PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didalam praktek bengkel kerja batu yang dilaksanakan selama dua
minggu.Disini dibagi oleh masing-masing kelompok yang telah ditunjuk oleh
dosen untuk pelaksanaan praktek bengkel kerja batu ini.Didalam melaksanakan
peraktet tersebut mahasiswa diajarkan tentang beberapa jenis ikatan pasangan bata
, teknik pelasanaan pekerjaan pemasangan bata , teknik pelaksanaan pembuatan
rollag , teknik pelaksanaan pemasangan keramik dilantai , mengenal serta
bagaimana cara menggunakan alat sebagaimana fungsinya , memecahkan
permasalahan dan persoalan yang timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu,
dilatih untuk bisa menggunakan akalnya yang tepat dan dapat diserap secara
logika. Agar kelak berguna bagi mahasiswa dan orang lain, apabila sudah masuk
di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.
Tidak hanya itu saja. Pontianak adalah salah satu kota yang memiliki prospek
pembangungan yang sangat besar karena di kalimantan tepatnya di pontianak
masih banyak daerah-daerah yang belum dibuka untuk tempat pembangungan.
Pekerjaan batu merupakan salah satu pekerjaan yang sangat vital dalam bidang
teknik sipil. Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam
pekerjaan batu.
Berbeda dengan pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam
pembangunan gedung-gedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam
pembuatan suatu bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini
sangat penting perannya dalam sebuah konstruksi.
B. Instruksi umum
TAHAP PEKERJAAN PEMASANGAN BATA
Dalam pengerjaan pemasangan dinding bata terdapat tahapan yang hrus
diketahui, yaitu :
1. Menyiapkan bahan
a. Bata
Siapkan bata dengan ukuran dan mutu seragam
Rendam bata dengan air agar beta kedap air sehingga tidak
menyerap air pada adukan / mortar
Pada bata beton dan bata trasram tak perlu direndam hanya
permukaan yang terkena adukan yang dibasahi
b. Adukan
Sendok spesi
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan
Terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai kayu
Berbentuk segitiga
Sendok kecil
Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok
spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna lain-
lain.
Ruskam
Berguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan plesteran.
Line bobbyn
Terbuat dari plat besi tipis dan dihubungkan dengan benang sebagai pedoman
dalam pasangan bata.
Jidar
Jidar terbuat dari logam maupun kayu yang berguna untuk meratakan permukaan
pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang jaraknya besar,( untuk
tumpuan waterpass). Dan juga untuk merapikan serta meratakan permukaan
plesteran.
Skop
Gunanya untuk mengaduk spesi / mortar
Meteran
Berguna untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang dan tinggi benda kerja
Kotak spesi
Berguna untuk tempat meletakkan mortar sewaktu pemasangan bata
Tongkat ukur
Berguna untuk menentukan tinggi setiap lapis pasangan dan juga untuk membantu
waterpass dalam menentukan kedataran pasangan.
Batu alam
Ada beragam material yang dapat dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih
dan memasangnya. Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami. Bentuk,
tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami.
Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak
bujur sangkar, dan susun sirih. Selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola
ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang
dipakai. Batu candi Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena
berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam.
Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm,
dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30
cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Batu paras
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang
kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10
cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior
maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu
paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi
membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu
diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat
terikat kuat pada dinding.
Batu kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi
rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya
biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding
ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses
pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.
Batu andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat
porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang
tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang
banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding
ini kuat karena saling mengikat.
1. DRICEAL
Natural Look - Warna sama persis seperti batu alam sebelum dicoating Cocok
diaplikasikan pada batu palimanan, terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
2. GLOSCOAT
Batu buatan
Batu buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam
dan dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako,
concrete block, paving block.
Bahan-bahan
Disini akan dikenalkan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pekerjaan batu
baik itu material utama maupun material dari bahan perekat batu tersebut.
Bata merah
Terdiri dari 2 macam yaitu:
1. Bata merah
Bata merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini
2. Super bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama dengan
bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir
halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya super bata
mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat
tidak penuh, tapi berlobang sehingga dapat menghemat bahan baku dan
menghasilkan ikatan yang kuat dengan mortar. Karena Super bata mempunyai
permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran
lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat
pemasangannya yang artisrik.
3. Batu cetak
Batu cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat kita,
terbuat dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang
dapat kita ambil dari pemakaian batu cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1
m2 dinding lebih sedikit jumlah batu yang diperlukan, dan juga mengurangi
keperluan mortar sampai 30 – 50 %. Berat pasangan jauh lebih ringan dari
konstruksi bata merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi
pondasi yang tidak terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang
beraneka macam, sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah
diplester karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan
4. Batako press.
Batako press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen, pencetakannya
dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan juga untuk
isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester lagi,
kecuali bagian dalam dinding.
Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak kurang lebih 6000 tahun
yang lalu (jaman Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir,
Roma, Eropa, Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan majapahit dan sriwijaya).
Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata menggunakan bata
merah yang dihasilkan oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya
rendah serta memiliki daya serap air yang tinggi. Pembuatan bata merah mutu
tinggi dihasilkan oleh industri besar di buat setelah tahun 1970 (pelita), yaitu bata
bentuk pegal, berlubang atau berongga dan berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis
ini jauh lebih mahal dibanding dengan bata industri kecil (4 s/d 7 kali lipat), maka
untuk kontruksi pasangan bata yang umum (dinding rumah tinggal biasa dan
sejenisnya) dipakai hasil industri kecil, meski mutunya kurang lebih 1/3 sampai ½
dari bata mutu tinggi.
Berbagai jenis bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut
didinding bangunan, tetapi bata merupakan salah satu jenis bahan untuk
pemasangan didnding yang banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :
bahan pengikat
pasir
Pasir pasangan
pasir ini digunakan untuk pekerjaan plesteran ataupun pasangan.
Semen
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat
membatu jika terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu seneb harus
disimpan ditempat atau didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi pengerasan.
Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih, yaitu air yang
tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi. Hal ini dapat mengurangi
kekerasan pasangan.
Semen Portland
- Bahan dasarnya adalah campuran antara batu kapur dan tanah liat
Kapur padam
Pozolan
2. Bahan Pengisi
3. Air
Air yang digunakan untuk pengadukan mortar harus air yang bersih,
yaitu air yang tidak mengandung minyak, alkali, garam dan zat besi.
Hal ini dapat mengurangi kekerasan pasangan.
B. Tujuan khusus
Mengetahui bentuk-bentuk ikatan pasangan bata ( masonry bonds )
Mengetahui jenis ukuran bata dan penggunannya sesuai jenis ikatan
pasangannya
Mengetahui langkah kerja pemasangan ikatan tenbok dengan benar
Mengetahui perbandingan adukan dan cara pencampuran yang benar
Mengetahui tebal ukuran siar dengan tepat
Mengetahui teknik pelaksanaan pemasangan dinding dengan tebal ½ bata
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
Dapat membuat pelaksanaan pekerjaan batu bata dengan lurus dan rata
Dapat memecahkan permasalahan dan persoalan yang timbul di dalam
pelaksanaan praktek kerja batu
D. Analisa Bahan
Dalam menganalisa kebutuhan bahan pada pengerjaan pasangan bata yang harus
di perhitungkan yaitu:
Kebutuhan jumlah pasangan bata yang dipergunakan dalam pasangan
Kebutuhan jumlah tiap bahan pencampuran untuk membuat adukan / spesi
Diketahui :
Panjang pasangan = 4 bata
Tinggi pasangan = 5 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Ps = 0,675 x 10 = 6,75 +
Jumlah = 7,51
Jumlah bahan:
E. Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari
bidang pekerjan.
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
3. Aduk semen dengan pasir dengan volume yang sudah dihitung dan air
secukupnya
4. Sebelum bekerja, lokasi dan bata disiram terlebih dahulu supaya tidak
menyerap air semen
5. Pasang bata kepala diantara pasangan yang akan dikerjakan dan cek
kedatarannya mengunakan waterpass dan jidar
6. Kemudian hubungkan antara bata bantu 1 dengan bata bantu 2 dengan
menggunakan zidar kemudian di atas zidar letakkan waterpass untuk
mendatarkannya.Dan apabila bata bantu tersebut belum datar apakah itu
terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, maka yang perlu di rubah dengan
menambah atau mengurangi siar pada salah satu bata bantu tersebut.
Jidar Waterpass
arah dorongan
F. GAMBAR KERJA
A. Teori
Pasangan siku-siku dinding ½ dan 1 bata adalah pasangan bata yang
terdiri dari 2 buah dinding yang saling ketemu dan membentuk sudut 900 dengan
ketebalan dinding yang satu ½ bata dan yang satunya lagi dinding 1 bata.
B. Tujuan khusus
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya sebagai berikut :
F. Gambar kerja
Mahasisw dapat memasang pertemuan dau dinding ½ bata dengan cara dan
teknik yang benar.
Diketahui :
Panjang pasangan dinding A = 4,5 bata
Panjang pasangan dinding B = 2,5 bata
Tinggi pasangan = 5 bata
Perbandingan bahan = 1 Pc : 10 Ps
Tebal siar = 1 cm
Ukuran bata = 5 cm x 10 cm x 20 cm
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
Ditanya :
Kebutuhan bata
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Dinding B
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding A
Panjang pasangan = (4,5 x 0,20) + (4 x 0,01)
= 0,90 m + 0,04 m
= 0,94 m
Tinggi pasangan = (5 x 0,05) + (5 x 0,01)
= 0,25 m + 0,05 m
= 0,30 m
Luas dinding A = panjang x tinggi pasangan
= 0,94 m x 0,30 m
= 0,2820 m2
Luas dinding B
Panjang pasangan = (2,5 x 0,20) + (2 x 0,01)
= 0,50 m + 0,02 m
= 0,52 m
Tinggi pasangan = 0,30 m
Luas dinding B = panjang x tinggi pasangan
= 0,52 m x 0,30 m
= 0,1560 m2
E. Langkah Kerja
Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
bata awal
line bobbyn
plat siku
benang
A. Teori
Pasangan keramik lantai adalah pasangan dari beberapa buah keramik
yang disusun sedemikian rupa hingga membentuk sebidang lantai
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa terampil dalam memasang pasangan keramik
Mahasiswa dapat berkreasi pada pasangan keramik
Mahasiswa dapat memecahkan masalah yang ditemui pada pasangan
keramik
Mengetahui langkah kerja pemasangan keramik dengan benar
mengetahui, mengenal serta dapat mempergunakan alat sebagaimana
fungsunya
D. Analisa Bahan
Diketahui :
Ukuran keramik = 20 cm x 20 cm x 0,5 cm
Luas pemasangan lantai = 80 cm x 80 cm
Tebal lantai = 2 cm
Ditanya :
Kebutuhan keramik
Kebutuhan spesi
Penyelesaian :
Perhitungan kebutuhan keramik
Luas lantai = panjang x lebar pemasangan
= 0,80 m x 0,80 m
= 0,64 m2
Luas keramik = sisi x sisi
= 0,20 m x 0,20 m
= 0,04 m2
E. Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan, letakan didekat
tempat atau lokasi pemasangan dengan jarak kira-kira 70 – 80 cm dari
bidang pekerjan
2. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan analisa perhitungan
F. Gambar kerja
A. Dasar Teori
Rollagh adalah pasangan bata yang dipasang bata berdiri. Motif
pemasangan rollag dapat berbentuk setengah lingkaran, gothic atau cengkeh.
Bentuk lain dapat dibuat sesuai kreasi kita. Syarat pasangan rollag adalah bagian
tengah atu pada as pasangan harus berupa bata hindari berupa siar
B. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat membuat rollagh dengan cara dan teknik perletakan bata
yang benar.
79,5 cm
80 cm
Perhitungan kebutuhan bata
Luas dinding utuh = panjang x tinggi pasangan
= 2,465 m x 0,795 m
= 1,9597 m2
Luas mal
Luas ½ lingkaran = ½ πr2
= ½ x 3,14 x (0,40)2 m
= 0,2512 m2
Luas persegi panjang = panjang x tinggi pasangan
= 0,80 m x [(2 x 0,05 m) + (3 x 0,01 m)]
= 0,80 m x ( 0,10 m + 0,03 m)
= 0,80 m x 0,13 m
= 0,104 m2
Luas mal = Luas ½ lingkaran + Luas persegi panjang
= 0,2512 m2 + 0,104 m2
= 0,3552 m2
Luas pasangan bata = Luas dinding utuh – Luas mal
= 1,9597 m2 – 0,3552 m2
= 1,6045 m2
Luas segmen = (0,20 + 0,01) x (0,05 +0,01)
= 0,21 m x 0,06 m
= 0,0126 m2
E. Langkah kerja
Adapun langkah kerjanya, sebagai berikut:
5. Pasang 2 buah bata awal dengan bentang sesuai dengan diameter mal,
yaitu 80 cm.
terlebih dahulu dilapisis dengan plastik agar pekerjaan lebih rapi serta
peletakkan mal. Hal ini bertujuan agar mal mudah dilepas saat pekerjaan
telah selesai.
7. Pasang sebuah bata awal di sebelah kiri dan kanan mal di luar batas ukuran
waterpass.
9. Bila sudah datar, pasang line bobbyn yang telah dipasangi benang di ujung
10. Lakukan pemasangan bata lapis 1 sesuai dengan cara dan teknik yang telah
12. Lakukan pemasangan lapis kedua yang dimulai dari bata setengah.
13. Bila lapis kedua telah selesai dan sudah dicek kedatarannya, lakukan
14. Pada lapis ketiga kita harus menaikkan ukuran siar pada bata yang didekat
pinggir mal. Hal ini bertujuan agar hasil pasangan bata mengikuti bentuk
lengkung mal.
lingkaran tadi dengan cara menarik kayu yang telah diselipkan tadi.
A. KESIMPULAN
1.
Siar tegak antara lapisan 1 dan lapisan 2 tidak boleh bertemu
2.
Ukuran siar biasanya 0,8 s/d 1,2 / 0,1 s/d 1,5 cm
3.
Pada saat memasang. Pasangan harus tegak dan datar
4.
Untuk mengecek kedataran dan ketegakan, kita dapat menggunakan
waterpass
5.
Untuk mengecek kesikuan kita dapat menggunakan plat siku
6.
Adukan semen harus sesuai standar, karena apa bila tidak sesuai standar
pencampuran pasangan bata akan tidak kuat dan mudah roboh
7.
Ada beberapa potongan bata. Antara lain bata ½ ,bata ¾ dan bata 1
8.
Ada beberapa pemasangan dinding bata. Antara lain pasangan dinding ½
bata, pasangan pertemuan 2 dinding sudut ½ dan satu bata, Pasangan
persilangan dua dinding ½ bata dengan pertemuan 1 bata, serta membuar
rollag dan pilaster
9.
Bahan pengikat spesi antara lain pasir, semen dan air
10.
70 % komposisi dalam suatu pasangan terdiri dari bata
B. SARAN
1. Sebaiknya kualitas dari bata ditingkatkan lagi. Karena bata yang kami
pergunakan tidak memiliki rongga untuk memasukan bahan pengikat
(spesi).