Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK DASAR TEKNIK

PEMASANGAN BATU BATA

DisusunOleh
Kelompok : IV
1. RIO ANGGITA SINAGA (P00933016102)
2. JONRAY DAME GINTING (P00933016085)
3. ITA LIANA BR GINTING (P00933016083)
4. NURMALA OKTARIA (P00933016096)
5. LITA NOVIYANI (P00933016088)
6. SONIA TIFFANY PELAWI (P00933016105)

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MEDAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Dasar Teknik Lingkungan


Judul : Pemasangan Batu Bata
Dilaksanakan Pada : November 2016
Oleh Kelompok : 4 (empat)
Disahkan Tanggal :

Diketahui :

Dosen Pembimbing Penyusun

(Erba Kalto Manik, SKM. M.Sc) Kelompok IV


NIP : 1962032619850121001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh
masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan
konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat
untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik
sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan
pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan non-
struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, batu bata
dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya seperti pada konstruksi
rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung,
batu bata berfungsi sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan
estetika tanpa memikul beban yang ada diatasnya. Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi
baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik
dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata sendiri (material dasar lempung
atau tanah liat yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan mencampur material dasar batu bata menggunakan abu ampas tebu
yang merupakan limbah industri dari sisa pengolahan tebu.Abu ampas tebu memiliki
komposisi kimia seperti Silikat (SiO2) sebesar ±71%,Aluminat (AL2O3). Tanah liat
termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus AL2O3, 2SiO2,
2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya:47%,39%dan 14%.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Batu Bata?
2. Apa Defenisi Batu Bata?
3. Apa Saja Jenis Batu Bata?
4. Sebutkan Kelebihan dan Kekurangan Batu Bata?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah dari batu bata
2. Mengetahui Defenisi Batu Bata
3. Mengetahui Jenis Batu Bata
4. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Batu Bata
BAB II
PEMBAHASAN

I. TINJAUAN TEORITIS
A. Sejarah Batu Bata
Kira-kira dimulai pada 8000 B.C. di Mesopotamia, manusia menemukan pertama kali
bahwa tanah liat dapat dibentuk dan di jemur untuk menghasilkan bahan bangunan. Menara
Babeldibangun dengan menggunakan bata yang dijemur. Juga digunakan di banyak bagian
dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Tengah dan Utara. Pada peradaban Babylonia
(4000 B.C.) yang dibangun di lembah antara sungai Tigris dan sungai Efrat. Lumpur tebal
dan tanah liat dari sungai-sungai ini sangat cocok untuk pembuatan bata,yang kemudian
menjadi bahan bangunan yang urnum pada peradaban tersebut.
Kerajaan dan kuil di bangun dari bata jemur, dan permukaannya menggunakan bata
berlapis/kilap. Penggalian akhir-akhir ini di Mesir, menunjukkan bahwa pada masa Mesir
kuno telah digunakan bata yang dijemur dan yang dibakar menggunakan tungku untuk
pembangunan rumah dan tempat suci. Orang Roma juga menyebarluaskan penggunaan bata,
antara lain pembuatan bata masuk ke Inggris setelah serangan Roma pada 54 SM, seperti
untuk pembangunan Kastil Colchester yang dibangun dari 1080 bata bekas. Sekarang kastil
ini dipakai sebagai museum sejarah.
Bata Roma memiliki ketebalan yang sangat tipis dibanding dengan panjangnya.
Dimana bata-bata tersebut diletakkan di atas lapisan mortar yang tebal. Setelah
kejatuhan/runtuhnya Roma pada 410 M, maka seni membuat bata tersebut hilang diseluruh
Eropa hingga awal dari abad ke 14. Industri bata kembali marak setelah Flemish masuk
keInggris pada abad tersebut dan kemudian, keahlian ini masuk ke Australia bersama
Pembuangan Pertama (The First Fleet).
Bangunan-bangunan bata yang pertama di benua Amerika Utara di bangun pada tahun
1633 di Pulau Manhattan dengan menggunakan bata-bata yang diimpor dari Belanda dan
Inggris. Bagaimanapun juga pemanfaataimya baru maksimal hingga ditemukan pembakaran
bata dengan tungku yang menghasilkan bata yang betul-betul awet. Tungku bata yang
pertama dioperasikan di Amerika Serikat adalah sekitar tahun 1650. Bata-bata yang
dihasilkan pada masalampau mungkin agak sulit untuk dikenali karena spesifikasi yang
sangat berbeda. Misalnya bata dari Assyria, ditengah Mesopotamia beratnya lebih dari 18
kilogram, atau bata dengan bentuk segitiga digunakan untuk membangun koloseum Roma,
lagi pula bata umum yang beredar di pasaran sangat tipis menyerupai tegel lantai saat ini.

B. Definisi Batu Bata


Batu bata - sebagai wakil dari material yang dibuat oleh home industri adalah suatu
unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari
tanah denganatau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar dengan suhu yang cukup tinggi
sehingga tidak dapathancur lagi bila direndam dalam air.

C. Jenis-Jenis Batu Bata

Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu bata digolongkan
menjadi jenis:

1. Batu Bata Tanah Liat

Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu bata biasa
dan bata muka.

a. Bata Biasa

memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan untuk
dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan bata merah.

b. Bata Muka

memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna atau corak yangsama.
Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka tidak perlu ditutup lagi dengan
semen.

Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan
sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan dibawah
sudut/tepi. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai
dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat
ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang
beton merupakan bingkai.

D. Kelebihan dan Kekurangan Batu Bata


Kelebihan Batu Bata :

1. Tidak memerlukan keahlian lebih untuk memasang bata


2. Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkutan untuk jumlah kecil atau
membentuk bidang-bidang yang kecil
3. Murah per buahnya
4. Mudah ditemukan
5. Perekatnya tidak perlu yang khusus

Kekurangan Batu Bata :

1. Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi


2. Siarnya besar-besar cenderung boros dalam penggunaan material perekatnya.
3. Kualitas yang kurang beragam dan juga ukuran yang jarang sama membuat wastenya
dapat lebih banyak
4. Karena sulit mendapatkan pasangan yang cukup rapi, maka dibutuhkan pelsteran yang
cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata

II. TUJUAN
1. Terampilkan merencanakan pekerjaan memasang batubata.
2. Terampil membaca gambar kerja pasangan batubata
3. Terampil menghitung kebutuhan bahan untuk pekerjaan memasang batubata.
4. Terampil menggunakan alat pemasangan batubata fungsinya.
5. Terampil menyiapkan propil untuk memasang batubata.
6. Terampil menyiapkan alat dan bahan untuk memasang batubata.
7. Terampil menyiapkan spesi untuk memasang batubata.
8. Melaksnakan ketentuan pemasangan siar datar dan siar tegak.
9. Terampil memasang batubata dengan lurus, datar dan vertikal.
10. Melaksanakan keselamatan kerja.
11. Bekerja dengan urutan kerja logis
12. Terampil mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan ini pada pekerjaan yang
sebenarnya di lapangan.

III. KESELAMATAN KERJA


1. Gunakanlah pakaian kerja
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
3. Letakkan alat disekitar tempat bekerja, hingga mudah dijangkau dan tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan.
4. Bersihkan tempat setelah selesai bekerja.
5. Bersihkan dan simpanlah alat setelah selesai bekerja di tempat semula.
BAB III
ALAT DAN BAHAN

I. ALAT DAN BAHAN


1. Meteran
2. Siku baja
3. Martil
4. Ember adukan
5. Sekop
6. Sendok spesi
7. Waterpass
8. Benang
9. Semen
10. Pasir

PELAKSANAANNYA
1. Jenis ukuran bata sedang 5x11x23cm
2. Tebal siar ±1-2cm
3. Komposisi spesi 1sm:4Psr
4. Pasangan batu bata lurus, vertikal dan datar.
5. Tebal pasangan batu bata ½ batu dengan ikatan tegak

II. LANGKAH KERJA


a. Menyiapkan Spesi
1. Ambil pasir yang sudah disaring sesuai dengan jumlah dan perbandingan yang sudah
direncanakan.
2. Ambil semen sesuai denagn jumlah perbandingan yang sudah direncanakan.
3. Aduklah dalam keadaan kering sampai merata, lalu buatkan kolamnya untuk
memasukkan air.
4. Masukkanlah air secukupnya, lebih kurang 25 s.d 35% adukkan sesuai dengan tingkat
kekeringan pasir.
5. Biarkan selama 5menit, lalu aduklah sampai pulen dan homogen.
b. Menyiapkan Propil/Bouplank.
1. Pasang propil di kedua ujung tempat memasang batubata dengan kokoh dan timbang
dengan waterpas atau unting untuk mendapatkan vertikalnya sisi pemasangan batubata.
2. Ukurlah ketinggian pemasangan batubata lapisan pertama untuk mendapatkan patokan
ketinggian pemasangan batu bata lapisan berikutnya.
3. Pasanglah benang lapisan pertama untuk memperoleh kelurusan sambungan pasangan
batubata.
4. Pasanglah benang lapisan kelima untuk mengontrol kelurusan dan vertikalnya
sambungan pasangan batubata, dengan cara mengukurnya dari lapisan pertama tadi.
5. Lakukan langkah keempat untuk lima lapisan batubata selanjutnya.

III. EVALUASI
1. Persiapan / perencanaan
2. Memasang propil
3. Membuat adukan spesi
4. Memasang batubata
5. Penggunaan alat sesuai dengan fungsinya
6. Keselamatan kerja dan alat
7. Kerja sama kelompok
8. Waktu penyelesaian pekerjaan

1. Analisa Kebutuhan Batubata


a. Dinding dengan ukuran 1 x 1,5 m2 = 15000 cm 2
b. Bata yang digunakan ukuran sedang, jadi kebutuhan bata untuk 1 m2 adalah 56 buah
bata
c. Luas 1 buah kolom = 15 x 100 = 1500
d. Maka untuk 2 kolom = 3000
e. Jadi 15000 – 3000 = 12000 cm2 = 1,2 m2
f. Jadi 1,2 x 56 = 67 bata
2. Analisa Kebutuhan Spesi
1. Perbandingan spesi yaitu 3 (pasir) : 1 (semen )
2. Luas 1 bata = 115 cm2
3. Jadi 115 x 67 = 7705 cm2
4. Jadi luas dinding – luas permukaan = 12000 – 7705 = 4295 cm
5. Jadi volume = 4295 x lebar bata
= 4295 x 11
= 47245 cm3 (47 liter)
6. Semen = ¼ x 47 = 11,75 liter
7. Pasir = ¾ x 47 = 35,25 liter
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan
sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan dibawah
sudut/tepi. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai
dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat
ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang
beton merupakan bingkai.

Anda mungkin juga menyukai