wisata, Indonesia sudah seharusnya memanfaatkan peluang

yang ada3.

1
Basuki Antariksa, Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan (Malang: Intrans Publishing, 2016)
2
Tourism Review, “Indonesia Launches Sharia Tourism Project,” 2013, http://www.tourism-review. com/indonesia-
launches-sharia-tourism-projects
3
Kurniawan Gilang Widagdyo, “Analisis Pasar Pariwisata Halal Indonesia,” The Journal of Tauhidinomics 1, no. 1
(2015): 73–80.

6
Ada empat faktor penting yang harus diperhatikan untuk mendukung pariwisata

syariah:

a. Lokasi : Penerapan sistem islami di lokasi wisata.

b. Transportasi : Implementasi sistem, seperti pemisahan tempat duduk

antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

c. Konsumsi : Islam sangat memperhatikan kehalalan makanan dan

minuman. Hal ini terdapat pada surah Al-Maidah :

d. Hotel : Segala system kerja dan fasilitas yang beroperasi

dengan prinsip syariah 4

Fundamental pariwisata syariah yaitu pemahaman makna halal disemua

kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata. Pariwisata syariah saat ini

memang sedang menjadi tren dunia, para wisatawan tentunya tertarik dengan

konsep baru tersebut. Istilah syariah yang biasa identik dengan lembaga keuangan

perlahan mulai merambat pada gaya hidup salah satu nya adalah sektor pariwisata.

Momentum seperti ini menarik perhatian pelaku wisata yang terlibat didalamnya,

diantaranya pemerintah setempat yang terus berbenah untuk mengembangkan

produk-produk wisata syariah agar wisatawan tertarik untuk mengunjungi

menyiapkan sarana dan prasarana sesuai ketentuan syariah. Selain itu pebisnis

yang bergerak di bidang pariwisata juga ikut andil dalam kemajuan pariwisata

syariah salah satu contohnya yaitu menyediakan paket tour and travel berbasis

syariah, restoran, hotel, dan spa yang bersetifikat halal yang dikeluarkan oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI).

4
Chookaew et al., “Increasing Halal Tourism Potential at Andaman Gulf in Thailand for Muslim Country.”

7
Menteri pariwisata telah mengatur tentang pelaksanaan pariwisata syariah

dalam Undang-Undang pasal 6 ayat 1 Nomor 1 tahun 2016 mengatakan bahwa

segala pelaksanaan yang berkaitan dengan usaha pariwisata syariah harus

memiliki sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh DSN-MUI. Selain itu provinsi

Nusa Tenggara Barat juga memiliki peraturan daerah tentang pelaksanaan

pariwisata syariah yang dimuat dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016

tentang pariwisata syariah.

Pada pasal 2 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2016 “maksud dari

perancangan undang-undang daerah tentang pariwisata syariah untuk memberikan

keamanan dan kenyamanan pelayanan kepada wisatawan agar dapat menikmati

kunjungan wisata dengan aman, halal dan juga dapat memperoleh kemudahan

bagi wisatawan dan pengelola dalam kegiatan kepariwisataan”.

Pengembangan pariwisata merupakan komponen yang dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pariwisata. Tujuan dengan adanya pengembangan

pariwisata agar pariwisata di daerah yang menjadi tempat pariwisata menjadi

lebih baik dan berkualitas sehingga menumbuhkan minat wisatawan untuk

berkunjung. Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam

mengembangkan pariwisata, di antaranya:

a. Wisatawan Karakteristik wisatawan harus diketahui dari mana mereka datang.

Kunjungan wisata dipengaruhi oleh beberapa motif budaya, interpersonal, dan fisik.

8
b. Transportasi Salah satu faktor yang mempermudah wisatawan berpindah ke lokasi

lain. Tentunya, transportasi yang disediakan harus memberikan kenyamanan dan

keamanan.

c. Obyek Wisata Obyek wisata merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk

berkunjung.

d. Fasilitas Pelayanan Fasilitas seperti hotel, restoran, telekomunikasi sebagai penunjang

wisatawan.

e. Informasi dan Promosi Promosi yang menarik dan informasi yang jelas akan menarik

minat wisatawan5.

Perencanaan dan pengelolaan harus disesuaikan dengan kebijakan nasional

maupun regional, jika kebijakam tersebut belum ada, tim perencana harus mampu

menyusun rencana kebijakan yang sesuai dengan area pengembangan pariwisata.

Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) ada delapan

alasan sektor pariwisata harus dikembangkan, antara lain:

a. Pariwisata sebagai faktor dorongan dalam pertumbuhan ekonomi nasional

maupun internasional.

b. Sektor pariwisata bisa mendorong kemakmuran melalui kemajuan komunikasi,

transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan.

c. Terjadi perlindungan budaya, nilai sosial agar bernilai ekonomi

d. Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan

pada destinasi.

e. Dapat menaikkan devisa negara.

f. Mendorong perdagangan international.


