BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
c. Membandingkan antara teori dan praktek yaitu penerapan teori dan mengetahui
relevansi materi sistem SKSO yang diberikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
d. Menambah wawasan SKSO, dan gambaran kerja yang sesungguhnya serta pengalaman
kerja.
e. Membiasakan diri sejak dini tentang suasana di dunia kerja yang sesunguhnya.
f. Mencari ilmu pengetahuan baru yang mungkin tidak didapatkan dibangku kuliah.
2
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
2. Metode lapangan, yaitu dengan mengadakan praktek langsung dan dibantu para
pembimbing secara langsung pada perangkat yang digunakan dalam operasional dan
pemeliharaan SKSO di PT. TELKOM AREA NETWORK SURABAYA TIMUR.
3. Metode analisa, yaitu menganalisa hasil kegiatan yang berupa pengukuran pada
perangkat yang digunakan dalam kerja praktek.
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang dan tujuan kerja praktek serta sasaran kerja praktek
dan sistematika penulisan laporan.
3
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
4
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
BAB II
PROFIL PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk
II.1 Pendahuluan
Seiring berjalannya waktu aktifitas manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang
semakin bertambah banyak. Semua aktifitas manusia tersebut menimbulkan berbagai
macam kebutuhan, termasuk kebutuhan untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan
manusia lainnya. Karena dengan berkomunikasi, manusia akan mendapatkan berbagai
informasi yang bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan kemajuan peradabannya.
Informasi-informasi tersebut meliputi ilmu pengetahuan, teknologi, kebijaksanaan, dan
strategi yang sesuai dengan perkembangan zaman, dimana informasi-informasi tersebut
tidak berada pada satu tempat sehingga dibutuhkan adanya komunikasi jarak jauh antar
tempat-tempat tersebut. Untuk itulah dibutuhkan sarana komunikasi yang dapat membuat
perbedaan jarak itu bukan menjadi suatu penghalang untuk mendapatkan informasi. Sarana
komunikasi tersebut antara lain telepon, teleks, faksimile, internet, telegram dan sarana
komunikasi lainnya.
5
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Setelah penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell maka pihak Belanda yang
berkedudukan di Indonesia juga merasa perlu mengadakan perkembangan dari telegraf
menuju ke telepon yang dilaksanakan pada tahun 1880. Pada masa itu sekitar tahun 1882,
pelayanan jasa telepon diselenggarakan oleh pihak swasta didaerah Jakarta, Jatinegara,
Semarang, dan Surabaya dimana di daerah-daerah yang lain belum mendapatkan pelayanan
jasa telepon.
Pada tahun 1906 sampai pada perkembangan pos dan telegraf diubah menjadi dinas
PTT (POS TELEGRAF dan TELEFOONDIENST) yang kemudian pada tahun 1907
pemerintah Belanda mengambil alih jaringan telepon dari pihak swasta yang ada di
Bandung, Garut, Sukabumi, Tasikmalaya, Madiun, dan Jakarta. Karena merasa perlu maka
pemerintah Belanda pada tahun 1910 mendirikan jaringan telepon lagi di Jambi dan
Palembang, kemudian pada tanggal 1 Agustus 1921 pemerintah Belanda mengambil alih
jaringan dari pihak swasta yaitu yang ada di Makasar. Sehingga hampir semua jaringan
telepon dikuasai oleh pemerintah Belanda kecuali jaringan telepon pihak PJKA.
6
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Menjadi perushaan milik Negara. Sehingga pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan
Perpu pengganti UU No. 19/1960 yang mengatur bentuk Perusahaan Negara. Tanggal 21
desember 1961 berdasarkan PP NO. 240/1961 yang dikeluarakan pemerintah maka PTT
diubah menjadi PN. POSTEL dan tahun1965 PN. POSTEL menjadi PN. POS dan GIRO
(PP No. 29/1965) dan PN.TELKOM (PP No. 30/1965). Hal tersebut dikarenakan
perusahaan Negara yang dibentuk berdasarkan Perpu No. 19/1965 dipandang sudah tidak
efisien lagi
7
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
8
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
BAB III
SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
III.1 Pendahuluan
Perkembangan Teknologi dalam bidang Telekomunikasi memungkinkan penyediaan
sarana Telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat,
aman, mempunyai kapasitas yang besar dalam menyalurkjan informasi.
Seiring dengan perkembangan Telekomunikasi digital maka kemampuan sistem
transmisi dengan menggunakan Teknologi serat optik semakin dikembangkan dengan
cepat, sehingga dapat menggeser penggunaan sistem transmisi konvensional dimasa
mendatang, terutama untuk media transmisi jarak jauh (long distance circuit).
Dampak dari perkembangann Teknologi digital adalah perubahan jaringan analog
menjadi jaringan digital baik dalam sistem Switching maupun dalam sistem Transmisinya.
Katerpaduan ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta
biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis. Sebagai sarana transmisi dalam jaringan
digital, Serat Optik berperan sebagai pemandu gelombang cahaya serat optik dari bahan
gelas atau silika dengan ukuran kecil dan sangat ringan, dapat melakukan informasi dalam
jumlah besar dengan rugi-rugi relatif rendah.
Dalam sistem komunikasi serat optik, informasi diubah menjadi sinyal optik (cahaya)
dengan menggunakan sumber cahaya LED atau Diode Laser.
Kemudian dengan dasar hukum pemantulan sempurna, sinyal optik yang berisi
informasi dilewatkan sepanjang serat sampai pada penerima, selanjutnya Detektor Optik
akan mengubah sinyal optik tersebut menjadi sinyal listrik kembali.
9
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
a. Pada tahun 1960, Maiman dari Hunges Airecraft menemukan LASER (Light
Amplication by Stimulated Emission of Radiotion), kemudian timbul pemikiran untuk
menggunakan cahaya sebagai alat komunikasi.
b. Sinar LASER karena karaakteristiknya, dapat diperlukan sama dengan seperti
gelombang elektromagnetik dan cukup baik digunakan untuk menyalurkan informasi.
c. Laser pertama kali dicoba sebagai alat komunikasi dengan cara memancarkan sinar
tersebut ke udara, namun percobaan ini gagal karena banyaknya gangguan seperti
hujan, angin, salju dan lain-lain sehingga percobaan serupa tidak pernah dilakukan lagi.
d. Percobaan selanjutnya dilakukan dengan memancarkan sinar Laser ke dalam BEAM
GUIDE (pipa) yang didalamnya dipasang lensa pada jarak tertentu, lensa tersebut
berfungsi untuk memfokuskan sinar Laser yang datang.
Dari hasil percobaan ini ternyata, rugi-rugi transmisi seperti pada butir 3 diatas dapat
diperkecil, namun akurasi letak lensa sepanjang BEAM GUIDE harus dijaga tetap,
karena bila ada perubahan atau pergeseran letak lensa (akibat benturan atau goncangan)
akan mengganggu perambatan sinar Laser tersebut.
Komunikasi dengan cara ini, tidak dipergunakan lagi karena tidak praktis serta
membutuhkan biaya mahal.
e. Dari bermacam-macam jenis Laser (Laser solid, liquid dan semikoduktor) maka
jenis Laser semikonduktor yang terbaik, meskipun umur operasionalnya pendek.
f. Pada tahun 1966, DR KAO melakukan percobaan dengan merambatkan sinar Laser
ke dalam Transparan Fiber. Namun cara tersebut hanya berhasil untuk jarak relatif
pendek. Hal tersebut disebabkan karena kurang sempurna proses pembuatan
Transparan Fiber, sehingga timbul rugi-rugi bahan yang dapat menghambat proses
perambatan cahaya didalamnya.
g. Pada tahun 1970, pabrik gelas Cording di Amerika Serikat berhasil membuat fiber
dengan bahan dasar silica yang mempunyai rugi-rugi bahan relatif kecil (± 20 dB/km),
sehingga sangat baik digunakan untuk komunikasi cahaya.
h. Bersamaan waktu dengan ditemukan silica sebagai bahan dasar fiber, umur
operasional Laser semikonduktorpun berhasil ditingkatkan menjadi 10.000 jam (oleh
Hayashi dan Panish).
