Makalah
tentang
“Membangun Jaringan Teknologi GPON”
Disusun oleh :
1.Bima Satria
2.Farrel Ardan
3.Hari Prediansyah
4.Irgie Faras
5.M.Ilham Santoso
Daftar Isi
Lembar Pengesahan
Mengetahui,
Pembimbing Ketua Kelompok
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat-Nya
hingga saat ini masih memberikan kita kesehatan agar dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “Membangun Jaringan Teknologi GPON”.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak – banyaknya untuk
Bapak Novi Ari Wibowo selaku guru mata pelajaran Infrastructure as a Service yang telah
memberikan kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Di akhir kami berharap makalah sederhana yang kami buat dapat dimengerti oleh setiap
pihak membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar – besarnya apabila dalam makalah kami
terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati anda.
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangannya zaman dan teknologi yang memegang peranan penting di
hampir semua sektor kehidupan, tak terkecuali pada sektor telekomunikasi dan komunikasi. Semakin
beragamnya aktifitas manusia, semakin menuntut adanya teknologi yang dapat membantu jalannya
komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah, dan efisien.
Keinginan pelanggan untuk dapat mengakses layanan dengan lebih cepat merupakan keinginan
yang tidak bisa dipungkiri lagi, seperti untuk IPTV, video game, video conference, internet, diskusi, dan
sebagainya. Hal itu yang membuat penyedia layanan dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi
yang digunakan agar dapat memenuhi keinginan dan kepuasan pelanggan. Di sisi lain teknologi jaringan
akses tembaga, yaitu Digital Subscriber Line (DSL) memiliki bandwidth yang terbatas.
1. Mendukung aplikasi triple play (suara, data, dan video) pada layanan FTTx yang
dilakukan melalui satu core fiber optik.
2. Dapat membagi bandwith sampai 32 ONT.
3. Alokasi bandwith dapat diatur.
4. Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif.
Bab II
PEMBAHASAN
Teknologi komunikasi berkembang sangat cepat, kali ini hadir inovasi yang sedang trend ini
dikenal dengan nama Passive Optical LAN (POL). Teknologi komunikasi berbasis Gigabit
Passive Optical Network (GPON) berkecepatan tinggi ini mampu menjawab kebutuhan
masyakarakat modern akan internet yang semakin hari kian meningkat. Yang mana jaringan
GPON ini jauh melampaui kecepatan Gigabit Ethernet pada jaringan Local Area Network
(LAN).
Sebagian besar koneksi internet yang ada di masyarakat indonesia saat ini masih memakai
teknologi lawas yang sama seperti 30 tahun lalu. Sementara tuntutan zaman akan keberadaan
internet berkecepatan tinggi sudah tak terbendung lagi.
Di kawasan seperti gedung perkantoran, pusat bisnis, universitas, hotel, dan sebagainya ini
membutuhkan konektivitas internet yang berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi. Tak heran
jika permintaan pasar terhadap perangkat jaringan internet meningkat pesat dan bermunculan
toko / pusat belanja alat-alat jaringan komputer seperti jawaracloud ini hehehe :)
Permasalahannya, ketika kebutuhan meningkat, biasanya masyakarat pengguna internet ini akan
melakukan upgrade perangkat yang siklusnya sekitar tiga tahun sekali.
Teknologi ini mampu memberikan penghematan di banyak segmen, baik pada pengadaan
perangkat yang tak butuh upgrade sesering mungkin, juga penghematan dari sisi konsumsi listrik
dan perangkat pendingin sebab sebagian besar infrastruktur jaringan menggunakan perangkat
fiber pasif.
Passive Optical Network menyajikan kinerja jaringan yang lebih optimal dibandingkan dengan
LAN tradisional. Begitu pula dalam hal keamanan. Kombinasi antara keduanya memberikan
keuntungan jangka panjang yang signifikan.
Untuk itulah, mari kita mulai berkenalan dengan perangkat jaringan berbasis fiber optik antara
lain FTTH, OLT, ONT, GPON dan lain sebagainya.
Fiber To The Home atau yang disebut dengan FTTH, adalah suatu jaringan akses atau jaringan
yang menghubungkan antara pusat layanan dengan peralatan pelanggan atau Customer Premises
Equipment (CPE) dengan menggunakan Fiber Optik.
1. Dapat menyalurkan informasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, atau berpita lebar
High Speed Data ( > 1000 Mbps)
2. Dalam satu Fiber Optik dapat menyalurkan informasi dua arah ( transmit dan
receive), hal ini berbeda dengan saluran tembaga yang memerlukan dua saluran yang
berbeda untuk arah kirim dan arah terima.
3. Karena dapat menyalurkan High Speed Information, maka dalam satu fiber dapat
melayan Voice, Video dan Data atau yang disebut dengan layanan Triple Play.
