Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KONSTRUKSI BANGUNAN

Disusun Oleh:
Dimas Ari Perdana (21113004)
Drajad Ulunggono (21113005)
Dwi Setyodini (21113006)
Eva Julia Kressa Habibie (21113008)
Idhom Roziki (21113009)

PRODI TEKNIK SIPIL (SEMESTER 2)


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq,dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “ Praktikum Konstruksi Bangunan” tepat pada
waktunya. Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tugas praktikum konsbang dan untuk
memberikan informasi dan pengetahuan terutama pada para pembaca. Semoga dapat menjadi
wawasan yang bermanfaat dalam pekerjaan dilapangan.
Dengan telah selesainya penyusunan laporan ini, kami menyampaikan terima kasih
kepada para instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan materi pada saat di lapangan
maupun saat pengarahan teori di kelas. Terima kasih juga kami sampaikan kepada para penulis
buku yang kami gunakan sebagai sumber penulisan, serta semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan perlu perbaikan. Oleh
karena itu, kami mohon saran dan kritik dari para instruktur maupun pembaca pada umumnya.

Tuban, 29 Juli 2022

Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dewasa ini zaman mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin maju. Sejak
dahulu pun sudah ada pembangunan atau adanya konstruksi bangunan yang menggunakan ilmu
kerja batu. Di zaman sekarang ini sudah tidak bisa lepas dari masyarakat dan banyak mengalami
kemajuan. Oleh karena itu, sekarang ini banyak sekali diperlukan seseorang yang terampil dan
professional untuk kerja batu. Maka para mahasiswa harus dilatih dan diajarkan untuk menjadi
seorang engineer sipil yang professional dan handal dengan melalui praktek-praktek dibengkel.
Tujuannya yaitu untuk melatih keterampilan para mahasiswa dalam praktek kerja batu,
khususnya dalam merencanakan suatu konstruksi bangunan.
1.2. TUJUAN
Tujuan praktek kerja batu antara lain sebagai berikut :
Menguasai teknik kerja batu.
Menjadikan individu yang terampil dan memberi pengajaran tentang carakerja di lapangan.
Mengetahui cara menggunakan alat dengan baik dan benar atau sesuai denganfungsinya.
Mengetahui kemampuan para mahasiswa dalam bekerja di lapangan.
Mengetahui pentingnya keselamatan kerja.
1.3. MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek kerja batu antaralain :
• Mengetahui cara membuat konstruksi bangunan yang baik dan benar
• Mengetahui cara pasang rollag, pasangan 1/2 bata, pasangan pilar, plesteran,acian, pasang
keramik dinding dan keramik lantai
• Mempunyai wawasan dasar untuk menggunakan peralatan kerja batu.
• Mempunyai wawasan dasar kerja batu untuk di lapangan.
• Mengetahui cara yang benar dalam memilih bahan bangunan yang bagusdan berkualitas
1.4. METODE
Metode yang digunakan dalam praktek kerja batu kali ini menggunakan metode manual
yaitu bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan kitadalam pemasangan batu bata,
plester, dan keramik secara manual dengan baik dan benar,sehingga kita dapat mengerjakan
dengan baik di lapangan asal dengan pencampuran material yang benar dan sesuai.
BAB II
DASAR TEORI

Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan. Pada umumnya
telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu bangunan terutama dalam bangunan
gedung. Dikenal beberapa macam jenis pekerjaan, antara lain :
1. Batu
2. Beton
3. Besi
4. Kayu, dll

Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan bahan dari batu
atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu, misalnya:
1. Pengukuran
2. Pasangan
3. Finishing

Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja. Pengertian
dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat menjaga keselamatan
kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakankerja. Perlangkapan yang dapat
digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja antaralain :
1. Helm, digunakan untuk melindungi kepala dari runtuhan atau rontokanbenda pada
waktu bekerja.
2. Sepatu boot, digunakan untuk melindungi kaki dari paku atau benda-bendatajam
lainnya.
3. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari bahan semen ataukapur
4. Masker, digunakan untuk menutup hidung dari debu atau abu pada saatmenuang kapur
ataupun bahan lainnya.
Apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja, kita dapat segera melakukan pertolongan
pertama dengan P3K dan melaporkan kejadian pada instruktur, pelaksana ataupun mandor pada
saat berada di lapangan.Perlengkapan yang terdapat pada kotak P3K antara lain :
1. Obat merah
2. Perban
3. Alkohol
4. Kapas, dll.

Apabila terjadi kebakaran di tempat kerja, langkah-langkah yang dapat kitaambil antara
lain :
1. Dengan menggunakan karung basah
2. Dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran
3. Dengan menggunakan pasir

Langkah-langkah di atas bertujuan agar pekerja dapat meminimalkanterjadinya


kecelakaan maupun kebakaran pada saat bekerja. Meskipun demikian, para pekerja tetap dituntut
untuk selalu waspada dan mengutamakan keselamatan kerja.
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN

3.1. PERALATAN
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali peralatan yang
kita gunakan, antara lain adalah :
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu. Banyaksekali macam sendok
spesi, ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang berbentuk oval.
Fungsi : untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata.
2. Sekop
Alat ini terbuat dari plat baja dan diberi tangkai dari kayu.
Fungsi : untuk mengaduk spesi, menggali tanah dan sebagainya.
3. Kotak spesi
Kotak spesi terbuat dari plat besi dan berbentuk trapezium
.Fungsi : untuk meletakkan spesi yang sudah diaduk dan siap dipasang.
4. Waterpass
Terbuat dari aluminium, dalam waterpass terdapat cairan encer yang ada gelembung
udara di dalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak,maka gelembung udara tepat berada
di tengah-tengah.
Fungsi : untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
5. Siku-siku Besi
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku dan dilengkapi
dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm
.Fungsi : Digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan
bata.
6. Ember
Ember ada yang terbuat dari plat baja tipis, dan ada juga yangterbuat dari plastik.
Fungsi : untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan dan lain-lain.
7. Tongkat Ukur
Alat ini terbuat dari kayu empat persegi panjang yang sisinya datar dan lurus.
Fungsi : untuk menentukan panjang pasangan dan juga berguna untuk pembantu
waterpass dalam melevel pasangan.
8. Straight Edge
Terbuat dari kayu yang berbentuk empat persegi panjang.
Fungsi : untuk mendatarkan plesteran.
9.Meteran
Ada yang terbuat dari plat baja tipis dada juga yang terbuat dari kayu yang disebut
meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran dalam millimeter, sentimeter dan inchi.
Fungsi : digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
10.Pensil
Pensil ini biasanya terbuat dari kayu.
Fungsi : digunakan untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalampengukuran.
11.Jointer
Jointer ini terbuat dari besi.
Fungsi: digunakan untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
12. Ruskam kayu dan besi
Ruskam ini terbuat dari kayu atau besi yang diberi tangkai pada belakangnya.
Fungsi : untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan menggosok-gosokkannya pada
plesteran.
13. Ayakan Pasir
Ayakan terbuat dari kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentukempat persegi
panjang.
Fungsi : untuk menyaring pasir, semen, kapur atau bahan lainnya.
3.2. BAHAN-BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata,plesteran dan ubin bermacam-macam,
antara lain :
1. Batu Bata
 Bata terbuat dari :
• Tanah liat
.• Air
.• Kemudian dibakar dengan sekam atau kayu.
 Ciri-ciri bata yang baik :
• Pembakarannya matang / sempurna (paling baik adalah dibakardengan kayu).
• Ukurannya tepat 6x13x27cm atau 5x11x23cm.
• Sudutnya berbentuk siku-siku.
• Mempunyai warna yang seragam.
• Saat dipukul suaranya nyaring.
• Pada saat dihancurkan, nilai kehancurannya minimum.
• Tidak terdapat banyak lubang.
• Permukaan rata, tidak bergelombang.
2. Pasir
 Cara mendapatkan pasir:
Pasir dapat kita peroleh dari sungai ataupun gunung.
 Ciri-ciri pasir yang baik :
• Bersih.• Keras.
• Susunan besar butir harus baik.
• Besar butiran maximum 5 mm.
• Kandungan lumpur / tanah liat max 5 %.
 Cara menentukan mutu pasir yang baik :
• Ambil pasir digenggaman kita kemudian kita lepaskan. Apabilabanyak pasir yang
masih menempel di tangan kita, maka pasir tersebut mengandung banyak lumpur dan
tidak layak digunakan.
• Ambil beberapa contoh pasir, lalu dipanaskan. Apabilamenimbulkan bau yang
menyengat berarti mengandung bahan organik, maka pasir tidak baik.Fungsi pasir adalah
sebagai bahan pengisi
3. Semen
 Bahan dasar semen :
• CaO (60-70%)
• SiO2 (20-30%)
• Al2O3 (5-10%)
• Fe2O3 (5-10%)
 Fungsi semen adalah sebagai bahan pengikat atau perekat
 Sifat-sifat semen :
 Mudah mengeras bila terkena udara lembab / air
 Mudah dikerjakan (work ability)
 Kuat (strength)
 Ciri-ciri semen yang baik :
• Tidak menggumpal / tidak membatu / tidak mengeras
• Kering serta kantong sak tidak rusak
• Butiran masih halus
 Cara menentukan mutu semen :
• Periksa kantong-kantong semen apakah kemasan masih utuh dan baik.
• Periksa isinya apakah masih halus atau sudah menggumpal
• Bila semen telah berumur lebih dari 3 bulan, mutunya harusdiperiksa dengan
cara buat lempengan kue adukan semen, setelahlempengan kue adukan berumur
24 jam lalu direbus selama 3 jam.Bila lempengan kue tersebut tidak retak maka
semen masih bagus dan bisa digunakan.
4. Kapur
 Cara memperoleh kapur :
Dapat kita peroleh dari gunung kapur
 Fungsi kapur :
• Sebagai bahan pengikat
• Memudahkan pekerjaan
• Memperlambat proses pengerasan semen
• Mengurangi penyusutan air
 Ciri-ciri kapur yang baik :
• Harus terpadamkan dengan baik
• Membentuk tepung halus
• Dalam keadaan kering kadar air <10%• Kadar bagian yang aktif tidak kurang
dari 90%
• Butiran kasar <5%
5. Air
 Fungsi air adalah untuk menghomogenkan bahan untuk pembuatan spesi.
 Air yang baik digunakan :
• Air bersih
• Tidak berwarna
• Tidak berbau
• Bukan air laut (mengandung garam), karena dapat mengurangikekuatan ikatan
bata.
• Tidak berasa
BAB IV
PEMASANGAN

