Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Didalam praktek bengkel kerja batu yang dilaksanakan selama dua
minggu.Disini dibagi oleh masing-masing kelompok yang telah ditunjuk oleh
dosen untuk pelaksanaan praktek bengkel kerja batu ini.Didalam melaksanakan
peraktet tersebut mahasiswa diajarkan tentang beberapa jenis ikatan pasangan bata
, teknik pelasanaan pekerjaan pemasangan bata , teknik pelaksanaan pembuatan
rollag , teknik pelaksanaan pemasangan keramik dilantai , mengenal serta
bagaimana cara menggunakan alat sebagaimana fungsinya , memecahkan
permasalahan dan persoalan yang timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu,
dilatih untuk bisa menggunakan akalnya yang tepat dan dapat diserap secara
logika. Agar kelak berguna bagi mahasiswa dan orang lain, apabila sudah masuk
di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.
Tidak hanya itu saja. Pontianak adalah salah satu kota yang memiliki prospek
pembangungan yang sangat besar karena di kalimantan tepatnya di pontianak
masih banyak daerah-daerah yang belum dibuka untuk tempat pembangungan.
Pekerjaan batu merupakan salah satu pekerjaan yang sangat vital dalam bidang
teknik sipil. Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam
pekerjaan batu.
Berbeda dengan pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam
pembangunan gedung-gedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam
pembuatan suatu bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini
sangat penting perannya dalam sebuah konstruksi.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


B. TUJUAN UMUM

a. Memiliki pengetahuan tentang kontruksi pasangan bata


b. Mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai dengan
keperluannya
c. Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan
d. Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata dengan benar

C. INSTRUKSI UMUM DAN KESELAMATAN KERJA


A . Keselamatan kerja
1. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi di taruh / diketepikan agar
tidak terpijak oleh kaki
2. gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan
3. Jangan berguraw pada saat bermain – main dengan alat yang berat dan
tajam dalam pelaksanaan praktek

B. Instruksi umum
TAHAP PEKERJAAN PEMASANGAN BATA
Dalam pengerjaan pemasangan dinding bata terdapat tahapan yang hrus
diketahui, yaitu :
1. Menyiapkan bahan
a. Bata
 Siapkan bata dengan ukuran dan mutu seragam
 Rendam bata dengan air agar beta kedap air sehingga tidak
menyerap air pada adukan / mortar
 Pada bata beton dan bata trasram tak perlu direndam hanya
permukaan yang terkena adukan yang dibasahi
b. Adukan

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Siapkan bahan adukan dalam keadaan kering
 Sebaiknya bahan pencmpuran dilakukan secara mekanis
 Bila dilakukan secara manual campuran bahan adukan ( semen dan
pasir ) dalam keadan kering ( agregat dahulu kemudian bahan
perekat ), buat gundukan dan diatasnya dibuat kawah untuk
memberi air
 Setelah ditambah air, diaduk tidak kurang dari 8 menit
 Diaduk sampai merata, sehingga diperoleh adukan lecek, plastis,
enak dikerjakan ( workability ) dan tidak kelebihan air ( bleeding )

2. Memasang bata dengan adukan


 menghampar adukan sehingga dapat diletaki 3 – 5 buah bata
 ukuran tebal siar antara 0,8 – 1,2 cm, lebih tepat lagi diambil 1 cm
 pada pemasangan siar vertikal tidak merupakan satu garis lurus
 pada sisi siar sambungan vertikal diberi adukan sepadat mungkin
 menentukan kelurusan pasangan dengan bantuan linebobyn
 menentukan kedataran dan ketegakan pasangan dengan waterpass
 menentukan kesikuan pasangan dengan baja siku 90°
3. Merawat pasangan bata
 Pasangan dinding tidak boleh ditekan dan di goyang-goyang bila
baru terpasang, hal ini akan melepaskan ikatan antara bata dan
adukannya
 Pasanga tidak dibiarka segera kering oleh panas matahari, oleh
karena itu diatas pasangan ditutup dengan plastik terpal, dan
sebagainya
 Adukan yang baik adalah yang tidak mengering dengan cepat,
karena air tersebut dapat memberikan pengerasan yang sempurna
dari bahan pengikat

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


D. ALAT DAN BAHAN

Alat – alat yang digunakan dalam praktek ini antara lain

Sendok spesi
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan
Terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai kayu
Berbentuk segitiga

Sendok spesi Sendok spesi Sendok spesi


kecil lancip besar

Sendok kecil
Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok
spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna lain-
lain.

Ruskam
Berguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan plesteran.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Waterpass
Terbuat dari kayu atau aluminium yang dilengkapi dengan kotak nivo, yaitu
sebuah tabung gelas yang berisi cairan ethel adan ada gelembung udara
didalamnya.
Berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.

Line bobbyn
Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang sebagai pedoman
dalam pasangan bata.

Palu pemotong bata


Berguna untuk memotong, membelah, dan menajamkan bata. Bisa juga untuk
memukul paku jika diperlukan.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


ointer
Terbuat dari plat besi yang berguna untuk membersihkan dan membentuk siar
pada pasangan batu

Jidar
Jidar terbuat dari logam maupun kayu yang berguna untuk meratakan permukaan
pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang jaraknya besar,( untuk
tumpuan waterpass). Dan juga untuk merapikan serta meratakan permukaan
plesteran.

Skop
Gunanya untuk mengaduk spesi / mortar

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Plat siku
Plta siku terbuat dari plat besi yang berfungsi untuk mengontrol serta menentukan
kesikuan dari suatu pasangan yang membentuk sudut 900.

Meteran
Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja

Kotak spesi
Berguna untuk tempat meletakkan mortar sewaktu pemasangan bata

Tongkat ukur
Berguna untuk menentukan tinggi setiap lapis pasangan dan juga untuk membantu
waterpass dalam menentukan kedataran pasangan.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


BAB II
DASAR TEORI

A. DASAR TEORI DAN PENGERTIAN


Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut
pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang
digunakan adalah batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan
suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan
hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang mana
untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras
sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
Batu dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

Batu alam

Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih
dan memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk,
tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami.
Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.

Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak
bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola
ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang
dipakai. Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena
berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam.
Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm,
dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30
cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan
pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai pada interior.
Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.

Batu paras

Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang
kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10
cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior
maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu
paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi
membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu
diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat
terikat kuat pada dinding.

Batu kali

Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi
rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya
biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding
ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses
pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.

Batu andesit

Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat
porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang
tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang
banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding
ini kuat karena saling mengikat.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


CEMENTAID mempunyai Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi
dari serangan jamur dan lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan
batu alam, memperpanjang usianya serta meningkatkan kekuatannya dari
kelapukan.

Ada 2 Tipe Coating Batu Alam :

1. DRICEAL

Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok
diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll

2. GLOSCOAT

Wetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok


diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air
mancur, dll). Diantaranya Batu Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll

Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam
dan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako,
concrete block, paving block.

Bahan-bahan
Disini akan dikenalkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pekerjaan batu
baik itu material utama maupun material dari bahan perekat batu tersebut.
Bata merah
Terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan C untuk mengeraskannya,
sehingga tidak dapat hancurtemperatur 1050 lagi bila direndam dalam air.

Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan


tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang – seling empat
buah – empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan
dalam pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air
hujan tidak terserap oleh bata merah.

2. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama dengan
bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir
halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata
mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat
tidak penuh, tapi berlobang sehingga dapat menghemat bahan baku dan
menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar. Karena Super bata mempunyai
permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran
lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat
pemasangannya yang artisrik.

3. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat kita,
terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang
dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1
m2 dinding lebih sedikit jumlah batu yang diperlukan, dan juga mengurangi
keperluan mortar sampai 30 – 50 %. Berat pasangan jauh lebih ringan dari
konstruksi bata merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi
pondasi yang tidak terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang
beraneka macam, sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah
diplester karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


batu cetak ini harus sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga
dapat menghasilkan ikatan yang baik antara mortar dan batu cetak.

4. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen, pencetakannya
dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan juga untuk
isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester lagi,
kecuali bagian dalam dinding.

Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :


a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Syarat pembuatan siar
a. Siar tegak = 1 – 1,5 cm
b. Siar datar = 1 – 2,5 cm

Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun
yang lalu (jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir,
Roma, Eropa, Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).
Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata menggunakan bata
merah yang dihasilkan oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya
rendah serta memiliki daya serap air yang tinggi. Pembuatan bata merah mutu
tinggi dihasilkan oleh industri besar di buat setelah tahun 1970 (pelita), yaitu bata
bentuk pegal, berlubang atau berongga dan berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis
ini jauh lebih mahal dibanding dengan bata industri kecil (4 s/d 7 kali lipat), maka
untuk kontruksi pasangan bata yang umum (dinding rumah tinggal biasa dan
sejenisnya) dipakai hasil industri kecil, meski mutunya kurang lebih 1/3 sampai ½
dari bata mutu tinggi.
Berbagai jenis bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut
didinding bangunan, tetapi bata merupakan salah satu jenis bahan untuk
pemasangan didnding yang banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Dinding pemasangan bata dapat berfungsi sebagai pembagi ruangan
 Mampu menahan beben
 Isolasi terhadap panas dan suara
 Proteksi terhadap kebakaran dan cuaca
 Relatif merah dan awet
 Dalam bidang datar sangat fleksibel
 Menampilkan permukaan luas yang menarik (estetika)
Sedangkan sifat dinding pasangan bata yang menarik oleh ahli teknik
dan arsitek, sehingga sering digunakan, yaitu :
 Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya vertical dan
gaya horizontal
 Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada pasangannya
(sehingga ruangan tidak panas) kemudian mengeluarkannya pada suhu
rendah
 Daya sekat suara atau kedap suara
 Ketahanan api sampai 600°C (sedangkan beton 300°C)
 Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan
perekat)
 Tahan terhadap daya rembes iar hujan
Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan kurang lebih 30%
adukan untuk mambuatnya. Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga
memenuhi syarat kekuatan, keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang
baik terhadap pengaruh cuaca dimana tembok itu didirikan / dibangun. Juga
ditempat yang memiliki gangguan gempa bumi, sifat tembok itu juga harus tahan
terhadap gaya-gaya horizontal.
Karena pasangan dinding bata merupakan susunan dari bata dan
adukan / mortar, maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh sifat bata dan
adukan pasangannya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai sifat bata, terutama
sifat kekuatannya perlu diketahui sehingga dapat diperkirakan kekuatan dinding
tembok yang akan dibangun / dibuat.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Disamping itu perlu diketahui cara pelaksanaan pekerjaannya, karena
walaupun bahan yang dipakai baik mutunya tetapi bila cara pelaksanaan tidak
benar maka akan menghasilkan tembok yang tidak baik. Oleh karena iti sifat suatu
dinding tembok bata tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
 Sifat dari bahan pembuatannya yaitu adukan (sifat mortar) sifat bata yang
dipakai untu pemasangan
 Cara pelaksanaan pemasangan bata
Ukuran standar bata di Indonesia adalah :
M6 = 55 x 110 x 230 mm
M5a = 65 x 90 x 190 mm
M5b = 65 x 190 x 190 mm

B. ADUKAN / MORTAR / SPESI


Adukan untuk pemasangan bata tersusun dari terutama : bahan perekat
adukan , pasir / agregat halus ( bahan pengikat adukan ) dan air ( merupakan
bahan pereaksi kimiawi pada bahan perekat ) , sehingga merupakan campuran
yang memiliki kelecahan ( konsistensi ) yang enak untuk dikerjakan ( Workable
).
Fungsi dan persyaratan adukan untuk pekerjaan pasangan bata / pekerjaan
sejenisnya harus memiliki sifat-sifat :
 Cukup plastis (konsistensi) dan enak dikerakan / dipasang (workability)
 Menghasilkan rekatan dan perletakan yang baik dari bata
 Dapat mengisi celah-celah dari bata dengan rapat dan rata
 Memberikan kekuatan yang merata
 Sifat tahan lama, sehingga konstruksi pasangan bata yang direkatkan dapat
menahan gaya horizontal dan vertikal serta pengaruh sekitar tembok

bahan pengikat
pasir

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


pasir adalah bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung, dan dapat juga
dibuat dari gilingan batu. Fungsi pasir dalam pasangan adalah sebagai bahan
pengisi. Ada 3 jenis pasir,yaitu :
Pasir urug
Pasir ini biasanya digunakan untuk pekerjaan lantai dimana pasir ini berfungsi
untuk menambah kepadatan, selain itu bisa juga digunakan untuk pekerjaan lantai
kerja yang berfungsi untuk memisahkan lumpur dengan pondasi karena
dikhawatirkan lumpur tersebut mengurangi kekuatan pondasi.

Pasir pasangan
pasir ini digunakan untuk pekerjaan plesteran ataupun pasangan.

Pasir cor (beton)


Pasir ini digunakan untuk pekerjaan cor beton baik untuk pekerjaan kolom
maupun balok.
Untuk menggunakan pasir sebaiknya kandungan lumpur yang terkandung dalam
pasir yaitu kurang dari 5% dan gradasi pasir sebaiknya 4 mm.

Semen
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat
membatu jika terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu seneb harus
disimpan ditempat atau didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi pengerasan.

Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang
tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi
kekerasan pasangan.