5
Oka A Yoeti, Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisata (Jakarta: Pradnya Paramitha, 1997).

9
g. Mendorong peningkatan dan perkembangan lembaga profesi pariwisata.

h. Meningkatkan pasar bagi produk lokal6.

Kriteria umum pariwisata syariah ialah (Sofyan, 2012):

1. Memiliki orientasi kepada kemaslahatan umum.

2. Memiliki orientasi pencerahan, penyegaran, dan ketenangan.

3. Menghindari kemusyrikan dan khurafat.

4. Bebas dari maksiat.

5. Menjaga keamanan dan kenyamanan.

6. Menjaga kelestarian lingkungan.

7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal.7

B. Konsep Dasar Pariwisata Halal

Pemahaman awal tentang kepariwisataan bisa dimuai dari pemantapan

akan terminologi dari kata wisata, pariwisata dan kepariwisataan (Koeswara,

2008). Wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang, yang dilakukan secara sukarela dengan tujuan berlibur, atau tujuan lain

selain mencari nafkah, bersifat sementara, mengunjungi tempat tertentu untuk

keperluan pribadinya (keluarga, belanja, kesehatan, atau tempat hiburan dan

tempat bersantai lainnya).

Dimensi : Perjalanan + Motivasi + Tujuan + Aktifitas

6
Hanum Kusuma Dewi, “Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Ekonomi Akan Naik 2 Kali Lipat,” 2016,
http://www.bareksa.com/id/text/2016/11/17/kontribusi-sektor-pariwisata-terhadap-ekonomi-
7
Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Vol. 2.No. 1,Juni 2019

10
Rumusan baku seperti yang tercantum dllamm UU No. 9/2010 adalah

kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu

sementara. Beberapa contoh penggunaan kata wisata yang dikaitkan denngan

subjek tertentu antara lain : Wisata Petualangan (Adventure Tourism), Wisata

Agro (Agro Wisata), Wisata Ekologi (Eco Tourism), Wisata Minat Khusus

(Special Interest Tourism).

Sedangkan Pariwisata mempunyai makna berbagai macam kegiatan dan

atau perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan selama bepergian dan

tinggal di lingkungan di luar lingkungan kesehariannya untuk sementara,

memenuhi berbagai keperluan : liburan, bisnis, kesehatan, religi, dll; serta

berbagai fasilitas dan pelayanana yang diciptakan oleh pemerintah, pengusaha,

dan masyaraakat untuk memenuhi kebutuhan berwisata

Dimensi : Berbagai Kegiatan Wisata + Penyediaan Fasilitas


dan Pelayanan untuk Kebutuhan Wisatawan + Stakeholders

Pariwisata juga merujuk pada berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta pelayanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Beberapa contoh penggunaan

kata Pariwisata pada Penggunaan sehari-hari antara lain : Produk Pariwisata

(Tourism Product), Destinasi Pariwisata (Tourism Derstination), Industri

11
Pariwisata (Tourism Industry), Pariwisata Perkotaan (Urban Tourism), Pariwisata

Berkelanjutan (Sustainable Tourism), Atraksi Pariwisata (Tourism Attraction)8.

Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif Indonesia No. 2 Tahun 2014 tentang pedoman penyelenggaraan usaha

hotel syariah, yang dimaksud syariah adalah prinsip-prinsip hukum Islam

sebagaimana di atur fatwa dan/atau telah disetujui oleh Majelis Ulama Indonesia.

Istillah syariah mulai digunakan di Indonesia pada industri pebankan sejakk tahun

1992. Dari industri perbankan berkembang ke sektor lain yaitu asuransi syarah,

pegadaian syariah, hotel syariah dan pariwisata syariah.

Defenisi Pariwisata Syariah adalah kegiatan yang didukung oleh berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah yang memenuhi ketentuan syariah (Kemenpar, 2012)

Pariwisata Syariah dimanfaatkan oleh banyak orang karena karakteristik produk

dan jasanya yang bersifat universal. Produk dan jasa wisata, objek wisata, dan

tujuan wisata dalam periwisata syariah adalah selama tidak bertentangan dengan

nilai-nilai dan etika syariah. Jadi Pariwisata Syariah tidak terbatas hanya pada

wisata religi.

