Troubleshoot Fiber Optic Cut Pada Jaringan Fiber To The Home (FTTH)
Disusun Oleh
Anisa Azzahra
NIM
3314130005
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Jakarta, 2016
Pembimbing PNJ Pembimbing Perusahaan
Mengesahkan,
KPS Teknik Telekomunikasi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan (PKL) yang berjudul Penanganan Fiber Optic Putus Pada Jaringan
Fiber To The Home (FTTH) Untuk Wilayah Tebet di PT. Supra Primatama
Nusantara .
Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Tiga Politeknik.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini juga merupakan kegiatan yang harus diikuti
oleh mahasiswa jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta dengan tujuan
agar mahasiswa dapat memahami dan mengerti pelaksanaan suatu pekerjaan di
lapangan serta dapat membandingkan antara ilmu pengetahuan di bangku kuliah
dengan yang ada di lapangan.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan PKL ini, sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Toto Supriyanto, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan
laporan PKL ini;
2. Dadi Triyono, selaku pembimbing PKL di PT. Supra Primatama Nusantara
(Biznet);
3. Seluruh rekan Tim Network Assurance yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang penulis perlukan;
4. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
5. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
PKL ini.
Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini penulis menyadari
bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi bahasa,
ii
sistematika dan penyusunan. Untuk itu penulis senantiasa mengharapkan saran
maupun kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun demi tercapainya
kesempurnaan dan perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan PKL ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia telekomunikasi saat ini mengalami kemajuan yang
semakin pesat. Hal ini memicu masyarakat untuk mendapatkan layanan yang
cepat, praktis, mudah, dan efisien. Kebutuhan layanan masyarakat yang terus
meningkat sehingga dibutuhkan sarana komunikasi yang mampu melayani suara,
data dan video serta membutuhkan jaringan handal yang mampu memberikan
performansi yang baik dan tidak banyak gangguan. Namun pada kondisi yang
terjadi di lapangan tidak selamanya jaringan bebas dari gangguan. Hal ini
dikarenakan beberapa faktor yang dapat terjadi baik dari alam ataupun dari
lingkungan sekitar seperti human error. Untuk menekan terjadinya gangguan
tersebut maka PT.Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) perlu adanya
identifikasi masalah terhadap penyebab gangguan jaringan di sisi pelanggan dan
mampu mengatasi masalah yang terjadi.
PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) selalu berupaya membuat
inovasi baru dan meningkatkan kualitas layanan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan. Biznet juga berupaya menghadirkan koneksi internet berkualitas dan
terjangkau untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu
bersaing di level dunia. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan pergantian
jaringan lokal akses tembaga menjadi jaringan lokal akses fiber optik, pergantian
ini dikarenakan jaringan lokal akses fiber optik lebih unggul dari jaringan lokal
akses tembaga.
Fiber optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan
informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Teknologi
penggunaan kabel fiber optik sebagai media transmisi dalam sistem
telekomunikasi kemudian disebut JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber).
JARLOKAF menawarkan kecepatan transfer data lebih cepat dari jaringan kabel
tembaga dan dapat menjangkau jarak yang ekstrem. Salah satu perkembangan
JARLOKAF yaitu FTTH (Fiber To The Home) yang letak titik konversi optik
1
berada di rumah pelanggan. FTTH merupakan sepenuhnya jaringan optik dari
provider ke pemakai. Multiplex dari sinyal optik dibawa ke splitter dalam sebuah
group yang hampir mendekati pemakai. Terdapat splitter optik dengan ratio yang
berbeda-beda, tetapi umumnya menggunakan ratio 1:8. Artinya sinyal multiplex
dibagi ke 8 rumah yang berbeda-beda.
1.4.1 Tujuan
A. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama
diperkuliahan ke dalam dunia kerja.
B. Mengetahui sistem kerja yang dimiliki oleh PT. Supra Primatama
Nusantara, Biznet Networks
C. Sebagai pembelajaran dan pemahaman kondisi objektif secara nyata
tentang perusahaan/industri.
2
1.4.2 Kegunaan
A. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui teknologi FTTx (Fiber To
The x) khususnya FTTH (Fiber To The Home).
B. Mahasiswa dapat mengetahui perangkat yang digunakan pada jaringan
FTTH
C. Mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang permasalahan yang
sering terjadi pada jaringan FTTH.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fiber Optik
Fiber optik adalah media transmisi fisik yang terbuat dari serat kaca yang
dilapisi dengan isolator dan pelindung yang berfungsi untuk menyalurkan
informasi dalam bentuk gelombang cahaya. Serat optik membentuk kabel yang
sedemikian halus hingga ketebalan mencapai 1 mm untuk dua puluh helai serat.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai
saluran komunikasi. Struktur serat optic terdiri dari 3 bagian yaitu :
Core (inti)
Core adalah bagian paling utama dari serat optik, Gelombang cahaya yang
dikirim akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari
lapisan kedua, dan terbat dari kaca. Inti (core) mempunyai diameter yang
bervariasi antara 5-50 m tergantung jenis serat optiknya.
Cladding
Cladding atau lapisan selimut merupakan lapisan luar yang melindungi inti
dan memantulkan kembali cahaya yang terpancar keluar dan kembali ke
dalam inti, Bagian ini mengelilingi bagian inti dan mempunyai indeks bias
lebih kecil dibanding dengan bagian inti, dan terbuat dari kaca.
Coating (Jacket)
Bagian ini merupakan pelindung lapisan inti dan selimut yang terbuat dari
bahan plastik elastic yang bertujuan untuk melindungi serat dari kerusakan
yang diakibatkan dari lengkungan kabel.
Ada empat macam tipe yang sering digunakan berdasarkan ITU-T
(Internationaltelecommunication Union Telecommunication Standarisation
Sector) yang dahulu dikenal dengan CCITT yaitu :
1. G.652 Standar Single Mode Fiber
2. G.653 Dispersion-shifted single mode fiber
3. G.654 Characteristics of cutt-off shifted mode fiber cable
4. G.655 Dispersion-shifted non zero Dispertion fiber
2
2.1.1 Jenis Mode Yang Dirambatkan
a. Single Mode
Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 8 micron)
dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang
1300-1550 nanometer). Single mode Step Index mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
Optik Single mode Step Index memiliki diameter core yang sangat
kecil dibandingkan ukuran claddingnya.
Ukuran diameter core antara 2 nm-l0 nm.
Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan
sumbu fiber optik.
Memiliki redaman yang sangat kecil.
Memiliki bandwidth yang lebar.
Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.
Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat dan jarak jauh.
2
Sering terjadi dispersi.
Hanya digunakan untuk jarak dekat dan transmisi data bit rate
rendah.
2
Gambar 2.3 Modus Aplikasi FTTH
Sumber:. 2012. Dasar Sistem Komunikasi Optik [12-03-2015]
2
2.4 Perangkat Pada Jaringan FTTH
Perangkat yang digunakan pada jaringan Fiber To The Home (FTTH)
diantaranya adalah:
1. Optical Line Terminal (OLT)
OLT atau optical line terminal adalah elemen jaringan Fiber To
The Home (FTTH) yang menyediakan antarmuka PON menuju
IP/Ethernet dan jaringan operasi. OLT ditempatkan pada CO
(Central Office), dihubungkan ke ONU melalui PON dengan kabel
fiber, splitter dan komponen pasif lainnya. OLT memiliki dua
fungsi utama yaitu untuk mengkonversi antara sinyal listrik yang
digunakan oleh peralatan provider dengan sinyal fiber optic yang
digunakan oleh jaringan PON dan untuk proses multiplexing
dengan perangkat pada ujung jaringan.
2
dengan kapasitas tertentu pada jaringan akses optic pasif (PON),
untuk hubungan telekomunikasi.
2
4. Optical Network Unit (ONU)
Optical Network Unit (ONU) atau Optical Network Terminal
(ONT) merupakan suatu titik pembatasan, dimana merupakan akhir
dari aliran optik jaringan pembawanya dan merupakan awal dari
jaringan akses pelanggan. ONU/ONT ini dipasang di sisi
pelanggan, dimana ONU/ONT tersebut mempunyai fungsi untuk
mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik. Keluaran dari
ONU/ONT ini adalah layanan data,suara dan video.
2
Tabel 2.1. Redaman dari ratio splitter pada teknologi E-PON.
Ratio Nilai Redaman
1:2 2,8 4,0 dB
1:4 5,8 7,5 dB
1:8 8,8 11,0 dB
2
ketidakseragaman dalam pembentukkan serat atau akibat adanya
tekanan yang tidak seragam pada saat pengkabelan.
2
Gambar 2.9 PON Power Meter Deviser EP300
2.7 Splicer
Alat sambung serat optik dikenal dengan sebutan fusion splicer yaitu
suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang
berbasiskaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah
menjadi sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi
memanasi kaca yang putus pada core sehingga terhubung kembali secara
baik. Alat sambung splicer ini harus memliki keakuratan tinggi sehingga
pada saat penyambungan (splicing) bisa mendekati sempurna, karena
proses terjadinya pengelasan media kaca terjadi proses peleburan kaca
yang menghasilkan suatu media yang tersambung dengan utuh tanpa
2
adanya celah karena memiliki karakter media yang memiliki senyawa
yang sama. Penyambungan bisa sja tidak utuh, karena tidak mengikuti
prosedur penyambungan yang baik dan benar. Bila hal ini terjadi maka
proses penyambungan harus diulangi lagi, hingga mendekati redaman
yang sekecil-kecilnya (dibawah 0.2 dB).