Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI IMPLEMENTASI TEKNOLOGI IOT PADA

SMART HOME
Study Case PT.XL Axiata,Tbk

Eri Saputra
Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana, Jakarta
ericsaputra01@gmail.com
Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA

Abstrak

Indonesia sampai saat ini telah mengimplementasikan berbagai macam teknologi


telekomunikasi yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan dan peningkatan
pelanggan,sehingga perlu dilakukan pembenahan disemua sector,salah satunya
infrastruktur Telekomunikasi.Teknologi IOT atau Internet of Things..IOTmenawarakan
layanan dan jaringan yang smart.XL Axiata merupakan salahsatu operator yang sudah
melakukan uji coba untuk teknologi IOT.namaun seperti saat implemetasi
IOT,memerlukan investasi yang cukup mahal banyak hal yang dipertimbangkan sebelum
melakukan implementasi teknolgi IOT,oleh karena ituperlu dirumuskan suatu strategi
yang cocok dalam melakukan implementasi IOT pada jaringan XL Axiata di Indonesia.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan perumusan strategi di XL dalam rangka
melakukan implementasi Teknologi IOT.Perumusan strategi didasari oleh konsep ilmu
manajmen strategi dengan mengunakan perumusan strategi yang terdiri dari Matrik
Evaluasi Internal, Matrik Evaluasi External,SWOT,Matrik Internal External,dan Grand
strategy. Setelah dilakukan perumusan diproleh bahwa strategi “Melajutkan layanan
data dan VAS saat ini dengan meningkatkan jumlah pelangan dengan mengubah model
bisnis pencapaian jumlah pelanggan (dari ‘volume’ ke ‘value’) Strategi 3R lalu
melakukan implementasi IOT secara perlahan” merupakan strategi yang terbaik dan
bisa diimplementasikan.
Kata Kunci:
IOT,Smart Home,SWOT,Matrik IE dan grand startegy

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas
manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus, berikut
kemampuan remote control, berbagi data, dan sebagainya, termasuk pada
benda-benda di dunia fisik. Bahan pangan, elektronik, peralatan apa saja, koleksi,
termasuk benda hidup, yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global
melalui sensor tertanam dan selalu “on”.
Pada hakekatnya, benda Internet atau Internet of Things mengacu pada benda yang
dapat di identifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur
berbasis Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh (Kevin Ashton
pada tahun 1999) dan mulai popular melalui Auto-ID Center di MIT.
PT.XL Axiata telah merencanakan dan siap dalam implementasi IOT untuk
kebutuhan teknologi masa depan untuk menjadikan semua terhubung baik secara
D2D atau M2D untuk memudahkan dalam mengakses semua jaringan dengan Smart
,namun dalam impelementasi dibutuhkan strategi bagaimana teknologi ini bisa
menambah nilai bisnis perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkanlatarbelakangmakadirumuskanmasalahsebagaiberikut:
1. Bagaimana menganalisa pengaruh kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman
dalam melakukan implementasi Teknologi IOT pada jaringan XL khususnya
untuk Smart Home?
2. Bagaimana menciptakan dan menentukan strategi yang cocok dalam
melaksanakan implementasi Teknologi IOT pada Jaringan XL.khususnya untuk
Smart home?

1.3 Metodologi dan Tujuan Penelitian


Metode meliputi perumusan strategi, Tahap Input, tahap pencocokan data dan tahap
keputusan Strategi.yaitu mengunakan analisa SWOT,IE dan Grand Strategy.
Tujuan Penulisan Penelitian ini adalah untuk menganalisa permasalahan
implementasi IOT pada jaringan XL dan menciptakan strategi implementasinya
kemudian selanjutnya menentukan strategi yang mana yang cocok dalam
implementasi IOT pada jaringan XL khususnya untuk smart home.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Literatur

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain


sebagai berikut:

Gambar 2.1. Diagram Venn Pada Penelitian LTE


(1) Internet Of Things,The smart X enabler:International Conference on Intelligent
Networking and Collaborative Systems 2014 oleh Antonio secarfo,Maticmind
Spa,Napies Italy[11].
Penelitian ini Tentang project Penerapan IOT yang dapat menambah nilai bisnis
perusahaan.Dengan proses manajmen ICT yang baik serta didukung regulasi
pada suatu negara maka IOT akan sangat bermanfaat dalam memberikan solusi
pada praktek bisnis modern.
Disisi lain, tantangan yang harus dihadapi adalah implementasi yang tidak
mudah sebab kesiapan infastruktur dari jaringan internet serta regulasi sangat
mempengaruhi akan hasil dari pemanfaatan IOT ini,dalam penelitian ini bahwa
IOT sangat membantu untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dalam bisnis
ICT serta terciptanya efektifitas dan efesiensi. Oleh karena itu IOT sangat
bermanfaat untuk menambah nilai bisnis perusahaan.
(2) In Searaching for 4G mobile service Applications, the case of indonesian
Market, Muhamad suryanegara,Muhamad Asvial, Telecommunications Jurnal of
Australia,vol 63 No.3(2013) [13].
Journal ini dibahas mengenai peranan pasar telekomunikasi seluler semakin
kuat, sehingga mendorong permintaan untuk fitur baru dari aplikasi 4G. Dengan
berfokus pada contoh pasar indonesia,makadilakukan analisa karakteristik 4G
aplikasi layanan mobile yang akan datang yang mungkin populer disuatu negara
berkembang. Untuk membuat analisa,dilakukan surpey pada beberapa orang
yang merupakan perwakilan dari market layanan 4G dan apikasinya dalam
waktu 5tahun. Journal ini juga mengembangkan model mengindentifikasi
tantangan serta peluang bagi para pemain nasional disektor komunikasi
mobile,yaitu oprator dan pengembang konten.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sumber utamadari layanan inovasi adalah
kemungkianan berasal dari pengabungan pengetahuan dari perspektif lokal suatu
negara bersama sama dengan tren global aplikasi layanan mobile. Kombinasi
dari kedua hal ini akan menciptakan layanan baru yang kemungkianan akan
cepat diadopsi oleh pasar.

(3) Strategi Implementasi Teknologi LTE pada jaringan PT.XL Axiata,Tbk Di


Ditinjau dari Manajemen Strategi Implementasi oleh Fajar Dwisatyo [10].

Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisa Strategi Implementasi


Teknologi LTE di PT.XL Axiata,Tbk. Indonesia sampai saat ini telah
mengimplementasikan berbagai macam teknologi telekomunikasi. Untuk
memenuhi peningkatan pelanggan dan kualitas, perlu dilakukan pembenahan di
semua sektor. Salah satunya infrastruktur telekomunikasi. Teknologi LTE atau
Long Term Evolution merupakan salah satu teknologi berbasis 4G sebagai
lanjutan evolusi 3G yang telah diimplementasikan di Indonesia. XL Axiata
merupakan salah satu operator yang sudah melakukan uji-coba untuk teknologi
LTE. Namun seperti saat implementasi 3G setelah 2G, selain investasi yang cukup
mahal, banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk melakukan implementasi
LTE. Oleh karena itu, perlu dirumuskan suatu strategi yang cocok dalam
melakukan implementasi LTE pada jaringan XL Axiata di Indonesia.
Penelitian dalam tesis ini dilakukan dengan melakukan perumusan
strategi XL dalam rangka melakukan implementasi jaringan LTE. Perumusan
strategi didasari oleh konsep ilmu manajemen strategis dengan menggunakan
metode perumusan strategi yang terdiri dari Matriks Evaluasi Internal, Matriks
Evaluasi Eksternal, SWOT,Matriks Internal Eksternal, Matriks Grand Strategy,
dan QSPM. Setelah dilakukan perumusan diperoleh bahwa strategi “Melanjutkan
layanan DATA dan VAS saat ini dengan meningkatkan jumlah pelanggan melalui
sistem Customer Lifecycle Management dan ICE lalu melakukan implementasi
LTE secara perlahan” merupakan strategi yang terbaik dan yang bisa
diimplementasikan.

2.2 Internet Of Things (IOT)

International Telecommunication Union (ITU) mendefinisikan IOT sebagai


"Sebuah infrastruktur global untuk Masyarakat Informasi, memungkinkan layanan
canggih oleh interkoneksi hal (fisik dan virtual) berdasarkan, yang ada dan
berkembang, informasi interoperable dan teknologi komunikasi[14].

2.2.1 Konsep Internet Of Things (IOT)

Gamabar 2.2. Sectors involved in IoT [11].

Internet Of Tings (IoT) adalah merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara
terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data, remote control, dan
sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan,
elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya
tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu
aktif.( Janssen:2013).[1].
Gambar: 2.3 Proses kehidupan IOT saat ini[11].

Pada dasarnya, Internet of Things mengacu pada benda yang dapat


diidentifikasikan secara unik sebagai representasi virtual dalam struktur berbasis
Internet. Istilah Internet of Things awalnya disarankan oleh Kevin Ashton pada
tahun 1999 dan mulai terkenal melalui Auto-ID Center di MIT.Dan kini IoT
menjadi salah satu tugas bagi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tingg.[1].

2.2.2 Arsitektur Lapisan IOT


Pada Arsitektur IOT terdiri dari bebrapa lapisan yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.4 IoT Layered Architecture Source: IJCA (0975 8887)[12].

1 .Coding Layer
Coding lapisan dasar dari IOT yang menyediakan identifikasi dengan obyek yang
menarik. Dalam lapisan ini, setiap objek diberikan sebuah ID unik yang
membuatnya mudah untuk membedakan objek .

2. Persepsi Layer
Ini adalah lapisan perangkat dari IOT yang memberikan arti fisik untuk setiap
objek. Ini terdiri dari sensor data dalam bentuk yang berbeda seperti RFID tag,
sensor IR atau jaringan sensor lainnya yang bisa merasakan suhu, kelembaban,
kecepatan dan lokasi dll dari objek. Lapisan ini mengumpulkan informasi yang
berguna dari objek dari perangkat sensor yang terhubung dengan mereka dan
mengubah informasi menjadi sinyal digital yang kemudian diteruskan ke Lapisan
Network untuk tindakan lebih lanjut.
3. Network Layer
Tujuan dari lapisan ini adalah menerima informasi yang berguna dalam bentuk
sinyal digital dari Persepsi Layer dan mengirimkan ke sistem pengolahan di
Middleware Lapisan melalui transmisi media seperti WiFi, Bluetooth, WiMax,
Zigbee, GSM, 3G,4G dll dengan protokol seperti IPv4, IPv6, MQTT, DDS dll.

4. Middlware Layer
Lapisan ini memproses informasi yang diterima dari perangkat sensor. Ini
termasuk teknologi seperti komputasi Cloud, Ubiquitous komputasi yang
menjamin akses langsung ke database untuk menyimpan semua informasi yang
diperlukan di dalamnya. Menggunakan beberapa Pengolahan Cerdas Peralatan,
informasi tersebut diproses dan sepenuhnya otomatis tindakan yang diambil
berdasarkan hasil olahan informasi.
5. Application Layer
Lapisan ini menyadari aplikasi dari IOT untuk semua jenis industri, berdasarkan
data diproses. Karena aplikasi mempromosikan pengembangan dari IOT sehingga
lapisan ini sangat membantu dalam pengembangan skala besar jaringan IOT .
Aplikasi IOT terkait bisa menjadi rumah pintar, transportasi cerdas, planet pintar
dll
6. Bisnis Layer
Lapisan ini mengelola aplikasi dan layanan dari IOT dan bertanggung jawab untuk
semua penelitian yang berkaitan dengan IOT. Ini menghasilkan yang berbeda
model bisnis untuk strategi bisnis yang efektif .

2.2.3 Implementasi Teknologi IOT


IoT dapat diaplikasikan dalam banyak bidang. Beberapa bidang yang kini
telah mengimplementasi IoT adalah sebagai berikut:

1.Smart City.
Berguna untuk pengaturan kota seperti memonitor lokasi parkir, gedung atau
bangunan, memonitor kebisingan secara real-time, dan memonitor kendaraan dan
pejalan kaki.
2.Smart Environment.
Umumnya digunakan untuk memonitor dan mendeteksi kebakaran hutan, polusi
udara, ketinggian salju dan pendeteksian longsor, gempa, banjir dan tsunami.
3.Smart Metering and Home Automation.
Biasanya digunakan untuk memonitor dan memanajemen energi, tangki air, dan
peralatan – peralatan di rumah lainnya.
4.Security & Emergencies.
Digunakan untuk mendeteksi orang pada daerah terlarang atau mendeteksi
suspicious human, radiasi, dan juga gas-gas berbahaya.
5.Logistics.
Memonitor lokasi barang pada pengiriman, barang – barang pada tempat
penyimpanan dan fleet trackinguntuk barang seperti obat, barang berbahaya, uang,
dan perhiasan.
6.Industrial Control.
Untuk memonitor setiap sensor pada suatu industri seperti tingkat gas oksigen
atau gas berbahaya pada pabrik kimia, mengatur temperatur, tingkat ozon pada
pengeringan daging pada perusahaan makanan, dan mengoleksi infomasi dari
CanBus untuk membantu pengemudi.
7.Smart Agriculture and Animal Farming.
Umumnya adalah untuk memonitor keadaan tanah pada pertanian, sensor – sensor
pada green house, memonitor keadaan hewan dan memonitor tingkat suhu dan
kelembapan.
8.eHealth.
Umumnya digunakan untuk deteksi kesehatan seseorang seperti memontior
kondisi pasien (detak jantung, tekanan darah, dan pernafasan), mengukur cahaya
UV, memonitor badan saat berolah raga, dan deteksi/asisten untuk orang yang
telah tua.
Perkembangan teknologi akan mencapai puncaknya ketika telah menyentuh
teknologi IOT dimana semua bisa terhubung baik fisik dan virtual dalam sebuah
jaringan yang menjadi konvergensi.IOT adalah teknologi masa depan yang
menghubungkan semua perangkat elektronik dengan Telekomunikasi berbasis IP
dimana,pernagkat bisa dimonitor,analisa dan dikendalikan dengan jarak jauh
dengan memanfatkan jaringaan internet[12].

Gambar 2.5 IP Convergence[1].

2.3 Implementasi IOT pada jaringan PT.XL axiata,Tbk


Pada PT.XL Axiata,Tbk telah mengadakan uji coba 3 layanan internet of things
(IOT ) yaitu denagan beberapa produk andalan seperti:[16].
1.YuBox
YuBox adalah koneksi WiFi untuk memberi akses ke internet, musik, video dan
aplikasi pada pengguna yang mengaksesnya.Pengguna bisa menikmati hiburan
tersebut dalam bentuk aliran (streaming) atau langsung diunduh ke dalam gadget
mereka. Saat ini solusi tersebut sedang diuji coba di GrabCar dan sejumlah
transportasi umum.
2.Savvy Smartphone
Savvy Smartphone merupakan aplikasi yang terhubung ke komputasi awan dan bisa
dipakai mengendalikan sejumlah peralatan rumah tangga secara nirkabel.Sebagai
contoh, untuk mengatur suhu AC di rumah, menyalakan atau memadamkan lampu,
mengakses kamera pengawas serta mengendalikan televisi. Semua bisa dilakukan
dari jarak jauh asalkan terdapat koneksi internet.

3.Xmart City
Xmart City merupakan program penerapan IoT sesuai dengan kebutuhan kota yang
meminta. Program yang satu ini sudah berjalan di Lombok, Banjarmasin, Balikpapan
danYogyakarta. Solusi tersebut baru ditawarkan kepada pengguna segmen korporat.
Meski demikian, XL tak menutup kemungkinan untuk menawarkan berbagai solusi
IoT itu kepada pengguna perorangan atau konsumer.
2.3.1 Implementasi Smart Home
Istilah smart home mungkin sudah tidak asing lagi saat ini. Banyak vendor-vendor
Internet of Things (IoT) di luar negeri yang juga gencar mengembangkan smart home.
Selain memudahkan penghuni rumah dalam mengatur keadaan rumah, konsep smart
home juga memberikan keamanan kepada penghuni rumah.

Lalu bagaimana dengan konsep smart home di Indonesia? Apakah konsep seperti ini
cocok diimplementasikan di Indonesia? Dengan kebutuhan hingga 13,5 juta unit
hunian di tahun 2015 (dikutip dari antaranews), ini menjadikan Indonesia lokasi
yang tepat untuk Implementasi Smart Home. Tidak hanya untuk perumahan,
Apartemen pun juga mulai dilirik di Indonesia.

Kebutuhan akan keamanan dan kenyamanan di rumah hunian semakin meningkat di


Indonesia. Konsep Smart Home sendiri sudah diperkenalkan di Indonesia. Banyak
vendor-vendor dalam negeri yang mulai mengembangkan teknologi tersebut.Konsep
ini semakin menjadi idola dengan sentuhan IoT di dalamnya. Dengan IoT, penghuni
rumah dengan mudah mengatur rumah mereka hanya melalui smartphone.

Tantangan terberat mengimplementasi smart home di Indonesia adalah meyakinkan


masyarakat.Dikutip dari Okezone, pengguna smartphone di Indonesia mencapai 55
juta. Melihat angka yang fantastis ini, beberapa orang akan berpikir mudah
mengimplementasikan smart home di Indonesia karena alat yang menjadi pengontrol
utama sudah dimiliki 55 juta orang di Indonesia.[16].

2.3.2 Gambaran Smart Home


Teknologi rumah pintar (smart home) makin digemari, lantaran memberi kemudahan
dan keamanan bagi rumah dan penghuninya. Cukup menggenggam ponsel pintar,
pengguna bisa mengontrol semua peranti elektronik yang ada di rumah.Tak hanya
bagi pengguna, pengembang properti pun menganggap teknologi smart home sebagai
added value yang bisa ditawarkan untuk menggaet calon konsumen. Kehadiran
perangkat smart home bukan sekadar tren, tapi sudah menjadi kebutuhan bagi
masyarakat modern saat ini.“Menerapkan konsep rumah pintar akan menjadi nilai
plus bagi developer. Sebagai pioner yang mengedepankan konsep smart development,
penerapan konsep ini tentu bakal membuat pengembang menjadi inovatif,
penggunaan perangkat smart home pasti akan memberikan benefit, bagi developer
juga bagi konsumen.

Gambar 2.7 Smart Home

2.4 Konsep manajmen startegi


Konsep manajmen strategi ini adalah semua yang mencakup pengertian dan
metode pada analisa yang melibatkan strategi dan manajmen yang sesuai dengan
standar yang berlaku dan biasa digunakan pada penelitian- penelitian pada tema
manajmen strategi.

2.4.1 Definisi Manajemen Strategi


A. Manajemen
Pengertian manajemen menurut beberapa ahli sangat bervariasi, diantaranya :
menurut Nickles, Mc Hingh dan Mc Hugh (1997), “management is the process
used be accompalish organizational goals through planning, organizing,
directing, and controlling people and other organizational resources”.
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengandalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien.
Menurut George R. Terry, “manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri
dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan) dan controlling (pengendalian) kinerja dengan menggunakan
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”

B. Strategi
Menurut David (2009,p18), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,
diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan,
divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint vanture.[4]
Menurut Pearce dan Robinson (2008,p6), strategi (strategy) adalah rencana
berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi
persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi mencerminkan
pengetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan di mana perusahaan
akan bersaing; dengan siapa perusahaan sebaiknya bersaing; dan untuk tujuan
apa perusahaan bersaing.
Menurut Stephanie K. Marrus dalam Umar (2005,p31), strategi adalah suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Menurut Rangkuti (2009,pp3-4), strategi merupakan alat utuk mencapai tujuan.
Hal ini dapat ditunjukan oleh adanya perbedaan mengenai strategi selama 30
tahun terakhir. Untuk jelasnya, kita bisa melihat perkembangan berikut ini : [5]

C. Manajemen Strategi

Manajemen strategis dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Menurut Wheelen


dan Studi lapar (2006, 3), manajemen strategis adalah seperangkat keputusan
manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari suatu
perusahaan. Ini melibatkan lingkungan pemindaian (baik eksternal dan internal),
perumusan strategi (strategis atau perencanaan jangka panjang), implementasi
strategi, dan evaluasi dan kontrol. Mereka menekankan menganalisis dan
mengevaluasi peluang dan ancaman eksternal dalam hal kekuatan organisasi dan
kelemahan. (Wheelen & Hunger 2006, 3).

Menurut David (2009, p5) manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan
lintas fungsional yang memampukan organisasi dapat mencapai tujuannya.
Sebagaimana disiratkan oleh definisi ini, manajemen strategis berfokus pada
usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/oprasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasional. [4]

Hirarki strategi yang ada dalam suatu organisasi dikelompokkan menjadi 3


tingkatan yaitu strategi korporasi, strategi unit bisnis dan strategi
fungsional/operasional.
Gambar 2.9 Hierarki strategi

2.4.2 Tahapan Penyusunan Strategi


Manajemen strategi merupakan suatu proses yang terikat atau terdiri dari rangkaian
tahap-tahap tersebut akan coba disederhanakan seperti pada bagan berikut :

Gambar 2.10 The Strategic Management Process


Dalam “The Strategic Management Process” ada beberapa tahapan penting yang
harus dilalui yaitu:
1. Mengidentifikasi Misi, Tujuan dan Strategi dari Perusahaan
Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan penyataan misi yang
bermanfaat untuk pencapaian tujuan dari perusahaan. Misi menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan diawal terbentuknya bisnis. Dengan
jelasnya misi sebuah organisasi maka pihak perusahaan
dapat mengidentifikasi dengan baik lingkup produk dan pelayanan
yang dimilikinya.
2. Analisis Eksternal
Di dalam tahap kedua, pihak manajemen melakukan analisa terhadap
situasi yang merupakan langkah penting di dalam proses
pembentukan strategi yang tepat. Tahap ini bermanfaat untuk memenuhi
keingintahuan perusahaan terhadap beberapa hal seperti bagaimana
kompetisi yang ada, peraturan-peraturan yang dapat mempengaruhi
perusahaan, bagaimana dengan pasokan sumber daya terkait dengan lokasi
perusahaan tersebut. Dalam menganalisa situasi eksternal, pihak
perusahaan harus mampu menganalisa kondisi baik secara spesifik
maupun keseluruhan untuk melihat trend dan perubahan yang mungkin terjadi.
Setelah melakukan analisa lingkungan, pihak perusahaan perlu untuk
mempelajari kesempatan-kesempatan yang kiranya dapat
dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari oleh perusahaan. Namun dalam
melakukan analisa eksternal, perlu diketahui bahwa dalam suatu situasi,
kesempatan yang dapat dimanfaatkan suatu perusahaan dan sekaligus
menjadi ancaman bagi perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama
berkaitan dengan sumber daya dan kemampuan yang mereka miliki.
3. Analisis Internal
Analisa internal harus mengarah kepada penafsiran yang jelas mengenai
sumber daya yang dimiliki. Setiap aktifitas yang dilakukan organisasi
dengan baik maupun semua jenis sumber daya unik yang dimiliki
manajemen perusahaan dapat dikatakan sebagai kekuatan (strength)
sedangkan semua kegiatan perusahaan yang dilakukan dengan tidak baik
maupun keterbatasan sumber daya yang dimiliki dapat menjadi faktor
kelemahan (weekness). Di tahap ini, perusahaan harus mampu memahami
spesifikasi dari setiap sumber daya dan kemampuannya.
4. Formulasi Strategi
Setelah analisa SWOT dilakukan, manajer harus dapat
mengembangkan dan melakukan evaluasi alternative strategi yang dapat
memaksimalkan kekuatan perusahaan dan mengeksplorasi kesempatan
sehingga bisa memperbaiki kekurangan yang dimiliki serta menghindari
ancaman yang mungkin terjadi.

5. Implementasi Strategi
Setelah strategi diformulasikan, maka strategi tersebut harus segera
diimplementasikan dengan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan hasil yang
maksimal dan bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.
6. Evaluasi Hasil
Tahap terakhir adalah tahap dilakukannya proses evaluasi terhadap hasil dari
strategi yang telah diimplementasikan. Hal ini bermanfaat untuk mengetahui
apakah strategi yang dilakukan sudah efektif atau masih
diperlukan beberapa penyesuaian yang dapat memaksimalkan hasil dari
strategi tersebut.

2.4.3 Kerangka Perumusan Strategi


Adapun menurut David (2009, p324) teknik perumusan strategi yang penting dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan dalam tiga tahap,
kerangka ini bisa diterapkan untuk semua ukuran dan jenis organisasi serta dapat
membantu para penyusunan strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih
strategi :[5]
Gambar 2.11 Kerangka Perumusan Strategi ,Sumber (Fred R.David 2009)

A. Tahap Input
Menurut David (2009, p325) prosedur-prosedur untuk mengembangkan Matriks
EFE, Matriks IFE, dan CPM. Informasi yang diperoleh dari ketiga matriks ini
menjadi informasi input dasar untuk matriks-matriks tahap pencocokan dan tahap
keputusan.Alat-alat input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur
subjektivitas selama tahap awal proses perumusan strategi. Membuat berbagai
keputusan kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor
eksternal dan internal memungkinkan para penyususn strategi untuk secara lebih
efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang
baik selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat.[5]
B. Matching Stage
Menurut David (2009, pp325-326) strategi sering kali didefinisikan sebagai
pencocokan yang dibuat suatu organisasi antar sumber daya dan keterampilan
internalnya serta peluang dan risiko yang diciptakan oleh fakto-faktor eksternal.
Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi (yang disesuaikan) terdiri atas
dua teknik yang dapat digunakan denag urutan mana pun : Matriks SWOT, dan
Matriks IE. Alat-alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input
untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan
internal. Mencocokan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan
internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.[5]
C. Tahap Keputusan
Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan
strategi. Teknik-teknik pencocokan yang digunakan memaparkan berbagai alternatif
strategi yang bisa ditempuh. Banyak dari strategi ini kemungkinan akan diusulkan
oleh para manajer dan karyawan yang berpartisipasi dalam analisis dan aktivitas
pemilihan strategi. Setiap strategi tambahan yang dihasilkan dari analisis-analisis
pencocokan dapat didiskusikan dan ditambahkan pada pilihan alternatif yang masuk
akal.
1.5 Metode Analisa
Metode Analisa adalah yang digunakan untuk menjadi alat analisa pada saat
memetakan kasus kasus pada tema manajmen strategi atau yang lainya.

2.5.1 Strength- Weakness- Opportunity- Threath (SWOT)


Menurut David (2004, p31) analisis SWOT merupakan alat yang dipakai untuk
menyusun faktor- faktor strategis perusahan, atau analisis sistematis untuk
mengidentifikasi faktor- faktor eksternal dan internal, peluang serta ancaman yang
dihadapi oleh suatu perusahan.[5] Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang(oppurtunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (Threat) :
1. Faktor Internal
 Strength (kekuatan)
Sumber daya, keahlian atau keunggulan lain yang relatif dengan
pesaing dan kebutuhan pasar (konsumen) dimana perusahaan beroperasi atau
berharap akan beroperasi.
 Weakness (kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keahlian, dan kemampuan
yang mengganggu keefektifan kinerja perusahaan.
2. Faktor Eksternal
 Opportunity (peluang)
Situasi menguntungkan yang utama dalam lingkungan
perusahaan. Tren kunci dan perubahan merupakan salah satu sumber peluang.
 Threats (tantangan)
Situasi tidak menguntungkan yang utama dalam lingkungan perusahaan.
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang
ada saat ini.

Gambar 2.12 Matriks SWOT


Sumber : (David ,2009, p328)
Berikut ini merupakan uraian masing- masing strategi :
1. Strategi SO (SO Strategies) memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk
menarik keuntungan dari peluang eksternal. Semua manajer tentunya
menginginkan organisasi mereka berada dalam posisi di mana kekuatan
internal dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan
kebijakan eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan strategi WO,
ST, atau WT untuk mencapai situasi di mana mereka dapat melaksanakan
Strategi SO.
2. Strategi WO (WO Strategies) bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang,
peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal
yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.
3. Strategi ST (ST Strategies) menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti
bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara
langsung di dalam lingkungan eksternal.
4. Strategi WT (WT Strategies) merupakan teknik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan
internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya,
perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup,
melakukan marger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau memilih
likuidasi.

2.5.2 External Factor Strategy (EFE) dan Internal Factor Strategy (IFE)
Dalam upaya menghasilkan stategi perusahaan yang kompetitif, selain
menganalisis strategi perusahan, perlu untuk meninjau terlebih dahulu situasi
lingkungan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Lingkungan perusahaan
terdiri dari dua macam : lingkungan eksternal (external environment) dan
lingkungan internal (internal environment). Dari masing – masing lingkungan
ini, dihasilkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Faktor yang berasal dari lingkungan eksternal disebut External Factor Strategy
(EFE), disusun untuk merumuskan kerangka Opportunities dan Threats.
Sementara, faktor yang bersal dari lingkungan internal disebut dengan Internal
Factor Strategy (IFE) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis
internal dalam kerangka strengths dan weaknesses.

2.5.3 Grand Strategy


Setelah melalui proses analisis dengan beragam parameter dan positioning
perusahan telah diketahui dengan jelas maka proses selanjutnya adalah
penentuan Grand Strategy.
Masih menurut David (2009, pp347-349) Matriks Strategi Besar (Grand
Strategy Matrix) telah menjadi sebuah alat yang populer untuk merumuskan
strategi alternatif dengan menggunakan dua dimensi evaluatif : posisi
kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Strategi yang tepat untuk
dipertimbangkan organissasi ditampilkan dalam urutan daya tarik di setiap
kuadran matriks. Seperti pada gambar 2.14 berikut:

Gambar 2.14 Matri Grand Strategy


Sumber : (Fred R.David 2009)

3.METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Perumusan Strategi


Perumsan strategi adalah merumuskan strategi untuk langkah-langkah analisa dan
metode dalam penelitian-penelitian manajmen strategi salahsatunya misalnya
seperti pada tema strategi implementasi.
3.1.1 Metode Perumusan
Perumusan strategi diperlukan apabila suatu pasar yang terus berkembang sudah
mulai tidak sesuai dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Pasar berubah karena
adanya perubahan kebutuhan pembeli, teknologi baru, kekuatan sosial ekonomi,
dan kegiatan persaingan. Perubahan-perubahan ini menciptakan peluang dan
ancaman baru bagi perusahaan untuk melayani pasar.Metode penelitan berdasarkan
teori analisa situasi pasar. Menurut Cravens (2000), Analisa situasi pasar persaingan
adalah langkah pertama dalam merancang strategi baru atau mengkaji strategi yang
sudah ada. Analisa situasi ini dilakukan setelah strategi diimplikasikan untuk
menentukan perubahan strategi yang diperlukan. Penilaian situasi biasanya
pendefinisian dan penganalisaan pasar, dan analisa pesaing [7].
Sebagai perusahaan yang sedang berkembang dan mengalami persaingan yang ketat
di dunia telekomunikasi, melakukan perumusan strategi untuk PT. XL Axiata cocok
jika dilakukan dengan konsep manajemen strategis. Sebelum melakukan perumusan
strategi, ada beberapa tahap yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, tahapannya sesuai dengan Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

Tabel 3.2 Kerangka Analitis Perumusan Strategis Penelitian

3.2 Metode Pengumpulan Data


3.2.1 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi–informasi yang
berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
Konsep-konsep teoritis dari berbagai sumber seperti jurnal-jurnal penelitian,
buku-buku literatur,artikel dalam majalah, karya penelitian berupa tugas akhir pasca
sarjana dipelajari untuk memperoleh landasan teoritis yang dapat digunakan untuk
mengembangkan konsep penelitian, literatur ditekankan pada konsep strategi bisnis,
Analisa SWOT, Analisa Grand Matriks serta profil kompetitif terhadap bisnis PT
XL Axiata,Tbk.
3.2.2 Metode wawancara
Metode wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang umum
digunakan untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari suatu narasumber
atau responden tertentu. Data yang dihasilkan dari wawancara dapat dikategorikan
sebagai sumber primer karena didapatkan langsung dari sumber pertama. Proses
wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau
responden tertentu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara
tersebut biasanya telah terstruktur secara sistematis agar didapatkan hasil
wawancara yang lebih spesifik dan terperinci. Walaupun adakalanya wawancara
berlangsung tidak terstruktur atau terbuka sehingga menjadi sebuah diskusi yang
lebih bebas. Dalam kasus ini tujuan pewawancara mungkin berkisar pada sekedar
memfasilitasi narasumber atau responden untuk berbicara (Blaxter et.al, 2006:
258-259). Wawancara yang lebih terbuka sering kita lihat dalam acara talkshow.
Namun demikian, wawancara terstruktur tetap lebih baik untuk mendapatkan data
yang lebih spesifik.

3.3 In Depth Interview

Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau


keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social
yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai


responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan
dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga
responden) (Sugiyono, 2008: 227). Beberapa tips saat melakukan wawancara
adalah mulai dengan pertanyaan mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari
pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building
raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol
emosi negatif.

4. ANALISA DATA HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil In Depth Interview

Seperti yang telah diuraikan pada bab 3, untuk mendapatkan hasil data Matriks
analisa SWOT dan Matrik Internal Eksternal maka penulis melakukan In depth
Interview pada salah satu Bagian Oprasional devisi IOT dengan jabatan Analyst
Product Portofolio yaitu dengan Bapak Dewa yang merupakan kariyawan PT.XL
Axiata,Tbk, Hasil In depth Interview tersebut terlihat pada lampiran berikut.

In depth Interview Faktor Internal

Tabel 4.1 Pertanyaan Faktor Internal

kode Faktor-faktor In depth Interview Kekuatan Keterangan


S1 1.Apa yang diharapkan dengan bersatunya Axis dan XL OK
bagi perusahaan saat ini?
S2 2.Penghargaan apa saja yang didapatkan PT.XL Axiata di OK
tahun 2016 ini dalam hal Teknologi?
S3 3.XL saat ini adalah perusahan Oprator seluler terbesar ke OK
dua di indonesia apa yang mempengaruhi Hal tersebut?
S4 4.Apa strategi XL pada layanan IOT untuk OK
meningkatkan kreativitas dan inovasinya?
S5 5Apa strategi keberlanjutan PT,XL yang menjadikan OK
XL menjadi terdepan dalam perubahan menuju era
Digitalisasi?

kode Faktor-faktor In Depth Interview Kelemahan Keterangan


W1 1.Apaya yang mempengaruhi peningkatan biaya untuk OK
penyelengara layanan blackberry?
W2 2.Pengembanagn dalam bidang oprasional apa yang OK
mempengaruhi cukup besar dalam Depresasi(penyusutan
aset) XL?
W3 3.Apakah Harga yang di tawarkan XL untuk berbagai OK
produk cukup Bersaing ?
W4 4.Berapa persen penurunan jumlah ARPU pada pelangan OK
di tahun 2015?
W5 5.Benarkah bahwa Kenaikan biaya penyewaan frequensi OK
BHP(biaya hak penguna) menjadi kelemahan mengurangi
pendapatan perusahan saat ini?
Tabel 4.2 Pertanyaan Faktor Eksternal

In depth Interview Faktor External

kode Faktor-faktor In Depth Interview Kesempatan Keterangan


O1 1.Mengapa Harus Teknologi IOT yang menjadi OK
proritas XL dalam implementasi layanan Digital?
O2 2.Apakah pangsa pasar implementasi Teknologi IOT OK
cukup Besar dan layak untuk di lirik dan
dikembnagkan?
O3 3.Apakah penignkatan jumalah pelanggan data yang OK
signifikan 11% tahun 2015 sekitar 60 juta menjadi
67 juta ditahun 2016 merupakan prosfek dalam
meningkatkan pendapatan perusahan ?
O4 4. Apakah Teknologi IOT sebagai layanan yang OK
paling cocok melanjutkan evolusiTeknologi M2M
kode untuk era saat ini?
O5 5.Apakah perdiksi pengunaan IOT mencapai 50 OK
miliyar di tahun 2020 adalah peluang bagi XL
ambil bagian untuk meramaikan layanan IOT di
Indonesia?
kode Faktor-faktor In Depth Interview Ancaman Keterangan
T1 1.Apakah semakin banyaknya oprator di indonesia OK
yang juga ambil bagian dalam implementasi
IOT,seperti Telekomsel,Indosat dan samartfren
menjadi kompetitor serius bagi XL?
T2 2.Apakah perang tarip yang lebih murah yang OK
ditawarkan oprator oprator lain dengan system
bundling, cukup menjadi ancanman bagi XL?
T3 3.Apakah penurunan mata uang rupiah terhadap OK
dollar akhir-akhir ini cukup berpengaruh terhadap
kerugian PT.XL Axiata,Tbk?
T4 4.Apakah OTT menjadi sebuah ancaman OK
karena pengunaan sms dan telefon perlahan-lahan
beralih pada Over the Top (OTT )?
T5 5.Apakah kecepatan band width saat ini belum OK
maksimal untuk memenuhi implementasi IOT di
seluruh indonesia?

4.1.1 Hasil In depth interview Internal

Dari Hasil Interview secara mendalam Faktor Internal,Pada devisi IOT dengan
bagian Analis Product Portofolio PT.XL Axiata,Tbk menunjukan bahwa
faktor-faktor kekuatan masih dominan dari pada faktor kelemahan internal .Hail ini
sekaligus mengindikasikan bahwa kekuatan Internal yang dimiliki oleh PT.XL
Axiata,Tbk Masih dapat mengatsi faktor kelemahanya yang mungkin bisa
menghambat Implementasi IOT khusunya Smart Home Pada Masa Mendatang oleh
karena itu maka didapatkan pernyataan pernyataan sebagi berikut

Tabel 4.3 Hasil score Faktor Intrenal

4.1.2 Hasil In depth interview External

Dari Hasil Interview Secara mendalam faktor Eksternal Pada devisi IOT dengan
bagian Analis Product Portofolio PT.XL Axiata,Tbk menunjukan bahwa peluang
pada market Implementasi IOT masih lebih dominan daripada faktor-faktor
ancaman yang dihadapi pada implementasi IOT dimasa mendatang.Hasil sekaligus
mengindikasikan bahwa segala peluang-peluang yang ada pada implementasi IOT
bisa dimanfaatkan oleh PT.XL Axiata,Tbk untuk dapat mengatasi semua
faktor-faktor ancaman yang mungkin bisa menghambat Implementasi IOT pada
masa mendatang.Hail Interview secara mendalam mendapatkan pernyataan seperti
pada tabel.
Tabel 4.4 Hasil score Faktor Eksternal

4.2 Matrik Analisa SWOT

Dengan melakukan SWOT, PT XL Axiata berada dalam kuadran 1, yakni berada


pada posisi suatu perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang mendukung adalah Growth
Oriented Strategy. Analisa ini sesuai dengan strategy yang telah diterapkan XL
selama tahun 2015, yaitu Strategi 3R .bisnis baru sebagai bagian dari Agenda
Transformasi dengan penekanan pada peningkatan jumlah pendapatan per
pelanggan yang pada akhirnya akan mampu memperbaiki EBITDA dan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Inisiatif strategi bisnis tersebut
dinamakan Strategi 3R. Strategi 3 R meliputi tiga langkah transformasi besar,
yakni:

1. Revamp the Core


2. Rise Up the Value Ladder
3. Re-Invent Way to Play in Data
Revamp the Core adalah mengubah model bisnis pencapaian jumlah pelanggan
dan strategi bisnis untuk meningkatkan profitabilitas produk (dari “volume” ke
“value”) Oleh karena itu untuk menyegarkan kembali inti bisnis Perusahaan guna
berfokus pada akuisisi pelanggan ‘high-value’. Berikut hasil dari strategi Revamp:
Rise Up the Value Ladder adalah meningkatkan nilai brand XL melalui strategi
dual-brand dengan AXIS guna menyasar segmen pasar yang berbeda; XL
dipertahankan sebagai brand untuk pengguna yang menghasilkan nilai tinggi dan
maju, sementara AXIS diperluas perannya untuk meraih segmen ekonomis yang
lebih luas.
Re-Invent Way to Play in Data adalah membangun dan menumbuhkan berbagai
inovasi-inovasi bisnis dengan mencari alternatif ekspansi bisnis baru diluar bisnis
tradisional telekomunikasi. Melalui strategi reinvent, Perusahaan hendak
mengembangkan diri lebih dari perusahaan telekomunikasi biasa. Untuk itu, XL
terus menjelajahi model operasional baru yang sejalan dengan target bisnis
menciptakan nilai berjangka panjang.

Sumbu X : Nilai Matriks Evaluasi Internal :


Sumbu X = Total Sekor Kekuatan – Total Sekor Kelemahan
= 18 -14 = 4
Sumbu Y : Nilai Matriks Evaluasi External :
Sumbu Y = Total Sekor Peluang – Total Sekor Ancaman
= 18 – 13 = 5

Gambar 4.1 Kuadran SWOT PT.XL Axiata,TBK

Dari hasil perhitungan sumbu X,Y diatas dapat dikatakan perusahaan PT XL


Axiata,Tbk berada pada kuadran 1 sesuai dengan Gambar 4.1. Strategi yang
dikembangkan harus bersifat mendukung Strategi Implementasi pertumbuhan
perusahaan yang agresif dalam melanjutkan layanan saat ini dan menuju
implementasi Teknologi IOT. Jika demikian maka strategi yang dikembangkan
adalah strategi SO (strength-oportunity) sesuai dengan hasil pemetaan pada kuadran.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, SO strategy dikembangkan dengan
memadukan factor kekuatan pada matriks evaluasi internal, dan faktor peluang pada
matriks evaluasi eksternal.

4.3 Matrik Evaluasi Internal External


Untuk menentukan posisi kuadran pada matriks Evaluasi Internal External
dipergunakan rumus rumus yang telah disampaikan pada Bab 3. Yaitu:
Sumbu X: Hasil Score Matriks Eveluasi Internal
Sumbu X = Total Sekor Kekuatan + Total Sekor Kelemahan
Sumbu Y : Nilai Matriks Evaluasi External :
Sumbu Y = Total Sekor Peluang + Total Sekor Ancaman
Sehingga untuk sumbu X, dari hasil perhitungan score In depth Interview pada
table 4.1 di atas, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Sumbu X = Total Sekor Kekuatan + Total Sekor Kelemahan


= 18 +14 = 32 (untuk menyesuaikan dengan table maka dibagi 10)
= 3.2
Sedangkan untuk sumbu Y, dari hasil perhitungan score In depth Interview pada
table 4.1 di atas, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Sumbu Y = Total Sekor Peluang + Total Sekor Ancaman
= 18+ 13 = 31 (untuk menyesuaikan dengan table maka dibagi 10)
= 3.1

Gambar 4.2 Kuadran Matriks Evaluasi Internal Eksternal PT XL Axiata

Menurut hasil pemetaan pada Matriks Internal Eksternal PT. XL saat ini berada
pada posisi Grow, atau berada pada kuadran satu. Setelah menengok ke belakang
dan melihat saat ini, memang pencapaian demi pencapaian PT XL cukup luar-biasa.
Dipicu dengan penambahan jumlah pelanggan keseluruhan, lalu menyebabkan
peningkatan diberbagai hal, khususnya revenue dan pelanggan DATA dan VAS, dan
berbagai peluang yang telah disebutkan pada matriks evaluasi eksternal dan
kekuatan pada matriks evaluasi internal.