Menurut Duran dalam Akyol & Kilinç (2014), pariwisata memiliki

bermacam dampak sosial dan budaya. Wisata halal adalah suatu produk baru

dari pasar mmuslim dan non-muslim. Menurut Zulkifli dalam Akyol & Kilinç

(2014), pasar halal diklasifikasikan kedalam 3 kategori yaitu : makanan, gaya

8
Muchamad Zaenuri, Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta : e-Gov
Publishing, 2012), Hlm. 47-48

12
hidup (kosmetik, tekstil, dll), dan pelayanan (paket wisata, keuangan,

transportasi). Menurut Duman dalam Akyol & Kilinç, Islamic Tourism

didefenisikan sebagai :

“the activities of Muslims travelling to and staying in

places outside their usual environment for not more than

one consecutive year for participation of those activities

that originate from islamic motivations which are not

related to the exercise of an activity remunerated from

within the place visited”

Menurut Pavlove dalam Razzaq, Hall & Prayag, Halal atau Islamic

Tourism didefenisikan sebagai pariwisata dan perhotelan yang turut

diciptakan oleh konsumen dan produsen sesuai ajaran Islam. Banyak

negera di dunia Islam yang memanfaatkan kenaikan permintaan untuk

layanan wisata ramah Muslim (Razzaq, Hall & Prayag, Sedangkan

menurut Sapta Nirwandar (2015) dalam (Achyar, 2015) keberadaan wisata

halal sebagai berikut :

Halal Tourism adalah extended services. Kalau tidak ada dicari,

kalau ada, bisa membuat rasa aman. Wisata halal bisa

bergandengan dengan yang lain. Sifatnya bisa berupa

komplementer, bisa berupa produk sendiri. Misallnya ada hotell

halal, berarti membuat orang yang mencari hotel yang menjamin

13
kehalalan produknya akan mendapatkan opsi yang lebih luas9. Ini

justru memperluas pasar, bukan mengurangi. Dari yang tadinya

tidak ada, jadi ada”

Di Indonesia, pariwisata syariah dijamin lewat UU No. 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan, khususnya pada bagian menimbang, maupun pada

pasal 3, pasal 5, pasal 12, pasal 25, dan pasal 26. Bagian menimbang

menekankan kalau kepariwisataan merupakan bagian dari pembangunan

nasional dengan tetap memberikan perlindungan, salah satunya terhadap nilai-

nilai agama. Sementara itu, pada pasalpasal dalam undang-undang ini,

disebutkan kalau kepariwisataan berfungsi salah satunya memenuhi kebutuhan

rohani (Pasal 3), penyelenggaraan harus menjunjung salah satunya nrma

agama, sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan

hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa (Pasal 5), pengembangan

kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan salah satunya aspek agama

masyarakat setempat (Pasal 12), wisatawan harus menjaga dan menghormati,

salah satunya, norma agama masyarakat setempat (Pasal 25 huruf a), dan

kewajiban yang sama juga berlaku pada pengusaha pariwisata (Pasal 26 huruf

C. Pengertian Ekonomi Kreatif

Pengertian Ekonomi Kreatif Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep

ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas

dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya

9
Ali Nasriah, Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wajo” Jurnal Bisnis & Kewirausahaan
(Makassar,2015) Hlm 405-406

14
Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.10

Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi dengan cepat seiring

dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis Sumber Daya

Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era

industri dan informasi. Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan

pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang.

Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua,

gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi.

Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang

ekonomi kreatif dengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif. Menurut

ahli ekonomi Paul Romer (1993), ide adalah barang ekonomi yang sangat

penting, lebih penting dari objek yang ditekankan di kebanyakan modelmodel

ekonomi. Romer juga berpendapat bahwa suatu negara miskin karena

masyarakatnya tidak mempunyai akses pada ide yang digunakan dalam

perindustrian nasional untuk menghasilkan nilai ekonomi.

BAB III
10
Muchamad Zaenuri, Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta : e-Gov
Publishing, 2012), Hlm. 48-49

15
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pariwisata Kota Padang

Pada tahun 1983 dibentuk satuan tugas (SATGAS) untuk mengelola atau

mengurus objek wisata pantai Padang, baik itu ketertiban, kenyaman, keindahan, juga

retribusi tanda masuk dan retribusi pedagang yang ada di objek wisata pantai padang,

Pimpinan SATGAS sini juga dipercayakan kepada Bapak Al Manar yang merupakan

anggota dari TNI AD. Kemudian pada tahun 1986, SATGAS ini diperluas ruang

lingkup kerjanya dengan dibnetuk atau berubah menjadi Badan Pengelola pariwisata

Kota Padang, seperti mengelola Objek Wisata Pantai Air Manis, Objek Wisata Pantai

Pasir Jambak. Badan Pengelola Pariwisata Kota Padang ini dipimpin oleh Drs.Dasril

Ramli dengan seiring pesatnya menjadi kemajuan Kota Padang pada tahun 1988, pada

sektor pariwisata berubah lagi menjadi cabang Dinas Provinsi yang dikepalai oleh

Drs.Bachtar Bahar. Lalupada tahun 1990, ada penyerahan urusan di Bidang Sektor

Kepariwisataan dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota, dengan hal ini dibentuklah

Dinas Pariwisata Kota Padang yang dikepalai oleh Arman Rahman S.H.

Kemudian pada tahun 1994 s/d 1995 Dinas Pariwisata berganti lagi pucuk

pimpinannya yang dipimpin oleh Dhermawan Ilyas B.A. Pada tahun 1996 terjadi lagi

pergantian pimpinannya yaitu DRs.Helmi Zeni sampai tahun 1998. Pada awal tahun

1999 terjadi lagi pergantian pimpinan menjadi Ir.Indra Catri M.Tp. Pada tahun 2000,

Dinas Pariwisata mendapat tanggung jawab yang besar untuk mengurus/mengelola

kebudayaan tradisional yang ada di Padang, dengan hal ini Dinas Pariwisata Kota

Padang berganti menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.

16
Pada tahun 2001, terjadi lagi pergantian pimpinan kepada Ir.Mudrika, masa

jabatannya sampai tahun 2004. Ditahun 2005, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

berganti lagi pimpinannya terjadi Ir.Harmansyah MM. Pada tahun 2006,ada mutase

pejabat pemerintah. Provinsi Sumatra Barat ke Pemerintah Kota Padang. Salah

seorang pejabat tersebut menjadi kepala Dinas Kebusayaan dan Pariwisata yang

bernama Ir.Erizon M.P. tahun 2007 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terjadi lagi

pergantian pimpinan dan dipercayakan kepada Dr.Didi Aryadi, M.Si dengan masa

jabatan sampai dengan pertengahan 2009.

Pada pertengahan 2009 kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berganti lagi

menjadi Drs,Edi Hasymi M.Si sampai pertengahan 2012, Rentang waktu pertengahan

2012 digantikan lagi oleh Ir.Asnel M.Si. Dengan masa jabatan 3 bulan. Kemudian

digantikan oleh Ali Basar S.H,MM. Sampai akhir tahun 2012. Diawal tahun 2013

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin Drs.Deno Indra Firmansyah,MM. dengan

masa tugas sampai pertengahan 2014. Pada pertengahan tahun 2014 itu

dipercayakanlah untuk menjadi pimpinan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata oleh

Ir.Dian Faktris sampai bulan Oktober tahun 2015. Setelah itu berganti lagi pimpinanya

menjadi Medi Iswandi,ST.,MT. dengan terbitnya peraturan Wali Kota Padang Nomor

83 Tahun 2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berganti nama menjai Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Padang.

Dengan SOTK BARU INI Medi Iswandi,ST,MT. Menduduki jabatan kepala

Dinas sampai tanggal 6 Februari 2019. Pada bulan maret 2019 terjadi kekosongan

pimpinan, Drs.Didi Aryadi dipercaya sebagai PLT Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

17
Kota Padang Sampai tanggal 5 Juni 2019. Pada tanggal 11 Juni 2019 dilantiklah

Drs.Afrian secara definitife oleh Wali Kota Padang sebagai kepala Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kota Padang. Pada awal Januari 2021, Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Padang Nomor 80 Tahun 2020 tentang kedudukan susunan

organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pariwisata.

B. Logo Dinas Pariwisata Kota Padang

C. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Padang

Visi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang

menggunakan pijakan visi kepada Daerah Kota Padang terpilih

periode 2019-2021 yaitu

“Mewujudkan Masyarakat Kota Padang yang Madani Berbasis

Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Unggul serta Berdaya

Saing”

Berdasarkan visi tersebut, walikota Padang merumuskan beberapa

misi yang merupakan upaya umum yang ditetapkan dan dilaksanakan

18
bersama msayarakat, untuk dapat mewujudkan visi pembangunan

daerah. Salah satu misi yang terkait dengan pembangunan pariwisata,

adalah misi butir ke lima “Meningkatkan kualitas pengelolaan

pariwisata yang nyaman dan berkesan.”, dan termasuk kedalam 10

program unggulan kepala daerah terpilih poin ke-3 yaitu

“Melanjutkan pengembangan kawasan wisata terpadu Gunung

Padang , pulau-pulau kecil, wilayah timur Kota Padang”.

D. Konsep Dasar Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan salah satu bentuk pembangunan

sektor pariwisata yang sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan daya

tarik wisatawan untuk berkunjung. Pariwisata yang dikelola dengan baik

juga akan menambah salah satu pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(Hurul; 2015; 14).

