Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH JARINGAN KOMUNIKASI SERAT

OPTIK

Fiber To The Home

DI SUSUN OLEH

FADHILAH HAMZAH
JEFFRY JO SALLI
FREZY SUSANTO M.H

D411 12 014
D411 12 254
D411 12 277

UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keteknikan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar,09 November 2015

Penyusun

BAB
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fiber To The Home menggunakan koneksi Internet broadband
berupa kabel serat optik untuk pengguna personal atau rumahan. Seperti yang
telah diketahui, sistem berbasis optik dapat mengirimkan beragam informasi
digital dengan lebih efektif. Apabila dibandingkan dengan kabel tembaga yang
dapat mengirimkan data hingga 1,5 Mbps pada jarak dekat (kurang dari 2,5
km), kabel serat optik dapat mengirimkan data hingga 2,5 Gbps pada jarak
yang lebih jauh (200 km) dimana jaraknya 80 kali lebih jauh, kabel serat optik
dapat mengirimkan data sebesar 1.500 kali dari kemampuan kabel tembaga.
Teknologi fiber merupakan media yang tidak diragukan untuk
menyediakan bandwidth yang besar, tidak dipengaruhi interferensi gelombang
elektromagnetik, bebas korosi dan menyediakan rugi-rugi minimal untuk
transportasi data. Sekarang ini kebanyakan dari backbone jaringan yang ada
telah dikonstruksikan dengan fiber optik termasuk PT Telkom, tbk.
Instalasi Fiber To The Home akan mengembangkan industri multimedia
oleh karena kemampuan fiber optik yang dapat menyampaikan layanan
multimedia seperti HDTV. Hal ini akan mempunyai dampak yang besar dalam
dunia ekonomi dan akan memberikan bentuk baru yang muncul dari dunia
bisnis dalam sektor teknologi.

Internet

Service

Provider

juga

akan

menghasilkan keuntungan baru seperti meningkatkan kecepatan transfer data


dan dapat menutupi biaya instalasi dari jaringan yang akan digunakan. Secara
umum, teknologi Fiber To The Home terdiri dari tiga jenis topologi jaringan
yaitu jaringan titik ke titik (point-to-point), jaringan serat optik aktif dan jaringan
serat optik pasif.
GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan salah satu
teknologi jaringan serat optic pasif. GPON merupakan teknologi yang dipilih
oleh PT Telkom tbk untuk menanggulangi jaringan Fiber To The Home. PT
Telkom, tbk melakukan riset dalam pemilihan teknologi ini dimana terdapat 2
teknologi lain yang tidak dipilih yaitu APON/BPON dan EPON/GEPON.
Teknologi GPON ini memiliki keunggulan apabila dibandingkan dengan
teknologi teknologi serat optik pasif lain diantaranya GPON sudah mendukung
aplikasi triple play, menghemat penggunaan serat optik, memiliki proteksi yang

handal, dan juga memiliki bitrate hingga orde gigabit. Keuntungan ini akan
sangat cocok diterapkan oleh PT Telkom, tbk dimana pelanggan pelanggannya
yang membutuhkan bandwidth yang cukup besar.

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Fiber To The Home (FTTH)
Menurut Modul PT Telkom (Anonim,2008) Fiber to The Home merupakan
pengembangan dari FTTx yaitu FiberTo The x. FTTx merupakan teknologi akses jaringan
tetap yang sedang berkembang pesat. Hal ini di tunjukkan dengan bersaingnya vendor
vendor telekomunikasi besar untuk menjual produk produk dan layanan deployment FTTx
serta banyak dibicarakannya FTTx pada media.
Saat ini jaringan ke rumah rumah di dominasi oleh jaringan kabel tetap atau fixed
wireline dengan digunakannya tembaga yang memiliki kekurangan karena dianggap tidak
dapat memberikan bandwidth yang tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Karena hal
itu, orang orang kini mulai beralih ke teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwidth
yang lebih tinggi.
Mode mode fiber optic akan dipilih berdasarkan kebutuhan oleh arsitektur
arsitektur dari jaringan fiber optik tersebut, berikut beberapa arsitektur jaringan fiber optik :
a. FTTH (Fiber to The Home)
FTTH adalah arsitektur jaringan kabel fiber optik yang dibuat mencapai rumah
rumah atau ruangan dimana terminal berada.
b. FTTB (Fiber to The Building)
Jaringan Kabel optik sampai pada gedung komersial atau tempat tinggal dan
kemudian didistribusikan ke masing masing ruangan dengan jaringan kabel tembaga.

c. FTTP (Fiber to the Premises)

FTTP merupakan nama generik yang digunakan untuk istilah FTTB dan FTTH
karena secara arsitektur FTTB dan FTTH sama.
d. FTTC (Fiber to The Curb)
Jaringan fiber dibuat sampai pada titik pendistribusian yang berada sekitar 33 meter
dari tempat pengguna berada. Dari curb ke rumah rumah digunakan koneksi kabel
tembaga. Curb biasanya melayani 8 sampai 24 pelanggan.
e. FTTN (Fiber to the Node)
Jaringan fiber dibuat sampai pada suatu node yang berupa kabinet berlokasi di
pinggir jalan sehingga disebut jg FTTCab. Jarak antara titik pendistribusian dengan
pelanggan pada FTTN lebih jauh dari pada FTTC. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani juga
lebih banyak biasanya sampai ratusan pelanggan. FTTN juga menggunakkan kabel tembaga
untuk koneksi dari kabinet ke rumah rumah.

2.1.1 Passive Optical Network (PON)


Menurut Eileen Connolly Bull (2012, 24) PON merupakan Passive Optical Network
atau perangkat optik pasif yang digunakan untuk menyusun jaringan Fiber To The Home.
Peralatan PON terdiri dari sebuah Optical Line Termination (OLT) di titik central office.
Salah satu serat optik berjalan ke splitter optik pasif dan keluar untuk mengubungkan
maksimum 64 user yang masing-masing memiliki Optical Network Unit (ONU). Keuntungan
dari PON adalah penggunaan kabel serat optik sedikit berkurang (antara Central Office dan
splitter), tidak adanya peralatan aktif antara OLT dan ONU, kemampuan untuk melakukan
dynamic bandwidth allocation dan memungkinan bandwidth yang tinggi sehingga dapat
menyebabkan penghematan biaya modal dan operasional. Perangkat optik pasif yang dipakai
adalah konektor, passive splitter dan kabel optik itu sendiri. Passive splitter berfungsi untuk
memeceah kabel optik menjadi beberapa kabel optik lagii, dengan kualitas informasi yang
sama tanpa adanya fungsi addressing dan filtering.

OLT adalah alat yang berada pada Central Office fungsinya sebagai interface admin
untuk mengatur semua keluaran serat optik yang akan ditransmisikan oleh Optical
Distribution Network (ODN) yang menyediakan alat alat transmisi optik mulai dari OLT
sampai pelanggan. Sedangkan ONU menyediakan interface pada sisi pelanggan dari
Distribution Point dan dihubungkan dengan ODN. Teknologi PON pada dasarnya adalah
teknologi untuk hubungan point to multipoint,

dan topologi ini sesuai untuk melayani

kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan hanya menambah perangkat ONU di
lokasi pelanggan. Metode akses yang di gunakan pada PON salah satunya adalah
TDM/TDMA (Time Division Multiplexing / Time Division Multiplexing Access). Menurut
Solekan, ST (2009, 60) Multiplexing merupakan penggabungan beberapa kanal sinyal
informasi ke dalam satu kanal informasi dengan tujuan agar sinyal-sinyal informasi tsb dapat
dikirimkan secara simultan dalam 1 kanal. Pada arah downstream sinyal TDM dari OLT
memuat semua informasi pelanggan dalam slot yang di tentukan dan disebarkan ke semua
ONU yang terhunbung oleh OLT.
Tiap ONU hanya mengakses pada slot yang telah di tentukan untuk transmisi. Karena
semua informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengaman sinyal, dengan
encryption. Pada arah sinyal optik upstream dari setiap ONU ditransmisikan secara
bersamaan dengan metoda TDMA untuk mengindari collision, karena jarak antara OLT dan
semua ONU berbeda beda. Sedangkan panjang gelombang yang digunakan untuk
downstream 1490 nm dan upstream 1310 nm sesuai dengan rekomendasi ITU-T G 957.
Metode lain yang digunakkan adalah SDM (Space Division multiplexing) , tergantung dari
sistem yang digunakan, apakah simplex, half duplex, atau full duplex.

Gambar 2.1 Arsitektur GPON


Sinyal Downstream adalah berupa paket paket yang dikirimkan dengan cara
broadcast lewat sebuah fiber, kemudian optical splitter akan mengirimkan paket paket
tersebut ke semua end-point. Sehingga setiap ujung atau termination akan menerima paket
data yang sama untuk kemudian disaring hanya data yang ditujukan padanya saja yang akan

diproses untuk menjaga keamanan data maka setiap paket atau frame dapat dienkripsi
terlebih dahulu.

Do wnstream
Voice & Data @ 1490 nm
OLT

Up to 64

Downstream
Video @ 1550 nm
OLT

Up to 64

Upst ream @ 1310 nm


1

OLT

Video

Up to 64

Upstream

ONT

ONT

ONT

ONT

ONT

ONT

ONT

ONT

ONT

Gambar 2.2 Downstream,


Downstream,

Jaringan PON memiliki beberapa tipe yang populer, yaitu :

APON atau BPON

EPON ATAU GEPON

GPON

Berikut ini protokol PON yang telah sepakati oleh IEEE dan ITU
Tabel 2.1 Protokol GPON

Protokol
PON

Standar

APON
/BPO
N

ITU-T

EPON/GEP
ON

ITU-T

GPON

IEEE

dan

G.983

Penghant
aran

ATM

Renda

Biaya

Lebar

155

jalur hulu

Mbps

Lebar

622

jalur hilir

Mbps

G.984

ATM, TDM,
Ethernet

Sedang

802.3ah

Ethernet

Paling
rendah

1.5 Gbps

1.25 Gbps

2.5 Gbps

1.25 Gbps

APON atau A3TM PON adalah standar yang dikeluarkan oleh ITU-T dan diartifikasi
tahun 1998 dengan standard G.983.1, dan menggunkan ATM sebagai transport protokolnya
pada layer 2. Setelah adanya penambahan standar G.983.3, APON kemudian diganti
namanya menjadi BPON atau Broadband PON.
EPON (Ethernet Passive Optical Networks) atau GEPON (Gigabit Ethernet Passive
Optical Networks), juga dikenal sebagai Ethernet PON adalah standar IEEE / EFM untuk
menggunakan Ethernet untuk data paket, Epon / GEPON adalah Ethernet cepat melalui
jaringan serat optik pasif yang menggunakan teknologi point to multipoint dimana serat optik
tunggal digunakan untuk melayani beberapa tempat atau pengguna.

2.2 Teknologi GPON

GPON (Gigabit Passive Optical Network) adalah salah satu teknologi akses dengan
menggunakkan fiber optic sebagai media transport ke pelanggan. Teknologi GPON ini sudah
di rilis oleh ITU-T (International Telecommunication Union Terminals for Telematic
Service)

dan

GPON

juga

bisa

mengakomodasikan

legacysystem

yang

sudah

diimplementasikan pada jaringan akses pelanggan. Teknologi ini mendukung kecepatan yang
besar, peningkatan dalam pengamanan, bandwidth yang besar dan pilihan protocol pada
Layer 2 OSI seperti ATM,GEM dan Ethernet. Salah satu implementasi FTTH adalah
teknologi GPON itu sendiri.
Menurut modul PT. Telkom (Anonim, 2008) GPON memiliki beberapa perangkat
yaitu :

OLT ( Optical Line Termination)


OLT adalah peripheral yang berada pada kantor pusat operator jaringan
telekomunikasi.OLT dihubungkan dengan satu atau lebih ODC. OLT merupakan Interface
dengan jaringan Metro (uplink) dan ODC. OLT juga memiliki fungsi Multiplexing /
Demultiplexing, Cross-connect dan Controller.

