Anda di halaman 1dari 21

Praktek Perancangan Jaringan Akses Fiber Optik menggunakan

Software Optysistem pada Pembelajaran SMK Program Keahlian


Teknik Telekomunikasi
1. Pengantar
Jaringan akses adalah ruas jaringan yang terdapat di antara
sentral lokal dan perangkat user (pengguna). Berdasarkan definisi
tersebut, kita dapat membayangkan betapa suatu kebutuhan
terhadap performansi jaringan telekomunikasi yang dirasakan
semakin tinggi. Apalagi, tidak di semua tempat kita bisa
mendapatkan “akses” telekomunikasi dengan baik.
Salah satu layanan telekomunikasi yang semakin hari
semakin meningkat penggunaannya adalah layanan internet.
Misalnya, voice call, video on Demand (video call/video conference)
ataupun layanan penggunaan komunikasi data (email, chat,
browsing). Kebutuhan layanan tersebut semakin hari semakin
meningkat.
Adapun menurut data APJII (2016), jenis layanan internet
yang paling sering digunakan secara berurutan adalah mobile
internet,internet rumah, fasilitas internet kantor, fasilitas internet
kampus, warnet, dan internet cafe.

Gambar 1.1 Jenis Layanan Internet yang Paling Sering Digunakan (APJII, 2016)

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di


sini menunjukkan data survey yang dirilis pada bulan oktober 2016,

1
bahwa pengguna jasa internet terbesar sebanyak 69,9% dari
pengguna internet adalah pengguna internet yang menggunakan
mobile internet seperti handphone, tablet, PDA dll.

Gambar 2 Statistik Pengguna Internet berdasarkan Usia

Data survey APJII pada Gambar 2 juga menunjukkan bahwa


jika dilihat berdasarkan usia penggunanya, pengguna terbanyak
adalah pada usia 20 - 39 tahun, pada masing-masing kelompok
usia tersebut pengguna internet dapat melebihi 20% dari populasi
penduduk pada usia tersebut. Dengan kata lain, statistik pengguna
internet terbanyak ini akan bertahan dan meningkat sampai waktu
yang cukup lama. Dengan ini, dapat diartikan pula bahwa internet
semakin besar kebutuhannya. Jika kebutuhan internet semakin
besar, dibutuhkan infrastruktur jaringan yang baik keandalannya
pula.
Hal lainnya, kita ketahui bahwa perkembangan perangkat
dan peralatan jaringan telekomunikasi semakin hari semakin cepat
perubahannya. Hal ini menyebabkan pembelajaran perangkat
telekomunikasi saat ini perlu didekati dengan perangkat simulasi
yang dapat membantu pembelajaran dan pengukuran jaringan
secara baik.
2. Masalah
a. Latar Belakang Masalah

2
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pembelajaran
pendidikan kejuruan di program keahlian teknik jaringan akses
telekomunikasi, siswa peserta didik diisyaratkan untuk dapat
merancang jaringan akses fiber optik. Di jaringan telekomunikasi
yang sesungguhnya, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang
menuntut penggunaan perangkat-perangkat besar yang skala
jaringan kegunaannya pun besar. Selain itu, resiko keselamatan
kerja dengan fiber optik juga memiliki resiko tinggi pula. Oleh
karenanya, perlu kiranya dibuatkan suatu kegiatan yang dapat
secara efektif memberikan pengalaman eksperimental terhadap
kualifikasi kompetensi yang diharapkan.
Dalam kegiatan ini, siswa dituntun untuk melakukan instalasi
sofware simulasi jaringan optik OPTISYSTEM, kemudian
menggunakannya untuk pembelajaran merancang jaringan akses
telekomunikasi fiber optik. Alat dan bahan yang digunakan berupa
komputer (laptop) dengan spesifikasi cukup untuk melakukan
simulasi tersebut.
Selain software simulasi jaringan optik tersebut, perlu pula
dibuatkan perangkat pembantu untuk pemetaan jaringan. Untuk
pemetaan jaringan ini, dapat kita optimalkan aplikasi yang sudah
populer kita gunakan, yaitu google earth.
Software ini biasanya membantu perjalanan kita untuk
menempuh perjalanan dengan lebih baik karena secara akurat
dibantu data penginderaan satelit tentang kondisi dataran di Bumi.
Dengan menggunakan google earth kita dapat lakukan mapping
tag sehingga perancangan jaringan pelanggan dapat dilakukan
lebih baik.
b. Rumusan Masalah
Kita dapat memfokuskan permasalahan pada kegiatan
pengamatan ini dalam beberapa pertanyaan berikut.

3
1. Bagaimana siswa bekerjasama dalam tim sesuai prosedur kerja
instalasi OPTYSYSTEM pada perangkat komputer?
2. Bagaimana mengukur performansi jaringan pada jaringan yang
disimulasikan menggunakan OPTYSYSTEM?
3. Bagaimana melakukan pemetaan perancangan jaringan pada
jaringan fiber optik dengan menggunakan google maps?
c. Tujuan Penulisan
Pada akhir kegiatan, siswa akan:
1. Melaksanakan instalasi OPTYSISTEM pada perangkat
komputer
2. Mengukur performansi jaringan pada jaringan yang
disimulasikan menggunakan OPTYSYSTEM
3. Melakukan pengukuran keekonomian perancangan jaringan
akses fiber optik.
d. Manfaat
Siswa SMK dituntut untuk siap mandiri setelah
menyelesaikan studinya di sekolah, pengalaman lapangan
merupakan unsur penting pembentukan mentalitas siswa. Demikian
halnya, jika para siswa akan memperoleh pengalaman kegiatan
pembelajaran yang bervariasi dan senantiasa sejalan dengan
perkembangan teknologi telekomunikasi. Siswa akan mengetahui
kondisi makro jaringan yang dituangkan melalui simulasi jaringan
secara luas.
Dengan bekal praktek semacam ini, siswa dapat dengan
serta merta menyesuaikan sumber daya aplikasi semacam google
earth menjadi aplikasi yang dimanfaatkan dalam perencanaan
jaringan pelanggan. Dengan hal itu memberikan dampak psikologis
bahwa aplikasi yang dirasakan akrab di gawai (gadget) sehari-hari
dapat dimanfaatkan dalam perancangan jaringan pelanggan fiber
optik.

4
Pemanfaatan komputer sebagai penunjang pembelajaran
pun diharapkan dapat membuat siswa memiliki kelebihan lain selain
keterampilan dalam hal instalasi perangkat fisik yang biasa
dilakukan. Semangat ini pula yang memberikan kepercayaan lebih
sebelum siswa tampil bekerja sebagai lulusan kompetensi keahlian
teknik jaringan akses telekomunikasi.
3. Pembahasan dan solusi
Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut
Benyamin Bloom salah satunya dapat diukur dari pengetahuan
domain psikomotorik, mencakup kemampuan yang berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan,
keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif[2]. Oleh
karenanya, penelitian ini menggunakan prinsip pembelajaran
dengan pendekatan peningkatan kompetensi psikomotorik.
Namun demikian, siswa wajib memahami sifat material dan
konsep fiber optik sebelum mereka dapat merancangnya sebagai
medium perancangan jaringan akses fiber optik berikut ini.
a. Konsep Kabel Fiber Optik
Komposisi kabel serat optik terdiri dari 3 elemen dasar yaitu :
• Inti (Core)
• Selubung (Clading) dan
• Pembungkus (Coating)
Untuk lebih jelasnya lihat gambar 1.1 ini.

Cladding Coating
Core
5-200 m

Gambar 3. Struktur kabel serat optik

5
1. Inti Serat Optik
Element pertama dari serat optik adalah konduktor yang
disebut sebagai inti. Inti mempunyai diameter antara 5 μm sampai
dengan 200 μm (1μm sama dengan 0.000001m). Diameter inti
merupakan hal yang penting, karena menentukan karakteristik
serat. Inti serat optik dibuat dari material kristal kelas tinggi yang
bebas air.
2. Selubung (Cladding)
Selubung dilapiskan pada inti. Selubung ini juga dibuat dari
gelas, tetapi indeks biasnya berbeda dengan indeks bias inti.
Hubungan antara kedua indeks refraksi tersebut dibuat kritis. Hal ini
memungkinkan terjadinya pemantulan total dari berkas cahaya
yang merambat berada di bawah sudut kritis sewaktu dilewatkan
sepanjang serat optik.
3. Pembungkus (Coating)
Sekeliling inti dan selubung dibalut dengan “plastik coating”
yang berfungsi untuk melindungi serat optik dari tekanan luar.
Dalam kenyataan ada tiga jenis coating yang digunakan, yaitu :
primer, sekunder dan pembungkus pelindung. Serat biasanya
terletak bebas didalam selubung sekunder yang berbentuk tabung.
b. Jenis Serat Optik
Saat ini ada 3 jenis fiber yang umum digunakan yaitu :
1) Step Index Monomode
Dewasa ini kebutuhan akan transmisi dengan bandwidth
yang lebar semakin meningkat. Sehingga dikembangkan tipe serat
optik yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dapat dilihat
bahwa semakin rendah jumlah mode, semakin tinggi bandwidthnya.
Idealnya cahaya berpropagasi hanya melalui satu mode saja, yang
paralel dengan sumbu serat.
Inti mempunyai diameter diantara 2 sampai dengan 10 μm
dan selubung telah distandarisasi pada 125 μm. Redaman serat

6
Step Index Monomode adalah 2 sampai dengan 5 dB/km, dan
dengan bandwidth 50 GHz.km.

Gambar 4 Monomode Step Index

2) Step Index Multimode


Serat optik Step Index Multimode dibuat dari inti (core) yang
relative besar, dengan diselimuti clading. Intinya mempunyai
diameter antara 50 sampai dengan 200 μm, dimana selubung
sangat tipis. Inti dan selubung mempunyai indeks bias yang
berbeda. Kabel ini mudah dibuat, sehingga kabel serat optik tipe
inilah pertama kali yang ada di pasaran.
Serat Multimode Step Index digunakan untuk jarak yang
pendek dengan bit rate yang relatif rendah. Kabel ini cocok untuk
transmisi medium. Redaman dari serat Multimode Step Index
adalah antara 5 sampai dengan 30 dB/km, dan bandwidth antara
10 sampai dengan 100 MHz.km.

7
Gambar 5 Serat Step Index Mutimode

3) Graded Index Multimode


Tipe ketiga dari serat optik adalah serat optik Graded Index
Multimode. Kabel ini terdiri dari inti yang mempunyai index bias
berkurang sedikit demi sedikit secara step by step mulai dari pusat
inti sampai batas antara inti dengan selubung. Inti tersebut terdiri
dari lapisan - lapisan gelas, masing - masing lapisan mempunyai
index bias yang berbeda.

Berkas cahaya yang merambat melalui kabel ini dibelokan sampai


propagasinya sejajar dengan sumbu serat. Di tempat titik pantul
tersebut propagasi diarahkan ke arah sumbu serat.
Serat Multlimode Graded Index mempunyai redaman mulai
dari 3 sampai dengan 10 dB/km dan bandwidth 1 GHz. Meskipun
mempunyai banyak keuntungan, serat Multimode Graded Index
sukar pembuatannya dan oleh karena itu harganya menjadi lebih
mahal dari pada serat Multimode Step Index.

8
Gambar 6 Serat Graded Index Multimode

c. Prinsip Konduktivitas Cahaya Di Dalam Kabel Optik


Serat optik terdiri dari tiga lapisan yaitu core, cladding, dan
coating. Core merupakan inti serat optik dimana cahaya merambat,
cladding berfungsi sebagai pemantul cahaya agar cahaya
terkumpul dalam core ,dan coating merupakan lapisan pelindung.
Sumber cahaya ditempatkan sebelum serat optik, yang akan
mengirim berkas ke segala arah. Seperti ditunjuk pada gambar 2.1,
berkas cahaya 1 dalam kondisi propagasi ideal, karena berkas
tersebut merambat sepanjang sumbu serat tanpa mengalami
pemantulan atau pembiasan.
Coating

3
Cladding

2
 Lmax
1

Core
Sumber
Cahaya

Gambar 7 Konduktivitas Cahaya

Berkas cahaya 2 dipantulkan secara total, karena sudut


datang pada permukaan dari interface lebih besar dari sudut kritis
antara cladding dan core. Berkas seperti berkas cahaya 2 akan
berpropagasi melalui serat dengan memantul pada bagian atas dan
bawah permukaan interface (antara inti dan selubung).

9
Sudut datang berkas cahaya 3 lebih kecil dari sudut kritis
antara cladding dan core, dan tidak dipantulkan (direfleksikan).
Berkas ini akan dibiaskan dan akan menembus melalui permukaan
yang dibentuk antara inti dan selubung. Berkas ke 3 akan diserap
oleh pembungkus dan tidak akan memberikan kontribusi di dalam
kabel.
Untuk membawa sebanyak mungkin energi melalui serat,
sangat penting membundel berkas cahaya pada sumber cahaya.
Sebagian besar berkas cahaya pada sumber cahaya yang
dikirimkan akan seperti berkas cahaya 1 atau berkas cahaya 2 dan
oleh karena itu sebagian energi akan dikirim ke lokasi lain. Cahaya
dapat berpropagasi dengan jalan yang berbeda melalui serat
(seperti berkas 1, 2, dan 3). Perbedaan jalan tersebut dinamakan
mode serat optik. Ketebalan dari inti menentukan jumlah dari mode
serat optik.
d. Solusi Pemanfaatan Perangkat Software Optisystem
Optisystem merupakan suatu simulator yang berbasis pada
pemodelan system komunikasi optik yang bersifat nyata.
Optisystem memiliki basis Graphical User Interface (GUI) yang
menyeluruh yang terdiri dari layout project, komponen jaringan,
model komponen dan tampilan grafik. Library Optisystem terdiri dari
komponen aktif dan pasif yang tergantung kepada parameter
wavelength.
Dalam pensimulasian jaringan fiber optik dari ISP ke end-
user melalui OptiSystem, pemodelan akan dilakukan dengan
menggunakan software optisystem. Hal ini dilakukan karena
optisystem merupakan perangkat lunak yang komprehensif yang
memungkinkan kita untuk mendesain, menguji, dan
mensimulasikan jaringan optic. Selain itu, Optisystem dilengkapi
dengan instrumen virtual sehingga kita bisa melakukan penelitian
tanpa terkendala oleh ketersediaan peralatan.

10
Gambar 8 Tampilan Awal Simulasi Optisystem

Misalnya suatu sistem FTTH dapat kita simulasikan pada


software optisystem ini. Ruas jaringan yang ada pada jaringan riil
dapat diilustrasikan sebagai komponen yang mewakilinya, seperti
pada gambar berikut.

Gambar 9 Ruas Jaringan FTTH dalam Optisystem

Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan


Optical Line Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai

11
titik akhir (end-point) dari layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini
mempunyai dua fungsi utama, antara lain:
 Melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh
penyedia layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan
optik pasif.
 Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung
jaringan, atau biasa disebut dengan Optical Network Terminal
(ONT) atau Optical Network Unit (ONU).
OLT menyediakan interface antara sistem Passive Optical Network
(PON) dengan penyedia layanan (service provider) data, video,
maupun voice/telepon. Perangkat OLT meliputi:
 DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan non-
locally switched TDM trafik ke jaringan telepon.
 Voice Gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke
PSTN.
 IP Routers atau ATM Edge Switch, yang melayani trafik data.
 Video Network Device, yang melayani trafik video.
Optical Network Unit (ONU)
Optical Network Unit (ONU) atau Optical Network Terminal (ONT)
merupakan perangkat di sisi pelanggan yang menyediakan interface
baik data, voice, maupun video. Fungsi utama ONU ini adalah
menerima trafik dalam format optik dan mengkonversinya menjadi
bentuk yang diinginkan, seperti data, voice, dan video.
Berikut ini adalah perlengkapan yang disiapkan di sisi pelanggan,
antara lain:
 Perangkat Optical Network Unit (ONU).
 Kabel fiber optic, Single Mode.
 Outlet fiber optic
Optical Distribution Network (ODN)
Optical Distribution Network (ODN) menyediakan peralatan
transmisi optik antara OLT dan ONT. Ada beberapa cara untuk

12
menghitung link budget antara satu titik OLT ke titik ONT. Seperti
diketahui bahwa link budget antara 2 titik tersebut sebesar 26 dB
(GEPON) dan 28 dB (GPON). Saat data ditransmisikan dengan
cahaya, akan ada attenuation (pelemahan) sinyal sehingga jika
tidak ada standard minimum receiver sensitivity di sisi transceiver,
maka packet loss tidak bisa dihindari. Bisa jadi intermitten (putus
sambung) sering terjadi dan sulit dideteksi penyebabnya.
Perangkat interior pada ODN terdiri dari :
 Optical Fiber / Kabel Fiber Optik
 Splices
 Konektor
 Splitter
4. Kesimpulan dan Harapan Penulis
a. Pembahasan Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Research and
Development (RnD), dalam hal ini siswa secara berkelompok akan
melaksanakan pembuatan sampai ke pengujiannya. Kemudian,
dihitung tingkat keekonomiannya sehingga diharapkan akan
diperoleh efisiensi perancangan kinerja jaringan.

Mulai Perhitungan Penentuan kebutuhan splitter


dimensi jaringan (dua grade splitter)

Pembuatan
simulasi

Pengujian dan Pengukuran


performansi jaringan

Perhitungan
Selesai Keekonomian Implementasi pada Google Earth

Gambar 10 Alur Penelitian


Fase Analisis Manual Fase Simulasi

13
b. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di workshop Teknik Jaringan Akses
Telekomunikasi, SMK Unggulan Terpadu PGII Bandung.
c. Data Hasil Pengamatan
(1). Tampilan awal program optysistem

Gambar 11 Tampilan awal simulasi jaringan


(2). Pemasangan Transmitter dengan power transmit 5 dBm

(3).Pemasangan konektor dengan loss 0,5 dB

14
(4).Penggunaan kabel optik, panjang 2 km

(5).Pemasangan konektor dengan loss 0,5 dB

(6).Pemasangan passive splitter 1 : 4

15
(7).Pemasangan konektor dari salah satu saluran splitter 1:4
yang digunakan dengan loss 0,5 dB

(8).Penggunaan kabel optik, panjang 2 km

(9).Pemasangan konektor dengan loss 0,5 dB

16
(10). Pemasangan splitter 1:8

(11). Pemasangan konektor optik dengan loss 0,5 dB

(12). Pemasangan kabel optik, khusus ruas terakhir panjang


kabel optik yang digunakan ini adalah 1 km dan di
ujungnya dipasangi konektor dengan loss 0,5 dB

17
(13). Pemasangan receiver optik sebagai end user (pengguna)

d. Hasil Pengumpulan Data


Pengumpulan data didasarkan hasil pengukuran langsung
(teknik pengumpulan data primer)

Gambar 11. Hasil pengukuran Bit Error Rate dengan Optisystem

18
Dari hasil ini, kita dapat simpulkan bahwa Bit Error Rate
(BER) yang diperoleh pada jaringan fiber optik sebagaimana
ditunjukkan pada simulator optysistem menunjukkan kondisi yang
baik. Secara teknologi, BER yang diperoleh pada jaringan fiber
optik akan lebih baik dibandingkan jaringan akses telekomunikasi
yang menggunakan medium Kabel tembaga ataupun wireless.
e. Saran dan Harapan
Data yang diperoleh merupakan data primer yang bersifat
kuantitatif. Analisis data dilakukan secara statisktik dengan sampel
data berdasarkan trafik pada jaringan. Menurut pendapat
penulis,terdapat beberapa catatan saran tentang penelitian ini,
yakni:
 Perlu dibuat perancangan jaringan dengan end-user yang lebih
banyak, kemudian diukur kembali BER yang dihasilkan.
 Perlu diteliti jika pengamatan dilakukan dengan variasi
jarak/panjang kabel fiber optik yang lebih banyak.

5. Daftar Pustaka dan surat Surat Pernyataan Keaslian Karya


 Daftar Pustaka
Fauzi, Ahmad. 2015. Analisis Perbandingan Trafik Scheduler
LLQ, FIFO, dan CBWFQ Aplikasi Telepon Berbasis IP
(VoIP) menggunakan Opnet (Riverbed). Tesis
Universitas Mercu Buana Jakarta.
Fauzi, Ahmad dkk. 2015 Comparative Analysis of LLQ Traffic
Scheduler to FIFO and CBWFQ on IP Phone-Based
Applications (VoIP) Using Opnet (Riverbed). IEEE X-
plore ISBN: 978-1-4673-8433-9
Mulyana, Asep. 2016. Modul Dasar Sistem Komunikasi Optik.
Universitas Telkom Bandung.
Rahmatulloh. 2016 Modul Perancangan dan Desain FTTH.
Universitas Telkom Bandung.

19
Tim Peneliti. 2016. Statistik Pengguna & Perilaku Pengguna
Internet Indonesia. Asosiasi Pengusaha Jasa Intenet
Indonesia (APJII).

20
21

Anda mungkin juga menyukai