Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTEK KERJA

BATU

Disusun oleh :
AWWALAN BIMASONO
1 TS 3
NIM. 2131310069

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau pembimbing yang
telah memberikan persetujuan atas laporan praktek kerja batu yang disusun oleh :

Nama : AWWALAN BIMASONO


NIM : 2131310069
Kelas : 1 TS 3

Malang, 09 November 2021


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

MOH. CHARITS, ST.


NIP. 19610331 199003 1 001

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “Praktek Kerja
Batu” tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tugas
praktek kerja batu dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan terutama
pada para pembaca. Semoga dapat menjadi wawasan yang bermanfaat dalam
pekerjaan di lapangan.

Dengan telah selesainya penyusunan laporan ini, penulis menyampaikan


terima kasih kepada para instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan
materi pada saat di bengkel maupun saat pengarahan teori di kelas. Terima kasih
juga kami sampaikan kepada para penulis buku yang kami gunakan sebagai
sumber penulisan, serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan perlu
perbaikan. Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritik dari para instruktur
maupun pembaca pada umumnya.

Malang, 09 November 2021

Penulis.

2
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..........................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................2
Daftar Isi...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang...........................................................................4
I.2. Tujuan.........................................................................................4
I.3. Manfaat.......................................................................................5
I.4. Batasan Masalah ........................................................................5
I.5. Metode........................................................................................6
BAB II DASAR TEORI................................................................................7
BAB III PERALATAN DAN BAHAN
III.1. Peralatan..................................................................................9
III.2. Bahan-bahan............................................................................12
BAB IV PEMASANGAN
IV.1. Pembuatan Spesi......................................................................17
IV.2. Pemasangan Bata.....................................................................17
BAB V PERHITUNGAN BAHAN.................................................................21
BAB VI PENUTUP
VI.1. Kesimpulan..............................................................................22
VI.2. Saran........................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Di zaman yang sekarang ini sudah banyak mengalami perubahan dan
perkembangan yang semakin maju. Sejak dahulu pun sudah ada pembangunan
atau adanya konstruksi bangunan yang menggunakan ilmu kerja batu. Di zaman
sekarang ini sudah tidak bisa lepas dari masyarakat dan banyak mengalami
kemajuan. Oleh karena itu, sekarang ini banyak sekali dibutuhkan seseorang yang
terampil dan professional untuk kerja batu. Maka para mahasiswa harus dilatih
dan diajarkan untuk menjadi seorang engineer sipil yang profesional dan handal
dengan melalui praktek-praktek di bengkel. Tujuannya yaitu untuk melatih
keterampilan para mahasiswa dalam praktek kerja batu, khususnya dalam
merencanakan suatu konstruksi bangunan.

I.2. TUJUAN
Tujuan praktek kerja batu antara lain sebagai berikut :
 Memahami teori pemasangan batu bata
 Meningkatkan keterampilan setiap individu dan handal dalam pemecahan
masalah konstruksi
 Memahami cara menggunakan alat dan dapat mengoperasikannya dengan
baik
 Mengetahui kemampuan para mahasiswa dalam bekerja di lapangan.
 Mengetahui pentingnya keselamatan kerja.

4
I.3. MANFAAT
Banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh dari praktek kerja batu
antara lain :
 Mengetahui cara membuat konstruksi bangunan yang baik dan benar
 Mengetahui cara pasang batu bata yang baik dan benar
 Mempunyai wawasan dasar untuk menggunakan peralatan kerja batu.
 Mempunyai wawasan dasar kerja batu untuk di lapangan.
 Mengetahui cara yang benar dalam memilih bahan bangunan yang bagus
dan berkualitas

I.4. BATASAN MASALAH


1. Pelaku
Pelaku tidak boleh sembarang orang, harus orang yang ahli.
2. Bahan
Bahan yang digunakan harus sesuai ketentuan yang ada.
3. Lokasi Perencanaan Kerjaan
Suatu pekerjaan harus sesuai dengan rencana atau lokasi pekerjaan
4. Keselamatan Kerja
Hal ini bisa dipelajari melalu pengalaman-pengalaman yang pernah
dialami maupun diperoleh oleh pelaku.
5. Kebersihan Lokasi Kerja
Kebersihan adalah Sebagian dari iman, maka wajib bagai pekerja untuk
membersihkan lokasi sebelum main sesudah bekerja agar tidak terjadi hal
hal yang tidak diinginkan.

5
I.5. METODE

Metode yang digunakan dalam praktek kerja batu kali ini adalah metode
manual yaitu menggunakan tenaga manusia yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan kita dalam pemasangan batu bata dengan bahan dan
material yang sesuai standar pemasangan sehingga mebuahkan hasil yang
maksimal.