Pada strategi Grow, melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah
hal yang paling banyak dilakukan. Strategi ini akan sejalan dengan strategi yang
telah diciptakan pada metode SWOT analisis. Dapat dikatakan hasil bahwa PT. XL
perlu untuk terus agresif dan berkembang juga didapatkan setelah melakukan uji
menggunakan Matriks Internal Eksternal. Selanjutnya untuk lebih memperkuat
tahap berikutnya, yakni pemilihan dan analisa, dilakukan perumusan strategi
dengan metoda Matriks Grand Strategy.
Strategi yang sering dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Selama bertahun-tahun XL tidak pernah berhenti untuk berkembang dan
berkembang. Beberapa hal yang dilakukan adalah mengembangkan jaringan BTS
sampai ke tingkat kecamatan di seluruh Indonesia, mengembangkan layanan, dan
variasi dari produk misalnya seperti layanan IOT.

4.4 Analisa Grand Startegy

Posisi PT XL berada pada kuadran 1, seperti terlampir pada gambar dibawah ini,

Gambar 4.3 Kuadran Grand strategy

Analisa yang dilakukan pada matriks strategi besar tidak terlalu berbeda dengan
analisa yang dihasilkan dengan menggunakan SWOT. Pada matriks strategi besar
PT.XL Axiata menempatkan posisi pada kuadran 1, jika dilihat dari factor faktor
kekuatan yang telah dicapai. Adapun kuadran 1 adalah kondisi saat perusahaan
melakukan pengembangan produk, penetrasi pasar, integrasi ke depan, dan lain
sebagainya. Kondisi keuangan PT. XL Axiata yang positif, dan bertambah terus
membuat PT. XL berada di kondisi yang baik dan layak ditempatkan pada kuadran
1. Artinya hal ini sejalan dengan analisa yang dilakukan dengan metode sebelumnya.
Dapat dikatakan bahwa setelah analisa matriks strategi besar, hasil analisa semakin
memperuat strategi PT XL untuk memajukan perusahaan dengan penetrasi pasar,
dan pengembangan produk termasuk dalam melakukan implementasi Teknologi
IOT. Hasil ini juga sesuai dengan hasil analisa pada matriks evaluasi Internal
External, yaitu perusahaan berada pada posisi Grow and build, dimana pada posisi
ini perusahaan terus melakukan upaya-upaya panetrasi pasar dan terus menciptakan
pengembangan2 produk yg sesuai dengan kebutuhan pasar, dalam hal ini kebutuhan
akan akses kecepatan data yang bisa dipenuhi oleh teknologi IOT.
5.KESIMPULAN

Proses penciptaan strategi implementasi Teknologi IOT pada PT. XL Axiata dengan
mengunakan Matriks Evaluasi Internal, Matriks Evaluasi Eksternal, SWOT,
Matriks Internal Eksternal dan Matriks Strategi besar mendapatkan hasil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan metode SWOT disimpulkan bahwa PT. XL Axiata saat ini berada
pada kondisi Growth Oriented Strategy dimana strategi terbaik adalah melakukan
strategi agresif dan penetrasi pasar.

2. Kondisi perusahaan PT. XL Axiata saat ini berada pada kuadran 1 pada Matriks
Internal Eksternal, yakni pada posisi Grow and build(tumbuh dan mengembang)
dalam melakukan implementasi Teknologi IOT sebagai bentuk pengembangan
produk dan penetrasi pasar.

3. Posisi PT. Axiata pada Matriks Strategi Besar adalah pada kuadran 1, yakni
melakukan penetrasi pasar dan pengembangan produk.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ovidiu Vermesan,Peter Friess.(2014).Internet Of Things- From research And


Innovation to Market Deployment.River publishers,UE:Belgium.
[2] Marcel Van Assen, Gerben Van den Berg(2009). Key Management
Models.2nd Edition,New York: Pearson Education Limited.
[3] Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D,
Bandung:Penerbit Alfabeta.
[4] David, Fred R. (2009). Manajemen Strategis Konsep, edisi 12. Terjemahan
oleh Dono Sunardi, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
[5] Rangkuti, Freddy.( 2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Jakarta :Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
[6] David Fred R. (2011). Strategic Management Concepts and Cases, 13th
Edition,USA: Pearson Education Limited.
[7] Cravens, W.David.( 2000). Pemasaran Strategis, Jakarta : Erlangga
[8] Certo, Samuel C dan Paul J.Peter.(1995). Strategic Management,Concept and
Applications,USA: Pearson Education Limited.
[9] Stephen P. Robins. (2005). The Strategic Management Process, USA: Pearson
Education Limited.
[10] Fajar Dwisatyo.(2011) Strategi Implementasi Teknologi LTE Pada PT.XL
Axiata,Tbk , Thesis, Jakarta: FT Universitas Indonesia.
[11] Antonio Secarfo,Maticmind Spa,Naples Italy.(2014). Internet of things,The
smart X enabler,Volume 978-1-4799-6387-4/14 IEEE DOI
10.1109/INCoS.2014.98,USA:IEEE Computer Society.
[12] M.U. Farooq , Muhammad Waseem , Sadia Mazhar .(2015). A Review on
Internet of Things (IoT) , (0975 8887) Volume 113 - No. 1, Pakistan: International
Journal of Computer Applications.
[13] Muhamad suryanegara,Muhamad Asvial .(2013).In Searaching for 4G
mobile service Applications, the case of indonesian Market, Australia:
Telecommunications Jurnal of Australia,vol 63 No.3.
[14] ITU-T,Internet Of Things Global Standards Initiative,
http://www.itu.int/en/ITU-T/gsi/iot/Pages/default.aspx
[15] Cisco.(2011). Internet-connected devices and the future evolution, online at
http://www.cisco.com/web/solutions/trends/tech-radar/securing-the-iot.html
[16] Annual Report PT XL Axiata ( 2015). http://www.xl.co.id/media/upload/

Anda mungkin juga menyukai