4. Mempunyai sifat redaman / attenuation yang relatif kecil, sehingga jarak yang
direkomendasi dari Pusat Layanan (BTS) sampai dengan Pelanggan (Station) adalah 20
Kilometer, disamping itu noise maupun distorsi relatif kecil sekali.
5. Secara teknologi, sistem menggunakan spliter atau satu fiber dapat dicabang ke
beberapa pelanggan , sehingga sangat effesien dalam pembangunan jaringan.
6. Sangat memungkinkan untuk pengembangan teknologi jaringan yang memerlukan
kecepatan tinggi, misal untuk Jaringan ke Base Station.
Arsitektur FTTH
Secara umum arsitektur jaringan FTTH mulai dari pusat layanan sampai dengan pelanggan
adalah sebagai berikut:
1. OLT = Optical Line Terminal , atau perangkat yang mempunyai fungsi;
2. ODF = Optical Distribution Frame, atau Rak dan frame yang berfungsi ;
Tempat Spliter untuk mendistribusikan Fiber Optik ke ODC untuk melayani beberapa
area.
Tempat melakukan pengukuran dan monitoring Jaringan Fiber Optik.
Tempat terminasi fisik jaringan luar Fiber Optik.
3. Feeder Cables = Kabel Fiber Optik penghantar Layanan, yang mempunyai fungsi
Kabel Duct yang menggunakan pelindung pipa PVC dengan lapisan cor beton
Kabel Tanah Tanam Langsung ( Burried Cables) dengan pelindung pipa HDPE.
Kabel Udara atau aireal cable yang ditambatkan pada tiang besi atau beton.
4. ODC = Optical Distribuion Cabinet atau perangkat Lemari Kabel Fiber Optik dengan fungsi
sebagai berikut :
titik sambung untuk penyebaran layanan ke beberapa area yang lebih kecil
tempat splitter untuk yaitu dari satu Fiber optik ke beberapa fiber optik.
tempat koneksi dari Kabel Feeder ke Kabel Distribution
5. Kabel Distribution = Kabel Fiber Optik yang mendistribusikan layanan ke area yang lebih
kecil
6. ODP = Optical Distribution Point atau kotak distribusi layanan ke pelanggan, fungsinya
adalah:
Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran dropp optik dengan
menggunakan splitter.
2. ODP Pole/ Wall ODP yang ditempatkan pada tembok atau tiang
3. ODP Closure, ODP yang ditempatkan pada kabel diantara dua tiang
8. OTP = Optical Termination Premises., yaitu perangkat pasive yang ditempatkan pada
instalasi rumah pelanggan.
Fungsi dari OTP, adalah sebagai berikut ;
Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi pelanggan.
Tempat koneksi kabel dropp optik dengan kabel indooor optik (patchcord)
Kabel Fiber Optik yang diinstalasi untuk dalam rumah, pada umumnya disebut juga
patchcord, dimana kedua ujungnya sudah tersambung dengan konektor.
10. Roset Optic atau kotak tempat penghubung antara indoor optik cables dengan kabel optik
arah CPE ( Customer Premises Equipment) dalam bentuk ONT/ONU
11. ONT/ ONU = Optical Network Terminal atau Optical Network Unit.
Fungsinya adalah :
Teknologi G-PON adalah teknologi yang digunakan untuk mengatur trafik layanan pada jaringan
FTTH. Disebut dengan GPON karena mempunyai bitrate informasi yang lebih dari 1 Giga bit
perdetik, disamping itu sifat pendistribusian layanan pada jaringan tidak memerlukan catuan
daya listrik atau bersifat passive, sehinggga disebut dengan Pasive Optical Network.
Tekologi ini merupakan penggabungan dari teknologi
Penyambugan / Switching
Penggabungan / Multiplexer
Pendistribusian akses pelanggan melalui FTTH
Jaringan IP
Arsitektur G-PON
a. Beroperasi dengan line rates pada 2.488 Gbps downstream dan 1.244 Gbps
upstream dengan menggunakan single fiber, G-PON system harus sesuai dengan ITU-T
G.984.x series (G.984.1/2/3/4).
b. Modul GPON dapat diekspansi, yang memungkinkan terbentuknya sistem perangkat
yang fleksible.
c. Sistem arsitektur GPON harus dalam satu rak yang terintegrasi untuk semua layanan.
d. Semua layanan di-manage/dikontrol oleh sebuah EMS (Element Management Services)
e. Interface backplane perangkat GPON harus berbasis arsitektur IP.
f. Kemampuan switching bersifat non-blocked matrix atau tidak terjadi kegagalan
hubungan.
Kelemahan G-PON
a. Instalasi fisik Fiber Optik harus bebas dari tekukan dan gulungan pada Fiber Optik. (tidak
terjadi bending)
b. Teknisi harus menguasai teknologi jaringan IP.
c. Kapasitas Splitter yang semakin besar akan menimbulkan Loss dan menurunnya
kecepatan informasi pada User, oleh sebab itu perencanaan QoS harus akurat.
Daftar Pustaka