4.1. PEMBUATAN SPESI


Langkah-langkah pembuatan spesi adalah sebagai berikut :
1. Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu.
2. Ukurlah pasir dan kapur dengan perbandingan 1 : 4
3. Kemudian masukkan satu persatu bahan tersebut ke dalam tempat pembuatanspesi.
4. Kemudian tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental(plastis).
5. Aduk dengan cangkul atau sekop sampai merata.
6. Kemudian pindahkan ke bak spesi dan siap digunakan.

4.2. PEMASANGAN BATA


Langkah kerja
1. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan simpan di tempat yang aman.
2. Siapkan dan bersihkan tempat kerja dari debu-debu yang ada.
3. Siapkan bahan secukupnya dan simpan di dekat lokasi pekerjaan.
4. Membuat adukan mortar dengan perbandingan 1Pc : 10Ps.
5. Pasang bata awal di sisi kanan dan kiri di luar ukuran panjang dinding pertama dan cek
kedataran masing-masing dan antar bata dengan menggunakan waterpass.
6. Pasang bata awal di sisi atas dan bawah di luar ukuran
7. Cek kesikuan dari masing-masing sudut pertemuan benang dengan menggunakan plat siku.
8. Jika sudah datar dan siku, hamparkan adukan spesi dan lakukan pemasangan bata pada lapisan
pertama sesuai dengan teknik pemasangan bata yang telah
dijelaskan pada job 1 sebelumnya.
9. Setelah lapisan pertama selesai, cek kedatarannya dengan menggunakan waterpass.
10. Kemudian lanjutkan pemasangan bata lapisan kedua sesuai dengan teknik pemasangan bata
lapisan
kedua yang telah dijelaskan pada job 1 sebelumnya.
11. Setelah lapisan kedua telah selesai, cek kedatarannya dengan menggunakan waterpass. Dan
lanjutkan dengan pemasangan bata lapisan ketiga sesuai dengan teknik pemasangan bata lapisan
pertama.
12. Begitu seterusnya untuk lapisan-lapisan berikutnya lagi sampai selesai 7 lapis bata.
13. Setelah selesai, tutup ruang antar bata dengan menempelkan adukan spesi

4.3. PLESTERAN DINDING


Langkah-langkah plesteran dinding adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas,siapkan
Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (sikusiku=> diagonal)
dengan meteran.
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan waterpass
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting selebar 2 - 5
(umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dariplint) hingga setinggi
dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepalaplesteran dari sudut dinding dengan jarak
20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.
4. Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik benang lurus.
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan plesteran(adukan)
dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada permukaan dinding dengan ketebalan lebih
sedikit dari pada kepala plesteran.
6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang
lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1& 3.

4.4. PEMASANGAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING


Cara pemasangan keramik lantai dan dinding :
a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untukmenghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air.
c. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga /dinding yang ada.
Pemasangan keramik lantai atau dinding dimulai dari tulangan ini.
d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih dahulu.
e. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
f. Adukan semen untuk pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun
dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang terpasang.Perbandingan adukan dan
ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah:
- Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 - 4 cm
- Untuk dinding, Semen : Pasir = 1:4, dengan ketebalan rata-rata : 2,0 cm
g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm, dengancampuran
pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada dipasaran.30Bagi area yang luas
dianjurkan untuk diberi expansion joint.
h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mempertimbangkan
desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.
i. Bersihkan segera bekas adukan/grout dari permukaan keramik, dapat digunakanbahan
pembersih yang ada dipasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5%, setelahitu segera
bersihkan dengan air bersih.
j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaranpada
temperatur tinggi,dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran,untuk ini periksa dan pastikan
keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang
sama.
Berikut adalah gambar pekerjaan yang akan dilakukan :
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam suatu konstruksi
bangunan. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benarsangat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas mutu bangunan tersebut.
Kesimpulan yang di dapat dari laporan ini antara lain :
1. Keselamatan kerja harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.
2. Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhkan ketelitian dan kesabaran
yang tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
3. Pada saat pemasangan harus dilkukan dengan hati-hati agar hasilnya sesuai dengan
yang kita inginkan
4. Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai yang diberikan oleh
instruktur.
5. Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini perlu
kesabaran yang penuh.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
• Adukan baru jangan tercampur dengan adukan lama atau bahan-bahan sisa yang sudah
tidak aktif.
• Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
• Air yang digunkan harus bersih.
• Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah.
• Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk-ketuk lagi.
• Pemasangan spesi yang baik adalah 10mm.
• Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan air.
• Untuk menghilangkan debu pada bata dan mengatur peresapan air adukan,bata
direndam dalam air sampai gelembung udara hilang (2-5 menit)
• Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan/dipakai,jangan melebihi
2,5 jam dan harus dilakukan pengadukan ulang selamamasa pelaksanaan untuk
menjaga homogenitas.
• Cara pengamanan bahan, yaitu :
a. Menyimpan pasir jangan di tempat becek atau dapat tercampur dengan daun-
daun atau kotoran lainnya.
b. Penyimpanan semen tidak boleh melebihi 2 bulan dan harus disimpanpada
tempat yang kering.
c. Penyimpanan kapur harus disimpan pada tempat yang kering.
d. Bata/batako tidak boleh langsung diletakkan pada permukaan tanah dan
tempatkan pada tempat yang tidak terlalu kering ataupun terlalu lembab.
5.2. SARAN
Dalam pemasangan batu bata yang baik dibutuhkan ketelitian,kejelihan dan kesabaran
karena dengan itu kita dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasilyang maksimal sesuai
yang kita inginkan. Begitu pula dalam pemilihan bahanbangunan, kita harus mengetahui ciri –
ciri bahan bangunan yang baik dan berkualitas.Serta dalam menentukan takaran campuran spesi
harus dengan perbandingan yang sesuai dengan perencanaan,bahan kapur dan pasir harus bersih
dan berkualitas.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai