Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR TEKNIK

KONSTRUKSI Batu Bata

DOSEN PENGAMPU :
Zulfia Maharani, ST, M.Si
Syarifuddin, SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH :
1. Andira Fajrina Karim ( P21335121009 )
2. Aqiera Faiz Putra W ( P21335121011 )
3. Azka Apriliansyah ( P21335121015 )
4. Azzahra Nadifah ( P21335121016 )
5. Belva Sabina Bratandari ( P21335121019)
6. Fadilla Afriantika ( P21335121031 )

PRODI DIPLOMA - IV
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kebayoran Baru,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konstruksi batu
bata” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Zulfia
Maharani, ST, M.Si,dan Bapak Syarifuddin, SKM., M.Kes pada Mata Kuliah Dasar Teknik.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang dasar kostruksi batu
bata.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zulfia Maharani, ST, M.Si,dan Bapak
Syarifuddin, SKM., M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Dasar Teknik yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari, makalah yang di tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 Februari 2022

Kelompok 5

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
BAB II PENDAHULUAN ..................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5
2.1 Pengertian Batu Bata ....................................................................................................... 5
2.2 Jenis Batu Bata ................................................................................................................. 6
2.3 Ukuran Batu Bata ........................................................................................................... 9
2.4 Persyaratan Ikatan Batu Bata ......................................................................................... 9
2.5 Macam-Macam Ikatan Batu Bata................................................................................. 10
2.6 Perbandingan Spasi ........................................................................................................ 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 14
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat
baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan
konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun
masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan
untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan
gedung, pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan
memiliki fungsi sebagai bahan non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural.
Sebagai fungsi struktural, batu bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban
yang ada diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan
pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai non-
stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban
yang ada diatasnya. Batu bata lempung adalah batu bata yang terbuat dari lempung atau
tanah liat dengan atau tanpa campuran bahan lain melalui suatu proses pembakaran atau
pengeringan. Batu bata lempung dibakar dengan temperatur tinggi sekitar 300- 400oC
hingga tidak hancur bila direndam dalam air. Batu bata lempung yang diproduksi
melalui proses pembakaran lebih dikenal dengan nama bata merah. Dalam proses
pembuatannya baik pembuatan secara tradisional maupun modern, tergantung kepada
material dasar pembentuk batu bata serta pengolahannya dalam menghasilkan kualitas
produksi yang baik (Handayani, 2010) . Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik
non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan,
baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri (material dasar
lempung atau tanah liat yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah, penulis memiliki rumusan masalah yang digunakan


dalam penyusunan makalah tersebut. Adapun rumusan masah dalam proses penyusunan
makalah ini antara lain:

3
1. Pengertian batu bata
2. Jenis dan ukuran batu bata
3. Persyaratan ikatan batu bata
4. Macam-macam ikatan batu bata
5. Perbandingan spesi

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui pengertian batu bata
2. Untuk mengetahui jenis dan ukuran batu bata
3. Untuk mengetahui persyaratan ikatan batu bata
4. Untuk mengetahui macam-macam ikatan batu bata
5. Untuk mengetahui perbandingan spesi

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian batu bata

Batu bata adalah salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu
bata terbuat dari tanah liat atau tanah hitam (humus) yang dibakar sampai berwarna
kemerah-merahan. Bahan utama batu bata merah adalah tanah dan air. Bentuk dan ukuran
tanah bervariasi.

Batu Bata telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan atau
perkotaan yang berfungsi untuk bahan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
pabrik batu bata yang dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan
batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan
gedung, bendungan, saluran dan pondasi.

2.2 Jenis batu bata

Dari sisi jenis, batu bata dibedakan menurut bahan bakunya, yakni:
1. Bata merah
Bata merah adalah jenis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Proses
pembuatannya dimulai dari tanah liat yang dicetak dalam balok persegi panjang,
kemudian dibakar pada suhu yang sangat tinggi hingga mengeras dan berwarna
kemerahan.
Jenis bata tanah liat terbagi menjadi dua, yakni bata merah dan bata muka. Meskipun
diberi istilah bata merah, bata ini tidak berwarna merah terang, melainkan merah
kecokelatan. Teksturnya sedikit kasar, tidak rapi, berfungsi sebagai pembentuk dinding
yang direkatkan dengan semen, dan harus diberi pelapis lagi.

5
Kelebihan bata merah adalah mampu menciptakan suasana sejuk di dalam rumah dan
tahan terhadap api sehingga memberikan perlindungan ekstra pada penghuni rumah.
Namun, kekurangannya, akan memerlukan banyak bahan perekat saat dipasang.
Sementara itu, bata muka atau lebih dikenal dengan sebutan bata ekspos adalah batu
bata yang memiliki permukaan lebih halus dan rapi. Selain sebagai pembentuk dinding,
biasanya bata muka dibiarkan begitu saja tanpa pelapis lagi. Tujuannya untuk dekorasi
serta menciptakan kesan natural dan industrial.
2. Batako
Jenis selanjutnya adalah batako yang terbuat dari campuran semen dan pasir kasar yang
kemudian dipres hingga mengeras. Batako berwarna abu-abu dengan ukuran lebih besar
daripada batu bata merah. Namun, bobotnya lebih ringan karena memiliki rongga.
Dilansir dari Island Block, batako sering kali digunakan untuk konstruksi bangunan
komersial, bangunan industrial, pagar, dan kolam renang. Ini karena batako memiliki
sifat kuat dan kedap air, sehingga cocok digunakan untuk dinding bagian luar rumah
dan untuk bangunan di lahan basah.

Namun, jika diaplikasikan sebagai bahan baku pembuatan tembok untuk hunian di
daerah tropis seperti Indonesia, batako dinilai kurang cocok. Ini karena sifatnya yang
menyimpan panas, sehingga bisa membuat suasana rumah menjadi pengap.
3. Batu kapur putih
Bata kapur putih ditambang langsung dari gunung kapur alam. Setelah ditambang, batu
kapur yang masih berupa bongkahan besar dipotong kecil-kecil berbentuk balok dan
bisa digunakan tanpa melalui proses pembakaran ataupun press.

6
Karena merupakan batu kapur asli dari alam, ada banyak keunggulan bata kapur putih,
yaitu kuat dan tahan asam. Jika dibandingkan dengan bata merah dan batako, kekuatan
dan ketahanan bata kapur putih menjadi juaranya. Bata kapur putih bisa digunakan
untuk dinding hunian, pabrik, bahkan konstruksi bangunan berat seperti jembatan
karena kuat, tahan lama, tahan di lingkungan berair, dan tidak mudah keropos.
4. Bata ringan
Bata ringan atau beton ringan dalam Bahasa Inggris disebut Autoclaved Aerated
Concrete Block (AAC block). Merek yang terkenal di Indonesia adalah Hebel dan
Celcon. Jenis bata ini terbuat dari campuran semen, abu terbang, kapur, dan serbuk
aluminium.

Bata ringan memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya tiga kali lebih ringan dibanding
bata biasa, menghalau panas, tahan api, kedap suara, dan mudah dipotong. Namun, jenis
bata ini harus dipasang dengan semen khusus dan lebih mudah pecah dibanding bata
tanah liat.
Bata ringan cocok digunakan untuk bangunan tinggi, sekolah, rumah sakit, hotel, dan
kantor.
5. Betaton

7
Bahan-bahan penyusun bata beton alias bataton di antaranya semen, agregat, kerikil,
pasir, dan air. Di Indonesia, bataton yang terkenal merupakan keluaran perusahaan
Holcim (sekarang berganti nama menjadi Dynamix).

Bentuk bataton bermacam-macam dan memiliki rongga di bagian dalamnya. Rongga


tersebut bisa diisi baja untuk membuat pilar atau menjadi jalur pipa air dan kabel listrik.
Karena berongga pula, bataton bisa menjadi isolator panas. Selain itu, proses konstruksi
dengan bataton lebih efisien dibanding dengan bata merah.
6. Bata roster
Dikenal dengan istilah ventilation block dalam Bahasa Inggris, bata roster adalah bata
yang memiliki lubang-lubang sehingga memungkinkan udara dan cahaya masuk.
Karena itu, bata roster cocok digunakan di negara-negara tropis yang beriklim panas
dan lembap.

Bentuknya yang bervariasi juga membuat bata roster sering digunakan sebagai dinding
fasad yang mempercantik tampilan luar sebuah properti serta sebagai dinding partisi.
7. Berbeda dengan jenis-jenis bata di atas yang dipasang sebagai dinding bangunan,
conblock alias concrete block atau paving block digunakan di atas tanah. Beton
berbentuk blok-blok kecil membuat permukaan tanah jadi lebih keras dan rata, tapi
tetap menyerap air. Karena itu, conblock biasa digunakan di area taman.

8
2.3 Ukuran batu bata

Menurut standar Badan Standardisasi Nasional (BSN) nomor 15-2094-2000,


standar bata merah di Indonesia ditetapkan harus sesuai ukuran standar berikut ini:

Saat ini ukuran bata yang beredar di pasaran bermacam-macam, tergantung hasil
industri dan pabrik. Namun, penyimpangan yang diizinkan dari standar yang telah
ditetapkan adalah panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4%, dan tebal maksimum 5%.

2.4 Persyaratan Ikatan Batu Bata :

Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982
adalahsebagai berikut :
1. Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam,
permukaan rata dan tidak retak-retak.

9
2. Ukuran standarModul M-5a:190x90x65 mmModul M-5b:190x140x65 mmModul M-
6:230x110x55mm
3. Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
yaitukelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250Kelas kekuatan in
menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji.
4. Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50%
permukaan batanya.
5. Semua bidang sisi harus datar
6. Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan menyiku
7. Tidak menunjukkan gejala retak-retak dan perubahan bentuk yg berlebihan
8. Warna pada penampang patahan merata
9. Bila diketok suaranya nyaring
10. Panjang bata = 2 lebar + siar (1 cm)
11. Penyimpangan ukuran untuk panjang max 3%, lebar max 4%, tebal max 5%
12. Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan di indonesia dibagi 3
golongan, yaitu:
• Mutu tingkat 1, kuat desaknya rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm2
• Mutu tingkat 2, kuat desaknya rata-rata 80-100 kg/cm2
• Mutu tingkat 3, kuat desaknya rata-rata 60-80 kg/cm2

2.5 Macam-macam Ikatan bata

Macam-macam ikatan bata pada tembok suatu bangunan meliputi :


· Ikatan ½ bata : untuk tembok tebal lapisan setengah bata
· Ikatan tegak : untuk tembok tebal lapisan 1 bata/lebih dan kombinasinya
· Ikatan silang : untuk tembok tebal lapisan 1 bata atau lebih dan kombinasinya
· Ikatan plam : untuk tembok tebal lapisan 1 bata atau lebih dan kombinasinya
· Ikatan rantai : untuk tembok tebal lapisan setengah bata / lebih
· Ikatan kop : untuk tembok tebal lapisan 1 bata atau lebih
Contoh :
Ikatan setengah bata pada sudut siku dua tembok: ½ x ½ bata
Penyusunan bata pada tembok rumah, pagar halaman dapat membentuk sudut siku
(90o), sudut lancip (< 90°), sudut tumpul (> 90°)

10
Keterangan:
· Lapis tembok berselang seling (berganti) Agar siar tegak saling berselisih ½ strek
serta siar tegak tidak saling berhimpit pada 2 lapis berturut-turut perlu dipasang 2 buah
bata dengan panjang ¾ bata.

Keterangan:
· Ditempat persilangan 2 tembok lapisannya berganti-ganti agar siar tegak tidak
saling berhimpit perlu dipasang 2 bata ukuran panjang ¾ bata

11
Keterangan tembok 1 bata:
Ikatan tegak yang banyak digunakan mempunyai tebal lapisan satu bata atau juga
dapat dibuat lebih. Sifat hubungan bata pada ikatan tembok satu bata adalah:
o Tembok terdiri dari 2 macam lapisan, yaitu lapisan strek dan kop
o Dalam 2 lapis berturut turut siar lintang saling berselisih ½ panjang bata
o Panjang tembok jika dibagi dengan lebar bata akan berjumlah k (kepala) ganjil dan
genap

keterangan:
Pada sudut tembok, pertemuan dan persilangan pada lapisan bujur (strek) berjalan terus
diawali dan diakhiri dengan ¾ bata. Jika lapisan pertama merupakan lapisan bujur maka
lapisan di atasnya menjadi lapisan kepala (kop).
2.6 Perbandingan spasi

Dulu apabila para tukang memasang batubata, spesi/luluh yang mereka pergunakan
merupakan campuran dari Pasir, Kapur (gamping) dan Pozolan (terbuat dari tras alam
atau semen merah ). Sekarang pemakaian campuran ini sudah jarang dipakai, hal ini
karena bahan bangunan yang tersedia semakin sulit dicari. Berkurangnya pemakaian
bahan bangunan ini mungkin disebabkan kualitasnya kalah bersaing dari bahan yang
terbaru, bahan bakunya sudah sulit didapat atau proses pembuatannya yang tidak praktis
lagi.

12
Untuk keperluan pemasangan batu bata, umumnya spesi yang dipergunakan merupakan
campuran dari :
1.Semen PC : Pasir ; 1 : 6 2.Semen PC : Pasir ; 1 : 7 3.Semen PC : Pasir ; 1 : 8
4.Semen PC : Pasir : Dolosit ; 1 : 6 :2 5.Semen PC : Pasir : Dolosit ; 1 : 8 :1 6.Semen PC
: Pasir : Dolosit ; 1 : 8 :4

7.Semen PC : Pasir : Dolosit ; 1 : 10 :3 8.Semen Merah : Pasir : Kapur ; 2 : 6 :3 9.Semen


Pc:Pasir: kapur : Pc. Merah ;1 :6 : 1 : 1
10.Semen Pc:Pasir:kapur : Pc. Mrh ;1 : 20 : 3 : 10 Belum ada informasi yang jelas dan
akurat dari jenis- jenis campuran luluh itu, baik tentang kekuatannya, maka perlu
dilakukan penelitian untuk mendapatkan informasi tentang kekuatan dari jenis-
jenis spesi tersebut di atas untuk memasang dinding batu bata.
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan (LPMB) telah ditetapkan ukuran bata merah
standar adalah panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau panjang 230 mm, lebar
110 mm, tebal 50 mm. Pada sebuah bata yang masih utuh , nama bidang yang:
- Terpanjang disebut Strek.
- Terkecil disebut kop.
- Terbesar disebut bidang datar
Syarat mutlak ukuran bata : 1 Strek = 2 kop + 1 siar Siar adalah adukan setebal 1 cm
yang melekatkan bata satu dengan yang lainnya. Tebal siar tidak boleh terlalu besar ,
tetapi berkisar 0,8 – 1,5 cm.
Oleh karena tebal siar telah ditentukan, maka ukuran bata telah disesuaikan ukurannya
antar perbandingan tebal, lebar dan panjangnya.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Batu bata adalah salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat atau tanah hitam (humus) yang dibakar sampai berwarna kemerah-
merahan. Bahan utama batu bata merah adalah tanah dan air.jenis batu bata : bata merah,bata
kapur putih,bata roster,conblock dll.ada pun macam-macam ikatan bata : ikatan 1/2 bata,
tegak,plam dll.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://arsitekturseru.blogspot.com/2018/01/penjelasan-lengkap-bata-merah-dan-
macam.html?m=1
https://www.asdar.id/pengertian-batu-bata

Frich, Heinz. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan 1. Yogyakarta : YayasanKanisius.Hendardji,


Djoko Soeyoto.Bangunan Umum A. Jakarta : Penerbit Buku H.Stam
Pijl, A. 1983.Ringkasan Ilmu Bangunan Bagian A. Terjemahan :Hendarsin. H. Jakarta :
Erlangga.
Puspantoro, Ign. Benny. 1984.Konstruksi Bangunan Gedung Volume 1.Ikatan Bata.
Yogyakarta : Andi Offset.
Sharma, S.K. Kaul. 1976.A Text Book of Building Construction.New Delhi: S. Chand & Co
(Pvt) LTD.
https://www.rumahkuunik.com/2019/12/jenis-batu-bata-bangunan.html
https://www.99.co/blog/indonesia/standar-ukuran-bata-
merah/#:~:text=Untuk%20acuan%20umum%2C%20bata%20merah,Tebal%20%3
D%205%20%E2%80%93%206%20cm

15

Anda mungkin juga menyukai