Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI PT TELKOM


STO PALAPA KUPANG

Oleh

1. JANUARIUS Y. N. HENAKIN (1806030104)

2. RONY P. M. SITORUS (1806030231)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

SEPTEMBER 2021
ABSTRAK

SISTEM JARIMGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI PT TELKOM STO


PALAPA KUPANG
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : SISTEM JARINGAN FTTH (Fiber To The Home) DI PT TELKOM PALAPA


KUPANG

NAMA : JANUARIUS Y. N. HENAKIN (1806030104)

RONY P. M. SITORUS

Laporan kerja praktek ini telah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal.... bulan.....
tahun 2021 oleh :

DOSEN PEMBIMBING PEMBIMBING LAPANGAN

SARLINCE O. MANU, ST.MT

Mengetahui

KETUA PRODI TEKNIK ELEKTRO

DON E. G. D. POLO, ST.MT


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberi
rahmat-Nya yang melimpah kepada kita semua, sehingga saya dapat menyusun Laporan kerja
praktek dengan judul “Sistem Jaringan FFTH pada PT. Telkom Sto Palapa Kupang”.

Tujuan dari penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah untuk melengkapi persyaratan
perkuliahan di Prodi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana.
Tentunya penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu pada
kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan kerjasamanya dalam penyusunan laporan ini, diantaranya :

1. Bapak Don E. G. F. Polo, ST.MT selaku Ketua prodi Teknik Elektro


2. Ibu Sarlince O. Manu, ST. MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek
3. Bapak ... selaku Manager Access optima dan Maintenance
4. Bapak ... selaku Pembimbing Lapangan
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan laporan ini

Dalam penyusunan laporan ini, masih banyak kekuarangan dan kesalahan, oleh
karena itu mohon kepada semua piha yang membaca atauoun membantu penyusunan laporan
ini memberi kritik dan saran yang membangun sehingga laporan ini bisa diprbaiki dalam
tugas berikutnya

Kupang, 2021

Januarius & Roni Sitorus


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Kerja Praktek (KP) ini adalah mata kuliah wajib mahasiswa Program Studi Teknik
Elektro Universitas Nusa Cendana Kupang dengan bobot satu Satuan Kredit Semester (SKS).
Dengan adanya KP mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang didapatkan di
perkuliahan serta mendapatkan pengetahuan yang lebih tentang dunia kerja. KP juga
menuntut mahasiswa untuk belajar dan melihat secara langsung pekerjaan yang ada di
lapangan, untuk memperluas wawasan dan bagaimana menyelesaikan masalah pada dunia
kerja nantinya. Untuk itu diharapkan dapat menunjang pengetahuan mahasiswa sehingga
dapat menjadi sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan di era modern.
Pesatnya perkembangan sistem telekomunikasi saat ini, kebutuhan akan informasi dan
hiburan yang memiliki kinerja tinggi sangat dibutuhkan. Untuk itu jaringan kecepatan tinggi
diperlukan untuk mendukung kinerja ini. Jaringan yang mampu memberikan kinerja terbaik
adalah fiber optic. Salah satu penyedia layanan telekomunikasi yang menggunakan sistem
fiber optic yaitu FTTH (Fiber To The Home) di Kota Kupang adalah PT Telkom STO Palapa.
Untuk mengetahui tentang sistem jaringan fiber optic maka topik yang akan dipelajari
pada kerja praktek ini yaitu “Sistem Jaringan FTTH (Fiber To The Home) di PT Telkom STO
Palapa Kupang. Dengan kerja praktek ini diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan ilmu
dan memberi manfaat pada masyarakat.

1.2 Batasan Masalah


1. Membahas gambaran Arsitektur FTTH (Fiber To The Home) dari sentral ke
pelanggan beserta perangkat yang digunakan pada PT Telkom Palapa
2. Membahas sistem konfigurasi pada
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Arsitektur perangkat FTTH (Fiber to the Home) dari sentral ke
pelanggan secara umum.
2. Mengetahui konfigurasi beserta peralatan yang digunakan pada layanan FTTH di
pelanggan.
1.4 Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan antara lain:
1. Metode Literatur yaitu menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan Sistem
konfigurasi fiber optic sebagai sumber referensi.
2. Metode Interview yaitu dengan bertanya dan berdiskusi dengan pengawas atau teknisi
lapangan
3. Metode Persuasif yaitu dengan cara pendekatan dengan para teknisi Telkom Palapa
Kupang untuk mendapatkan data pendukung.

1.5 Sistematika penulisan


Sistematika yang dipakai dalam penulisan proposal ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA PRAKTEK
Berisi tentang gambaran umum perusahaan tempat dilaksanakannya Kerja Praktek beserta
struktur kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori-teori dasar yang berhubungan dengan system konfigurasi FTTH
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi pembahasan tentang gambaran umum konfigurasi fisik jaringan fiber optik pada
PT. Telkom Akses Kupang
BAB V PENUTUP
Berisi Kesimpulan dan Saran
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA PRAKTEK

2.1 PT. Telkom Indonesia


A. Profil Perusahaan
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom Indonesia atau
Telkom saja adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan
jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Pada awalnya dikenal sebagai
sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraph atau dengan nama
“Jawatan”. Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel), PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional
maupun internasional. Pada tanggal 14 November 1995 diresmikan PT. Telekomunikasi
Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi,
dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang
berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai perusahaan milik Negara yang sahamnya
diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas perusahaan adalah
Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan sisanya dikuasai oleh publik.

B. Visi dan Misi


Visi : “Menjadi Perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan
Telecommunication, Information, Media, Edutaintment and Service (TIMES) di kawasan
regional”.
Misi :  Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang
kompetitif.
 Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

2.2 PT. Telkom Akses


A. Profil Perusahaan
PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk (Telkom) yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Telkom. PT.
Telkom 17 Akses didirikan pada tanggal 12 Desember 2012. PTTA bergerak dalam
bisnis penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan.
Pendirian PTTA merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk terus
melakukan pengembangan jaringan broadband untuk menghadirkan akses informasi
dan komunikasi tanpa batas bagi seluruh masyarakat Indonesia. Telkom berupaya
menghadirkan koneksi internet berkualitas dan terjangkau untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bersaing di level dunia. Saat ini
Telkom tengah membangun jaringan backbone berbasis fiber optik maupun Internet
Protocol (IP) dengan membangun 30 node terra router dan sekitar 75.000 km kabel
fiber optik. Pembangunan kabel fiber optik merupakan bagian dari program Indonesia
Digital Network (IDN) 2015. Sebagai bagian dari strategi untuk mengoptimalkan
layanannya, Telkom mendirikan PT. Telkom Akses.
Kehadiran PTTA diharapkan akan mendorong pertumbuhan jaringan akses
broadband di Indonesia. Selain instalasi jaringan akses broadband, layanan lain yang
diberikan oleh PT. Telkom Akses adalah Network Terminal Equipment (NTE), serta
jasa pengelolaan operasi dan pemeliharaan jaringan akses broadband.
B. Visi dan Misi
Visi : “Becoming World Class Access Network Services”
Misi : “Providing Excellent and Efficient Access Network Deployment Managed
Service To Deliver Best Value For Stakeholders”
C. Struktur Operasional Kerja PT. Telkom Akses Kupang
PT. Telkom Kupang daerah Witel NTT (Wilayah usaha Telekomunikasi Nusa
Tenggara Timur) terbagi atas sejumlah anak perusahaan, dan beberapa yang
beroperasi di Kupang antara lain :
1. PT. Telkom Plaza (Customer Service) yang berlokasi di jalan Urip Sumoharjo
no.11 Merdeka Kecamatan Kota Lama.
2. PT. Telkom Arnet yang berlokasi di jalan Palapa Oebobo.
3. PT. Telkom Akses yang berlokasi di jalan W. J. Lalamentik no.93 Oepoi.
4. PT Telkom Wintel Kupang yang berlokasi di jalan W. J. Lalamentik no.93 Oepoi

