Bata
Alat
1.Sendok spesi
Sendok spesi adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi batu /
masonry.Alat ini berfungsi untuk memasang tembok batu bata, batu kali, dan lain
– lainnya, (yakni untuk mengambil spesi / mortar dan juga untuk memotong batu
bata). Daun sendok spesi terbuat dari pelat baja tipis yang bermutu baik, sedang
tangkai (pegangannya) terbuat dari kayu yang kenyal dan padat.
2. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur panjang, tinggi,
tebal suatu benda kerja. Biasanya meteran ini terbuat
dari seng plat yang dibentuk gulungan.
3. Waterpass
Waterpass adalah alat yang terbuat dari aluminium
yang dilengkapi dengann kotak nivo, yaitu sebuah
tabung kaca yang diisi dengan zat cair yang tidak
penuh, sehingga didalamnya terdapat gelembung
udara, yang dinamakan dengan “libel”. Pada
umumnya waterpass mempunyai 3 (tiga) tabung nivo,
yang terutama adalah untuk mengukur horizontal,
vertical, dan kemiringan 45˚ / pada kedua ujung
bagian bawah waterpass dilapisi pelat tembaga agar
supaya tidak cepat aus.
5. Gerobak dorong
Plat ini terbuat dari plat besi atau baja dengan membentuk sudut 900
dan dilengkapi dengan garsis-garis ukuran dalam cm.
7. Palu
Sekop berguna untuk mengambil bahan - bahan spesi, mengaduk spesi dan juga
untuk menbuat lubang pandasi dan untuk keperluan yang semacam itu. Daun
sekop terbuat dari pelat baja tipis yang bertangkai panjang dan lurus yang terbuat
dari kayu keras dan padat, yang pada ujungnya terdapat suatu pegangan berbentuk
lubang atau siku.
10. Ember
9. Cangkul
Batu kali atau batu pecah adalah suatu bahan yang biasa digunakan untuk
pembuatan pondasi setempat yang diikat oleh campuran semen dengan pasir
atau mortar.
2. Batu bata
Batu bata adalah suatu bahan yang dibuat dari tanah liat tanpa campuran bahan
lainnya, kemudian dicetak dalam ukuran tertentu yang berbentuk balok yang
dikeraskan melalui pembakaran, sehingga tidak hancur kembali saat direndam
dengan air. Adapun standar ukuran batu bata di Indonesia pada umumnya adalah :
52 mm x 115 mm x 240 mm
30m x 110 mm x 230 mm
3.Pasir
Semen adalah bahan pengikat utama, yaitu dalam adukan mempuyai sifat
membeku jika dicampur dengan air.
5. Kapur
3.Rendamlah bata yang akan digunakan sehingga bata tidak menghisap air spesi jika di pasang.
7.Rentangkan benang pada 2 buah profil tersebut sesuai dengan tebal bata ditambah spesi yaitu 5+2 (7 cm)
tandai dengan paku.
8.Pasang adukan setebal kira – kira 2 cm dan mulailah memasang lapisan 1 mulai dari ujung.
9.Pasanglah bata dengan bentuk sedemikilan rupa sehingga bata memiliki ikatan dengan bata yang lain.
10.Setelah lapisan 1 selesai lanjutkan dengan lapisan 2 sampai lapisan seterusnya sehingga mencapai
ketinggian 1 meter.
13.Lalu bersihkan alat dan lokasi kerja setelah selesai melakukan pekerjaan pasangan bata.
Penyebab :
Pada saat pemasangan bata/celcon, tukang tidak memasang jidar (acuan), atau
memasang jidar namun tidak mengecek kembali vertikalitas jidar dengan
menggunakan LOD. Atau tukang memasang jidar namu material yang digunakan
sebagai Jidar tidak memenuhi kriteria (yang disarankan adalah Jidar Aluminium)
seperti kaso atau B nol film yang sudah dibelah namun tidak diserut kembali agar
lurus, besi hollow atau lain sebagainya yang mudah berdeformasi.
Perbaikan :
Jika dinding belum terlalu miring, maka dapat dilakukan langkah ciping
ketika akan melakukan plesteran. Namun perlu diperhatikan ketebalan
dinding setelah proses ciping tadi. Jika menjadi terlalu tipis makan dinding
harus dibongkar dan dipasang kembali. Langkah ini harus segera diambil
karena jika proses ini diabaikan maka hasil akhir dari pekerjaan di
belakangnya (plester dan aci) akan tidak memenuhi standar.
Pencegahan :
Ketika ada air hujan yang jatuh dari atap dan menimpa fondasi atau area di sekitar fondasi, air hujan
ini secara bertahap dapat mengikis lapisan semen antara batu bata, sehingga membuat jarak antar
batu bata semakin longgar dan kurang rekat. Susunan batu bata yang longgar dapat juga terjadi
ketika balok kayu dan balok silang menjadi lapuk karena terkena air hujan atau dimakan rayap.
Untuk memperbaiki fondasi batu bata yang longgar, sebaiknya kikis semua lapisan mortir atau
semen, lalu lakukan tuck-point pada batu bata tersebut dengan menambahkan mortir yang baru. Jika
ada batu bata yang lepas, hilang, atau sudah tidak utuh, segera ganti batu bata tersebut dengan yang
baru.
Batu bata yang menyembul keluar permukaan tanah/lantai
Batu bata yang menyembul atau terangkat keluar hingga menembus lantai atau permukaan tanah
biasanya merupakan akibat dari batu bata yang tidak melekat dengan baik antara satu dengan yang
lain. Masalah ini dapat menyebabkan kerusakan fondasi yang lebih parah dalam waktu singkat.
Tonjolan batu bata ini akan diperparah seiring dengan adanya air, embun, atau lumut yang tumbuh
dan terjebak di antara batu bata.
Di samping itu, atap dan konstruksi bangunan juga berpengaruh pada masalah ini, di mana atap
yang miring atau tidak seimbang di satu sisi, akan menyebabkan fondasi batu bata di sisi yang lain
menjadi sedikit terangkat dan menyembul keluar. Solusi untuk masalah ini adalah dengan
melakukan tuck-pointing, menambahkan semen, di antara batu bata, atau membangun kembali
fondasi yang lebih utuh.
Fondasi batu bata retak
Retakan dengan lebar sekitar 2 – 3 cm harus segera diidentifikasi agar retakan ini tidak
menjalar hingga lebih besar. Jika lebar retakan sudah mencapai 5 – 10 cm, atau bahkan di atas
10 cm, hal ini menandakan keretakan yang cukup parah pada fondasi batu bata. Guna
memperbaiki dan menstabilkan fondasi batu bata, diperlukan penggantian batu bata yang retak
dan semen yang baru.
Permukaan fondasi batu bata rusak
Sandblasting dan pembersihan dengan air bertekanan tinggi (high-
pressure water cleaning) dapat merusak permukaan batu bata yang rapuh
bahkan juga dapat mempengaruhi stabilitas fondasi batu bata ini.
Beberapa batu bata berkualitas baik mempunyai permukaan eksterior
yang cukup keras yang dihasilkan selama proses pembakaran awal batu
bata ini. Permukaan yang keras dimaksudkan untuk melindungi material
yang lembut di dalamnya.
Namun apabila permukaan batu bata yang keras ini terkikis oleh metode
pembersihan yang abrasif dengan menggunakan air bertekanan tinggi,
bukan tak mungkin perlahan fondasi batu bata akan semakin rusak. Batu
bata yang rusak menyerap air dan air tersebut akan terperangkap di
dalam, hingga menyebabkan keretakan cukup parah. Untuk itu, usahakan
untuk menghindari sandblasting atau metode pembersihan lainnya yang
sangat kasar. Disarankan untuk membersihkan fondasi dengan air
bertekanan sedang atau lemah. Kemudian, cek fondasi secara berkala
untuk melihat jika ada indikasi permukaan fondasi yang terkikis.
Perbaikan yang belum sempurna