Pengembangan pariwisata diperlukan aspek-aspek untuk

mendukung pengembangan tersebut, adapun aspek-aspek yang

dimaksudkan adalah sebagai berikut

1. Aspek Fisik

Menurut UU RI No. 23 Tahun 1997 dalam Bayu; 2015,

lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, yang termasuk

dalam lingkungan fisik berdasarkan olahan dari berbagai sumber,

19
yaitu:

a. Geografi: Aspek geografi meliputi luas kawasan DTW, Luas

area terpakai, dan juga batas administrasi serta batas alam.

b. Topografi: Merupakan bentuk permukaan suatu daerah

khususnya konfigurasi dan kemiringan lahan

c. erti dataran berbukit dan area pegunungan yang menyangkut

ketinggian rata-rata dari permukaan laut.

d. Geologi: Aspek dari karakteristik geologi yang paling penting

dipertimbangkan termasuk jenis material tanah, kestabilan, daya

serap, serta erosi dan kesuburan tanah.

e. Klimatologi: Termasuk temperatur udara, kelembaban, curah

hujan, kekuatan tiupan angin, penyinaran matahari rata-rata dan

variasi musim.

f. Hidrologi: Termasuk didalamnya karakteristik dari daerah aliran

sungai, pantai dan laut seperti arus, sedimentasi dan abrasi.

g. Visability: Menurut Salim (1985;2239) dalam Bayu (2015), yang

dimaksud dengan visability adalah pemandangan terutama dari

ujung jalan yang kanan-kirinya berpohon (barisan pepohonan

yang panjang).

h. Vegetasi dan Wildlife: Daerah habitat perlu dipertimbangkan

untuk menjaga kelangsungan hidup vegetasi dan kehidupan liar

untuk masa sekarang dan akan datang. Secara umum dapat

dikategorikan sebagai tanaman tinggi, tanaman rendah

20
(termasuk padang rumput) beserta spesies-spesies flora dan

fauna yang terdapat didalamnya baik langka, berbahaya,

dominan, konservasi maupun komersial (Bayu; 2015).

2. Aspek Daya Tarik

Pariwisata dapat berkembang disuatu tempat pada dasarnya

karena tempat tersebut memiliki daya tarik yang mampu

mendorong

wisatawan untuk datang mengunjunginya. Menurut inskeep

(1991;77) dalam Bayu (2015) daya tarik dapat dibagi menjadi 3

kategori, yaitu:

a. Natural Attraction: berdasarkan pada bentukan alaminya,

meliputi iklim, pemandangan, flora dan fauna serta keunikan

alam lainnya.

b. Cultural Attraction: berdasarkan pada aktivitas manusia,

mencakup sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan tradisional.

c. Special Types Of Attraction: atraksi ini tidak berhubungan

dengan kedua kategori diatas, tetapi merupakan atraksi buatan

sperti theme park, circus, shopping (Bayu; 2015).

3. Aksesbilitas di Kota Padang

Beberapa alternative moda transportasi yang dapat dipakai menuju Kota

Padang diantaranya :

a. Moda Udara. Dengan keberadaan Bandara Internasional Minangkabau

(BIM) semakin mempermudah aksesibilitas keluar masuk Kota Padang

21
bagi wisatawan baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan negara.

b. Moda Darat. Kunjungan melalui rute darat. Kota Padang dapat diakses

baik dengan kendaraan pribadi maupun moda transportasi public. Kota

Padang memiliki satu terminal regional dan dua statiun kereta api yaitu

Statiun Kereta Api Bandar Buat dan Statiun Kereta Api Tabing. Moda

transportasi darat yang dapat mencapai dan bertolak dari Kota Padang dapat

dilayani oleh jasa transportasi wisata dan jasa trasnportasi umum.

c. Moda Laut. Kunjungan melalui jalur laut didukung dengan sarana

Pelabuhan Muaro dan Pelabuhan Bungus yang melayani Kota Padang

Menuju dan bertolak dari wilayah sekitar. Sarana dan prasana pendukung

E. Potensi UMKM Sektor Pangan atau Industri Kerupuk dan Sejenisnya di

Kota Padang.

Menurut Unang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha

Menengah Kecil dan Mikro) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan /

atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

22
Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) usaha mikro adalah usaha

yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja.

Rudjito (2003) usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh

penduduk miskin atau mendekati miskin. Usaha mikro sering disebut dengan

usaha rumah tangga. Besarnya kredit yang dapat diterima oleh usaha adalah Rp

50 juta. Usaha mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam

koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta.