Penulis mengajukan surat ke PT. Telkom Kupang dan di tempatkan pada PT. Telkom
Akses.
Berikut ini merupakan Struktur Organisasi PT. Telkom Kupang :
PT. Telkom Akses Kupang memiliki 4 Tim Lapangan yang mendukung Pengelolaan
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Akses Broadband, yaitu :
 Tim Provisioning Type 1 (PT-1) Tim yang biasa di sebut dengan Tim PSB ini
menmpunyai Melakukan pengadaan berupa instalasi kabel dari ODP (Optical
Distribution Point) yang tersedia sampai ke rumah pelanggan.
 Tim Provisioning Type 2 (PT-2) Melakukan pengadaan berupa pemasangan ODP
baru sampai dengan instalasi kabel drop ke pelanggan. ODP dipasang pada saat ada
permintaan pelanggan di rute kabel distribusi FTTH (Fiber to the Home).
 Tim Provisioning Type 3 (PT-3) Pengadaan dilakukan dari pemasangan kabel
distribusi baru, pemasangan ODP sampai dengan instalasi kabel drop ke pelanggan
(Pembuatan rute baru dikarenakan rute habis secara kapasitas)
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Fiber Optic

Fiber optic adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi
dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi
lainnya, maka pada fiber optic gelombang pembawanya tidak merupakan gelombang
elektromagnet atau listrik, akan tetapi merupakan sinar/cahaya laser. Pada fiber optic
gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi. Sinyal listrik ini dibawa
oleh gelombang pembawa cahaya melalui fiber optic dari pengirim menuju alat penerima
yang terletak pada ujung lainnya dari serat.

Modulasi gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik menjadi
gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik
pada penerima. Pada pengirim, sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang
suara. Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat
dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic
pada setiap ujung fiber optic. Proses pengiriman sinyal pada fiber optic menggunakan
perambatan cahaya.

Fiber optic juga banyak digunakan pada berbagai sistem komunikasi kabel laut
sehingga kabel fiber optic dipasang di dasar samudera yang menghubungkan berbagai kota di
berbagai negara, selain itu juga dimanfaatkan pada LAN (Local Area Network) atau pun pada
WAN (Wide Area Network).

Gambar Fiber Optic

Keterangan :
1. Core (inti): Berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke
ujung lainnya. Memiliki diameter 2 µm- 50 µm. Ukuran core mempengaruhi
karakteristik dari serat optic.

2. Cladding (lapisan): Berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar


dapat merambat ke ujung lainnya. Diameter cladding antara 5 µm–250 µm.

3. Coating (jaket): Berfungsi sebagai pelindung mekanis pada serat optic dan
identitas kode warna. Terbuat dari bahan plastik.

3.2 Perambatan Cahaya dalam Fiber Optic

Secara umum, perambatan cahaya dalam fiber optic dibagi atas 3, yaitu :

Gambar perambatan cahaya Fo

1. Sinar merambat lurus sepanjang sumbu fiber optic dan tidak mengalami
refleksi dan refraksi.

2. Sinar dipantulkan dan merambat sepanjang fiber optic melalui pantulan-


pantulan (mengalami refleksi) karena sudut datang lebih besar dari sudut kritis.
3. Sinar dibiaskan keluar dari inti (mengalami refraksi) karena sudut datang lebih
kecil dari sudut kritis.

Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai perambatan cahaya dalam fiber optic,
yaitu [4]
:
1. Cahaya dapat merambat dalam fiber optic melalui sejumlah lintasan yang berbeda.
2. Lintasan cahaya yang berbeda-beda ini disebut mode dari suatu fiber optic.
3. Ukuran diameter core, besarnya sudut datang dan indeks bias menentukan
jumlah mode yang ada dalam suatu fiber optic.
3.3 Jenis-jenis Fiber Optic

3.3.1 Single Mode Step Index

Pada jenis single mode step index baik core maupun claddingnya dibuat dari bahan
Silica Glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari claddingnya dibuat demikian agar rugi-
rugi transmisi berkurang akibat fading seperti pada gambar berikut.

Gambar 2. 1: Perambatan Gelombang Single Mode Step Index [2]

Single mode step index mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Serat optic single mode step index memiliki diamater core yang sangat kecil jika
dibandingkan dengan claddingnya.

2. Ukuran diameter core antara 8 µm–12 µma.

3. Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan serat sumbu
optic.

4. Memiliki redaman yang sangat kecil.

5. Memiliki bandwidth yang lebar.

6. Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.

3.3.2 Multi Mode Step Index

Pada Serat optic multi mode step index pulsa disisi terima akan lebih besar
dibandingkan dengan pulsa disisi kirim. Pelebaran pulsa mengakibatkan adanya perbedaan
bit-bit data yang ditransmisiskan. Pada jenis multi mode step index ini, diameter core lebih
besar diameter claddingnya. Dampak dari besarnya diameter core menyebabkan rugi-rugi
dispersi waktu transmitternya besar. Penambahan presentase bahan silica pada waktu
pembuatan tidak terlalu berpengaruh dalam menekan rugi-rugi dispersi waktu pengiriman.
Serat optic multi mode graded index digunakan dalam transmisi jarak pendek dengan laju
data yang rendah dan memiliki loss yang besar.

Perambatan Gelombang Multi Mode Step Index [2]

3.3.3 Multi Mode Graded Index

Pada jenis serat optic multi mode graded index ini core terdiri dari sejumlah lapisan
gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias yang tertinggi terdapat pada pusat
core dan berangsur-angsur turun hingga yang terendah terdapat pada batas antar core
cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai mode cahaya yang merambat berkurang
sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan. Gambar dibawah ini menunjukan
perambatan gelombang dalam multi mode graded index.

Gambar 2. 2: Perambatan Gelombang Multi Mode Graded Index [2]

Multi mode graded index mempunya karakteristik sebagai berikut:


1. Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya
sejajar dengan sumbu serat.
2. Dispersi minimum sehingga baik untuk digunakan untuk jarak menengah.
3. Ukuran diameter core antara 50 µm–100µm, lebih kecil dari multi mode step index
dan dibuat dari bahan sillica glass.

3.4 Sistem Komunikasi Fiber Optic

Sistem komunikasi fiber optic adalah sistem komunikasi dengan menggunakan sinar
atau cahaya sebagai pembawa informasi dan menggunakan fiber optic sebagai media
transimisi [1].

Komponen dasar yang membentuk komunikasi menggunakan media fiber optic ada 3
yaitu sumber optic atau transmiter yang mengkonversi sinyal elektrik menjadi sinyal cahaya
atau optic, kabel fiber optic sebagai media transmisi sinyal optic, dan detektor cahaya
yang mengkonversi sinyal optic yang diterima menjadi sinyal elektrik [1].

Pada pengiriman informasi ini pulsa cahaya menyatakan logika 1 bila ada pulsa
cahaya dan bila tidak ada pulsa cahaya berarti logika 0 (seperti logika listrik pada umumnya).
Pada media transmisinya menggunakan fiber optic yang sangat halus, dimana jika ada cahaya
yang jatuh, detector akan mengubah cahaya tersebut menjadi sinyal listrik. Pada bagian
ujung penerima optic terdiri dari fotodioda, yang menghasilkan pulsa listrik bila dikenai
cahaya.

3.4.1 Transmitter

Transmiter atau alat pemancar cahaya terdiri dari 2 bagian, yaitu:

1. Rangkaian elektrik, berfungsi untuk mengkonversi sinyal digital menjadi sinyal


analog, selanjutnya data tersebut ditumpangkan ke dalam sinyal gelombang optic
yang telah termodulasi.

2. Sumber gelombang sinyal optic berupa sinar LED (Light Emitting Diode) atau
LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) yang
pemakaiannya disesuaikan dengan sistem komunikasi yang digunakan. Pemilihan
menggunakan LED atau LASER pada suatu sistem, tergantung dari biaya, level daya
optic, kecepatan, panjang gelombang, sensitivitas, dan umur operasi.
3.4.2 Struktur kabel fiber optic

Kabel fiber optic digunakan sebagai penyalur informasi berupa cahaya hingga tujuan.
Berdasarkan konstruksinya, kabel fiber optic di bagi atas 4 jenis yaitu:

1. Kabel Selokan (Duct Cable)


Kabel jenis ini di pasang pada dalam sebuah pipa atau saluran untuk ditanam.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Konstruksi Dasar Kabel Optic Duct [5]

2. Kabel Tanam Langsung


Kabel jenis ini didesain dengan pelindung luar yang keras dari baja untuk
mencegah kerusakan saat ditanam.

Gambar 2. 3: Konstruksi Dasar Kabel Optik Tanam Langsung

3. Kabel Udara (Aerial cable)


Disebut kabel udara karena konstruksinya dipasang pada tiang-tiang. Kabel ini
memiliki steel massenger atau penggantung untuk mencegah adanya optical loss
ketika terjadi lekukan searah dengan gravitasi bumi.
Gambar 2. 4: Konstruksi Dasar Kabel Udara [5]

4. Kabel Rumah
Kontruksinya diletakkan pada sisi pelanggan. Terbagi atas kabel drop yang
menghubungkan distribution point dengan roset dan kabel indoor.

Gambar 2. 5: Konstruksi Kabel Dasar Droop dan Kabel Indoor [5]

4.4 Arsitektur Fiber Optic

Biasanya jarak antara pusat layanan dengan pelanggan dapat berkisar maksimum 20 km.
Dimana Central Office (CO) terdapat peralatan yang disebut OLT (Optical Line Terminal).
Kemudian dari OLT ini dihubungkan kepada ONT (Optical Network Termination) yang di
tempatkan di rumah pelanggan melalui jaringan ODN (Optical Distribution Network) yang
terdiri dari ODC (Optical Distribution Cabinet), ODP (Optical Distribution Point) dan sinyal
optic dengan panjang gelombang upstream 1310 nm dan downstream 1490 nm yang
digunakan untuk mengirim data dan suara. Sedangkan untuk layanan video dikonversi dahulu
ke format optic dengan panjang gelombang 1550 nm oleh Optical Video Transmitter. Sinyal
optic 1550 nm dan 1490 nm ini digabungkan oleh penggabung (coupler) dan ditransmisikan
ke pelanggan secara bersama. Singkatnya, tiga panjang gelombang ini membawa informasi
yang berbeda secara simultan dan dalam berbagai arah pada satu kabel fiber optic yang sama.
BAB IV

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Tempat dan Waktu pelaksanaan

Kerja praktek ini dilaksanakan pada

Tempat : Telkom Palapa Kupang

Waktu : 28 September 2021-28 Oktober 2021

4.2 Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan kerja praktek ini meliputi :

No Kegiatan Minggu ke-

I II III IV

1. Observasi, wawancara dan


pengenalan tempat kegiatan
kerja praktek

2. Studi pustaka dan identifikasi


masalah

3. Pengumpulan data dan


pembahasan masalah

4. Penyusunan laporan
BAB V

ANALISIS KHUSUS

PEMBAHASAN

4.1 FTTH (Fiber To The Home)

FTTH merupakan jaringan yag menghubungkan dari pusat penyedia ke kawasan


pengguna dengan menggunakan fiber optik sebagai medium penghantarnya. Perkembangan
teknologi ini tida terlepas dari perkembngan teknologi serat optik menggantikan kabel
konvensional.
Penghantaran dengan menggunakan fiber optik dapat menghemat biaya dan mampu
mengurangi biaya operasi serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

4.2 Perangkat FTTH


4.2.1 Metro Ethernet
Jaringan Metro Ethernet, memiliki arti jaringan komunikasi data yang berskala metro
atau besar yang mencakup skala perkotaan dengan menggunakan teknologi ethernet. Dengan
kata lain, teknologi Metro Ethernet merupakan salah satu dari teknologi Ethernet yang dapat
mencakup kawasan perkotaan dengan dilengkapi dengan layanan-layanan yang terdapat
jaringan pada ethernet pada umumnya.

Gambar Metro-E
4.2.2 Optical Line Termination (OLT)

OLT merupakan perangkat aktif yang berfungsi sebagai titik terminasi akhir jaringan
pasif fiber optik. Jenis perangkat aktif yang merupakan subsistem dari Optical Access
Network yang berdasarkan teknologi PON yang berfungsi sebagai antarmuk sentral dengan
jaringan yang dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik. OLT sebagai
penyedia interface antara sistem PON dengan penyedia layanan. Fungsi utama dari OLT
melakukan konversi sinyal listrik menjadi sinyal optik dan mengkoordinasikan multiplexing
pada perangkat lain di ujung jaringan yang biasa disebut Optical Network Terminal (ONT).

Kapasitas OLT yang digunakan oleh PT. Telkom adalah 24, 48, 96, 144 dan 288 core. 1 OLT
terdiri atas 10 Modul GPFA (GPON Interface Card). Dan dari 1 modul memiliki beberapa
variasi jumlah port tergantung tipe OLT yang digunakan. Kabel feeder digunakan untuk
menyalurkan informasi berupa sinyal optik yang merupakan hasil dari perangkat OLT. Tipe
kabel feeder yang digunakan oleh PT Telkom adalah jenis kabel Single mode G652D.
Berikut ini beberapa tipe OLT yang digunakan oleh PT. Telkom:
 ZTE 220 : 1 card 4 port
 ZTE 300 : 1 card 8 port (GTGO) dan 16 port (GTGH)
 Huawei MA 5600T : 1 card 16port
 ALU 7360 ISAM FX : 1 card 16 por
Gambar OLT

4.2.3 Frame Termination Management (FTM)

FTM merupakan infrastruktur jaringan akses berbasis fiber optik khususnya


jaringan FTTH yang tersusun oleh kumpulan ODF yang digunakan untuk melakukan
pengaturan dan pengolahan terminasi Fiber optik berskala besar dari jaringan pelanggan ke
perangkat aktif transmisi/akses atau sebaliknya didalam central office. Perangkat FTM
berfungsi sabagai management terminasi kabel optik pada jaringan akses dan crossconnect
serta interconnection patchcord antar O-akses, E-akses dan E-Trans.
.

Gambar FTM

4.2.4 Optical Distribution Cabinet (ODC)

Perangkat outdoor dalam jaringan akses FTTH yang pertama adalah ODC. ODC
merupakan tempat terminasi antara kabel feeder dan kabel distribusi yang berbentuk kotak
yang berfungsi sebagai tempat instalasi sambungan jaringan optik single-mode, yang
besisikan connector, spilicer dan splitter serta ruang management fiber dengan kapasitas
tertentu pada jaringan optik pasif (PON). Didalam ODC terdapat spiltter dari OLT yang
nantinya akan dibagi ke ODP.

Dalam ODC, terdapat perangkat pasif bernama passive splitter yang berfungsi untuk
membagi informasi sinyal optik (gelombang cahaya). Kapasitas ODC pedestrial yang
digunakan oleh PT. Telkom adalah kapasitas 96, 144, 288 dan 576 port. PT. Telkom juga
menggunakan ODC Tipe Pole dengan kapasitas 48 port. Kapasitas distribusi dari passive
splitter bermacam-macam yaitu 1:2, 1:4, 1:8, 1:16, 1:32, dan 1:64 dan ada juga yang inputnya
2 seperti 2:16 dan 2:32. Pada PT. Telkom merekomendasikan jumlah total passive splitter
sampai 1:32 mengingat bahwa 32 jumlah redaman yang dihasilkan oleh passive splitter
sangat besar, dengan penerapannya :

- One Stage Sinyal optik dari OLT langsung menuju pelanggan (ONT) melalui ODC 1:32.

- Two Stage Sinyal optik dari OLT melewati dua tahap yaitu ODC 1:4 kemudian ke ODP 1:8
sebelum menuju pelanggan (ONT).
Untuk sitem distribusi FTTH pada PT. Telkom Kupang Menggunakan penerapan Two Stange

Gambar ODC

4.2.5 Optical Distribution Point (ODP)

ODP merupakan suatu perangkat pasif yang diinstalasi di luar STO, bisa juga di
lapangan (outdoor), umumnya di instalasi di tiang penyangga sebelum masuk ke
Instalasi Rumah Kabel (IKR) pelanggan. ODP mempunyai fungsi sebagai berikut :

 Sebagai titik terminasi ujung kabel distribusi dan titik tambat awal/pangkal kabel drop.
 Sebagai titik penyebaran kabel disribusi menjadi beberapa saluran kabel drop.

 Tempat splitter.

 Tempat penyambungan kabel distribusi dan tempat terminasi kabel drop.

Kapasitas ODP yang digunakan PT. Telkom untuk jalur distribusi udara adalah
kapasitas 8,12 dan 16 port. Passive splitter yang digunakan pada ODP yaitu 1:8 jenis
PLC (Power Line Communication).
Gambar ODP

4.2.7 OTP

OTP merupakan perangkat pasif yang diletakan dirumah pelanggan, yang menjadi titik
akhir terminasi akhir kabel fiber optik dan tempat koneksi kabel drop optik dengan kabel
indoor optik (pathcore). Kapasitas OLT yang digunakan adalah 1 port.

Gambar OTP

4.2.8 Optical Network Terminal (ONT)

ONT adalah perangkat yang akan terhubung langsung dengan perangkat milik
pelangggan. Port (RJ11 dan RJ45) output dari ONT biasanya terhubung dengan kabel
UTP ke fixed telephone, router wireless, PC maupun decoder TV. Hal yang perlu
diperhatikan adalah posisi ONT harus dekat dengan stop kontak listrik karena suplai
power ONT dari PLN/listrik. Jenis ONT yang digunakan pada PT. Telkom Kupang
merupakan pabrikan dari ZTE.
4.2 Konfigurasi FTTH

Konfigurasi FTTH pada jaringan fiber optik memiliki segmen-segmen catuan. Desain
jaringan fiber optik telkom dimana dari Metro-E terhubung ke OLT dengan sambungan
bundle core pada port 19 lalu OLT ke FTM tehubung oleh bundle core. Setelah dari FTM ke
ODC dihubungkan dengan kabel feeder. ODC dihubungkan ke ODP menggunakan kabel
dsitribusi. Desain jaringan ini, passive splitter dipasang pada ODC dan ODP. Untuk passive
splitter yang dipasang mengunakan splitter 1:4 sedangkan pada ODP mengunakan splitter
1:8. Kemudian dari ODP menuju OTP yang berada diluar rumah dihubungkan menggunakan
kabel dropcore.
BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut :
1. FTTH merupakan infrastruktur telekomunikasi yang menggunakan fiber optik
dari sentral ke pelanggan.
2. Komponen dari layanan FTTH adalah ME, OLT, FTM, ODC, ODP, OTP, ONT
5.2 Saran
a. Pihak Instansi
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai