Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
“Sistem Pengairan Sawah Berbasis IOT
Guna Mengoptimalkan Tingkat Produksi Padi
dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Muhammad Fiqri Suhanda 1102183166 2018

Reviandi Naufal Kurniawan 1102180159 2018

Guntur Afgan 1102180239 2018

TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Sistem Pengairan Sawah Berbasis IOT


Guna Mengoptimalkan Tingkat Produksi
Padi dalam Menghadapi Revolusi
Industri 4.0

2. Bidang Kegiatan : PKM GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Muhammad Fiqri Suhanda

b. NIM : 1102183166

c. Jurusan : Teknik Elektro

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Telkom

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Taman Walet, Blok GW 9 No. 1, sindang


sari, Pasar Kemis, Kab.Tangerang, Banten /
082213747560

f. Alamat email : Suhanfiq@gmail.com

g. Anggota Pelaksana : 2 orang


Kegiatan/Penulis
4. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar :

b. NIP :

c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP :

Bandung, 27 November 2018

Menyetujui,
Ketua Departemen Teknik Ektro Ketua Pelaksana Kegiatan

( ) (Muhammad Fiqri Suhanda)


NIP. NIM. 1102183166
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pendamping
Kemahasiswaan

( ) (____________________________)
NIP. NIP.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah negara tropis yang memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau.
Maka dari itu masyarakat di Indonesia khususnya daerah pedesaan, mata pencaharian mereka
sebagai petani. Komoditas produksi pertanian di Indonesia yang sering ditanam oleh petani
terbagi menjadi 2, pertama komoditas produksi pertanian yang dapat dipanen per musim dan
kedua merupakan komoditas produksi pertanian yang dapat dipanen per tahun. Salah satu contoh
tanaman pertanian yang dapat dipanen per musim yaitu padi.
Padi atau Oryza sativa merupakan komoditas tanaman pangan penghasil beras yang
memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia. Yaitu beras sebagai makanan
pokok sebagian besar masyarakat indonesia dan sangat sulit digantikan oleh bahan pokok
lainnya. Diantaranya jagung, umbi-umbian, sagu dan sumber karbohidrat lainnya. Sehingga
keberadaan beras menjadi prioritas utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan asupan
karbohidrat yang dapat mengenyangkan dan merupakan sumber karbohidrat utama yang mudah
diubah menjadi energi. Padi sebagai tanaman pangan dikonsumsi kurang lebih 90% dari
keseluruhan penduduk Indonesia untuk makanan pokok sehari-hari (Saragih,2001).
Padi merupakan tanaman yang ditanam oleh petani pada musim hujan dan dipanen pada
musim kemarau, biasanya petani dapat 2 kali sampai 3 kali panen per tahunnya, sesuai padi apa
yang ditanam dan pengaruh musim. Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan padi gagal
panen diantaranya serangan hama, kekurangan air, dan kelebihan air. Dari faktor-faktor tersebut
yang sangat sulit untuk dikontrol oleh petani adalah sistem perairan, karena keberadaan air
dipengaruhi intensitas hujan dan juga tempat sumber air. Masih banyak petani di Indonesia
mengeluh akibat pada musim kemarau sawah dan irigasi mereka kekeringan dan pada musim
penghujan sawah mereka kelebihan air dan dapat membuat padi mereka membusuk, maka dari
itu harus adanya sistem perairan yang baik yang terkoneksi dengan sistem IOT untuk mengetahui
siklus cuaca yang ada di daerah tempat petani itu menanam padinya.
IOT atau Internet Of Things merupakan merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun
kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di
dunia nyata. Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda
hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan
selalu aktif (Yudha, 2007).
Dengan menggabungkan sistem perairan yang dapat dikontrol dan digabungkan dengan
sistem IOT diharapkan mengurangi gagal panen yang dialami oleh petani untuk faktor air dan
juga mengoptimalkan tingkat produksi padi. Maka dari itu penelitian ini berjudul “Sistem
Pengairan Sawah Berbasis IOT Guna Mengoptimalkan Tingkat Produksi Padi dalam
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah Sistem Perairan Berbasis IOT dapat Digunakan pada sistem perairan Sawah ?
2. Bagaimana Sistem Perairan Sawah Berbasis IOT ?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulisan PKM ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk Mengetahui apakah Sistem Perairan Berbasis IOT dapat diaplikasikan pada sistem
perairan sawah.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem perairan sawah berbasis IOT.

1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, manfaat dari penulisan PKM ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi masyarakat, dapat menggunakan dan diaplikasikannya sistem perairan
menggunakan IOT pada Sawah masyarakat.
2. Bagi penulis, dapat meningkatan kreativitas dalam pembuatan karya tulis.

BAB II
Gagasan Masalah
Kebutuhan air untuk tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
proses pertumbuhannya, sehingga diperoleh tambahan berat kering tanaman. Kebutuhan air
tanaman dapat diukur dari perbandingan berat air yang dibutuhkan untuk setiap pertambahan
berat kering tanaman (Purba, 2011). Untuk pengolahan padi dimulai dari mengolah tanah, masa
persemaian, masa pertumbuhan, hingga nanti siap panen membutuhkan air 1,2 liter/detik/ha. Ada
dua jenis padi yang umum ditanam di Indonesia diantaranya varietas lokal dan varietas unggul.
Untuk varietas lokal umurnya lebih panjang dan volume air yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya lebih banyak dibandingkan dengan varietas unggul. Perbandingan kebutuhan
untuk kedua jenis varietas ini sebagai berikut.
Tabel 2. 1 Kebutuhan air tanaman padi sesuai tahap pertumbuhannya (Purba, 2011)

Tahap Varietas lokal


Pertumbuhan Varietas unggul

mm/hari l/det/ha mm/hari Periode l/det/ha mm/hari Periode


(hari) (hari)

Pengolahan 12,7 1,5 - 12,7 1,5 -


Tanah

Pembibitan 3,0 0,4 20 3,0 0,4 20


Tanam s/d 7,5 0,9 40 6,4 0,75 35
Primordial

Primordial s/d 8,8 1,0 25 7,7 0,9 20


Bunga

Bunga 10 % 8,8 1,0 20 9,0 1,0 20


s/d
Penuh

Bunga Penuh 8,4 1,0 20 7,8 0,9 20


s/d Pemasakan
Pemasakan s/d 0 0 15 0 0 15
Panen

Terkhusus di beberapa musim seperti musim penghujan dan kemarau, pengendalian


volume air yang sesuai untuk padi menjadi sulit dilakukan. Di beberapa kasus yang telah terjadi,
pertambahan atau pengurangan jumlah air pada sawah terjadi dalam waktu yang cukup singkat
seperti misalnya jika turun hujan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan sawah tergenang
air sehingga padi menjadi busuk ataupun pada saat kemarau panjang, air untuk irigasi sulit
didapatkan sehingga sawah mengalami kekeringan. Contohnya seperti yang terjadi di Banyumas
(Widiyatno, 2019) dimana hujan berkepanjangan membuat ratusan hektar sawah warga terendam
banjir dan sawah yang terancam kekeringan di daerah Cirebon hingga garut karena aliran waduk
Darma kuning mengalami pengurangan volume (Kardi, 2018). Kedua kasus ini menunjukkan
bahwa saat ini para petani padi belum memiliki sistem irigasi yang baik untuk menjaga volume
air yang ideal tergantung pada kondisi lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan tingkat
gagal panen petani padi cukup tinggi.
2.1 Sistem Pengairan Sawah Berbasis IOT
Sistem ini terdiri dari 4 komponen dasar yaitu (1) Mikrokontroler sebagai otak dari
sistem, (2) Water level sensor untuk memonitor dan mengambil data ketinggian air, (3) Servo
sebagai aktuator yang mengatur bukaan katup pada salah satu sisi sawah dan tempat
penampungan air, (4) Esp8266 sebagai pengirim dan penerima data prakiraan cuaca di daerah
tersebut dan penginputan data volume air untuk padi, (5) panel surya sebagai sumber energi
untuk sistem. Katup dibuat dari kayu bekas atau bahan sejenis lainnya dan ditaruh di bagian tepi
sawah yang telah dilubangi. Katup tersebut di kaitkan bagian tepinya dengan dua buah servo
sehingga dapat dibuka dan ditutup secara otomatis. Setelah katup, terdapat jalur aliran air yang
mengarahkan air ke tempat penampungan air.
Cara kerja sistem ini yaitu pertama petani memberikan inputan data volume air padi
sebagai acuan ketinggian air yang optimal bagi padi sesuai dengan tahap pertumbuhannya dan
menghubungkan sistem ke server BMKG untuk mendapatkan data prakiraan cuaca. Penginputan
ini dilakukan melalui smartphone dan kedua data tersebut akan dijadikan data acuan oleh
mikrokontroler untuk mengatur ketinggian air. Setelah itu, water level sensor akan memberikan
data ketinggian air sawah dalam selang waktu tertentu untuk dicocokan dengan data yang telah
diinput oleh petani. Saat didapati prakiraan cuaca akan hujan pada hari tersebut, dan sensor
mendapati bahwa ketinggian air meningkat melebihi batas yang didapat dari data ketinggian air
awal, maka sistem akan mengatur bukaan katup untuk menjaga volume air di sawah tetap. Air
berlebih yang keluar dari sawah akan masuk ke penampungan air untuk nantinya digunakan
kembali. Jika didapati prakiraan cuaca akan panas untuk beberapa hari kedepan dan sensor
memberikan data ketinggian air yang ternyata mengalami pengurangan, maka katup pada
penampungan air akan terbuka untuk mengalirkan air ke sawah tersebut untuk menjaga volume
air tetap sesuai dengan data inputan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pengairan sawah berbasis IOT ini merupakan sistem irigasi air sawah yang
bekerja secara otomatis untuk menjaga volume air yang sesuai bagi pertumbuhan padi dan
mencegah padi mati karena kelebihan ataupun kekurangan air. Sistem ini terdiri dari sistem
elektronika yang berguna untuk mengambil data ketinggian air dilapangan serta menerima serta
mengirim data yang dibutuhkan oleh petani dan aktuator berupa servo dan katup yang berfungsi
untuk mengatur volume air yang ada di sawah. Air yang berlebih akan disalurkan ke tempat
penampungan air untuk digunakan kembali saat sawah kekurangan air.
Konsep sistem irigasi seperti ini jika direalisasikan, diharapkan padi dapat tumbuh secara
optimal sehingga hasil panen dapat meningkat dan mencegah petani padi mengalami gagal panen
setiap musim penghujan ataupun kemaru yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA

Kardi, D. D., 2018. Sawah-sawah di Cirebon Hingga Garut Terancam Kekeringan , s.l.: CNN Indonesia.
Purba, J. H., 2011. Jhon Hardy Purba. WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi, Volume 10, p. 146.
Widiyatno, E., 2019. Ratusan Hektare Sawah di Banyumas Terendam Banjir, Jakarta: Republika.co.id.
(Agroland.J, "Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza Sativa L) Pada Berbagai Pola Jajar
Legowo Dan Jarak Tanam", 24 (1) : 27 - 35, April 2017.

Yudhanto, Y., "Apa itu IOT (Internet Of Things) ?", diakses pada 19/03/2019 jam 8.00 a.m.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 :

1. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Muhammad Fiqri Suhanda
b. NIM : 1102183166
c. Fakultas/Program studi : Teknik Elektro/Teknik Elektro
d. Perguruan Tinggi : Universitas Telkom
e. Tempat, Tanggal Lahir : Purwakarta, 30 Januari 2000
f. Prestasi :-
g. Pengalaman organisasi :-

(Muhammad Fiqri Suhanda)


NIM. 1102183166
2. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Reviandi Naufal Kurniawan
b. NIM : 1102180159
c. Fakultas/program studi : Teknik Elektro/Teknik Elektro
d. Perguruan tinggi : Universitas Telkom
e. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 1 Februari 200
f. Prestasi :-
g. Pengalaman organisasi : Ketua KIR SMAN 98 Jakarta

(Reviandi Naufal Kurniawan)


NIM.1102180159
3. Anggota pelaksana
a. Nama lengkap : Guntur Afgan Ramdhani
b. NIM : 1102180239
c. Fakultas/program studi : Teknik Elektro/Teknik Elektro
d. Perguruan tinggi : Universitas Telkom
e. Tempat, tanggal lahir :
f. Prestasi :-
g. Pengalaman organisasi :-

(Guntur Afgan Ramdhani)


NIM. 1102180239
4. Nama dan biodata Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. Golongan/pangkat/NIP :-
c. Fakultas/Departemen :-
d. Perguruan tinggi : Universitas Telkom
e. Bidang keahlian :-

(_________________)
NIP______________.

LAMPIRAN 2:

(Ilustrasi Sistem Perairan sawah menggunakan sistem berbasis IOT)

Anda mungkin juga menyukai