10
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
11
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
12
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
f. Kapasitas tinggi
Kapasitas dalam menyalurkan informasi per cross section area sangat besar disamping
mempunyai bandwidth yang lebar (Broadband).
Sebagai contoh :
Kapasitas penyaluran per cross section area 100 x dibandngkan dengan multi pair cable
dan 10 x dibandingkan dengan coaxial cable.
g. Bebas induksi
Serat optik menggunakan bahan dasar silica yang pada dasarnya merupakan bahan
dielektrik yang sangat baik dan kebal terhadap induksi elektromagnet dan juga terhadap
kilat/petir.
h. Cross Talk rendah
Kemungkinan terjadinya kebocoran sinar antar serat optik sangat kecil, demikian pula
kebocoran akibat masuknya sinar dari luar kemudian ikut merambat dalam serat optik.
i. Tahan temperatur tinggi
Bahan silica mempuyai titik leleh ± 1900º C dan ini sangat jauh diatas titik leleh capper
dan plastik. Sangat ideal bila dipergunakakn sebagai sarana komunikasi pada daerah
yang rawan terhadap tenperatur tinggi.
j. Tidak menimbulkan bunga api
Pada titik sambung tidak mungkin terjadi bunga api (discharge), oleh karenanya sangat
ideal bila digunakan pada tempat-tempat yang peka terhadap ledakan/kebakaran.
k. Tidak dapat dicabangkan
Serat optik mempunyai ukuran sangat kecil/sangat tipis. Oleh karenanya sangat sulit
bahkan tidak mungkin untuk dicabangkan. Bila harus dicabangkan maka harus
dilakukan perubahan terlebih dahulu dari sinyal optik ke sinyal elektrik.
l. Tidak menggunakan bahan tembaga
Serat optik menggunakan bahan silica yang tidak mengandung unsur logam bahkan
serat optik yang menggunakan Multicomponent Glass, unsur campuran logam (copper)
sangat kecil. Tembaga hanya digunakan sebagai pelapis pelidung pada kabel fiber optic
untuk komunikasi kabel laut dan sebagai lewatnya arus DC untuk mencatu tegangan
pada repeater-repeater di bawah laut.
13
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
m. Rapuh
Meskipun rapuh, namun masih mempunyai daya peregangan kurang lebih sebesar 5%
untuk menghindarkan kerusakan serat optik pada waktu pemasangan/penarikan, maka
pada waktu disusun menjadi kabel optik diberi penguat.
14
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
15
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
E = H/V
Dimana : H = konstanta Planck (6,0625. 10-34)
V = kecepatan Foton (C/λ)
E = energi Foton
Susunan dan prinsip dari dsebuah photodiode adalah :
b. Detector Optic APD (Avalanche Photodiode)
Dapat menghasilkan lebih dari satu pasang elektron tunggal melalui ionisasi. APD
biasa digunakan untuk sistem yang memerlukan sensitifitas tinggi, sedangkan PIN
digunakan untuk sistem yang memerlukan sensitifitas rendah.
4. Rangkaian Penguat
Berfungsi untuk menguatkan sinyal elektrik sesuai dengan sinyal elektrik yang
ditransmisikan.
16
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Keterangan :
1. Core (inti)
Core berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya.
Core terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas sangat tinggi. Ada juga yang terbuat
dari hasil campuran silica dan glass. Sebagai inti, core juga tempat merambatnya
cahaya pada serat optik. Memiliki diameter 10 µm - 50 µm. Ukuran core
mempengaruhi karakteristik dari serat optik.
2. Cladding (lapisan)
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat merambat ke
ujung lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya dapat merambat dalam core serata
optic. Cladding terbuat dari bahan gelas. Dengan indeks bias yang lebih kecil dari
core.Cladding merupakan selubung dari core. Diameter cladding antara 5 µm – 250
µm. Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan
cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis).
3. Coating (jaket)
Coating berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optik dan identitas kode
warna.Terbuat dari bahan plastic. Berfungsi untuk melindungi serat optik dari
kerusakan.
17
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
18
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
19
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
• Harganya lebih mahal dari serat optik Multimode Step Index karena proses
pembuatannya lebih sulit.
20
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Untuk jenis single mode ini ada beberapa spesifikasi yang umum digunakan. Yaitu
G652, G653, G665, G662.
V=C/n
dimana :
V = kecepatan rambat cahaya pada media
C = kecepatan rambat cahaya pada ruang hampa
n = indeks bias media yang dilalui berkas cahaya
b. Numerical Aperture (NA)
21
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Numerical Aperture adalah ukuran atau besarnya sinus sudut pancaran maksimum
dari sumber optik yang merambat pada inti serat yang cahayanya masih dapat
dipantulkan secara total, dimana nilai NA juga dipengaruhi oleh indeks bias core
dan cladding. Besarnya nilai NA dapat diperoleh dengan rumus :
dimana :
NA = Numerical Aperture
θ = sudut cahaya yang masuk dalam serat optik
n1 = indeks bias core
n2 = indeks bias cladding
c. Dispersi
Dispersi adalah suatu berkas cahaya yang melintas didalam serat optik dengan
mode, kecepatan atau panjang gelombang yang berbeda. Dispersi dapat menyebabkan
pelebaran pulsa pada pulsa cahaya yang ditransmisikan pada serat optik sehingga
mengakibatkan jumlah pulsa/satuan waktu (bit rate) dan jarak menjadi terbatas.
Dispersi dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Dispersi Intermodal
Bila pada suatu serat step indaks dimasukkan impulse cahaya monokromatis dan hanya
dua mode yang ditransmisikan, menyebabkan perbedaan jalur yang dilewati impulse
22
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
tersebut akan sampai diujung serat pada saat yang berbeda. Jika kedua impulse tersebut
digabungkan, akan terlihat adanya suatu pelebaran pulsa yang dikenal sebagai dispersi
modal/multimode. Pada serat multimode step indeks, cahaya yang masuk terbagi dalam
beberapa mode yang merambat dengan kecepatan yang berbeda. Sedangkan pada graded
indeks, perbedaan kecepatan rambat antar mode relatif kecil. Hal ini disebabkan adanya
peningkatan kecepatan dari mode orde yang mempunyai sudut datang yang lebih besar
sehingga dapat mengkompensasi perbedaan lintasan. Hal tersebut dapat menyebabkan
penurunan pulsa, sehingga berpengaruh pada bandwidth (semakin mengecil).
b. Dispersi Kromatik
Impulse cahaya yang melintas diserat optik terdiri atas berbagai macam warna
yang merambat dengan kecepatan yang berbeda sehingga menyebabkan terjadinya
pelebaran pulsa cahaya pada ujung serat. Jadi pelebaran impulse tersebut dipengaruhi
oleh lebar spektrum cahaya dari sumber optik. Efek tersebut disebut dengan dispersi
kromatik. Jika kecepatan data bertambah, durasi T (periode) berkurang maka impulse
akan saling tumpang tindih (overlap) sehingga tidak bisa dikenali lagi (cacat). Hal
tersebut mengakibatkan kecepatan sinyal cahaya yang ditransmisikan menjadi
terbatas.
Dispersi kromatik dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Dispersi Material
Dispersi ini disebabkan adanya perbedaan kecepatan rambat cahaya (indeks
bias suatu material merupakan fungsi dari panjang gelombang).
b. Dispersi Waveguide
Dispersi ini trejadi karena variasi waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke
ujung serat optik dan disebabkan oleh perbedaan panjang gelombang. Dispersi ini
nilainya relatif lebih kecil dibandingkan dispersi jenis lain.
c. Penghamburan Rayleigh (Rayleigh Scattering)
Peristiwa ini terjadi karena adanya berkas cahaya yang meengenai suatu materi
dalam serat optik yang kemudian menghamburkan\memancarkan berkas-berkas
cahaya tersebut ke segala arah. Hal ini disebabkan ketidak homogenan materi yang
23
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
terdapat dalam serat optik tersebut yang mempunyai sifat menghamburkan suatu
berkas cahaya.
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
24
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Berkas cahaya yang datang tegak lurus pada suatu bidang permukaan yang
merupakan batas antara udara (n 0 = 1) dengan inti serat optik. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut :
25
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
BAB IV
SISTEM KONFIGURASI SERAT OPTIK
26
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
27
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
• Receive Unit tidak menerima sinyal input (misalnya kabel putus) dan atau
terjadi gangguan pada rangkaian PLL (Pembangkit Sinyal Clock 167.117 KHz)
dengan menyalakan lampu LED alarm “REC”.
• Receive Unit tidak menerima sinyal input (misalnya kabel putus) dengan
menyalakan lampu LED alarm “LIS”. Kedua sinyal alarm tersebut dikirim ke
Sistem Alarm Unit (SAU), sedangkan sinyal alarm “LIS” selain dikirim ke
SAU juga diteruskan ke Multiplexer.
• FL-IC pada Unit 5B/6B DECODER sebagai sinyal LIS-GO direction (LIS-
G).
• FL-IC pada Unit TRANSMIT sebagai sinyal LIS return direction (LIS-R)
yang membuat LASER Switch Off (mati).
f. Mendeteksi sinyal Optical Service Line Order Wire.
5. Unit 5B/6B Decoder berfungsi :
a. Mengubah sinyal 167.117 Kbit/s menjadi sinyal CMI 139.264 Kbit/s.
b. Mendeteksi error rate dari sinyal input.
c. Memproses sinyal FL 1.000 Bd yang diterima dari Unit Receive untuk
diteruskan ke perangkat FAULT LOCATING 8TR680/FL.
d. Memberikan indikasi alarm apabila :
• Terjadinya gangguan pada Unit 5B/6B DECODER dengan menyalanya
lampu LED Alarm ”5B/6B”.
• Nilai EBER > 106 dengan menyalanya lampu LED Alarm “EBER > 106 “.
• Nilai EBER > 103 dengan menyalanya lampu LED Alarm “EBER > 103 “.
Ketiga alarm tersebut dikirim ke Sistem Alarm Unit (SAU).
6. Unit AIS Generator berfungsi :
a. Membangkitkan sinyal clock 46.421,23 KHz yang dicatukan ke CMI
DECODER.
28
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
b. Memberikan indikasi alarm apabila salah satu atau lebih tegangan outputnya
tidak ada, dengan menyalanya lampu LED Alarm dan mengirimkan sinyal alarm ke
SAU.
8. Sistem Alarm Unit (SAU) berfungsi :
• Menerima sinyal-sinyal alarm dari masing-masing sinyal alarm OLTE
8TR648 apabil terjadi gangguan, memproises sinyal-sinyal alarm tersebut untuk
diteruskan ke perangkat Supervisory dan menginstruksikan Unit CMI CODER dan
5B/6B CODER untuk mengirimkan sinyal AIS 139.264 Kbit/s.
• Untuk menginstruksikan lokasi gangguan dengan memproses 10 jenis alarm
kedalam “8 bit alarm word” dan mengirimkan ke FL-IC 5B/6B DECODER.
• Membangkitkan test sinyal “Fault Locating” atau “Outside FL Test Signal”
dan mengirimkan ke Unit 5B/6B CODER berdasarkan instruksi “Remote FL Test
Command” yang diterima dari perangkat ANCILLARY 8TR680 atau secara
manual dengan memindahkan U-Link dari X4 ke X3 yang ada pada bagian depan
unit.
29
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
BAB V
PENGUKURAN DAN PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK
30
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
OTDR berfungsi juga untuk mengetahui redaman serat, loss sambungan, loss
konektor dan lokasi gangguan / letak titik putus serat optik seperti pada
gambar/display.
Dalam pemeliharaan :
• Pengecekan periodik untuk memastikan tidak ada degradasi serat
• Melokalisir gangguan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
OTDR memancarkan pulsa-pulsa cahaya dari sebuah sumber dioda laser
kedalam sebuah Serat Optik.
Sebagian sinyal-sinyal dibalikan ke OTDR, sinyal diarahkan melalui
sebuah coupler ke Detektor Optik dimana sinyal tersebut diubah menjadi
sinyal listrik dan ditampilkan pada layar CRT.
OTDR mengukur sinyal balik terhadap waktu.
• Waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan cahaya dalam serat
digunakan untuk menghitung jarak atau l = v x t/2
• Tampilan OTDR menggambarkan daya relatif dari sinyal balik
terhadap jarak.
31
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
32
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
V.1.1.4 Agar OTDR dapat bekerja dengan baik, harus dihindari lokasi sebagai berikut :
• Vibrasi yang kuat.
• Kelembaban yang tinggi atau kotor (debu).
• Dihadapkan langsung ke matahari.
• Daerah gas reaktif.
V.1.1.5 Sebelum bekerja dengan OTDR :
• Perhatikan spesifikasi teknik yang dimiliki perangkat.
33
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
34
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
• Untuk menganalisa rugi-rugi tersebut, tekan tombol ENTER dan pilih menu
SCAN → ANALYSIS.
• Simbol-simbol diatas sumbu horisontal menunjukkan jenis-jenis losses
yang terjadi disepanjang saluran.
h. Untuk memberi keterangan hasil pengukuran, tekan tombol ENTER dan pilih
menu file → trace info, kemudian beri identitas pada masing-masing point
dengasn menekan tombol enter, misal :
1. Cable ID : JALUR TIMUR
2. Fiber ID : 25
3. Orig. Loc : RUNGKUT
4. Term. Loc : CERME
5. Operator : TEGUH
i. Untuk menyimpan hasil pengukuran, tekan tombol ENTER, pilih menu file →
Save As.
j. Untuk mencetak hasil pengukuran tekan tombol ENTER, pilih menu file →
print.
35
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
36
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
V.1.2.1 Pengukuran kabel serat optic dengan menggunakan Laser Source dan Power
Meter.
A. Alat-alat yang digunakan :
37
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
38
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
saluran antara terminal A dan terminal B adalah sebesar -20 dBm, sehingga
dapat dihitung jarak dari terminal A sampai terminal terminal B, yaitu sebesar ±
66,67 km.
⇒ Penyambungan serat.
Pertama yang harus dilakukan adalah penanganan sarana sambung kabel ( SSK ) lalu
penyambungan serat.
• PENYAMBUNGAN KABEL (PENANGANAN CLOSURE)
- Jenis penyambungan (Sarana Sambung Kabel) kabel :
UCSO 4-6 ( Universal Closure Serat Optik ).
- Fungsi sarana sambung kabel (closure) adalah untuk melindungi dan
menempatkan tray agar terhindar dari pengaruh mekanis.
• SARANA SAMBUNG KABEL
Syarat yang harus dipenuhi, yaitu harus mampu melindungi fiber dari gangguan
alam dan mekanis seperti :
* Air * Tension
* Panas * Bending / Tekukan
* Getaran * Reaksi kimia
39
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
40
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Gambar 3. Diameter core tidak sama Gambar 4. Diameter core tidak center
⇒ Kualitas penyambungan.
41
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
2. Kualitas penyambungan
Untuk mendapatkan hasil penyambungan yang baik harus diperhatikan :
⇔ Kualitas kabel sesuai spesifikasi.
⇔ Alat sambung yang baik.
⇔ Lingkungan harus bersih.
⇔ Jointer harus berpengalaman.
BAB VI
PEMELIHARAAN PERANGKAT DAN JARINGAN KABEL OPTIK
I. PEMELIHARAAN RUTIN
Pemeliharaan rutin dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pemeliharaan Rutin Perangkat SKSO / OLTE, meliputi :
Pemeliharaan Harian : Check-list Perangkat OLTE.
Pemeliharaan Mingguan :
Agar peralatan dan material kerja siap pakai, perlu dilakukan pemeliharaan
setiap minggu satu kali yang meliputi pengecekan, pengetesan dan pembersihan
fisik antara lain sebagai berikut :
a.Alat sambung kabel serat optik (splicer).
b. Alat ukur kabel serat optik (OTDR).
42
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
c.Generator Set.
d. Mobil SKSO.
e.Alat komunikasi (Talk Set).
f. Power Meter.
g. Sarana penunjang lainnya.
Pemeliharaan Bulanan :
1. Pengecekan Manhole/Handhole
Untuk menghindari gangguan pada titik sambung (joint closure) akibat
masuknya air/lumpur pada Manhole/Handhole dan menghilangnya tanda-tanda
yang terdapat pada kabel pada Manhole/Handhole perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Bersihkan/kuras Manhole/Handhole yang terdapat pda titik sambung
kabel optik secara rutin sesuai jadwal pemeliharaan.
b. Cek kondisi stopper yang menutupi lubang-lubang polongan, bila
terjadi penyimpangan segera diadakan perbaikan untuk mencapai kondisi
seharusnya.
c. Cek kondisi kabel dan penyangga kabel beserta aksesorisnya, bila ada
yang kurang/terlepas segera diperbaiki/diganti.
d. Mengganti tanda pada kabel jika tanda pada kabel yang sebelumnya
hilang, untuk mempermudah mengetahui jenis kabel yang ada pada
Manhole/Handhole tersebut.
e. Cek kondisi tutup Manhole/Handhole bila ada yang rusak atau catnya
kusam segera diganti/dicat ulang.
f. Sehabis bekerja pada Manhole/Handhole jangan kupa menutup
kembali tutup Manhole/Handhole dengan rapat dan sempurna.
g. Memberi tanda berupa patok pada Manhole/Handhole yang berada
pada posisi rawan, persawahan dan perbukitan.
2. Patroli Kabel Serat Optik Tanah (Buried Cable)
43
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
44
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
b. Pengecatan tiang menggunakan cat warna hitam dengan strip putih 0,5
m dan berjarak 1,5 m dari tanah.
c.Memperbaiki posisi tiang yang miring agar kembali tegak.
d. Pengecatan jembatan kabel dengan warna silver dan diberi pengaman
kawat berduri yang melingkar disepanjang pipa jembatan.
e.Pengecatan rambu-rambu rute kabel.
f. Kencangkan/ganti tembarang.
Pemeliharaan 6-Bulanan :
Pengukuran core yang kosong dilakukan dua kali dalam setahun yang meliputi :
a. Mendeteksi penigkatan loss kabel (dB/km).
b. Mendeteksi peningkatan loss pada titk sambung.
c. Mendeteksi kerusakan fisik serat optik (lokalisir gangguan).
• Pemeliharaan Tahunan :
a.Pengukuran Optical Output Power.
b. Pengukuran BER (Bit Error Rate).
c.Alarm test.
d. Pengukuran Sensitivitas dan Margin Receiver.
e.
45
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
2. Pemeliharaan mingguan
Pembersihan perangkat luar
• Tegangan dan arus output CTE
3. Pemeliharaan 2 mingguan
• Penggantian kertas recorder
4. Pemeliharaan 3 bulanan
• Pengukuran tegengan input output power supply
• Pemeriksaan fungsi alarm
• Pengaturan level alarm
5. Pemeliharaan tahunan
• Karakteristik tegengan dan arus output
46
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
• Pemeliharaan 3 Bulanan
- Pengukuran tegangan output power supply
- Pemeriksaan fungsi alarm
- Pemeriksaan fungsi perangkat RSE
Pemeliharaan 6 Bulanan
- Pemeliharaan panel SIG / SV-1
- Pemeliharaan panel BER / SIV-1
• Pemeliharaan Tahunan
- Penggantian kertas printer
- Penggantian pita printer
47
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Selama melakukan Kerja Praktek di PT.Telkom Area Network Surabaya Timur, kami
mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah kami
dapat di bangku perkuliahan. Tentunya pengetahuan yang kami dapatkan berkaitan dengan
Sistem Komunikasi Serat Optik yang dewasa ini merupakan salah satu teknologi komunikasi
yang berkembang sangat pesat, bahkan akan menjadi trend sebagai media penyalur data untuk
komunikasi yang akan datang.
