Disusun Oleh :
CEMENTOS
SAMARINDA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Jurusan Teknik Sipil
Dr.Ir.Tumingan, MTMT
Dr. Ir. Tumingan, Rafian Tistro, ST,
NIP :MT
19660712 199203 1 003
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmatNya kami dapat menyelesaikan Makalah Lomba Beton
Nasional. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW beserta keluarganya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memanfaatkan arang sebagai tambahan material dalam pembuatan beton yang
bernilai ekonomis, ramah lingkungan, dan bermutu tinggi dengan judul
“Pembuatan Beton Mutu Tinggi dengan Mengganti Sebagian Semen
Menggunakan Fly ash dan Abu Sekam Padi”
Hormat Kami,
CEMENTOS
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan..........................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................iv
Bab I. Pendahuluan........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Manfaat..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
Bab II. Tinjauan Pustaka...............................................................................3
2.1 Pengertian Beton...............................................................................3
2.2 Material Penyusun Beton..................................................................3
Bab III. Metode Pembuatan..........................................................................11
3.1 Waktu Pelaksanaan................................................................................11
3.2 Instrumen Pelaksanaan...........................................................................12
3.3 Tahap Perencanaan Mix Design............................................................13
3.4 Tahap Pembuatan...................................................................................13
3.5 Tahap Perawatan....................................................................................14
Bab IV. Hasil dan Pembahasan.....................................................................15
4.1 Data Pengujian Material.........................................................................15
4.2 Mix Design.............................................................................................19
4.3 Hasil Uji.................................................................................................19
4.4 Pembahasan............................................................................................19
Bab V. Penutup...............................................................................................20
5.1 Kesimpulan.................................................................................................20
5.2 Saran...........................................................................................................20
Daftar Pustaka
Lampiran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada praktik kali ini kami menggunakan bahan tambah berupa fly ash
(abu terbang) dan abu sekam padi. Fly ash merupakan sisa hasil pembakaran
batubara pada pembangkit listrik. Sekam padi merupakan kulit pembungkus
butiran beras, dimna kulit padi akan terpisah dan menjadi limbah buangan.
1
Penggunaan material fly ash dan abu sekam padi sebagai material pembentuk
beton didasari pada sifat material ini yang memiliki kemiripan dengan sifat
semen. Kemiripan sifat ini dapat ditinjau dari dua sifat utama, yaitu sifak fisik
dan kimiawi. Secara fisik, material fly ash memiliki kemiripan dengan semen
dalam hal kehalusan butir-butirnya.
1. 2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat meningkatkan kuat tekan pada beton dengan fly ash ( abu terbang )
dan abu sekam padi sebagai pencampur pada beton.
2. Dapat membuat beton yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan,
berkualitas dan ketahanan tinggi.
1.3 Manfaat
1. Mengubah limbah sekam padi dan fly ash menjadi bahan yang berguna
dengan memanfaatkannya menjadi bahan ganti beberapa % semen
dalam pembuatan beton mutu tinggi.
2. Mengurangi biaya pembuatan beton, tetapi tetap mempertahankan mutu
atau kualitas beton.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Jenis II, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannnya menuntut
persyaratan Kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi.
Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya menuntut
panas hidrasi yang rendah.
Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat yang sangat baik.
2. Air
Air mempunyai fungsi sebagai media pencampur material lainnya, dimana
penambahan air ini sangat menentukan nilai kekuatan campuran semen.
Sebagaimana grafik dibawah:
Jika jumlah air terlalu besar maka akan menghalangi proses pengikatan. Jika
jumlah air terlalu sedikit maka reaksi semen dan air tidak selesai.
Persyaratan Air
Persyaratan Air untuk campuran beton (SNI 03-6861.1-2002) :
a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual
b. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton
(asam-asam, zat organik dsb) lebih dari 15 gram/liter.
d. Kandungan khlorida (Cl) < 0,50 gram/liter, dan senyawa sulfat < 1
gram/liter sebagai SO3
4
e. Bila dibandingkaan dengan kekuatan tekan adukan beton yang
menggunakan air suling, maka penurunan kekuatan beton yang
menggunakan air yang diperiksa tidak lebih dari 10%
f. Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat-syarat diatas, air tidak boleh
mengandung klorida lebih dari 0,05 gram/liter.
Sifat-Sifat Air
a. Air cenderung bergerak kepermukaan (bersama-sama/membawa butiran
semen) adukan beton segar (bleeding) yang kemudian menjadi buih dan
membentuk suatu lapisan tipis/selaput tipis yang disebut laitance. Lapisan
ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan
bidang sambung yang lemah.
b. Air cenderung mengalir keluar (bersama-sama/membawa butiran semen)
bila cetakan kurang rapat, yang menyebabkan terjadinya sarang-sarang
kerikil.
c. Kandungan kimia dan atau organik dalam air mempengaruhi kualitas
beton : Air laut mengandung 3,50% larutan garam (sodium klorida dan
magnesium sulfat) yang dapat mengurangi kekuatan beton sampai 20%.
d. Adanya garam ini dan menyebabkan baja-tulangan atau baja-prategang
terkorosi, maka air laut tidak boleh dipergunakan untuk campuran beton
yang menggunakan baja-tulangan/baja-prategang.
e. Air yang mengandung gula > 0,05%, memperlambat ikatan awal dan
menurunkan kekuatan beton.
3. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang
meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine Sand). Untuk beton
penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi pecah digunakan sebagai
agregat halus. Agregat Halus adalah agregat sebagai bahan pengisi yang
memberikan sifat kaku dan stabilitas dimensi dari beton. Agregat halus
5
sebaiknya berbentuk bulat dan halus dikarenakan untuk mengurangi kebutuhan
air. Agregat halus yang pipih akan membutuhkan air yang lebih banyak
dikarenakan luas permukaan agregat (surface area) akan lebih besar.
6
Tabel 1. Gradasi Gregat Halus
4. Agregat Kasar
Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm — 150
mm.
Ketentuan Agregat Kasar
Ketentuan agregat kasar antara lain:
a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak
berpori. Aggregat kasar yang butirannya pipih hanya dapat
dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya tidak melampaui 20%
berat agregat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
dalam berat keringnya. Bila melampaui harus dicuci.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak
beton, seperti zat yang relatif alkali.
d. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu
pecah.
e. Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji
Rudeloff dengan beban uji 20 ton.
f. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang
tembaga maksimum 5%.
7
g. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Aggregate
antara 6–7,5.
Adapun kualitas agregat kasar yang dapat menghasilkan beton mutu
tinggi
adalah:
a. Agregat kasar harus merupakan butiran keras dan tidak berpori.
Agregat kasar tidak boleh hancur karena adanya pengaruh cuaca.
Sifat keras diperlukan agar diperoleh beton yang keras pula, sifat
tidak berpori untuk menghasilkan beton yang tidak mudah tembus
oleh air.
b. Agregat kasar harus bersih dari unsur organik.
8
5. Bahan Tambah
Bahan tambah yaitu bahan selain unsur pokok pada beton (air, semen dan
agregat) yang ditambahkan pada adukan beton, baik sebelum, segera atau selama
pengadukan beton dengan tujuan mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton
sewaktu masih dalam keadaaan segar atau setelah mengeras. Fungsi-fungsi
bahan tambah antara lain: mempercepat pengerasan, menambah kelecakan
(workability) beton segar, menambah kuat tekan beton, meningkatkan daktilitas
atau mengurangi sifat getas beton, mengurangi retak-retak pengerasan dan
sebagainya.
Bahan tambah diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit dengan
pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang berakibat memperburuk sifat
beton (Tjokodimuljo, 1996). Bahan tambah menurut maksud penggunaannnya
dibagi menjadi dua golongan yaitu admixtures dan additives.
9
Mengurangi kapilaritas air.
Mengurangi sifat permeabilizas.
Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi álcali dari
álcali termasuk álcali dalam agregat.
Mengasilkan struktur beton yang baik.
Menghasilkan warna tertentu pada beton atau mortar.
10
BAB III
METODE PEMBUATAN
11
3.2 Instrumen Pelaksanaan
Secara garis besar alur proses penelitian dilaksanakan dilaboratorium dan
dapat dilihat pada flowchart berikut ini :
M u la i K a jia n P u s ta k a
S tu d i P e n d a h u lu a n :
- L a ta r b e la k a n g
- P e rm a sa la h a n
- T u ju a n
P e m ilih an d a n
P e n g a d a a n A g re g a t
Pengujian kuat
tekan umur 7 hari
dan 28 hari
12
3.3 Tahap Perencanaan Mix Design
Dalam tahapan perencanaan mix design diperoleh komposisi untuk 2
Cilinder sebagai berikut:
Kebutuhan Bahan
Semen 6.73 Kg
Batu 1/2 6.78 Kg
Chipping 7.24 Kg
P. Palu 9.42 Kg
Fly Ash 0.13 Kg
Sekam 0.20 Kg
Air buat sekam
0.50 Kg
dan fly ash
Air 2.42 Kg
Tabel 3. Kebutuhan Bahan
3.4 Tahap Pembuatan
Pelakasanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yakni :
a) Pengadaan material, material yang digunakan pada beton mutu tinggi
adalah :
1. Semen Tonasa jenis Portland Composit Cement (PCC).
2. Agregat halus berupa pasir Palu berasal dari sungai yang ada diaerah
Palu.
3. Agregat kasar berupa batu pecah yang berasal dari Palu.
4. Bahan tambah :
Fly ash berasal dari PT. Sumalindo Lestari Jaya.
Abu sekam padi berasal dari Penggilingan padi yang ada di desa
Karang Tunggal kecamatan Tenggarong Seberang.
b) Pemeriksaan karakteristik agregat halus dan agregat kasar di
Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda
c) Pembuatan rancangan campuran (Mix Beton), benda uji silinder
diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, perawatan benda uji dan pengujian
kuat tekan beton di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Samarinda
13
3.5 Tahap Perawatan
Perawatan beton dilakukan di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Samarinda. Perawatan dilakukan dengan cara melakukan
perendamam pada beton (benda uji) sebelum dilakukan uji kuat tekan selama
7 hari dan 28 hari.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
c. Kadar Air Agregat d. Abrasi Agregat
1. Agregat Kasar (Batu Chipping): 1. Agregat Kasar (Batu 1/2):
= 0.301 % Menggunakan Metode B dengan
11 bola:
2. Agregat Kasar (Batu 1/2): Berat Awal = 5000 kg
= 0.725 % Berat Setelah Abrasi = 3805.5 kg
Berat yang Hilang = 1194.5 kg
3. Agregat Halus (Pasir Palu): Keasuan = 23.89 %
= 0.840 %
e. Analisa Saringan
1. Agregat Kasar (Chipping)
0,040
0,020
0,000
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38
Ukuran Saringan (mm)
16
2. Agregat Kasar (Batu 1/2)
0,040
0,020
0,000
0 2 4 6 8 1 0 12 1 4 16 18 20 22 24
Ukuran Saringa (mm)
17
Pasir Palu yang diuji analisa saringan masuk dalam zona 1.
f. Gradasi Gabungan
% Lolos % Gabungan
Spesifikasi 20 mm
Komulatif P. Palu Kasar 1/1 Kasar 1/2 total
P. Palu Kasar 1/1 Kasar 1/2 40.0% 31.0% 29.00% (%) Batas Atas Batas bawah
12 13 14 15 16 17 18 19 20
100.000 100.000 100.000 0.000 0.000 0.000 100.000 100 100
100.000 100.000 100.000 40.000 31.000 29.000 100.000 100 100
100.000 100.000 100.000 40.000 31.000 29.000 100.000 100 100
100.000 100.000 47.375 40.000 31.000 13.739 84.739 88 82
100.000 98.333 12.025 40.000 30.483 3.487 73.971 75 63
100.000 4.833 0.100 40.000 1.498 0.029 41.527 48 41.5
91.750 0.167 0.100 36.700 0.052 0.029 36.781 41 36
83.900 0.167 0.100 33.560 0.052 0.029 33.641 35 29
58.850 0.167 0.100 23.540 0.052 0.029 23.621 28 21
20.350 0.167 0.100 8.140 0.052 0.029 8.221 12.5 6
4.800 0.167 0.100 1.920 0.052 0.029 2.001 3 0
1.400 0.167 0.100 0.560 0.052 0.029 0.641 0 0
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0 0
18
4.2 Job Mix Agregat Beton K-450
Kebutuhan Bahan
Semen 6.73 Kg
Batu 1/2 6.78 Kg
Chipping 7.24 Kg
P. Palu 9.42 Kg
Fly Ash 0.13 Kg
Sekam 0.20 Kg
Air buat sekam
0.50 Kg
dan fly ash
Air 2.42 Kg
19
4.4 Pembahasan Serta Pemanfaatan dari Inovasi Beton yang telah dibuat
Pada pembuatan sampel beton mutu tinggi dengan rencana awal
Mix Design Beton K-450 atau 37 Mpa, dengan memanfaatkan Sekam Padi
dan Fly Ash sebagai bahan pengganti beberapa % kebutuhan semen dalam
Mix Design, dimana persentasenya adalah 3% Sekam padi dan 2% Fly
Ash. Dari Hasil Uji kuat tekan diperoleh mutu beton sebesar 27.19 Mpa.
Dengan Memanfaatkan Sekam Padi dan Fly Ash akan mengurangi
limbah terbuang percuma dan menurunkan biaya pembuatan beton.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kuat tekan beton mutu tinggi diperoleh nilai
kuat tekan 27.19 Mpa, yang sebelumnya direncanakan sebesar 37 Mpa
dengan menggunakan bahan pengganti semen berupa Abu Sekam Padi
dan Fly Ash.
Selisih antara mutu beton rencana dan yang diperoleh adalah 9.81
Mpa, hal ini kemungkinan disebabkan oleh besarnya penyerapan air Abu
Sekam Padi dan Fly Ash, sehingga air yang seharusnya membantu proses
hidrasi semen tersrap kedalam Abu Sekam Padi dan Fly Ash.
5.2 Saran
Dari pengujian yang telah dilakukan diperoleh beberapa saran agar
kedepannya dapat lebih dikembangkan lagi, berikut saran yang dapat
diberikan:
1. Sebaiknya dilakukan lebih banyak Trial dalam persentase
penggunaan Abu Sekam Padi dan Fly Ash agar diketahui nilai %
optimum yang dapat digunakan sebagai bahan ganti semen dalam
Mix Design beton yang akan dibuat.
2. Melakukan pengujian nilai penyerapan air Abu Sekam Padi dan
Fly Ash agar dapat diketahui kebutuhan air yang tepat untuk
pembuatan beton yang akan di buat.
20
Daftar Pustaka