BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Willy Kosim; 325160025; 2016
Jayadi Putra; 325160116; 2016
Filemon Arman; 325150052; 2015
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2018
i
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan :Pegaruh penggunaan bambu
cendani terhadap
kekuatan tekan dan lentur beton
2. Bidang Kegiatan :PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :Willy Kosim
b. NIM :325160025
c. Jurusan : Teknik Sipil
d. Universitas/Institut/Politekni :Universitas Tarumanagara
e. Alamat Rumah dan No. Tel/HP :Jl. Jelambar Barat Gg Y1 No. 52
/ 082298820228
f. Email :willykosim@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis :3orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Widodo Kushartomo, M.Si.
,S.Si.
b. NIDN : 0309126902
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP :Banjar Wijaya B55 No.21,
Tangerang/ 08159550559
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti :Rp 12.150.000,00
b. Sumber Lain (sebutkan…) :Rp -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………...i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................. 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .......................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................ 9
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................
Lampiran 1 Biodata Ketua,Anggota dan Dosen Pendamping ..................... 11
Lampiran 1.1 Biodata Ketua ........................................................................ 11
Lampiran 1.2 Biodata Anggota 1 ................................................................. 11
Lampiran 1.3 Biodata Anggota 2 ................................................................. 11
Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pendamping................................................... 11
Lampiran 2 ................................................................................................... 15
Lampiran 3 ................................................................................................... 16
Lampiran 4 ................................................................................................... 17
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beton merupakan bahan konstruksi yang paling banyak dipakai di Indonesia,
namun bahan penyusunyang pakai semakin terbatas. Beton memiliki keunggulan
yaitu memiliki kekuatan tekan yang tinggi, namun beton juga memiliki
kekurangan yaitu kuat tarik. Untuk memperbaiki sifat-sifat beton salah satunya
adalah penambahan serat yang diharapkan dapat meningkatkan kuat tarik
beton(Yuli, 2016). Sifat mekanik yang dapat diperbaiki dengan serat adalah
daktilitas, serapan energi, ketahanan kejut, kapasitas lentur dan geser, ketahanan
leleh (fatique) dan sebagainya (Edwar, 2016).
Jenis serat yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki sifat mekanis beton
antara lain adalah serat baja (steel fibre), serat kaca (glass fiber), serat
polypropylene (sejenis plastik mutu tinggi), karbon (carbon) serta serat alami
yang berasal dari bahan alami (natural fibre), seperti ijuk, sabut kelapa, serat goni,
serat bambu, dan lainnya (Zuraidah, 2009).Perbedaan karakteristik serat dalam
campuran beton tentu menimbulkan perilaku yang beragam..Salah satu penelitian
yang membuktikan pengaruh serat terhadap beton adalah penelitian Yohanes
(2004) yang meneliti penggunaan serat nilon terhadap kuat tekan beton ( 30 Mpa)
dan kuat lentur beton dengan grafik sebagai berikut :
Gambar 1 Hubungan Penambahan Kadar Serat Nylon dengan Kuat Tekan Beton
(Yohanes, 2014)
Gambar 2 Hubungan Penambahan Kadar Serat Nylon dengan Kuat Lentur Beton
(Yohanes, 2014)
i
2
yang makin lama semakin menurun. Tipe komposit ini tidak mengakibatkan
peningkatan kekuatan tetapi menghasilkan perilaku yang daktail.
c. Pada komposit dengan kadar serat yang tinggi, setelah terjadi retakan matrik,
serat akan mulai menahan peningkatan pembebanan. Jika terdapat cukup serat
sepanjang retakan, maka komposit dapat menerima penambahan beban yang
lebih tinggi dari beban retak (cracking load).
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat
dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton
adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil
dan pasir), semen dan air (SNI 03-2834-2000).
2.2 Copper Slag
Copper slag merupakan limbah peleburan tembaga yang sebagian besar
mengandung oksida besi dan silikat, berbentuk pipih dan runcing (tajam).
Komposisi copper slag antara lain, SiO2 30-36 %, Al2O3 3-6 %, CaO 2-7 %, FeO
45-55 % (Wahyu, 2009). Dapat digunakan sebagai pengganti agregat halus karena
mempunyai sifat kimia yang stabil dan sifat fisik yang hampir sama dengan pasir.
Keuntungan menggunakan copper slag antara lain, meningkatkan kekuatan beton,
meningkatkan ketahanan sulfat, mengurangi panas hidrasi,
memperkecilporousitas. Kekurangan copper slag antara lain, beton yang
dihasilkan berwarna kehitaman dan terdapat beberapa daerah yang sulit untuk
mendapatkan copper slag. Selain sebagai additive, copper slag juga dapat
digunakan sebagai pengganti agregat halus dan pengganti semen (cementitious).
Penggunaan copper slag sebagai cementitious harus dihaluskan terlebih dahulu
agar memperluas daerah permukaan atau surface area sehinga copper slag
semakin reaktif. Pengaruh copper slag sebagai cementitious antara lain,
meningkatkan workabilitas, lebih halus dan merata pada campuran awal, dan
mengurangi bleeding jika copper slag halus menyerupai semen.
campuran beton akan membuat beton lebih mampu membatasi ukuran retak dan
mencegah berkembangnya retak. Kerja serat akan lebih efektif bila diletakkan
sejajar dan seragam, tidak tumpang tindih sehingga dapat meningkatkan perilaku
keruntuhan beton. (Junnaidy, 2017).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, sehingga
pengumpulan data-data yang didapatkan dari hasil pengujian di laboratorium.
Tahapan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Peralatan dan Perlengkapan
Perlengkapan : Peralatan :
a. Semen a. Mesin uji Tekan
b. Pasir b. Mesin uji Lentur
c. Kerikil c. Mixer
d. Kulit bambu d. Over
e. Admixture
2. Pemeriksaan Properti Bahan
a. Waktu ikat semen
b. Berat isi lepas, berat isi padat tusuk, berat isi padat getar, kadar bahan organis,
kadar lumpur, kadar air, analisa saringan, berat jenis agregat halus
c. Berat isi lepas, kadar bahan organis, kadar lumpur, kadar air, analisa saringan,
3. Perencanaan Campuran
Mix 1 Mix 2 Mix 3 Mix 4
Semen 1 1 1 1
Air 0,25 0,25 0,25 0,25
Kerikil 3 3 3 3
Pasir 2 2 2 2
Kulit Bambu 0 0,02 0,04 0,06
Admixture 0,015 0,015 0,015 0,015
4. Benda Uji
Secara umum, terdapat 2 macam jenis benda uji beton yaitu :
a. Balok dengan ukuran 15cm x 15cm x 60cm
b. Silinder dengan ukuran diameter 15cm dan tinggi 30cm
Menurut SNI 03-2493-2011, jumlah benda uji dan jumlah campuran pengujian
tergantung pada kebiasaan dan sifat program pengujian. Tuntunan diberikan
dalam metode pengujian atau spesifikasi untuk benda uji yang dibuat. Biasanya
tiga atau lebih benda uji dicetak untuk masing-masing umur pengujian dan
kondisi pengujian. Maka dari itu, akan dibuat 5 sampel silindris dan 3 sampel
balok untuk masing-masing umur 14 dan 28 hari.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan merendam permukaan beton, hal ini dilakukan
setelah beton mencapai final setting. Pemeliharaan ini dilakukan minimal selama
7 hari. Setelah itu, benda uji siap untuk dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat
lentur.(PB,1989:29)
2
6. Pengujian
Pengujian dilakukan dengan mesin uji tekan dan mesin uji lentur dengan prosedur
pengujian yang diambil dari SNI.
Langkah – langkah pengujian tekan beton (SNI 1974:2011) :
a. letakkan benda uji pada mesin tekan secara centris;
b. jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan berkisar antara
2 sampai 4 kg/cm2 per detik;
c. lakukan pembebanan sampai uji menjadi hancur dan catatlah beban maksimum
yang terjadi selama pemeriksaan benda uji;
d. gambar bentuk pecah dan catatlah keadaan benda uji.
Langkah – langkah pengujian lentur beton (SNI 4431:2011) :
a. Hidupkan mesin uji tekan beton.
b. Letakkan benda uji pada tumpuan.
c. Atur pembebanan untuk menghindari terjadi benturan.
d. Atur katup pada kedudukan dan kecepatan pembebanan agar jarum skala
bergerak secara perlahan (kecepatan 8 kg/cm2 – 10 kg/cm2 per menit).
e. Kurangi kecepatan pembebanan menjelang patahnya beton sehingga tidak
terjadi kejut.
f. Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yanfgmenyebabkan
patahnya benda uji.
g. Ambil benda uji yang telah selesai diuji dengan cara menurunkan plat
perletakan benda uji atau menaikkan alat pembebanannya.
h. Ukur dan catat lebar dan tinggi tampang lintang patah dengan ketelitian 0,25
mm sedikitnya pada 3 tempat dan ambil rata-rata.
i. Ukur dan catat jarak antara tampang lintang patah dari tumpuan luar terdekat
pada 4 tempat di bagian tarik pada arah bentang dan ambil rata-rata.
3.2 Luaran
Luaran dari kegiatan penelitian ini meliputi hal-hal berikut :
a. Pengembangan keilmuan beton berserat sehingga bisa menambah kekuatan
tarik beton tanpa menggunakan serat sintetis
b. Potensi paten
c. Publikasi ilmiahdi jurnal nasional terakreditasi pada jurnal mitra teknik sipil
Universitas Tarumanagara.
3.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian direncanakan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara, Jalan Letjen S. Parman
No. 1, Tomang, Grogol petamburan, RT.6/RW.16, Tomang, Grogol petamburan,
Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11440.
3.4Diagram Alir
Diagram alir yang akan dilakukan akan digambarkan dengan sketsa sebagai
berikut :
Mulai
3
Persiapan peralatan
dan perlengkapan
Perencanaan
campuran
Menyediakan benda
uji silinder dan balok
Pemeliharaan
dengan cara ponding
Pengujian Tidak
berhasil?
Ya
Selesai
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Biaya Anggaran
Biaya anggaran akan disusun sesuai kebutuhan penelitian sebagai berikut :
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan Penunjang 3.000.000
2 Bahan Habis Pakai 4.500.000
3 Perjalanan 2.250.000
4
DAFTAR PUSTAKA
Amri. Sjafei. 2005. TeknologiBeton A-Z. Jakarta: Yayasan John
Hitechidetama
Badan Standarisasi Nasional, 1990, SNI 03-1974-1990 Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton, Jakarta : Dewan Standarisasi Indonesia
Badan Standarisasi Nasional, 2011, SNI 1974:2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton
dengan Benda Uji Silinder, Jakarta : Dewan Standarisasi Indonesia
Badan Standarisasi Nasional, 2011, SNI 2493:2011 Tata Cara Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium, Jakarta : Dewan Standarisasi
Indonesia
Badan Standarisasi Nasional, 2011, SNI 4431:2011, Cara Uji Kuat Lentur Beton
Normal dengan Dua Titik Pembebanan, Jakarta : Dewan Standarisasi
Indonesia
Balaguru, P., and Shah, S.P., Fibre Reinforced Cement Composites, McGrawHill,
Singapore, 1992.
Edwar H.,dkk, 2016, Pengaruh Penambahan Serat Kulit Bambu Terhadap Sifat
Mekanik Beton, Jurnal Fakultas Teknik Sipil, Universitas Riau, Pekanbaru
Junnaidy, dkk, 2017, Penggunaan Serat Bambu pada Campuran Beton untuk
Meningkatkan Daktalitas pada Keruntuhan Beton
SNI 03 2834 2000. Tata Cara Pembuatab Beton Normal, Jakarta : Dewan
Standarisasi Indonesia
Yohanes L.D , Tri B., 2004, Pengaruh Penambahan Serat Nylon Terhadap Kinerja
Beton12(2):1-2
Yuli N.A, dkk, 2016, Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Pelapisan Batu
Apung terhadap Kuat Tekan Beton Ringan, Jurnal Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Brawijaya, Jakarta
Zuraidah, S. 2009. Peningkatan Kuat Lentur Pada Beton Dengan Penambahan
Fiber Polyprophylene Dan Copper Slag (Terak Tembaga). ISBN 978-979-
18342-1- 6. A:75-80.
6
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Willy Kosim
7
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuanPKM-P
Jayadi Putra
8
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Filemon Arman
9
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketiak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P
Jakarta, 14 Desember 2018
Pendamping