Gambar 2.3 Optical Line Termination

PS (Pasive Splitter)
Mendistribusikan sinyal optik ke semua cabang dengan rasio :
Tabel 2.2 Jenis Splitter

JENIS

BESAR

SPLITTER

REDAMAN

1:2

4 db

1:4

6 db

1:8

11 db

1 : 16

17 db

1 : 32

21 db

Splitter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang
digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya beberapa node splitter, sehingga sifatnya idle
dan cara kerjanya membagi daya optik sama rata.

Gambar

2.4 Pasive Splitter

ODC (Optical Distribution Cabinet)


ODC melakukan Transport dan distribusi data dari OLT atau Optical Line Termination
ke ONU atau Optical Network Unit. ODC juga terletak pada jaringan optik antara perangkat
OLT sampai perangkat ONU. Komponen ODC terdiri atas kabel optik dan passive splitter.
Level sinyal optik (optical budget) yang distandarkan adalah 15 dB sampai 28 dB, sehingga
jarak maksimum yang bisa dilayani adalah 20 Km.
Transmisi gelombang optik pada jaringan PON menggunakan 3 panjang gelombang.
Sinyal optik pertama dengan panjang gelombang 1490 nm digunakan untuk transmisi sinyal
arah downstream, sinyal optik kedua dengan panjang gelombang 1310 nm sebagai sinyal
transmisi upstream dan sinyal optik ketiga dengan panjang gelombang 1550 nm digunakan
sebagai sinyal transmisi analog, khususnya video.

Gambar 2.5 Optical Distribution Cabinet

ONU (Optical Network Unit)


ONU merupakan interface antara ODN dan terminal pelanggan. ONU berfungsi
mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik untuk kemudian sinyal tersebut di demultiplex
agar dapat didistribusikan menggunakan kabel tembaga ke tempat pelanggan. Untuk
beberapa produk ONU juga disebut sebagai ONT atau Optical Network Terminal. ONU
diletakkan di sisi pelanggan yang dihubungkan dengan menggunakan Twisted Copper Pair
melalui suatu Adaptation Unit (AU) yang menyediakan fungsi penyesuaian antara ONU
dengan sisi pelanggan.

Gambar 2.6 Optical Network Unit

BAB 3

SISTEM YANG SEDANG BERJALAN


1.

Sistem yang Berjalan


Secara umum teknologi fiber to the home pada PT. Telkom,Tbk menggunakan
topologi jaringan Point to Multipoint (MultipleStar) yaitu dimana jaringan dari satu titik
menuju ke titik yang banyak. Dan oleh karena itu pemakainya sangat terbatas karena
disebabkan oleh biaya yang terbilang mahal dan peralatan-peralatan aktif yang dipakaikan
pada jaringan masih memerlukan tenaga listrik termasuk optical switch. Jaringan Fiber to the
home di PT. Telkom, Tbk yang menggunakan teknologi GPON hampir menggantikan
teknologi sebelumnya yaitu jaringan cooper yang menggunakan teknologi DSLAM atau
MSAN. Teknologi GPON sudah mendekati angka 70% keseluruhan diterapkannya di
Indonesia lebih spesifiknya di daerah JABOTABEK.

Gambar 3.1 perbandingan MSAN dan FTTH


PT Telkom, Tbk awalnya menggunakkan teknologi MSAN untuk memberikan
layanan layanannya seperti speedy, groovia tv, maupun telepon rumah. Teknologi MSAN
merupakan teknlogi yang hanya menggunakan kabel Fiber Optik dari OLT hingga menuju
MSAN itu sendiri, sisanya menggunakan kabel cooper atau tembaga. Sedangkan untuk
teknologi FTTH semua cooper yang menjadi penghubung diganti dengan Fiber Optik.
Perbandingan teknologi sebelumnya dengan teknologi yang sekarang terlihat seperti pada
gambar 3.1.
3.2 Topologi
Topologi yang digunakan untuk jaringan FTTH biasanya star atau point to multipoint.
Satu pasang kabel fiber optic yang ditarik hingga ODC, setelah itu didalam ODC diletakkan
pasif splitter yang berguna untuk memecah satu pasang kabel fiber optik menjadi dua pasang
atau lebih kabel fiber optik. Dan diteruskan ke ODP yang didalamnya juga diletakkan pasif
splitter. Lalu diteruskan ke rumah rumah.

BAB 4
PERANCANGAN JARINGAN
Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The
Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada
di PT. Telkom, Tbk

4.1 Rancangan Jaringan


4.1.1

Hardware

Optical Line Termination (OLT)

Gambar 4.1 OLT ZTE ZXA10 C300


OLT yang akan digunakan oleh PT Telkom adalah OLT ZTE ZXA10 C300.
Sedangkan OLT yang sedang digunakan oleh PT Telkom adalah ZTE ZXA10 C220. OLT ini
terdiri dari 1 shelf yang memiliki 14 slot dan akan dipasangkan 4 jenis modul yaitu :

Modul GPFA
Berfungsi untuk mentransmisi data ke pelanggan. Terdiri dari 4 port.

Modul CEIBB

berfungsi untuk menara BTS.

Modul GCSD
Berfungsi untuk uplink 1G atau 10G ke metro, biasanya di gunakan pada slot 2 dan 3
untuk uplink 1G sedangkan slot 6 untuk uplink 10G.

Modul Control
Berfungsi untuk interface yang mengontrol OLT.

Gambar 4.2 OLT ZTE ZXA10 C220.


Keterangan :

Slot 1

: Modul CEIBB

Slot 2

: Uplink 10G ke Metro

Slot 3

: Backup uplink

Slot 4

: Modul CEIBB

Slot 5

: Modul GPFA

Slot 6

: Uplink 1G ke Metro

Slot 7,8

Slot 9,10,11

: Modul GPFA

Slot 12,13

: Backup Modul GPFA

Slot 14

: Modul CEIBB

Pasif Splitter

: Modul Control

Gambar 4.3 Pasif Splitter

Pasif splitter yang digunakan adalah jenis 1:4. Pasif splitter ini terdapat 4 x 1:4.

Optical Distribution Cabinet


ODC sering juga disebut Rumah Kabel (RK) karena berfungsi untuk menampung
semua kabel fiber optik yang akan disebarkan ke ODP ODP.

Gambar 4.4 Optical Distribution Cabinet

Optical Distribution Point

Optical Distribution Point hanya berisi Splitter biasanya splitter yang digunakan
disesuaikan agar redaman yang dihasilkan baik.

Gambar 4.5 Optical Distribution Point

Optical Network Unit


Berfungsi untuk memberikan service Triple Play yaitu voice, video, dan data.

Gambar 4.6 Optical Network Unit ZTE type F620


4.1.2

Desain Denah Lokasi

Gambar 4.7 Denah Lokasi Rumah yang menginstal FTTH


Lokasi yang kami gunakan adalah Townhouse XYZ yang mana memiliki data
Sebagai berikut :

Luas Tanah

Luas Rumah = 6 x 12 m

= 78 x 77 m

Total rumah yang menggunakan FTTH


4.1.3

= 9 Rumah

Desain Denah Kabel

Gambar 4.8 Desain Denah Kabel


Panjang kabel fiber yang dibutuhkan untuk Townhouse XYZ adalah fiber Blok A
(merah) + Fiber Blok B (kuning) + Fiber Blok C (hijau) yaitu 186 meter.

4.1.4

Rancangan Topologi

Gambar 4.9 Topologi yang digunakan


Topologi ini merupakan rancangan topologi yang diimplementasikan. Dimana
terdapat 1 OLT, 1 ODC yang menggunakan Splitter Pasif 1:4, 1 ODP yang menggunakan

Splitter Pasif 1 : 8 sebanyak 3 buah. Alat alat ini disusun menjadi topologi star atau point to
multipoint. Kabel fiber optik yang digunakan dengan ketentuan sambungan pada setiap 2
Km. seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.10 Sambungan per 2 Km


4.1.5

Perhitungan Redaman

Perhitungan redaman untuk jaringan ini dibutuhkan karena dengan didapatkannya


redaman yang sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB maka jaringan tersebut
bisa dikatakan bagus atau tidak akan terjadi gangguan secara teknikal dari media transmisi.
Teknik perhitungan redaman yaitu dengan menggunakan cara desktop design. Untuk
perhitungan ini dibutuhkannya analisis penentuan splitter karena redaman splitter yang
dihasilkan sangat mempengaruhi perhitungan redaman ini. Splitter yang akan dipasangkan
disesuaikan dengan jumlah rumah yang akan dipasangkan splitter tetapi biasanya dilebihkan
untuk backup. Total rumah yang ada pada Townhouse XYZ adalah 20 rumah jadi kami
memilih splitter 1 : 4 sebanyak 6 buah karena jika memilih splitter 1 : 8 sebanyak 3 buah
akan menghasilkan redaman yang lebih besar sehingga total redaman yang dihasilkan tidak
sesuai dengan range yang sudah ditentukan.
Dari Topologi diatas dapat diketahui keterangan keterangan sebagai berikut :

Redaman Range

= 15 26 dB

Redaman Kabel

= 0.5 dB/ KM

Redaman Splice

= 0.2 dB/ Sambungan

Jarak Sambungan

= 2 Km

Jumlah Sambungan

= 3 Buah

Redaman Splitter 1 : 4

= 6 dB

Redaman Splitter 1 : 8

= 11 dB

Perhitungan Redaman Untuk ONU A sampai ONU I sebegai berikut :


1. ONU A
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.03 Km x 0.5 dB

= 0.015 dB

Redaman Splitter ODC

= 11 dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU A = 21.615 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
2. ONU B
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.046 Km x 0.5 dB = 0.023 dB


Redaman Splitter ODC

= 11dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU B = 21.623 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
3. ONU C
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.054Km x 0.5 dB = 0.027 dB


Redaman Splitter ODC

= 11dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU C = 21.627 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
4. ONU D
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.018 Km x 0.5 dB = 0.009 dB

Redaman Splitter ODC

= 11dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU D = 21.609 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
5. ONU E
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.026 Km x 0.5 dB = 0.013 dB


Redaman Splitter ODC

= 11dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total


Redaman TOTAL ONU E

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

= 21.613 dB

Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB


6. ONU F
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.034 Km x 0.5 dB = 0.017 dB


Redaman Splitter ODC

= 11 dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU F = 21.617 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
7. ONU G
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.022 Km x 0.5 dB = 0.011 dB


Redaman Splitter ODC

= 11 dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU G = 21.611 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
8. ONU H
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.038 Km x 0.5 dB = 0.019 dB


Redaman Splitter ODC

= 11 dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

Redaman TOTAL ONU H = 21.619 dB


Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB
9. ONU I
Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB

= 2.5 dB

Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB

= 1.5 dB

Redaman Kabel ODP-ONU= 0.062 Km x 0.5 dB = 0.031 dB


Redaman Splitter ODC

= 11 dB

Redaman Splitter ODP

= 6 dB

Redaman Splice Total


Redaman TOTAL ONU I

= 3 x 0.2 dB

= 0.6 dB

= 21.631 dB

Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 28 dB


Setelah semua redaman yang dihitung sesuai dengan range yang ditentukan maka
banyaknya splitter yang ada di ODC ataupun ODP diletakan sesuai jumlah perhitungannya.
Seteleh semua splitter diletekan maka fiber yang telah didistribusikan dari ODP dimasukkan
kedalam ONU.
4.2 Konfigurasi
Tahap ini merupakan tahapan yang memberikan user layanan layanan
yang ada di PT Telkom, tbk . Konfigurasi menggunakan sebuah software bawaan vendor
OLT yang di privasikan oleh pihak Telkom. Software tersebut dapat diakses disetiap STO
STO. Selanjutnya adalah meregister ONU ONU tersebut kedalam OLT yang digunakan.

Setelah Semua ONU teregister tahap selanjutnya adalah memberikan service


untuk setiap ONU ONU yang terdaftar.
Setelah semua ONU di konfigurasi sesuai dengan servicenya lalu yang terakhir seting
IGMP. Proses Konfigurasi selesai dan ONU sudah bisa digunakan oleh user sesuai dengan
service yang mereka pilih.

4.3 Testing
Tahap ini adalah tahap pengecekan jaringan pelanggan, dimana setelah melakukan
konfigurasi kita akan melakukan testing untuk mengetahui kinerja jaringan yang terdapat di
pelanggan.

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penulisan makalah diatas, dapat disimpulkan beberapa point yang
menjadi landasan dalam mendesain dan merancang jaringan Fiber To The Home :

Penggunaan teknologi GPON dikarenakan memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan


teknologi teknologi serat optik pasif lain diantaranya GPON sudah mendukung aplikasi
triple play, menghemat penggunaan serat optik, memiliki proteksi yang handal, dan juga
memiliki bitrate hingga orde gigabit

Biasanya pelanggan yang menggunakan GPON biasanya tergolong di perumahan baru atau
real estate,dan penggunanya mencapai 80% untuk diperumahan baru.

Baik buruknya jaringan Fiber To The Home tergantung akan redaman yang didapat pada saat
instalasi di lapangan. Dengan standar redaman yang memiliki kualitas di range 15 28 dB.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis serta simpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan
beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut, yaitu:

Melakukan pengecekan teknologi secara berkala seiring dengan kemajuan teknologi informasi
kedepannya.

Diperlukanya staff IT yang bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomunikasi (JARLOKAF). Direktorat Operasi


dan Pemasaran PT Telekomunikasi Indonesia, Bandung.
Anonim. 2004. Dasar Sistem Komunikasi Optik (Optical Access Network). TELKOMRisTI (R & D)
Center. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., Bandung.
Hamdani,
Arief.
1998.
Skenario
Penggelaran
PON
Suatu Pengantar Desain Jaringan Lokal Akses Fiber. Jurnal Elektro Indonesia., (Online),
No. 13. (http://elektroindonesia.com/elektro/tel13b.html, diakses 02 Pebruari 2008).
Hamdani, Arief. 1999. Jaringan Akses Fiber. Jurnal Elekro Indonesia., (Online), No. 25 Tahun V.
(http://www.elektroindonesia.com/elektro/tel25.html, diakses 02 Pebruari 2008).
Muzayyin, Ahmad (zabeed@gmail.com). 13 September 2009. Raisecom GEPON solution & Price
List GEPON. Email kepada Zet Yulius Baitanu (zethyb@gmail.com).
Muzayyin, Ahmad (zabeed@gmail.com). 15 September 2009. Pricelist FO Cable Siscomtech. Email
kepada Zet Yulius Baitanu (zethyb@gmail.com).
Puspitarini, Dewi. 2006. Sistem Jaringan Multimedia Berbasis Hybrid Fiber Coax (Studi
Perencanaan pada Apartemen Royal). Tesis. Makassar: Program Pascasarjana Unhas.
Robert J. Hoss, 1993. Fiber Optics Second Edition. Prentice, Hall International.
Roger L. Freeman, 1998. Telecomunication Transmission Handbook 4th Edition. John Wiley & Sons,
Inc.
Tiur L. H. Simanjuntak, 2002. Dasar-dasar Telekomunikasi. PT Alumni, Bandung
Widodo, Thomas Sri. 1995. Optoelektronika Komunikasi Serat Optik. Andi Offset, Yogyakarta.
Zanger, Henry. 1991. Fiber Optics Communications and Other Applications, Macmillan Publishing
Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai