Anda di halaman 1dari 8

PEREDAMAN SALURAN 3.

4 KM DENGAN PUPIN, DENGAN DAN TANPA


SUB-DIVISI

1. TUJUAN
1. Mengukur distribusi peredaman, sepanjang saluran dua kawat simetris.
2. Mengukur tegangan masukan dan keluaran dari suatu saluran bila
ujungnya terbuka dan bila terterminasi.
3. Menentukan peredaman sebagai suatu fungsi frekuensi, dari nilai-nilai
tegangan msukan dan keluaran yang terukur dan menggambarkannya
dalam sebuah grafik.
4. Mengevaluasi repon transfer dari saluran yang panjang dan merealisasi
suatu simulasi saluran pembicaraan telepon antara dua lokasi, termasuk
hubungan ke masing-masing subscriber (dalam hal ini langganan).
5. Mengenal dan mengvaluasi pengaruh dari saluran transmisi dengan
pupin, dengan sub-divisi yang menggunakan kawat degna diameter
kecil, pada respon transfer sepanjang saluran dengan pupin.

2. PENDAHULUAN
Bila informasi harus dikirim melalui suatu saluran transmisi dengan
suatu lebar pita yang telah ditentukan sebelumnya, maka peredaman dalam
rentang frekuensi untuk transmisi harus berada dalam batas – batas yang telah
ditentukan.
Komponen – komponen kapasitif dan induktif suatu saluran,
menyebabkan peredaman tergantung pada frekuensi (freq – dependent ).
Rekomendasi CCITT, menentukan batasan tersebut dan ditunjukkan
secara grafik dalam gambar 2, peredaman tergantung dari konstruksi geometric
dan panjang saluran.
Seperti yang digambarkan dalam rangkaian ekivalen berikut ini, saluran
dapat direpresentasikan dengan sejumlah resistansi yang nilainya sangat kecil
dan induktansi yang terhubung seri, serta kapasitansi yang sangat kecil dan
konduktansi yang terhubung parallel.
Gambar 1
Resistansi R saluran tergantung pada diameter saluran dliskan dan
bahan yang digunakan dalam pembuatan kawat. Nilai R dituliskan dalam
ohm/km.
Induktansi L, kapasitansi C dan konduktansi G seluruhnya tergantung
dari jarak antar saluran. Diameter kawat dan bahan isolasi yang digunakan.
Induktansi ditulis ohm mH/km, kapasitansi dalam nF/km dan
konduktansi dalam µS/km.
Sebagai contoh, nilsi tipikal suatu saluran berdiamter 0.9 serta 0.4 mm,
berisolasi plastic adalah :
0.9 m 0.4 m
R’ = 57.8 ohm/km R’ = 262 ohm/km
L’ = 0.7 mH/km L’ = 0.7 mH/km
C’= 34 nF/km C’= 40 nF/km
G’ = 1 µS/km. G’ = 1 µS/km

Konstanta peredaman α , dihitung dari :


α ≈ 𝛼𝑅 + 𝛼𝐺
𝑅′ 𝐶′ 𝐺′ 𝐿′
α≈ √ + √
2 𝐿′ 2 𝐶′

Karena konduktansi G’ sangat kecil, resultan peredaman 𝛼𝐺 dapat


diabaikan.
Dengan penyederhanaan tersebut, konstanta peredaman hamper sama
dengan peredaman resistansi, 𝛼𝑅 :
𝑅′ 𝐶′
α= √
2 𝐿′

Bila induktansi L’ dapat dinaikkan, maka konstanta peredaman α


saluran akan menjadi lebih kecil.
Dalam praktek, kenaikan induktansi dapat dilakukan dengan memasang
koil pupin pada interval panjang saluran yang ditentukan.

Gambar 2

3. ALAT DAN KOMPONEN


No Alat dan Komponen Jumlah
1 Model Saluran Transmisi 1 buah
2 Resistor 300 Ohm 2 buah
3 Resistor 600 Ohm 1 buah
4 Panel lintasan universal 1 buah
5 Catu daya 1 buah
6 Generator fungsi 0.2 Hz – 200 Hz, 20 Vpp 1 buah
7 Osiloskop dual – trace dengan masukan diferensial 1 buah
8 Multimeter 1 buah
9 Probe tes 10:1 / 1:1 yang dapat diswitch 2 buah
10 Adaptor probe 2 buah
11 Set kabel penghubung dan plug 1 buah
4. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 3.

Gambar 4.

5. LANGKAH PERCOBAAN
5.1.Membuat rangkaian seperti yang ditunjukan dalam diagram, pada bagian 2.
Mengatur tegangan generator pada Ug = 4 Vpp = 1.42 Vrms = 5.25 dBm.
Sebagaimana terukur pada mV meter atau dB meter.
Mengusahakan agar nilai – nilai tersebut konstan untuk seluruh percobaan.
Mengukur tegangan keluaran saluran pada osiloskop, mengatur pada
masukan diferensial. Meyakinkan bahwa kedua kanal Y telah diatur pada
defleksi yang sama.
Memasang probe tes 10 : 1 dengan hati – hati.
Melengkapi tabel pengukuran pada lembar kerja 1 dengan menggunakan
frekuensi seperti yang telah dicantum dalam lembar kerja tersebut.
Dari nilai – nilai pengukuran, menghitung peredaman saluran yang terukur
pada osiloskop dan tegangan masukan konstan, hitung
Ug
a (dB) , a = 20 Iog Ua (dB) dan

Memasukkan nilai – nilai tersebut pada grafik dalam lembar kerja 2.

5.2.Membandingkan nilai peredaman yang diperoleh bila ujungnya terbuka dan


saluran terterminasi, dengan daerah toleransi dalam gambar 2.
Mengevaluasi hasil perbandiingan tersebut.
Rugi – rugi peredaman dapat dinormalisasi pada 0 dB, selama peredaman
dasar dapat dihilangkan oleh penguat.
Membandingkan peredaman yang ternomalisasi dengan daerah toleransi,
dan menjelaskan hasilnya.
6. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Peredaman saluran transmisi dengan pupin, sepanjang 3.4 km
dengan diameter 0.9 mm, tanpa sub-divisi
Ujung Terbuka Terminasi 600 ohm
F (Hz)
Ua (Vpp) A (dB) Ua (Vpp) A (dB)
100 3.96 0.087 2.08 5.68
200 3.96 0.087 1.98 6.107
300 3.96 0.087 2 6.02
400 3.96 0.087 2 6.02
500 3.96 0.087 1.88 6.56
600 3.96 0.087 1.88 6.56
800 3.92 0.175 1.8 6.93
1000 3.33 0.264 1.72 7.33
2000 3.4 1.411 1.56 8.178
3000 1.02 11.87 8.512 17.85
4000 2.66 3.54 1.36 9.37
5000 3.96 0.087 1.6 7.96
6000 3.96 0.087 1.56 8.18
8000 3.72 0.63 1.56 8.18
10000 3.4 1.41 1.56 0.18
Tabel 2. Peredaman saluran transmisi dengan pupin, sepanjang 3.4 km
dengan diameter 0.9 mm, dengan sub-divisi
Ujung Terbuka Terminasi 600 ohm
F (Hz)
Ua (Vpp) A (dB) Ua (Vpp) A (dB)
100 4 0 2.12 5.514
200 4 0 2.12 5.514
300 4 0 2.08 5.68
400 4 0 2.04 5.85
500 3.96 0.087 2.04 5.85
600 3.96 0.087 2 6.02
800 3.96 0.087 1.96 6.19
1000 3.96 0.087 1.88 6.56
2000 3.4 1.411 1.56 8.18
3000 0.92 12.76 0.52 17.72
4000 3.08 2.27 1.24 10.17
5000 3.8 0.445 1.48 8.63
6000 3.6 0.915 1.48 8.63
8000 3.12 2.158 1.48 8.63
10000 2.64 3.6 1.44 8.87
7. ANALISA
Pada percobaan yang dilakukan,berdasarkan Tabel 1, peredaman saluran
transmisi dengan pupin, sepanjang 3.4 km dengan diameter 0.9 mm, tanpa
sub-divisi, dengan ujung terbuka pada frekuensi 100 Hz sampai 600 Hz
amplitudo saluran terukur hampir sama dengan amplitudo masukan, yakni
4.96 Vpp, namun pada frekuensi 800 Hz sampai 3000 Hz amplitudo
menurun. Terlihat bahwa pada frekuensi 800 Hz amplitudo sebesar 3.92
Vpp, hingga pada frekuensi 3000 Hz menjadi hanya 1.02 Vpp. Namun pada
frekuensi 4000 Hz, amplitudo kembali naik menjadi 2.66 Vpp. Pada
frekuensi 5000 Hz dan 6000 Hz amplitudo menjadi 3.96 Vpp. Pada
frekuensi 8000 Hz amplitudo turun menjadi 3.72 Vpp.

Anda mungkin juga menyukai