Upgrading UMKM, merupakan kajian peningkatan atau transformasi skala

usaha yang dimiliki oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UKM)

membutuhkan informasi yang lebih lengkap berkaitan dengan karakteristik

entrepreneur, karakteristik entreprise, jaringan personal, jaringan profesional,

lingkungan bisnis, dan formalisasi usaha secara literatur. Untuk itu, diperlukan

suatu studi yang lebih komprehensif dengan pendekatan studi eksploratif untuk

memperoleh bukti empiris berdasarkan kajian literatur dan pendekatan statistikal

dengan membandingkannya pada kenyataan di lapangan (Sekaran dan Bougi,

2010). Desain penelitian ini dirangcang untuk memperoleh strategi peningkatan

skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota Padang

sebagai faktor penentu suatu usaha melakukan transformasi skala usaha dalam

meningkatkan profit dari kegiatan produksi yang dilakukan. Populasi ditentukan

berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Kementerian Koperasi dan UMKM

Republik Indonesia tahun 2010 yang memuat isi dari Undang-undang No. 20

tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan kriteria Biro Pusat

Statistik Indonesia tahun 2010. Lokasi penelitian ini berada di Kota Padang yang

23
terdiri dari 11 Kecamatan sebagai salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat

dengan sentra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) paling potensial.

Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota

Padang tahun 2016 menunjukkan terdapat sebanyak 43.759 unit UMKM. Seleksi

sampel menggunakan pendekatan tahapan-tahapan dengan prosedur pemilihan

anggota populasi tertentu (Multi-Stage Sampling Procedure) dengan jumlah

responden sampel penelitian sebanyak 175 unit UMKM.

Sejenisnya di Kota Padang dilakukan dengan mengadopsi tahapan perumusan

strategi menurut David (2010) yang terdiri dari tahap input, pencocokan, dan

keputusan, yaitu :

1. Tahap Input, peneliti membuat matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan

Evaluasi Faktor Eksternal (EFE). Matriks EFI mencakup kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki UMKM. Sedangkan peluang dan ancaman

perusahaan digambarkan dalam Matriks EFE.

2. Tahap Pencocokan, dilakukan dengan membuat Matriks SWOT untuk

mengembangkan 4 (empat) jenis strategi, yaitu strategi yang mencocokkan (a)

kekuatan dan peluang (SO strategies), (b) kelemahan dan peluang (WO

strategies), (c) kekuatan dan ancaman (ST strategies) dan (d) kelemahan dan

ancaman (WT strategies); dan

3. Tahap Keputusan, menggunakan teknik analisis Quantitative Strategic

Planning Matrix (QSPM) untuk mengevaluasi dan memilih strategi

berdasarkan nilai total terbesar. Nilai tersebut diperoleh dari perkalian bobot

dan nilai daya tarik (attractiveness score, atau AS) yang berkisar 1 s/d 4 (skor

24
1 = tidak penting, skor 2 = agak penting, skor 3 = cukup penting, dan skor 4 =

sangat penting).

1.2 Tabel Jumlah UMKM Kerupuk dan Sejenisnya Tahun 2017-2018

Jumlah UMKM Kerupuk Di Kota Padang


No
Kecamatan Jumlah Unit

1 Padang Barat 10.716

2 Padang Utara 6.445

3 Padang Timur 5.817

4 Padang Selatan 4.706

(Sumber : Polibisnis, Volume 10 No.2)

Pemerintah Kota Padang mendukung UMKM sektor pangan atau industri

kerupuk dan sejenisnya melalui RPJMD Kota Padang tahun 2013-2018 untuk

meningkatkan perekonomian daerah. Dalam Rencana strategis (Renstra) Kota

Padang juga berupaya mendorong perkembangan UMKM sektor pangan ini

menjadi salah satu ekonomi kreatif yang unggul, penguatan UMKM melalui

peningkatan kompetensi dan mutu SDM, perluasan aspek permodalan, jaringan

usaha/promosi untuk memberikan informasi produk UMKM. Salah satu potensi

yang dapat ditumbuhkembangkan di Kota Padang adalah wisata kuliner.

Umumnya kuliner tersebut selalu memunculkan berbagai jenis makanan kreatif

dan favorit yang memperhatikan berbagai kalangan usia mulai dari segmentasi

kaum muda sampai dengan orang tua. UMKM sektor pangan di Kota.

25
Padang secara umum sangat beragam mencakup produk yang

dapat dimakan langsung di tempat dan produk yang bisa disimpan dan dibawa.

Produk tersebut umumnya adalah makanan lokal khas Sumatera Barat yang sudah

lama dikenal oleh masyarakat di Indonesia, misalnya keripik balado, sanjai, rakik

maco, rakik udang, dakak-dakak, pisang salai, kerupuk jengkol, kerupuk jangek,

dan lain sebagainya. Pelaku UMKM sektor ini umumnya sudah memperhatikan

kemasan, terutama higienitas. Namun, dari sisi artistik masih perlu dikembangkan

agar menjadi produk dengan daya tarik tersendiri (eye catching). Proses produksi

dilakukan semi manual, dimana tenaga manusia masih dominan dan minim

dengan penggunaan alat atau teknologi mutakhir. Proses pengendalian mutu sudah

diterapkan pada UMKM pangan berdaya saing, dimulai dari pemilihan bahan

baku, proses produksi, dan produk akhir. Hal ini dilakukan agar kepercayaan

masyarakat terhadap mutu produknya dapat dipertahankan. Pola distribusi yang

dilakukan oleh sebagian besar UMKM sektor pangan di Kota Padang tidak

menggunakan perantara (direct selling) atau mendatangi pengecer seperti Toko

Keripik Christin Hakim, Rohana Kudus, Shirley, Mahkota, Umi Aufa Hakim, dan

lainnya karena biaya distribusi mahal dan kapasitas produksi yang masih rendah.

Pelaku UMKM juga telah banyak menggunakan promosi melalui media sosial dan

pameran UMKM di tingkat lokal maupun nasional. Area pemasaran masih

terbatas di satu kota atau kabupaten, namun ada juga yang keluar Kota Padang

dengan cara menjual produk secara online. Struktur organisasi di UMKM pangan

umumnya masih sangat sederhana, dimana pemilik sebagai pimpinan sekaligus

pekerja dan hanya memiliki 2 s/d 15 orang karyawan saja. Persyaratan khusus

26
bagi karyawan di UMKM pangan tidak ada, karena teknologinya pun relatif

sederhana berkapasitas rendah. Modal UMKM relatif rendah dimana pelaku usaha

banyak menggunakan modal sendiri dan dibantu dengan modal pinjaman koperasi

atau bantuan pemerintah. UMKM sektor ini menjadi lebih berkembang karena

adanya dukungan dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Padang antara lain

memberikan legalitas perijinan dengan menggratiskan Penerbitan Izin Pangan

Industri Rumah Tangga (PIRT) dan sertifikat halal, pelatihan pengemasan,

fasilitas mendapatkan HAKI (10-50 UMKM setiap tahunnya), dan mendorong

peningkatan kemitraan dengan mensinergikan bantuan dari Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD), fasilitasi pola kemitraan dengan retail modern seperti Rocky

Plaza, Basko Plaza, Plaza Andalas, dan Transmart.

F. Faktor Internal dan Eksternal UMKM Industri Kerupuk dan Sejenisnya di

Kota Padang

Secara umum skala usaha dari UMKM sektor pangan atau industri kerupuk

dan sejenisnya akan berkembang jika memiliki kekuatan dengan menggunakan

bahan baku lokal dengan produk yang memperhatikan merek, sertifikat halal, ciri

khas lokal, sesuai permintaan, pengembangan sistem pemasaran produk, dan

harga terjangkau. Namun demikian, perkembangan UMKM sektor pangan

terkendala oleh kelemahan UMKM itu sendiri, terutama dalam produktivitas,

yang dicirikan dari kapasitas rendah, kemasan kurang menarik, belum adanya

sistem jaminan mutu, modal terbatas, dan pemasaran masih bersifat lokal. Selain

itu, aspek mutu, formalisasi usaha, pemahaman terhadap pajak usaha, dan tingkat

pendidikan atau pelatihan pemilik usaha yang rendah dapat menghambat UMKM

27
meningkatkan skala (omzet dan profit) usahanya. Hal ini disebabkan karena

teknologi dan sistem jaminan mutu yang diimplementasikan belum optimal.

Faktor lain yang memengaruhi adalah peluang dan ancaman. UMKM pangan

sangat berpeluang untuk berkembang karena beberapa faktor eksternal, yaitu

potensi wisata kuliner, meningkatnya permintaan, dukungan dari berbagai pihak

seperti pemerintah/BUMN, swasta dan perguruan tinggi, dan institusi penelitian

dan pengembangan. Di lain pihak, UMKM pangan harus dapat mengantisipasi

adanya ancaman bahan subtitusi, persaingan produk yang sama, harga bahan baku

fluktuatif, dan kurangnya implementasi dari regulasi pemerintah serta pengaruh

kondisi perekonomian yang tidak stabil (tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai

tukar Rupiah).

Beberapa alternatif strategi yang telah dikembangkan kemudian dapat

diringkas menjadi dua hal yaitu tujuan pengembangan usaha dan inovasi usaha

UMKM sektor pangan atau industri kerupuk dan sejenisnya di Kota Padang.

Tujuan pengembangan usaha dapat diperbaiki melalui peningakatan sistem

pemasaran meliputi bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan 4P terdiri dari

product, place, price dan promotion serta segmentasi, target dan positioning

UMKM itu sendiri. Sedangkan aspek inovasi usaha akan berkaitan dengan

peningkatan skala usaha yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan UMKM

sejenis menuju industri kreatif atau diferensiasi dalam hal rasa, bentuk, kemasan,

dan harga. Kedua aspek utama tersebut erat kaitannya dengan adopsi atau

penerapan teknologi terapan, keuangan, dan inovasi produk kerupuk dan

sejenisnya dalam arti luas dan strategi yang memerlukan dukungan sumberdaya

28
manusia pemilik UMKM itu sendiri. Rumusan strategi tersebut kemudian dipilih

berdasarkan matriks QSPM menjadi tiga alternatif strategi, yaitu :

1. Peningkatan kerjasama untuk menjaga kontinuitas ketersediaan bahan bakuantar

daerah.

2. Strategi ketersediaan bahan baku untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal

lainnya, UMKM pangan perlu memperhatikan adanya produk substitusi yang dapat

menggeser keberadaanproduk pangan yang dihasilkan dan adanya pesaing yang

menghasilkan produksama, maka UMKM harus memiliki ciri khas produk pangan

yangdihasilkannya.

3. Pembangunan kawasan/sentra UMKM pangan.

4. Kawasan untuk UMKM pangan perlu terkonsentrasi di suatu wilayah

untukmemudahkan konsumen mencari lokasi dan memudahkan untuk

monitoringUMKM oleh pemerintah.

5. Peningkatan peran pemerintah daerah, dukungan pemerintah, swasta dan

PerguruanTinggi/Litbang Peran institusi lainnya sangat penting untuk mendukung

pengembanganUMKM pangan yang terencana dan berkesinambungan, khususnya di

ketigawilayah penelitian. Dalam hal ini, dukungan dari institusi lain dapat

disatukandengan program pengembangan potensi wilayah yang sebagian besar telah

mengembangkan wisata kuliner.

Tabel 1.3 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Padang,

29
2011‒2020

Wisatawan

Tahun Visitors Jumlah

Year Mancanegara Domestic Total

International Domestic

(1) (2) (3) (4)

2011 47 609 2 252 336 2 299 945

2012 53 368 2 965 807 3 019 175

2013 53 057 3 001 306 3 054 363

2014 54 967 3 199 392 3 254 359

2015 57 318 3 298 454 3 355 772

2016 58 903 3 632 820 3 691 723

2017 67 286 4 368 375 4 435 661

2018 71 054 5 076 581 5 147 635

2019 88 351 5 384 236 5 472 587

2020 21 660 2 562 966 2 584 626

(Sumber : Dinas Pariwisata Kota Padang)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

30
Dengan adanya Ekonomi Kreatif Usaha Menengah Kecil dan MIkro (UMKM) yang

mana salah satunya mengembangkan Kerupuk dan sejeninya yang ada di Kota Padang

akan mencoba mengubah ekonomi atau kebutuhan masyarakat setempat. Yang mana

setiap tahun jumlah wisatawan mancanegara dan domestik bertambah jika UMKM di

kembangkan maka usaha-usaha yang masyarakat buka akan terjual dengan baik. Dan

PAD (Pendapatan Asli Daerah) meningkat setiap tahunnya. Dinas Pariwisata Kota

Padang terdapat bidang Ekonomi Kreatif yang mana bidang ini mengembangkan dan

mendata apa saja UMKM yang ada di Kota Padang, selain itu Sumber Daya Manusia

juga di perhatikan oleh pihak Dinas Parwisata Kota Padang agar masyarakat setempat

memiliki mata pencarian atau sumber pendapatan.

Secara umum skala usaha dari UMKM sektor pangan atau industri kerupuk dan

sejenisnya akan berkembang jika memiliki kekuatan dengan menggunakan bahan baku

lokal dengan produk yang memperhatikan merek, sertifikat halal, ciri khas lokal, sesuai

permintaan, pengembangan sistem pemasaran produk, dan harga terjangkau. Namun

demikian, perkembangan UMKM sektor pangan terkendala oleh kelemahan UMKM itu

sendiri, terutama dalam produktivitas.

B. Saran

Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan kegiatan magang di Kantor Dinas

Pariwisata Kota Padang terdapat beberapa saran yang menjadi acuan penulis dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi perusahaan, penulis, dam pembaca.

Adapun saran-saran penulis adalah sebagai berikut :

31
1. Dengan adanya Ekonomi Kreatif yang baru dibentuk oleh Pihak Dinas Pariwisata Kota

Padang lebih banyak lagi data-data tentang sub sector yang nantinya diperlukan.

2. Bagi penulis hendanya lebih aktif dan memberikan yang terbaik selama masa magang

kepada instansi agar nama IAIN Bukittinggi dapat terjaga dengan baik

3. Bagi IAIN Bukittinggi hal ini dapat menjalin hubungan dengan instansi/perusahaan

sehingga dapat membantu mahasiswa/I dalam mendapatkan tempat magang atau

lowongan kerja dimasa yang akan datang

Demikian yang dapat penulis sampaikan, harapan penulis kepada seluruh pembaca

apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam laporan yang penulis lakukan, penulis

mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan

di masa yang akan datang.

32

Anda mungkin juga menyukai