Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kerja batu adalah segala pekerjaan konstruksi yang menyangkut


pekerjaan batu atau yang menggunakan batu. Dalam pekerjaan yang
digunakan adalah batu alam maupun batu buatan. Dengan menggunakan zat
perekat batu dapat disusun dengan berbagai hubungan batu. Zat perekat ini
biasa digunakan dengan nama mortar, yang mana untuk mengikat batu
dengan batu yang lainnya. Setelah lapisan menjadi keras sehingga seluruh
susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat. Pekerjaan batu dalam bidang
teknik sipil diaplikasikan dalam beberapa bidang yaitu pada bidang
bangunan gedung, transportasi dan bangunan air. Pengetahuan dala,
pengaplikasian penggunaan material menjadi semakin meluas. Karena pada
dasarnya teknik yang baik akan mempengaruhi pada kekuatan konstruksi itu
tersebut. Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa mengetahui teknik yang
baik dan benar mengenai proses pembuatan suatu konstruksi. Dan bias
secara langsung mempraktikkan teori-teori mengenai konstruksi batu yang
telah dipelajari.

1
1.2 TUJUAN UMUM
a. Memiliki pengetahuan tentang kontruksi pasangan bata
b. Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai
dengan keperluannya
c. Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan
d. Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata dengan benar

1.3INSTRUKSI UMUM DAN KESELAMATAN KERJA


A . Keselamatan kerja
1. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi di taruh/diketepikan
agar tidak terpijak oleh kaki
2. Gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
3. Jangan berguraw/bercanda padasaat menggunakan alat yang berat
dan tajam dalam pelaksanaan praktek

B. Instruksi umum
TAHAP PEKERJAAN PEMASANGAN BATA
Dalam pengerjaan pemasangan dinding bata terdapat tahapan yang
harus diketahui, yaitu:
1. Menyiapkan bahan
a. Bata
➢ Siapkan bata dengan ukuran dan mutu seragam
➢ Rendam bata dengan air agar beta kedap air sehingga tidak
menyerap air pada adukan / mortar
➢ Pada bata beton dan bata trasram tak perlu direndam hanya
permukaan yang terkena adukan yang dibasah
b. Adukan/Mortar
➢ Siapkan bahan adukan dalam keadaan kering.

2
➢ Sebaiknya bahan pencmpuran dilakukan secara mekanis.
➢ Bila dilakukan secara manual campuran bahan adukan (
semen dan pasir ) dalam keadan kering ( agregat dahulu
kemudian bahan perekat ), buat gundukan dan diatasnya
dibuat kawah untuk memberi air.
➢ Setelah ditambah air, diaduk tidak kurang dari 8 menit.
➢ Diaduk sampai merata, sehingga diperoleh adukan lecek,
plastis, enak dikerjakan ( workability ) dan tidak kelebihan
air ( bleeding ).
2. Memasang bata dengan adukan
➢ menghampar adukan sehingga dapat diletaki 3 – 5 buah bata
➢ ukuran tebal siar antara 0,8 – 1,2 cm, lebih tepat lagi
diambil 1 cm
➢ pada pemasangan siar vertikal tidak merupakan satu garis
lurus
➢ pada sisi siar sambungan vertikal diberi adukan sepadat
mungkin
➢ menentukan kelurusan pasangan dengan bantuan linebobyn
➢ menentukan kedataran dan ketegakan pasangan dengan
waterpass
➢ menentukan kesikuan pasangan dengan baja siku 90°
3. Merawat pasangan bata
➢ Pasangan dinding tidak boleh ditekan dan di goyang-goyang
bila baru terpasang, hal ini akan melepaskan ikatan antara
bata dan adukannya
➢ Pasanga tidak dibiarka segera kering oleh panas matahari,
oleh karena itu diatas pasangan ditutup dengan plastik
terpal, dan sebagainya
➢ Adukan yang baik adalah yang tidak mengering dengan
cepat, karena air tersebut dapat memberikan pengerasan
yang sempurna dari bahan pengikat

3
1.4WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Adapun waktu pelaksanaan praktek kerja batu ini pelaksanaan adalah ± 2
minggu dengan tempat pelaksanaan di Bengkel Teknik Sipil dan Perencenaan
Politeknik Negeri Pontianak.
Selama 2 minggu ini telah menyelesaiakan 7 job yaitu :
1. Pasangan ekspose 1⁄2 batu (kelompok)
Waktu pelaksanaan : 25 Juli 2017
2. Pasangan ekspose sudut 90º 1⁄2 batu (kelompok)
Waktu pelaksanaan : 26 Juli 2017
3. Pasanga tembok 3⁄4 batu berbentuk T (kelompok)
Waktu pelaksanaan : 3 Agustus 2017
4. Pasangan bata 4 sudut berbentuk plus dan keramik (kelompok
Waktu pelaksanaan : 2 Agustus 2017
5. Pasangan pilar bata dan plesteran (kelompok)
Waktu pelaksanaan : 27-28Juli 2017
6. Pasangan Rolaq (kelompok)
Waktu pelaksanaan : 31 Juli – 1 Agustus

4
BAB II

DASAR TEORI
2.1 DASAR TEORI DAN PENGERTIAN
Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut
pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang
digunakan adalah batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan
suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan
hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang mana
untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras
sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.

Batu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu
alam salah satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat
dalam memilih dan memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi
alami. Bentuk, tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah
sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan
tampilan.

Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-
kotak bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur.
Pilihan pola ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter
batu yang dipakai. Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air
karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih
kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x
30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20
cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.

5
Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar,
dan pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior.
Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.

Batu paras

Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang
kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10
cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior
maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu
paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi
membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu
diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat
terikat kuat pada dinding.

Batu kali

Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk
fondasi rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan
ukurannya biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan
dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat
proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.

Batu andesit

Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat
porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang
tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang
banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding
ini kuat karena saling mengikat.

6
CEMENTAID mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk
memproteksi dari serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat
memperindah tampilan batu alam, memperpanjang usianya serta meningkatkan
kekuatannya dari kelapukan.

Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :

1. DRICEAL

Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating
Cocok diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit,
dll

2. GLOSCOAT

Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok


diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air
mancur, dll). Diantaranya Batu Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll

Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu
alam dan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata,
batako, concrete block, paving block.
Disini akan dikenalkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk
pekerjaan batu baik itu material utama maupun material dari bahan perekat batu
tersebut.

7
Bata merah
Terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat
dengan atau tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir.
Tanah liat ini dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan C untuk
mengeraskannya, sehingga tidak dapat hancurtemperatur 1050 lagi bila
direndam dalam air.

Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan


tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang – seling empat
buah – empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan
dalam pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air
hujan tidak terserap oleh bata merah.

2. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan
pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata
mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat
tidak penuh, tapi berlobang sehingga dapat menghemat bahan baku dan
menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar. Karena Super bata mempunyai
permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran
lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat
pemasangannya yang artisrik.

3. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat
kita, terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan
yang dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk

8
pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah batu yang diperlukan, dan juga
mengurangi keperluan mortar sampai 30 – 50 %. Berat pasangan jauh lebih ringan
dari konstruksi bata merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi
pondasi yang tidak terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang
beraneka macam, sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah
diplester karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan
batu cetak ini harus sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga
dapat menghasilkan ikatan yang baik antara mortar dan batu cetak.

4. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen,
pencetakannya dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan
juga untuk isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak
diplester lagi, kecuali bagian dalam dinding.
Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Syarat pembuatan siar
a. Siar tegak = 1 – 1,5 cm
b. Siar datar = 1 – 2,5 cm

Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun
yang lalu (jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir,
Roma, Eropa, Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).
Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata menggunakan bata
merah yang dihasilkan oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya
rendah serta memiliki daya serap air yang tinggi. Pembuatan bata merah mutu
tinggi dihasilkan oleh industri besar di buat setelah tahun 1970 (pelita), yaitu bata
bentuk pegal, berlubang atau berongga dan berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis
ini jauh lebih mahal dibanding dengan bata industri kecil (4 s/d 7 kali lipat), maka
untuk kontruksi pasangan bata yang umum (dinding rumah tinggal biasa dan

9
sejenisnya) dipakai hasil industri kecil, meski mutunya kurang lebih 1/3 sampai ½
dari bata mutu tinggi.
Berbagai jenis bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut
didinding bangunan, tetapi bata merupakan salah satu jenis bahan untuk
pemasangan didnding yang banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :
• Dinding pemasangan bata dapat berfungsi sebagai pembagi
ruangan
• Mampu menahan beben
• Isolasi terhadap panas dan suara
• Proteksi terhadap kebakaran dan cuaca
• Relatif merah dan awet
• Dalam bidang datar sangat fleksibel
• Menampilkan permukaan luas yang menarik (estetika)
Sedangkan sifat dinding pasangan bata yang menarik oleh ahli
teknik dan arsitek, sehingga sering digunakan, yaitu :
• Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya
vertical dan gaya horizontal
• Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada
pasangannya (sehingga ruangan tidak panas) kemudian
mengeluarkannya pada suhu rendah
• Daya sekat suara atau kedap suara
• Ketahanan api sampai 600°C (sedangkan beton 300°C)
• Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan
perekat)
• Tahan terhadap daya rembes iar hujan

Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan kurang lebih 30%


adukan untuk mambuatnya. Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga
memenuhi syarat kekuatan, keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang
baik terhadap pengaruh cuaca dimana tembok itu didirikan / dibangun. Juga

10
ditempat yang memiliki gangguan gempa bumi, sifat tembok itu juga harus tahan
terhadap gaya-gaya horizontal.
Karena pasangan dinding bata merupakan susunan dari bata dan
adukan / mortar, maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh sifat bata dan
adukan pasangannya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai sifat bata, terutama
sifat kekuatannya perlu diketahui sehingga dapat diperkirakan kekuatan dinding
tembok yang akan dibangun / dibuat.
Disamping itu perlu diketahui cara pelaksanaan pekerjaannya, karena
walaupun bahan yang dipakai baik mutunya tetapi bila cara pelaksanaan tidak
benar maka akan menghasilkan tembok yang tidak baik. Oleh karena iti sifat suatu
dinding tembok bata tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
•Sifat dari bahan pembuatannya yaitu adukan (sifat mortar) sifat bata
yang dipakai untu pemasangan
•Cara pelaksanaan pemasangan bata

Ukuran standar bata di Indonesia adalah :


M6 = 55 x 110 x 230 mm
M5a = 65 x 90 x 190 mm
M5b = 65 x 190 x 190 mm

11
2.2 ADUKAN / MORTAR / SPESI
Adukan untuk pemasangan bata tersusun dari terutama : bahan perekat
adukan , pasir / agregat halus ( bahan pengikat adukan ) dan air ( merupakan
bahan pereaksi kimiawi pada bahan perekat ) , sehingga merupakan campuran
yang memiliki kelecahan ( konsistensi ) yang enak untuk dikerjakan ( Workable
).
Fungsi dan persyaratan adukan untuk pekerjaan pasangan bata / pekerjaan
sejenisnya harus memiliki sifat-sifat :
✓ Cukup plastis (konsistensi) dan enak dikerakan / dipasang
(workability)
✓ Menghasilkan rekatan dan perletakan yang baik dari bata
✓ Dapat mengisi celah-celah dari bata dengan rapat dan rata
✓ Memberikan kekuatan yang merata
✓ Sifat tahan lama, sehingga konstruksi pasangan bata yang
direkatkan dapat menahan gaya horizontal dan vertikal serta
pengaruh sekitar tembok

1) Bahan Mortar
pasir
pasir adalah bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan dapat
juga dibuat dari gilingan batu. Fungsi pasir dalam pasangan adalah sebagai bahan
pengisi. Ada 3 jenis pasir,yaitu:
• Pasir urug
Pasir ini biasanya digunakan untuk pekerjaan lantai dimana pasir ini
berfungsi untuk menambah kepadatan, selain itu bisa juga digunakan untuk
pekerjaan lantai kerja yang berfungsi untuk memisahkan lumpur dengan pondasi
karena dikhawatirkan lumpur tersebut mengurangi kekuatan pondasi.
• Pasir pasangan
pasir ini digunakan untuk pekerjaan plesteran ataupun pasangan.
• Pasir cor (beton)

12
Pasir ini digunakan untuk pekerjaan cor beton baik untuk pekerjaan kolom
maupun balok.
Untuk menggunakan pasir sebaiknya kandungan lumpur yang terkandung
dalam pasir yaitu kurang dari 5% dan gradasi pasir sebaiknya 4 mm.
Semen
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai
sifat membatu jika terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu seneb harus
disimpan ditempat atau didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi pengerasan.

Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu
air yang tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat
mengurangi kekerasan pasangan.

Adukan dibagi atas 2 macam terganung cara / tujuan pemakaiannya, yaitu :


➢ Adukan pasangan, yaitu adukan untuk merekatkan bata untuk membentuk
suatu konstruksi dinding atau sejenisnya
➢ Adukan plesteran, yaitu adukan untuk menutup permukaan dinding /
tembok atau untuk menutup permukaan tembok
➢ Seringpula orang membedakan jenis adukan menurut sifatnya, misalnya :
➢ Adukan rapat air, yaitu adukan yang sifatnya tidak menyerap air dipakai
untuk menahan jangan sampai air itu meresap kedalam bata, adukan ini
juga disebut aduk trass-raam (istilah belanda) dipakai diatas pondasi untuk
mencegah rembesan air naik ketembok.
➢ Adukan biasa, yaitu adukan tanpa bahan tertentu

2.3 MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL


1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan
menggunakan skop

13
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang
plastis dan homogeny

1. Bahan Campuran Adukan

Semen Portland

- Suatu serbuk yang sangat hakus berwarna abu-abu,


kehijau-hijauan terdiri dari kristal-kristal silikat, kalsium
dan aluminum.

- Bahan dasarnya adalah campuran antara batu kapur dan


tanah liat

- Hasil buatan yang didapat karena bersatunya dengan


betul suatu campuran dari kapur CaCO3 dan tanah liat
dengan perbandingan 4:1 yang di pijarkan hingga lebar

- Dapat mengadakan pengikatan dan pengerasan akan


terjadi karena adanya air.

Kapur padam

- Bahan perekat tertua

- Sebagai hasil pemadaman pada kapur tohor

- Cara menggunakan kapur padam adalah dengan


mencampurkan dengan air sehinggan terbentuk bubur
kental.

- Kapur hidrolis mempunyai kekuatan yang baik dan


mempunyai sifat hidrolis seperti semen Portland

14
Pozolan

- Pozolan sebenarnya bukan bahan perekat, tetapi bila


pozolan di gabungkan dengan kapur padam akan dapat
mengeras di dalam air

- Pozolan disebut juga bahan tambahan hidrolis

2. Bahan Pengisi

Syarat-syarat agregat halus untuk adukan menurut SII, yaitu:


• Kekerasan, yaitu mempunyai kadar silikat tinggi
(±80%)

• Kebersihan, yaitu bersih dari zat-zat organic / sisa-sisa


makhluk hidup dan bersih dari butiran-butiran lumpur
(<5%)

• Tidak terlalu banyak butiran halus

3. Air

Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang


bersih, yaitu air yang tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat
besi. Hal ini dapat mengurangi kekerasan pasangan.

2.4 ALAT DAN BAHAN


Alat – alat yang digunakan dalam praktek ini antara lain
Sendok spesi
• Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan
• Terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai kayu
• Berbentuk segitiga

15
Sendok spesi Sendok spesi Sendok spesi
kecil lancip besar

Sendok kecil
• Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang
dimana sendok spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi
siar, memasang ubin dna lain-lain.

Ruskam
• Berguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan plesteran.

Waterpass
• Terbuat dari kayu atau aluminium yang dilengkapi dengan kotak
nivo, yaitu sebuah tabung gelas yang berisi cairan ethel adan ada
gelembung udara didalamnya.
• Berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.

16
Line bobbyn
• Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang
sebagai pedoman dalam pasangan bata.

Palu pemotong bata


• Berguna untuk memotong, membelah, dan menajamkan bata. Bisa
juga untuk memukul paku jika diperlukan.

17
Jointer
• Terbuat dari plat besi yang berguna untuk membersihkan dan
membentuk siar pada pasangan batu

Jidar
• Jidar terbuat dari logam maupun kayu yang berguna untuk
meratakan permukaan pasangan pertama dan mengecek kerataan
dua bidang yang jaraknya besar,( untuk tumpuan waterpass). Dan
juga untuk merapikan serta meratakan permukaan plesteran.

18
Skop
• Gunanya untuk mengaduk spesi / mortar

Plat siku
• Plta siku terbuat dari plat besi yang berfungsi untuk mengontrol
serta menentukan kesikuan dari suatu pasangan yang membentuk
sudut 900.

19
Meteran
• Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi
benda kerja

Kotak spesi
• Berguna untuk tempat meletakkan mortar sewaktu pemasangan
bata, biasanya terbuat dari kayu atau menggunakan ember

20
Sikat Baja

• Berguna untuk menyikat dan membersihkan bata dari mortar yang


menempel setelah praktek atau membersihkan spesi yang berlebih.

21
BAB III
PEMBAHASAN

JOB I
3.1 PASANGAN EXPOSE ½ BATA
3.1.1 Teori Dasar
Pasangan Expose ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun
sedemikian rupa sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan
tinggi sesuai keinginan kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata

3.1.2 Tujuan khusus


➢ Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
➢ Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
➢ Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
➢ Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
➢ Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
➢ Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal ½ bata
➢ mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
➢ Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
➢ Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu

22
3.1.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi
2. Palu pemotong batu
3. Ember
4. Meteran
5. Line bobbyn
6. Waterpass
7. Jidar
8. Sikat baja
9. Sekop

Bahan yang diperlukan:


1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. Benang

3.1.4 Analisa Bahan


Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus
di perhitungkan yaitu:
• Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan dalam pasangan
• Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan / spesi
Diketahui :
✓ Panjang pasangan = 6 bata
✓ Tinggi pasangan = 6 bata
✓ Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
✓ Tebal siar = 1 cm
✓ Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
✓ Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm

23
Ditanya :
✓ Kebutuhan bata
✓ Kebutuhan spesi

penyelesaian :

Perhitungan kebutuhan bata


Panjang pasangan 6 bata = 6 bata + 5 siar
= (6 x 0,20) + (5 x 0,01)
= 1,20 m + 0,05 m
= 1,25 m
Hasil di lapangan = 1,23 m
Tinggi pasangan 6 bata = 6 bata + 6 siar
= (6 x 0,05) + (6 x 0,01)
= 0,30 m + 0.06 m
= 0,36 m
Hasil di lapangan = 0,34 m
Luas pasangan = panjang x tinggi pasangan
= 1,25 m x 0,36 m
= 0,45 m2
Hasil di lapangan =1,23 m x 0,34 m
= 0,418 𝑚2

24
Luas segmen
= (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal 1 bata + tebal siar)
= ( 0,20 + 0,01) x ( 0,05 + 0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Jumlah bata yang diperlukan = 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛

0,45 𝑚2
= 0,0126 𝑚2

= 35,7 Bata = 36 Bata


Hasil di lapangan = 0,4182 m2
0,0126 m2
= 33, 190 bata = 34 bata

Perhitungan Kebutuhan Spesi

Dimana untuk 1 m3 pasangan bata, persentase penggunaan spesi terhadap


batu bata adalah 35% spesi ; 76% Pc basah ; dan 67,5% Ps basah
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata

= 0,45 m2 x 0,10 m
= 0,045 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76

Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan:

Pc = 0,35 x 1 x 0,045 m3= 0,002097 m3 = 2,097 L


7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,045 m3= 0,020972037 m3 = 20,972L
7,51

25
Hasil di lapangan

Pc = 0,35 x 1 x 0,04182 m3 = 0,00194 m3 = 1,949 L


7,51

Ps = 0,35 x 10 x 0,04182 m3 = 0,01949 m3 = 19,49 L


7,51

Air yang digunakan secukupnya.

3.1.5 Langkah Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan yang sudah kita tentukan.
2. Persiapkan semua alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Aduk semen dan pasir dengan volume perbandingan sebesar Pc 1 : Ps 10
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak
menyerap air semen
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek
kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan Jidar kemudian di atas Jidar letakkan waterpass untuk
mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan
menambah atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut.

Jidar Waterpass

Bata awal Spesi/ Mortar


7. Setelah datar pasang / hubungkan line bobbyn pada kedua bata bantu
tersebut

26
8. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama
diletakkan 1 bata dan di lanjutakan dengan bata selanjutnya ( Pastikan
semua bata yang dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)

arah dorongan

9. Mulailah pemasangan lapisan 2. Kita mulai dengan memasang bata ½


agar siar lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2. Setelah memulai
dengan memasang dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata. ( Pastikan
semua bata yang dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
10. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 1 dengan memulai
kembali dengan meletakkan 1 bata.
11. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 2 dengan memulai
kembali dengan meletakkan bata ½ .
12. Lakukan terus menerus hingga jumlah lapisan berjumlah 6 lapis.

3.1.6 GAMBAR KERJA

27
JOB II

3.2 PASANGANEXPOSE SUDUT 90°


3.2.1 Teori
Pasangan siku-siku dinding adalah pasangan bata yang terdiri dari 2
buah dinding yang saling ketemu dan membentuk sudut 90 0 dengan ketebalan
masing-masing dinding 1 bata.

3.2.2 Tujuan khusus

✓ Mengetehui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )


✓ Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
✓ Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
✓ Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
✓ Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
✓ Mengetahui pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata dengan baik dan
benar,
✓ mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
✓ Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
✓ Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu

28
3.2.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi
2. Palu pemotong batu
3. Ember
4. Meteran
5. Line bobbyn
6. Waterpass
7. Jidar
8. Sikat baja
9. Sekop
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. Benang
3.2.4 Analisa Bahan
Diketahui :
✓ Panjang pasangan dinding A = 6 bata(dinding bertingkat)
✓ Panjang pasangan dinding B = 6 bata (dinding bertingkat)
✓ Tinggi pasangan = 6 bata
✓ Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
✓ Tebal siar = 1 cm
✓ Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
✓ Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
✓ Kebutuhan bata
✓ Kebutuhan spesi

29
Penyelesaian :

DINDING A

DINDING B

30
Perhitungan kebutuhan bata
➢ Luas dinding A
▪ Panjang pasangan atas = (3,5 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,7 m + 0,03 m
= 0.73 m
Hasil lapangan = 0,78 m
▪ Panjang pasangan bawah = (6 x 0,20) + (5 x 0,01)
= 1,2 m + 0,05 m
= 1,25 m
Hasil lapangan = 1,23 m
▪ Tinggi pasangan = (6 x 0,05) + (6 x 0,01)
= 0,30 m + 0,06 m
= 0,36 m
Hasil lapangan = 0,34 m
Luas dinding A
= ½ x (panjang pasangan atas + bawah) x tinggi pasangan
= ½ x (0.73 m + 1,25 m) x 0,36 m = 0,3564 m2
Hasil lapangan = = ½ x (0.78 m + 1,23 m) x 0,34 m = 0,3417 m2

➢ Luas dinding B
▪ Panjang pasangan atas = (4 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,8 m + 0,03 m
= 0,83 m
Hasil lapangan = 0.88 m
▪ Panjang pasangan bawah = (6,5 x 0,20) + (6 x 0,01)
= 1,3 m + 0,06 m
= 1,36 m
Hasi lapangan = 1,35 m
▪ Tinggi pasangan = (6 x 0,05) + (6 x 0,01)
= 0,30 m + 0,06 m
= 0,36 m ( Hasil lapangan = 0,34)

31
Luas dinding B
= ½ x (panjang pasangan atas + bawah) x tinggi pasangan
= ½ x (0,83 m + 1,36 m) x 0,36 m = 0,3942 m2
Hasil lapangan
= ½ x (0,88 m + 1,35 m) x 0,34 m = 0,3791 m2

➢ Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B


= 0,3564 m2+ 0,3942 m2= 0,7506 m2
Hasil lapangan = 0,3417 m2+ 0,3791 m2= 0,7208 m2
➢ Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m = 0,0126 m2
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
➢ Jumlah bata yang diperlukan = 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛

0,7506𝑚2
= 0,0126𝑚2

= 59,57 bata = 60 bata


0,7208𝑚2
= 0,0126𝑚2

= 57,206 bata = 58 bata ( Hasil


lapangan)

Perhitungan Kebutuhan Spesi

Dimana untuk 1 m3 pasangan bata, persentase penggunaan spesi terhadap


batu bata adalah 35% spesi ; 76% Pc basah ; dan 67,5% Ps basah

32
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata

= 0.7506 m2 x 0,10 m
= 0,07506 m3
Hasil lapangan = 0.7208 m2 x 0,10 m
= 0,07208 m3

Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76

Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan:

Pc = 0,35 x 1 x 0,07506 m3= 0,003498 m3 = 3.498 L


7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,07208 m3=0,03498 m3= 34,98 L
7,51
Hasil dilapngan
Pc = 0,35 x 1 x 0,07208 m3= 0,003359 m3 = 3.359L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,07208 m3=0,03359 m3= 33,59 L
7,51

Air yang digunakan secukupnya.

3.2.5 Langkah kerja

Adapun langkah kerjanya sebagai berikut :

1. Siapkan alat yang diperlukan dan simpan di tempat kita bekerja & aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.

33
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang bata awal di sisi kanan dan kiri di luar ukuran panjang dinding
pertama dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn.
6. Pasang bata awal di sisi atas dan bawah di luar ukuran panjang dinding
kedua dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn, seperti pada
gambar berikut (tampak atas):

line bobbyn plat siku

bata awal benang

7. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan


menggunakan plat siku.
8. Jika sudah datar dan siku, hamparkan adukan spesi mengikuti benang pada
line bobbyn dan lakukan pemasangan bata pada lapisan pertama sesuai
dengan teknik pemasangan bata yang telah dijelaskan pada job 1
sebelumnya.

34
9. Setelah lapisan pertama selesai, cek kedatarannya dengan menggunakan
waterpass.
10. Kemudian lanjutkan pemasangan bata lapisan kedua sesuai dengan teknik
pemasangan bata lapisan kedua yang telah dijelaskan pada job 1
sebelumnya.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, cek kedatarannya dengan
menggunakan waterpass. Dan lanjutkan dengan pemasangan bata lapisan
ketiga sesuai dengan teknik pemasangan bata lapisan pertama.
12. Begitu seterusnya untuk lapisan-lapisan berikutnya lagi.
13. Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan
menempelkan adukan spesi.

3.2.6 Gambar kerja

35
JOB III

3.3 PASANGA TEMBOK 𝟑⁄𝟒 BATU BERBENTUK T (KELOMPOK)

3.3.1 Dasar Teori


Dalam pembuatan / konstruksi dinding, pasti ada pertemuan dinding yang akan
membentuk sudut siku-siku. Pada pertemuan dua dinding 3/4 bata, kesikuan
haruslah sempurna agar terlihat lebih indah.Dalam pembuatan dinding ini
haruslah kuat, oleh karena itu, tepat pada pertemuannya di buat kolom praktis
yang terdiri dari 2 bata dengan panjang dan lebar bata. Sama seperti job
sebelumnya, untuk menentukan kesikuannya, kita akan menggunakan alat yang
dinamakan plat siku.

3.3.2Tujuan
✓ Mahasiswa dapat memasang pertemuan dua dinding 3/4 bata dengan cara dan
teknik yang benar.
✓ Mahasiswa dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan menggunakan
waterpass.
✓ Mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan plat siku

3.3.3 Peralatan dan Bahan


Peralatan yang diperlukan
1.Sendok spesi 6. Sekop 12. Gerobak
2.Palu pemotong batu 7. Waterpass
3.Ember 8. Jidar
4.Meteran lipat 9. Sikat baja
5.Line bobbyn 10. Jointer
6.Ruskam 11. Plat siku

36
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2.Pasir Ayakan
3.Air
4.Batu bata
5.Benang

3.3.4 Analisis Kebutuhan Bahan

Diketahui :
✓ Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
✓ Tebal siar = 1 cm
✓ Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
✓ Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan bata
Menentukan Luas pasangan
Tinggi pasangan 6 lapis (t) = (6x5) + 6 siar
= 36 cm = 0,36 m ( Hasil lapangan = 0,33 m)
Panjang pasangan sisi A = (6 x 20) + (1 x 10) + (6 x 0.01)
= 1,2 + 0,1 + 0,06 = 1,36 m (Hasil lapangan = 1,33)
Luas pasangan sisi A = 1,36 m x 0,36 m = 0,4896 m2
Hasil lapangan = 1,33 m x 0,33 m = 0,4389 m2

Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)


= 0,21 m x 0,06 m = 0,0126 m2
Kebutuhan bata = luas pasangan / luas segmen
= 0,4896 / 0,0126 = 38,85 = 39 bata
Hasil lapangan = 0,4389 / 0,0126 = 34,83 = 35 bata

37
Panjang pasangan sisi B = (4 X 20) + ( 1 x 10) + (4 x 0,01)
= 0,94 m

Luas pasangan B = 0,94 x 0,36 = 0,3384 m2


Hasil lapangan = 0,94 x 0,33 = 0,3102 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m = 0,0126 m2

Kebutuhan bata = luas pasangan / luas segmen


= 0,3384 / 0,0126 = 26,85 = 27 bata
Total kebutuhan bata = 39 bata + 27 bata = 66 bata
Hasil lapangan :
Kebutuhan bata = 0,3102 / 0,0126 = 24,61 = 25 bata
Total kebutuhan bata = 35 bata + 25 bata = 60 bata

Luas Pasangan Total = Luas pasangan A + Luas pasangan B


= 0,4896 + 0,3384 = 0,828 m2
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata

= 0,828 m2 x 0,10 m
= 0,0828 m3
Hasil lapangan :

Luas Pasangan Total = Luas pasangan A + Luas pasangan B

38
= 0,4389 + 0,3102 = 0,7491 m2
Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata

= 0,7491 m2 x 0,10 m
= 0,07491 m3

Adukan 1 pc : 10 ps
Pc = 0,35 x 1 x 0,0828 m3 = 0,003858 m3 = 3,858 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,0828 m3 = 0,03858 m3 = 38,58 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya.
Hasil lapangan :
Adukan 1 pc : 10 ps
Pc = 0,35 x 1 x 0,07491 m3 = 0,003491 m3 = 3,491 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,0828 m3 = 0,03491 m3 = 34,91 L
7,51

3.3.5 Langkah kerja

Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:


1. Siapkan alat-alat dan bahan yang akan diperlukan.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang adaagar pekerjaan
berjalan dengan lancar.

39
3. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps.
4. Ukur panjang dan tebal rata-rata bata, siram bata dengan air hingga jenuh agar
lebuh rekat dengan spesi.
5. Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal spesi
± 1cm.
6. Buat garis pada alas (lantai) membentuk T dengan ukuran 9,5 panjang rata-
rata bata ditambah spesi ± 1 cm dan garis siku pembagi dengan panjang 4,5
bata ditambah spesi ± 1 cm.
7. Pasang bata kepala, di sisi samping pasangan dengan arah memanjang dan cek
tebal spesi dengan tongkat duga dan cek pula kedatarannya dengan waterpass.
8. Pasang profil ketegakan dengan rentangan benang tegang dan hamparkan
adukan pada alas lantai dengan rata kemudian pasang bata dan atur kelurusan.
9. Pasang pula bata kepala di samping tengah pasangan dengan arah menyiku
dengan menggukan siku rangka, cek tebal spesi dan kedataran pasangan.
10. Bila lapis 1 telah selesai, cek kedatarannya dengan waterpass dan cek sisi
datarnya serta siku-sikunya dengan siku rangka.
11. Pasang kembali bata kepala diatas pasangan yang telah selesai sesuai dengan
garis ketebalan di garis ketebalan di profil ketegakan dan cek tebal spesi dan
datarnya dengan waterpass.
12. Hamparkan lagi spesi untuk membuat lapisan selanjutnya.
13. Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis yang
baik..
14. Ulangi langkah 5 s/d 13 sampai lapis terakhir sesuai gambar kerja.
15. Setelah pemasangan selesai bersihkan dan kembalikan alat dan bahan sesuai
tempatnya.
16. Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur atau teknisi.

40
3.3.6 Gambar kerja

41
42
JOB IV

3.4 PASANGAN TEMBOK 𝟏⁄𝟐 BATU IKATAN PERSILANGAN

3.4.1 Dasar Teori


Dalam pembuatan / konstruksi dinding, pasti ada pertemuan dinding yang akan
membentuk sudut siku-siku. Pada pertemuan dua dinding ½ bata, kesikuan
haruslah sempurna agar terlihat lebih indah.Dalam pembuatan dinding ini
haruslah kuat, oleh karena itu, tepat pada pertemuannya di buat kolom praktis
yang terdiri dari 2 bata dengan panjang dan lebar bata. Sama seperti job
sebelumnya, untuk menentukan kesikuannya, kita akan menggunakan alat yang
dinamakan plat siku.

3.4.2Tujuan
✓ Mahasiswa dapat memasang pertemuan dua dinding ½ bata dengan cara dan
teknik yang benar.
✓ Mahasiswa dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan menggunakan
waterpass.
✓ Mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan plat siku

3.3.7 Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan


1.Sendok spesi 6. Sekop 12. Gerobak
2.Palu pemotong batu 7. Waterpass
3.Ember 8. Jidar
4.Meteran lipat 9. Sikat baja
5.Line bobbyn 10. Jointer
6.Ruskam 11. Plat siku

43
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2.Pasir Ayakan
3.Air
4.Batu bata
5.Benang

3.4.4 Analisis kebutuhan bahan

Diketahui :
✓ Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
✓ Tebal siar = 1 cm
✓ Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
✓ Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan bata
Menentukan Luas pasangan
Tinggi pasangan 6 lapis (t) = (6x5) + 6 siar
= 36 cm = 0,36 m
Panjang pasangan sisi A = (6 x 20) + (3 x 10) + (1 x 10) + 6 siar
= 120 + 30 + 10 + 6 = 166 cm = 1,66 m
Luas pasangan sisi A = 1,66 m x 0,36 m = 0,5976 m2
Luas segmen = 0,0126 m
Panjang pasangan sisi B = (6 X 20) + 5 siar
= 125 cm = 1,25 m
Luas pasangan B = 1,25 x 0,36 = 0,45 m2
Luas segmen = 0,0126 m
Luas pasangan = Luas pasangan A + Luas pasangan B / luas segmen
= 0,5976 + 0,45 / 0,0126
= 83,14 = 84 bata

44
Volume pasangan = L. pasangan A + L. pasangan B x 0,10
= 0,5976 + 0,45 x 0,10
= 0,026892 m3
Adukan 1 pc : 10 ps
Pc = 0,35 x 1 x 0,026892 m3 = 0,001253 m3 = 1,253 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,026892 m3 = 0,01253 m3 = 12,53 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya.

3.4.5 Langkah kerja


Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat dan bahan yang akan diperlukan.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang adaagar
pekerjaan berjalan dengan lancar.
3. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps
4. Ukur panjang dan tebal rata-rata bata, siram bata dengan air hingga jenuh
agar lebuh rekat dengan spesi.
5. Garis tongkat penduga dengan ukuran tebal rata-rata bata ditambah tebal
spesi ± 1cm.
6. Buat garis pada alas (lantai) membentuk persilangan (+) dengan ukuran 10
panjang rata-rata bata ditambah spesi ± 1 cm dan garis siku pembagi
dengan panjang 5 bata ditambah spesi ± 1 cm.
7. Pasang bata kepala, di sisi samping pasangan dengan arah memanjang dan
cek tebal spesi dengan tongkat duga dan cek pula kedatarannya dengan
waterpass.
8. Pasang profil ketegakan dengan rentangan benang tegang dan hamparkan
adukan pada alas lantai dengan rata kemudian pasang bata dan atur
kelurusan.
9. Pasang pula bata kepala di samping tengah pasangan dengan arah menyiku
dengan menggukan siku rangka, cek tebal spesi dan kedataran pasangan.

45
10. Bila lapis 1 telah selesai, cek kedatarannya dengan waterpass dan cek sisi
datarnya serta siku-sikunya dengan siku rangka.
11. Pasang kembali bata kepala diatas pasangan yang telah selesai sesuai
dengan garis ketebalan di garis ketebalan di profil ketegakan dan cek tebal
spesi dan datarnya dengan waterpass.
12. Hamparkan lagi spesi untuk membuat lapisan selanjutnya.
13. Cek setiap lapis tegak, datar dan tebal spesinya hingga diperoleh lapis
yang baik..
14. Ulangi langkah 5 s/d 13 sampai lapis terakhir sesuai gambar kerja.
15. Setelah pemasangan selesai bersihkan dan kembalikan alat dan bahan
sesuai tempatnya.
16. Laporkan hasil pekerjaan kepada instruktur atau teknisi.

3.4.6 Gambar Kerja

46
47
JOB V
3.5 PASANGAN KERAMIK LANTAI
3.5.1 Dasar teori
Pasangan keramik lantai adalah pasangan dari beberapa buah keramik
yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebidang lantai.Keramik dapat
di pasang di lantai dan dinding,keramik memiliki berbagai bentuk,tekstur,warna
dan ukuran.Oleh karen itu gunakan keramik sesuai kegunaanya.Metode
pemasangan keramik dapat dimulai dari:
➢ As ruangan untuk ruang berisi atau tidak berhubungan satu dengan
ruangan lainnya.
➢ As pintu untuk ruangan yang berhubungan dengan ruangan lainnya.
Untuk mempermudah pekerjaan jarak antara keramik (nut) janagan terlalu
besar.Pada keramik kedataran dan hubungan antara keramik sangat
mempengaruhi kualitas pekerjaan. Sedangkan pada keramik dinding , Selain
hubungan antara keramik ketegakan pasangan sangat mempengaruhi kualitas
pekerjaan.
3.5.2 Tujuan
✓ Mahasiswa terampil dalam memasang pasangan keramik
✓ Mahasiswa dapat berkreasi pada pasangan keramik
✓ Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan keramik
✓ Mengetahui langkah kerja pemasangan keramik dengan benar
✓ mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsinya

3.5.3 Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan:


1. Sendok spesi 4. Meteran lipat
2. Plat siku 5. Waterpass
3. Ember 6. Sekop

48
Bahan yang diperlukan:
1.Semen 4. Keramik
2.Pasir 5. Kain lap
3. Air 6. Paku

3.5.4Analisis kebutuhan bahan

Diketahui :
✓ Ukuran keramik yang di pakai = 20 cm x 25 cm x 0,5 cm
✓ Luas pemasangan lantai = 50 cm x 80 cm
✓ Tebal lantai = 3 cm

Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan keramik
Luas lantai = 0,4 m2
Luas keramik = sisi x sisi
= 0,20 m x 0,25 m
= 0,05 m2
Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai
Luas keramik
= 0,4 m2
0,05 m2
= 8 keramik
Perhitungan kebutuhan spesi
Volume pemasangan = luas lantai x tebal lantai
= 0,4 m2 x 0,03 m
= 0,012 m3
Volume gembur = Volume pasangan x 1,2
= 0,012 m3 x 1,2
= 0,0144 m3

49
Perbandingan untuk adukan 1 Pc : 10 Ps
Pc = 327 – 366 kg/m2
Ps = 982 – 1091 kg/m2
Jumlah bahan
Pc = Volume pasangan x 327
= 0,012 m3 x 327
= 3,924 kg
Ps = Volume pasangan x 982
= 0,012 m3 x 982
= 11,784 kg
Jumlah air yang digunakan secukupnya.

3.5.5 Langkah kerja


1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan tempat yang sudah ditentukan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Sebelum diplester lokasi dan keramik di basahi terlebih dahulu
4. Tentukan as pasangan Pasang paku dan hubungkan dengan benang sehingga
membentuk garis bersilangan dengan sudut 90° dan cek kesikuan dengan plat
siku
5. Plester lantai setebal 3 cm
6. Sebelum dipasang keramik plesteran didatarkan dengan ruskam dan cek
kedataran menggunakan waterpass
7. Mulailah memasang keramik dari as yang telah ditentukan
8. Pada saat pemasang keramik, rapikan pertemuan keramik dan rapatkan serapat
mungkin serta tidak lupa keramik ketok-ketok dengan gagang sendok spesi
untuk mendapatkan kedataran yang diinginkan
9. Periksalah kedataran dengan menggunakan waterpass dan lanjutkan hingga
pemasangan selesai

50
3.5.6 Gambar kerja

51
JOB VI

3.6 PEMASANGAN ROLLAGH

3.6.1 Dasar Teori


Rollagh adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif
pemasangan rollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh.
Bentuk lain dapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag adalah bagian
tengah atu pada as pasangan harus berupa bata hindari berupa siar

3.6.2 Tujuan khusus


✓ Mahasiswa dapat membuat rollagh dengan cara dan teknik perletakan bata
yang benar.
✓ Mahasiswa dapat menggunakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
membuat rollagh.
✓ Mahasiswa dapat mengukur kedataran dari pemasangan bata dengan
menggunakan waterpass.
✓ Mahasiswa dapat memahami fungsi dari pemasangan rollagh.
3.6.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plastik
6. Mal setengah lingkaran 11. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata 5. Benang

52
3.6.4 Analisa bahan

Diketahui :
✓ Diameter mal = 80 cm
✓ Tinggi pasangan = 13 bata = 78 cm
✓ Panjang pasangan = 272 cm
✓ Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
✓ Tebal siar = 1 cm
✓ Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
✓ Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm

Ditanya :
✓ Kebutuhan bata
✓ Kebutuhan spesi

Penyelesaian :
272 cm

78 cm

80 cm
❖ Perhitungan kebutuhan bata
➢ Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,72 m x 0,78 m
= 2,1216 m2

➢ Luas mal

53
Luas ½ lingkaran = ½ πr2
= ½ x 3,14 x (0,405)2 m
= 0,2512 m2
Luas persegi panjang = panjang x tinggi pasangan
= 0,80 m x [(2 x 0,05 m) + (4 x 0,01 m)]
= 0,80 m x ( 0,10 m + 0,04 m)
= 0,80 m x 0,14 m
= 0,112 m2
Luas mal = Luas ½ lingkaran + Luas persegi panjang
= 0,2512 m2 + 0,112 m2
= 0,3632 m2
➢ Luas pasangan bata = Luas dinding utuh – Luas mal
= 2,1216 m2 – 0,3632 m2
= 1,7584 m2
➢ Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2

➢ Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan


Luas segmen
= 1,7584 m2
0,0126 m2
= 139,55 bata = 140 bata
❖ Perhitungan kebutuhan spesi
➢ Volume pasangan = Luas pasangan x tebal bata
= 1,7584 m2 x 0,1 m
= 0,17584 m3
➢ Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
➢ Jumlah bahan

54
Pc = 0,35 x 1 x 0,17584 m3 = 0,008194 m3 = 8,194L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,17584 m3 = 0,08194 m3 = 81,94L
7,51
Air yang digunakan secukupnya

3.6.5 Langkah kerja


Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.


2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps.
5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal
yang sudah ditentukan
6. Letakkan mal di atas bata tersebut. Namun sebelum memasang mal,
mal terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi
serta selipkan sebatang kayu kecil (letakkan di atas bata) sebagai alas
peletakkan mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat
pekerjaan telah selesai.
7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas
ukuran panjang tebok yang akan dibuat.
8. Cek kedataran masing-masing dan antar bata awal dengan
menggunakan waterpass.
9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di
ujung kedua bata awal tersebut hingga membentang sejajar dengan
mal.

55
10. Lakukan pemasangan bata lapis 1 sesuai dengan cara dan teknik yang
telah dijelaskan sebelumnya. Pemasangan lapis satu menggunakan bata
utuh semuanya. Pemasangan bata dengan jumlah yang sama dilakukan
di sebelah kanan dan kiri mal.
11. Bila lapis 1 telah selesai, cek kedatarannya dengan waterpass.
12. Lakukan pemasangan lapis kedua yang dimulai dari bata setengah.
13. Bila lapis kedua telah selesai dan sudah dicek kedatarannya, lakukan
pemasangan lapis ketiga yang dimulai dengan bata utuh kembali.
14. Pada lapis ketiga kita harus menaikkan ukuran siar pada bata yang
didekat pinggir mal. Hal ini bertujuan agar hasil pasangan bata
mengikuti bentuk lengkung mal.
15. Begitu seterusnya hingga pada lapis-lapis berikutnya.
16. Bila pemasangan rollagh telah selesai, tunggu beberapa saat sampai
siar benar-benar kering. Kemudian secara perlahan lepas mal setengah
lingkaran tadi dengan cara menarik kayu yang telah diselipkan tadi.

3.6.6 Gambar Kerja

56
57
JOB VII
3.7 PASANGAN PILAR BATA DAN PLESTERAN

3.7.1 Dasar Teori


Pilar atau pertebalan (Pilaster) 1 bt, 1½ bt, 2 bt Pilar/ pertebalan/ pilaster
adalah suatu konstruksi ikatan atau pasangan bata yang berfungsi sebagai penguat
pasangan bata atau sebagai penopang/tiang.
Pada mulanya dinding bata tidak diplester, tapi setelah orang mengamati
dan mengalaminya sendiri, ternyata batu bata mengalami daya hisap yang tinggi
terhadap air sehingga dapat mengakibatkan ruangan menjadi lembapdan ruangan
akan terasa dingin. Maka akhirnya orang mulai memikirkan bagaimana mengatasi
hal tersebut, maka ditemukanlah suatu cara yaitu dinding bata dilapisi spesi
setebal < 2 cm, atau lebih dikenal sebagai plesteran. Pekerjaan plesteran berfungsi
untuk : Melindungi dinding bata dari pengaruh cuaca Membuat permukaan batu
bata menjadi lebih rata, halus dan enak dipandang Mengokohkan ikatan pasangan
bata Tapi sebagaimana yang sering terjadi dilapangan, dimana plesteran seringkali
mengalami retak-retak. Penyebab dari masalah ini dapat disebabkan : Mutu bahan
yang tidak baik Komposisi adukan yang kurang tepat
Teknik pengerjaan yang tidak baik Perawatan plesteran yang kurang
diperhatikan Masalah dari keretakan pada dinding plesteran umumnya disebabkan
oleh : Muka dinding bata yang akan diplester tidak dibersihkan dari kotoran yang
menempel
Ikatan mortar tidak berjalan semestinya dikarenakan dinding bata dalam
keadaan kering lansung diplester, sehingga air dengan cepatnya diserap oleh batu
bata dengan drastic Plesteran terlalu tebal, dan pasangan batu bata tidak rata,
bergelombang, cekung maupun cembung Mortar yang sudah diplesterkan masih
basah dan digosok dengan ruskam, sehingga ikatan yang baru terlepas kembali
Bidang plesteran yang lansung terkena sinar matahari tidak ditutup dengan terpal
atau plastis, sehingga pengeringan terjadi secara drastis. Berikut solusi yang dapat
dilakukan apabila kita mengalami masalah seperti adanya keretakan pada
pekerjaan plesteran: Bersihkan terlebih dahulu permukaan batu bata yang akan

58
diplester Agar penyerapan air tidak terlalu drastic, sebaiknya kita percikan air
pada permukaan batu bata yang akan diplester Buat mortar dengan komposisi
yang benar, sehingga mortar dapat tercampur dengan homogen Plesteran dibuat
dengan tiga lapis, lapisan paling dasar digunakan sebagai pengikat dan penahan
cuaca, lapisan ini dibuat dengan komposisi lebih keras. Lapisan kedua berfungsi
untuk mendatarkan permukaan dinding, adukannya dibuat lebih lunak Lapisan
terakhir merupakan lapisan finishing yang berguna untuk meratakan dan
mendatarkan permukaan dinding Penggosokan tiap-tiap lapisan dengan ruskam
ditunggu hingga sedikit lebih kering Kalau plesteran tersebut terkena sinar
matahari secara lansung, ada baiknya ditutupi dengan kain terpal atau plastic
untuk mengurangi penguapan drastic, apabila plesteran dilakukan didalam
ruangan tidak perlu memakai penutup

3.7.2Tujuan
✓ Mahasiswa dapat memasang tembok ikatan ½ bata bentuk pilar dengan baik
dan benar
✓ Mahasiswa dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan menggunakan
waterpass.
✓ Mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan plat siku
✓ Mahasiswa mengetahui cara menyusun bata untuk pembuatan pilar sederhana
✓ Mahasiswa mampu membuat adukan plesteran yang sesuai standar
✓ Mahasiswa mampu memplester pilar dan dinding dengan rapi dan bersih
3.7.3Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan:


1.Sendok spesi 6. Sekop
2.Palu pemotong batu 7. Waterpass
3.Ember 8. Jidar
4.Meteran lipat 9. Sikat baja
5.Line bobbyn 10. Plat siku

59
Bahan yang diperlukan:
1. Semen 4. Batu bata
2. Pasir 5. Benang
3. Air 6. Pentilasi

3.7.4 Analisis Kebutuhan Bahan

Diketahui :
✓ Panjang pasangan dinding 4 bata
✓ Tinggi pasangan dinding 9 bata
✓ Panjang pasangan pilar 1 1⁄2 bata
✓ Tinggi pasangan pilar 13 bata
✓ Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
✓ Tebal siar = 1 cm
✓ Ukuran bata =5 cm x 10 cm x 20 cm
✓ Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Penyeesaian :

Perhitungan kebutuhan bata


Luas pasangan pilar
Panjang pasangan = (1 x 20) + (1 x 5)+ 1 siar
= 20 cm + 6 cm
= 26 cm = 0,26 m
Tinggi pasangan = (13 x 5) + 13 siar
= 65 cm + 13 cm
= 78 cm = 0,78 m
Luas pilar = panjang x tinggi pasangan x 4 sisi pilar
= 0,26 m x 0,78 m x 4
= 0,8112 m2

60
Luas dinding
Panjang pasangan = (4 x 0,20) + (4 x 0,01)
= 0,80 m + 0,04 m
= 0,84 m
Tinggi pasangan = (9 x 0,05) + (9 x 0,01)
= 0,45 m + 0,09 m
= 0,54 m
Luas dinding = panjang x tinggi pasangan
= 0,84 m x 0,54 m
= 0,4536 m2
Luas segmen = (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal bata + tebal siar)
= (0,20 + 0,01) x ( 0,05 + 0,01 ) = 0,21 x 0,06 = 0,0126 m

Jumlah bata yang diperlukan = luas pilar + luas dinding / luas segmen
= 0,8112 + 0,4536 / 0,0126 = 100,38 = 101 bata

Perhitungan kebutuhan spesi


Volume pasangan = (luas pasangan pilar + luas pasangan dinding) x tebal bata
= (0,8112 m2+ 0,4536) x 0,1 m
= 0,12648 m3
Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 x10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan
Pc = 0,35 x 1 x 0,12648 m3 = 0,005894 m3 = 5,894 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,12648 m3 = 0,05894 m3 = 58,94 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya
Jumlah bahan untuk plesteran

61
Luasan total pilar dinding bata : 0,8112 + 0,4536 = 1,2648 m2
Adukan 1pc : 10ps
Pc = 0,35 x 1 x 1,2648 = 0,05894 m³ = 58,94 L
7,51
Ps = 0,35 x 10 x 1,2648 = 0,5894 m³ = 589,4 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya

3.7.5 Langkah Kerja

Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:


1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan-bahan secukupnya dan letakkan di dekat lokasi kerja.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Susun bata sesuai gambar kerja pembuatan pilar.
6. Perhatikan kesikuan penyusunan bata dan kedatran lantai kerja.
7. Pasang linebobbyn pan pertama, yaitu ujung sudah terpasang dapat
dilanjutkan dengan memberi spesi setebal 1 cm. Di lapisan pertama, yaitu
pada pilar membutuhkan bata setengah sebanyak satu buah dan 4 buah bata
utuh dilanjutkan dengan dinding pagar yang membutuhkan 4 buahbata utuh.
Pasang bata tersebut dengan jarak sebesar jointer. Selalu cek kedataran dan
kesikuan.
8. Jika sudah beri kembali spesi setebal 1 cm diatas bata yang sudah disusun ,
beri juga spesi pada setiap jarak bata.
9. Susunlah bata sesuai gambar kerja yang tersedia.
10. Terakhir bersihkan serta bahan-bahan yang sudah digunakan rapikan dan
kembalikan ke tempat yang disediakan.

62
3.7.6 GAMBAR KERJA

Tampak depan

Tampak belakang

63
BAB IV
PENUTUP

4.1Kesimpulan

Dalam praktek kerja batu ini banyak manfaat yang dapat kita ambil. Praktek kerja
batu merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi batu, dimana
merupakan salah satu hal pokok dalam pembangunan jalan,gedung jembatan,
rumah dan lain-lain.
Dalam praktek kerja batu ini mahasiswa dituntut agar dapat mengenal dan
mengerti hal-hal yang dapat berkaitan dengan konstruksi batu.Selain itu
mahasiswa diharapkan dapat mengenal alat-alat dan mengerti fungsinya dalam
setiap pelaksanaan job.
Praktek kerja batu banyak memberikan manfaat bagi para mahasiswa, dimana
dasar-dasar yang diperoleh dari job-job ditambah dengan teori dapat kita
aplikasikan dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan kampus.

Adapun kesimpulan yang dapat saya berikan yaitu :


1. Siar tegak antara lapisan 1 dan lapisan 2 tidak boleh bertemu
2. Ukuran siar biasanya 0,8 s/d 1,2 cm atau 1 s/d 1,5 cm
3. Pada saat memasang bata pasangan bata harus tegak dan datar
4. Untuk mengecek kedataran dan ketegakan kita dapat menggunakan waterpass
5. Untuk mengecek kesikuan kita dapat menggunakan plat siku
6. Adukan semen harus sesuai standar, karena apa bila tidak sesuai standar
pencampuran pasangan bata akan tidak kuat dan mudah roboh
7. Ada beberapa potongan bata. Antara lain bata ½ ,bata ¾ dan bata 1
8. Bahan pengikat spesi antara lain pasir, semen dan air
9. 70 % komposisi dalam suatu pasangan terdiri dari bata.

64
4.2 Saran

1. Sebaiknya kualitas dari bata ditingkatkan lagi. Karena bata yang kami
pergunakan tidak memiliki rongga untuk memasukan bahan pengikat (spesi).
2. Dalam bekerja hendaknya mengikuti petunjuk yang telah diberikan Instruktur.
3. Bekerjalah dengan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
4. Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Kepada Mahasiswa setelah menggunakan alat-alat praktek sebaiknya di
periksa kembali kelengkapanya.
6. Dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
7. Setelah melakukan praktek bersihkan kembali tempat praktek.
8. Pusatkan perhatian pada pekerjaan pada saat praktek.
9. Hasil pekerjaan harus rapi dan teliti.
10. Kekompakan Tim sangat diperlukan.

65
1.2 DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, Pengetahuan Teknik Bangunan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009


http://teknik-sipil-berbagi.blogspot.co.id/2009/12/contoh-laporan-kerja-batu.html
http://ipxwrs.blogspot.co.id/2012/12/makalah-bangunan-batu-bata.html

66

Anda mungkin juga menyukai