48
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
Tidak salah kiranya apabila kami mengambil Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)
sebagai objek Kerja Praktek., karena SKSO mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
dengan sistem komunikasi lainnya, seperti Komunikasi Satelit (KOMSAT), Sistem Radio
GMD, dan sistem-sistem komunikasi lainnya.
Hal inilah yang perlu dikaji dan dilakukan terobosan baru dalam Sistem Komunikasi
Serat Optik. Setelah kami menyelesaikan laporan Kerja praktek ini, selanjutnya kami dapat
mengambil kesimpulan, yaitu :
1. Serat Optik terdiri dari Core, Cladding,, dan Coating.
2. Sumber cahaya yang biasa digunakan dalam Serat Optik adalah LD (Laser Diode) dan
LED (Light Emithing Diode).
3. Kelebihan penggunaan Serat Optik dibandingkan dengan media transmisi yang lainnya
antara lain :
• Redaman transmisi sangat kecil.
• Mempunyai bidang frekuensi yang lebar yaitu 1013 sampai 1016.
• Ukuran fisiknya kecil dan ringan.
• Kebal terhadap gangguan gelombang Elektromagnetik.
• Dapat menyalurkan informasi Digital dengan kecepatan yang sangat tinggi yaitu
sama dengan kacepatan cahaya (3.108 m/s).
• Kerahasiaan informasi terjaga dengan baik.
• Tidak berkarat dan tidak memiliki Crosstalk.
4. Kerugian penggunaan Serat Optik dibandingkan dengan media transmisi yang lainnya
antara lain:
• Konstruksi Serat Optik cukup lemah, maka dalam pemakaiannya diperlukan lapisan
penguat sebagai proteksi.
• Karakteristik transmisi dapat berubah jika terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.
• Tidak dapat dilewati arus listrik sehingga tidak dapat memberi catuan pada
pemasangan repeater.
• Relatif sulit pada saat instalasi Kabel Serat Optik.
5. Perawatan jaringan Serat Optik dapat dikategorikan sebagai berikut :
49
Laporan Kerja Praktek di PT. Telkom Area Network Surabaya Timur Divisi INFRATEL
• Perawatan rutin, yaitu perawatan yang dilakukan setiap jangka waktu tertentu secara
rutin. Perawatan ini meliputi pengecekan semua perangkat pada tiap Terminal dan
Repeater.
• Perawatan dadakan, yaitu perawatan yang dilakukan apabila ada Kabel Optik yang
putus, perawatan ini meliputi penyambungan kabel dan pengetesan pada terminal
terdekat.
6. Pada saat proses Splicing sangat dibutuhkan kesabaran dan ketelitian karena proses ini
membutuhkan waktu yang lama dan Core yang telah dikupas harus dibersihkan sampai
nilai lossnya mencapai nilai Loss maksimum yang diizinkan.
7.2 Saran
1. Praktek kerja sebaiknya tidak hanya dilakukan di lingkungan kantor saja, tetapi juga
dilakukan di lapangan.
2. Jika melaksanakan Trouble Shooting di lapangan, sebaiknya praktikan yang melaksanakan
Kerja Praktek diikutsertakan., sehingga para praktikan tersebut bisa mendapatkan
pengalaman tentang cara mengatasi Trouble Shooting secara langsung.
3. PT. TELKOM sebaiknya lebih mempererat hubungan kerjasama dengan pihak sekolah
atau instansi terkait, terutama dalam pembinaan pendidikan (Education).
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat kami sampaikan, semoga berkenan dan
dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya dalam upaya meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan PT.TELKOM kepada masyarakat, serta agar Sistem Komunikasi Serat
Optik bisa berkembang lebih pesat dalam memudahkan komunikasi di dunia global pada
umumnya.
50