Adukan dibagi atas 2 macam terganung cara / tujuan pemakaiannya, yaitu :


 Adukan pasangan, yaitu adukan untuk merekatkan bata untuk
membentuk suatu konstruksi dinding atau sejenisnya

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Adukan plesteran, yaitu adukan untuk menutup permukaan dinding /
tembok atau untuk menutup permukaan tembok
Seringpula orang membedakan jenis adukan menurut sifatnya, misalnya :
 Adukan rapat air, yaitu adukan yang sifatnya tidak menyerap air dipakai
untuk menahan jangan sampai air itu meresap kedalam bata, adukan ini
juga disebut aduk trass-raam (istilah belanda) dipakai diatas pondasi untuk
mencegah rembesan air naik ketembok.
 Adukan biasa, yaitu adukan tanpa bahan tertentu

C. MENGADUK MORTAR SECARA MANUAL


1. Siapkan alat , bahan dan letakan disekitar lokasi kita akan mengaduk
2. Ambil semen, pasir sesuai dengan perbandingan yang kita gunakan
3. Kemudian aduk campuran antara semen dan pasir secara merata dengan
menggunakan skop
4. Setelah semua bahan tercampur dengan rata, baru kita tambahkan air
kedalamnya
5. Kemudian aduk lagi hingga rata sampai menghasilkan mortar yang plastis
dan homogen

1. Bahan Campuran Adukan

 Semen Portland

- Suatu serbuk yang sangat hakus berwarna abu-abu, kehijau-


hijauan terdiri dari kristal-kristal silikat, kalsium dan aluminum.

- Bahan dasarnya adalah campuran antara batu kapur dan tanah liat

- Hasil buatan yang didapat karena bersatunya dengan betul suatu


campuran dari kapur CaCO3 dan tanah liat dengan perbandingan
4:1 yang di pijarkan hingga lebar

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


- Dapat mengadakan pengikatan dan pengerasan akan terjadi
karena adanya air.

 Kapur padam

- Bahan perekat tertua

- Sebagai hasil pemadaman pada kapur tohor

- Cara menggunakan kapur padam adalah dengan mencampurkan


dengan air sehinggan terbentuk bubur kental.

- Kapur hidrolis mempunyai kekuatan yang baik dan mempunyai


sifat hidrolis seperti semen Portland

 Pozolan

- Pozolan sebenarnya bukan bahan perekat, tetapi bila pozolan di


gabungkan dengan kapur padam akan dapat mengeras di dalam
air

- Pozolan disebut juga bahan tambahan hidrolis

2. Bahan Pengisi

Syarat-syarat agregat halus untuk adukan menurut SII, yaitu:


 Kekerasan, yaitu mempunyai kadar silikat tinggi (±80%)

 Kebersihan, yaitu bersih dari zat-zat organic / sisa-sisa makhluk


hidup dan bersih dari butiran-butiran lumpur (<5%)

 Tidak terlalu banyak butiran halus

3. Air

Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih,
yaitu air yang tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi.
Hal ini dapat mengurangi kekerasan pasangan.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


BAB III
PEMBAHASAN
JOB I
PASANGAN EXPOSE ½ BATA
A. Teori Dasar
Pasangan Expose ½ bata adalah susunan bata-bata yang disusun
sedemikian rupa sehingga menghasilkan pasangan yang memiliki panjang dan
tinggi sesuai keinginan kita dengan ketebalan ½ dari panjang bata

B. Tujuan khusus
 Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
 Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
 Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
 Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
 Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
 Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal ½ bata
 mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
 Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
 Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Waterpass
2. Palu pemotong batu 7. Jidar
3. Ember 8. Sikat baja
4. Meteran lipat 9. Sekop
5. Line bobbyn

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. Benang

D. Analisa Bahan
Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus
di perhitungkan yaitu:
 Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan dalam pasangan
 Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan / spesi
Diketahui :
 Panjang pasangan = 4 bata
 Tinggi pasangan = 5 bata
 Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
 Tebal siar = 1 cm
 Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
 Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
 Kebutuhan bata
 Kebutuhan spesi

Penyelesaian :

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Perhitungan kebutuhan bata
 Panjang pasangan 4 bata = 4 bata + 3 siar
= (4 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0.80 m + 0,03 m
= 0.83 m
 Tinggi pasangan 5 bata = 5 bata + 5 siar
= (5 x 0,05) + (5 x 0,01)
= 0,25 m + 0.05 m
= 0.30 m
 Luas pasangan = panjang x tinggi pasangan
= 0,83 m x 0,30 m
= 0,249 m2
 Luas segmen
= (panjang 1 bata + tebal siar) x (tebal 1 bata + tebal siar)
= ( 0,20 + 0,01) x ( 0,05 + 0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2

 Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan


Luas segmen
= 0,249 m2
0,0126 m2
= 19, 762 bata = 20 bata

 Perhitungan Kebutuhan Spesi

Dimana untuk 1 m3 pasangan bata, persentase penggunaan spesi terhadap


batu bata adalah 35% spesi ; 76% Pc basah ; dan 67,5% Ps basah
 Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


= 0,249 m2 x 0,10 m
= 0, 0249 m3
 Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76

Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
 Jumlah bahan:

Pc = 0,35 x 1 x 0,0249 m3 = 0,00116 m3 = 1,116 L


7,51
Ps = 0,35 x 10 x 0,0249 m3 = 0,0116 m3 = 11,16 L
7,51
Air yang digunakan secukupnya.