6
BAB II
DASAR TEORI

Praktek batu adalah sebagian pelaksanaan dari suatu pekerjaan bangunan.


Pasa umumnya telah diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan suatu
bangunan terutama dalam bangunan gedung. Dikenal beberapa macam jenis
pekerjaan, antara lain :
1. Batu
2. Beton
3. Besi
4. Kayu, dll

Pekerjaan batu meliputi semua kegiatan pekerjaan yang menggunakan


bahan dari batu atau semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan batu,
misalnya :
1. Pengukuran
2. Pasangan
3. Finishing

Teori yang digunakan dalam kerja bengkel adalah teori keselamatan kerja.
Pengertian dari keselamatan kerja itu sendiri adalah tata cara bagaimana kita dapat
menjaga keselamatan kerja diri maupun berkelompok pada saat melaksanakan
kerja.
Perlangkapan yang dapat digunakan untuk melindungi diri pada saat bekerja
antara lain :
1. Helm proyek/helm kerja, digunakan untuk melindungi kepala dari
runtuhan atau rontokan benda pada waktu bekerja.

7
2. Sepatu safety, digunakan untuk melindungi kaki dari paku atau benda-
benda tajam lainnya.
3. Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan agar tidak tergores
dari bahan batu, semen atau kapur
4. Masker, digunakan untuk menutup hidung dari debu atau abu pada saat
menuang pasir ataupun bahan lainnya.

Apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja, kita dapat segera melakukan
pertolongan pertama dengan P3K dan melaporkan kejadian pada instruktur,
pelaksana ataupun mandor pada saat berada di lapangan.
Perlengkapan yang terdapat pada kotak P3K antara lain :
1. Obat merah
2. Perban
3. Alkohol
4. Kapas, dll.

Apabila terjadi kebakaran di tempat kerja, langkah-langkah yang dapat


kita ambil antara lain :
1. Dengan menggunakan karung basah
2. Dengan menggunakan tabung pemadam kebakaran
3. Dengan menggunakan pasir

Langkah-langkah di atas bertujuan agar pekerja dapat meminimalisir


terjadinya kecelakaan maupun kebakaran pada saat bekerja. Meskipun demikian,
para pekerja tetap dituntut untuk selalu berhati-hati dan mengutamakan
keselamatan kerja.

8
BAB III
PERALATAN DAN BAHAN

III.1. PERALATAN
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali
peralatan yang kita gunakan, antara lain adalah :
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu.
Banyak sekali macam sendok spesi, namun saat dilapangan kami
memakai sendok seperti gambar dibawah.
Fungsi : untuk mengambil spesi pada saat pemasangan bata.

(Gambar 1.1 Sendok Spesi)

2. Palu Pahat
Alat ini terdiri dari kepala palu dan ganggang, palu terbuat dari
besi sedangkan ganggangnya terbuat dari kayu.
Fungsi : untuk membelah atau mengikis bata.

(Gambar 1.2 Palu Pahat)

3. Waterpass

9
Alat ini terbuat dari alumunium. Terdapat air berwarna kuning
kehijauan dan terdapat gelembung di dalamnya yang digunakan
sebagai penanda apabila objek yang diukur sejajar.
Fungsi : digunakan untuk mengukur kedataran, ketegakakan, dan
kemiringan benda.

(Gambar 1.3 Waterpass)

4. Line Bobby
Alat ini terdiri dari dua plat besi yang berbentuk segitiga dan di
hubungkan oleh dua benang.
Fungsi : sebagai garis pembantu pemasangan agar bata sejajar.

(Gambar 1.4 Line Bobby)

5. Bak Pengaduk Semen


Biasanya bisa dibuat manual menggunakan kayu, tetapi disini kami
menggunakan bak stanlees.
Fungsi : sebagai tempat adukan/luluhan/spesi

(Gambar 1.5 Bak Pengaduk Semen)

6. Tongkat Ukur
Terbuat dari kayu ataupun besi berbentuk persegi panjang.
Fungsi : membantu waterpas untuk keseimbangan atau kesejajaran
tempat yang di ukur.

10
(Gambar 1.6 Tongkat Ukur)

7. Meteran
Alat ini terbuat dari plastik unruk bagian luarnya, pada bagian
meterannya terbuat dari alumunium aloy. Jika ditarik maka dengan
otomatis menggulung sendiri.
Fungsi : untuk mengukur jarak.

(Gambar 1.7 Meteran)

8. Ember
Alat ini terbuat dari plastis dan pegangannya terbuat dari stanlees.
Fungsi : untuk wadah air.
(Gambar 1.8 Ember)

9. Unting-unting

11
Terbuat dari kuningan, besi ataupun timah. Alat ini berbentuk
kerucut.
Fungsu : sebagai pengganti waterpass vertical yaitu untuk mengukur

(Gambar 1.9 Unting-unting)

III.2. BAHAN-BAHAN
Bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, antara lain :
1. Batu Bata
 Bata terbuat dari :
 Tanah liat.
 Air.
 Kemudian dibakar dengan sekam atau kayu.

 Ciri-ciri bata yang baik :


 Pembakarannya matang / sempurna (paling baik adalah dibakar
dengan kayu).
 Ukurannya tepat 6x13x27cm atau 5x11x23cm.
 Sudutnya berbentuk siku-siku.
 Mempunyai warna yang seragam.
 Saat dipukul suaranya nyaring.
 Pada saat dihancurkan, nilai kehancurannya minimum.
 Tidak terdapat banyak lubang.
 Permukaan rata, tidak bergelombang.

12
 Cara penyimpanan bata yang baik :
 Simpan di tempat yang tidak terlalu lembab ataupun kering.
 Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas terlebih dahulu agar
air pada tanah tidak terserap oleh bata tersebut. Sebab bata
mempunyai daya serap tinggi.
 Bata disusun berselang-seling agar tidak pecah atau retak, dan
penyusunannya juga jangan terlalu tinggi (kira-kira 2 m) ini
bertujuan agar mudah dalam pengambilannya.
 Pada bagian atas sebaiknya juga diberi tutup plastik atau terpal
agar terlindung dari cuaca yang dapatmengurangi mutunya.
2. Pasir
 Cara mendapatkan pasir
Pasir dapat kita peroleh dari sungai ataupun gunung.

 Ciri-ciri pasir yang baik :


 Bersih.
 Keras.
 Susunan besar butir harus baik.
 Besar butiran maximum 5 mm.
 Kandungan lumpur / tanah liat max 5 %.

 Cara menentukan mutu pasir yang baik :


 Ambil pasir digenggaman kita kemudian kita lepaskan. Apabila
banyak pasir yang masih menempel di tangan kita, maka pasir
tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan.
 Ambil beberapa contoh pasir, lalu dipanaskan. Apabila
menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung bahan
organik, maka pasir tidak baik.

 Cara menyimpan pasir :

13
 Pasir sebaiknya diletakkan pada bak khusus. Jika tidak ada kita
dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur
dengan tanah dan diwaktu pengambilannya juga mudah. Supaya
pasir tidak berantakan, maka disamping-sampingnya dapat kita
dampingi dengan bata.

3. Semen
 Bahan dasar semen :
 CaO (60-70%)
 SiO2 (20-30%)
 Al2O3 (5-10%)
 Fe2O3 (5-10%)

 Fungsi semen adalah sebagai bahan pengikat atau perekat


 Sifat-sifat semen :
 Mudah mengeras bila terkena udara lembab / air
 Mudah dikerjakan (work ability)
 Kuat (strength)

 Ciri-ciri semen yang baik :


 Tidak menggumpal / tidak membatu / tidak mengeras
 Kering serta kantong sak tidak rusak
 Butiran masih halus

 Cara menentukan mutu semen :


 Periksa kantong-kantong semen apakah kemasan masih utuh dan
baik.
 Periksa isinya apakh masih halus atau sudah menggumpal
 Bila semen telah berumur lebih dari 3 bulan, mutunya harus
diperiksa dengan cara buat lempengan kue adukan semen, setelah

14
lempengan kue adukan berumur 24 jam lalu direbus selama 3 jam.
Bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen masih bagus
dan bias digunakan.

 Cara menyimpan semen :


Supaya semen tidak mengeras, maka harus disimpan pada ruangan
khusus. Dindingnya dilapisi dengan kertas aspal, serta dipasang lantai
yang tingginya 30 cm dari permukaan tanah agar udara di dalam
ruangan tidak lembab. Sebaiknya semen yang jenisnya berbeda dipisah,
begitu pula dengan semen yang baru dating tidak boleh ditumpuk
dengan semen yang telah lama disimpan.

4. Kapur
 Cara memperoleh kapur :
Dapat kita peroleh dari gunung kapur

 Fungsi kapur :
 Sebagai bahan pengikat
 Memudahkan pekerjaan
 Memperlambat proses pengerasan semen
 Mengurangi penyusutan air

 Ciri-ciri kapur yang baik :


 Harus terpadamkan dengan baik
 Membentuk tepung halus
 Dalam keadaan kering kadar air <10%
 Kadar bagian yang aktif tidak kurang dari 90%
 Butiran kasar <5%

15
 Cara menyimpan kapur :
Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah
terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya lebih tinggi
dari permukaan banjir.

5. Air
 Fungsi air adalah untuk menghomogenkan bahan untuk pembuatan
spesi.
 Air yang baik digunakan :
 Air bersih
 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Bukan air laut (mengandung garam), karena dapat mengurangi
kekuatan ikatan bata.
 Tidak berasa

16
BAB IV
PEMASANGAN

IV.1. PEMBUATAN SPESI


Dikarenakan praktek kali ini tidak memakai semen, melainkan hanya
campuran pasir, kapur dan air, maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
1. Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu.
2. Ukurlah pasir dan kapur dengan perbandingan 1 : 4
3. Kemudian masukkan satu persatu bahan tersebut ke dalam tempat pembuatan
spesi.
4. Kemudian tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental
(plastis).
5. Aduk dengan cangkul atau sekop sampai merata.
6. Kemudian pindahkan ke bak spesi dan siap digunakan.

IV.2. PEMASANGAN
1. batu bata diatas lantai pada kedua ujung (A & B) dengan menggunakan spesi /
adukan / lulu setebal 1cm ± 2cm

(Gambar 2.1)

17
2. Ukur kedataran kedua permukaan pasangan bata dengan menggunakan
tongkat ukur dan waterpas

(Gambar 2.2)

3. Pasang Line-Bobbyn pada kedua ujung pasangan dengan keadaan benang


lurus

(Gambar 2.3)

4. Pasang batu bata dengan adukan selurus dan datar benang dengan siar setebal
1cm

18
(Gambar 2.4)

5. Selanjutnya pasang batu bata hingga pasangan penuh

(Gambar 2.5)

6. Setelah pasangan penuh, Line-Bobbyn dapat dilepas

(Gambar 2.6)

7. Lapisan ke-2 memasang batu bata ukuran ½ batu pada kedua ujungnya dan
diukur tegak lurus kedua sisi dan datar dengan waterpass seperti langkah ke-2

19
(Gambar 2.7)

8. Pastikan bata bagian samping tetap lurus

(Gambar 2.8)

9. Ulangi hal tersebut hingga bata dengan spesi sudah penuh

(Gambar 2.9)

20
BAB V
PERHITUNGAN BAHAN

 Jumlah Bata
Bata yang digunakan untuk kerja praktek lapangan kerja batu adalah bata
lokal MRH dengan ukuran tinggi 5cm, lebar 10cm dan panjang 20cm (5x10x20
cm).
Kerja batu kali ini menghabiskan batu sebanyak :
Dengan menggunakan perhitungan panjang = 122 cm = 1,22 m
tinggi = 33 cm = 0,33 cm
1 m2 = panjang x tinggi
= 1,22 m x 0,33 m
= 0,4026 m2
1 m2 = 36 bata
Jumlah bata dapat dihitung melalui perbandingan :

x 72 = 76 bata

Total bata yang dipergunakan 36 bata dalam praktek kerja batu.

 Jumlah Pasir dan Jumlah Kapur


Dengan perhitungan jumlah spesi atau volume spesi dari dinding tembok
dapat dihitung menggunakan perbandingan yang ada :

21
 Tebal siar
 Lebar siar menurut lebar batu bata
 Panjang siar menurut batu bata
V spesi = tebal x lebar x panjang
= 0,01 m x 0,1 m x 0,20 m = 0.0002 m3

BAB VI
PENUTUP

VI.1. KESIMPULAN
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
suatu konstruksi bangunan. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benar
sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut. Dalam
sistemnya, banyak hal yang harus diperhatikan dan yang paling utama ialah K3,
setidaknya kita menggunakan helm proyek pada saat ada di lapangan kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 Adukan yang baru tidak boleh dicampur dengan adukan lama atau bahan
bahan sisa yang tidak sesuai standar ketentuan
 Gunakan takaran untuk mendapatkan campuran yang homogen (merata).
 Adukan jangan terlalu kering atau terlalu basah dan air harus bersih.
 Bata yang sudah dipasang tidak boleh diketuk-ketuk lagi.
 Setelah penambahan air pada adukan harus segera dihabiskan/dipakai.
Bata/batako tidak boleh langsung diletakkan pada permukaan tanah dan
tempatkan pada tempat yang tidak terlalu kering ataupun terlalu lembab.
 Bak tempat adukan sebaiknya ditutup plastik untuk menjaga penguapan
air.

22
 Untuk menghilangkan debu pada bata dan mengatur peresapan air adukan,
bata direndam dalam air sampai gelembung udara hilang (2-5 menit).

VI.2. SARAN
Untuk pemasangan batu bata diperlukan kesabaran, ketekunan,
keterampilan dan kehati-hatian agar menghasilkan karya kontruksi yang
berkualitas. Dalam pemilihan bahan bangunan juga diperlukan ketelitian agar
mendapatkan bahan yang tidak sembarangan, disaat membuat spesi juga harus
sesuai standar ketentuan yang berlaku. Tentu semuanya bertujuan agar
pembangunan di lapangan sejalan dengan perencanaan sebelumnya.

23

Anda mungkin juga menyukai