Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR TEKNIK
TENTANG
“KONTRUKSI BATAKO”

OLEH :

KELAS A

Mohamad Pratiwa Ibrahim 751335121014


Muhammad Reyhan Lahay 751335121015
Nazwa Fahriza 751335121016
Putri Regina Hiola 751335121018
Siti Amelia P. Bobihu 751335121019
Siti Indah D. Caesaria 751335121020
Sultan Wijaya Mohammad 751335121021
Syakila Gita Diandra 751335121022
Wiwit Bakir 751335121023
Yulia Meisyafira Wala 751335121024
Zelia Ramadanti Kusira 751335121025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN SANITASI LINGKUNGAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktikum Dasar Teknik tentang “Konstruksi Batako” ini sudah


diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Instruktur.

Mengetahui
DOSEN PEMBIMBING

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Ruslin Hasan, S.Pd., M.Kes Yanti Mustafa, S.KM., M.Si


NIP. 197206031998031007 NIP. 1974082006042030

INSTRUKTUR

Novalia Warow, S.Tr., Kes


NIP. 919951114202001201

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Konstruksi
Beton ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Dasar Teknik. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Konstruksi Batako kepada pembaca dan juga kepada
penulis.
Atas selesainya laporan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Ruslin Hasan, S.Pd., M.Kes, Ibu Yanti Mustafa, S.KM., M.Si dan Ibu Novalia
Warow, S.Tr., Kes selaku dosen pembimbing dan instruktur yang telah
membimbing dan membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini, dan kami
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini.

Gorontalo, 18 Maret 2022


Penyusun

Kelas A

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.3 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................2
1.3 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan..............................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................3
2.1 Pengertian Batako.....................................................................3
2.2 Sifat dan Jenis Batako...............................................................3
2.3 Peralatan Membuat Batako.......................................................5
2.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Batako.................5
2.5 Bahan Penyusun Batako...........................................................6
2.6 Cara Membuat Batako............................................................11
2.7 Kelebihan Batako Dibanding Bata Merah..............................13
BAB III KEGIATAN PRAKTIKUM ...................................................14
3.1 Alat dan Bahan........................................................................14
3.2 Prosedur Kerja.........................................................................14
3.3. Hasil Praktikum.....................................................................15
3.4 Pembahasan.............................................................................15
BAB IV PENUTUP.................................................................................17
4.1 Kesimpulan.............................................................................17
4.2 Saran.......................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................18
DOKUMENTASI....................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir pada setiap aspek kehidupan manusia selalu terkait dengan beton
baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh adalah jalan dan
jembatan yang strukturnya terbuat dari beton. Beton adalah material konstruksi
yang pada saat ini sudah sangat umum digunakan. Saat ini berbagai bangunan
sudah menggunakan material dari beton. Pentingnya peranan konstruksi beton
menuntut suatu kualitas beton yang memadai. Penelitian-penelitian telah
banyak dilakukan untuk memperoleh suatu penemuan alternatif penggunaan
konstruksi beton dalam berbagai bidang secara tepat dan efisien, sehingga akan
diperoleh mutu beton yang lebih baik. Beton merupakan unsur yang sangat
penting, mengingat fungsinya sebagai salah satu pembentuk struktur yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat. Keadaan ini dapat dimaklumi,
karena sistem konstruksi beton mempunyai banyak kelebihan jika
dibandingkan dengan bahan lain. Keunggulan beton sebagai bahan konstruksi
antara lain mempunyai kuat tekan yang tinggi, dapat mengikuti bentuk
bangunan secara bebas, tahan terhadap api dan biaya perawatan yang relatif
murah ( Mulato, Catur. 2014).
Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan
konstruksi adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum
bahan pengisis (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh,
mudah diolah (workability) dan mempunyai keawetan (durability) serta
kekuatan (strenght) yang sangat diperlukan dalam pembangunan suatu
konstruksi. Beton yang bermutu baik mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya mempunyai kuat tekan tinggi, tahan terhadap pengkaratan atau
pembusukan oleh kondisi lingkungan, tahan aus, dan tahan terhadap cuaca
(panas, dingin, sinar matahari, hujan). Beton juga mempunyai beberapa
kelemahan, yaitu lemah terhadap kuat tarik, mengembang dan menyusut bila
terjadi perubahan suhu, sulit kedap air secara sempurna, dan bersifat getas
( Mulato, Catur. 2014).

1
2

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengujian material dalam campuran beton.
2. Mengetahui langkah-langkah pembuatan beton
3. Mendapatkan job mix design beton yang dibuat agar mendapatkan nilai
kuat tekan yang sudah direncanakan.

1.3 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Hari / Tanggal : Jumat, 18 Maret 2022
Waktu : 08.00 - Selesai
Tempat Pelaksanaan : Bengkel kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Batako
Batako adalah bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis
ditambah dengan agregat halus dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya dan mempunyai luas penampung lubang lebih 25% penampumg
batanya (Utomo, & Hendratmo M. 2010).
Dan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan tentang pengertian
batako yakni salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang
pengerasnya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran
pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan jerami
sebagai bahasa pengisi antara campuran tersebut atau bahan tambah lainnya.
Kemudian dicetak melalui proses pemadatan hingga menjadi bentuk balok-
balok dan pengerasannya tanpa melalui pembakaran serta dalam
pemeliharannya ditempatkan pada tempat yang lembab atau tidak terkena
sinar matahari langsung atau hujan, tetapi dalam pembuatannya dicetak
sedemikian rupa ( Darmono 2006).
Batako merupakan bahan bangunan yang berupa cetak ortland ve
pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir semen ortland
dan air dengan perbandingan 1 semen 7 pasir, batako mempunyai sifat-sifat
panas dan ketebalan total yang lebih baik dari pada beton padat. Jika
dibandingkan dengan batu bata, batako memiliki keuntungan tertentu seperti,
beratnya hanya 1/3 dari batu bata untuk jumlah yang sama. Batako dapat
disusun 4 kali lebih cepat dan cukup kuat untuk semua penggunaan yang
biasanya menggunakan batu bata. Dinding yang dibuat dari batako
mempunyai keunggulan dalam hal meredam panas dan suara semakin banyak
produksi beton samkin ramah lingkungan dari pada produksi bata tanah liat
karena tidak harus dibakar ( Direktorat kredit, 2000).
2.2 Sifat dan Jenis Batako
Batako mempunyai sifat-sifat panas dan ketebalan total yang lebih baik
dari pada beton padat. Jika dibandingkan dengan batu bata, batako memiliki

3
4

keuntungan tertentu seperti, beratnya hanya 1/3 dari batu bata untuk jumlah
yang sama (Darmono,2015).

Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat dan cukup kuat untuk semua
penggunaan yang biasanya menggunakan batu bata. Dinding yang dibuat dari
batako mempunyai keunggulan dalam hal meredam panas dan suara. Semakin
banyak produksi beton semakin ramah lingkungan dari pada produksi bata
tanah liat karena tidak harus dibak ( Sarlindawati, S. 2013).
ar. Secara umum jenis batako ada 2 macam. Yaitu batako putih dan
batako press.
a. Kelebihan dinding batako putih
1. Pemasangan batako putih realatif lebih cepat
2. Harga batako putih relatif murah
b. Kekurangan dinding batako putih
1. Batako putih lebih rapuh dan mudah pecah
2. Batako putih menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok
lembab
3. Dinding batako putih mudah retak
4. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu
setiap bidang dinding seluas 7,5-9 m
c. Kelebihan tentang batako pres
1. Batako pres lebih kedap air sehingga menggurangi kemungkinan
terjadinya rembasan air
2. Pemasangan batako pres lebih cepat daripada dinding bata merah
ataupun dinding batako putih, karena ukuran material yang lebih
besar
3. Batako pres membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih
sedikit, yaitu antara 9-12 m2 luas bidang dinding
4. Ukuran material batako pres presisi dan seragam, hingga
menggurangi pemakaian spesi dan material plester serta aci.
5

5. Ketersediaan material batako pres relatif terjamin, serta fluktuasi


harga tidak terlalu tinggi karena proses pembuatan tidak terlalu di
pengaruhi oleh musim
d. Kekurangan dinding batako pres
1. Harga batako pres relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding
3. Dinding mudah berlubang sebab terdapat lubang pada bagian sisi
dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada
dinding
4. Insulasi panas dan suara tidak sebaik dinding batu bata
2.3 Peralatan Membuat Batako
Peralatan dan perkakas dalam membuat batako adalah:
1. Cetakan batako
2. Ayakan pasir
3. Kotak adukan
4. Sendok semen
5. Sekop
6. Cangkul
7. Ember penyiram
8. Plat kayu
9. Plastik
2.4 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Batako
Faktor yang mempengaruhi mutu batako tergantun pada:
1. Faktor air semen
2. Umur batako
3. Kepadatan batako
4. Bentuk dan tekstur batuan
5. Ukuran agregat dan lainnya
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen
dalam campuran adukan. Kekuatan dan kemudahan pengerjaan campuran
adukan batako sangat dipengaruhi oleh jumlah air campuran yang dipakai.
6

Untuk suatu perbandingan campuran batako tertentu diperlukan jumlah air


yang tertentu pula pada dasarnya semen memerlukan jumlah air sebanyak
32% berat semen untuk bereaksi secara sempurna, akan tetapi dalam
pembuatan batako apabila kurang dari 40% berat semen maka reaksi kimia
tidak selesai dengan sempurna. Apabila kondisi seperti ini dipaksakan akan
mengakibatkan kekuatan batako berkurang. Jadi air yang dibutuhkan untuk
bereaksi dengan semen dan untuk memudahkan pembuatan batako, maka
nilai f.a.s. pada pembuatan dibuat pada batas kondisi adukan legas tanah,
karena dalam kondisi ini adukan dapat didapatkan secara optimal. Disini tidak
dipakai patokan angka sebab nilai f.a.s. sangat tergantung dengan campuran
penyusunnya. Nilai f.a.s. diasumsikan berkisar antara 0,3 sampai 0,6 atau
disesuaikan dengan kondisi adukan agar mudah dikerjakan (Darmono,2015).
Kuat tekanan batako bertambah tinggi dengan bertambahnya umur
batako. Oleh karena itu sebagai standar kekuatan batako dipakai kekuatan
pada umur batako 28 hari. Bila karena sesuatu hal di inginkan untuk
mengetahui kekuatan batako pada umur 28 hari, maka dapat dilakukan
dengan menguji kekuatan tekan batako pada umur 3 atau 7 hari dan hasilnya
dikalikan dengan faktor tertentu untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan
batako pada umur 28 hari ( Listikaningrum, F. 2016).
Kekuatan batako juga dipengaruhi oleh tingkat kepadatannya. Dalam
pembuatan batako diusahakan campuran dibuat sepadat mungkin. Hal ini
memungkinkan untuk menjadikan bahan semakin mengikat keras dengan
adanya kepadatan yang lebih, serta untuk membantu merekatnya bahan
pembuat batako dengan semen yang dibantu oleh air ( Pertiwi, 2010 dalam
firmansyah, 2014 ).
2.5 Bahan Penyusun Batako
1. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata,
batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri
berasal dari ceamentum (bahasa latin), yang artinya “memotong manjadi
bagian-bagian kecil tak beraturan” ( Depkimpraswil 2012).
7

Meski sempat populer pada zamannya, nene moyang semen made


in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya kerajaan romawi,
sekitar abad pertengahan (tahun 1100 – 1500 M) resep ramuan
pozzuolana sampai menghilang dari peredaran ( Anonim, 2000).
Jika anda menggunakan semen, bagaimana anda mengetahui
bahwa semen tersebut adalah semen yang baik? Berikut tips memilih
perekat bahan bangunan semen yang baik menurut (Tututrahayu 2013)
a. Tidak menggumpal
Semen yang telah lama disimpan bisa membentuk gumpalan
yang akan hancur jika diremas dan lama-kelamaan mengeras. Jika
anda melihat fisik semen seperti, ayak lah semen agar terpisah dengan
bagian yang menggumpal. Bagian yang tidak menggumpal dapat
digunakan dalam campuran, sedangkan yang menggumpal jangan
dipakai karena sudah bereaksi dengan uap air/kelembaban dan hanya
akan menjadi bagian yang lemah pada plesteran/beton/acian
(Tututrahayu 2013).
b. Waktu mengeras
Terdapat dua waktu yang diukur dalam campuran material
bahan bangunan semen, yaitu waktu ikat awal dan waktu ikat akhir.
Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen
bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis,
dimana waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air
dari kondisi plastis menjadi tidak plastis, dimana waktu yang
dibutuhkan selama proses ini ± 45 menit. Ukuran standar adukan
semen untuk menjadi kering antara 6-7 jam. Anggapan bahwa
semakin cepat waktu pengerasan campuran semen, semakin kuat mutu
yang dihasilkan, bisa dikatakan tidak tepat. Faktanya, semakin cepat
semen mengeras berarti semakin cepat laju reaksi hidraksinya. Reaksi
hidraksi menghasilkan panas, sehingga suhu menjadi tinggi. Suhu
8

yang tinggi akan menimbulkan retak pada beton/plesteran/acian


sehingga kualitas dan kekuatan menurun.
c. Adukan lebih rapat dan rekat
Material bahan bangunan semen material bahan bangunan
semen yang kaya akan mineral dan logam dapat membantu
menghasilkan campuran yang padat. Unsur yang berperan dalam
menentukan sifat lekat adalah C3S. Daya lekat yang baik antara pasta
semen dengan agregat menghasilkan campuran bahan bangunan yang
padat dan terbaik. Campuran yang padat menghasilkan bahan
bangunan beton/plester/acian yang berkualitas.
d. Kemasan tertutup sempurna
Kualitas pekerat bahan bangunan semen akan terjaga jika
kemasannya juga terjaga, dalam artian tertutup rapat, tidak basah, dan
tidak terdapat bekas tambalan. Sebelum membeli, cek kertas
pembungkus semen masih tersegel rapat atau tidak.
e. Berlogo SNI ( Standar Nasional Indonesia )
Sebelum memilih pekerat bahan bangunan semen, pastikan
terlebih dahulu sertifikat yang telah diraih oleh merek tersebut. Bisa
berupa logo SNI atau yang telah bersertifikasi internasional. Untuk
semen tiga roda telah diproduksi mengikuti standar nasional indonesia
(SNI ), standar amerika dan standar eropa.
f. Baik dalam penyimpanannya
Cara menyimpan perekat bahan bangunan semen yang baik
diantaranya adalah jumlah tumpukan tidak melebihi 2 meter dan
terlindung dari kelembaban yang tertinggi. Sebaiknya tidak
bersentuhan langsung dengan lantai dengan diding dengan memberi
bantalan ( planet/kayu).selain itu, semen yang baik ditumpuk secara
berdekatan untuk mengurangi sirkulasi udara.
Semen portland dibagi dalam 5 jenis,sebagai berikut :
9

a. Jenis I : untuk konstruksi pada umumnya,dimana tidak diminta


persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis
lainnya.
b. Jenis II : untuk konstruksi – konstruksi umumnya terutama sekali
bila disyaratkan agak tahan.
c. Jenis III : untuk konstruksi – konstruksi yang menuntut persyaratan
kekuatan awal yang tinggi.
d. Jenis IV : untuk konstruksi – konstruksi yang menuntut persyaratan
panas hidrasi yang rendah .
e. Jenis V : untuk konstruksi –konstruksi yang menuntut persyaratan
sangat tahan terhada sulfat.
2. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir
umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi
pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis
dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa
tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena rongga-rongganya yang
besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir
juga penting untuk bahan bangunan bila dicampur semen.(Rahman,2016).
Disamping itu masih banyak penggunaan pasir dalam bahan
bangunan yang dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan
material cetak seperti pembuatan paving block, kansteen, batako dan lain-
lain.
ada bebarapa jenis pasir yang biasa dijual diantaranya:
a. Pasir beton
Pasir beton adalah pasir yang bagus untuk bangunan dan
harganya lumayan mahal, anda bisa lihat di daftar harga pasir. Pasir
beton biasanya berwarna hitam dan butirnnya cukup halus, namun
apabila dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar
kembali. Pasir ini baik sekali untuk pengecoran, plesteran dinding,
pondasi, juga pemasangan bata dan batu.
10

b. Pasir pasang
Pasir pasang adalah pasir yang lebih halus dari pasir beton ciri-
cirinya apabila dikenal dia akan menggumpal tidak kembali lagi ke
semula. Jenis pasir ini harganya lebih murah dibanding dengan pasir
beton. Pasir pasang biasanya dipakai untuk campuran pasir beton agar
tidak terlalu kasar sehingga bisa dipakai untuk plesteran dinding.
c. Pasir Elod
Pasir Elod adalah pasir yang paling halus dibanding pasir beton
dan pasir pasang. Harga pasir ini jauh lebih murah dibanding jenis pasir
yang lainnya. Ciri-ciri pasir elod adalah apabila dikepal dia akan
menggumpal dan tidak akan puyar kembali. Pasir ini masih ada
campuran tanahnya dan warnanya hitam. Jenis pasir ini tidak bagus
untuk bangunan. Pasir ini biasanya hanya untuk campuran pasir beton
agar bisa digunakan untuk plesteran dinding, atau untuk campuran
pembuatan batako.
d. Pasir merah
Pasir merah atau suka disebut pasir jebrod kalau di daerah
sukabumi atau cianjur karena pasirnya diambil dari daerah jebrod
cianjur. Pasir jebrod biasanya bagus untuk bahan cor karena cirinya
hampir sama dengan pasir beton namun lebih kasar dan batunnya agak
lebih besar.
Persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan
bangunan adalah sebagai berikut :
1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan
indekskekerasan< 2,2 .
2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai
berikut:
3. Jika dipakai natrium sulfat bagian hancur maksimal 12%.
4. Jika dipakai magnesium sulfat bagian harus maksimal 10 %
11

5. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir


mengandung lumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.
6. Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak,
yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari larutan jenuh
NaOH3%.
7. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5
sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam.
8. Untuk beton dengan keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali
harus negatif.
9. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintah bahan
bangunan yang diakui 16.
10. Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan
harus memenuhi persyaratan pasir pasangan.
2.6 Cara Membuat Batako
1. Persiapan
Siapkan perkakas, peralatan dan bahan. Ayak pasir pertama dengan
ayakan pasir 1 cm untuk memisahkan batu-batu yang besar. Lalu ayak lagi
dengan ayakan yang lebih kecil untuk mendapatkan pasir halus. Pasir harus
bersih dari kotoran, sampah dan lumpur ( Wijanarko, W. 2012).
2. Bahan yang digunakan
Batako dibuat dengan bahan dasar berupa kapur, pasir, semen dan air
sebagai media pembuatnya. Rumus yang biasa digunakan ialah empat truk
pasir dan satu ton kapur kembang.
3. Proses pembuatan batako
- Mengaduk beton
Kali ini akan dibahas mengaduk beton dengan tangan, jangan lupa
siapkan sarung tangan plastik.
Langkah -langkah mengaduk beton dengan tangan adalah sebagai berikut :
a. Taburkan sejumlah pasir yang telah diukur setelah 10 cm di kotak
adukan
12

b. Tuang semen di atas pasir dan aduk keduanya secara bersama-sama


sampai warna keduanya tercampur.
c. bentuk adukan menjadi gundukan, dan buat lubang seperti cekungan di
tengah ;
d. siram dengan sedikit air secara perlahan dan aduk sampai terbentuk
pasta yang merata;
e. jika menggunakan kerikil, sekarang tambahkan dalam takaran yang
sesuai kerikil danaduk hingga setiap kerikil terlapisi secara merata;
f. periksa adukan: ambil segenggam penuh adukan dan bentuk seperti
bola kecil. Jikabola tersebut tidak retak, dan tangan sedikit basah,
adukan siap untuk dicetak.
Langkah selanjutnya mencetak batako:
a. Siapkan alat cetakan
b. Masukkan adukan beton kedalam ember
c. Tempatkan bagian bawah cetakan ke tempat yang benar ( di bawah atau
tempat teduh lainnya).
d. Beri oli dibawah cetakan
e. Tuang adukan beton kedalam cetakan
f. Letakkan alat tekan cetakan diatas bagian bawah cetakan
g. Tekan alat tekan lurus ke bawah hingga bagian kakinya menyentuh
lantai pada ke dua sisi.
h. Injak dengan kaki ke atas alat tekan cetakan, tekan cetakan , ambil
pegangabn bagian bawah cetakan, perlahan-lahan angkat bagian atas
cetakan.
i. Letakan bagian bawah cetakan ke tanah secara perlahan.
j. Keluarkan peralatan tekan dari bagian bawah cetakan : pisahkan ke
samping.
k. Perlahan- lahan angkat bagian bawah cetakan ke atas, dan tempatnya di
samping batako yang baru jadi.
l. Biarkan batako yang baru selamat 1 hari, jangan kena sinar matahari
langsung.
13

m. Setelah 1 hari, batako ditumpuk dan dilakukan/curing/ selama


seminggu.
n. Bersihkan cetakan dari debu dari beri minyak lagi di cetakan dan batako
berikutnya siap dicetak.
2.7 Kelebihan Batako Dibanding Bata Merah
Batako lebih hemat dari bata merah dari segi waktu pemasangan,
jumlah pemakaian adukan, dan harga permeter persegi. Batako juga bisa
menampilkan tekstur dinding yang lebih rapi apabila bila tidak diberi plester
atau ekspos. Pembuatan bangunan menggunakan batako bisa selesai dalam
waktu lebih cepat. Jika anda membangun dinding menggunakan batako,
hanya dibutuhkan 10 hingga 15 buah batako untuk menyusun dinding
seukuran satu meter persegi. Memang tidak secepat pemasangan dinding
papan semen atau gypsum, tetap jelas lebih cepat dari aplikasi bata merah
(Wijanarko, W. 2012).
Keuntugan yang bisa diperoleh melalui penggunaan batako tidak
hanya berhenti di sana, melainkan juga menghemat plesteran serta
mengurangi beban dinding sehingga kontruksi bangunan menjadi lebih
ringan.
Untuk menjawab kritik bahwa batako kurang kokoh, bisa di atas
dengan mencampur materi dasar batako dengan abu ampas tebu yang
merupakan limbah industri yang bisa di manfaatkan kembali. Abu ampas tebu
terbukti memberi hasil yang lebih kuat, ringan, dan tahan lebih lama dari
kondisi agresif pun murah. Karena harganya lebih murah dari sebagian besar
bata merah, bangunan bata merah dan tidak mempunyai nilai jual yang
tinggi. Namun pendapat tersebut sangat subjektif, tergantung kepada
kebutuhan dan selera dari masing-masing pemilik bangunan (Wijanarko, W.
2012).
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Cetakan
2. Sekop
3. Ember
4. Argo
5. Kaus tangan
6. Sendok semen
B. Bahan
1. Pasir
2. Semen
3. Air
3.2 Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gunakan sarung tangan
3. Ambil pasir sebanyak 30 ember kemudian di bagi menjadi dua bagian
untuk pasir yang pertama itu sebanyak 10 ember dan pasir yang kedua
sebanyak 20 ember
4. Kemudian ambil semen sebanyak 9 ember lalu bagi menjadi 2 untuk 3
ember semen itu pada pasir yang yang pertama dan yang 6 ember
semen pada pasir yang kedussa
5. Campurkan kedua bahan sampai tercampur rata menggunakan sekop
6. Setelah kedua bahan tercampur rata, buatlah lubang di tengah
kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit
7. Lalu aduk semen,pasir dan air mengunakan sekop hingga semua
bahan tercampur rata

14
15

8. Siapkan cetakan batako,masukkan adonan semen,pasir dan air yang


telah di aduk tadi mengunakan sendok semen, kemudian padatkan
menggunakan balok kayu
9. Setelah di rasa sudah padat, keluarkan batako dari cetakan dan tunggu
sampai kering, Pastikan hati-hati saat mengeluarkan batako dari
cetakan.
10. Setelah kering, catat dan dokumentasi hasilnya ada berapa batako yang
sempurna dan rusak.
3.3 Hasil Praktikum

Gambar 1. Hasil 10:2 Gambar 2. Hasil 20:5


Hasil dari campuran 10:2 yang rusak hanya 1 batako dan yang tidak rusak
24 batako, sedangkan hasil dari campuran 20:5 yang rusah ada 20 batako dan
yang tidak rusak ada 35 batako. Campuran batako 10:2 yang rusak hanya 1 batako
dikarenakan campurannya bisa dibilang pasirnya sudah sedikit jadi
memungkinkan batako tersebut bisa rusak, sedangkan campuran batako 20:5
kemungkinan kebanyakan pasirnya jadi batako yang di buat mudah rusak.
3.4 Pembahasan
Alasan keapa batako lebih banyak rusak bisa disimpulkan dalam beberapa faktor :
1. Faktor Manusia seperti kelelahan pekerja, ketidak telitian pekerja saat
melakukan cek produk.
2. Faktor Metode seperti pengecekan barang yang dilakukan secara manual, dan
tidak adanya penggunaan SOP saat melakukan pengecekan produk.
16

Material/bahan baku tidak ada kajian untuk takaran dalam pencampuran


bahan campuran baik pasir dan semen.
2. Faktor alat seperti kurang memperhatikan alat press batako saat awal pertama
produksi, dikarenakan pada saat awal produksi alat sering sekali trouble pada
menekanan dari luar dan dalam alat press tersebut. ( Abdullah, 2020)
Cara yang dilakukan untuk mengurangai defect yang terjadi pada produksi batako
yaitu :
a. Manusia
Dilakukan pelatihan sehingga karyawan mengerti akan pentingnya kualitas
produk proses produksi yang menuntut keterampilan pekerja. yang ahli
secara khusus membuat batako terutama untuk fisik yang kuat .
b. Material
Memperhatikan jenis-jenis pasir,semen dan air lebih teliti saat dilakukan
order pasir dan semen . Agar diketahui bahan baku tersebut secara
keseluruhan kering atau tidak. sehingga akan mengurangi penyebab defect
yang terjadi.
c. Metode
Melakukan pengawasan kerja karyawan secara rutin dan mengecek hasil
produk lebih teliti lagi agar cacat-cacat yang disebabkan oleh kesalahan
dalam aspek metode dan manusia dapat berkurang. (Abdullah, 2020)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil survey batako press di atas. Kita dapat mengetahui
bagaimana proses pembuatan batako. Mulai dari kelebihan batako sampai
kekurangan batako. Dapat disimpulkan disini batako itu bisa jadi pengganti
batu bata merah. Selain dari harga marah, untuk proses pembangunannya juga
cepat. Batako yang kuat itu batako yang tidak mudah protol kalau dicuil.

4.2 Saran
Sebaiknya agregatnya pakai yang halus yang trrhindar dari sampah,
kandungan lumpur yang agak banyak, atau kotoran-kotoran yang lain.Untuk
air sebaiknya menggunakan air sumber yang bersih dan jernih. Jangan air-air
kotor, atau sisa-sisa air rumah tangga.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Merjani. 2020. “Analisa Tingkat Cacatan Untuk Mengurangi Defect Di


Produksi Batako Dengan Metode Seven Tools Dan Pdca”. Vol 2. No 2.
Hal 188-196.

Aji rustam. 2009.cetak batako. Bandung : departemen pendidikan.

Anonim, 2000. Meski Sempat Populer Pada Zamannya, Nene Moyang Semen
Made In Napoli Ini Tak Berumur Panjang ‘’ http://www. Beacukai.
Go. Id/ library/data/ semen’’.

Darmono. 2006. “Teknologi Pembuatan Bahan Bangunan Berbahan Pasir


(Batako) Hasil Erupsi Merapi Di Lereng Bagian Utara”. Inotec, Volume
16, Nomor 1, Februari 2012.

Darmono. "Lingkungan Hidup dan pencemarannya". Hubungannya Dengan


Toksikologi Lingkungan. Jakarta: UI Press 2015

Depkimpraswil Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah 2016. Pt T-06-


2016-C Tata Cara Pembuatan Bata Semen Berlubang. Bandung:
Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah.

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, 2000.

Djoko,Achmad. 1998.berwirausaha Batako. Jakarta : yudistira

Listikaningrum, F. 2016. Kuat Tekanan Batako Bertambah Tinggi Dengan


Bertambahnya Umur Batako. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Mulato, Catur. 2014. “Setiap Aspek Kehidupan Manusia Selalu Terkait Dengan
Beton.

Pertiwi, 2010 dalam Firmansyah, 2014.

Rahman,Muhammad F, 2016. Pengaruh Penambahan

Rampan.2000 Alat Alat Pembuatan Batako. Jakarta. Departemen Pendidikan Dan


Kebudayaan.

Sarlindawati, S. 2013. Lebih Cepat Dan Cukup Kuat Untuk Semua Penggunaan
Yang Biasanya Menggunakan Batu Bata.

Soraya.2004.Logic.Yogyakarta:Ringroad

Tututrahayu 2013 https://www.academia.edu/16756934/karyailmiah-batako

18
19

Utomo Hendratmo (2010) "Analisis Tekan Batako dengan Limbah Karbit Sebagai
Bahan Tambah" Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Wijanarko, W. 2012. Kritik Bahwa Batako Kurang Kokoh, Bisa Di Atas Dengan
Mencampur Materi Dasar Batako
DOKUMENTASI

Gambar 3. Proses pencampuran pasir dan Gambar 4. Pencampuran dengan air


semen

20
21

Gambar 5. Proses pencetakan batako Gambar 6 Proses penataan batako

Gambar 7. Hasil batako kelas A

Anda mungkin juga menyukai