E. Langkah Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari
bidang pekerjan.
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Aduk semen dengan pasir dengan volume yang sudah dihitung dan air
secukupnya
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak
menyerap air semen
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek
kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan zidar kemudian di atas zidar letakkan waterpass untuk
mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan
menambah atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut.

Jidar Waterpass

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Bata awal Spesi/ Mortar
7. Setelah datar pasang / hubungkan line bobbyn pada kedua bata bantu
tersebut
8. Mulailah pemasangan bata pertama. Pada lapisan 1 bata pertama
diletakkan 1 bata dan di lanjutakan dengan bata selanjutnya ( Pastikan
semua bata yang dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)

arah dorongan

9. Mulailah pemasangan lapisan 2. Kita mulai dengan memasang bata ½


agar siar lapisan 1 tidak bertemu dengan siar lapisan 2. Setelah memulai
dengan memasang dengan bata ½ dilanjutkan dengan 1 bata. ( Pastikan
semua bata yang dipasang datar. Agar datar gunakan alat waterpass)
10. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 1 dengan memulai
kembali dengan meletakkan 1 bata.
11. Lakukanlah langah kerja yang sama pada lapisan 2 dengan memulai
kembali dengan meletakkan bata ½

F. GAMBAR KERJA

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


JOB II
PASANGAN SIKU-SIKU DINDING ½ BATA & 1 BATA

A. Teori
Pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata adalah pasangan bata yang
terdiri dari 2 buah dinding yang saling ketemu dan membentuk sudut 900 dengan
ketebalan dinding yang satu ½ bata dan yang satunya lagi dinding 1 bata.

B. Tujuan khusus

 Mengetehui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )


 Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
 Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
 Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
 Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
 Mengetahui pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata dengan baik dan
benar,
 mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
 Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
 Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


C. Peralatan dan Bahan

Peralatan yang diperlukan:


1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. Benang
D. Analisa Bahan
Diketahui :
 Panjang pasangan dinding A = 4 bata
 Panjang pasangan dinding B = 3 bata (dinding bertingkat)
 Tinggi pasangan = 5 bata
 Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
 Tebal siar = 1 cm
 Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
 Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
 Kebutuhan bata
 Kebutuhan spesi
Penyelesaian :

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Dinding A Dinding B

 Perhitungan kebutuhan bata


 Luas dinding A
 Panjang pasangan = (4 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,80 m + 0,03 m
= 0,83 m
 Tinggi pasangan = (4 x 0,05) + (4 x 0,01)
= 0,20 m + 0,04 m
= 0,24 m
 Luas dinding A = panjang x tinggi pasangan
= 0,83 m x 0,24 m
= 0,1992 m2
 Luas dinding B
 Panjang pasangan atas = (2 x 0,20) + (1 x 0,01)
= 0,40 m + 0,01 m
= 0,41 m
 Panjang pasangan bawah = (3,5 x 0,20) + (3 x 0,01)
= 0,70 m + 0,03 m
= 0,73 m
 Tinggi pasangan = 0,24 m
 Luas dinding B
= ½ x (panjang pasangan atas + bawah) x tinggi pasangan
= ½ x (0,41 m + 0,73 m) x 0,24 m = 0,1368 m2
 Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B
= 0,1992 m2 + 0,1368 m2 = 0,3360 m2

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m = 0,0126 m2
Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 0,3360 m2
0,0126 m2
= 26,67 bata = 27 bata

 Perhitungan Kebutuhan Spesi


 Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,3360 m2 x 0,10 m
= 0,0336 m3
 Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
 Jumlah bahan
 Pc = 0,35 x 1 x 0,0336 m3 = 0,001591 m3 = 1,591 L
7,51
 Ps = 0,35 x 10 x 0,0336 m3 = 0,01591 m3 = 15,91 L
7,51
 Air yang digunakan secukupnya

E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya sebagai berikut :

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.


2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


5. Pasang bata awal di sisi kanan dan kiri di luar ukuran panjang dinding
pertama dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn.
6. Pasang bata awal di sisi atas dan bawah di luar ukuran panjang dinding
kedua dan cek kedataran masing-masing dan antar bata dengan
menggunakan waterpass. Kemudian pasang line bobbyn, seperti pada
gambar berikut (tampak atas):

line bobbyn plat siku

bata awal benang

7. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan


menggunakan plat siku.
8. Jika sudah datar dan siku, hamparkan adukan spesi mengikuti benang pada
line bobbyn dan lakukan pemasangan bata pada lapisan pertama sesuai
dengan teknik pemasangan bata yang telah dijelaskan pada job 1
sebelumnya.
9. Setelah lapisan pertama selesai, cek kedatarannya dengan menggunakan
waterpass.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


10. Kemudian lanjutkan pemasangan bata lapisan kedua sesuai dengan teknik
pemasangan bata lapisan kedua yang telah dijelaskan pada job 1
sebelumnya.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, cek kedatarannya dengan
menggunakan waterpass. Dan lanjutkan dengan pemasangan bata lapisan
ketiga sesuai dengan teknik pemasangan bata lapisan pertama.
12. Begitu seterusnya untuk lapisan-lapisan berikutnya lagi.
13. Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan
menempelkan adukan spesi.

F. Gambar kerja

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Job III
PASANGAN PERTEMUAN DUA DINDING ½ BATA
A. Dasar Teori

Dalam pembuatan / konstruksi dinding, pasti ada pertemuan dinding yang


akan membentuk sudut siku-siku. Pada pertemuan dua dinding ½ bata, kesikuan
haruslah sempurna agar terlihat lebih indah. Dalam pembuatan dinding ini
haruslah kuat, oleh karena itu, tepat pada pertemuannya di buat kolom praktis
yang terdiri dari 2 bata dengan panjang dan lebar bata.
Sama seperti job 2 sebelumnya, untuk menentukan kesikuannya, kita akan
menggunakan alat yang dinamakan plat siku.
B. Tujuan Khusus

 Mahasisw dapat memasang pertemuan dau dinding ½ bata dengan cara dan
teknik yang benar.

 Mahasiswa dapat mengukur ketegakan dan kedataran dengan


menggunakan waterpass.

 Mahasiswa dapat membuat siku yang benar dengan menggunakan plat


siku

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen 4. Batu bata
2. Pasir 5. Benang
3. Air
D. Analisis Kebutuhan Bahan

Diketahui :
 Panjang pasangan dinding A = 4,5 bata
 Panjang pasangan dinding B = 2,5 bata
 Tinggi pasangan = 5 bata
 Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
 Tebal siar = 1 cm
 Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
 Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
 Kebutuhan bata
 Kebutuhan spesi

Penyelesaian :

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Dinding A

Dinding B
 Perhitungan kebutuhan bata
 Luas dinding A
 Panjang pasangan = (4,5 x 0,20) + (4 x 0,01)
= 0,90 m + 0,04 m
= 0,94 m
 Tinggi pasangan = (5 x 0,05) + (5 x 0,01)
= 0,25 m + 0,05 m
= 0,30 m
 Luas dinding A = panjang x tinggi pasangan
= 0,94 m x 0,30 m
= 0,2820 m2
 Luas dinding B
 Panjang pasangan = (2,5 x 0,20) + (2 x 0,01)
= 0,50 m + 0,02 m
= 0,52 m
 Tinggi pasangan = 0,30 m
 Luas dinding B = panjang x tinggi pasangan
= 0,52 m x 0,30 m
= 0,1560 m2

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Luas pasangan = Luas dinding A + Luas dinding B
= 0,2820 m2 + 0,1560 m2
= 0,4380 m2
 Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
 Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 0,4380 m2
0,0126 m2
= 37,76 bata = 35 bata

 Perhitungan kebutuhan spesi


 Volume pasangan = luas pasangan x tebal bata
= 0,4380 m2 x 0,10 m
= 0,0438 m3
 Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
 Jumlah bahan
 Pc = 0,35 x 1 x 0,0438 m3 = 0,00204 m3 = 2,04 L
7,51
 Ps = 0,35 x 10 x 0,0438 m3 = 0,0204 m3 = 20,40 L
7,51
 Air yang digunakan secukupnya

E. Langkah Kerja
Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan-bahan secukupnya dan letakkan di dekat lokasi kerja.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang 4 buah bata awal yang membentuk huruf T. Pasang dengan ukuran
di luar ukuran panjang dinding yang akan dibuat.
6. Setelah dipasang, cek kedataran masing-masing dan antar bata awal
tersebut dengan menggunakan waterpass.
7. Setelah sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasang benang di
ujung keempat bata awal tersebut. Usahakan benang jangan sampai
kendor.

bata awal
line bobbyn

plat siku

benang

8. Kemudian cek kesikuan pada masing-masing sudut pertemuan dengan


menggunakan plat siku.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


9. Setelah sudah benar-benar siku, hamparkan adukan mortar mengikuti
benang pada line bobyn dan lakukan pemasangan bata lapisan pertama
sesuai dengan teknik pemasangan bata yang telah di jelaskan pada job 1
sebelumnya, dimana pada pertemuan benang, bata tidak lagi dipasang
memanjang, namun dipasang melintang.
10. Setelah lapisan pertama telah selesai dan telah di cek dengan waterpass,
lakukan pemasangan bata lapisan kedua seperti teknik yang telah
dijelaskan sebelumnya. Namun kali ini agak sedikit berbeda karena kali ini
kita akan menggunakan 2 buah bata tambahan yang akan di letakkan pada
pertemuan benang. Bata yang digunakan yaitu bata ukuran ¾ yang
dipasang memanjang.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, lanjutkan pemasangan bata lapisan-
lapisan berikutnya sesuai dengan teknik yang telah dijelaskan sebelumnya.
12. Setelah selesai, tutup ruang kosong pada pertemuan antar bata dengan
menempelkan adukan spesi.
F. GAMBAR KERJA

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


JOB IV
PASANGAN KERAMIK LANTAI

A. Teori
Pasangan keramik lantai adalah pasangan dari beberapa buah keramik
yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebidang lantai

B. Tujuan Khusus
 Mahasiswa terampil dalam memasang pasangan keramik
 Mahasiswa dapat berkreasi pada pasangan keramik
 Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan
keramik
 Mengetahui langkah kerja pemasangan keramik dengan benar
 mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


C. Peralatan dan Bahan
Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 4. Meteran lipat
2. Plat siku 5. Waterpass
3. Ember 6. Sekop
Bahan yang diperlukan:
1. Semen 4. Keramik
2. Pasir 5. Kain lap
3. Air 6. Paku

D. Analisa Bahan
Diketahui :
 Ukuran keramik = 20 cm x 20 cm x 0,5 cm
 Luas pemasangan lantai = 80 cm x 80 cm
 Tebal lantai = 2 cm
Ditanya :
 Kebutuhan keramik
 Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
 Perhitungan kebutuhan keramik
 Luas lantai = panjang x lebar pemasangan
= 0,80 m x 0,80 m
= 0,64 m2
 Luas keramik = sisi x sisi
= 0,20 m x 0,20 m
= 0,04 m2

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai
Luas keramik
= 0,64 m2
0,04 m2
= 16 keramik
 Perhitungan kebutuhan spesi
 Volume pemasangan = luas lantai x tebal lantai
= 0,64 m2 x 0,02 m
= 0,0128 m3
 Volume gembur = Volume pasangan x 1,2
= 0,0128 m3 x 1,2
= 0,01536 m3
 Perbandingan untuk adukan 1 Pc : 10 Ps
Pc = 327 – 366 kg/m2
Ps = 982 – 1091 kg/m2
 Jumlah bahan
 Pc = Volume pasangan x 327
= 0,01536 m3 x 327
= 5,023 kg
 Ps = Volume pasangan x 982
= 0,01536 m3 x 982
= 15,084 kg
 Jumlah air yang digunakan secukupnya.

E. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari
bidang pekerjan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


3. Sebelum diplester lokasi dan keramik di basahi terlebih dahulu
4. Tentukan as pasangan Pasang paku dan hubungkan dengan benang
sehingga membentuk garis bersilangan dengan sudut 90° dan cek kesikuan
dengan plat siku
5. Plester lantai setebal 2.5 cm
6. Sebelum dipasang keramik plesteran didatarkan dengan ruskam dan cek
kedataran menggunakan waterpass
7. Mulailah memasang keramik dari as yang telah ditentukan
8. Pada saat pemasang keramik, rapikan pertemuan keramik dan rapatkan
serapat mungkin serta tidak lupa keramik ketok-ketok dengan gagang
sendok spesi untuk mendapatkan kedataran yang diinginkan
9. Periksalah kedataran dengan menggunakan waterpass dan lanjutkan
hingga pemasangan selesai

F. Gambar kerja

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


JOB V
PEMASANGAN ROLLAGH

A. Dasar Teori
Rollagh adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif
pemasangan rollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh.
Bentuk lain dapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag adalah bagian
tengah atu pada as pasangan harus berupa bata hindari berupa siar

B. Tujuan khusus
 Mahasiswa dapat membuat rollagh dengan cara dan teknik perletakan bata
yang benar.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
membuat rollagh.
 Mahasiswa dapat mengukur kedataran dari pemasangan bata dengan
menggunakan waterpass.
 Mahasiswa dapat memahami fungsi dari pemasangan rollagh.

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan yang diperlukan:
1. Sendok spesi 6. Sekop
2. Palu pemotong batu 7. Waterpass
3. Ember 8. Jidar
4. Meteran lipat 9. Sikat baja
5. Line bobbyn 10. Plastik
6. Mal setengah lingkaran 11. Plat siku
Bahan yang diperlukan:
1. Semen
2. Pasir
3. Air
4. Batu bata
5. Benang
D. Analisa bahan
Diketahui :
 Diameter mal = 80 cm
 Tinggi pasangan = 13 bata = 79,5 cm
 Panjang pasangan = 246,5 cm
 Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
 Tebal siar = 1 cm
 Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
 Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
 Kebutuhan bata
 Kebutuhan spesi
Penyelesaian :

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


246,5 cm

79,5 cm

80 cm
 Perhitungan kebutuhan bata
 Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,465 m x 0,795 m
= 1,9597 m2
 Luas mal
 Luas ½ lingkaran = ½ πr2
= ½ x 3,14 x (0,40)2 m
= 0,2512 m2
 Luas persegi panjang = panjang x tinggi pasangan
= 0,80 m x [(2 x 0,05 m) + (3 x 0,01 m)]
= 0,80 m x ( 0,10 m + 0,03 m)
= 0,80 m x 0,13 m
= 0,104 m2
 Luas mal = Luas ½ lingkaran + Luas persegi panjang
= 0,2512 m2 + 0,104 m2
= 0,3552 m2
 Luas pasangan bata = Luas dinding utuh – Luas mal
= 1,9597 m2 – 0,3552 m2
= 1,6045 m2
 Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


 Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 1,6045 m2
0,0126 m2
= 127,34 bata = 128 bata
 Perhitungan kebutuhan spesi
 Volume pasangan = Luas pasangan x tebal bata
= 1,6045 m2 x 0,10 m
= 0,16045 m3
 Jumlah spesi basah : Pc = 0,76 x 1 = 0,76
Ps = 0,675 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
 Jumlah bahan
 Pc = 0,35 x 1 x 0,16045 m3 = 0,007478 m3 = 7,478 L
7,51
 Ps = 0,35 x 10 x 0,16045 m3 = 0,07478 m3 = 74,78 L
7,51
 Air yang digunakan secukupnya

E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.

2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.

3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.

4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1 Pc : 10 Ps.

5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal,

yaitu 80 cm.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


6. Letakkan mal di atas bata tersebut. Namun sebelum memasang mal, mal

terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi serta

selipkan sebatang kayu kecil (letakkan di atas bata) sebagai alas

peletakkan mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat pekerjaan

telah selesai.

7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas ukuran

panjang tebok yang akan dibuat.

8. Cek kedataran masing-masing dan antar bata awal dengan menggunakan

waterpass.

9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di ujung

kedua bata awal tersebut hingga membentang sejajar dengan mal.

10. Lakukan pemasangan bata lapis 1 sesuai dengan cara dan teknik yang telah

dijelaskan sebelumnya. Pemasangan lapis satu menggunakan bata utuh

semuanya. Pemasangan bata dengan jumlah yang sama dilakukan di

sebelah kanan dan kiri mal.

11. Bila lapis 1 telah selesai, cek kedatarannya dengan waterpass.

12. Lakukan pemasangan lapis kedua yang dimulai dari bata setengah.

13. Bila lapis kedua telah selesai dan sudah dicek kedatarannya, lakukan

pemasangan lapis ketiga yang dimulai dengan bata utuh kembali.

14. Pada lapis ketiga kita harus menaikkan ukuran siar pada bata yang didekat

pinggir mal. Hal ini bertujuan agar hasil pasangan bata mengikuti bentuk

lengkung mal.

15. Begitu seterusnya hingga pada lapis-lapis berikutnya.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


16. Bila pemasangan rollagh telah selesai, tunggu beberapa saat sampai siar

benar-benar kering. Kemudian secara perlahan lepas mal setengah

lingkaran tadi dengan cara menarik kayu yang telah diselipkan tadi.

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.
Siar tegak antara lapisan 1 dan lapisan 2 tidak boleh bertemu
2.
Ukuran siar biasanya 0,8 s/d 1,2 / 0,1 s/d 1,5 cm
3.
Pada saat memasang. Pasangan harus tegak dan datar
4.
Untuk mengecek kedataran dan ketegakan, kita dapat menggunakan
waterpass
5.
Untuk mengecek kesikuan kita dapat menggunakan plat siku
6.
Adukan semen harus sesuai standar, karena apa bila tidak sesuai standar
pencampuran pasangan bata akan tidak kuat dan mudah roboh
7.
Ada beberapa potongan bata. Antara lain bata ½ ,bata ¾ dan bata 1
8.
Ada beberapa pemasangan dinding bata. Antara lain pasangan dinding ½
bata, pasangan pertemuan 2 dinding sudut ½ dan satu bata, Pasangan
persilangan dua dinding ½ bata dengan pertemuan 1 bata, serta membuar
rollag dan pilaster
9.
Bahan pengikat spesi antara lain pasir, semen dan air
10.
70 % komposisi dalam suatu pasangan terdiri dari bata

B. SARAN

1. Sebaiknya kualitas dari bata ditingkatkan lagi. Karena bata yang kami
pergunakan tidak memiliki rongga untuk memasukan bahan pengikat
(spesi).

Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013


Laporan Praktikum Kerja Batu Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai