Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

KERJA PRAKTIKUM BATU


(MASONRY)

Oleh
Isabella A Widyanti
(1341320098)

Program Studi Manajemen Rekayasa Konstrksi

POLITEKNIK NEGERI MALANG


Tahun Pelajaran 2013/2014

LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau pembimbing yang
memberikan persetujuan atas Laporan Kerja Praktikum Batu yang disusun oleh :

Nama : Isabella A Widyanti


NIM

: 1341320098

Kelas : 1MRK2

Malang, 02 November 2013


Menyetujui,

Instruktur I

Instruktur II

Instruktur II

Suselo

Moh. Charits

Sigit

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga Laporan Kerja Praktikum Batu ini dapat diselesaikan. Saya
ucapkan terima kasih kepada para instruktur dan pembimbing yang telah
mengajarkan cara praktek batu dan teori praktek batu di bengkel maupun dikelas.
Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tugas praktek batu dan untuk memberikan
informasi dan pengetahuan terutama pada para pembaca. Semoga menjadi
pengetahuan yang bermanfaat dalam melaksanakan kerja dilapangan.
Demikian laporan yang saya tulis, saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu saya mohon saran dan kritik yang membangun dari
instruktur maupun pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki dalam pembuatan
laporan berikutnya. Saya ucapkan terima kasih

Malang, 02 November 2013


Penyusun

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ................................................................................................ 2
Kata Pengantar .......................................................................................................... 3
Daftar Isi ..................................................................................................................... 4

Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ................................................................................................. 6
Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
Tujuan Praktek ................................................................................................. 7
Metodelogi Penelitian ....................................................................................... 7

Bab II Dasar Teori


Dasar Teori dan Pengertian ............................................................................. 8

Bab III Peralatan dan Bahan


Peralatan ......................................................................................................... 9
Bahan Bahan .............................................................................................. 11

Bab IV Pemasangan
Tentukan Lokasi Pekerjaan ........................................................................... 15
Siapkan Peralatan dan Bahan ....................................................................... 15
Pembuatan Spesi/Luluh/Mortar ..................................................................... 15
Pemasangan Dinding Bata ............................................................................ 15
Plesteran (Wall Plastering) ............................................................................ 16
Pemasangan Tegel Keramik pada Lantai ...................................................... 16
Pemasangan Tegel Keramik pada Dinding (Wall Tiles) ................................. 17

Bab V Perhitungan Batu Bata ................................................................................. 18

Bab VI Perhitungan Keramik ................................................................................... 19

Bab VII Rincian Biaya .............................................................................................. 20

Bab VII Penutup


Kesimpulan .................................................................................................... 21
Saran ............................................................................................................. 21

Lampiran ................................................................................................................. 22
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 28

BAB I

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Di dalam praktek bengkel, kerja batu yang dilaksanakan selama dua minggu.

Disini dibagi oleh masing-masing kelompok yang telah ditunjuk oleh dosen untuk
pelaksanaan praktek bengkel kerja batu. Didalam melaksanakan praktek tersebut
mahasiswa diajarkan tentang beberapa jenis ikatan pasangan bata , teknik
pelasanaan pekerjaan pemasangan bata , teknik pelaksanaan pembuatan rollag ,
teknik pelaksanaan pemasangan keramik dilantai , mengenal serta bagaimana cara
menggunakan alat sebagaimana fungsinya , memecahkan permasalahan dan
persoalan yang timbul didalam pelaksanaan praktek kerja batu , dilatih untuk bisa
menggunakan akalnya yang tepat dan dapat diserap secara logika. Agar kelak
berguna bagi mahasiswa dan orang lain, apabila sudah masuk di lingkungan kerja
maupun di masyarakat.
Pada zaman yang serba maju ini, banyak sekali tempat-tempat yang akan
digunakan

untuk

pembangunan

sehingga

banyak

membutuhkan

tenaga

professional. Maka dari itu para mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi
bangunan yang professional. Melalui peraktek dibengkel ini para mahasiswa
diajarkan untuk tujuan melatih ketrampilan para mahasiswa. Oleh karena itu,
mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam pekerjaan batu. Berbeda dengan
pekerjaan kayu, pekerjaan batu lebih diutamakan dalam pembangunan gedunggedung dan ada juga untuk rumah tinggal. Kita tahu dalam pembuatan suatu
bangunan, bahan dasarnya adalah batu, maka dari itu batu ini sangat penting
perannya dalam sebuah konstruksi.

B.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengetahui kontrruksi pasangan bata ?
2. Apa saja alat kerja yang dibutuhkan, serta bagaimana cara
menggunakannya ?
3. Apa saja kebutuhan bahan yang diperlukn untuk membangun ?
4. Bagaimana teknis pelaksanaan pemasangan didinding bata dengan benar ?

C.

TUJUAN PRAKTEK
1.

Untuk mengetahui tentang kontruksi pasangan bata

2.

Agar mengetahui jenis serta dapat menggunakan peralatan kerja sesuai


dengan keperluannya

3.

Agar dapat Menganalisa kebutuhan bahan yang diperlukan

4.

Untuk Mengetahui teknis pelaksanaan pemasangan dinding bata dengan


benar

D.

METODELOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah Metode Penelitian Tindakan yang bertujuan

untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan


langsung serta dikaji hasilnya.

BAB II

DASAR TEORI
A.

DASAR TEORI DAN PENGERTIAN


Kerja batu adalah segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut

pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang
digunakan adalah batu buatan dan bisa juga batu alam. Dengan menggunakan
suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai hubungan bentuk dan
hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama mortal, yang mana
untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras
sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat. Dalam pekerjaan
dibengkel ini kita juga menggunakan dasar teori tentang keselamatan kerja adalah
bagaimana caranya kita dapat menjaga keselamatan diri kita dari kecelakaankecelakaan yang tak terduga. Banyak peralatan banyak peralatan yang dapat kita
gunakan untuk melindungi pada saat bekerja, antaralain:
1.

Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi dari bahan semen dan
kapur.

2.

Sepatu boot digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam


yang ada dibawah dan yang tak terduga.

3.

Helm digunakan untuk melindungi kepala.

4.

Masker digunakan untuk menutup hidung dari debu pada saat menuang
kapur.

BAB III

PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan
Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali peralatan
yang kita gunakan antara lain:
1.

Sendok spesi
Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat
spesi pada saat pemasangan bata.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu
Banyak sekali macam-macam sendok spesi. Ada yang berbentuk segitiga dan
ada juga yang berbentuk oval.

2.

Waterpas
Fungsi : waterpas berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan
pasangan.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari aluminium. Dalam waterpas terdapat cairan
ether yang ada gelembung udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar
dan tegak maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah.

3.

Siku-siku besi
Fungsi : siku-siku besi digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding
dalam pemasangan bata.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut
siku-siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm.

4.

Line bobbyn
Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata. Pemakaian
alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan
alat ini mudah diatur.
Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini
terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang.

5.

Unting-unting
Fungsi : alat ini sebgai pengganti waterpas vertical yaitu untuk mengukur
ketegakan pada pasangan bata.
Terbuat dari : unting-unting terbuat dari kuningan, timah maupun besi
9

6.

Kotak spesi
Fungsi : kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap
dipasang.
Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari plat besi yang berbentuk trepesium.

7.

Ember
Fungsi : kegunaanya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen,
membawa adukan dan lail-lain.
Terbuat dari : ember ada yang terbuat dari plat baja tipis dan adajuga yang
terbuat dari plastic.

8.

Sekop
Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah ,dan sebagainya
Terbuat dari : plat baja yang diberi tangkai kayu.

9.

Tongkat ukur
Fungsi : kegunaan alat ini adalah untuk menentukan panjang pasangan dan
berguna untuk membantu waterpas dalam melevel pasangan.
Terbuat dari : kayu yang berbentuk empat persegi panjang yang sisinya datar
dan lurus.

10. Straight edge


Fungsi : untuk mendatarkan plesteran.
Terbuat dari : kayu yang berbebtuk empat persegi panjang.
11. Meteran
Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi.
Terbuat dari : plat baja tipis, kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran
tercantum garis ukuran dalam millimeter, centimeter dan inchi
12. Pensil
Fungsi : untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran
Terbuat dari : kayu.
13. Jointer
Fungsi : untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Terbuat dari : besi
14. Ruskam kayu dan besi
Fungsi : untuk meratakan plesteran dinding dengan cara menggosokgosokannya pada plesteran.
Terbuat dari : kayu dan besi yang diberi tangkai pada belakangnya
10

15. Ayakan pasir


Fungsi : untuk menyaring pasir,semen,kapur, dan lainnya
Terbuat dari : kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi
panjang.
16. Sikat
Fungsi : untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum diplester.
17. Gerobak dorong
Fungsi : untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.

Bahan-bahan
Macam-macam bahan yang digunakan dalam pemasangan bata, plesteran, dan
pasangan ubin. Bahan tersebut antara lain :
1.

Batu Bata atau Bata Merah


Unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau tanpa bahan
tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat ini dicetak
berbentuk

balok

lalu

dibakar

dengan

temperatur

1050

untuk

mengeraskannya, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.
Ukuran standarnya untuk Indonesia adalah :
Tebal Batu Bata = 4,5 cm ; 5 cm; 5,5 cm
Lebar Batu Bata = (2 x Tebal) + 1 cm
Panjang Batu Bata = (2 x Lebar) + 1 cm
Ukuran Batu Bata lainnya adalah : 5,2 x 12,4 x 26 cm. Peraturan Nasional
Indonesia (NI - 10) adalah :
a) 5,2 x 11,5 x 24 cm
b) 5 x 11 x 23 cm
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan
tanah. Bata disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang seling empat
buah empat buah. Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan
dalam pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air
hujan tidak terserap oleh bata merah.
Ciri-ciri Batu Bata yang baik adalah :

Pembakaran matang

Ukuran tepat (27x13x6 atau 23x12x5)


11

2.

Mempunyai warna yang seragam

Saat dipukul Suaranya nyaring

Pada saat dijatuhkan nilai kehancuran minimum

Super Bata
Super bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama
dengan bata merah. Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur
dengan pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanis, oleh karenanya
super bata mempunyai permukaan halus dengan ukuran yang sama. Karena
Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita
tidak memerlukan plesteran lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi,
maka dapat dibuat pemasangannya yang artisrik.

3.

Batako

4.

Batu Kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi
rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya
biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding
ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses
pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya hasilnya rapi.

5.

Batu Gunung

6.

Pasir (Pasir Beton, Pasir Pasang, Pasir Urug)


Untuk menggunakan pasir sebaiknya kandungan lumpur yang terkandung dalam
pasir yaitu kurang dari 5% dan gradasi pasir sebaiknya 4 mm.

7.

Kapur (Gamping) diperoleh dari gunung kapur .


Fungsi kapur :
a) Sebagai bahan pengikat
b) Memudahkan pekerjaan
c) Memperlambat peroses pengerasan semen
d) Mengurangi penyusutan air
Cara penyimpanan kapur Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk
mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi
dari permukaan banjir.

8.

Semen Merah : Pecahan batu bata / genteng yang ditumbuk halus

12

9.

PC (Portland Cement).
Bahan dasar semen :
a) CaO (60-70%)
b) SiO2 (20-30%)
c) Al2O3 (5-10%)
d) Fe2O3 (5%)
Semen adalah bahan pengikat utama dalam adukan. Semen mempunyai sifat
membatu jika terkena air maupun udara lembab, oleh karena itu semen harus
disimpan ditempat atau didalam ruangan khusus supaya tidak terjadi
pengerasan. Di Indonesia ada beberapa merek yaitu : Semen Gresik, Tiga
Roda, Semen Tonasa, Semen Kujang, Semen Padang, Holcim, dll.
Ciri-ciri semen yang baik :

Tidak menggumpal/ tidak membatu/ mengeras

Kering serta kantong zak tidak rusak.

Butiran masih halus.

Cara penyimapanan semen, disimpan pada ruangan khusus. Dindingnya dilapisi


dengan kertas aspal. Serta dipasang lantai yang tingginya 30cm dari permukaan
tanah agar udara di dalam ruangan tidak lembab. Sebaiknya semen yang
jenisnya berbeda dipisah. Begitu pula dengan semen yang baru datang tidak
boleh ditumpuk diatas semen yang telah lama disimpan.
10. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi syarat
yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran putih, tidak boleh dipakai air yang
mengandung kotoran yang memberikan warna pada adukan, misalnya zat besi
yang akan memperlihatkan noda noda coklat pada plesteran. Untuk membuat
suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, kalau ada yang mengandung
zat lain itupun kadarnya harus kecil sekali. Banyaknya pemakaian air tergantung
pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca dan sebagainya.
Dan sebagai angka rata rata diambil :

Untuk adukan kedap air dari semen kira kira 22 % dari isi bahan yang
dicampur.

Untuk kedap air dari kapur dan tras kira kira 20 %

Untuk adukan kedap air dari kapur kira kira 8 10 %


13

Airlaut dapat mengakibatkan kerusakan pada tembok, begitupun air yang


mengandung bahan bahan busuk, seperti air danau yang kebanyakan
mengandung larutan asam, humus janganlah dipergunakan.
11. Tegel Semen
12. Tegel Keramik

14

BAB IV

PEMASANGAN
A. Tentukan Lokasi Pekerjaan
B. Siapkan Bahan dan Peralatan
C. Pembuatan Spesi/Luluh/Mortar
Langkah-langkah pembuatan spesi adalah:
1.

Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu.

2.

Ukurlah pasir dengan perbandingan. Pada pasangan bata 1 kapur : 3 pasir,


pada plesteran lapisan pertama 1 kapur : 6 pasir, pada plesteran lapisan
kedua 1 kapur : 2 semen merah : 3 pasir

3.

Masukan satu persatu bahan-bahan kedalam tempat pembuatan spesi.

4.

Tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental (plastis)

5.

Aduk dengan cangkul atau sekop sampai merata

D. Pemasangan Dinding Bata


Langkah-langkah pemasangan bata adalah:
1.

Pasang batu bata diatas lantai pada kedua ujung (A & B) dengan
menggunakan spesi / adukan / luluh setebal 1 cm 2mm

2.

Ukur kedataran kedua permukaan pasangan bata dengan menggu-nakan


tongkat ukur dan waterpass

3.

Pasang Line-Bobbyn pada kedua ujung pasangan dengan keadaan benang


regang (lurus)

4.

Pasang batu bata dengan adukan selurus dan sedatar benang dengan siar /
nat (jarak antara) setebal 1 cm

5.

Selanjutnya pasang batu bata seperti diatas hingga pasangan penuh.

6.

Setelah pasangan penuh, Line-Bobbyn dapat dilepas.

7.

Lapisan selanjutnya (lapisan ke II) memasang batu bata ukuran 1/2 batu
pada kedua ujungnya dan diukur tegak lurus kedua sisi dan datar dengan
waterpass seperti pada langkah ke 2 (tersebut diatas).

8.

Setelah pasangan dalam keadaan datar, lepaskan waterpass dan tongkat


ukur, pasang Line-Bobbyn seperti langkah ke 3.

9.

Pasang batu bata utuh dengan spesi hingga penuh seperti syarat diatas.

15

E. Plesteran (Wall Plastering)


Langkah-langkah plesteran adalah :
1.

Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah
lepas, siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan
ruangan (siku-siku => diagonal) dengan meteran.

2.

Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob)


dan tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang
paku).

3.

Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang untingunting selebar 2 - 5 ( umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai
(boleh dari plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan,
kepala plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1
- 1,5 m.

4.

Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik


benang lurus.

5.

Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan
plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada
permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala
plesteran.

6.

Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau


tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala
plesteran 1 & 3.

F. Pemasangan Tegel Keramik pada Lantai


Langkah-langkah pemasangan tegel keramik pada lantai adalah :
1.

Tentukan pedoman ketinggian lantai yang akan dibuat dengan jalan


meletakkan ubin pertama tepat dibawah daun pintu , denga jarak 3mm dari
bawah daun pintu itu , dan jaraknya 20,5 cm dari dinding disampingnya.

2.

Pasang satu sebuah ubin lagi disudut yang sejajar dengan letak ubin
pertama, jaraknya harus sama dengan ubin yang pertama kira-kira 3mm.

3.

Gantungkan line bobbyn pada kedua ubin itu , lalu pasang ubin sepenuh
jalur ubin pertama dengan ubin kedua.

4.

Pasang ubin yang ketiga siku terhadap jalur ubin pertama dan kedua
dengan menggunakan plat siku dan begitu juga ubin yang keempat.

16

5.

Pasang line bobbyn dan lakukan pemasangan ubin sepanjang jalur ubin
kedua dan ketiga, kalau ubin yang ketiga tidak tepat maka ubin ketiga kita
bongkar dahulu lalu dilanjutkan pemasangannya

6.

Pemasangan ubin hendaklah dimulai sepanjang jalur ubin pertama dan


kedua

dengan

memenuhkan

jalur

ubin

kedua

dan

ketiga

dan

pemasangannya mundur kearah pintu , sehingga ubin yang sudah


terpasang tidak terinjak lagi
7.

Untuk pemasangan ubin yang membutuhkan ubin potongan, maka satu


persatu kita ukur panjangnya menurut kebutuhan, baru kita lakukan
pemotongan.

G. Pemasangan Tegel Keramik pada Dinding (Wall Tiles)


Langkah-langkah pemasangan tegel keramik pada dinding adalah:
1.

Bersihkan permukaan dinding yang telah diplester kasar dan rata dengan
sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas, siapkan Peralatan, Bahan dan
Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-siku => diagonal) dengan
meteran.

2.

Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob)


dan tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang
paku).

3.

Pasang benang dengan menggunakan unting-unting (lot / Plumb Bob) tegak


lurus pada tengah-tengah bidang/panjang dinding yang akan dipasang tegel
/ keramik serta tentukan posisi tegel / keramik

17

BAB V

PERHITUNGAN BATU BATA


Pasangan bata
Panjang batu bata : 23 cm
Lebar batu bata : 12 cm
Tinggi batu bata : 5 cm
Panjang bata setiap m2 / jumlah bata setiap m2
Lebar bata x 1 m x 1 m
= 0.12 x 1 m x 1 m
= 0.12 m3
Bata setiap 1 m2
= Lebar bata x panjang bata x tinggi bata
= 0.12 x 0.23 x 0.05
= 0.00138 m3
Jumlah bata per m2
= Lebar bata : volume bata
= 0.12 : 0.00138
= 86.95
Jadi bata yang dibutuhkan dalam 1 m2 adalah 87 biji bata
Perhitungan bata rollag
Bata rollag permeter lati/ m
Volume bata rollag
= 1 m x panjang bata x lebar bata
= 1 m x 0.23 m x 0.12 m
= 0.0276 m3
Bata yang digunakan untuk 1 m
= 1 m : tinggi bata
= 1 m : 0.05 m
= 20 biji bata

18

BAB VI

PERHITUNGAN KERAMIK
Pemasangan Keramik Lantai
Luas lantai

= panjang x lebar pemasangan


= 0,60 m x 0,60 m
= 0,36 m2

Luas keramik = sisi x sisi


= 0,20 m x 0,20 m
= 0,04 m2

Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai : Luas keramik


= 0,36 m2 : 0,04 m2
= 9 keramik

Pemasangan Keramik Dinding


Luas dinding

= panjang x lebar pemasangan


= 0,60 m x 0,60 m
= 0,36 m2

Luas keramik = sisi x sisi


= 0,20 m x 0,20 m
= 0,04 m2
Jumlah keramik yang diperlukan = Luas lantai : luas keramik x 2
= 0,36 m2 : 0,04 m2 x 2
= 18 keramik

19

Bab VII

Rincian Biaya
No. Jenis Pekerjaan
I

20 x 20
Lantai keramik lantai
20 x 20

Rp

6.500,00

Rp

273.000,00

138

m2

Rp

575,00

Rp

79.350,00

36,00

m2

Rp

1.805,00

Rp

64.980,00

36,00

m2

Rp

1.805,00

Rp

64.980,00

138

m2

Rp

32.133,00

Pekerjaan Finishing
Plesteran dan acian

m2

Pekerjaan Keramik
Lantai keramik dinding

IV

42

Pekerjaan Pasangan
Bata merah

III

Jumlah Harga

Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lahan

II

Volume Satuan Harga Satuan

Rp 4.434.354,00

Lain - Lain
PPN

10 %

Rp

491.666,40

PPH

1,5 %

Rp

737.499,60

Keuntungan Pemborong

20 %

Rp 9.833.328,00

TOTAL

Rp 15.979.158,00

20

BAB VIII

PENUTUP
Kesimpulan
Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam
pembangunan gedung. Oleh karena itu, pemasangan yang baik dan benar sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut.
1.

Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhkan ketelitian dan


kesabaran yang tinggi untuk hasil yang lebih baik.

2.

Keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dengan baik

3.

Pada saat pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati

4.

Pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini perlu
kesabaran yang penuh

5.

Untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai dengan yang
diberikan instrukur

Saran
Dalam pemasangan pasangan batu bata, plesteran, dan keramik dinding serta lantai
dibutuhkan ketelitian,kejelihan dan kesabaran karena dengan itu kita dapat
menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang maksimal.

21

Lampiran

Masonry Materials

Penyimpanan dan Penimbunan Material

Cara Penimbunan Pasir

Masonry Hand-Tools

23

24

25

26

27

Daftar Pustaka
www.civilengineering.blogspot.com
www.perencanaandanpengawasanteknis.com
www.civil/wikipedia.com
Mulyono, Tri, Teknologi Beton (Jakarta : Penerbit Andi) 2009

28

Anda mungkin juga menyukai