Dosen Pengampu:
Kelas 1 D4 A
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen yang telah
membantu memberikan arahan dan bimbingannya hingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik tanpa ada kendala apapun. Adapun tema dari makalah
ini adalah "Konstruksi Batu Bata".
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan juga sebagai persyaratan
untuk memenuhi nilai dari mata kuliah Dasar Teknik di Poltekkes Kemenkes
Jakarta II. Dalam penulisan makalah ini mungkin kami masih memiliki banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja
sama dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
juga menjadi inspirasi untuk para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB 1 : PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
BAB 2 : ISI...............................................................................................................2
2.1 Perkembangan Kebudayaan........................................................................2
2.2 Pranata Sosial...............................................................................................6
2.3 Institusionalisasi...........................................................................................9
BAB 3 : PENUTUP...............................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................0
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu
bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah/gedung. Batu
bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena harganya yang
relative murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap
pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api. Pada umumnya pembuatan bata merah pejal dengan
cara dibakar dengan suhu 800°C sehingga tidak hancur bila direndam dalam air, sedangkan
pembakarannya menggunakan sekam padi atau kayu bakar yang dapat menimbulkan polusi
udara melalui emisi.
Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh
masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan
konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat
untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi
konstruksi pada bangunan seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung,
pagar, saluran dan pondasi. Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural
ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara
meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri maupun penambahan dengan bahan
lain.
Dalam pembuatan batu bata tanah liat merah telah menjadi bahan dasar dalam
pembuatan batu bata dengan sifat plastisitas dan susut kering. Plastisitas tanah liat sangat
penting untuk mendorong proses awal pembuatan batu bata. Jika tanah liat yang digunakan
terlalu plastis maka akan menyebabkan batu bata memiliki sifat kuat kering yang lebih tinggi,
yang akan berpengaruh pada kekuatan, menambah susut dan mempengaruhi hasil
pembakaran batu bata.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Batu bata?
2. Apa saja jenis-jenis batu bata?
3. Berapa standar ukuran batu bata?
4. Bagaimana syarat yang diperlukan untuk ikatan batu bata?
5. Ada berapa macam ikatan batu apa?
6. Apa saja penjelasan mengenai perbandingan spasi?
Tujuan
4
Untuk mengetahui mengenai batu bata seperti jenis batu bata, standar ukuran batu bata,
ikatan batu bata serta perbandingan spasi.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengolahan Bahan
Tanah liat yang sudah diamkan tadi selama beberapa hari, kemudian akan
dicampur dengan air secara merata dan tidak terlalu banyak. Air yang digunakan
5
dalam proses pembuatan batu bata harus air bersih dan air tersebut harus tidak boleh
mengandung bahan-bahan lain. Kemudian pelumatan atau pecampuran bahan-bahan
tersebut dapat dilakukan dengan tangan atau kaki. Pada saat pengolahan bahan
tersebut, bahan campuran tadi harus benar-benar dapat menyatu dan rata satu sama
lain. Lalu, bahan mentah atau bahan campuran tadi kemudian akan didiamkan selama
2 sampai 3 hari sebelum akan dicetak melalui cetakan yang tersedia. Hal itu bertujuan
untuk memberikan waktu atau kesempatan agar partikel-partikel tanah liat dapat
menyerap air dengan stabil dan dapat terjadi penyusutan secara merata.
Langkah awal pencetakan batu bata yaitu dengan meletakkan cetakan pada
lantai dasar pencetakan dan kemudian tanah liat yang telah disiapkan akan ditaruh
pada bingkai cetakan dengan tangan sembari ditekan-tekan sampai tanah liat tersebut
memenuhi semua sudut ruangan pada bingkai cetakan yang selanjutnya cetakan
tersebut diangkat dan batu bata mentah hasil dari cetakan dibiarkan begitu saja agar
terkena sinar matahari. Batu bata mentah tersebut kemudian dikumpulkan pada
tempat yang aman dan terlindungi untuk diangin-anginkan.
6
kecepatan pembakaran untuk mencapai suhu tersebut serta kecepatan untuk mencapai
pendinginan. Selama proses pembakaran terjadi perubahan fisika dan kimia serta
mineralogi dari tanah liat tersebut. Proses pembakaran batu bata berjalan seimbang
dengan kenaikan suhu dan kecepatan suhu.
Berikut ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam tahap pembakaran yaitu:
1. Tahap pertama, yaitu adalah penguapan (pengeringan)
yaitu pengeluaran air pembentuk yang terjadi hingga temperatur kira-kira
120°C.
2. Tahap kedua, yaitu adalah oksidasi
Yaitu terjadi pembakaran sisa-sisa tumbuhan (karbon) yang terdapat didalam
tanah liat. Proses ini berlangsung pada temperatur 650°C-800°C.
3. Tahap ketiga, yaitu adalah pembakaran penuh
Yaitu batu bata dibakar hingga matang dan terjadi proses pengerasan hingga
menjadi bata yang bertekstur padat. Temperatur matang bervariasi antara
920°C-1020°C tergantung pada sifat tanah liat yang dipakai.
4. Tahap kempat, yaitu adalah penahanan
Tahap ini terjadi penahanan temperatur selama 1-2 jam. Pada tahap 1, 2 dan 3
kenaikan temperatur harus perlahan-lahan agar tidak terjadi kerusakan pada
batanya. Kerusakan tersebut dapat terjadi seperti pecah-pecah, noda hitam
pada batu bata, pengembangan, dan lain-lain.
G. Pemilihan (seleksi)
Tahap ini merupakan tahap terakhir setelah melalui tahapan-tahapan diatas
tadi. Setelah batu bata sudah jadi dan selesai didinginkan, maka selanjutnya akan
dipilah-pilah atau diseleksi agar batu bata yang akan diperjualbelikan dapat
berkualitas baik dan tidak mengecewakan para konsumennya. Batu bata yang
berkualitas baik yaitu memiliki ciri-ciri seperti permukaannya tidak pecah-pecah,
tidak terdapat noda hitam, dan memiliki ukuran yang sesuai dengan standar SNI.
1. Bata Tanah
Proses pembuatannya dimulai dari tanah liat yang dicetak dalam balok persegi
panjang, kemudian dibakar pada suhu yang sangat tinggi hingga mengeras dan
berwarna kemerahan. Jenis bata tanah liat terbagi menjadi dua, yakni
a. bata merah
7
Meskipun diberi istilah bata merah, bata ini tidak berwarna merah terang,
melainkan merah kecokelatan. Teksturnya sedikit kasar, tidak rapi, berfungsi
sebagai pembentuk dinding yang direkatkan dengan semen, dan harus diberi
pelapis lagi. Kelebihan bata merah adalah mampu menciptakan suasana sejuk di
dalam rumah dan tahan terhadap api sehingga memberikan perlindungan ekstra
pada penghuni rumah. Namun, kekurangannya, akan memerlukan banyak bahan
perekat saat dipasang.
b. bata muka.
bata muka atau lebih dikenal dengan sebutan bata ekspos adalah batu bata yang
memiliki permukaan lebih halus dan rapi. Selain sebagai pembentuk dinding,
biasanya bata muka dibiarkan begitu saja tanpa pelapis lagi. Tujuannya untuk
dekorasi serta menciptakan kesan natural dan industrial.
2. Batako
Batako merupakan campuran semen dan pasir kasar yang kemudian dipres
hingga mengeras. Batako berwarna abu-abu dengan ukuran lebih besar daripada batu
bata merah. Namun, bobotnya lebih ringan karena memiliki rongga. batako sering kali
digunakan untuk konstruksi bangunan komersial, bangunan industrial, pagar, dan
kolam renang. Ini karena batako memiliki sifat kuat dan kedap air, sehingga cocok
digunakan untuk dinding bagian luar rumah dan untuk bangunan di lahan basah.
Namun, jika diaplikasikan sebagai bahan baku pembuatan tembok untuk hunian di
daerah tropis seperti Indonesia, batako dinilai kurang cocok. Ini karena sifatnya yang
menyimpan panas, sehingga bisa membuat suasana rumah menjadi pengap.
4. Bata Ringan
Jenis bata ini terbuat dari campuran semen, abu terbang, kapur, dan serbuk
aluminium. Bata ringan memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya tiga kali lebih
ringan dibanding bata biasa, menghalau panas, tahan api, kedap suara, dan mudah
dipotong. Namun, jenis bata ini harus dipasang dengan semen khusus dan lebih
mudah pecah dibanding bata tanah liat. Bata ringan cocok digunakan untuk bangunan
tinggi, sekolah, rumah sakit, hotel, dan kantor.
5. Bataton
8
Bahan-bahan penyusun bata beton alias bataton di antaranya semen, agregat,
kerikil, pasir, dan air. Di Indonesia, bataton yang terkenal merupakan keluaran
perusahaan Holcim (sekarang berganti nama menjadi Dynamix). Bentuk bataton
bermacam-macam dan memiliki rongga di bagian dalamnya. Rongga tersebut bisa
diisi baja untuk membuat pilar atau menjadi jalur pipa air dan kabel listrik. Karena
berongga pula, bataton bisa menjadi isolator panas. Selain itu, proses konstruksi
dengan bataton lebih efisien dibanding dengan bata merah.
6. Bata Roster
Dikenal dengan istilah ventilation block dalam Bahasa Inggris, bata roster
adalah bata yang memiliki lubang-lubang sehingga memungkinkan udara dan cahaya
masuk. Karena itu, bata roster cocok digunakan di negara-negara tropis yang beriklim
panas dan lembap.
7. Conblock
Berbeda dengan jenis-jenis bata di atas yang dipasang sebagai dinding
bangunan, conblock alias concrete block atau paving block digunakan di atas tanah.
Beton berbentuk blok-blok kecil membuat permukaan tanah jadi lebih keras dan rata,
tapi tetap menyerap air. Karena itu, conblock biasa digunakan di area taman.
9
MACAM – MACAM IKATAN BATA :
Macam-macam ikatan bata pada tembok suatu bangunan meliputi :
Ikatan ½ bata : untuk tembok tebal lapisan setengah bata
Ikatan tegak : untuk tembok tebal lapisan 1 bata/lebih dan kombinasinya
Ikatan silang : untuk tembok tebal lapisan 1 bata atau lebih dan kombinasinya
Ikatan plam : untuk tembok tebal lapisan 1 bata atau lebih dan kombinasinya
Ikatan rantai : untuk tembok tebal lapisan setengah bata / lebih
Ikatan kop : untuk tembok tebal lapisan 1 bata atau lebih
Contoh :
Ikatan setengah bata pada sudut siku dua tembok: ½ x ½ bata
Penyusunan bata pada tembok rumah, pagar halaman dapat membentuk sudut siku (90 o),
sudut lancip (< 90o), sudut tumpul (> 90o)
10
Keterangan:
Lapis tembok berselang seling (berganti)
Agar siar tegak saling berselisih ½ strek serta siar tegak tidak saling berhimpit pada 2 lapis
berturut-turut perlu dipasang 2 buah bata dengan panjang ¾ bata.
Keterangan:
Ditempat persilangan 2 tembok lapisannya berganti-ganti
Agar siar tegak tidak saling berhimpit perlu dipasang 2 bata ukuran panjang ¾ bata
11
Keterangan tembok 1 bata:
Ikatan tegak yang banyak digunakan mempunyai tebal lapisan satu bata atau juga dapat
dibuat lebih.
Sifat hubungan bata pada ikatan tembok satu bata adalah:
o Tembok terdiri dari 2 macam lapisan, yaitu lapisan strek dan kop
o Dalam 2 lapis berturut turut siar lintang saling berselisih ½ panjang bata
o Panjang tembok jika dibagi dengan lebar bata akan berjumlah k (kepala) ganjil dan
genap
Keterangan:
Pada sudut tembok, pertemuan dan persilangan pada lapisan bujur (strek) berjalan terus
diawali dan diakhiri dengan ¾ bata. Jika lapisan pertama merupakan lapisan bujur maka
lapisan di atasnya menjadi lapisan kepala (kop).
12
Perbandingan Spesi
Spesi merupakan bahan perekat pada dinding bata dan plesteran. Spesi terdiri atas
campuran antara pasir dan semen dengan perbandingan tertentu. Kebutuhan pasir untuk
campuran spesi tergantung perbandingan yang akan digunakan, dan harus dihitung dengan
benar agar tercukupi sesuai dengan kebutuhan. Terdapat beberapa perbandingan spesi yang
digunakan untuk spesi dinding bata dan plesteran berdasarkan SNI.
Berikut beberapa perbandingan campuran spesi yang digunakan untuk pekerjaan dinding
bata, antara lain :
Dinding bata trasram adalah dinding bata yang berada di atas sloof. Ketinggian
dinding ini sekitar 50 – 100 cm dari sloof. Dinding ini bersentuhan langsung dengan air,
sehingga campuran spesi trasram dibuat kedap.
a. Perbandingan 1 Pc : 3 Ps
Berdasarkan SNI koefisien pasir untuk campuran spesi tersebut adalah 0,043 m3 setiap m2.
Jadi misalnya luasan dinding trasram 10 m2, maka kebutuhan pasirnya = 10 x 0,043 = 0,43
m3 pasir.
b. Perbandingan 1 Pc : 2 Ps
Koefisien pasir untuk perbandingan 1 pc:2 ps adalah 0,038 m3 setiap m2 dinding. Maka jika
luasan dinding 10 m2 kebutuhan pasir = 0,038 x 10 = 0,38 m3
13
Ada beberapa perbandingan spesi yang digunakan untuk dinding ini, antara lain :
a. Perbandingan 1 Pc : 3 kp : 10 ps
Pasir pada perbandingan ini mempunyai nilai koefisien 0,05 m3 setiap m2 dinding batu bata.
Maka untuk kebutuhan dinding 10 m2 di butuhkan pasir = 0,05 x 10 = 0,5 m3 pasir.
b. Perbandingan 1 Pc : 5 Ps
Koefisien pasir berdasarkan SNI untuk perbandingan ini adalah 0,045 m3. Jika luasan
dinding bata adalah 10 m2, maka kebutuhan pasir untuk luasan dinding 10 m2 adalah = 0,045
x 10 = 0,45 m3 pasir
c. Perbandingan 1 Pc : 8 ps
Koefisien pasir berdasarkan SNI untuk perbandingan 1 pc : 8 ps ini adalah 0,05 m3. Jika
luasan dinding bata adalah 10 m2, maka kebutuhan pasir untuk luasan dinding 10 m2 adalah
= 0,05 x 10 = 0,5 m3 pasir
d. Perbandingan 1 Pc : 4 Ps
Pasir pada perbandingan ini mempunyai nilai koefisien 0,043 m3 setiap m2 dinding batu
bata. Maka untuk kebutuhan dinding 10 m2 di butuhkan pasir = 0,043 x 10 = 0,43 m3 pasir.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sambungan kayu merupakan dua batang kayu atau lebih yang disambung-
sambung sehingga menjadi satu batang kayu panjang atau mendatar maupun
14
tegak lurus dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi. Adapun hubungan
kayu merupakan dua batang kayu atau lebih yang dihubung-hubungkan menjadi
satu benda atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang (dua dimensi) maupun
dalam satu ruang berdimensi tiga.
Saran
Dengan demikian kami sebagai penulis dari makalah ini, kami meminta saran
dan kritik dari para pembaca apabila masih terdapat banyak kekurangan dan
hal-hal yang harus diperbaiki agar makalah ini dapat lebih baik nantinya dan
diharapkan mahasiswa serta pembaca lainnya dapat memahami dan juga
mempelajari terkait materi tentang “Sambungan Kayu” yang telah kami
paparkan didalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Suwardono. 2002. Mengenal Pembuatan Bata, Genteng Berglasir. VC, Yrama Widya.
Bandung
Siregar. 2010. Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat Pada Pembuatan
Batu Bata. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Standar Nasional Indonesia 15-2094-2000: Bata Merah Pejal Untuk Pasangan Dinding.
15
Standar Nasional Indonesia, 15-2094-1991. Mutu dan Cara Uji Batu Merah Pejal.
Jasakontraktorjogja1. (2021, March 28). Cara Menghitung Kebutuhan Pasir Untuk Pasangan
dinding Bata /Kontraktor jogja. Cipta Graha Mandiri.
16