OPTIK
DI SUSUN OLEH
FADHILAH HAMZAH
JEFFRY JO SALLI
FREZY SUSANTO M.H
D411 12 014
D411 12 254
D411 12 277
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keteknikan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar,09 November 2015
Penyusun
BAB
1
PENDAHULUAN
Internet
Service
Provider
juga
akan
handal, dan juga memiliki bitrate hingga orde gigabit. Keuntungan ini akan
sangat cocok diterapkan oleh PT Telkom, tbk dimana pelanggan pelanggannya
yang membutuhkan bandwidth yang cukup besar.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Fiber To The Home (FTTH)
Menurut Modul PT Telkom (Anonim,2008) Fiber to The Home merupakan
pengembangan dari FTTx yaitu FiberTo The x. FTTx merupakan teknologi akses jaringan
tetap yang sedang berkembang pesat. Hal ini di tunjukkan dengan bersaingnya vendor
vendor telekomunikasi besar untuk menjual produk produk dan layanan deployment FTTx
serta banyak dibicarakannya FTTx pada media.
Saat ini jaringan ke rumah rumah di dominasi oleh jaringan kabel tetap atau fixed
wireline dengan digunakannya tembaga yang memiliki kekurangan karena dianggap tidak
dapat memberikan bandwidth yang tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Karena hal
itu, orang orang kini mulai beralih ke teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwidth
yang lebih tinggi.
Mode mode fiber optic akan dipilih berdasarkan kebutuhan oleh arsitektur
arsitektur dari jaringan fiber optik tersebut, berikut beberapa arsitektur jaringan fiber optik :
a. FTTH (Fiber to The Home)
FTTH adalah arsitektur jaringan kabel fiber optik yang dibuat mencapai rumah
rumah atau ruangan dimana terminal berada.
b. FTTB (Fiber to The Building)
Jaringan Kabel optik sampai pada gedung komersial atau tempat tinggal dan
kemudian didistribusikan ke masing masing ruangan dengan jaringan kabel tembaga.
FTTP merupakan nama generik yang digunakan untuk istilah FTTB dan FTTH
karena secara arsitektur FTTB dan FTTH sama.
d. FTTC (Fiber to The Curb)
Jaringan fiber dibuat sampai pada titik pendistribusian yang berada sekitar 33 meter
dari tempat pengguna berada. Dari curb ke rumah rumah digunakan koneksi kabel
tembaga. Curb biasanya melayani 8 sampai 24 pelanggan.
e. FTTN (Fiber to the Node)
Jaringan fiber dibuat sampai pada suatu node yang berupa kabinet berlokasi di
pinggir jalan sehingga disebut jg FTTCab. Jarak antara titik pendistribusian dengan
pelanggan pada FTTN lebih jauh dari pada FTTC. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani juga
lebih banyak biasanya sampai ratusan pelanggan. FTTN juga menggunakkan kabel tembaga
untuk koneksi dari kabinet ke rumah rumah.
OLT adalah alat yang berada pada Central Office fungsinya sebagai interface admin
untuk mengatur semua keluaran serat optik yang akan ditransmisikan oleh Optical
Distribution Network (ODN) yang menyediakan alat alat transmisi optik mulai dari OLT
sampai pelanggan. Sedangkan ONU menyediakan interface pada sisi pelanggan dari
Distribution Point dan dihubungkan dengan ODN. Teknologi PON pada dasarnya adalah
teknologi untuk hubungan point to multipoint,
kelompok pelanggan yang letaknya terpisah, dengan hanya menambah perangkat ONU di
lokasi pelanggan. Metode akses yang di gunakan pada PON salah satunya adalah
TDM/TDMA (Time Division Multiplexing / Time Division Multiplexing Access). Menurut
Solekan, ST (2009, 60) Multiplexing merupakan penggabungan beberapa kanal sinyal
informasi ke dalam satu kanal informasi dengan tujuan agar sinyal-sinyal informasi tsb dapat
dikirimkan secara simultan dalam 1 kanal. Pada arah downstream sinyal TDM dari OLT
memuat semua informasi pelanggan dalam slot yang di tentukan dan disebarkan ke semua
ONU yang terhunbung oleh OLT.
Tiap ONU hanya mengakses pada slot yang telah di tentukan untuk transmisi. Karena
semua informasi downstream disebarkan ke semua ONU, seperti pengaman sinyal, dengan
encryption. Pada arah sinyal optik upstream dari setiap ONU ditransmisikan secara
bersamaan dengan metoda TDMA untuk mengindari collision, karena jarak antara OLT dan
semua ONU berbeda beda. Sedangkan panjang gelombang yang digunakan untuk
downstream 1490 nm dan upstream 1310 nm sesuai dengan rekomendasi ITU-T G 957.
Metode lain yang digunakkan adalah SDM (Space Division multiplexing) , tergantung dari
sistem yang digunakan, apakah simplex, half duplex, atau full duplex.
diproses untuk menjaga keamanan data maka setiap paket atau frame dapat dienkripsi
terlebih dahulu.
Do wnstream
Voice & Data @ 1490 nm
OLT
Up to 64
Downstream
Video @ 1550 nm
OLT
Up to 64
OLT
Video
Up to 64
Upstream
ONT
ONT
ONT
ONT
ONT
ONT
ONT
ONT
ONT
GPON
Berikut ini protokol PON yang telah sepakati oleh IEEE dan ITU
Tabel 2.1 Protokol GPON
Protokol
PON
Standar
APON
/BPO
N
ITU-T
EPON/GEP
ON
ITU-T
GPON
IEEE
dan
G.983
Penghant
aran
ATM
Renda
Biaya
Lebar
155
jalur hulu
Mbps
Lebar
622
jalur hilir
Mbps
G.984
ATM, TDM,
Ethernet
Sedang
802.3ah
Ethernet
Paling
rendah
1.5 Gbps
1.25 Gbps
2.5 Gbps
1.25 Gbps
APON atau A3TM PON adalah standar yang dikeluarkan oleh ITU-T dan diartifikasi
tahun 1998 dengan standard G.983.1, dan menggunkan ATM sebagai transport protokolnya
pada layer 2. Setelah adanya penambahan standar G.983.3, APON kemudian diganti
namanya menjadi BPON atau Broadband PON.
EPON (Ethernet Passive Optical Networks) atau GEPON (Gigabit Ethernet Passive
Optical Networks), juga dikenal sebagai Ethernet PON adalah standar IEEE / EFM untuk
menggunakan Ethernet untuk data paket, Epon / GEPON adalah Ethernet cepat melalui
jaringan serat optik pasif yang menggunakan teknologi point to multipoint dimana serat optik
tunggal digunakan untuk melayani beberapa tempat atau pengguna.
GPON (Gigabit Passive Optical Network) adalah salah satu teknologi akses dengan
menggunakkan fiber optic sebagai media transport ke pelanggan. Teknologi GPON ini sudah
di rilis oleh ITU-T (International Telecommunication Union Terminals for Telematic
Service)
dan
GPON
juga
bisa
mengakomodasikan
legacysystem
yang
sudah
diimplementasikan pada jaringan akses pelanggan. Teknologi ini mendukung kecepatan yang
besar, peningkatan dalam pengamanan, bandwidth yang besar dan pilihan protocol pada
Layer 2 OSI seperti ATM,GEM dan Ethernet. Salah satu implementasi FTTH adalah
teknologi GPON itu sendiri.
Menurut modul PT. Telkom (Anonim, 2008) GPON memiliki beberapa perangkat
yaitu :
PS (Pasive Splitter)
Mendistribusikan sinyal optik ke semua cabang dengan rasio :
Tabel 2.2 Jenis Splitter
JENIS
BESAR
SPLITTER
REDAMAN
1:2
4 db
1:4
6 db
1:8
11 db
1 : 16
17 db
1 : 32
21 db
Splitter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang
digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya beberapa node splitter, sehingga sifatnya idle
dan cara kerjanya membagi daya optik sama rata.
Gambar
BAB 3
BAB 4
PERANCANGAN JARINGAN
Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The
Home baru di suatu lokasi yang ditentukan dengan menggunakkan teknologi GPON yang ada
di PT. Telkom, Tbk
Hardware
Modul GPFA
Berfungsi untuk mentransmisi data ke pelanggan. Terdiri dari 4 port.
Modul CEIBB
Modul GCSD
Berfungsi untuk uplink 1G atau 10G ke metro, biasanya di gunakan pada slot 2 dan 3
untuk uplink 1G sedangkan slot 6 untuk uplink 10G.
Modul Control
Berfungsi untuk interface yang mengontrol OLT.
Slot 1
: Modul CEIBB
Slot 2
Slot 3
: Backup uplink
Slot 4
: Modul CEIBB
Slot 5
: Modul GPFA
Slot 6
: Uplink 1G ke Metro
Slot 7,8
Slot 9,10,11
: Modul GPFA
Slot 12,13
Slot 14
: Modul CEIBB
Pasif Splitter
: Modul Control
Pasif splitter yang digunakan adalah jenis 1:4. Pasif splitter ini terdapat 4 x 1:4.
Optical Distribution Point hanya berisi Splitter biasanya splitter yang digunakan
disesuaikan agar redaman yang dihasilkan baik.
Luas Tanah
Luas Rumah = 6 x 12 m
= 78 x 77 m
= 9 Rumah
4.1.4
Rancangan Topologi
Splitter Pasif 1 : 8 sebanyak 3 buah. Alat alat ini disusun menjadi topologi star atau point to
multipoint. Kabel fiber optik yang digunakan dengan ketentuan sambungan pada setiap 2
Km. seperti pada gambar dibawah ini.
Perhitungan Redaman
Redaman Range
= 15 26 dB
Redaman Kabel
= 0.5 dB/ KM
Redaman Splice
Jarak Sambungan
= 2 Km
Jumlah Sambungan
= 3 Buah
Redaman Splitter 1 : 4
= 6 dB
Redaman Splitter 1 : 8
= 11 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 0.015 dB
= 11 dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 21.613 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11 dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11 dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11 dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 2.5 dB
= 1.5 dB
= 11 dB
= 6 dB
= 3 x 0.2 dB
= 0.6 dB
= 21.631 dB
4.3 Testing
Tahap ini adalah tahap pengecekan jaringan pelanggan, dimana setelah melakukan
konfigurasi kita akan melakukan testing untuk mengetahui kinerja jaringan yang terdapat di
pelanggan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penulisan makalah diatas, dapat disimpulkan beberapa point yang
menjadi landasan dalam mendesain dan merancang jaringan Fiber To The Home :
Biasanya pelanggan yang menggunakan GPON biasanya tergolong di perumahan baru atau
real estate,dan penggunanya mencapai 80% untuk diperumahan baru.
Baik buruknya jaringan Fiber To The Home tergantung akan redaman yang didapat pada saat
instalasi di lapangan. Dengan standar redaman yang memiliki kualitas di range 15 28 dB.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis serta simpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan
beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut, yaitu:
Melakukan pengecekan teknologi secara berkala seiring dengan kemajuan teknologi informasi
kedepannya.
Diperlukanya staff IT yang bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara sistem.
DAFTAR PUSTAKA